skenario 2 muskulo
-
Upload
annisa-aprilia-athira -
Category
Documents
-
view
221 -
download
6
description
Transcript of skenario 2 muskulo
ANNISA APRILIA ATHIRA1102014029
1
1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Tendo Achilles1.1 Makroskopik
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat darifibrous protein (kolagen). Tendon berfungsimelekatkan tulang dengan otot atau ototdengan otot. (Anderson, 1999)
Tendon achilles adalah tendon yang paling kuat dan paling besar dalam tubuh manusia yang panjangnya 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris. Pada manusia, letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah–belakang tulang calcaneus. Terdiri dari stuktur tendinous (melekatnya otot ke tulang) yang dibentuk oleh gabungan antara otot gastrocnemius dan otot soleus yang terdapat di betis. Tendon ini melekat pada tulang tumit (calcaneus) dan menyebabkan kaki berjinjit (plantar flexi) ketika otot-otot betis berkontraksi. Tendon ini sangat penting untuk berjalan, berlari dan melompat secara normal.
1.2. MikroskopisTendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot terhadap
tulang. Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendon, sekitar 95% dari kolagen tersebut merupakan kolagen tipe I, dengan jumlah elastin yang kecil. Serat elastin dapat menjalani tekanan sebesar 200% sebelum rusak. Jika serat elastin ada pada tendon dalam proporsi yang besar maka akan ada penurunan dalam besarnya gaya yang ditransmisikan ke tulang.
Fibril kolagen terikat ke fasikula, mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik serta saraf. Fasikula-fasikula tersebut secara bersamaan di kelilingi oleh epitenon dan membentuk
struktur kasar dari tendon, yang kemudian tertutup oleh paratenon, terpisah dari epitenon oleh lapisan tipis cairan untuk memungkinkan pergerakan tendon dengan mengurangi pergesekan.
Struktur terbesar dalam skema di atas adalah tendon atau ligamen i. Ligamentum atau tendon kemudian dipecah menjadi entitas yang lebih kecil disebut fasciles (lembaran). Lembaran berisi fibril dasar ligamentum atau tendon, dan fibroblas, yang merupakan sel-sel biologis yang menghasilkan ligamen atau tendon. Ada karakterisitik struktural pada tingkat ini yang memainkan peran penting dalam mekanisme ligamen atau tendon, yaitu crimp dari fibril. Crimp merupakan struktur bergelombang dari fibril, dan ia akan memberikan kontribusi signifikan terhadap hubungan stress regangan nonlinear untuk ligamen dan tendon.
Serabut kolagen memiliki daya tahan tarik tinggi. Serabut kolagen dijumpai padatendon, ligamen, kapsula, dll. Serabut ini bening dan terlihat garis memanjang. Bilakolagen direbus akan menghasilkan gelatin. Serabut kolagen dapat dicerna oleh pepsindan enzim kolagenase. Paling tidak telah dikenal 2 jenis serabut kolagen dengan variasi pada urutan asam amino dari rantai α (alfa). Dari 20 jenis tersebut, ada 6 tipe kolagen yang paling utama dan secara genetik berbeda. Keenam tipe kolagen tersebut adalah :
1. Tipe I: Tipe kolagen yang paling banyak ditemukan. Terdapat pada jaringan ikat dewasa, tulang, gigi dan sementum
2. Tipe II: Tipe kolagen ini dibentuk oleh kondroblas dan merupakan unsur utama penyusun matriks tulang rawan. Kolagen ini ditemukan pada kartilago hyalin dan elastin
3. Tipe III : Kolagen ini ditemukan pada awal perkembangan beberapa jenis jaringan ikat. Pada keadaan dewasa kolagen ini terdapat pada jaringan retikuler
4. Tipe IV : Terdapat pada lamina densa pada lamina basalis dan diperkirakan merupakan hasil sel-sel yang langsung berhubungan dengan lamina tersebut
5. Tipe V : Terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan kolagen tipe I6. Tipe VI : terdapat pada basal lamina
Meskipun tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe-I,tendon Achilles yang putus juga berisi proporsi besar dari kolagen tipe-III. Fibroblast dari tendon Achilles yang putus menghasilkan baik kolagen tipe-I dan tipe-III pada kultur.Kolagen tipe-III kurang tahan terhadap kekuatan tarikan dan karena itu dapat mempengaruhi putusnya tendon secara spontan.
