Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

44
2.1 SKENARIO Edo, 18 tahun dibawa ke UGD RSMP karena sesak nafas hebat setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu. Edo mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Edo menabrak bagian belakang mobil yang berhenti tiba-tiba. Dada Edo membentur stang motor kemudian Edo terlempar dengan kepala membentur aspal karena helmnya terlepas. Menurut orang yang mengantar, Edo sempat pingsan kemudian sadar kembali. Pemeriksaan Fisik: Keadaan Umum: gelisah tampak sesak napas hebat. Primary survey : Airway : Menjawab bila dipanggil nama dan mengeluh sesak napas Breathing : - Terlihat sesak, RR 6x dalam 10 detik, mulut kebiruan, gerak napas sebelah kanan tertinggal dibandingkan sebelah kiri, trakea terdorong kekiri, tampak lebam kebiruan didada depan kanan berdiameter 8cm. - Terdengar bising napas vesikuler jelas pada thorax kiri dan vesikuler menjauh atau melemah pada thorax kanan. Denyut jantung terdengar jelas 19x dalam 10 detik. Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |1

description

Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

Transcript of Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

Page 1: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

2.1 SKENARIO

Edo, 18 tahun dibawa ke UGD RSMP karena sesak nafas hebat

setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu. Edo

mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Edo menabrak bagian

belakang mobil yang berhenti tiba-tiba. Dada Edo membentur stang motor

kemudian Edo terlempar dengan kepala membentur aspal karena helmnya

terlepas. Menurut orang yang mengantar, Edo sempat pingsan kemudian

sadar kembali.

Pemeriksaan Fisik:

Keadaan Umum: gelisah tampak sesak napas hebat.

Primary survey :

Airway : Menjawab bila dipanggil nama dan mengeluh sesak napas

Breathing :

- Terlihat sesak, RR 6x dalam 10 detik, mulut kebiruan, gerak

napas sebelah kanan tertinggal dibandingkan sebelah kiri, trakea

terdorong kekiri, tampak lebam kebiruan didada depan kanan

berdiameter 8cm.

- Terdengar bising napas vesikuler jelas pada thorax kiri dan

vesikuler menjauh atau melemah pada thorax kanan. Denyut

jantung terdengar jelas 19x dalam 10 detik.

- Nyeri tekan pada daerah lebam teraba krepitasi pada costae V-

VI anterior kanan, perkusi sonor pada lapangan paru kiri dan

hipersonor pada lapangan paru kanan.

Dokter UGD menemukan gangguan di breathing dan lakukan

tatalaksana optimal. Setelah tatalaksana tersebut didapatkan data :

RR 22x/menit, suara napas lapangan paru kanan sedikit menguat,

trakea kembali ke tengah namun suara napas paru kanan masih

hipersonor.

Circulation : ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin, denyut

nadi 25x dalam 15 detik. Tekanan darah 110/70 mmHg. Sumber

perdarahan tidak tampak.

Dokter melakukan penatalaksanaan terhadap sirkulasi.

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |1

Page 2: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

Disability : Edo terlihat mengantuk namun membuka mata bila

dipanggil. Menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah.

Menjawab nama dan alamat namun lupa saat ditanya kronologis

kejadian. Pupil kanan melebar, reflex cahaya (+) lambat, pupil kiri

normal, refleksi cahaya (+) cepat.

Dokter melihat ada masalah pada disability dan merencanakan

pemeriksaan tambahan untuk Edo.

Exposure : terdapat hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm.

terdapat vulnus ekskoriatum pada pelipis kanan.

Secondary survey :

Kepala : hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm

Leher : dalam batas normal

Thorax : tampak lebam kebiruan di dada depan kanan

berdiameter 8 cm, krepitasi pada costae V-VI anterior kanan.

Abdomen : dalam batas normal

Ekstremitas : ekskoriasi pada daerah articulation cubiti dan genu kanan.

2.2 IDENTIFIKASI MASALAH

1. Edo, 18 tahun dibawa ke UGD RSMP karena sesak nafas hebat setelah

mengalami kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu.

2. Edo mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Edo menabrak

bagian belakang mobil yang berhenti tiba-tiba. Dada Edo membentur

stang motor kemudian Edo terlempar dengan kepala membentur aspal

karena helmnya terlepas. Menurut orang yang mengantar, Edo sempat

pingsan kemudian sadar kembali.

3. Keadaan Umum: gelisah tampak sesak napas hebat.

4. Primary survey :

Airway : Menjawab bila dipanggil nama dan mengeluh sesak napas

5. Breathing :

Terlihat sesak, RR 6x dalam 10 detik, mulut kebiruan, gerak

napas sebelah kanan tertinggal dibandingkan sebelah kiri,

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |2

Page 3: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

trakea terdorong kekiri, tampak lebam kebiruan didada depan

kanan berdiameter 8cm.

Terdengar bising napas vesikuler jelas pada thorax kiri dan

vesikuler menjauh atau melemah pada thorax kanan. Denyut

jantung terdengar jelas 19x dalam 10 detik.

Nyeri tekan pada daerah lebam teraba krepitasi pada costae V-

VI anterior kanan, perkusi sonor pada lapangan paru kiri dan

hipersonor pada lapangan paru kanan.

Dokter UGD menemukan gangguan di breathing dan lakukan

tatalaksana optimal. Setelah tatalaksana tersebut didapatkan

data : RR 22x/menit, suara napas lapangan paru kanan sedikit

menguat, trakea kembali ke tengah namun suara napas paru

kanan masih hipersonor.

6. Circulation : ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin, denyut nadi

25x dalam 15 detik. Tekanan darah 110/70 mmHg. Sumber perdarahan

tidak tampak. Dokter melakukan penatalaksanaan terhadap sirkulasi.

