Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

22
Skenario B Blok 13 Anemia Defisiensi Fe et causa infeksi cacing 2.3.2 Identifikasi Masalah 1. Diki, 17 tahun mengeluh mudah lelah saat berolahraga sejak 1 bulan yang lalu 2. Diki sering mengeluh mual, pusing-pusing dan mudah mengantuk saat belajar di kelas sejak 3 bulan yang lalu 3. Diki memiliki hobi memancing di sungai dengan menggunakan umpan cacing. 4. Pemeriksaan fisik : Keadaan umum : tampak pucat, RR 26x/menit, TB 155 cm dan BB 45 kg. Keadaan khusus : Kepala : Konjungtiva pucat 5. Pemeriksaan Laboratorium : Darah : Hb 8,8 g/dl, MCV 77 fl, MCH 25%, MCHC 30% Blood smear : anisositosis, hipokrom mikrositer, poikilositosis, Fe serum 12 ug/dl, iron binding capacity 460 ug/dl, serum feritin 14 ug/dl Pemeriksaan feses : telur cacing (+) 2.3.3 Analisis Masalah 1.a. Bagaimana fisiologi darah? (metabolism Fe, sintesis Hb, hematopoiesis dan fungsi darah)? Metabolisme Fe Absorbsi besi paling banyak terjadi pada bagian proksimal duodenum disebabkan oleh pH dari asam lambung dan kepadatan protein tertentu yang diperlukan dalam absorbsi besi pada 1

description

BLOK 13 HEMATOLOGI

Transcript of Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

Page 1: Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

Skenario B Blok 13 Anemia Defisiensi Fe et causa infeksi cacing

2.3.2 Identifikasi Masalah

1. Diki, 17 tahun mengeluh mudah lelah saat berolahraga sejak 1 bulan yang lalu

2. Diki sering mengeluh mual, pusing-pusing dan mudah mengantuk saat belajar di kelas

sejak 3 bulan yang lalu

3. Diki memiliki hobi memancing di sungai dengan menggunakan umpan cacing.

4. Pemeriksaan fisik :

Keadaan umum : tampak pucat, RR 26x/menit, TB 155 cm dan BB 45 kg.

Keadaan khusus : Kepala : Konjungtiva pucat

5. Pemeriksaan Laboratorium :

Darah : Hb 8,8 g/dl, MCV 77 fl, MCH 25%, MCHC 30% Blood smear : anisositosis,

hipokrom mikrositer, poikilositosis, Fe serum 12 ug/dl, iron binding capacity 460 ug/dl,

serum feritin 14 ug/dl

Pemeriksaan feses : telur cacing (+)

2.3.3 Analisis Masalah

1.a. Bagaimana fisiologi darah? (metabolism Fe, sintesis Hb, hematopoiesis dan fungsi

darah)?

Metabolisme Fe

Absorbsi besi paling banyak terjadi pada bagian proksimal duodenum disebabkan oleh pH

dari asam lambung dan kepadatan protein tertentu yang diperlukan dalam absorbsi besi pada

epitel usus. Proses absorbsi besi dibagi menjadi 3 fase yaitu :

1. Fase luminal

Besi dalam makanan diolah dalam lambung kemudian siap diserap di duodenum

2. Fase mucosal

Poses penyerapan dalam mukosa usus yang merupakan suatu proses aktif

3. Fase corporeal

Meliputi proses transportasi besi dalam sirkulasi, utilisasi besi oleh sel-sel yang

memerlukan, dan penyimpanan besi (storage) oleh tubuh.

