Skenario b Blok 24

41
I. SKENARIO Bram, laki-laki, usia 8 bulan, dibawa ke RSMH karena belum tengkurap. Bram baru bisa memiring-miringkan badannya pada usia 6 bulan. Sampai saat ini belum bisa makan bubur, sehingga masih diberi susu formula. Bram juga belum bisa makan biscuit sendiri. Bram belum bisa mengoceh dan meraih benda. Bram adalah anak kelima dari usia 36 tahun. Lahir spontan dengan bidan pada kehamilan 37 minggu dengan berat badan waktu lahir 2li. Segera setelah lahir.400 gram. Selama hamil ibu tidak ada keluhan dan periksa kehamilan ke bidan 3 kali. Segera setelah lahir bayi tidak menangis, skor APGAR 1 menit 3, dan menit kelima 5. Dirawat di RS selama 10 hari karena susah bernafas. II. KLARIFIKASI ISTILAH 1. Belum tengkurap 2. Apgar score : angka yang menunjukkan kondisi bayi biasanya ditentukan 60 detik setelah lahir berdasarkan frekuensi denyut jantung, upaya bernafas, tonus otot, irritabilitas refleks, dan warna kulit 3. Susah bernafas: dispneu 4. Dismorfik : kelainan pada perkembangan morfologi 5. Reflek moro : refleksi paha dan lutut bayi, jari-jari tangan melebar dan kemudian mengepal,disertai kedua

description

skenario b blok 24

Transcript of Skenario b Blok 24

Page 1: Skenario b Blok 24

I. SKENARIO

Bram, laki-laki, usia 8 bulan, dibawa ke RSMH karena belum tengkurap. Bram baru bisa

memiring-miringkan badannya pada usia 6 bulan. Sampai saat ini belum bisa makan

bubur, sehingga masih diberi susu formula. Bram juga belum bisa makan biscuit sendiri.

Bram belum bisa mengoceh dan meraih benda.

Bram adalah anak kelima dari usia 36 tahun. Lahir spontan dengan bidan pada kehamilan

37 minggu dengan berat badan waktu lahir 2li. Segera setelah lahir.400 gram. Selama

hamil ibu tidak ada keluhan dan periksa kehamilan ke bidan 3 kali. Segera setelah lahir

bayi tidak menangis, skor APGAR 1 menit 3, dan menit kelima 5. Dirawat di RS selama

10 hari karena susah bernafas.

II. KLARIFIKASI ISTILAH

1. Belum tengkurap

2. Apgar score : angka yang menunjukkan kondisi bayi biasanya ditentukan 60 detik

setelah lahir berdasarkan frekuensi denyut jantung, upaya bernafas, tonus otot,

irritabilitas refleks, dan warna kulit

3. Susah bernafas: dispneu

4. Dismorfik : kelainan pada perkembangan morfologi

5. Reflek moro : refleksi paha dan lutut bayi, jari-jari tangan melebar dan kemudian

mengepal,disertai kedua lengan mulainya bergerak keluar dan kemudian bersama-

sama seperti hendak memeluk sesuatu, ditimbulkan oleh rangsangan tiba-tiba dan

terlihat normal pada bayi

6. Reflek menggenggam : fleksi atau mengerutnya jari tangan atau ibu jari pada

perangsangan telapak tangan dan telapak kaki, normal pada bayi

7. Reflek tendon: kontraksi otot yang disebabkan oleh perkusi tendon

8. Reflek babinsky : refleks primitive pada bayi berupa gerakan jari-jari mencekram

ketika bagian bawah kaki diusap refleks ini akan hilang di usia 4 bulan

Page 2: Skenario b Blok 24

III. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Bram, laki-laki, usia 8 bulan, dibawa ke RSMH karena belum tengkurap. Bram

baru bisa memiring-miringkan badannya pada usia 6 bulan. Sampai saat ini belum

bisa makan bubur, sehingga masih diberi susu formula. Bram juga belum bisa

makan biscuit sendiri. Bram belum bisa mengoceh dan meraih benda.

1) Bagaimana perkembangan pada bayi (milestone)?

Milestone perkembangan motorik kasar usia 6-8 bulan adalah

Usia 3-6 bulan

1. Berbalik dari telungkup ke terlentang

2. Mengangkat kepala setinggi 90o

3. Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil

Usia 6-9 bulan

1. Duduk sendiri (dalam sikap bersila)

2. Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan

3. Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang

Milestone perkembangan bahasa anak usia 6-8 bulan

Usia 6 bulan

1. Mulai mengenal kata-kata “da da, papa, mama” (bahasa reseptif)

2. Protes vocal, seperti berteriak (bahasa ekspresif)

Usia 7 bulan

1. Bereaksi terhadap kata-kata naik, kemari, da da (bahasa reseptif)

2. Mulai mengeluarkan suara mirip kata-kata kacau (bahasa ekspresif)

Usia 8 bulan

1. Menghentikan aktivitas bila namanya dipanggil (bahasa reseptif)

2. Menirukan rangkaian suara (bahasa ekspresif)

Page 3: Skenario b Blok 24

Milestone perkembangan personal-sosial bayi usia 6-8 bulan

Usia 3-6 bulan

1. Lebih menyukai ibu

2. Kedekatan (attachment) bayi orangtua

3. Tersenyum spontan

4. Suka tertawa keras

5. Dapat menunjukkan rasa tidak senang jika kontak social diputus

6. Menyukai cermin

7. Gembira pada saat melihat makanan

8. Berceloteh

Bayi usia 6-9 bulan

1. Reaksi terhadap suara ibu yang dibuat berbeda

2. Menyukai ibu

3. Menunjukkan rasa malu dan cemas pada orang yang tidak dikenal

4. Dekat pada orang dewasa yang sudah dikenal

5. Menangis bila ayah ibunya pergi

6. Tidur nyenyak rutin mulai umur 6 bulan

7. Bermain tepuk tangan/ciluk-ba

8. Mengambil sesuatu dan dibawa ke mulut

9. Makan kue sendiri

10. Senang bercermin

2) Apa saja etiologi gangguan perkembangan pada kasus ?

