Sinusitis

16
SINUSITIS Nama Kelompok : 1. Ahmad rifa’i (01314007) 2. Ella Dwi Ernawati (01314019) 3. Galuh bakti Prayoga (01314026) 4. Indah Purnawan N (01314033) 5. Nava Yulis Anita S (01314044) 6. Zully Fatma S (01314065) 7. Siti Nurul Khomariah (01314052)

Transcript of Sinusitis

SINUSITISNama Kelompok :

1. Ahmad rifa’i (01314007)2. Ella Dwi Ernawati (01314019)

3. Galuh bakti Prayoga (01314026)

4. Indah Purnawan N (01314033)

5. Nava Yulis Anita S (01314044)6. Zully Fatma S (01314065)

7. Siti Nurul Khomariah(01314052)

SinusitisSinusitis adalah radang sinus

paranasal. Bila terjadi yang paling sering terkena adalah sinus maksila adalah sinus yang terbesar, letak ostiumumnya lebih tinggi dari dasar, dasarnya adalah dasar akar pada beberapa sinus, disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai seluruhnya disebut pansinusitis. gigi sehingga dapat berasal dari infeksi gigi, dan ostiumunya terletak di meatus medius, disekitar hiatus semilunaris yang sempit sehingga sering tersumbat.

Deskriptif• Inflamasi disinus paranasal.• Biasanya menyertai infeksi saluran nafas atas.• Dapat digolongkan akut, subakut, kronis, alergik,

atau hiperplastik.• Pada sinusitis hiperplastik, terjadi penggabungan

sinusitis akut yang purulen dan sinusitis ataurinitis alergik.

• Untuk semua jenis, prognosisnya cukup baik.

Menurut Adams, berdasarkan perjalanan penyakitnya terbagi atas :• Sinusitis akut, bila infeksi beberapa hari sampai

beberapa minggu.• Sinusitis sub akut, bila infeksi beberapa minggu

sampai beberapa bulan.• Sinusitis kronik, bila infeksi beberapa bulan sampai

beberapa tahun (menurut Cauwenberge, bila sudah lebih dai 3 bulan).

Penyebabnya dapat virus, bakteri, atau jamur. Menurut Gluckman, kuman penyebab sinusitis akut tersering adalah Streptococcus pneumonia dan Haemophilus influenza

ETIOLOGI

Sinusitis biasanya disebabkan oleh obstruksi hidung kronik akibat rabas dan edema membrane mukosa hidung. Pasien mengalami batuk, karena tetasan kronstan rabas kental kearah nasofaring, dan sakit kepala kronis pada daerah periorbital dan nteri wajah, yang paling menonjol saat bangun tidur pada pagi hari. Keletihan juga umum, sebagaimana hidung tersumbat.

Manifestasi Klinis

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan foto rontgen pada sinusitis akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa dan gambaran air fluid level.

1. Terapi medikamentosa berupa antibiotic selam 10-14 hari.

2. Dekongestan untuk memperlancar drainase sinus.

3. Pemberian antihistamin 4. Pemberian steroid

intranasal.

Penatalaksanaan

Sinusitis Subakut

Manifestasi Klinis Sama dengan sinusitis akut. Hanya tanda-tanda radang akutnya sudah reda. Pada rinoskopi anterior tampak secret purunel di meatus atau superior. Pada rinoskopi posterior tampak secret purulen di nasofaring.

Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan transiluminasi sinus yang sakit tampak suram atau gelap.

Terapi medikamentosa berupa antibiotic yang berspektrum luas. Bila perlu dilakukan ditermi, diatermi dilakukan dengan sinar gelombang pendek sebanyak 5-6 kali pada daerah yang sakit untuk memperbaiki vaskularisasi sinus. Tindakan intranasal lain yang mungkin perlu dilakukan agar drainase secret lancer berdasarkan kelainan yang ada pada pasien adalah operasi koreksi sputum, peningkatan polip, dan konkotomi total atau persial.

Penatalaksanaan

Sinusitis Kronik Etiologi

Polusi bahan imia, alergi, dan defisiensi imunologik menyebabkan silia rusak, sehina terjadi perubahan mukosa hidung. Perubahan ini mempermudah terjadinya infeksi. Terdapat edema konka yang menggangu drainase secret, sehingga silia rusak. Jika pengobatan pada sinusitis akut tidak adekuat, maka akan terjadi infeksi kronik.

1. Gejala hidung dan nasofaring, berupa secret di hidung dan nasofaring (post nasal drip).

2. Gejala faring3. Gejala telinga4. Nyeri kepala5. Gejala mata6. Gejala saluran napas7. Gejala saluran cerna

Manifestasi Klinis

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan mikrobiologik biasanya menunjukkan infeksi campuran bermacam-macam bakteri, kuman anaerob atau lebih sering ditemukan campuran dengan aerob. Untuk membantu menegkkan diagnose dapat dilakukan pemeriksaan transimulasi untuk sinus maksila dan sinus dan sinus frontal, radiologi, pungsi sinus maksila, sinuskopi sinus maksila, pemeriksaan histopatologi, nasoendoskopi meatus madius dan meatus superior.

Lanjutan ,,,,Topografi computer diindikasikan untuk evaluasi preoperative, dan jika ada dugaan keganasan. Magnetig Resonance Imaging (MRI) lebih baik dari pada topografi computer dalam resolusi jaringan lunak dan sangat aik untuk membedakan sinusitis karena jamur, neoplasma dan perluasan intracranial, namun resolusi tulang tidak tergambar baik dan harganya mahal.

Daftar pustaka• Kapita selekta penyakit: dengan implikasi keperawatan /

editor, Kimberly A.J. Bilotta ; alih bahasa, Dwi Widiarti … [et al.]; editor edisi bahasa indonesia, Wuri Praptiani, Barrarah Barrid. 2011.–Ed. 2.Jakarta.EGC.

• Smeltzer, Suzanne C.Buku ajar Keperawatan medikal-bedah Brunner & Suddarth/ editor, Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare; alih bahasa Indonesia, Monica Ester, Ellen panggabean. 2001. –Ed. 8. Jakarta. EGC.

Terima Kasih