7. Disability : Edo terlihat mengantuk namun membuka mata bila

dipanggil. Menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah. Menjawab

nama dan alamat namun lupa saat ditanya kronologis kejadian. Pupil

kanan melebar, reflex cahaya (+) lambat, pupil kiri normal, refleksi

cahaya (+) cepat. Dokter melihat ada masalah pada disability dan

merencanakan pemeriksaan tambahan untuk Edo.

8. Exposure : terdapat hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm.

Terdapat vulnus ekskoriatum pada pelipis kanan.

9. Secondary survey :

Kepala : hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm

Leher : dalam batas normal

Thorax : tampak lebam kebiruan di dada depan kanan

berdiameter 8 cm, krepitasi pada costae V-VI anterior kanan.

Abdomen : dalam batas normal

10. Ekstremitas : Ekskoriasi pada daerah articulation cubiti dan genu

kanan.

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |3

Page 4: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

2.3 ANALISIS MASALAH

1. Edo, 18 tahun dibawa ke UGD RSMP karena sesak nafas hebat

setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu.

a. Apa makna sesak napas hebat setelah mengalami kecelakaan lalu

lintas 30 menit yang lalu ?

Jawab :

Kemungkinan telah mengalami hipoksia akibat trauma pada thorax

yaitu :

Tension pneumothorax

Fraktur costae

Obstruksi jalan napas

(Bakta, I Made dan I Ketus Suastika, 2013)

b. Apa hubungan sesak napas dengan kecelakaan lalu lintas ?

Jawab :

Penyebab sesak napas ada banyak, salah satunya trauma pada

thorax. Hubungannya yaitu karena kecelakaan lalu lintas yang

terkena bagian thorax sehingga terjadinya tension pneumothorax.

(Bakta, I Made dan I Ketus Suastika, 2013)

c. Apa saja penyebab dari sesak napas ?

Jawab :

Jawab :

a) Cardiac :

• Gagal jantung

• Penyakit arteri koroner

• Disfungsi katup

• Infark miokard

• Aritmia

• Hipertropi ventrikel

b) Pulmoner →kemungkinan penyebab pada kasus Edo

• PPOK

• Asma

• Penyakit paru retriksi

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |4

Page 5: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

• Pneumotoraks

c) Non cardiac dan non pulmoner

• Kondisi metabolic

• Nyeri

• Gangguan neuromuscular

• Gangguan otorinolaring

• Fungsional anxietas, gangguan panic hiperventilasi

Kemungkinan penyebab sesak nafas pada kasus ini adalah

karena adanya trauma akibat kecelakaan lalu lintas yang

menyebabkan cedera pada parenkim paru atau bronkus yang

berperan sebagai katup searah. Katup ini mengakibatkan udara

bergerak searah ke rongga pleura dan menghalangi adanya aliran

balik dari udara tersebut. Sehingga menyebabkan terperangkapnya

udara ventilator di rongga pleura tanpa adanya aliran udara balik.

Udara yang terperangkap akan meningkatkan tekanan positif di

rongga pleura sehingga menekan mediastinum dan mendorong

jantung serta paru ke arah kontralateral.

Hal ini menyebabkan turunnya curah jantung dan

timbulnya hipoksia. Curah jantung turun karena venous return ke

jantung berkurang, sedangkan hipoksia terjadi akibat gangguan

pertukaran udara pada paru yang kolaps dan paru yang tertekan di

sisi kontralateral. Hipoksia dan turunnya curah jantung akan

menggangu kestabilan hemodinamik sehingga menyebabkan sesak

nafas pada kasus. Disamping itu sehingga kolaps paru juga

disebabkan karena gangguan ventilasi-perfusi. Sehingga

menyebabkan hipoksia. Tubuh mengkompensasinya dengan sesak,

takikardia dan takipnea.

(Bakta, I Made dan I Ketus Suastika, 2013)

d. Bagaimana meknaisme sesak napas hebat setelah mengalami

kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu ?

Jawab :

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |5

Page 6: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

Kecelakaan lalu lintastrauma tumpul thoraks (anterior dextra)

terjadi peningkatan tekanan pada alveolar secara mendadak

alveolar menjadi ruptur akibat kompresi yang ditimbulkan oleh

trauma tumpul tersebutruptur alveolar akan menyebabkan udara

menumpuk pada pleura visceralmenumpuknya udara terus

menerus akan menyebabkan pleura visceral rupture atau robek

udara memasuki rongga pleura (dextra) dari tempat ruptur pleura

yang bekerja seperti katup satu arah (one way valve)udara dapat

memasuki rongga pleura (dextra) pada saat inspirasi tetapi tidak

bisa keluar lagi karena tempat ruptur tersebut akan menutup pada

saat ekspirasi pada saat inspirasi akan terdapat lebih banyak

udara lagi yang masuk dan tekanan udara mulai melampaui

tekanan barometrik tekanan dalam rongga pleura (dextra)

semakin meningkatkolaps paru serta menekan mediastinum

sehingga terjadi kompresi serta pergeseran jantung dan pembuluh

darah besaraliran balik vena menurunhipoksiasesak nafas

hebat (Bakta, I Made dan I Ketus Suastika, 2013).

e. Apa tindakan yang dilakukan pada pasien yang mengalami sesak

napas ?

Jawab :

Dekompresi segera dan penanggulangan awal dengan cepat berupa

insersi jarum yang berukuran besar (ukuran 14 atau 16 gauge) pada

sela iga kedua linea midclavicular pada hemithoraks yang

mengalami kelainan (pada kasus hemithoraks dextra). Insersi jarum

sampai masuk ke rongga pleura, sehingga tekanan udara positif

akan keluar melalui jarum tersebut. Tindakan ini akan mengubah

tension pneumothoraks menjadi simpel pneumothoraks.