- Grande Multipara

- Kehamilan usia Tua

- Pemeriksaan kehamilan (ANC) yang kurang

- Riwayat RDS

- BBLR

Page 4: Skenario b Blok 24

3) Apa tanda-tanda anak sudh bisa diberi makanan bubur ?

Indikasi MPASI

1. Kemampuan bayi menegakkan kepala

2. Bayi menunjukkan keinginan untuk makan

3. Refeks menjulurkan lidah hilang

4) Bagaimana mekanisme gangguan perkembangan pada bram ?

Multipara & usia ibu > 35 tahun fungsi dari faal tubuh menurun dan

aliran darah uteroplasenta mulai tergannggu + berisiko timbul penyulit

kehamilan, anemia, kurang gizi dalam kehamilan metabolisme dan

pematangan organ janin terganggu BBLR dan asfiksia neonatorum

semakin berkurang produksi surfaktan dan pematangan paru

Respiratory Distress Syndrome (RDS) perfusi Oksigen ke otak

menurun hipoksia serebri iskemik serebri Reactive oxygen

species, Reactive nitrogen species, nekrosis serebri kerusakan sel otak

(oligodendrosit, dll) perlambatan proses mielinisasi dan kerusakan

jaringan otak (di area presentralis (korteks motorik)) dan traktus

piramidalis) hilangnya inhibisi sentral desendens pada sel-sel fusimotor

(neuron motor ɤ) yang mempersarafi spindel otot dan perlambatan

maturasi area motorik serta gangguan implus di area motorik

Spastisitas dan perlambatan perkembangan respon postural gangguan

perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan bahasa, dll Cerebral

Palsy (CP).

5) Jenis makanan apa saja yang sudah bisa dikonsumsi bram ?

2. Bram adalah anak kelima dari usia 36 tahun. Lahir spontan dengan bidan pada

kehamilan 37 minggu dengan berat badan waktu lahir 2400 gram. Segera setelah

lahir.400 gram. Selama hamil ibu tidak ada keluhan dan periksa kehamilan ke

Page 5: Skenario b Blok 24

bidan 3 kali. Segera setelah lahir bayi tidak menangis, skor APGAR 1 menit 3,

dan menit kelima 5. Dirawat di RS selama 10 hari karena susah bernafas.

1) Bagaimana interpretasi dan makna klinis dari riwayat kehamilan ?

Kehamilan multipara dengan faktor resiko usia tua, BBLR, serta

kurangnya ANC dari keluarga meningkatkan resiko anak mengalami

Respiratory Distress Syndrome (RDS) yang berakibat pada Cerebral Palsy

bila tidak tertatalaksana dengan baik.

2) Apa saja faktor resiko pada kehamilan usia tua ?

- Anemia

- BBLR

- Gangguan kromosom

- Respiratory Distress Syndrome (RDS)

- Cerebral Palsy (CP)

- Abortus

3. Pemeriksaan Fisik

Berat badan 6,2 kg, panjang badan 68 cm, lingkaran kepala 38 cm.

Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, kontak ata baik, mau melihat

tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil

namanya dengan keras. Tidak terdapat gerakan yang tidak terkontrol.

Pada posisi ditengkurapkan dapat mengangkat dan menhan kepala

beberapa detik. Refleks moro dan refleks menggenggam masih ditemuan.

Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah

untuk ditekuk, refleks tendon meningkat, refleks babinsky (+). Tidak ada

kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki

1) Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik.

BB 6,2 kg sangat kurus

Page 6: Skenario b Blok 24

PB 68 cm normal

Garfik WHO

BB/U = < -3 interpretasi: sangat kurus

PB/U =persentil 0 – (-2) interpretasi : Normal

Grafik CDC

Lingkar kepala:< persentil 5 interpretasi mikrosepali

LK 38 cm mikrocephali

Tidak ada gambaran dismorfik normal

Anak sadar normal

kontak mata baik normal

mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa

gangguan sosial dan kemandirian

Menoleh katika dipanggil namanya dengan keras gangguan

auditori

Tidak terdapat gerakan yang tidak terkontrol normal

Hasil Pemeriksaan Fisik Keadaan Normal Interpretasi Pemeriksaan Fisik

Pada posisi tengkurap

dapat mengangkat dan

menahan kepala beberapa

detik

Normalnya keadaan

tersebut sudah terjadi

pada usia 3-6 bulan.

Pada usia 8 bulan

sudah dapat duduk

sendiri, belajar

berdiri, dan

merangkak meraih

mainan atau

mendekati orang

Adanya gangguan atau

keterlambatan perkembangan

motorik kasar

menyingkirkan adanya

muscular dystrophy (lumpuh

generalisata)

Reflex moro dan

menggenggam masih

ditemukan

Reflex moro dan

Refleks

menggenggam

dijumpai sejak lahir

Menunjukkan adanya

gangguan atau kerusakan pada

SSP (korteks motorik, tractus

piramidalis, nervus kranialis,

Page 7: Skenario b Blok 24

dan menghilang

setelah bayi berusia

lebih dari 6 bulan

dll) dan gangguan proses

mielinisasi.

