LAPORAN SKENARIO

49
LAPORAN TUTORIAL BLOK KURATIF DAN REHABILITATIF III SKENARIO I PERAWATAN PERIODONTAL FASE I Dosen Pembimbing : drg.Depi Praharani, M.Kes Disusun oleh Kelompok Tutorial 7

Transcript of LAPORAN SKENARIO

Page 1: LAPORAN SKENARIO

LAPORAN TUTORIAL

BLOK KURATIF DAN REHABILITATIF IIISKENARIO I

PERAWATAN PERIODONTAL FASE I

Dosen Pembimbing :

drg.Depi Praharani, M.Kes

Disusun oleh Kelompok Tutorial 7

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

Page 2: LAPORAN SKENARIO

2015

Dosen Pembimbing :drg.Depi Praharani, M.Kes

Disusun oleh Kelompok Tutorial 7

Ketua : Malun Nasrudin (121610101094 )

Scriber Papan : Anjayani Sri Utami (121610101096)

Scriber Meja : Annaasa Nur Hidayah (121610101065)

Anggota : Putri Rahmawati Y. (121610101030)

Balqis Fildzah B (121610101035)

Arum Risalah (121610101060)

Retno Widyastuti (121610101066)

Galistyanissa Wirastika (121610101067)

Miftah Dewi Masyitoh (121610101075)

Vinanti Nur C. (121610101072)

Dewi Anggraini (121610101083)

Fakhirotuz Zakiyah (121610101084)

Varina Zata Nabilah (121610101089)

Page 3: LAPORAN SKENARIO

SKENARIO

Seorang ibu muda berusia 28 tahun sangat khawatir karena gusinya

sering berdarah saat menggosok gigi sejak 1 bulan yang lalu. Oleh karena itu, dia

dating ke Klinik Periodonsia RSGM UNEJ. Pada pemeriksaan intraoral terlihat

plak dan kalkulus subginggiva pada gigi anterior tahang bawah yang berdesakan.

Pasien didiagnosis menderita Gingivitis Kronis dengan etiologi utama plak.

Keberadaan kalkulus dan gigi malposisi dinyatakan sebagai factor

predisposisi/etiologi sekunder. Dokter menjelaskan rencana perawatan pada

pasien tersebut adalah DHE, scaling dan root planning sebagai perawatan

periodontal fase I (etiotropik) serta kontrol periodik (fase pemeliharaan).

STEP 1

IDENTIFIKASI KATA SULIT

1. Fase I etiotropik

Merupakan tahapan awal perawatan periodontal, dimana sasarannya adalah

untuk menghilangkan factor penyebab / etiologi penyakit periodontal tanpa

tindakan bedah (non surgical).

2. Kalkulus sub gingival

Adalah kalkulus yang letaknya disebelah apical margin gingival ( diantara

permukaan gigi dan sulcular gingival ).

3. Gingivitis kronis

Adalah peradangan gingival karena infeksi bakteri pada plak yang

mengelilingi gigi, yang menetap dalam jangka waktu yang lama.

Page 4: LAPORAN SKENARIO

4. DHE

Dental Health Education (DHE) merupakan proses belajar persuasif dan

memotivasi pasien yang bersifat preventif. Bertujuan agar pasien menjaga

kesehatan gigi dan mulut, merubah perilaku jelek yang dapat menyebabkan

gangguan kesehatan gigi dan mulut.

5. Scaling

Adalah usaha untuk membersihkan deposit plak, kalkulus supragingiva

ataupun subgingiva, dan stain secara menyeluruh.

6. Root planning

Adalah proses untuk menghilangkan sisa-sisa kalkulus yang menempel pada

akar gigi.

STEP 2

MENETAPKAN PERMASALAHAN

1. Mengapa gusi sering berdarah ketika menggosok gigi pada kasus di skenario ?

2. Apa pertimbangan dokter gigi melakukan perawatan periodontal fase I pada

kasus di skenario ?

3. Bagaimana lingkup dari perawatan periodontal fase I ?

4. Apasaja yang diberikan dokter gigi dalam melakukan DHE pada kasus di

skenario ?

5. Bagaimana pengaturan kontrol periodik pada kasus di skenario ?

6. Bagaimana hubungan antara fase pemeliharaan dengan perawatan periodontal

fase I ?

Page 5: LAPORAN SKENARIO

STEP 3

ANALISIS MASALAH

1. Respon inflamasi perubahan vaskularisasi vasodilatasi epitel dan

pembuluh darah menipis adanya rangsangan (menyikat gigi) gusi

mudah berdarah.

Cara menggosok gigi yang salah juga dapat memperparah gusi mudah

berdarah karena melukai jaringan gingival yang sedang radang.

Bentuk kalkulus dilihat secara mikroskopis berbentuk runcing, bentuk yang

runcing dapat melukai gingival sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi.

2. Pertimbangan dokter gigi melakukan perawatan periodontal fase I, antara

lain :

a. Perawatn periodontal fase I merupakan perawatan periodontal dengan

menghilangkan etiologi dan faktor penyebab yang dapat memperparah

penyakit periodontal. Didalam skenario diketahui bahwa etiologi utama

adalah plak dan kalkulus, sehingga perlu dilakukan scaling dan root

planning untuk menghilangkan plak dan kalkulus, serta mengembalikan

kesehatan gingiva sehingga permukaan gigi menjadi halus. Dan juga

diberikan DHE sebagai tindakan preventif.

b. Kasus dalam skenario didiagnosa Gingivitis Kronis, merupakan perawatan

periodontal non bedah sehingga dilakukan perawatan periodontal fase I.

3. Perawatan periodontal fase I merupakan perawatan periodontal dengan

menghilangkan etiologi dan faktor penyebab yang dapat memperparah

Page 6: LAPORAN SKENARIO

penyakit periodontal. Kasus dalam skenario disebutkan terdapat etiologi

utama dan etiologi skeunder.

