skenario
-
Upload
fenimelani -
Category
Documents
-
view
27 -
download
7
description
Transcript of skenario
![Page 1: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN HASIL DISKUSI
KELOMPOK D
” ANESTESI LOKAL”
Blok 11 Pemicu 1
Ketua : Abdur Razaq K. (0810740001)
Sekretaris : Nimas Anissa (0810740037)
Anggota:
Antuk Tyassing P. (0810740009)
Dinda Natalia (0810740015)
Felix Alexander (0810740023)
Kartika I. Eka Putri (0810740028)
Petter Tedjo (0810740042)
Rr. Merina Diah (0810740049)
Anasia Chrisanty S (0810743001)
Imania P. Puri (0810743010)
Trisianto Njoto Hardjo (0810743017)
DK 1 : 22 Februari 2011
DK 2 : 25 Februari 2011
Fasilitator : drg. Miftakhul Cahyati, Sp.PM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
![Page 2: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/2.jpg)
LEARNING ISSUES
1. Menjelaskan tentang anestesi lokal:
a. Definisi
b. Mekanisme kerja
c. Macam/jenis (golongan berdasarkan struktur kimia)
d. Indikasi dan kontraindikasi
e. Macam-macam teknik
f. Komplikasi
g. Penanganan komplikasi dan rujukan
![Page 3: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/3.jpg)
ANESTESI LOKAL
A. DEFINISI
Anestetik lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila digunakan
secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup.
Obat yang diberikan secara lokal (topikal atau suntikan) dalam kadar yang
cukup dapat menghambat hantaran impuls pada saraf yang dikenal oleh
obat tersebut. Obat-obat tersebut menghilangkan rasa nyeri terbatas pada
daerah tubuh yang dikenai tanpa meninggalkan kesadaran
Local Anesthetesia didefinisikan sebagai suatu keadaan hilangnya sensasi
di bagian tubuh tertentu dengan depresi iksitasi ujung saraf atau
penghambatan konduksi pada saraf tepi. Local Anesthetic adalah suatu
agen yang dapat menyebabkan Local Anaesthesia (Bahl, 2003).
Hilangnya sensasi pada area tubuh yang disebabkan oleh penekanan
rangsangan pada nerve ending atau terhambatnya proses konduksi pada
saraf tepi
Perlu dibedakan antara anastesi dengan analgesik
o Analgesik: hilangnya sensasi rasa sakit yang tidak disertai dengan
hilangnya bentuk sensitivitas lain.
o Anastesi: hilangnya semua bentuk sensasi termasuk sakit, sentuhan,
persepsi temperatur, dan tekanan dan dapat disertai dengan terganggunya
fungsi motorik.
o Anastesi lokal: anastesi bila hanya sebagian dari tubuh yang terpengaruh.
B. MEKANISME KERJA
Pusat mekanisme kerja anestesi lokal adalah pada membran sel. Potensial
aksi saraf terjadi karena adanya peningkatan sesaat pada permeabilitas
membran terhadap ion Natrium akibat depolarisasi ringan pada membran
sel. Peningkatan permeabilitas membran sel saraf tersebut mengakibatkan
ion Natrium mengalir melalui membran sel saraf. Anestetik lokal
menghambat penerusan impuls dengan cara menurunkan permeabilitas
membran sel saraf terhadap ion natrium. Aliran ion natrium dihambat karena
adanya interaksi langsung molekul lipofil besar dari zat anestetik. Sehingga
![Page 4: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/4.jpg)
molekul zat anestetik tersebut mendesak dan menghalangi ion natrium
tampa mengambil alih fungsinya.
Penghantaran impuls saraf:
1. Pada keadaan istirahat, ion K+ di dalam sel > dr di luar sel. Sedangkan
ion Na+ di luar lbh byk.
2. Pada saat ada rangsangan permeabilitas membran saraf meningkat
ion sodium di luar berdifusi masuk dan ion kalium keluar
depolarisasi
Semua agen anastesi mencegah bertambahnya permeabilitas membran
saraf aliran ion sodium dicegah. Larutan anastesi lokal dengan
konsentrasi rendah menunda aliran ion, konsentrasi tinggi mencegah
aliran ion.