1.3 KinesiologiTerletak pada articulatio talocruralisJenis sendi: sendi engsel/gynglimusGerak: Dorsofleksi: M. tibialis anterior, M. extensor digitorum longus, M. peroneus tertius dan M.
extensor hallucis longus. Plantar fleksi: M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. flexor hallucis longus, M.
peroneus longus dan brevis M. tibialis posteriorSumbu gerak:Sumbu gerak pada sendi ini adalah sumbu frontal yang berjalan dari craniomedialis pergerakan pada articulation talocrularis, punya sumbu gerak frontal yang berjalan dari craniomedialis ujung bawah malleolus medialis sampai caudolateralis ujung bawah malleolus lateralis membentuk sumbu transversal 7 derajat & sumbu frontal 13 derajat dari bidang frontal.
2 Memahami dan Menjelaskan Rupture Tendo Achilles2.1 Definisi
Ruptur adalah robek, pecah atau terputusnya tendon. Tendon merupakan jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.
Tendon Achilles adalah tendon yang paling kuat dan paling besar di dalam tubuh. Terdiri dari struktur tendinous (melekatkan otot ke tulang) yang dibentuk oleh gabungan antara otot gastrocnemius dan otot soleus yang terdapat di betis. Tendon ini melekat pada tulang tumit (calcaneus) dan menyebabkan kaki untuk berjinjit (plantar flexi) ketika otot-otot betis berkontraksi. Tendon ini sangat penting untuk berjalan, berlari dan melompat secara normal. Cedera karena olahraga dan karena trauma pada tendon Achilles adalah biasa dan bisa menyebabkan kecacatan.
2.2 EtiologiRuptur Tendo Achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba tiba saat kontraksi
maksimal pada otot betis. Ruptur tendo dapat terjadi saat berlari, melompat, bermain bulu tangkis, basket, tersandung dan jatuh dari ketinggian. Dalam beberapa kasus putusnya tendo Achilles terjadi pada tendo yang kurang menerima aliran darah. Tendo juga dapat melemah bergantung pada bertambahnya usia. Putusnya tendo Achilles juga bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak jumlah tekanan pada tendo Achilles. Biasanya ruptur tendo Achilles lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Penyebab lainnya juga bisa karena:1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes,2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan risiko
pecah,3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis,
basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya4. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis(trauma langsung seperti luka laserasi
atau tembakan dapat merobek tendon Achilles).Faktor-faktor dari dapat meningkatkan risiko ruptur tendon Achilles meliputi:
Umur. Usia puncak untuk ruptur tendon Achilles 30 sampai 40. Dalam kebanyakan kasus, pecah dari Achilles tendon terjadi di pada tendon yang menerima aliran darah kurang. Hal ini yang dapat melemahkan bagian dari tendon.
Jenis kelamin. Pada pria ruptur tendon Achilles lima kali lebih mungkin terjadi dibandingkan pada wanita.
Obesitas. Beratnya beban yang harus di tahan dapat meningkatkan stres/kelelahan pada tendon achilles.
Melakukan olahraga berat tanpa pendinginan.
Riwayat penggunaan terakhir fluoroquinolones, kortikosteroid, atau suntikan kortikosteroid, yang keduanya (kortikosteroid, steroid anabolik dan fluoroquinolones) berperan dalam pecah tendo achilles.o Injeksi kortikosteroid ke dalam tendon tikus telah terbukti menyebabkan nekrosis
tendon.Kortikosteroid dapat menutupi gejala yang menyakitkan, dan menyebabkan individu untuk overexert tendon melemah.
o Steroid anabolik dan fluoroquinolones menyebabkan displasia fibril kolagen, sehingga menurunkan kekuatan tarik-menarik tendon.Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa hewan yang diberikan fluoroguinolones dengan dosis yang sebanding dengan yang diberikan pada manusia, hewan tersebut akan mengalami ganggian matrix ekstraseluler tulang rawan dan penipisan kolagen.