Sintesis Hb

1

Page 2: Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

Pada manusia dewasa hemoglobin utama disebut HbA, yang terdiri dari dua rantai α dan dua

rantai β (α2β2). Selain HbA pada manusia dewasa terdapat hemoglobin pendamping (minor)

yang disebut HbA2 (α2δ2). Pada bayi (neonatus) dan janin (embrio) terdapat bentuk

hemoglobin lain yaitu : HbF (alfa2 gamma2) dan hemoglobin embrional : Hb Gowers 1

(zeta2 epsilon2), Hb Gowers 2 (alfa2 epsilon2), dan Hb Portland (zeta2 gamma2).Pada tahap

perkembangan hemoglobin manusia dimulai dengan pembentukan Hb Gowers 1 kemudian

pembentukan Hb Gowers 2 yang bekerja sama dengan Hb Portland dalam masa transisi

menuju HbF. Pada saat adanya pergantian pembentukan rantai gamma pada HbF oleh rantai

alfa globin sehingga terbentuk HbA. Perubahan utama dari hemoglobin fetus ke hemoglobin

dewasa terjadi 3-6 bulan setelah kelahiran.

Hematopoiesis dan fungsi darah (lihat d skenario A)

c. Bagaimana peranan darah dalam pembentukan energi?

Fungsi Umum Darah :

1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sisa metabolisme dan air)

2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)

3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh)

4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)

Karena Diki menderita anemia defisiensi besi mengakibatkan oksigen yang dibutuhkan untuk

metabolisme energy secara aerob (posforilasi oksidatif) tidak terpenuhi mengakibatkan hanya

terjadi metabolism anaerob yang terdiri dari konversi kreatinin-posfat dan glikolisis anaerob

yang menghasilkan ATP sedikit dengan hasil sampingan asam laktat.

d. Apa etiologi dan mekanisme mudah lelah saat berolahraga?

Etiologi : Anemia, malnutrisi, dll

Mekanisme umum :

Anemia Suplai O2 ke Jaringan ↓ Hipoksia jaringan Metabolisme energi terganggu Perubahan pembentukan ATP Energi yang dihasilkan ↓ Kelemahan fisik/ mudah lelah

Pada Kasus :

Hobi memancing di sungai larva filariform menembus kulit terutama kulit tangan dan kaki

menetap di bawah kulit (subdermal) 10 hari setelah penetrasi perkutan terjadi migrasi

2

Page 3: Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

larva filariform ke sirkulasi sistemik ventrikel kanan larva masuk ke parenkim paru

larva naik ke saluran nafas sampai di trakea dibatukkan dan tertelan larva masuk ke

saluran cerna terjad proses pematangan larva (larva berkembang menjadi cacing dewasa)

cacing melekatkan dirinya pada mukosa dan submukosa jaringan intestinal dengan alat

pengaitnya terjadi perlekatan otot esophagus cacing menyebabkan tekanan negatif yang

menyedot gumpalan jaringan intestinal ke dalam kapsul bukal cacing terjadi rupture

kapiler dan arteriol cacing melepas enzim hidrolitik dan mensekresikan antikoagulan

(inhibitor faktor VIIa) cacing menghisap darah dan nutrisi (berpindah-pindah di daerah

usus halus dan tempat lama yang ditinggalkan mengalami perdarahan local) perdarahan

terus menerus tubuh kehilangan besi dan kemampuan absorbsi besi menurun cadangan

besi semakin menurun (iron depleted state) berlanjut terus menerus cadangan besi

menjadi habis penyediaan untuk eritropoiesis menurun (iron deficit eritropoiesis)

gangguan pembentukan eritrosit Hb turun anemia hipokrom mikrositer (anemia

defisiensi Fe) penurunan fungsi mioglobin, enzim sitoklom, dan gliserofosfat oksidase

gangguan proses glikolisis penumpukan asam laktat mempercepat kelelahan otot

mudah lelah

e. Apa makna keluhan mudah lelah saat berolahraga sejak 1 bulan yang lalu?

Makna : Anemia ringan, sejak 1 bulan yang lalu terjadi gangguan metabolisme energi akibat

anemia yang menyebabkan Diki mudah lelah saat berolahraga.

f. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin terhadap kasus?

Anemia defisiensi fe merupakan anemia yang sangat sering dijumpai di negara berkembang,

salah satunya adalah Indonesia. Anemia bisa menyerang segala usia dan jenis kelamin, tetapi

anemia defisiensi besi sering dijumpai pada perempuan usia subur disebabkan oleh

kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan.