(ATLS, 2008)

2. Edo mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Edo menabrak

bagian belakang mobil yang berhenti tiba-tiba. Dada Edo

membentur stang motor kemudian Edo terlempar dengan kepala

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |6

Page 7: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

membentur aspal karena helmnya terlepas. Menurut orang yang

mengantar, Edo sempat pingsan kemudian sadar kembali.

a. Apa makna Edo sempat pingsan dan sadar kembali ?

Jawab :

Maknanya adalah bahwa Edo telah mengalami Lucid Interval. Dan

Edo telah mengalami cedera kepala ringan, yang ditandai Edo

sadar penuh dan dapat berbicara namun dengan riwayat orientasi,

atau kehilangan kesadaran sesaat.

(Bresler, Michael Jay dan George L. Sternbach, 2006)

b. Apa yang dimaksud lucid interval ?

Jawab :

Lucid interval merupakan gangguan kesadaran sebentar dan

dengan bekas gejala beberapa jam. Keadaan ini disusul oleh

gangguan kesadaran progresif disertai dengan kelainan neurologis

fokal. Kemudian gejala neurologi timbul secara progresif berupa

pupil anisokor, hemiparesis, papil edema, dan gejala herniasi

transtentorial (Toyama et al, 2005).

Interval lucid bukan merupakan tanda patognomonik pada

cedera kepala dengan epidural hematom (EDH). Hal ini di

karenakan hanya 40% pasien dengan EDH yang mengalami

interval lucid. Selain itu, sepertiga dari pasien subdural hematom

(SDH) akut juga menpresentasikan adanya interval lucid (Toyama

et al, 2005).

c. Bagaimana gejala khas dari lucid interval ?

Jawab :

1) Bingung

2) Penglihatan kabur

3) Susah bicara

4) Nyeri kepala yang hebat

5) Keluar cairan darah dari hidung atau telinga

6) Nampak luka yang dalam atau goresan pada kulit kepala

7) Mual

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |7

Page 8: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

8) Pusing

9) Berkeringat

10) Pucat

11) Pupil anisokor, yaitu pupil dilateral menjadi melebar

(Toyama et al, 2005).

d. Bagaimana mekanisme sempat pingsan dan sadar kembali pada

kasus ini ?

Jawab :

Interval lucid terjadi karena adanya gangguan tekanan

darah intra kranial yang berubah secara mendadak dimana tubuh

masih bisa mengkompensasi dengan peningkatan tekanan darah.

Pecahnya pembuluh darah menyebabkan daerah distal tidak

mendapat pasokan nutrisi sehingga mengalami iskemik. Oleh

karena itu, baroreseptor yang berada pada sinus karotikus akan

memicu sistem saraf simpatis sehingga terjadi peningkatan tekanan

darah untuk mengkompensasi iskemik (Ropper & Browen, 2005).

Sebelum terjadinya proses kompensasi, akan terjadi

vasodepressor sinkop (vasovagal sinkop) sebagai salah satu

mekanisme pertahanan penurunan tekanan intracranial yang

mendadak. Sinkop ini dapat berdurasi menit hingga jam tergantung

dari seberapa cepat tubuh bisa6677 mengkompensasi (Ropper &

Browen, 2005).

Ketika tubuh bisa mengkompensasi dengan suplai nutrisi

yang optimal, maka kesadaran pasien akan dapat segera kembali.

Namun, apabila perdarahan masih berlanjut, akan terjadi desakan

pada parenkim otak yang mengakibatkan penurunan kesadaran

progresif, hemiparesis atau plegi sesuai dengan focus desakan, dan

herniasi yang mempengaruhi fungsi saraf kranialis (Ropper &

Browen, 2005).

e. Apa dampak Edo kecelakaan dengan dada membentur stang,

kepala membentur aspal tanpa helm ?

Jawab :

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |8

Page 9: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

Dada membentur stang telah terjadi trauma thorax. Juga

dapat menyebabkan adanya tension pneumothorax, open

pneumothorax, flail chest, konstusio paru dan hemothorax

massif, fraktur cosate, ruptur aorta traumatic, Contusio

Paru.

Kepala membentur aspal tanpa helm trauma kepala,

hematom Epidural, hematom subdural dan Penurunan

Kesadaran, Gegar otak atau komosio cerebri, amnesia dan

sakit kepala berat, memar otak atau Kontusio cerebri.

(Asrini. 2008)

f. Apa saja etiologi trauma ?

Jawab :

1. Trauma tumpul

Dapat disebabkan kecelakaan lalu lintas, terjatuh, kegiatan

rekreasi atau pekerjaan. Keterangan penting yang dibutuhkan

pada kecelakaan lalu lintas mobil adalah pemakaian sabuk

pengaman, deformasi kemudi, arah tabrakan, kerusakan

kendaraan dalam bentuk kerusakan mayor pada bentuk luar, atau

hal-hal yang berhubungan dengan perlengkapan penumpang

terlempar keluarnya penumpang karena akan memperparah

kemungkinan perlukaan.

2. Trauma tajam

Akibat pisau atau benda tajam dan senjata api. Faktor yang

menentukan jenis dan berat perlukaan adalah daerah tubuh yang

terluka , organ yang terkena dan velositas( kecepatan). Dengan

demikian maka velositas, kaliber, arah dan jarak dari senjata

merupakan informasi yang penting diketahui.

3. Perlukaan karena suhu panas atau dingin

Luka bakar, atau kombinasi dengan trauma tumpul ataupun

tajam akibat mobil terbakar, ledakan,benda yang jatuh,cedera

dan keracunan monoksida dapat menyertai luka bakar.