![Page 5: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/5.jpg)
Skema Perjalanan Anestesi Lokal
Rute
InjeksiTopikalOral
Obat bekerja
DistribusiDiawali dengan absorbsi oleh pembuluh darah.Level dalam plasma menentukan toksisitas obat
anestesi lokal.Dapat Menembus Aliran darah Otak dan
Plasenta.
Metabolisme
EksresiOrgan yang berperan = GINJAL
Gangguan pada GINJAL merupakan Kontraindikasi Relatif Penggunaan Anestesi
Lokal.
Gol EsterOleh enzim Pseudocolinesterasi dalam
plasmaChloroprocaine paling cepat di hidrolisis paling tidak toksik
Tetracaine Paling lama dihidrolisis Paling potenet toksik
Gol. AmideMetabolisme Lebih kompleks, organ utama =
LIVER.Gangguan pada liver (aliran darah lambat
[hipotensi, Congestive Heart Failure], fungsi liver buruk [cirhosis]) potensi Toksik obat
amnestesi lokal.
![Page 6: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/6.jpg)
Metabolisme dan Eksresi:
1. Ester
Terdisosiasi oleh enzim esterase dalam darah dan hati dan terhidrolisa
menjadi asam benzoate dan alcohol. Diekskresi melalui urine
2. Amida
Hidrolisa terjadi hanya bila ada katalis dalam hati sehingga dapat dioksidasi
dan dikonjugasi lebih lanjut oleh asam glukoronat. Dieksresi oleh urine
Faktor durasi:
1. Variasi respon individual terhadap administrasi obat
2. Keakuratan administrasi obat
3. Status jaringan pada daerah anestesi (vaskularisasi, pH)
4. Variasi anatomi
5. Tipe administrasi injeksi (supraperiosteal, infiltrasi, atau nerve block)
Pengaruh pH Terhadap Mekanisme Kerja Anestesi Local
Dalam bentuk basa bebas, anestesi local hanya sedikit larut dan tidak
stabil dalam bentuk larutan. Oleh karena itu, anestetik local diperdagangkan
dalam bentuk garam yang mudah larut dalam air, biasanya garam hidroklorid.
Anestesi local merupakan basa lemah, tetapi larutan garamnya bersifat agak
asam. Hal ini menguntungkan karena menambah stabilitas anestesi local dalam
jaringan. Banyak bukti menunjukkan bahwa dalam jaringan, garam asam ini
harus dinetralkan lebih dahulu dan dilepaskan suatu basa bebas sebelum obat
tersebut menembus jaringan dan menghasilkan efek anestetik.anestesi local
yang digunakan umumnya mengandung atom N tersier atau sekunder, oleh
karena itutergantung dari pKa dan pH larutan akan terbentuk amin tersier atau
sekunder yang tidak bermuatan listrik, atau terbantuk kation ammonium.
Anestetik local yang biasa digunakan mempunyai pKa antara 8-9,
sehingga pada pH jaringan tubuh hanya didapati 5-20% dalam bentuk basa
bebas. Bagian ini walaupun kecil, sangat penting, karena untuk mencapai
tempat kerjanya obat harus berdifusi melalui jaringan penyambung dan
membrane sel lain, dan hal ini hanya mungkin terjadi dengan bentuk amin yang
tidak bermuatan listrik. Dari penelitian mengenai efek anestetik local terhadap
penghambatan proses pembelahan sel telur landak laut, dapat disimpulkan
![Page 7: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/7.jpg)
Local Anesthetics
Absorbsi ↑Kadar dalam Plasma ↑
Durasi kerja obat ↓Bleeding ↑
Penambahan Vasokontriktor
Blood Flow ↓Absorbsi ↓
Kadar dalam Plasma ↓Toksisitas ↓
Durasi kerja obat ↑Bleeding ↓
bhawa hanya dalam bentuk kationlah suatu anestetik local dapat menghambat
pembelahan sel.
Penelitian lain yang menggunakan saraf tidak bermielin menyokong
pendapat di atas, konduksi saraf dapat dihambat atau tidak dihambat hanya
dengan mengubah pH larutan menjadi 7 atau 9,5. Pada pH 7, terjadi hambatan
hantaran dan sebagian besar anestetik local berada dalam bentuk kation. Hal ini
menunjukkan bahwa yang mencegah pembentukkan potensial aksi ialah bentuk
kation yang bergabung dengan reseptor dengan kanal Na+. tetapi akhir-akhir ini
terbukti bahwa kedua bentuk molekul tersebut memiliki aktivitas anesthesia,
namun apakah hanya ada satu reseptor tunggal untuk kedua bentuk molekul
tersebut, masih perlu diteliti lebih lanjut.