Biasanya dijumpai pada

penderita cerebral palsy

Kekuatan kedua lengan

dan tungkai 3

3 = dapat

menggerakkan

anggota gerak untuk

menahan berat,

tetapi tidak dapat

menggerakkan

anggota badan untuk

melawan tahanan

pemeriksa

Menunjukkan adanya

kelemahan otot pada keempat

ekstremitas quadriplegia

menunjukkan gejala jenis CP

yang terjadi yaitu CP

quadriplegia tipe spastic

Lengan dan tungkai kaku

dan susah untuk ditekuk

Lengan dan tungkai

tidak susah ditekuk

Terjadinya spastisitas

(hipertonia) pada otot-otot

ekstremitas menunjukkan

adanya lesi di Upper Motor

Neuron (UMN)

Menunjukkan gejala spastic

sentral jenis CP yang terjadi

yaitu CP quadriplegia tipe

spastic

Refleks tendon meningkat Refleks tendon tidak

meningkat

Terjadinya Hiperreflexia

menunjukkan adanya lesi di

Upper Motor Neuron (UMN)

Menunjukkan gejala spastic

sentral jenis CP yang terjadi

yaitu CP quadriplegia tipe

spastic

Page 8: Skenario b Blok 24

Releks Babinsky (+) Refleks Babinsky

normal timbul pada

bayi sampai usia 18

bulan dan

menghilang setelah

usia 18 bulan.

Bila masih ada pada

umur 2-2,5 tahun

menunjukkan adanya

lesi piramidal

Normal, tetapi pada kasus ini

telah tejadi kerusakan atau lesi

pada piramidal sehingga

mungkin timbulnya refleks

babinsky pada kasus ini

semakin nyata, maka refleks

babinsky pada kasus ini dapat

berarti patologis akibat

kerusakan piramidalis (lesi

UMN) .

Tidak ada kelainan

anatomi pada kedua

tungkai dan kaki

Tidak ada kelainan

anatomi pada kedua

tungkai dan kaki

Normal

Belum terjadi kontraktur sendi

Menghilangkan DD adanya

gangguan otot dan tulang

IV. HIPOTESIS

Bram, laki-laki, usia 8 bulan diduga mengalami keterlambatan perkembangan motorik ec

cerebral palsy

V. TEMPLATE

1. How to Diagnose

Terdapat kriteria untuk menegakkan diagnosis CP, yaitu dengan membagi

kelainan motorik atas 6 katagori:

1. Posture and movement pattern.

2. Oral motor pattern.

3. Strabismus.

4. Tone of muscle.

5. Evaluation of postural reactions and landmarks.

6. Reflexes Deep tendon, infantile and plantar.

Page 9: Skenario b Blok 24

Menurut Levine disimpulkan bahwa:

Diagnosis CP dapat ditegakkan, jika minimum terdapat 4 abnormalitas dari 6

katagori di atas. Dengan kriteria diatas dapat dibedakan apakah ini CP atau bukan.

Apabila terdapat hanya 1 katagori kelainan motorik diatas, bukan suatu

diagnostik, hanya kecurigaan CP.

2. DD

CP tipe spastic CP tipe diskinetic CP tipe ataxic kasus

Jenis kelamin Lk>Pr Lk>Pr Lk>Pr Lk

Motorik kasar

(tengkurap)

Terlambat dan

statis

Terlambat dan

statis

Terlambat dan

statis

Usia 8 bulan

belum bisa

Anak pertama >>> 62,5% >>> 62,5% >>> 62,5% Anak kelima

Usia Ibu >40th >40th >40th 36 tahun

Persalinan

spontan

87,5% 87,5% 87,5% +

Usia

kehamilan

75%

aterm/preterm

75%

aterm/preterm

75%

aterm/preterm

Aterm

ANC FR FR FR ANC 3 kali

Tidak

langsung

menangis

>>+ >>+ >>+ Tidak menangis

BBL BBLR BBLR BBLR BBLR

Motorik halus

(makan

biscuit

sendiri,

meraih

benda)

terlambat terlambat terlambat Belum bisa

Bicara dan

bahasa

Resiko

bertambah

pada

Biasa terjadi

karena otot

normal Belum bisa

mengoceh

Page 10: Skenario b Blok 24

quadriplegis orofaring terkena

BB >> malnutrisi >> malnutrisi >> malnutrisi KEP

mikrocephali +pada

Quadriplegia

Jarang karena

kognitifnya jarang

kena

+ +

Gerak yang

tidak

terkontrol

_ + _ _

Reflex

primitive

(Moro,

menggengga

m, tendon

meningkat

+ + + +

Kekuatan

kedua lengan

dan tungkai

menurun menurun menurun Kekuatan 3

(menurun)

Lengan dan

tungkai kaku

dan susah

untuk ditekuk

+ _ _ +

3. WD

4. Epidemologi

Insidensi dari cerebral palsy sebanyak 2 kasus per 1000 kelahiran hidup, dimana 5

dari 1000 anak memperlihatkan defisit motorik yang sesuai dengan cerebral palsy.

Lima puluh persen kasus termasuk ringan dan 10% termasuk kasus berat. Yang

dimaksud ringan adalah penderita dapat mengurus dirinya sendiri dan yang

tergolong berat adalah penderita yang membutuhkan pelayanan khusus. Dua

puluh lima persen memiliki intelegensia (IQ) rata-rata normal sementara 30%

Page 11: Skenario b Blok 24

kasus menunjukan IQ dibawah 70. Tiga puluh lima persen disertai kejang dan

50% menunjukan gangguan bicara. Laki-laki lebih banyak dari perempuan (1,4 :

1,0), dengan rata-rata 70 % ada pada tipe spastik, 15% tipe atetotik, 5% ataksia,

dan sisanya campuran.

Berdasarkan penelusuran rekam medis di Poliklinik Rawat Jalan Neurologi SMF

Kesehatan Anak RSF dalam kurun waktu 1 Januari 2008 sampai 31 Desember

2010, didapatkan 191 pasien palsi serebral spastic. Rerata usia saat diagnosis palsi

serebral spastik ditegakkan 27,8 bulan dengan rentang usia 7-60 bulan.