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |9

Page 10: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

4. Bahan berbahaya ( HAZMAT, Hazardous Material)

Kontak dengan bahan kimia , toksin atau radiasi perlu diketahui

karena 2 sebab. Yg pertama bahan bahan ini dapat menyebabkan

kelainan pada jantung, paru , atau organ tubuh lain. Pada yang

kedua , bahan bahan ini dapat berbahaya untuk petugas

kesehatan yang merawat penderita (Sjamsuhidajat.de jong,

2010)

g. Apa saja klasifikasi trauma ?

Jawab :

1. Cedera vertebralis

2. Trauma capitis

3. Trauma thorax

4. Trauma abdomen

5. Trauma pelvis

6. Trauma ekstremitas

7. Trauma leher

(Sjamsuhidajat.de jong, 2010)

h. Bagaimana mekanisme trauma pada kasus ini ?

Jawab :

(Lindsay, Kenneth. 1997)

i. Bagaimana cara evakuasi pasien kecelakaan pada kasus ini ?

Jawab :

1) Evakuasi Korban Kadang-kadang luka korban semakin

parah karena evakuasi yang tidak benar. Usahakan

memindahkan korban dilakukan oleh tiga orang agar beban

lebih ringan sehingga korban aman pada saat evakuasi.

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |10

Disfungsi jaringan + trauma

Melebihi toleransi jaringan

Terjadi pemindahan energi

Muncul gelombang kejut yang bergerak

Kecelakaan lalu lintas

Page 11: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

Mengangkat secara bersamaan pada satu sisi menggunakan

lengan kemudian dekap dan pindah secara berlahan.

Turunkan korban secara bersamaan. Alangkah lebih baik

kalau jaraknya jauh, gunakan tandu.

2) Periksa Kesadaran Periksa apakah korban masih dalam

kondisi sadar atau tidak dengan menepuk atau menggerak-

gerakkan pundaknya. Jika masih sadar, maka bantu korban

untuk menemukan posisi yang paling nyaman selagi Anda

meminta bantuan dari orang sekitar atau para medis.

3) Periksa Pernapasan Jika korban kecelakaan tidak sadar,

buka jalan napasnya terlebih dulu lalu lihat, dengar, dan

rasakan apakah korban bernapas dengan normal. Jangan

samakan pernapasan agonal dengan pernapasan normal.

Pernapasan agonal biasanya terjadi setelah jantung berhenti

sampai 40 persen, pasien sulit bernapas, berat, berisik, atau

terengah. Pernapasan ini dikenal sebagai tanda serangan

jantung. Pastikan pula Anda sudah menghubungi Unit

Gawat Darurat.

4) Periksa Pulang Patah Biasanya terjadi akibat benturan

keras, keinginan kuat untuk menolong terkadang membuat

seseorang buru-buru ingin membawa korban kerumah sakit.

banyak kejadian kecelakaan mobil atau motor dimana

korban mengalami cedera/patah tulang belakang ataupun

tulang leher sebagai bagian sistem saraf pusat. Pertolongan

terburu-buru dengan mengangak korban secara

serampangan justru dapat memperparah kondisi patahn

tulang tersebut dan akibatnya fatal salah satunya

menyebabkan kecacatan pada korban dan parahnya

menyebabkan kematian.

5) Periksa Luka Lecet Biasanya terjadi akibat gesekan

sehingga permukaan kulit terkelupas dan tampak titik-titik

pendarahan. Bersihkan kulit sekitar luka mulai dari tengah

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |11

Page 12: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

luka sampai ke kulit sekitar luka. Tutup dengan kain

penutup luka steril dan plester.

6) Periksa Luka Sayat atau Iris Biasanya terjadi akibat kontak

dengan senjata tajam. Akibatnya jaringan kulit dan lapisan

di bawahnya terputus dengan kedalaman bervariasi.

Bersihkan luka dengan cairan antiseptik. Tutup luka dengan

plester. Gunakan kain dan kasa yang steril untuk menutupi

luka.

7) Kompresi Dada Letakkan tumit salah satu tangan di tengah

dada, letakkan tumit tangan lainnya di atas dengan jari-jari

saling mengunci. Tekan dada dengan kedalaman empat

hingga lima cm.

8) Napas Bantuan Jepit hidung korban dan mulailah Anda

mengambil napas dengan normal. Bibir Anda mengatup

seluruhnya di bagian mulut korban. Hembuskan udara

hingga dada korban terlihat naik kurang lebih satu detik.

Beri waktu sampai dinding dada turun kembali.

9) Perhatikan apakah ada cedera atau trauma Jika ada

perdarahan, maka ambil kasa dan tekan untuk

menghentikan perdarahan. Saat ada kotoran pada luka,

cukup bersihkan dengan diusap dan jangan dicuci. Jika

korban mengalami atah tulang terbuka, ambil kasa setebal

kain lalu tekan untuk menghentikan perdarahan. Jika ada

tulang yang terlepas keluar jangan dimasukkan karena

bagian itu sudah terkena kotoran, jika dimasukkan bisa

menyebabkan infeksi. Sebisa mungkin kirim korban ke RS

dalam waktu kurang dari 12 jam.

10) Membantu Menghentikan Perdarahan Salah satu resiko

trauma adalah terjadinya perdarahan jika ada luka. Untuk

menghindari semakin banyak darah yang hilang dimana

dapat berisiko terjadinya Shock karena perdarahan.