Vasokonstiktor
- Sebagian vasokonstriktor mungkin akan diserap dan bila jumlahnya cukup
banyak menimbulkan efek samping, yaitu: gelisah, takikardia, palpitasi dan
nyeri di dada.
- Untuk mengurangi adregenik yang berlebihan dan tidak diinginkan tersebut,
dipertimbangkan penggunaan obat penghambat alfa dan beta adregenik.
- Dapat terjadi perlambatan penyembuhan luka, edema, dan nekrosis, karena
amin asimpatomimetik menyebabkan peninggian pemakaian oksigen jaringan
dan dengan adanya vasokonstriksi terjadi hipoksia dan kerusakan jaringan
setempat.
Pentingnya Vasokontriktor
![Page 8: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/8.jpg)
Vasokonstiktor
Non-Ketocolamides
EpinephrineNorepinephrine
LevanordephrineIsoprotenerol
Dopamine
Ketocolamides
AmphetamineMethampethamine
EphedrineMephentermine
HidroxyampethamineMetaraminolMetoxamine
Phenylephrine
Macam Vasokontriktor
C. MACAM/ JENIS (GOLONGAN BERDASARKAN STRUKTUR KIMIA)
a. Senyawa ester
Kokain
- mempunyai efek vasokonstriksi
- kerjanya lama karena merintangi re-uptake neuron andergik
- stimulasi SSP
Indikasi:
- untuk anestesia lokal permukaan
Kontra indikasi:
- digunakan pada masa kehamilan
Kokain mempunyai daya pirogen kuat. Kenaikan suhu badan
disebabkan oleh 3 faktor yaitu:
1. Penambahan aktivitas otot akan meninggikan produksi panas.
2. Vasokonstriksi menyebabkan berkurangnya kehilangan panas.
3. Efek langsung pada pusat pengatur suhu.
![Page 9: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/9.jpg)
Efek local kokain terpenting yaitu kemampuannya untuk memblokade
konduksi saraf. Atas dasar efek ini, pada suatu masa kokain pernah
digunakan secara luas untuk tindakan di bidang oftalmologi, tapi kokain ini
dapat menyebabkan terkelupasnya epitel kornea.
Prokain:
- berkerja singkat
- resorbsi di kulit buruk, sering digunakan dengan injeksi dan sering
ditambah adrenalin untuk memperpanjang kerjanya.
- lebih sering digantikan oleh lidocain yang mempunyai efek samping yang
lebih rendah.
Tetrakain
- Pada pemberian intravena, 10x lebih aktif dan lebih toksik daripada
prokain.
- Untuk pemakaian topical pada mata menggunakan larutan tetrakain
0,5%, untuk hidung dan tenggorokan menggunakan larutan tetrakain
2%.
- Pada anestesi spinal, dosis total 10-20 mg.
b. Senyawa Amida
Lidocain
- merupakan anestetik kuat yang digunakan secara topikal atau infiltrasi
Indikasi: digunakan untuk anestetik pada selaput lendir dan kulit untuk nyeri
dan rasa terbakar
- mempunyai efek yang lebih kuat dari prokain pada konsentrasi yang
sebanding.
- waktu paruh 1,5- 2 jam
- lama kerja 60-90 menit
Efek samping:
- mengantuk, pusing, sukar bicara
- hipotensi, konvulsi, semua efek pada SSP
Semua efek samping timbul pada over dosis
Kontra indikasi:
![Page 10: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/10.jpg)
- hiper sensitivitas
- pasien dengan gangguan fingsi hati
Prokain
- toksisitas lebih rendah dari lidocain karena mempunyai efek vasodilatasi
yang lebih rendah dan resorbsi lebih lambat dan perombakannya lebih
cepat.
- di dalam hati dirombak menjadi O-toulidin
Indikasi:
- untuk anestesi permukaan (dengan atau tampa adrenalin)
Efek samping:
- sianosis
- methemoglobinemia
Mepivakain
- kerja dan kekuatannya mirip dengan lidocain tetapi sedikit lebih lama
- tidak bersifat vasodilatasi, sehingga tidak perlu ditambah vasokonstriktor.