Etiologi utama gingivitis kronis adalah plak, sehingga dilakukan DHE,scaling

dan root planning untuk menghilangkan etiologi. DHE diberikan sebagai

tindakan preventif, scaling dan root planning dilakukan untuk menghilangkan

kalkulus pada supragingiva maupun subgingiva, dan untuk menghilangkan

sisa kalkulus pada akar gigi agar permukaan gigi menjadi halus dan bersih.

Sedangkan etiologi sekundernya adalah malposisi gigi. Malposisi gigi dapat

menjadi penumpukan plak karena daerahnya yang susah untuk dibersihkan

sehingga menjadi tempat melekatknya kalkulus yang banyak. Kasus malposisi

gigi ini diluar perawatan periodontal fase I sehingga dapat dirujuk ke bagian

klinik orthodonsi.

4. DHE yang diberikan dokter gigi pada pasien dalam kasus di skenario, antara

lain :

a. Edukasi

Pengetahuan tentang konsep sehat.

Cara pemilihan sikat gigi dan tehnik menyikat gigi yang benar.

Penggunaan disclosing agent.

Penggunaan dental floss

Makan makanan berserat

b. Motivasi

Memotovasi pasien akan pentingnya pola hidup sehat sehingga pasien

dapat menerapkannya dalam kehidupan. Menjelaskan bahwa kooperatifan

pasien sangat menunjang keberhasilan perawatan.

c. Instruksi

Mendemonstrasikan cara menyikat gigi yang benar.

Page 7: LAPORAN SKENARIO

5. Pengaturan kontrol periodik :

Kontrol periodik sebaiknya dilakukan 4 minggu setelah scaling dan root

planning. Karena minggu ke 3-4 proses inflamasi sudah mereda.

Pada tahun pertama :

3 bulan sekali apabila tidak ada masalah dalam penyembuhan

1-2 bulan sekali apabila Oral Hygiene jelek

Setelah tahun pertama :

6-12 bulan apabila Oral Hygiene baik, tidak ada poket, kalkulsu

minimal

3-4 bulan sekali apabila Oral Hygiene jelek, masalah oklusi,

kehilangan jaringan periodontal <50%, terdapat kalkulus

6. Hubungan fase pemeliharaan dengan perawatan periodontal fase I

a. Untuk melihat perkembangan kesehatan gigi dan mulut pasien

b. Untuk mencegah kekambuhan

c. Untuk mengetahui/menagntisipasi adanya kasus baru

d. Untuk mempertahankan hasil/keadaan yang sudah baik

e. Mikroflora normal pada subgingiva dapat kembali

STEP 4

MAPPING

Pasien dengan keluhan gigi berdarah

Page 8: LAPORAN SKENARIO

STEP 5

LEARNING OBJECTIVE

LO :

Page 9: LAPORAN SKENARIO

Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami :

1. Macam-macam fase perawatan periodontal

2. Pengertian, dasar pemikiran Perawatan Periodontal Fase I

3. Pengertian, dasar pemikiran, dan prosedur DHE

4. Pengertian, dasar pemikiran, dan prosedur Scaling

5. Pengertian, dasar pemikiran, dan prosedur Root Planing

6. Pengertian, dasar pemikiran Fase Pemeliharaan

PR :

1. Penyebab gusi mudah berdarah

STEP 7

PEKERJAAN RUMAH

Mengapa gusi mudah berdarah pada kasus dalam skenario ?

Page 10: LAPORAN SKENARIO

Pada gejala awal gingivitis, efek yang ditunjukkan oleh sitokin menyebabkan

rusaknya jaringan connective akibat dari tersebarnya Matrix Metalloproteinase

(MMPs). Pada masing-masing fase gingivitis, MMPs yang terlibat pun berbeda.

Gingiva yang mudah berdarah saat sikat gigi terjadi karena gingiva yang sudah

mengalami keadaan inflamasi kronis di mana terdapat gambaran histopatologi berupa

pelebaran pembuluh darah, pembengkakan pembuluh darah dan terjadi penipisan

pada sulcular epithelium gingiva sehingga pembuluh darah berada semakin dekat

dengan permukaan gingiva yang tipis dan tidak didukung dengan epitel gingiva yang

seharusnya dapat melindunginya. Ketika terjadi stimuli berupa menyikat gigi,

pembuluh darah yang dekat dengan permukaan gingiva yang tipis tersebut mengalami

rupture(robek) sehingga gingiva berdarah. (Newman, 2002)

LEARNING OBJECTIVE 1

Fase Perawatan Periodontal

1. Preliminary Fase, perawatan untuk keadaan darurat

Gigi atau periapikal

Periodontal

Ekstraksi

2. Fase Etiotripic (Fase I)

Kontrol diet

Scalling dan root planing

Koreksi restorasi dan prostetik yang menyebabkan iritasi

Terapi oklusi

Ortodonsi minor

Evaluasi Fase I

Kedalaman poket dan inflamsi gingiva

Plak, kalkulus, karies

3. Fase Bedah (Fase II)

Page 11: LAPORAN SKENARIO

Terapi periodontal

Pemasangan implan

4. Fase Restorasi (Fase III)

Restorasi akhir

Gigi tiruan cekat/lepasan

Evaluasi Fase III

5. Fase pemeliharaan (Fase IV), kontrol periodik

Plak dan kalkulus

Keadaan gingiva, poket dan inflamasi

Oklusi dan kegoyangan gigi

Perubahan lain

(Newman, 2002)

Page 12: LAPORAN SKENARIO

Preliminary Phase

(Emergency Phase)

Nonsurgical Phase

(Phase I Therapy)

Evaluation of Response to Nonsurgical Phase

Maintenance Phase

(Phase IV Therapy)

Surgical Phase Restorative

Phase(Phase II Therapy) (Phase III Therapy)

Perawatan periodontal diawali dengan perawatan fase preliminary. Fase ini

meliputi tindakan emergensi yang diperlukan, seperti perawatan periapikal,

periodontal, dan ekstraksi. Ekstraksi dapat dilakukan pada saat itu juga, atau ditunda

jika masih memungkinkan. Ekstraksi harus dilakukan pada keadaan:

Gigi sangat goyang, sehingga menyebabkan sakit

Dapat menyebabkan abses selama perawatan

Tidak ada gunanya pada perawatan secara keseluruhan. (Newman, 2002)

Dilanjutkan dengan perawatan periodontal fase I atau perawatan non bedah

bertujuan untuk mengeliminasi etiologi dari penyakit gingiva dan periodontal.