Penyakit gout, hipertiroid, insufisiensi ginjal, dan arteriosklerosis. Fraktur Pergelangan kaki, Keseleo Ankle, Cedera ligamen Calcaneofibular, Cedera ligamen
Talofibular.
2.3 PatofisiologiKerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau tidak langsung
(overloading). Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah, kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi, otot belum siap, terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha), hamstring (otot paha bagian bawah), dan otot quadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak. Dapat pula karena latar belakang degenerasi tendon.
2.4 Manifestasi Klinis Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis
seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. Daerah ini paling sedikit menerima suplai darah dan mudah sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.
ANNISA APRILIA ATHIRA1102014029
3
Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang luas pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh serat tendon.
Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit Tumit tidak bisa digerakan turun naik Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang tumit Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki.
Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki. Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan, khususnya saat
mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul dibawah selaput peritenon.
Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif semua sangat menyarankan diagnosis.
Sumber : http://indonesian.orthopaedicclinic.com
2.5 Pemeriksaan Fisik dan PenunjangPemeriksaan fisik : Dari pergerakan tumit dan otot. Apabila pergerakannya lemah atau tidak ada pergerakan maka dicurigai tendo achilles mengalami ruptur
Thompson test - Posisi pasien tengkurap ,kemudian betis pasien diremas. - Apabila tendo achilles normal, maka akan terjadi plantar fleksi tendo Achilles. Namun
apabila terjadi ruptur, maka tidak ada pergerakan.
Obrien’s Test - Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal dari calcaneus
masukkan jarum berukuran 25. - Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak jarum seperti plantar fleksi pertanda
bahwa tendo achilles tidak mengalami cedera. Bila jarum tidak bergerak, menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur.
- Tidak disarankan untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar
Copeland Test - Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket. - Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif.
- Apabila tendo utuh, maka tekanan akan naik sekitar 35-60 mmHg. Namun bila tendo mengalami ruptur, tekanan hanya naik sedikit atau tidak bergerak sama sekali.
Pemeriksaan penunjang:A. Foto Röntgen
Foto röntgen ini awalnya untuk memastikan ada tidaknya “Calcaneous spur”. Pada penderita plantar fascitis dengan calcaneous sering tebal pada bagian fascianya dua kali dari normal. B. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat digunakan untuk membedakan pecah lengkap atau tidak lengkap dari degenerasi tendon Achilles, dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat seragam untuk menyelaraskan jutaan proton berjalan melalui tubuh. proton ini kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang mengetuk beberapa dari mereka keluar dari keselarasan. Ketika proton kembali mereka memancarkan gelombang radio mereka sendiri yang unik yang dapat dianalisis oleh komputer dalam 3D untuk membuat gambar yang tajam penampang silang dari area of interest. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto berkualitas sangat tinggi sehingga timur untuk teknisi untuk menemukan air mata dan cedera lainnya.
Radiografi dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung menangis Achilles. Radiografi menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik cedera. Hal ini sangat tidak efektif dalam mengidentifikasi cedera pada jaringan lunak. Sinar-X dibuat ketika elektron energi tinggi menghantam sumber logam. Gambar sinar-X diperoleh dengan memanfaatkan karakteristik redaman yang berbeda dari padat (misalnya kalsium dalam tulang) dan kurang padat (otot misalnya) jaringan ketika sinar melewati jaringan dan ditangkap di film. Sinar-X umumnya terkena mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara jaringan lunak masih relatif tidak dibedakan di latar belakang. Radiografi memiliki peran kecil dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan cedera lain seperti patah tulang kalkanealis
1. Pemeriksaan Fisik Lakukan pemeriksaan umum kaki dan pergelangan kaki, berkonsentrasi pada area
tertentu sebagai berikut: Periksa untuk kelembutan pergelangan kaki posterior, bengkak, atau jeda yang
teraba di tendon. Periksa kekuatan otot. Pasien masih mungkin dapat plantarflex pergelangan
kaki dengan kompensasi dengan otot lain, tetapi kekuatan akan lemah.Single-ekstremitas meningkat tumit tidak akan mungkin.