Indikasi:
- terutama digunakan untuk infiltrasi pembedahan dental, mata dan THT.
- mempunyai efek setelah 4 menita, lama kerja 1-4jam.
Bupivakain
Indikasi:
- untuk anestesi daerah yang luas
Kuat dan bersifat long acting (5-8) jam
Dapat dikombinasi dengan adrenalin 1:200000
- dapat digunakan selama masa kehamilan dengan kadar 2,5_5 mg/ml
- dari semua anestetik likal bupivakain merupakan yang paling sedikit
melintasi plasenta. Sehingga aman digunakan untuk pasien dengan
kehamilan.
![Page 11: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/11.jpg)
Cara Kerja
MixedIndirectDirect
Bekerja langsung pada reseptor AndrenergikMerilis niorepinephrine dari terminal saraf andrenergikDirect dan Indirect
Contoh :Semua Gol. Ketocolamide, Methoxamine, dan Phenylephrine
Contoh : Tyramine, Ampethamine, Methampethamine, Hidroxyampethamine.
Contoh : Metharaminol, Ephedrine
Tambahan:
Penggolongan obat anestesi lokal berdasarkan cara kerja:
Penggolongan obat anestesi lokal
I. Benzoic acid esters
1. Piperocaine (Metycaine)
2. Meprylcaine (Oracaine)
3. Kincaine (kincaine)
II. Para-aminobenzoic acid esters
1. Procaine (Novocaine)
2. Tetracaine (Pontocaine)
3. Butethamine (Monocaine)
4. Propoxycaine (Ravocaine)
5. 2-chloroprocaine (Nesacaine)
6. Procaine dan butethamine
III. Meta-aminobenzoic acid esters
1. Metabutethamine (Unacaine)
![Page 12: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/12.jpg)
2. Primacaine (Primacaine)
IV. Para-ethoxybenzoic acid esters
1. Diethoxin (Intracaine)
V. Cyclohexylamino-2 propyl benzoate
1. Hexylcaine (Cyclaine)
VI. Anilide ( non ester type )
1. Lidocaine (Xylocaine)
2. Mepivacaine)
Penggolongan berdasarkan rantai kimia
Terbagi menjadi 3 bagian:
1. Hidrophilic amino terminal
Terdiri dari rantai amino yang larut air. Kelarutan dalam air ini yang
menyebabkan obat anastesi dapat larut ke dalam pelarutnya dan dapat
melewati cairan interstitial dalam tubuh
2. Intermediate chain
Terdiri dari ester atau amida
3. Lipophilic aromatic
Memiliki kemampuan untuk menembus jaringan lemak
Sifat anastetik lokal yang ideal:
1. Potensi dan reabilitas
- Apabila substansi digunakan secara tepat dan dalam dosis yang tepat,
substansi ini akan memberikan efek anestesi lokal yang efektif dan konsisten.
2. Aksi reversibel
- Aksi setiap obat yang digunakan untuk mendapat anestesi lokal harus sudah
hilang sepenuhnya dalam rentang waktu tertentu (tidak permanen)
3. Keamanan
- Semua agen anestesi lokal harus mempunyai rentang batas keamanan yang
luas
- Prilokain mempunyai rasio terapeutik tertinggi diikuti mepivacain, prilokain
dan lidokain.
4. Kurang mengiritasi
- Tidak menimbulkan luka atau iritasi pada jaringan yang terkena.
![Page 13: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/13.jpg)
5. Kecepatan timbulnya efek dan durasi efek
- Mula kerja harus sesingkat mungkin, sedangkan masa kerja harus cukup
lama sehingga cukup waktu untuk melakukan tindakan operasi, tetapi tidak
demikian lama sampai memperpanjang masa pemulihan.
6. Sterilitas
- Harus dapat disterilkan tanpa menimbulkan perubahan struktur atau sifat.
7. Berdaya tahan lama
8. Penetrasi membran mukosa
- Idealnya, obat harus dapat mempunyai sifat untuk menembus membran
mukosa sehingga anestesi topikal dapat diperoleh dengan mudah.
9. Larut dalam air dan stabil dalam larutan
D. TEKNIK
1. ANESTESI TOPIKAL/PERMUKAAN
Anestesi diperoleh melalui aplikasi agen anestesi tertentu pada daerah
kuliat maupun membran mukosa yang dapat dipenetrasi untuk membaalkan
ujung-ujung syaraf superfisial.