2.a. Apa etiologi dan mekanisme mual?

Etiologi : Anemia, malnutrisi, dll

Pada infeksi yang berat kelainan patologi yang terjadi disebabkan oleh tiga fase sebagai

berikut (Tanaka dkk, 1980; Beaver dkk, 1984) :

1. Fase cutaneus, berupa efek larva yang menembus kulit dermatitis Timbul rasa

nyeri dan gatal pada tempat penetrasi.

3

Page 4: Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

2. Fase pulmonary, berupa efek disebabkan oleh migrasi larva dari pembuluh darah

kapiler ke alveolus menyebabkan batuk kering, asma yang disertai dengan

wheezing dan demam.

3. Fase intestinal, berupa efek disebabkan oleh perlekatan cacing dewasa pada

mukosa usus halus dan pengisapan darah. Cacing ini dapat mengiritasi usus halus

menyebabkan mual, muntah, nyeri perut, diare, dan feses yang berdarah dan berlendir.

Mekanisme :

Fase intestinal, terjadi perlekatan cacing dewasa pada mukosa usus halus dan pengisapan

darahmengiritasi usus halus impuls iritasi merangsang reseptor mual / muntah di

medulla oblongata mual.

b. Apa etiologi dan mekanisme pusing-pusing?

Etiologi : Anemia, malnutrisi, dll

Mekanisme umum :

Hb yang rendah (anemia) suplai oksigen ke otak berkurang (hipoksia jaringan otak)

pusing-pusing

Kasus :

Hb turun anemia hipokrom mikrositer (anemia defisiensi Fe) enzim aldehid oksidase

terganggu penumpukan serotin enzim monooksidase terganggu penumpukan

katekolamin di otak gangguan perkembangan kognitif dan non kognitif mudah pusing

konsentrasi belajar menurun.

c. Apa etiologi dan mekanisme mudah mengantuk?

Etiologi : Anemia, malnutrisi, dll

Mekanisme :

Hb yang rendah (anemia) suplai oksigen ke otak berkurang (hipoksia jaringan otak)

mudah mengantuk

Kasus :

Hb turun anemia hipokrom mikrositer (anemia defisiensi Fe) enzim aldehid oksidase

terganggu penumpukan serotin enzim monooksidase terganggu penumpukan

katekolamin di otak gangguan perkembangan kognitif dan non kognitif mudah

mengantuk saat belajar

4

Page 5: Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

3.a. Bagaimana hubungan hobi memancing di sungai dengan menggunakan umpan

cacing dengan keluhan yang dialami Diki?

Kemungkinan Diki terinfeksi cacing STH : cacing tambang (necator americanus dan

ancylostoma sp)

Setelah menembus kulit, larva ikut aliran darah ke jantung kanan terus ke paru-paru.

Di paru-paru menembus pembuluh darah masuk ke bronchus lalu ke trachea dan laring. Dari

laring, larva ikut tertelan dan masuk ke dalam usus halus dan menjadi cacing dewasa. Gejala

meliputi reaksi alergi lokal atau seluruh tubuh, anemia dan nyeri abdomen.

Cacing tambang memiliki alat pengait seperti gunting yang membantu melekatkan

dirinya pada mukosa dan submukosa jaringan intestinal. Setelah terjadi pelekatan, otot

esofagus cacing menyebabkan tekanan negatif yang menyedot gumpalan jaringan intestinal

ke dalam kapsul bukal cacing. Akibat kaitan ini terjadi ruptur kapiler dan arteriol yang

menyebabkan perdarahan. Pelepasan enzim hidrolitik oleh cacing tambang akan memperberat

kerusakan pembuluh darah. Hal itu ditambah lagi dengan sekresi berbagai antikoagulan

termasuk diantaranya inhibitor faktor VIIa (tissue inhibitory factor). Cacing ini kemudian

mencerna sebagian darah yang dihisapnya dengan bantuan enzim hemoglobinase, sedangkan

sebagian lagi dari darah tersebut akan keluar melalui saluran cerna.