Lutut fleksi test:Periksa posisi istirahat pergelangan kaki dengan lutut tertekuk rawan dan
pasien 90 °. Kehilangan tegangan normal soleus istirahat gastrocnemius akan memungkinkan pergelangan kaki untuk menganggap posisi yang lebih dorsiflexed dari itu di sisi terluka.
2. Thompson test (simmonds)Posisi pasien rawan dengan jelas kaki meja. Meremas betis biasanya menghasilkan
plantarflexion pasif pergelangan kaki. jika Achilles tendon tidak dalam kontinuitas, pergelangan kaki tidak akan pasif flex dengan kompresi otot betis.
Uji Simmonds ' (Uji Thompson ) akan positif, meremas otot betis dari sisi yang terkena sementara pasien berbaring rawan, menghadap ke bawah, dengan nya kaki menggantung hasil longgar tidak ada gerakan (tidak ada plantarflexion pasif) kaki, sementara gerakan diharapkan dengan tendon Achilles utuh dan harus diamati pada manipulasi betis terlibat. Berjalan biasanya akan sangat terganggu, karena pasien akan mampu melangkah dari tanah menggunakan kaki terluka. Pasien juga akan dapat berdiri di ujung kaki itu, dan menunjuk kaki ke bawah ( plantarflexion ) akan terganggu. Nyeri bisa menjadi berat dan pembengkakan adalah umum.
3. Tes O'BrienTes O’brien juga dapat dilakukan yang memerlukan menempatkan jarum steril melalui kulit
dan masuk ke tendon. Jika hub jarum bergerak dalam arah yang berlawanan tendon dan arah yang sama dengan jari-jari kaki ketika kaki bergerak naik dan turun maka tendon setidaknya sebagian utuh.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan RadiografiUntuk mengevaluasi struktur tulang jika bukti hadir dari patah tuberositas calcaneal dan
avulsion Achilles tendon, radiografi biasanya menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik cedera. Ini sangat tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera jaringan lunak. Sinar-X dibuat ketika elektron energi tinggi menghantam sumber logam. Gambar X-ray diperoleh dengan memanfaatkan karakteristik redaman yang berbeda padat (misalnya kalsium dalam tulang) dan jaringan kurang padat (misalnya otot) ketika sinar tersebut melewati jaringan dan terekam dalam film. Sinar-X umumnya terkena mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara jaringan lunak masih relatif undifferentiated di latar belakang. Radiografi memiliki sedikit peran dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan luka lain seperti patah tulang calcaneal.
2. USGUSG dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan kehadiran air
mata. Ia bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi suara melalui tubuh Anda. Beberapa suara yang dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar ini tercermin dapat dianalisis dan dihitung ke dalam gambar. Gambar-gambar ini diambil secara real time dan dapat sangat membantu dalam mendeteksi pergerakan tendon dan memvisualisasikan luka atau mungkin air mata . Perangkat ini membuatnya sangat mudah untuk menemukan kerusakan struktural untuk jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera ini.
3. Magnetic resonance imaging (MRI)MRI dapat digunakan untuk membedakan pecah lengkap dari degenerasi tendon Achilles, dan
MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan seragam jutaan proton berjalan melalui tubuh. proton ini kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang mengetuk beberapa dari mereka keluar dari keselarasan. Ketika proton ini kembali mereka memancarkan gelombang radio sendiri yang unik yang dapat dianalisis oleh komputer 3D untuk membuat gambar penampang tajam dari area of interest. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto kualitas yang sangat tinggi sehingga mudah bagi teknisi untuk melihat air mata dan cedera lainnya.
4. Musculoskeletal ultrasonografiMusculoskeletal ultrasonografi dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon,
karakter, dan kehadiran air mata. Ia bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh Anda. Beberapa suara yang dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstitial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar tercermin dapat dianalisis dan dihitung ke dalam gambar. Gambar-gambar diambil secara real time dan dapat sangat membantu dalam mendeteksi gerakan tendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau air mata. Perangkat ini membuatnya sangat mudah untuk melihat kerusakan struktural pada jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera. Pencitraan ini modalitas murah, tidak melibatkan radiasi pengion dan, di tangan ultrasonographers terampil, mungkin sangat handal.