Paling sering digunakan untuk membaalkan mukosa sebelum
penyuntikan.
Bahan yang digunakan adalah lidokain hidroklorida 10% dalam basis air
yang dikeluarkan dalam jumlah kecil dari kontainer aerosol.
Bila dalam bentuk spray larutan umumnya dapat didistribusikan lebih
mudah dan efeknya akan lebih luas daripada yang diinginkan.
Dapat menggunakan sediaan salep yang mengandung lidokain 5%
untuk tujuan yang sama, tetapi diperlukan waktu 3-4 menit untuk memberikan
efek anestesi permukaan.
Beberapa disertai enzim hialuronidase dalam sediaannya untuk tujuan
dapat membantu penetrasi agen anestesi lokal ke dalam jaringan.
2. ANESTESI REGIONAL/BLOK
Larutan anestesi yang didepositkan di dekat batang saraf, akan melalui
pmblokiran semua impuls, menimbulkan anestesi pada daerah yang disuplai
oleh saraf tersebut.
![Page 14: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/14.jpg)
Meski teknik dapat digunakan pada rahang atas, teknik ini mempunyai
manfaat khusus dalam bidang kedokteran gigi untuk anetesi mandibula.
Teknik infiltrasi pada mandibula umumnya tidak dapat dilakukan karena
tulang kortikalnya tebal.
Teknik anestesi blok dibagi dua, yaitu blok intraoral dan ekstraoral. Blok
intraoral terdiri dari injeksi pada nervus infraorbital, nervus alvolar poterior
superior, nervus alveolar inferior dan nervus mentale. Dan blok ekstraoral
terdiri dari injeksi pada nervus alveolar inferior, nervus mentale, dan nervus
infraorbital.
Teknik anastesi blok pada Rahang Bawah dibagi menjadi 2, yaitu
metoda fisher dan metoda single path.
3. ANESTESI INFILTRASI
Larutan anestesi didepositkan di dekat serabut terminal dari saraf dan
akan terinfiltrasi di sepanjang jaringan untuk mencapai serabut saraf dan
menimbulkan efek anestesi dari daerah terlokalisir yang disuplai oleh saraf
tersebut.
Teknik dibagi menjadi :
a) Suntikan Submukosa
o Larutan anestesi didepositkan tepat di balik membran submukosa
o Cenderung tidak menimbulkan anestesi pada pulpa gigi, tapi
sering digunakan untuk anestesi saraf bukal panjang sebelum
pencabutan molar bawah atau opeasi jaringan lunak.
o Disemprotkan sampai salju putih keluar.
b) Suntikan Supraperiosteal
o Larutan anestesi didepositkan di luar periosteum, larutan akan
terinfiltrasi melalui periosteum, bidang kortikal dan tulang medularis
ke serabut saraf.
c) Suntikan Subperiosteal
o Larutan didepositkan antar bidang periosteum dan bidang
kortikal.
d) Suntikan Intraosseus
o Larutan anestesi didepositkan pada tulang medularis.
![Page 15: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/15.jpg)
e) Suntikan intraseptal
o Merupakan teknik modifikasi dr IO. Digunakan bila akan
dipasang gigi tiruan immediat atau teknik supraperiosteal tdk
mungkin dilakukan.
o Dengan jarum 27 gauge, larutan diinsersikan pada tulang lunak
di alveolar crest. Teknik ini dilakukan setelah diperoleh
anastesi superfisial.
f) Suntikan intraligamental/ ligamen periodontal
Memiliki beberapa keuntungan:
o Hanya terbatas pada satu gigi
o Memiliki waktu yang cepat sekitar 30 detik dan durasinya 45-55
menit
o Rasa sakit minimal
o Menghindari terjadinya haematoma
Kekurangan:o Dapat merasa pahit karena bocornya larutano Sakit pasca penyuntikan tidak jarang terjadi dan dapat
berlangsung berhari-hario Terjadi avulsi
KI: apabila ada infeksi gingiva
3 hal pencabutan gigi
1. Saraf yang menginervasi harus dianastesi.
2. Mucosa bucal dan labial harus dianastesi.
3. Mucosa palatinal dan libual harus dianastesi.
Jika salah satu tidak dianastesi, akan membuat rasa sakit pada pasien dan
membuat drg kehilangan kepercayaan dari pasiennya tersebut.