Pendarahan menahun menyebabkan kehilangan besi sehingga cadangan besi makin

menurun. Jika cadangan besi menurun, keadaan ini disebut iron depleted state atau negative

iron balance. Keadaan ini ditandai oleh penurunan kadar feritin serum, peningkatan absorbs

besi dalam usus serta pengecatan besi dalam sumsum tulang negative. Apabila kekurangan

besi ini berlanjut terus maka cadangan besi menjadi kosong sama sekali, penyediaan besi

untuk eritropoiesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit tetapi

anemia secara klinis belum terjadi keadaan ini disebut sebagai iron deficient erytrhropoiesis.

Pada fase ini kelainan pertama yang dijumpai ialah peningkatan kadar free protophorphyrin

atau zinc protophorphyrin dalam eritrosit. Saturasi transferin menurun dan total iron binding

capacity (TIBC) meningkat. Apabila jumlah besi menurun terus maka eritropoiesis semakin

terganggu sehingga kadar hemoglobin mulai menurun, akhirnya timbul anemia hipokromik

mikrositer, disebut sebagai iron deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi

pada epitel serta pada beberapa enzim yang dapat menimbulkan gejala pada kuku, epitel

mulut dan faring serta berbagai gejala lainnya.

Gejala klinik yang disebabkan oleh cacing tambang dewasa dapat berupa nekrosis

jaringan usus, gangguan gizi dan gangguan darah.

5

Page 6: Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

1. Nekrosis jaringan usus, yang lebih diakibatkan dinding jaringan usus yang terluka

oleh gigitan cacing dewasa.

2. Gangguan gizi, penderita banyak kehilangan karbohidrat, lemak dan terutama protein,

bahkan banyak unsur besi (Fe) yang hilang sehingga terjadi malnutrisi.

3. Kehilangan darah, darah yang hilang itu dikarenakan dihisap langsung oleh cacing

dewasa. Di samping itu, bekas gigitan cacing dewasa dapat menimbulkan pendarahan

terus menerus karena sekresi zat anti koagulan oleh cacing dewasa/ tersebut.

Setiap ekor Necator americanus dapat mengakibatkan hilangnya darah antara 0,05 cc sampai

0,1 cc per hari, sedangkan setiap ekor Ancylostoma duodenale dapat mencapai 0,08 cc sampai

0,24 cc per hari. Cacing dewasa berpindah – pindah tempat di daerah usus halus dan tempat

lama yang ditinggalkan mengalami perdarahan lokal jumlah darah yang hilang setiap hari

tergantung pada (1) jumlah cacing, terutama yang secara kebetulan melekat pada mukosa

yang berdekatan dengan kapiler arteri; (2) species cacing : seekor A duodenale yang lebih

besar daripada N. americanus mengisap 5 x lebih banyak darah; (3) lamanya infeksi. Gejala

klinik penyakit cacing tambang berupa anemia yang diakibatkan oleh kehilangan darah pada

usus halus secara kronik. Terjadinya anemia tergantung pada keseimbangan zat besi dan

protein yang hilang dalam usus dan yang diserap dari makanan. Kekurangan gizi dapat

menurunkan daya tahan terhadap infeksi parasit. Beratnya penyakit cacing tambang

tergantung pada beberapa faktor, antara lain umur, lamanya penyakit dan keadaan gizi

penderita.

4. Apa interpretasi dan mekanisme :

a. Tampak pucat?

Interpretasi : Anemia

Mekanisme :

Infeksi cacing (kemungkinan Ancylostoma duodenale) Buccal capsul menjepit mukosa

usus Perdarahan, absorpsi Fe ↓, hisap darah oleh cacing Fe turun Hb ↓anemia

b. RR 26x/menit?

Interpretasi : Tacipnea (normal = 16-24x/menit)

Mekanisme :

Infeksi cacing (kemungkinan Ancylostoma duodenale) Buccal capsul menjepit mukosa

usus Perdarahan, absorpsi Fe ↓, hisap darah oleh cacing Fe turun Hb turun anemia

6

Page 7: Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

suplai O2 ke jaringan berkurang kompensasi pemenuhuan O2 RR meningkat

tacipnea

d. Konjungtiva pucat?