Sebelum petugas kesehatan datang anda dapat membantu

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |12

Page 13: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

mengurangi perdarahan dengan cara bebat luka atau

menekan kuat-kuat luka dengan kain yang tebal. cara

seperti itu dapat membantu korban mengalami kehilangan

banyak darah yang dapat memperburuk kondisinya. Jika

luka terjadi di tangan dan kaki, namun tidak ada kecurigaan

patah tulang maka tinggikan posisi tangan dan kaki diatas

jantung untuk mengurangi derasnya aliran darahnya.

(ATLS, 2008)

1. Keadaan Umum: gelisah tampak sesak napas hebat.

a. Bagaimana interpretasi dari keadaan umum ?

Jawab :

Keadaan Umum Interpretasi

a. Gelisah Terjadi penurunan kesadaran

(delirium)

b. Tampak sesak napas Hipoksia, akibat tension

pneumothorax.

b. Bagaimana mekanisme abnormal dari keadaan umum ?

Jawab :

Penurunan Kesadaran

Trauma tumpul gangguan sirkulasi darah untuk ke

otakvasokonstriksi pembuluh

darahhipoksiapenurunan kesadaran.

Sesak napas

Kecelakaan lalu lintas dada membentur stang

motortrauma tumpul pada thorax fraktur costai V-VI

udara dari dalam paru-paru bocor ke rongga pleura udara

tidak dapat keluar dari rongga pleura peningkatan

tekanan intrapleuralparu-paru kolaps pertukaran udara

tidak adekuathipoksiasesak napas hebat.

2. Airway : Menjawab bila dipanggil nama dan mengeluh sesak napas

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |13

Page 14: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

a. Bagaimana interpretasi Primary survey dari airway ?

Jawab :

Airway Interpretasi

a. Menjawab bila dipanggil

nama

Normal; tidak ada sumbatan jalan

napas.

b. Mengeluh sesak napas Hipoksia, akibat tension

pneumothorax.

3. Breathing :

- Terlihat sesak, RR 6x dalam 10 detik, mulut kebiruan,

gerak napas sebelah kanan tertinggal dibandingkan

sebelah kiri, trakea terdorong kekiri, tampak lebam

kebiruan didada depan kanan berdiameter 8cm.

- Terdengar bising napas vesikuler jelas pada thorax

kiri dan vesikuler menjauh atau melemah pada thorax

kanan. Denyut jantung terdengar jelas 19x dalam 10

detik.

Nyeri tekan pada daerah lebam teraba krepitasi pada

costae V-VI anterior kanan, perkusi sonor pada

lapangan paru kiri dan hipersonor pada lapangan

paru kanan.

Dokter UGD menemukan gangguan di breathing dan

lakukan tatalaksana optimal. Setelah tatalaksana

tersebut didapatkan data : RR 22x/menit, suara napas

lapangan paru kanan sedikit menguat, trakea kembali

ke tengah namun suara napas paru kanan masih

hipersonor.

a. Bagaimana intepretasi primary survey dari breathing ?

Jawab :

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |14

Page 15: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |15

Breathing Interpretasi

a. Terlihat sesak Hipoksia, karena mengalami

kolapsnya alveolus.

b

.

RR 6x dalam 10 dtk= 1 menit

6x6=36x/menit.

Normalnya 12-20 x/menit

Takipnea

c. Mulut kebiruan Sianosis, kompensasi dari syok

akibat tension pneumothorax.

d

.

Gerak napas sebelah kanan

tertinggal dibandingkan sebelah

kiri

Gerak napas asimetris, paru kanan

kolaps atau tidak bisa mengembang

akibat ditekan oleh pleura yang

berisi udara.

e. Trakea terdorong kekiri Pergeseran trakea akibat

peningkatan tekanan pada rongga

pleura oleh udara, sehingga

penekanan mediastinum kearah sisi

yang sehat (kiri).

f. Tampak lebam kebiruan didada

depan kanan berdiameter 8cm

Trauma tumpul thoraks anterior

dextra, sehingga terjadi hematom

g

.

Terdengar bising napas vesikuler

jelas pada thoraks kiri

Normal

h

.

Vesikuler menjauh atau melemah

pada thorax kanan

adanya udara pada rongga pleura

dan paru kanan kolaps akibat

adanya penekanan oleh pleura

terhadap paru.

i. Denyut jantung terdengar jelas

19x dalam 10

detik=19x6=114x/menit

Takikardi, merupakan mekanisme

kompensasi jantung untuk

mencukupi kebutuhan oksigen di

organ-organ vital sehingga cukup

untuk perfusi. Dapat juga

merupakan tanda-tanda syok.

j. Teraba krepitasi pada costae V-VI

anterior kanan

Fraktur costae multipel V-VI

sehingga kerusakan otot antar iga,

peradangan yang mengiritasi

serabut saraf nyeri.

k

.

Perkusi sonor pada lapangan paru

kiri

Normal, suara pada paru, rongga

pleura paru kiri tidak berisi udara

l. Hipersonor pada lapangan paru

kanan

Abnormal; adanya udara dalam

rongga pleura.

Page 16: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

(Guyton & Hall, 2008)

b. Bagaimana cara pemeriksaan Breathing ?

Jawab :

1) Look

a) Ada tidak pernafasan, status mental

b) Lihat apakah ada distensi vena leher, jejas thorax

c) Bila ada nafas, hitung frekuensi pernafasan dan

keteraturannya besar kecil volume

d) Dada simetris atau asimetris

e) Adakah cuping hidung atau tidak

2) Listen

a) Keluhan dan suara pernafasan, adakah stridor, wheezhing,

ronchi, gurgling, choking.