Perawatan periodontal fase 1 merupakan perawatan periodontal yang bisa menjadi

terapi tunggal untuk mengembalikan kesehatan periodontal. Selain itu bisa juga

merupakan fase awal untuk terapi bedah. (Newman, 2006)

Page 13: LAPORAN SKENARIO

Perawatan fase I meliputi kontrol diet, penyingkiran kalkulus dan plak, koreksi

restorasi, terapi antimikrobial, penyesuaian oklusi. Setelah etiologi tersebut

dieliminasi, proses perjalanan penyakit periodontal akan terhenti. Kemudian setelah

dilakukan perawatan periodontal fase I, dilakukan evaluasi dari respon terhadap

perawatan periodontal fase I berupa pengecekan kembali kedalaman poket, inflamasi

gingiva, plak, kalkulus, dan karies. Apabila diperoleh hasil yang baik akan

dilanjutkan dengan fase pemeliharaan (perawatan periodontal fase IV) untuk

mempertahankan keadaan gingiva yang membaik dan mencegah terjadinya

kekambuhan.

Saat melakukan fase pemeliharaan dengan evaluasi periodik tersebut, pasien

yang membutuhkan perawatan bedah periodontal dapat memasuki fase berikutnya,

yakni perawatan periodontal fase II (fase bedah). Sedangkan untuk pasien yang

membutuhkan perawatan restorasi dapat memasuki perawatan periodontal fase III

(fase restorasi). Setelah melakukan perawatan periodontal fase II maupun III harus

ada fase pemeliharaan. (Newman, 2002)

LEARNING OBJECTIVE 2

a. Definisi

Perawatan periodontal fase I disebut juga dengan perawatan inisial, perawatan

periodontal non bedah, atau perawatan fase etiotropik. Perawatan ini merupakan

tahapan pertama dari serangkaian perawatan periodontal yang bertujuan untuk

mengobati penyakit gingiva dan jaringan periodontal dengan melakukan

penyingkiran atau mengeliminasi mikroba yang berperan sebagai etiologi utama dan

faktor-faktor pendukung lainnya yang berperan dalam terjadinya penyakit

periodontal. Sehingga nantinya, proses berkembangnya penyakit dapat dihentikan dan

jaringan periodontal dapat kembali sehat. (Newman, 2006)

b. Dasar Pemikiran

Page 14: LAPORAN SKENARIO

Tujuan dari perawatan inisial adalah untuk mengurangi dan menyingkirkan semua

etiologi dan faktor-faktor lain yang berperan dalam terjadinya inflamasi gingiva. Hal

tersebut dapat dicapai dengan cara:

penyingkiran kalkulus secara tuntas,

koreksi restorasi yang cacat,

penutupan lesi karies, dan

pelaksanakan kontrol plak yang baik.

Sebelum menentukan rencana perawatan, yang pasti dapat dilakukan dokter gigi

adalah memperkirakan prognosa mengenai respons jaringan ikat terhadap perawatan.

Seperti contoh kasus pasien pada skenario didiagnosa gingivitis kronis, sehingga

dibutuhkan perawatan yang terdiri 3 komponen yang dapat dilakukan bersamaan

karena saling berhubungan yaitu instruksi kebersihan mulut, menghilangkan plak dan

kalkulus dengan skalling, dan memperbaiki faktor-faktor retensi plak.

Oleh karena itu, perawatan fase I merupakan aspek yang penting dalam

perawatan periodontal. Keberhasilan perawatan periodontal dalam jangka panjang

lebih tergantung pada pemeliharaan hasil yang dicapai oleh perawatan inisial

dibanding dengan hasil perawatan yang dicapai oleh prosedur bedah periodontal.

Dengan melakukan perawatan fase inisial, juga akan memberi kesempatan pada

dokter gigi untuk dapat mengevaluasi respon jaringan periodonsium dan meninjau

sikap pasien terhadap pemeliharaan kesehatan periodonsium. Dua hal tersebut sangat

menentukan keberhasilan perawatan.

Selain itu, mengingat bahwa plak mengandung bakteri patogen yang merupakan

penyebab utama inflamasi gingiva. Plak dapat dikontrol dan disingkirkan dengan baik

apabila permukaan gigi dalam keadaan licin dan rata. Sehingga adanya deposit yang

kasar dan menyebabkan permukaan menjadi tidak rata dapat dihilangkan dengan cara

scalling dan root planning untuk mempersiapkan permukaan gigi yang aksesibel bagi

Page 15: LAPORAN SKENARIO

pasien agar dapat melaksanakan prosedur kontrol plak secara optimal.

(Newman,2006)

LEARNING OBJECTIVE 3

a. Definisi

DHE (Dental Health Education) merupakan suatu usaha yang terencana dan

terarah dalam bentuk pendidikan non formal yang bertujuan untuk merubah sikap dan

tingkah laku individu atau sekelompok orang yang meliputi pengetahuan, sikap, dan

tindakan yang mengarah kepada upaya hidup sehat.(Putri dkk, 2011)

DHE yang diberikan kepada pasien berupa kontrol plak dan berfokus pada

bagaimana cara pasien tersebut menjaga kebersihan gigi dan mulutnya, meliputi cara

sikat gigi pasien, jenis sikat gigi yang digunakan, dan bagaimana cara pasien

membersihkan interproximal. (Newman, 2012)

b. Dasar Pemikiran

Dasar pemikiran yaitu mencegah adanya akumulasi plak pada gigi dan khususnya

jaringan periodontal dimana plak sebagai etiologi utama. Kontrol plak dalam hal ini

sangat penting dalam menghilangkan mikroorganisme dalam plak. Plak berkembang

setiap waktu dalam rongga mulut. Oleh karenanya dibutuhkan kooperatifan pasien

dalam membantu keberhasilan perawatan periodontal yang biasanya dilakukan dalam

jangka waktu yang panjang.