Interpretasi : Anemia

Mekanisme :

Infeksi cacing (kemungkinan Ancylostoma duodenale) Buccal capsul menjepit mukosa

usus Perdarahan, absorpsi Fe ↓, hisap darah oleh cacing Fe turun Hb ↓ anemia

konjungtiva pucat

5. Apa interpretasi dan mekanisme :

a. Hb 8,8 g/dl?

Interpretasi : Anemia (normal = 13-18 gr/dl)

Mekanisme :

Infeksi cacing (kemungkinan Ancylostoma duodenale) Buccal capsul menjepit mukosa

usus Perdarahan, absorpsi Fe ↓, hisap darah oleh cacing Fe turun Hb turun anemia

b. MCV 77 fl?

Interpretasi : Mikrositer (normal = 80-94 fl)

Mekanisme :

Keseimbangan besi yang negative anemia defisiensi Fe setelah simpanan habis serum

Fe menurun plasma mengikat besi meningkat (IBC meningkat) sinetesis hemoglobin

menurun gangguan hemoglobinisasi RBC yang sedang berkembang RBC pucat

(hipokrom) dan kecil (mikrositer)

c. MCH 25%?

Interpretasi : Hipokrom (normal = 27-31%)

Mekanisme :

Keseimbangan besi yang negative anemia defisiensi Fe setelah simpanan habis serum

Fe menurun plasma mengikat besi meningkat (IBC meningkat) sinetesis hemoglobin

menurun gangguan hemoglobinisasi RBC yang sedang berkembang RBC pucat

(hipokrom) dan kecil (mikrositer)

7

Page 8: Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

d. MCHC 30%?

Interpretasi : Hipokrom (normal = 33-37%)

Mekanisme :

Keseimbangan besi yang negative anemia defisiensi Fe setelah simpanan habis serum

Fe menurun plasma mengikat besi meningkat (IBC meningkat) sinetesis hemoglobin

menurun gangguan hemoglobinisasi RBC yang sedang berkembang RBC pucat

(hipokrom) dan kecil (mikrositer)

e. anisositosis?

Interpretasi : ukuran eritrosit bervariasi (eritrosit normal berbentuk piringan bikonkaf dengan

diameter 6-8 µm)

Mekanisme :

Defisiensi besi eritropoesis terganggu ukuran eritrosit bervariasi.

f. hipokrom mikrositer?

Interpretasi : warna eritrosit pucat dan ukuran eritrosit kecil

Mekanisme :

Keseimbangan besi yang negative anemia defisiensi Fe setelah simpanan habis serum

Fe menurun plasma mengikat besi meningkat (IBC meningkat) sinetesis hemoglobin

menurun gangguan hemoglobinisasi RBC yang sedang berkembang RBC pucat

(hipokrom) dan kecil (mikrositer)

g. poikilositosis?

Interpretasi : bentuk dari eritrosit yang bervariasi

Mekanisme :

Defisiensi besi eritropoesis terganggu bentuk eritrosit bervariasi

Nilai normal Kasus Interpretasi Keterangan

h.Fe Serum 50-150µg/dl 12µg/dl Menurun Defisiensi besi

i.IBC 240-360µg/dl 460 µg/dl Meningkat Kapasitas

transferin

8

Page 9: Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

serum

mengikat besi

meningkat

karena

menunjukkan

tingkat

kejenuhan

apotransferin

terhadap besi

j.Serum

Feritin

20-250µg/dl 14µg/dl Menurun Untuk menilai

cadangan total

besi tubuh

Defisiensi Fe berlangsung secara bertahap dan lambat. Pada tahap pertama yang terjadi

adalah penurunan simpanan Fe. Terjadi anemia tetapi belum terjadi perubahan pada ukuran

sel darah merah. Feritin serum menjadi rendah sementara Total Iron Binding Capacity

serum meningkat. Setelah simpanan Fe habis, produksi sel darah merah tetap dilakukan. Fe

serum akan mulai menurun dan saturasi transferin juga menurun. Pada tahap awal Mean