E. KOMPLIKASI
a. Lokal
i. Kegagalan untuk mendapat efek anastesi
1. Teknik yang salah larutan yang terlalu sedikit, periksa
landmark anatomi
![Page 16: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/16.jpg)
2. Ada infeksi akut
3. Penggunaan obat yang kadaluarsa
4. Resistensi individual
ii. Sakit selama dan setelah penyuntikan
1. Salah satu faktor: tajamnya jarum. Jarum yang tajam
lebih mudah penetrasi ke jaringan. Selain itu, cartridge
perlu dihangatkan dulu dan larutan disuntikan pelan-
pelan
2. Hal lain yang dapat menyebabkan sakit adalah infeksi,
trismus, dan pembentukan haematoma
iii. Pembentukan haematoma
1. Jarang pada teknik infiltrasi dan sering pada gigi superior
posterior struktur dan posisi pleksus venosus pterigoid
2. Bila dicurigai dapat terjadi infeksi AB
iv. Suntikan IV
1. Perlu dilakukan aspirasi terlebih dahulu untuk cegah
larutan masuk pembuluh darah
2. Akibat: pingsan, kulit pucat, berkeringat, takikardia
v. Kepucatan
1. Karena kombinasi meningkatnya tegangan jaringan
akibat deposisi cairan dan efek lokal dari vasokonstriktor
2. Iskemia umumnya bersifat sementara 30 detik sampai
30 menit; tenangkan pasien saja.
vi. Trismus
1. Terjadi kerusakan pembuluh darah haematoma/
infeksi trismus
2. Infeksi drainase + AB; bila sudah terkontrol saline
hangat dikumur
vii. Paralisa wajah
1. Jarum terlalu jauh ke belakang dan terlalu di belakang
ramus ascendens/ mengenai glandula parotis
2. Menenangkan pasien
viii. Gangguan sensasi yang berlangsung lama
![Page 17: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/17.jpg)
1. Kerusakan saraf karena jarum atau larutan yang
terkontaminasi dengan bahan neurotoksik seperti alkohol
2. Dikontrol selama 3 bulan, kalau tidak ada perubahan
rujuk
ix. Patahnya jarum
1. Jarum yang patah jaringan ditekan, jarum ditarik
dengan bantuan tang
2. Bila fraktur di dalam Ro dl, rujuk ke spesialis
x. Infeksi
xi. Trauma pada bibir
xii. Gangguan visual
b. Umum
i. Sinkop
o Merupakan hilangnya kesadaran karena anemia cerebral.
o Tanda-tanda klinisnya sangat mirip dengan syok, yaitu:
- Pasien menjadi sangat pucat
- Kulitnya dingin dan lembab
- Denyut nadi menjadi cepat dan mungkin terjadi
penurunan tekanan darah tetapi tidak berlangsung
lama
o Penyebab sinkop dapat psikologik, sebab reaksi yang lama bisa terjadi
pada orang yang diinjeksi dengan larutan salin.
o Sinkop yang terjasi setelah diinjeksi anastetikum lokal mudah diatasi
dengan cara sederhana, menunjukkan bahwa reaksi terhadap
anestetikum bukan merupakan akibat keracunan.
1. Perawatan ABC terlebih dahulu airway, breathe,
circulation
2. Px diposisikan kepala lebih rendah dari tubuh suplai
darah ke otak
3. Pemulihan spontan 15 menit kalau belum sadar, rujuk
ke rumah sakit.
4. Setelah sadar minuman bergula
![Page 18: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/18.jpg)
5. Kalau rujuk suntikan aminophylline BP 250 mg secara
perlahan
ii. Interaksi obat
1. Hati-hati dengan px pengguna obat antidepresi golongan
trisiklik. Agen vasokonstriktor dapat akibatkan hipertensi
atau aritemia kardiak
iii. Reaksi sensitivitas
1. Memiliki derajat yang bervariasi dari pembengkakan
oedematous lokal atau urtikaria pada daerah suntikan
sampai reaksi anapilaktik.