Kontrol plak merupakan tahapan yang penting dalam perawatan fase I, karena

perawatan selanjutnya tidak akan berhasil apabila setelah dilakukan scalling dan root

planning, pasien tetap pada kebiasaan yang kurang benar dalam menjaga kesehatan

gigi dan mulutnya. (Newman, 2012)

c. Prosedur

Page 16: LAPORAN SKENARIO

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengontrol pembentukan

plak gigi adalah dengan pemberian instruksi, edukasi, dan pengetahuan kepada

pasien.

1. Motivasi

Motivasi ini dilakukan supaya pasien mengadopsi kebiasaan baru dalam

mengontrol plak di kehidupan sehari-hari dan kunjungan kembali secara teratur

untuk fase pemeliharaan. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan tahap

motivasi ini adalah:

a. Sikap mau menerima instruksi dokter gigi

b. Keinginan untuk mengubah kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari

c. Mampu untuk mengubah kebiasaan (Newman, 2012)

2. Edukasi

Edukasi dilakukan untuk memberikan informasi mengenai penyakit

periodontal, efek dari penyakit tersebut, kerentanan penyakit, dan tanggung

jawab pasien dalam memperbaiki dan memelihara kesehatan rongga mulut.

Edukasi dapat meliputi :

Pengaturan pola makanan dengan membatasi konsumsi makanan maupun

minuman yang banyak mengandung karbohidrat terutama sukrosa, serta

sedapat mungkin menghindari makanan yang lunak dan mudah menempel

pada gigi, (Putri dkk, 2011)

DHE dapat diberitahukan kepada pasien tentang pengaturan dietnya.

Penyakit gingiva bisa terjadi karena malnutrisi. Dimana ciri-ciri yang

ditunjukkan pada gingiva berwarna merah, bengkak, dan pendarahan

gingiva berhubungan dengan defisiensi vitamin C. Jika malnutrisi

dibiarkan bisa mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh dan berdampak pada

kemampuan host untuk melindungi penyakit (Newman, 2002).

3. Instruksi dan Demonstrasi

Page 17: LAPORAN SKENARIO

Dalam tahap instruksi dan demonstrasi ini, dokter gigi menjelaskan

pemilihan sikat gigi, cara menyikat gigi, dan penggunaan dental floss. Cara

menyikat gigi dan penggunaan dental floss disertai demonstrasi terhadap pasien di

depan cermin. (Newman, 2002)

Pemberian instruksi dapat berupa untuk melakukan tindakan secara

kimiawi terhadap bakteri plak dengan menggunakan antibiotik, pasta gigi

berfluor, maupun obat kumur, dan pemberian instruksi untuk melakukan tindakan

secara mekanis dengan penggunaan sikat gigi yang baik maupun benang gigi

(dental floss). (Putri dkk, 2011)

Pasien harus selalu diberi nasehat untuk membawa sikat giginya serta

instruksi ini dapat dimulai dengan mengulaskan larutan disclosing serta

mendorong agar pasien mencoba membersihkan noda warna tersebut dan untuk

daerah yang sulit dijangkau dapat diberitahukan dan dapat dimodifikasi teknik

menyikat gigi. (Manson, 1993)

Pada saat instruksi kontrol plak, pasien harus mempelajari cara

menggosok gigi dengan benar, fokus pada aplikasi bulu sikat pada 1/3 gingival

dari mahkota gigi dan mulai menggunakan floss atau alat bantu lain untuk

pembersihan interdental. Kontrol plak ini meliputi :

1. Desain sikat gigi yang dianjurkan yaitu, sikat gigi dengan bulu sikat yang

halus dan terbuat dari bahan nylon. Pergantian penggunaan sikat gigi

dianjurkan setiap 3 bulan sekali. Secara lebih luas pemilihan sikat gigi

yang baik meliputi :

a. Handle/pegangan

Handle dipilih sesuai dengan kenyamanan pasien. Handle lurus lebih

baik digunakan karena tekanan pada tiap ujung sama.

b. Bulu sikat

Bulu sikat yang halus agar tidak merusak jaringan gingival

c. Ujung sikat mengecil

Page 18: LAPORAN SKENARIO

Ujung sikat yang mengecil diharapkan memudahkan membersihkan

gigi bagian posterior.

d. Ukuran sikat gigi

Disesuaikan dengan umur pasien. Misal : anak kecil dan orang dewasa

e. Pergantian secara periodic

Sikat sebaiknya diganti secara periodic setiap 3-4 bulan.

(Newman, 2012)

2. Dental floss, penggunaan dental floss diaplikasikan di sela – sela gigi atau

pada interproximal gigi. Dental floss harus menyentuh permukaan gigi di

daerah interproximal, agar dapat membersihkan permukaan gigi dari sisa –

sisa makanan atau debris. (Newman, 2012 )

LEARNING OBJECTIVE 4

a. Definisi

Scaling merupakan suatu tindakan untuk membersihkan plak dan kalkulus pada

daerah supragingiva dan subgingiva. Scaling perlu dilakukan oleh akrena scaling

dapat mengembalikan kesehatan gingiva dengan menghilangkan unsur yang

menyebabkan inflamasi gingiva dari permukaan gigi.

b. Dasar Pemikiran

Memperbaiki kesehatan gingival dengan menghilangkan elemen-elemen yang

menyebabkan peradangan atau inflamasi gingival (misalnya plak, kalkulus, dan

endotoksin) dari permukaan gigi.