Corpuscular Volume (MCV) tetap normal. Pada keadaan lanjut, MCV mulai menurun dan

ditemukan gambaran sel mikrositik hipokrom. Kemudian terjadi anisositosis diikuti dengan

poikilositosis. Didapatkan sel darah merah yang mikrositik hipokrom. Serum Iron (SI)

menurun, sedangkan Iron Binding Capacity (IBC) bertambah.

k. Pemeriksaan feses : telur cacing (+)?

Interpretasi : abnormal

Kemungkinan Diki terinfeksi cacing STH : cacing tambang (necator americanus dan

ancylostoma sp). Cacing dewasa berbentuk silindris dengan kepala membengkok tajam ke

belakang. Telur – telurnya berbentuk ovoid dengan kulit yang jernih dan berukuran 74 – 76 μ

x 36 – 40 μ. Bila baru dikeluarkan di dalam usus telurnya mengandung satu sel tapi bila

dikeluarkan bersama tinja sudah mengandung 4–8 sel, dan dalam beberapa jam tumbuh

menjadi stadium morula dan kemudian menjadi larva rabditiform (stadium pertama). Telur

dari cacing tersebut ditemukan di dalam tinja dan menetas di dalam tanah setelah mengeram

selama 1-2 hari. Dalam beberapa hari larva dilepaskan dan hidup di dalam tanah. Manusia

9

Page 10: Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

bisa terinfeksi jika berjalan tanpa alas kaki diatas tanah yang terkontaminasi oleh tinja

manusia karena larva bisa menembus kulit.

l. Apa saja kemungkinan jenis cacing dalam kasus?

Infeksi cacing tambang pada manusia terutama disebabkan oleh

Ancylostoma duodenale (A. duodenale) dan Necator americanus (N. americanus). Infeksi

A. duodenale dan N. americanus merupakan penyebab terpenting anemia

defisiensi besi. Selain itu infeksi cacing tambang juga merupakan

penyebab hipoproteinemia yang terjadi akibat kehilangan albumin, karena

perdarahan kronik pada saluran cerna.

6. Differential Diagnosis/DD?

Anemia

Defisiensi

Fe

Anemia akibat

penyakit kronik

Trait Thalassemia Anemia

Sideroblastik

Kasus

Derajat

anemia

ringan-berat ringan ringan ringan-berat ringan

Lelah + + + + +

Mual + + + + +

Pusing + + + + +

Mudah

mengantu

k

+ + + + +

Pucat + + + + +

Etiologi Gangguan

absorbs Fe,

malabsorbsi,

kebutuhan

nutrisi

meningkat

Penyakit kronik Kelainan genetik kongenital Telur

cacing (+)

MCV menurun menurun/normal menurun menurun/normal menurun

MCH menurun menurun/normal menurun menurun/normal menurun

MCHC menurun menurun/normal menurun menurun/normal menurun10

Page 11: Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

Fe serum menurun menurun normal/meningkat normal/meningkat menurun

IBC meningkat menurun normal/menurun normal/menurun meningkat

Serum

feritim

menurun normal meningkat meningkat menurun

7. Pemeriksaan penunjang?

1. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (volume

korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan

mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia

(aplastik). Nilai normal eritrosit (juta/mikro lt) : 3,9 juta per mikro liter pada

wanita dan 4,1 -6 juta per mikro liter pada pria

2. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit menurun.

3. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum

tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).

4. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat

mengindikasikan tipe khusus anemia).

5. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan

kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.

6. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia,

misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih

pendek.

7. Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).

8. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin

meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik). Nilai normal Leokosit (per mikro

lt) : 6000 – 10.000 permokro liter

9. Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi

(hemolitik). Nilai normal Trombosit (per mikro lt) : 200.000 – 400.000 per mikro

liter darah

10. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin. Nilai

normal Hb (gr/dl) : Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).

11. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan

defisiensi masukan/absorpsi

11

Page 12: Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

12. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)

13. LDH serum : menurun (DB)

14. Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)

15. Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,

menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB).

16. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan

GI

17. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam

jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal:

peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah

(aplastik)

8. Working Diagnosis/WD? Anemia defisiensi Fe et causa infeksi cacing

9. Etiologi?

Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal dari :

- Saluran cerna : akibat dari tukak peptic, pemakaian salisilat atau NSAID,

kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid dan infeksi cacing

tambang (ankilostomiasis)

- Saluran genitalia perempuan : menorrhagia atau metrorhagia

- Saluran kemih : hematuria

- Saluran nafas : hemaptoe

Penyebab perdarahan paling sering pada laki-laki adalah perdarahan gastrointestinal,

di Negara tropic paling sering karena infeksi cacing tambang (ankilostomiasis).

Sedangkan pada perempuan dalam masa reproduksi paling sering karena meno-

metrorhagia.

Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi

(bioavailabilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan

rendah daging)

Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan

dan kehamilan

Gangguan absorbs besi : gastrektomi, tropical sprue atau colitis kronik.

10. Tata laksana?

12

Page 13: Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

a. Terapi kausal : terapi terhadap penyebab perdarahan. Misalnya pengobatan cacing

tambang (ankilostomiasis) diberikan antelmintik yang sesuai seperti : piperazine

hexahidrate, albendazole, mebendazole, oxantel pamoate, pyrantel pamoate. Terapi

kausal harus dilakukan, jika tidak maka anemia akan kambuh kembali

b. Pemberian preparat Fe

- Ferrous sulphat 3 x 325 mg per oral dalam keadaa perut kosong

- Ferrous gluconate 3 x 200 mg per oral setelah makan

- Iron dextran (mengandung Fe 50 mg/ml) IM, mula-mula 50 mg kemudian

100-200 mg setiap 1-2 hari. Bisa juga secara IV, mula-mula 0,5 ml sebgai

dosis percobaan, dan bila 3-5 menit tidak ada reaksi diberikan 250-500 mg

c. Pengobatan lain

Diet : sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan tinggi protein terutama

yang berasal dari protein hewani

Vitamin C : vitamin C diberikan 3 x 100 mg per hari untuk meningkatkan

absorbs besi

11. Komplikasi?

1. Kurangnya konsentrasi, daya tahan tubuh yang berkurang akibatnya penderita anemia

akan mudah terkena infeksi (batuk-pilek, flu atau infeksi saluran nafas)

2. Menyebabkan dispnea, nafas pendek dan cepat lelah saat melakukan aktivitas jasmani

3. Mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak

4. Penurunan kecerdasan, terganggunya perkembangan koordinasi mental maupun

motorik

5. Gagal jantung

12. Prognosis? Dubia et bonam.

13. KDU?

Tingkat Kemampuan 4

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang

diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan

13

Page 14: Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

dan mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas

14. Pandangan Islam?

Rasulallah saw menerangkan bahwa betapa pentingnya kebersihan dan perlunya usaha untuk

mewujudkan kebersihan.

Sesungguhnya islam itu bersih, hrndaklah kamu mewujudkan kebersihan karena sesungguhnya tidak

akan masuk sorga kecuali orang yang bersih (HR Khatib)

Sesungguhnya Allah itu bersih, Ia cinta kebersihan ( HR Turmudzi )

2.3.5 Kerangka Konsep

14

Hobi memancing di sungai menggunakan umpan cacing

Cacing menghisap nutrisi dan darah serta terjadi perlukaan di mukosa usus

Infeksi cacing

Defisiensi Fe

Anemia

Keluhan :

-3 bulan yang lalu :

Mual, pusing, mudah mengantuk

-1 bulan yang lalu :

Mudah lelah

Metabolisme energi terganggu

-Fe serum menurun

-IBC meningkat

-Serum feritin menurun

Page 15: Skenario B Anemia Defisiensi Fe (Osoca)

15