5. Foto RöntgenFoto rontgen digunakan untuk melihat tendon yang rusak pada bagian otot tubuh.
6. Tes Copeland
Dalam tes ini, manset Sphygmomanometer melilit betis di bagian tengah sementara pasien berbaring. Manset mengembang hingga 100 milimeter merkuri (13,33kilopascal) dengan kaki di fleksi plantar. Kaki kemudian dorsofleksi. Jika tekanan naik sampai sekitar 140 milimeter merkuri (18,66 kilopascal), unit musculotendinous dianggap menjadi utuh. Namun, jika tekanan tetap sekitar 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal), maka diagnosis ruptur tendon Achilles dapat ditegakkan.
(Muttaqin, A. 2011. Buku saku gangguan musculoskeletal. EGC. Jakarta)
2.6 Diagnosis dan Diagnosis BandingDiagnosis
Dalam mendiagnosis ruptur tendo Achilles, ahli bedah kaki dan pergelangan kaki akan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana dan kapan cedera terjadi dan apakah pasien sebelumnya cedera tendo atau gejala serupa juga dialami. Dokter bedah akan memeriksa kaki dan pergelangan kaki, perasaan cacat pada tendon yang menunjukkan air mata. Rentang gerak
ANNISA APRILIA ATHIRA1102014029
5
dan kekuatan otot akan dievaluasi dan dibandingkan dengan kaki terluka dan pergelangan kaki. Jika tendo Achilles pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang kurang dalam mendorong ke bawah (seperti pada pedal gas) dan akan mengalami kesulitan naik pada jari kaki. Diagnosis ruptur tendo Achilles biasanya langsung dan dapat dilakukan melalui pemeriksaan jenis ini. Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat memesan tes pencitraan MRI atau lainnya.Diagnosis Banding1. Ruptur tendon Achilles
Yaitu putusnya tendon achilles secara paksa, karena terlalu sering di beri tekanan, periode tendon achilles di dahului tahap tendonisitis yang membuat tendo semakin lemah.
2. Tendo calcaneal bursitis
Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa tebal di belakang tumit meluncur turun naik.
3. Achilles tendoncitisCedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari,
achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendon achilles dan betis.
4. Achilles tendinopathy atau tendonosisKronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga
menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.
2.7 Penatalaksanaan
a. Stabilisasi awal
Setelah diagnosis dibuat, pergelangan kaki harus splinted dalam equinus dengan baik
empuk untuk membantu elevasi mengendalikan pembengkakan.
b. Nonoperative
Orthosis pergelangan kaki
Indikasi treatment harus individual kepada pasien. Selama 10 minggu berikutnya,
pergelangan kaki secara bertahap dibawa ke posisi plantigrade dengan perubahan cor
kira-kira setiap 2 minggu. Berat tubuh diperbolehkan setelah 6 minggu. Setelah casting,
angkat tumit biasanya dipakai selama beberapa bulan.
c. Operative
Perbaikan langsung
Indikasi lebih sering terjadi pada cedera akut (<6 minggu)
Rekonstruksi dengan interposisi EDL atau plantaris.
d. Terapi Fisik
Banyak rehabilitasi tersedia. Umumnya, terapi awalnya melibatkan progresif, gerakan
kaki aktif dan berkembang menjadi berat tubuh dan memperkuat. Ada tiga hal yang perlu
diingat saat merehabilitasi sebuah Achilles pecah:
Rentang gerak penting karena dibutuhkan ke dalam pikiran ketatnya tendon diperbaiki.
Ketika awal rehabilitasi pasien harus melakukan peregangan ringan dan meningkatkan
intensitas sebagai waktu mengizinkan dan nyeri.