Scaling merupakan suatu tindakan untuk membersihkan plak dan kalkulus pada

daerah supragingiva dan subgingiva. Scaling perlu dilakukan oleh akrena scaling

dapat mengembalikan kesehatan gingiva dengan menghilangkan unsur yang

menyebabkan inflamasi gingiva dari permukaan gigi. (Newman, 2006)

Page 19: LAPORAN SKENARIO

Untuk mengetahui adanya kalkulus baik pada subgingival ataupun supragimgival,

ada dua metode yang dapat dilakukan yaitu secara visual dan tactile. (Newman,

2006)

1. Cara Visual

Yaitu dengan cara mengeringkan permukaan gigi dengan semprotan udara

sehingga akan terlihat adanya kalkulus supragingiva. Metode ini tidak begitu

mudah diterapkan untuk melihat kalkulus subgingiva. Karena kalkulus

subgingiva terkadang tidak dapat terlihat secara visual.

2. Cara Tactile

Dengan menggunakan alat fine-pointed explorer yang memiliki cara kerja

seperti probe. Dimodifikasi dengan menggunaka sinar dan cara memegang

alat secara pen grasp dapat dimasukan ke dalam poket periodontal untuk

mendeteksi adanya kalkulus subgingiva.

(Newman, 2006)

c. Instrumen Periodontal

Instrumen periodontal diklasifikasikan menurut penggunaannya, sebagai berikut :

1. Periodontal probes

Periodontal probe dipakai untuk menentukan, mengukur, dan menandai poket,

selain itu juga untuk menentukan alur poket pada permukaan gigi.

2. Explorers

Explorers dipakai untuk menentukan deposit kalkulus dab karies

3. Scaling, root-planing, dan curettage instruments

Alat ini dipakai untuk menghilangkan plak dan deposit terkalsifikasi dari

mahkota dan akar gigi, penghilangan sementum yang berubah dari permukaan

akar subgingival, debridemen dari lapisan jaringan lunak poket. Instrumen

skaling and kuretase diklasifikasikan seperti dibawah ini:

Page 20: LAPORAN SKENARIO

3.1 Sickle scalers

Alat ini mempunyai bentuk seperti bulan sabit. Working end berupa

permukaan datar dan dua sisi potong mengerucut membentuk sudut lancip di

ujungnya. Sickle bisa digunakan untuk mengambil kalkulus supra atau sub

gingiva. Sickle mempunyai dua desain, desain leher lurus untuk gigi anterior

dan premolar dan leher bersudut untuk gigi posterior. (Putri dkk, 2009 )

3.2 Curettes

Merupakan alat yang berbentuk seperti sendok. Biasanya digunakan untuk

mengambil kalkulus sub-gingiva, menghasluskan permukaan akar jaringan

semen nekrotik, dan mengkuret jaringan lunak nekrotik. Desain kuret lebih

tipis dan tidak mempunyai ujung tajam, sehingga dapat mencapai poket lebih

dalam dan meminimalisir trauma pada jaringan lunak. Kuret sendiri dapat

berupa single-ended atau double ended. Dan mempunyai dua jenis yakni,

kuret universal dan kuret area spesifik (gracey). Kuret universal mempunyai

sisi potong yang dapat dimasukkan pada sebagian besar area gigi geligi

dengan mengubah dan mengadaptasi jari, fulkrum, dan posisi tangan operator.

Kuret gracey biasanya terdiri dari satu set dengan berbagai nomer. Alat ini

didesain sedemikian rupa sehingga paling cocok untuk skeling sub-gingiva

ataupun rootplaning. Macam-macam kuret gracey:

Page 21: LAPORAN SKENARIO

Gracey #1-2 dan 3-4 : gigi anterior

Gracey #5-6 : gigi anterior dan premolar

Gracey #7-8 dan #9-10 : Gigi posterior bagian labial dan lingual

Gracey #11-12 : gigi posterior bagian mesial

Gracey #13-14 : gigi posterior bagian distal (ilmu pencegahan

penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung

gigi, ( Putri dkk, 2009 )

Gambar kuret Gracey

Gambar kuret universal

Page 22: LAPORAN SKENARIO

3.3 Hoe, chisel, and file scalers

Hoe scaler merupakan alat yang digunakan pada tepi ataupun kalkulus

yang mengelilingi gigi. Blade dengan desain mempertahankan dua titik

kontak yaitu pada permukaan cembung mahkota gigi dan di dalam sulkus.

Bagian belakang blade membulat sehingga menyediakan akses mudah dalam

penggunaan tanpa mempengaruhi jaringan periodontal.

Berfungsi untuk menghilangkan kalkulus subgingival yang sukar

dibersihkan dan sementum yang berubah.penggunaanya terbatas dibanding

kuret.

Cara menggunakan hoe dengan menginsersikan alat ke dasar periodontal

poket sehingga mendapatkan dua titik kontak dengan gigi, kemudian aktivasi

alat dengan gerakan pull stroke atau menarik ke arah mahkota gigi.

(Newman, 2012)

A. Hoe scaler dengan desain untuk bermacam permukaan gigi

menunjukkan dua titik kontak.

B. Hoe periodontal pada poket periodontal (Newman, 2012)

Page 23: LAPORAN SKENARIO

3.4 Pahat (watch-spring, push atau Zerfing scaler)

Scaler ini didesain untuk menghilangkan deposit interproksimal dan sangat

bermanfaat terutama untuk daerah bagian depan rongga mulut.

(Manson,1993)

3.5 Periodontal endoscope

Berfungsi untuk memvisualisasikan secara dalam ke poket subgingiva dan

untuk mendeteksi deposit pada akar gigi yang furkasi (Newman, 2012).