Didapatkan subjek laki-laki dan perempuan dengan perbandingan 1:1,1.

Berdasarkan riwayat kelahiran didapatkan kelahiran spontan pada 160 subjek

(83,8%), usia gestasi cukup bulan pada 151 subjek (79,1%) dan berat lahir normal

didapatkan pada 147 subjek (77%).

5. Tata laksana

TERAPI CP

• Terapi Fisik

• Terapi Wicara

• Terapi Perlaku (Okupasi Terapi)

• Terapi Sensori Interigasi

• Pendidikan

• Konduktif  edukasi

Terapi Tambahan:

• Aqua terapi /terapi renang

• Terapi berkuda

• Terapi musik

• Terapi seni (melukis dll)

• Terapi tari

• Terapi pijat

Terapi tambahan menurut kebutuhan anak 

Page 12: Skenario b Blok 24

• Terapi Gizi dan diet

• Terapi pernafasan

• Terapi obat kejang

Pada kasus kita dapat memberikan diet tinggi kalori dan protein serta melakukan

beberapa terapi seperti terapi bicara, terapi fisik, terapi sensori dan edukasi kepada

keluarga

6. Edukasi dan pencegahan

7. Komplikasi

a. Control neurologis abnormal

b. Sensasi dan persepsi abnormal

c. Gangguan gastrointestinal (missal:muntah, konstipasi, atau obstruksi usus)

d. Abnormalitas pendengaran dan penglihatan

e. Fungsi oral-motor terganggu

f. Massa tulang berkurang signifikan pada dewasa dan anak-anak yang tidak

dirawat

g. Kesehatan mental

h. Kejang

i. Kontraktur dan spastisitas

j. Inkontinensia urin

k. Retardasi mental

l. Masalah pendengaran

m. Malnutrisi

n. Gagal tumbuh

o. Isolasi social

p. Osteoporosis

q. Dysphagia

8. Prognosis

Page 13: Skenario b Blok 24

Quo Ad fungsionam : malam

Quo Ad Vitam : bonam

9. SKDI

2

VI. LEARNG ISSUE

1. Cerebral Palsy

Cerebral palsy adalah sebutan medis atas diagnosa  pada  anak dikarenakan

kerusakan otak.

Cerebral palsy mempengaruhi gerakan tubuh, kontrol otot, koordinasi otot, tonus

otot, refleks, postur dan keseimbangan. Hal ini juga dapat mempengaruhi

keterampilan motorik halus, keterampilan motorik kasar dan fungsi motorik oral.

Penyebab CP

Page 14: Skenario b Blok 24

PRANATAL

Proses ketika bayi didalam kandungan (Pranatal) yang memiliki masalah

gangguan perkembangan pada otak bayi yang abnormal akan memiliki cerdera

pada otak.Seorang ibu sedang mengandung terkena infeksi toksoplasma, Rubela,

CMV, Cacar air, Herpes sangat rentan menyebakan bayi dalam kandungan

mengalami masalah perkembangan jaringan otak. 75 % terjadi Cerebral Palsy

dalam masa pranatal.

PERINATAL

Proses persalinan  (Perinatal) yang lama dan sulit sehingga perlu pertolongan

dengan alat yang bisa menyebabkan luka dikepala bayi dan saat ibu hamil kurang

mendapat makanan bergizi atau proses kelahiran terlalu lama, tali pusar bayi

melilit sehingga tidak  dapat bernafas sehingga mengalami cedera pada otak

karena kekurangan asupan oksigen, bayi prematur, infeksi otak, kejang ,

pendarahan otak. 10-15% terjadi Cerebral Palsy pada  perinatal.

 

PASCANATAL

Proses sesudah dilahirkan/diluar kandungan (Pasca Natal), bayi lahir premature

(BB rendah < 2kg), bayi kuning juga dapat menjadi penyebab CP. Terkena infeksi

otak, seperti meningitis bakteri atau virus ensefalitis, radang selaput otak, malaria,

panas yang sangat tinggi. Kecelakaan jatuh/tenggelam  yang menyebabkan luka

pada otak dan kekurangan asupan oksigen pada otak. Beberapa kasus cp tidak

diketahui penyebabnya. 10% terjadi Cerebral Palsy pada Pasca natal

KLASIFIKASI CP

Page 15: Skenario b Blok 24

KLASIFIFIKASI SECARA UMUM:  

TIPE SPASTIK:

◦ Hemiplegia

◦ Diplegia

◦ Quadriplegia                                                                    

TIPE DISKENETIK:                                                                       

• Distonia

• Athetoid

TIPE ATAXIC :

• Ataxia

BEBERAPA KLASIFIKASI YANG DIGUNAKAN UNTUK

MENGKATEGORIKAN CEREBRAL PALSY DENGAN BERBAGAI

SUDUT PANDANG :

KLASIFIKASI CP BERDASARKAN TINGKAT  KERAPARAHAN

Page 16: Skenario b Blok 24

Cerebral palsy sering diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahan sebagai

ringan, sedang, berat. Ini adalah teknik menggeneralisasi tanpa memikirkan

kriteria yang spesifik. Meskipun dokter sudah melakukan generalisasi ini, namun

perlu diingat bahwa cara ini hanya memberikan informasi spesifik sedikit,

terutama bila dibandingkan dengan GMFCS. Namun, metode ini adalah umum

digunakan dan menawarkan metode sederhana untuk mengkomunikasikan lingkup

kerusakan, yang dapat berguna ketika akurasi tidak diperlukan lagi

• Ringan- cp ringan adalah golongan cp yg memungkinkan penderitanya

dapat bergerak tanpa bantuan, aktifitas keseharian tidak mengalami keterbatasan.