Kekuatan fungsional, tendon ini penting karena merangsang perbaikan jaringan ikat,
yang dapat dicapai saat melakukan "peregangan pelari," (menempatkan jari-jari kaki
Penatalaksanaan RTA
Konservatif (Ruptur Parsial)
Pemasangan gips sirkuler
Di atas lutut selama 4-6 minggu
Posisi 30-40° (Ekuinus) dan
plantar fleksi pada pergelangan kaki
Operatif (Ruptur Total)
Penjahitan tendo dan pemasangan
gips
Dgn teknik Lindholm Pasca operasi
Fisioterapi
Memakai sepatu yang tumitnya
ditinggikan selama beberapa bulan
Dilarang olahraga berat selama bulan
beberapa inci sampai dinding sementara tumit Anda ada di tanah). Melakukan
peregangan untuk mendapatkan kekuatan fungsional juga penting karena meningkatkan
penyembuhan pada tendon, yang pada gilirannya akan menyebabkan kembali cepat
untuk kegiatan. Peregangan ini harus lebih intens dan harus melibatkan beberapa jenis
berat bantalan, yang membantu reorientasi dan memperkuat serat kolagen di
pergelangan kaki terluka. Sebuah hamparan populer digunakan untuk tahap rehabilitasi
adalah menaikkan kaki pada permukaan yang tinggi.
Kadang-kadang dukungan orthotic. Ini tidak ada hubungannya dengan peregangan atau
memperkuat tendon, melainkan di tempat untuk menjaga pasien nyaman. Ini adalah
menyisipkan dibuat custom yang sesuai ke dalam sepatu pasien dan membantu dengan
pronasi tepat kaki, yang merupakan yang dapat menyebabkan masalah dengan Achilles.
e. Operasi
Tindakan operasi dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang terputus disambungkan
kembali dengan teknik penjahitan. Tindakan pembedahan dianggap paling efektif dalam
penatalaksanaan tendon yang terputus.
Tindakan non operasi dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut biasanya
dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya menolak untuk
dilakukan tindakan operasi.
Ada dua jenis operasi, operasi terbuka dan operasi perkutan.
Operasi terbuka, sayatan dibuat di bagian
belakang kaki dan tendon Achilles dijahit
bersama-sama. Dalam pecah lengkap atau
serius tendon plantaris atau otot vestigial
lain dipanen dan melilit tendon Achilles, meningkatkan kekuatan tendon diperbaiki. Jika
kualitas jaringan buruk, misalnya cedera telah diabaikan, ahli bedah mungkin menggunakan
mesh penguatan ( kolagen, Artelon atau bahan lainnya degradable).
Perkutan operasi, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil, bukan satu sayatan besar, dan
menjahit tendon kembali bersama-sama melalui sayatan. Pembedahan mungkin tertunda
selama sekitar satu minggu setelah pecah untuk membiarkan pembengkakan turun. Untuk
pasien menetap dan mereka yang memiliki vasculopathy atau risiko untuk penyembuhan
miskin, perkutan bedah perbaikan mungkin pilihan pengobatan yang lebih baik daripada
perbaikan bedah terbuka.
PencegahanUntuk membantu mencegah cedera tendon achilles, lakukanlah peregangan tendon achilles
dan otot betis dengan perlahan, sebelum melakukan kegiatan fisik lainnya. Lakukan latihan peregangan perlahan, peregangan ke titik di mana Anda merasa tertarik, tetapi tidak sakit.Untuk membantu otot dan tendon menyerap tenaga lebih banyak dan menghindari cedera, cobalah latihan yang memperkuat betis Anda.Untuk mengurangi terjadinya ruptur tendo achilles, lakukanlah hal-hal ini: Hindari kegiatan yang menempatkan beban berlebih pada tendon achilles, misalnya berlari
dan melompat. Jika anda melihat rasa sakit selama latihan, istirahatlah. Jika salah satu latihan atau kegiatan yang menyebabkan Anda sakit terus-menerus, coba
lakukan latihan atau kegiatan yang lain.
ANNISA APRILIA ATHIRA1102014029
7
2.8 Prognosis Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembali normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya untuk ruptur lagi. Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6 minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelah cedera terjadi.