3.6 Ultrasonic and sonic instruments

Berfungsi untuk skaling dan pembersihan permukaan gigi dan kuretase

dinding jaringan lunak dari poket periodontal. Dalam pembersihan kalkulus

atau karang gigi dapat dilakukan kombinasi antara skeler ultrasonic dan

manual, khususnya saat melakukan tahapan root planning yang bertujuan

untuk membuang sisa-sisa kalkulus yang terpendam dan jaringan nekrotik

pada sementum sehingga dapat menghasilkan permukaan akar gigi yang licin

dan rata. Apabila menggunakan skeler ultrasonic, dikhawatirkan justru dapat

menyebabkan permukaan akar terserut berlebihan apabila dalam

penggunaannya kurang berhati-hati dan menggunakan tekanan yang terlalu

keras. Sehingga untuk menghaluskan permukaan akar dapat dibantu dengan

penggunaan alat skeler manual, seperti kuret maupun hoe. (Putri dkk, 2011)

Instrumen ultrasonik dapat digunakan untuk scaling, kuretase, dan

menghilangkan stain. Mekanisme kerjanya berasal dari fibrasi (getaran fisikal)

dari alat tersebut. Frekuensi getarannya berkisar antara 20.000 sampai jutaan

getaran perdetik. Untuk instrumen nya dapat mencapai 29.000 getaran

perdetik. Alat ultrasonik efektif untuk menghilangkan kalkulus dan

membersihkan dinding epitel poket. Alat ini menimbulkan sedikit jaringan

nekrotik yang kemudian akan terkelupas dari dinding epitel poket. Alat ini

Page 24: LAPORAN SKENARIO

menyebabkan akar permukaan akar menjadi kasar dan menghilangkan

substansi gigi lebih banyak. Volume dan banyaknya struktur gigi yang hilang

dapat dikurangi dengan menyetel instrumen sehingga kekuatannya lebih

rendah dan menggunakannya dengan sentuhan ringan. (Menson, 1993)

Instrumentasi ini telah terbukti mengurangi jumlah mikroorganisme

subgingival dan menghasilkan pergeseran komposisi plak subgingiva. Dimana

yang awalnya meningkatnya jumlah bakteri anaerob gram negatif menjadi

dominasi bakteri gram positif fakultatif yang kompatibel dengan kesehatan.

Sehingga dengan dilakukannya instrumentasi tersebut meminimalkan

terjadinya infeksi ulang (Newman, 2012)

4. The periodontal endoscope

Alat ini dipakai untuk menggambarkan secara rinci dari poket subgingival dan

furkasi, memungkinkan deteksi deposit. (Newman, 2012)

5. Cleansing and polishing instruments

Cleansing and polishing instruments seperti rubber cups, brushes, dan dental

tape, dipakai untuk membersihkan dan menghaluskan permukaan gigi. Juga

tersedia air-powder abrasive systems untuk menghaluskan gigi. (Newman,

2012)

a. Rubber cups

Penggunaan rubber cups biasanya dengan menambahkan pasta khusus yang

mengandung fluoride dan digunakan dalam keadaan lembab untuk

mengurangi panas dari gerakan cup. bisa digunakan untuk menghilangkan

lapisan sementum dimana yang paling tipis berada pada daerah

servika.l(Newman, 2012)

Sikat harus diaplikasikan dengan perlahan dan intermitten agar tidak

menimbulkan panas. Keuntungan rubber cup dapat diinsersikan dibawah tepi

Page 25: LAPORAN SKENARIO

gingival. Strip poles linen dapat digunakan mempoles permukaan

interproksimal gigi.( Manson, 1993)

b. Bristle brushes

Alat digunakan dengan pasta polishing khusus. Bentuk alat yang kaku

biasanya diindikasikan pada mahkota untuk menghindari kerusakan pada

sementum dan gingiva. (Newman,2012)

Bristle brushes dan rubber cups

d. Prosedur Scaling

Prosedur scaling supragingiva

1. Melakukan pemeriksaan pada kalkulus dengan bantuan cahaya dan juga

bantuan perabaan alat (tactile exploration)

2. Alat yang digunakan untuk melakukan scaling supragingiva yaitu sickle

dan kuret.saat menggunakan alat ini,alat dipegang dengan cara pen grasp

dan jari tangan yang lain diletakkan gigi yang akan dikerjakan

3. Blade atau pisau diletakkan dengan sudut kurang dari 900 ke permukaan

gigi yang akan discaling

4. Ujung pemotong harus berada di margin apikal kalkulus

5. Kemudian dengan kekuatan secukupnya alat digerakkan secara vertikal

atau oblik untuk menarik kalkulus

6. Gigi dicek kembali dengan bantuan instrumen untuk melihat apakah

permukaan gigi sudah bersih dari kalkulus,yaitu dengan ditandai

permukaan gigi yang halus (Newman, 2002)

Page 26: LAPORAN SKENARIO

Prosedur scaling subgingival dan root planing

Scaling dan root planing subgingival dapat dilakukan baik dengan kuret

universal kuret area spesifik (Gracey) memakai prosedur dasar dibawah ini. Kuret

dipegang memakai teknik modifikasi pen grasp, dan finger rest yang stabil. Sudut

potong yang benar adalah dengan sedikit diadaptasi ke gigi, dengan shank bawah

dijaga paralel ke permukaan gigi. Shank bawah digerakkan menuju ke gigi sehingga

muka pisau hampir setinggi permukaan gigi. Pisau kemudian diinsersikan dibawah

gingiva dan menyusuri dasar poket dengan gerakan exploratory ringan. Ketika ujung

potong mencapai dasar poket, sudut kerja antara 45 and 90 derajat, dan tekanan

diaplikasikan secara lateral berlawanan permukaan gigi.Kalkulus dihilangkan dengan

kontrol berkala, overlapping, short,gerakan kuat terutama menggunakan gerak wrist-

arm motion.