3) Feel

a) Adakah bunyi ekshalasi dari lubang hidung, mulut, atau

bunyi hipersonor pada lapangan paru

b) Adakah empisema subkutis

c) Adakah krepitasi atau nyeri tekan pada thorax

d) Adakah deviasi trakea

(ATLS, 2008)

c. Bagaimana tatalaksana dokter UGD jika menemukan gangguan

breathing seperti pada kasus ini ?

Jawab :

Ventilasi dan Oksigenasi

Step 1 : Penilaian

a. Buka leher dan dada sambil menjaga imobilisasi

leher dan kepala

b. Tentukan laju dan dalamnya pernafasan

c. Inspeksi dan palpasi leher dan toraks untuk adanya

deviasi trakhea, ekspansi toraks simetris atau tidak

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |16

Page 17: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

simetris, pemakaian otot tambahan, dan tanda-tanda

cedera lainnya

d. Perkusi toraks untuk menentukan redup atau

hipersonor

e. Auskultasi toraks bilateral

Step 2 : Pengelolaaan

a. Pemberian oksigen konsentrasi tinggi

* canul 2-6 LPM

* Face mask / RM (Rebreathing Mask) 6-10 LPM

* NRM 10-12 LPM

b. Ventilasi dengan alat bag-valve-mask

c. Menghilangkan Tension Pneumothorax

- Dekompresi segera dan tatalaksana awal

- Penusukan jarum kaliber besar pada ruang

interkostal dua pada garis midclavicular

- Asepsis dan antisepsi dada

- Anastesi lokal jika pasien sadar atau keadaan

mengijinkan

- Tusuk pleura parietal

- Pindahkan luer-lok dari kateter dan dengar

keluarnya udara ketika jarum masuk pleura

parietal, menandakan tension pneumotoraks telah

diatasi

- Pindahkan jarum dan ganti luer-lok di ujung

distal kateter

- Tinggalkan kateter plastik ditempatnya dan

ditutup dengan plaster kain kecil

- Siapkan chest tube, jika perlu

- Hubungkan chest tube ke WSD atau katup tipe

flutter dan cabut kateter yang digunakan untuk

dekompresi pada kasus tension pneumotoraks

(ATLS, 2008 )

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |17

Page 18: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

4. Circulation : ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin,

denyut nadi 25x dalam 15 detik. Tekanan darah 110/70 mmHg.

Sumber perdarahan tidak tampak. Dokter melakukan

penatalaksanaan terhadap sirkulasi.

a. Bagaimana intepretasi primary survey dari circulation ?

Jawab :

Circulation Interpretasi

a. Ekstremitas terlihat pucat dan

teraba dingin

Tanda syok

b. Denyut nadi 25x dalam 15

detik= =25x4=100x/menit

Normal

c. Tekanan darah 110/70 mmHg. Normal

d. Sumber perdarahan tidak

tampak

Normal

b. Bagaimana tatalaksana dokter UGD jika menemukan gangguan

Circulation seperti pada kasus ini ?

Jawab :

1) Pada henti jantung lakukan pijat jantung luar minimal

100 kali/menit.

2) Pada pasien syok, letakkan pasien dalam ”posisi syok”

yaitu mengangkat kedua tungkai lebih tinggi dari

jantung.

3) Bila pasien syok karena perdarahan, lakukan

penghentian sumber perdarahan yang tampak dari luar

dengan melakukan penekanan, diatas sumber

perdarahan kemudian dilakukan pemasangan jalur intra

vena (iv access). Dan pemberian cairan infus kristaloid

berupa ringer lactat atau larutan garam (NaCl 0,9 %).

4) Pasien dewasa pemasangan jalur intra vena dilakukan

dengan pilihan menggunakan 2 kateter perifer kaliber

besar (14-16) diguyur di daerah lengan atas antecubiti

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |18

Page 19: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

(lokasi lebih proximal). Sebaiknya dipasang 2 jalur intra

vena bila terdapat perdarahan massif (ATLS, 2008).

5. Disability : Edo terlihat mengantuk namun membuka mata

bila dipanggil. Menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah.

Menjawab nama dan alamat namun lupa saat ditanya

kronologis kejadian. Pupil kanan melebar, reflex cahaya (+)

lambat, pupil kiri normal, refleksi cahaya (+) cepat. Dokter

melihat ada masalah pada disability dan merencanakan

pemeriksaan tambahan untuk Edo.

a. Bagaimana intepretasi primary survey dari disability ?

Jawab :

Disability Interpretasi

a. Edo terlihat mengantuk namun

membuka mata bila dipanggil.

Eye: 3

Menggerakkan tangan dan kaki

sesuai perintah.

Motorik: 6

Menjawab nama dan alamat Verbal: 5

Total skore GCS: 14

“cedera kepala ringan”

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |19

Page 20: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

Lupa saat ditanya kronologis

kejadian.

Komosio serebral; terjadi setelah

cedera kepala berupa hilangnya

fungsi neurologik sementara tanpa

kerusakan struktur. Komosio

umumnya meliputi sebuah periode

tidak sadarkan diri dalam waktu yang

berakhir selama beberapa detik

sampai beberapa menit. Jika jaringan

otak di lobus temporal dapat

menimbulkan amnesia atau

disorientasi.

b. Pupil kanan melebar, reflex

cahaya (+) lambat

Pupil anisokor; tanda herniasi lobus

temporal (unkus) pada otak.

c. pupil kiri normal, refleksi

cahaya (+) cepat

Normal

(Price&Sylvia, 2012)

b. Bagaimana cara penilaian Glasgow Coma Scale (GCS) ?

Jawab :

Glasgow Coma Scale (GCS) dinilai dari 3 komponen utama

yaitu:

1) E-score (kemampuan membuka mata/eye opening

responses)

4 = membuka mata spontan

3 = dengan kata-kata akan membuka mata bila diminta

2 = membuka mata bila diberikan rangsangan nyeri

1 = tidak membuka mata walapun dirangsang nyeri

2) V-score (memberikan respon jawaban secara verbal/verbal

responses)

5 =memiliki orientasi yang baik, dapat menjawab

pertanyaan dengan baik

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |20

Page 21: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

4 =memberikan jawaban pertanyaan, tetapi jawabannya

seperti bingung

3 =memberikan jawaban pertanyaan, tetapi jawabannya

berupa kata-kata yang tidak jelas

2 =memberikan jawaban berupa suara yang tidak

jelas,bukan merupakan kata.

1 =tidak memberikan jawaban berupa suara apapun

3) M-score (menilai respon motorik ekstremitas/motor

responses)

6 =dapat menggerakkan seluruh ekstremitas sesuai

perintah

5 =dapat menggerakkan ekstremitas secara terbatas karena

nyeri

4 =respon gerak menjauhi rangsang nyeri

3 =respon gerak abnormal beripa fleksi ekstremitas

2 =respon gerak abnormal berupa gerak ekstensi

1 =tidak ada respon berupa gerak

Intepretasi :

1) GCS : 14-15 = CKR (cedera kepala ringan)

2) GCS : 9-13 = CKS (cedera kepala sedang)

3) GCS : 3-8 = CKB (cedera kepala berat)

(Asrini, 2008)

c. Apa pemeriksaan tambahan yang dilakukan dokter UGD untuk

masalah disability pada Edo ?

1. CT-SCAN

CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu

prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari

berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak. CT-Scan

merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi

yang universal utk pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti

sususan saraf pusat, otot dan tulang, tenggorokan, rongga perut.

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |21

Page 22: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

dugaan yang kuat antara suatu kelainan, yaitu :

a) Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses

b) Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya

vaskularisasi dan infark

c) Brain contusion

d) Brain atrofi

e) Hydrocephalus

f) Inflamasi

2. MRI

MRI merupakan salah satu bentuk pemeriksaan radiologi

yang menggunakan prinsip magnetisasi. Medan magnet

digunakan untuk proses magnetisasi komponen ion hidrogen

dari kandungan air di tubuh. MRI dapat menggambarkan dengan

sangat jelas dan kontras berbagai bagian organ tubuh.

Pemeriksaan MRI dapat dilakukan pada berbagai organ dan

sistem tubuh. Sebuah jaringan tubuh yang rusak akan

menimbulkan pembengkakan (edema). Adanya pembengkakan

ini akan memberikan warna kontras yang berbeda dengan

jairngan normal. MRI dapat digunakan untuk berbagai kelainan

yaitu :

1) Di bidang saraf: stroke, tumor otak, kelainan mielinisasi

otak, gangguan aliran cairan otak/hidrocephalus, beberapa

bentuk infeksi otak, gangguan pembuluh darah otak, dsb.

2) Di bidang muskuloskeletal: tumor jaringan tulang atau otot,

kelainan saraf tulang belakang, tumor spinal, jeputan akar

saraf tulang belakang, dsb.

3) Di bidang kardiologi: pembuluh darah besar, pemeriksaan

MRA (Magnetic Resonance Angiografi) carotis, dsb.

(Price&Wilson, 2012)

8. Exposure : terdapat hematom di parietal kanan berdiameter 6

cm. Terdapat vulnus ekskoriatum pada pelipis kanan.

a. Bagaimana interpretasi Primary survey dari Exposure ?

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |22

Page 23: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

Jawab :

Exposure Interpretasi

a. Terdapat hematom di

parietal kanan berdiameter

6 cm.

Trauma kapitis, telah terjadi

herniasi cerebral.

b. Terdapat vulnus

ekskoriatum pada pelipis

kanan

Diskontinuitus jaringan bagian

pelipis kanan

b. Bagaimana mekanisme primary survey dari Airway, Breathing,

Circulation, Disability, Exposure yang abnormal ?

Jawab :

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |23

Kecelakaan lalu lintas trauma tumpul thoraks (anterior dextra)

↑an tekanan pada alveolar secra mendadak

Fraktur iga multipel ( costae V-VI

Krepitasi costae V-VI

Ruptur alveolar

Ruptur alveolar menyebabkan udara menumpuk pada pleura visceral

Rupture/robek pleura visceral

Penumpukan udara terus-menerus akibat proses inspirasi

udara memasuki rongga pleura (dextra) dari tempat ruptur pleura yang bekerja seperti katup satu arah (one way valve)

Udara dapat masuk ke rongga pleura (dextra) saat inspirasi tp tidak bisa keluar saat ekspirasi

pada saat inspirasi akan terdapat lebih banyak udara lagi yang masuk

Page 24: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

Patofisiologi: Pupil kanan melebar, reflex cahaya (+) lambat

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |24

Tekanan dalam rongga pleura (dextra) semakin meningkat

menekan mediastinum ke arah yang sehat (kiri)

kompresi serta pergeseran jantung dan pembuluh darah besar

↓an aliran

balik vena Hipoksia

Sesak nafas hebat

Trakea terdorong ke kiri

Ekstremitas pucat& dingin

Mulut kebiruan

Kolaps paru

dextra

Gerak napas kanan tertinggal dibanding yg kiri

Vesikular

melemah

Hipersonor pada

lapangan paru dextra

Trauma kepala daerah parietal

A.Meningen media robek

Hematom epidural

Menekan lobus otak kearah bawah dan dalam

Bagian medial lobus mengalami herniasi unkus

Kompresi N.Oculomorius (III)

Malfungsi nuclei parasimpaticus N.III

Dilatasi pupil yang tidak sensitiv terhadap cahaya dan tidak berkontraksi saat akomodasi

Page 25: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

Patofisiologi: Takipnea,Takikardi,

Kecelakaan lalu lintas dada membentur stang motortrauma tumpul

pada thorax fraktur costai V-VI udara dari dalam paru-paru bocor ke

rongga pleura udara tidak dapat keluar dari rongga pleura

peningkatan tekanan intrapleuralparu-paru kolaps pertukaran udara

tidak adekuathipoksiakompensasi ke organ vital untuk membutuhkan

aliran darah yang membawa oksigen lebih banyak agar ttidak erjadi

kerusakanan jaringangangguan ventilasi-perfusiTakipnea dan

Takikardi.

9. Secondary survey :

Kepala : hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm

Leher : dalam batas normal

Thorax : tampak lebam kebiruan di dada depan kanan

berdiameter 8 cm, krepitasi pada costae V-VI anterior

kanan.

Abdomen : dalam batas normal

a. Bagaimana intepretasi secondary survey ?

Jawab :

• Kepala : hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm :

telah terjadi Herniasi Cerebral.

• Thorax : tampak lebam kebiruan di dada depan kanan

berdiameter 8 cm, krepitasi pada costae V-VI anterior

kanan : telah terjadi hematom dan fraktur costae multiple

V-VI, karena trauma tumpul.

b. Bagaimana mekanisme secondary survey ?

Jawab :

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |25

Pupil kanan melebar, reflex cahaya (+) lambat

Page 26: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

Kepala: hematom di parietal kanan berdiameter 6

cm :

Kecelakaan lalu lintas kepala membentur aspal

hematom herniasi lobus temporal (unkus) pada otak.

Thorax : tampak lebam kebiruan di dada depan

kanan berdiameter 8 cm, krepitasi pada costae V-VI

anterior kanan:

Kecelakaan lalu lintas dada membentur stang

motortrauma tumpul pada thorax fraktur costai V-

VItampak lebam dengan diameter 8 cm.

10. Ekstremitas : ekskoriasi pada daerah articulation cubiti dan

genu kanan.

a. Bagaimana intepretasi dari ekstremitas ?

Jawab :

Ekskoriasi pada daerah articulation cubiti dan genu kanan:

Diskontinuitus jaringan pada daerah articulatio cubiti dan genu

kanan.

b. Bagaimana mekanisme abnormal pada ekstremitas ?

Jawab :

Trauma kecelakaan lalu lintastergesek aspal pada daerah siku

dan lutut kanan diskontinuitas (terputusnya hubungan)

jaringan pada epidermistimbul vulnus ekskoriatum atau luka

lecet pada bagian siku dan lutut bagian kanan.

(Price&Sylvia, 2012)

11. Apa saja pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan pada kasus

ini ?

Jawab :

Foto Thorax atau Chest X-Ray

Pemeriksaan Radiografi thorax atau sering disebut chest x-

ray (CXR) bertujuan menggambarkan secara radiografi organ

pernafasan yang terdapat di dalam rongga dada. Teknik radiografi

thorax terdiri dari bermacam-macam posisi yang harus dipilih

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |26

Page 27: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

disesuaikan dengan indikasi pemeriksaan, misalnya bronchitis

kronis, fleural effusion, pneumothorax dan lain-lain.

Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi

yang melibatkan dinding thorax, tulang thorax dan struktur yang

berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-paru, jantung dan

saluran-saluran yang besar. Pneumonia dan gagal jantung kongestif

sering terdiagnosis oleh foto thorax. Foto thorax sering digunakan

untuk skrining penyakit paru yang terkait dengan pekerjaan di

industri-industri seperti pertambangan dimana para pekerja

terpapar oleh debu. Secara umum kegunaan Foto thorax adalah :

untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler)

untuk melihat adanya trauma (pneumothorax,

haemothorax)

untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB)

untuk memeriksa keadaan jantung

untuk memeriksa keadaan paru-paru

(Price&Sylvia, 2012)

12. Apa diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini ?

Jawab :

Trauma thorax akibat Tension Pneumothorax dan Trauma capitis

(cedera kepala ringan)

13. Apa kemungkinan yang terjadi apabila kasus ini tidak

ditatalaksana dengan baik ?

Jawab :

o Tension pneumothoraks : Laserasi paru, kematian

o Fraktur costae multiple : osteomyelitis, kematian

o Syok hipovolemi : kematian

14. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?

Jawab :

Dubia Ad Bonam, bila penanganannya cepat, segera, dan tepat.

15. Apa Kompetensi Dokter Umum pada kasus ini ?

Jawab :

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |27

Page 28: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

KDU 3B

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter

(misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter

dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke

spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).

(Konsil Kedokteran Indonesia, 2012)

16. Bagaimana pandangan Islam pada kasus ini ?

Jawab :

“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku”

(As Syu’araa: 80). Maksudnya,  Allah semata yang memberikan

kesembuhan, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam memberikan

kesembuhan. Oleh karena itu wajib bagi hamba memiliki

keyakinan yang mantap bahwasanya tidak ada yang mampu

menyembuhkan kecuali Allah (Al-Qur’anul Karim).

2.4 KESIMPULAN

Edo 18 tahun mengalami tension pneumothorax dan trauma capitis akibat

kecelakaan lalu lintas.

2.5 KERANGKA KONSEP

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |28

Edo, 18 tahun kecelakaan lalu

lintas

Dada terbentur stang dan kepala membentur aspal

Trauma Capitis

Page 29: Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012

Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |29

Trauma Thorax

Tension Pneumothorax

Sesak napas hebat

Vulnus Ekskioriatum

Gangguan kesadaran

Tension Pneumothorax