• Sedang- cp tipe sedang memungkinkan penderitanya membutuhkan

brace/alat bantu, pengobatan medis dan teknologi terapan untuk membantu

aktifitas keseharian

• Berat- cp dengan derajat berat mengharuskan penderitanya duduk di kursi

roda, sehingga ia tidak dapat mengerjakan segala aktifitas kesehariannya.

 

KLASIFIKASI CP  BERDASARKAN TOPOGRAFIS  (AREA LESSI)

Klasifikasi jenis ini menjelaskan area tubuh mana yang mengalami efek dari

kerusakan otak. Terminologi yg lebih mudah lagi dapat dibagi dalam 2

kemungkinan :

• paresis artinya lemah

• plegia artinya lumpuh / paralisis

• Monoplegia / monoparesis – hanya satu sisi tubuh yg terkena . dipercaya

merupakan bentuk lain dari hemiparesis / hemiplegia dimanahanya salah satu

anggota gerak saja terkena dan  sangat terlihat perbedaannya.

• Diplegia /diparesis – suatu keadaan dimana gangguan ada di anggota

gerak bawah (tungkai) sementara lengan dan tangan terlihat normal.

• Hemiplegia/hemiparesis- suatu kerusakan yg mengakibatkan lengan

maupun tungkai yg satu sisi terlihat lemah atau lumpuh

• Paraplegia/paraparesis artinya separoh tubuh bagian bawah, termasuk

tungkai terjadi kelayuhan/kelemahan

Page 17: Skenario b Blok 24

• Tripegia/triparesis – ketiga anggota gerak terjadi kelayuhan/kelemahan

otot, bisa kedua lengan dan 1 kaki atau sebaliknya. Atau bisa juga 1 lengan, 1 kaki

san otot-otot wajah

• Double hemiplegia/ doublehemiparesis – artinya semua anggota gerak

terkena kerusakan, dan salah satu sisi lebih lemah dibanding sisi sebelahnya.

• Tetraplegia/tetraparesis indicates that all four limbs are involved, but three

limbs

• Tetraplegia/tetraparese – artinya keempat anggota gerak mengalami

kelayuhan, namun tiga dari empat nggota gerak tersebut lebih terlihat

kelayuhannya.

• Quadriplegia/quadriparese- artinya semua anggota gerak lemah / layu

• Pentaplegia / pentaparesis – artinya semua anggota gerak lemah / layu

juga pada area leher dan kepala mengalami paralisis, ada komplikasi kemampuan

makan dan pernafasan.

KALSIFIKASI CP BERDASARKAN FUNGSI MOTORIK

Kasus cedera otak yang mengakibatkan CP dapat mempengaruhi fungsi motorik,

yaitu kemampuan untuk mengontrol tubuh dalam waktu tertentu. Pengelompokan

utama menjadi dua; spastic dan non spastic. Masing-masing memiliki beberapa

variasi dan adalah mungkin untuk memiliki campuran kedua jenis pengelompokan

tersebut

• CP spastic ditandai dengan tonus otot yg selalu meninggi

• CP non spastic selalu akan menunjukkan penurunan atau fluktuasi tonus

otot

Klasifikasi fungsi motorik memungkinkan kita untuk bisa menjelaskan tentang

bagaimana tubuh seorang anak yang layuh / lumpuh dan area mana dari otak yang

mengalami kerusakan. Menggunakan klasifikasi fungsi motorik memungkinkan

orangtua, dokter, dan terapis melihat lebih  spesifik dan  luas, deskripsi gejala yg

ada , yang membantu dokter memilih perawatan dengan tingkat keberhasilan yg

terbaik.

Page 18: Skenario b Blok 24

DELAPAN CIRI-CIRI YANG TAMPAK PADA ANAK CEREBRAL

PALSY:

GANGGUAN TONUS OTOT

Ciri terbesar yang Nampak sebagai tanda-tanda dari cp adalah permasalahan tonus

otot- yaitu kemampuan otot untuk bekerja sama mempertahankan ketegangan /

stabilitas. Group otot akan berkoordinasi dengan grup otot lain sebagai pasangan.

Sebagian berkontraksi dan sebgian lain bekerja sebaliknya / rileks. Meski hanya

melakukan gerakan yang sederhana, misalnya duduk, membutuhkan koordinasi

beberapa otot penggerak yang satu sisi harus berkontraksi dan sisi lain harus

mengendur (rileks). Cedera otak ataupun malformasi (kegagalan pembentukan

organ) sebagai penyebab cp akan merusak kemampuan susunan syaraf pusat

dalam mengontrol gerakan otot.

Tonus otot yg normal akan berefek pada kemampuan tungkai untuk bergerak dan

berkontraksi tanpa kesulitan, memungkinkan seseorang untuk duduk, berdiri dan

menjaga postur tanpa bantuan. Kelainan tonus otot terjadi pada saat melakukan

koordinasi. Saat hal ini terjadi, otot tidak memadai terjadi ketika otot tidak

berkoordinasi bersama-sama. Ketika ini terjadi, otot yg bekerja secara

berpasangan, misalnya biceps dan triceps, mungkin berkontraksi bersamaan, atau

justru rileks dua-duanya. Otot penyangga tulang belakang mungkin terlalu rileks,

yg membuat kontrol batang tubuh kesulitan untuk tegak, postur yg buruk dan

kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri.

Anak cp mempunyai kombinasi tanda-tanda sebagai berikut. Adanya perbedaan

anggota gerak diakibatkan oleh perbedaan kerusakan di sruktur otak.dua gejala

utama dari tonus abnormal adalah hypotonia dan hypertonia, tetapi, tonus dapat

dijelaskan pula dengan cara perbandingan berikut :

◦ Hypotonia; penurunan tonus otot atau ketegangannya (flasid, rileks atau

floppy)

Page 19: Skenario b Blok 24

◦ Hipertonia, meningkatnya tonus otot / ketegangan (lengan / tungkai

menjadi kaku)

◦ Distonia, naik turunnya tonus otot

◦ Campuran , adanya hipotonus pada otot penyangga postur tubuh,

sementara lengan dan tungkai hipertonus

◦ Spasme otot, kontraksi otot yg tidak disadari, biasanya ada nyeri

◦ Kaku sendi, sendi yg terkunci sehingga mencegah gerakan leluasa

◦ Tonus leher dan batang tubuh abnormal- menurun menjadi hipotonia atau

meninggi menjadi hipertonia sesuai tipe kelainan cp nya

◦ Klonus : spasme otot dengan kontraksi biasa. Ada di ankle dan telapak

tangan

GANGGUAN KONTROL GERAKAN DAN KOORDINASI

Gangguan pada tonus otot mempengaruhi gerakan tubuh dan anggota gerak,

sehingga semua anak cp akan bisa merasakan control otot dan koordinasinya yg

buruk. Gangguan control gerakan ortot dapat menyebabkan komplikasi anggota

gerak yang selalu lurus / ekstensi, berkontraksi terus menerus, selalu bergerak

atapun pola ritmik menyerupai spastic.

Gejala lain akan lebih terlihat saat anak dalam kesulitan / stress, juga pada saat

diberikan tugas motorik seperti mengambil dan meraih objek. Kadang –kadang

gejala tidak terlihat saat anak tertidur dan otot menjadi rileks.

Berikut adalah pengalaman kelainan control otot pada anggota gerak yg

berlawanan. Koordinasi dan control dapat berimbas pada anggota gerak yg

berbeda.

Gannguan koordinasi dan gerakan tidak terjadi pada hal-hal berikut:

• Gerakan spastic- gerakan hipertonik dimana otot terlalu kuat berkontraksi

sehingga menghasilkan spasme, menyilangnya kedua kaki, adanya klonus,

Page 20: Skenario b Blok 24

pemendekan serabut otot, kaku sendi dan fleksi tungkai berlebihan.

• Atetoid atau gerakan diskinetik, tonus otot yg fluktuatif menyebabkan

tidak terkontrol, kadang lambat, gerakan menggeliat yg dpt diperparah oleh stress.

• Gerakan ataksia, kesulitan mempertahankan keseimbangan dan koordinasi

saat mengerjakan tugas, seperti menulis, menggosok gigi, mengancingkan baju,

memakai sepatu, dan memasukkan anak kunci ke lubangnya

• Gerakan mix /campuran, banyak terjadi gangguan kombinasi antara

spastic dan atetoid, berpengaruh ke anggota gerak.

• Gangguan pola jalan, kesulitan dalam mengontrol cara berjalan anak.

 gangguan pola jalan termasuk:                                                               

• telapak kaki depan kedalam

• telapak kaki depan keluar

• menumpukan berat badan pada salah satu kaki

• berjalan jinjit

• berjalan membungkuk dengan bahu dan kepala kedepan.

• berjalan dengan kedua paha menempel kedalam seperti bentuk gunting

• berjalan diseret dikarenakan tungkai spastik

• berjalan diseret karena telapak kaki tidak fleksibel

• berjalan bebek; yaitu kedua kaki agak ditekuk untuk mempertahankan

keseimbangan, sementara perut agak kedepan

GANGGUAN REFLEKS

Reflex adalah gerakan tidak disadari dari tubuh sebagai respons dari sebuah

stimulus/rangsangan. Reflex tertentu akan muncul pada saat lahir atau beberapa

bulan setelah lahir  lalu hilang secara terprediksi sebagai tanda perkembangan

bayi. Pada reflex tertentu tidak akan hilang pada anak cerebral palsy.

Beberapa reflex tertentu mengindikasikan kelainan cep. Hiper refleksia yaitu

merupakan tanda eksesif  yang menyebabkan kedutan dan spastisitas. Kurang

berkembangnya reflex postural dan reflex protektif  adalah rambu-rambu tanda

perkembangan abnormal, termasuk cp.

Reflex primitive abnormal  tidak terjadi pada anak cp, atau tidak terlihat  secara

Page 21: Skenario b Blok 24

spesifik  seperti yang nampak pada anak dengan perkembangan normal. Reflex

primitive yg biasanya  tidak berfungsi dengan baik antara lain :

• Asymmetrical tonic reflex –saat kepala digerakkan kesamping/menoleh,

lengan  dan tungkai sisi yg sama akan lurus, sedangkan lengan dan tungkai   yg

berlawanan akan berkontraksi menekuk. Reflex ini akan hilang kurang lebih pada

bulan keenam.

• Symmetrical tonic neck reflex -Cara memunculkannya adalah bayi

diposisikan telentang . kepala diekstensikan kebelakang, respon bayi adalah

seperti posisi merangkak, STNR akan hilang di usia 9 – 11 bulan.

• Spinal gallant reflexes Saat bayi ditengkurapkan, pinggul akan beraksi

kearah sisi tubuh yg disentuh. Refleks gallant akan berkurang dan menghilang

pada 3-9 bulan.

• Tonic labyrinthine reflex –Saat kepala diarahkan ke belakang (ke

punggung), kedua kaki akan lurus dengan sendirinya dan kedua lengan menekuk.

Akan berkurang antara 3-6 bulan.

• Palmer grasp reflex  Distimulasi dengan cara menyentuh telapak tangan

bayi, maka akan berespon menggenggam. Akan hilang 4-6 bulan.

• Placing reflex  ketika byi diposisikan berdiri tegak dan telapak kaki

menyentuh permukaan, maka respon kaki akan menekuk, akan hilang pada usia 5

bulan.

• Moro  reflex –. Saat kepala bayi diposisikan lebih rendah disbanding

kedua kakinya dengan gerakan sedang hingga cepat, maka kedua lengan akan

diluruskan, reflex ini akan hilang sekitar usia 6 bulan.

.Kecenderungan pemilihan salah satu fungsi tangan (kanan atau kiri) juga

memungkinkan adanya kerusakan otak. Dimana dalam keadaan normal terjadi

pada tahun kedua. Berbagai sumber menyatakan bahwa  gangguan perkembangan

dg ciri dominasi salah satu sisi tubuh terjadi pada bulan ke 6-18 kehidupan.

Postur

Cp sangat berpengaruh pada postur dan keseimbangan. Tanda awal perkembangan

adalah dimana bayi berusaha untuk duduk dan belajar bergerak. Secara khas

postur berkembang dengan simetris kanan dan kiri. Sebagai contoh, saat bayi

Page 22: Skenario b Blok 24

duduk di lantai, kedua kakinya aka nada di depan dengan posisi simetris satu sama

lain seperti bayangan.

Postur asimetris artinya  posisi kedua anggota gerak kanan dan kiri tidak sama

(tidak seperti cermin). Sendi panggul seringkali area yang terkena imbas dari

gejala cp. Salah satu kaki memutar kedalam dan satu lainnya ke luar.

Saat terlalu rileks, respon postural adalah reaksi yg harus ada (diharapkan) saat 

seorang anak di handle pada posisi tertentu.  Respons postural terlihat jelas pada

perkembangan bayi normal. Adanya kerusakan  sangat mungkin terjadi jika

respons tersebut tidak muncul, atau muncul tetapi secara asimetri.

Landau refleks

ketika bayi diposisikan berbaring, mendorong kepala ke bawah akan

menyebabkan kaki menjadi drop kebawah, dan mengangkat kepala akan

menyebabkan mereka untuk bangkit. Respons ini  muncul sekitar usia empat atau

lima bulan.

respon Parachute

bila bayi diposisikan dengan kepala nya lantai/matras, bayi harus secara naluriah

berusaha menopang ke lantai/matras. Tanggapan ini muncul sekitar usia delapan

sampai 10 bulan.

Kepala tegak

ketika bayi bergoyang bolak-balik, dia akan berusaha menahan kepalanya tegak.

Tanggapan ini muncul sekitar usia empat bulan.

respons tegak tubuh

ketika bayi duduk dengan cepat didorong ke samping, bayi akan melawan gaya

dan gunakan tangan yang berlawanan dan lengan untuk menahan melawan

dorongan yg diberikan. respons  ini muncul sekitar usia delapan bulan.

KESEIMBANGAN

Kelemahan pada fungsi – fungsi motorik kasar dapat mempengaruhi kemampuan

anak menjaga keseimbangannya. Tanda-tanda kelemahan dapat dikenali saat bayi

belajar duduk, beranjak dari posisi duduk kea rah merangkak maupun kearah

Page 23: Skenario b Blok 24

berjalan. Bayi membutuhkan lebih sering menggunakan   kedua tangannya  untuk

mempelajari sesuatu. Mereka membangun kekuatannya sendiri, koordinasi, dan

keseimbangan untuk menyempurnakan  sebuah aktifitas  saat ia mampu

melampauinya tanpa  menggunakan kedua tangannya.

Tanda-tanda yg harus dilihat adalah sbb:

• Membutuhkan 2 tangan untuk menyangga

• Kesulitan mempertahankan keseimbangan duduk tanpa menggunakan

sanggaan tangan

• Tidak mampu duduk tanpa menggunakan kedua tangan untuk menyangga

Tanda-tanada lain yang menyertai, namun tidak terbatas

• Bergoyang-goyang saat berdiri

• Tidak tenang saat berjalan

• Kesulitan membuat gerakan spontan/cepat

• Membutuhkan bantuan tangan utk aktifitas yg membutuhkan

keseimbangan

• Berjalan dengan pola yg abnormal

Keseimbangan akan tetap terjadi baik saat mata tertutup maupun mata terbuka.

Kurangnya keseimbangan sering dikaitkan dengan ataxia, dan pada derajat ringan

berhubungan dengan cp spastic.

GANGGUAN FUNGSI MOTORIK KASAR

Disaat masa kanak, tanda kelainan dan terlambat motorik sudah bisa kita tandai.  

Gerakan yg terkoordinasi  menggunakan seluruh anggota gerak akan mendukung

fungsi motorik kasar.

Kerusakan dan gangguan fungsi motorik kasar dapat diakibatkan oleh tonus otot

abnormal, terutama hipotonia dan hipertonia. Sebagai contoh: anggota gerak yg

hipertonus akan cenderung kaku atau tidak fleksibel, sehingga tidak

memungkinkan melakukan gerakan menekuk/fleksi, sedangkan sebaliknya pada

kasus hipotonia dia akan kesulitan untuk mensupport anggota gerak karena terlalu

lembek.

Page 24: Skenario b Blok 24

Perkembangan motorik bayi seiring dengan perkembangan struktur dan fungsi

otak berdasarkan patokan milestone. Pencapaian garis milestone yg terlambat

maupun tercapai namun dengan kualitas gerakan yg kurang oprimal , juga

merupan tanda dari cerebral palsy.

• Keterbatasan fungsi motorik kasar- keterbatasan pada kemampuan

motorik kasar secara umum seperti berjalan, melompat dan mempertahankan

keseimbangan.

• Keterlambatan fungsi motorik kasar- perkembangan ketrampilan motorik

yang tidak sesuai dengan patokan milestone / tidak seperti yg diharapkan sering

dihubung-hubungkan dengan prognosa/prediksi  dari perkembangan keseluruhan

Patokan kemampuan yang spesifik sesuai milestone:

• berguling

• duduk

• merangkak

• berdiri

• berjalan

• menjaga keseimbangan

GANGGUAN FUNGSI MOTORIK HALUS

Kemampuan melakukan gerak motorik yang persisi merupakan definisi dari 

fungsi motorik halus.

Perkembangan motorik halus yang terhambat maupun mengalami gangguan, juga

merupakan tanda dari terjadinya palsi cerebral. Terjadinya gerakan tremor saat

kesulitan mengerjakan tugas, atau terburu-buru ingin segera selesai , juga

merupakan ciri khas cp.

Contoh perkembangan fungsi motorik halus antara lain :

meremas/ menggenggam benda kecil

•  memegang objek diantara ibu jari dan telunjuk

Page 25: Skenario b Blok 24

•  meletakkan benda dengan perlahan

• menggunakan crayon

•  membalikkan halaman buku

GANGGUAN FUNGSI ORAL MOTOR

Kesulitan dalam hal menggunakan dan menggerakkan bibir, lidah dan rahang

merupakan ciri gangguan fungsi motorik oral , dan hal ini terjadi pada 90% anak

usia pra sekolah yg di diagnose sebagai cerebral palsy. Berikut cirri dari gangguan

/ kerusakan fungsi oral motor, namun tidak terbatas pada kesulitan dengan :

- berbicara

- menghisap

- proses makan/mengunyah

- berlebihan air liur

Perkembangan fisik dan intelektuam yang baik diperlukan dalam ketrampilan

berbicara. Pada kasus cp memiliki hambatan dalam hal perkembangan fisik dan

fungsi motorik yaitu control oral motor untuk berbicara. Motorik oral ini dapat

mempengaruhi :

• Pernafasan- fungsi paru, terutama control otot pernafasan saat menghirup

maupun menhembuskan nafas  diperlukan dalam pola wicara. Peran diafragma

sangat penting dalam hal arus udara pernafasan dan postur yg benar.

• Artikulasi,-control otot wajah, tenggorokan , mulut, leher , rahang dan

langit-langit mulut semua harus bekerjasama untuk membentuk wadah yang tepat

yang diperlukan untuk pengucapan kata-kata dan suku kata.

• Produksi suara- pita suara dikendalikan oleh otot-otot yang pada dasarnya

meregangkan dan menegangkan  pita suara antara dua daerah tulang rawan.

• Apraxia, ketidakmampuan otak untuk secara efektif mengirimkan sinyal

yang tepat untuk otot-otot yang digunakan dalam berbicara, adalah salah satu jenis

gangguan bicara yang umum ditemukan pada anak  cerebral palsy. Hal ini dibagi

menjadi dua jenis:

Page 26: Skenario b Blok 24

• Verbal Apraxia - mempengaruhi otot artikulasi, terutama mengenai urutan

gerakan tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan pengucapan yang tepat. Hal

ini sering terjadi pada anak-anak dengan hypotonia.

• Apraxia Oral - mempengaruhi kemampuan untuk membuat gerakan non

wicara  dari mulut, tetapi tidak berhubungan langsung dg kemampuan  berbicara.

Contoh apraxia

• Disartria adalah gangguan perkembangan wicara jenis  lain yg umum

ditemukan pd cerebral palsy. Seperti halnya apraxia , hal itu adalah gangguan

neurologis, sebagai lawan dari kondisi otot. Hal ini sering ditemukan pada

cerebral palsy yang mengakibatkan hypertonia dan hypotonia. Disartria dipecah

menjadi subkelompok berikut:

• Ataxic Dysarthria - lambat, tidak menentu, kemampuan wicara yg tidak

disertai artikulasi yg baik,  disebabkan oleh pernapasan  dan koordinasi otot yg

buruk

• Flaccid Dysarthria - hidung, cengeng, kemampuan wicara yg terengah-

engah  yang disebabkan oleh ketidakmampuan pita suara untuk membuka dan

menutup dengan benar. Mungkin ada kesulitan dengan konsonan.

• Dysarthria Spastic - lambat, berat, pidato monoton dan kesulitan dengan

konsonan

• Dysarthria  campuran - ketiganya dapat terlihat.

Ketidakmampuan mengontrol air liur (drooling) adalah tanda lain dari cp,

merupakan akibat dari ketidakmampuan otot wajah dan mulut untuk mengontrol

dan mengkoordinasikan gerakan. Beberapa factor spesifik yg membuat anak cp

drooling adalah sbb:

• Menghisap

• Menutup mulut

• Memposisikan gigi

• Ketidakmampuan mengalihkan air liur ke mulut

• Lidah menjulur

Kesulitan dalam kegiatan makan sering ditemukan pada anak cp, terutama pada

Page 27: Skenario b Blok 24

penurunan kemampuan mengunyah dan menelan/menghisap, dan juga  tersedak,

batuk dan muntah.

TERAPI CP

• Terapi Fisik

• Terapi Wicara

• Terapi Perlaku (Okupasi Terapi)

• Terapi Sensori Interigasi

• Pendidikan

• Konduktif  edukasi

Terapi Tambahan:

• Aqua terapi /terapi renang

• Terapi berkuda

• Terapi musik

• Terapi seni (melukis dll)

• Terapi tari

• Terapi pijat

Terapi tambahan menurut kebutuhan anak 

• Terapi Gizi dan diet

• Terapi pernafasan

• Terapi obat kejang

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W. A Newman. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28. Jakarta:EGC.

Page 28: Skenario b Blok 24

Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Hendy dan Soetjiningsih. 2013. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Kosim, M. sholeh. 2009. Buku Ajar Neonatologi, Ed. 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Richard E. Behrman, Robert M. Kliegman, Ann M. Arvin. 1999. Ilmu Kesehatan Anak

Nelson. Vol. 1. Edisi 15. Jakarta: EGC