Saat kalkulus dihilangkan, resistensi terhadap bagian dari ujung potong

dikurangi sampai hanya sedikit kekasaran yang tertinggal. Lebih lanjut, gerakan root

planning yang lebih ringan kemudian diaktivasi dengan sedikit tekanan lateral sampai

permukaan akar benar-benar halus dan keras.Handle instrumen harus diputar dengan

hati-hati diantara ibujari dan jari-jari untuk menjaga pisau diadaptasi dengan rapat ke

permukaan gigi sebagai sudut garis, depresi deveopmental, dan perubahan lain pada

kontour gigi. Gerakan Skaling and rootplaning harus terbatas pada bagian gigi

dimana kalkulus atau sementum yang berubah ditemukan; daerah ini dikenal sebagai

instrumentation zone. Gerakkan instrumen menyusuri mahkota dimana tidak

membuang-buang waktu operasi menumpulkan instrumen, dan menyebabkan

hilangnya kontrol. (Newman, 2012)

Page 27: LAPORAN SKENARIO

Prosedur Skaling Subgingival. A, Kuret diinsersikan dengan muka pisau mengikuti

permukaan gigi. B, Sudut kerja (45-90 derajat) dipakai pada dasar poket. C,

Tekanan lateral diaplikasikan , dan gerakan skaling diaktifkan ke arah koronal.

LEARNING OBJECTIVE 5

a. Definisi

Proses menghilangkan sisa-sisa kalkulus yang menempel pada bagian sementum

untuk menghasilkan permukaan akar gigi yang halus, keras, dan bersih.

(Newman,2012)

b. Dasar Pemikiran

Tujuan utama root planing adalah untuk mengembalikan kesehatan gingiva

dengan cara membuang semua elemen yang menyebabkan radang gingiva (plak,

kalkulus, endotoksin) dari permukaan gigi. (Newman, 2012)

Root planing harus dilakukan karena berhubungan dengan deposit kalkulus pada

permukaan akar yang melekat pada sementum dan adanya endotoksin dari bakteri

yang mengkontaminasi subgingiva. Hal tersebut diakibatkan oleh permukaan

sementum yang irreguler sehingga kalkulus melekat erat dan sulit dibersihkan hanya

dengan scaling saja. Selain itu, dengan root planing ini akan membuat permukaan

Page 28: LAPORAN SKENARIO

akar menjadi halus dan bersih sehingga plak maupun kalkulus tidak mudah melekat

pada permukaannya. (Newman, 2012)

Dasar pemikiran root planning merupakan indikasi untuk poket periodontal yang

dalamnya lebih dari 4 mm dan harus dilakukan dengan bantuan anastesi lokal.

(Manson, 1993)

c. Prosedur

Prosedur root planing dilakukan apabila tindakan scaling subgingiva telah selesai

dikerjakan. Tekanan dan tarikan yang dilakukan berbeda dengan tindakan scaling

yang memerlukan tekanan lateral yang kuat dengan serangkaian sapuan instrumen

yang pendek dan terkontrol, baik secara vertikal maupun oblik. Sementara saat

melakukan prosedur root planning instrumentasi dianjurkan dengan serangkaian

sapuan penyerutan akar yang panjang, dimulai dengan tekanan lateral yang sedang

dan diakhiri dengan tekanan lateral yang ringan. (Putri dkk, 2011)

Scaling dan root planing subgingival dapat dilakukan baik dengan kuret universal

maupun kuret area spesifik (Gracey) memakai prosedur dasar dibawah ini. Kuret

dipegang memakai teknik modifikasi pen grasp dan finger rest yang stabil. Sudut

potong yang benar adalah dengan sedikit diadaptasi ke gigi, dengan shank bawah

dijaga paralel ke permukaan gigi. Shank bawah digerakkan menuju ke gigi sehingga

muka pisau hampir setinggi permukaan gigi. Pisau kemudian diinsersikan di bawah

gingiva dan menyusuri dasar poket dengan gerakan exploratory ringan. Ketika ujung

potong mencapai dasar poket, sudut kerja antara 45 and 90 derajat, dan tekanan

diaplikasikan secara lateral berlawanan permukaan gigi. Kalkulus dihilangkan dengan

kontrol teratur, overlapping, pendek, gerakan kuat terutama menggunakan gerak

wrist-arm motion (Gambar 1). Saat kalkulus dihilangkan, resistensi terhadap bagian

dari ujung potong dikurangi sampai hanya sedikit kekasaran yang tertinggal. Lebih

lanjut, gerakan root planning yang lebih ringan kemudian diaktivasi dengan sedikit

tekanan lateral sampai permukaan akar benar-benar halus dan keras. Handle

instrumen harus diputar dengan hati-hati diantara ibujari dan jari-jari untuk menjaga

Page 29: LAPORAN SKENARIO

pisau diadaptasi dengan rapat ke permukaan gigi sebagai sudut garis, depresi

developmental, dan perubahan lain pada kontour gigi. Gerakan scaling and

rootplaning harus terbatas pada bagian gigi dimana kalkulus atau sementum yang

berubah ditemukan; daerah ini dikenal sebagai instrumentation zone. Gerakkan

instrumen menyusuri mahkota dengan segera tanpa dimana membuang-buang waktu

dan dengan kontrol yang teratur. (Newman, 2006)

LEARNING OBJECTIVE 6

a. Definisi

1. Fase pemeliharaan adalah suatu perawatan dengan melakukan kunjungan

berkala untuk mengecek kembali plak dan kalkulus, kondisi gingiva (poket

dan inflamasi),kegoyangan gigi,dan perubahan patologis. (Newman, 2002)

2. Fase pemeliharaan atau disebut juga fase supportive untuk mempertahankan

kondisi periodontium yang sehat pada rongga mulut pasien. (Newman, 2012)

b. Dasar Pemikiran

1. Dasar pemikiran dilakukan fase pemeliharaan yaitu untuk memertahankan

hasil baik yang didapat dari perawatan sebelumnya serta juga untuk mencegah

kekambuhan penyakit ataupun penyakit yang lebih parah dari sebelumnya.