2. Reaksi lokal lebih sering daripada reaksi sistemik
3. Tanda pertama dari respon sistem saraf sentral biasanya
berupa eksitasi seperti pusing, gelisah, nausea, atau
sakit kepala ringan diikuti dengan tremor dan denyut
muskular terutama pada wajah, kaki dan tangan baru
kemudian terjadi konvulsi.
iv. Dermatitis
v. Gangguan kardio respirasi
vi. Syok
o Reaksi ini meskipun sangat mirip dengan sinkop,
umumnya jauh lebih parah dan mengakibatkan
penurunan volume darah sirkulasi
o Pasien biasanya kehilangan kesadaran, tekanan darah
menurun, denyut nadi cepat dan berbahaya.
o Perawatan: tempatkan pasien dalam posisi terbalik
dengan kepala lebih rendah dari tubuh dan lakukan
stimulasi jantung dan pernafasan.
![Page 19: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/19.jpg)
Efek sistemik Anestesi Lokal
Efek Pada CNS
1. Anti convulstant
Obat anestesi lokal dengan blood level dalam plasma yang memadai,
contoh : lidokain dengan blood level dalam plasma = 0,5 – 4 mikrogram /
mililiter
2. Preconvulsive sign n symtomps
Obat anestesi lokal dengan blood level dalam plasma yang lebih tinggi dari
efek anti convulsant. Contoh : lidokain 4,5 – 7 mikrogram / mililiter.
Gejala :
Kesulitan bicara
Gemetaran
Otot berkedut
Tremor pada otot twajah dan ekstremitas distal.
Tanda :
Mati rasa pada llidah dan regio di sekitar mulut
Pusing
Gangguan visual
Gangguan pendengaran
Rasa kantuk
Disorientasi/
3. Convulsive Phse
Blood level dalam plasma lebih tinggi lagi (dosisi toksik), contoh : lidokain 7,5
– 10 mikrogram / mililiter. Efek pada CNS menyebabkan kejang. Apabila
sidah tahap final dapat menyebabkan Depresi CNS.
4. Analgesia
Pemberian IV doketahui juga dapat meningkatkan ambang batas nyeri dan
menciptakan efek analgesia. Contoh : pemberian procain secara IV dengan
dosis 4 mg/KgBB untuk mengatasi nyeri pada Arthritis kronis.
5. Mood Elevation
Obat yang dipakai adalah kokain. Efeknya menyebabkan euforia, dan sebagai
penghilang rasa letih. Penggunaan a=yang sering dapat menyebabkan
![Page 20: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/20.jpg)
ketagian. Ketagihan secara terus menerus akan meningkatkan risiko
overdosis dan menimbulkan efek toksik.
Efek pada Kardiovaskuler
1. Efek langsung pada miokardium
Blood level ↑ saraf – saraf pada miokardium ikut terkena efek anestesi
lokal rangsangan elektrik ↓ Konduksi sinyal ↓ Tekanan kontraksi ↓.
2. Efek langsung pada Vaskulatur perifer.
Vasokontriksi : kokain
Vasodilatasi : hampir semua obat anestesi lokal, paling kuat procaine.
Jika clood level tinggi hipotensi.
Toksisitas pada jaringan lokal
Otot skeletal dapat teracuni oleh obat anestesi lokal. Contohnya injeksi IM dan IO :
lidocaine, Mevipacaine, prilocaine, buvipacaine, dan etidocaine. Obat yang berdurasi
lama lebih dapat meracuni daripada obat yang berdurasi pendek. Keracuna pada
otot skeletal pada umumnya sembuh dalam 2 minggu. Tidak menimbulkan gejala
dan tanda
Efek pada sistem respirasi
Efek non overdosis : relaksasi otot-otot bronkial
Efek overdosis : respiratory arrest sebagi hasil dari generalized CNS Depressions.
![Page 21: skenario](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062221/55cf932b550346f57b9c5dce/html5/thumbnails/21.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Malamed, S.F. 1998. Handbook of Local Anesthesia, 4th ed. St. Louis &
London : C.V. Mosby Co.
2. Bahl, ritu. 2003. Local Anesthesia In dentistry. Anesth Prog 51:138-142 2004
3. Farmakologi UI edisi 5 tahun 2007. Jakarta: Gaya baru
4. Howe, G.L. & Whitehead, F.I.H. 1992. Local Anaesthesia in Dentistry. Bristol :
John Wright
& Sons Ltd.