(Newman, 2002)

2. Dasar pemikiran berdasarkan survey keberhasilan suatu perawatan periodontal

jangka panjang lebih besar terdapat pada pemeliharaan hasil dari fase initial

dibandingkan tahapan bedah. Fase pemeliharaan ini berperan penting dalam

mempertahankan jaringan periodontium yang sehat. (Newman, 2012)

3. Perlunya menanamkan kebiasaan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut

terutama sejak dini sehingga kebiasaaan baik ini nantinya akan terbawa

hingga dewasa. Dengan begitu diharapkan nantinya kesehatan gigi dan mulut

di masyarakat semakin meningkat, prevalensi karies menurun, dan penyakit

jaringan penyangga gigi juga menurun. (Houwink,dkk,1993)

Page 30: LAPORAN SKENARIO

c. Prosedur

1. Pemeriksaan

a. Perubahan medical history

b. Pemeriksaan penyakit mulut

c. Status kebersihan mulut

d. Perubahan Gingiva

e. Perubahan kedalaman poket

f. Mobilitas gigi

g. Karies

2. Perawatan

a. Scalling

b. Polishing

3. Memberi informasi dan Penjadwalan

a. Mendiskusikan hasil pemeriksaan dan perawatan pada pasien

b. Menjadwalkan kunjungan berikutnya

c. Menjadwalkan perawatan periodontal selanjutnya pada kunjungan

berikutnya

(Newman, 2012)

Respon jaringan tehadap skaling dan root planing yang akurat bervariasi. Ada

beberapa akibat yang mungkin terjadi, yaitu:

1. Dinding poket dapat menyusut seluruhnya. Keadaan ini cenderung terjadi bila

poket dangkal dan elemen inflamasi pada dinding poket lebih dominan

daripada jaringan fibrosa. Keadaan ini biasa terlihat pada pasien muda usia

yang dinding poket sedalam 6 mm dapat menyusut seluruhnya.

2. Dengan redanya inflamasi, bundle kolagen dan system serabut gingival akan

terbentuk kembali sehinga gingival cuff berkontraksi terhadap permukaan gigi

dan epithelium krevikular pulih serta membentuk perlekatan epithelium

panjang yang berhubungan dengan permukaan gigi melalui hemidesmosom.

Page 31: LAPORAN SKENARIO

Jadi, gingival cuff yang lebar akan terbentuk yang tidak terdukung oleh

tulang. Keintegritasan cuff ini tergantung pada panjang perlekatan terhadap

gigi, kekuatan bundle kolagen dari serabut gingival dan tingkat kebersihan

mulut. Bila inflamasi akibat plak timbul kembali, cuff akan cepat kolaps.

3. Sedikit penyusutan dari dinding poket dan poket tetap ada. Keadaan ini paling

sering terjadi bila poket dalam dan dindingnya terutama terdiri dari jaringan

fibrosa.

4. Seringkali respon gingiva merupakan kombinasi dari kemungkian tersebut.

Derajat reduksi poket setelah skaling dan root planing harus diperiksa

sebelum ditentukan apakah perlu dilakukan perawatan operasi. Berikan jeda

waktu 6 bulan sebelum dilakukan pemeriksaan ulang untuk mengkaji perlunya

tindakan operasi.(Manson, 1993)

Selain kunjungan secara berkala, dapat dilakukan juga pemeriksaan plak dan

kalkulus untuk melihat kontrol plak pada pasien, keadaan gingiva berikut

warna, kontur dan konsistensinya, oklusi, mobilitas gigi dan perubahan

patologis yang terjadi pada pasien.(Carranza, 2012)

Page 32: LAPORAN SKENARIO

KESIMPULAN

Fase perawatan dibidang periodonsia terdiri dari 4 fase yaitu fase preliminary

sebagai fase kegawatdaruratan, fase 1 fase 2 fase 3 dan fase 4. Perawatan periodontal

fase I disebut juga dengan perawatan inisial, perawatan periodontal non bedah, atau

perawatan fase etiotropik. Perawatan ini merupakan tahapan pertama dari serangkaian

perawatan periodontal yang bertujuan untuk mengobati penyakit gingiva dan

jaringan periodontal dengan melakukan penyingkiran atau mengeliminasi mikroba

yang berperan sebagai etiologi utama dan faktor-faktor pendukung lainnya yang

berperan dalam terjadinya penyakit periodontal.

Dasar pemikiran dari perawatan fase 1 bahwa plak mengandung bakteri

patogen yang merupakan penyebab utama inflamasi gingiva. Plak dapat dikontrol dan

disingkirkan dengan baik apabila permukaan gigi dalam keadaan licin dan rata.

Sehingga adanya deposit yang kasar dan menyebabkan permukaan menjadi tidak rata

dapat dihilangkan dengan cara scalling dan root planning untuk mempersiapkan

permukaan gigi yang aksesibel bagi pasien agar dapat melaksanakan prosedur kontrol

plak secara optimal sehingga oral hygiene individu (pasien) dapat tercapai secara

paripurna.

Page 33: LAPORAN SKENARIO

DAFTAR PUSTAKA

Houwink et all. 1993. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Gajah Mada

University Press : Yogyakarta

Newman, Michael, dkk. 2002. Carranza’s Clinical Periodontologi 9 th Edition.

USA: WB Saunders Company

Newman et al. 2006. Carranza’s Clinical Periodontologi 10th Edition. USA:

Saunders Company

Newman, Michael, dkk. 2012. Carranza’s Clinical Periodontologi 11th

Edition. Saunders : China.

Manson, J.D. 1993. Buku Ajar Periodonti. Jakarta: Hipokrates

Putri, Megananda H, drg. dkk. 2011. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan

Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC