Sinusitis - Makalah

download Sinusitis - Makalah

of 23

description

Makalah sinusitis oleh kelompok Sigit Rio Viernando dan Anis Kurniah

Transcript of Sinusitis - Makalah

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah member rahmat dan hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa adanya rintangan yang berarti.Makalah ini penulis susun dengan tujuan:1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Sistem Persepsi Sensori I. 1. Dapat mengetahui lebih lanjut tentang kelainan Sinusitis.Sesuai dengan tujuan penulis tersebut maka penulis akan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya meskipun masih banyak kekurangannya. Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyak kepada:1. Dosen pembimbing akademik STIKES ICME JOMBANG.1. Darsini, S. Kep., Ns. M. Kes., selaku dosen mata kuliah Sistem Persepsi Sensori I. 1. Semua pihak yang ikut serta berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.Atas rahmat Tuhan yang Maha Kuasa, penulis berharap Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Serta saran dan kritik penulis harapkan, karena penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangannya dan masih belum sempurna.

Jombang, Oktober 2013

PenyusunBAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangSinusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek dokter sehari-hari, bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan tersering di seluruh dunia (Soetjipto, 2010). Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal. Penyebab utamanya ialah selesma (common cold) yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri (Soetjipto, 2010).Di Amerika Serikat, 1 dari 7 orang dewasa terkena sinusitis dengan lebih dari 30 juta penderita didiagnosa setiap tahunnya. Di sana, sinusitis sering terjadi pada awal musim gugur hingga awal musim semi. Berdasarkan data National Ambulatory Medical Care Survey (NAMCS), kira-kira 14 persen orang dewasa dilaporkan memiliki episode rinosinusitis setiap tahunnya dan didiagnosis ke-5 terbanyak berdasarkan peresepan antibiotik, serta 0,4% didiagnosa rawat jalan (Brook, 2012). European Position Paper on Rinosinusitis on Nasal Polyps atau EP30S (2007) memaparkan pada studi perbandingan di Skotlandia Utara dan di Kepulauan Karibia bahwa jumlah populasi rinosinusitis kronis kurang lebih sama, dengan persentase 9,6% dan 9,3% (Dalimunthe, 2012). Di Indonesia, prevalensi rinosinusitis termasuk tinggi. Hal ini dapat diketahui berdasarkan data DEPKES RI tahun 2003 yang menyebutkan bahwa penyakit tersebut berada pada urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat utama (Soetjipto, 2006). Di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL FK Universitas Hasanuddin Makassar, jumlah kasus rinologi periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 yaitu penderita rawat jalan sebanyak 12.557 kasus dan penderita rawat inap sebanyak 1.092 kasus dengan perbandingan antara pria dan wanita hampir sama (46% : 54%). Kasus rawat inap yang terbanyak yaitu rinosinusitis (41,5%) dan kasus pada kelompok umur 30 39 tahun sebanyak 23,3% (Sujuthi dan Punagi, 2008). Pada penelitian di poliklinik THT-KL RS Hasan Sadikin Bandung periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2007 didapatkan 168 pasien rinosinusitis (64,29%) dari seluruh pasien rinologi (Lasminingrum, 2008). Dibagian THT-KL Fakultas Kedokteran UGM/RS Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2006 2007 didapatkan 118 penderita rinosinusitis kronis (42%) dari seluruh pasien rinologi (Dewanti, 2008). Penyakit rinosinusitis pada tahun 2011 di RSUP H. Adam Malik Medan ada sebanyak 1073 kunjungan pasien. Menurut Soejipto (2006) dalam tulisan Multazar (2008), data dari Divisi Rinologi Departemen THT RSCM JanuariAgustus 2005 menyebutkan jumlah pasien rinologi pada kurun waktu tersebut adalah 435 pasien, 69%nya (300 pasien) adalah rinosinusitis kronis.Rinosinusitis akut yang tidak ditangani dengan baik dapat berlanjut menjadi rinosinusitis kronik. Rinosinusitis kronis dapat mengakibatkan gangguan kualitas hidup akibat gejala lokal seperti sakit kepala, hidung tersumbat, gangguan penciuman, gangguan tidur dan gejala pilek yang persisten sehingga dapat menurunkan produktifitas dan menyebabkan kehilangan hari kerja.8 Rinosinusitis kronik dapat menjadi berbahaya karena menyebabkan komplikasi ke orbita dan intrakranial.Sinusitis khususnya sinusitis maksilaris adalah penyakit yang sering sekali terjadi di masyarakat, sehingga perlu sekali bagi mahasiswa kedokteran untuk mempelajari penyakit ini sehingga dapat menjadi bekal dalam melakukan praktek sebagai general practitioner.

1.2. Tujuan Pembahasana. Tujuan UmumUntuk mengetahui dan menganalisis tentang penyakit Sinusitis dan asuhan keperawatan pada klien dengan keluhan Sinusitisb. Tujuan Khusus1) Untuk memahami tentang arti Sinusitis2) Untuk memahami etiologi pada penyakit Sinusitis3) Untuk mengetahui klasifikasi penyakit Sinusitis4) Untuk memahami tanda dan gejala Sinusitis5) Untuk memahami patologis penyakit Sinusitis6) Untuk mengetahui komplikasi dari Sinusitis7) Untuk mengetahui penatalaksanaan medis pada penyakit Sinusitis8) Untuk memahami bentuk dan strukstur konsep askep pada klient penderita Sinusitis

BAB IILANDASAN TEORI2.1. Anatomi/FisiologiManusia mempunyai beberapa rongga di sepanjang atap dan bagian lateral rongga hidung. Rongga rongga ini diberi nama sinus yang kemudian diberi nama sesuai dengan letaknya, yaitu meliputi:a. Sinus maxillarisMerupaka sinus paranasalis yang terbesar, berada pada dinding lateral hidung korpus maksilaris bermuara di hiatus maksilaris ke rongga hidung hiatus semilunaris media. Sinus ini sudah ada sejak lahir dan mencapai ukuran maksimum ( + 15 ml ) pada saat dewasa. Dari segi klinis yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maxilla adalah :1. Dasar sinus maxillaris berhubungan dengan gigi P1, P2, M1, dan M22. Ostium sinus maxillaris lebih tinggi dari dasarnyab. Sinus FrontalisSinus ini berada di dalam infundibulum meatus nasi media dan mulai berkembang dari sinus ethmoidalis anterior pada usia 8 tahun dan mncapai ukuran maksimal pada usia 20 tahun.c. Sinus EthmoidalisSinus yang berada di pars labirintus oss etmoidalis ini, merupakan kelompok dari sel ethmoidalis anterior dan posterior yang saling berhubungan dan kemudian bermuara dalam ronga hidung. Sinus ini sudah ada sejak anak lahir. Sinus ini dianggap paling penting karena dapat menjadi fokus infeksi bagi sinus paranasalis yang lainnya. d. Sinus SphenoidalisBerada di belakang kranial hidung dalam korpus spenoidalis bermuara ke rongga hidung bagian belakang. Pneumatisasi sinus sphenoidalis dimulai pada usia 8-10 tahun.Sinus paranasalis ini mepunyai fungsi 1. Pengatur kondisi udara2. Thermal insulators3. Membantu keseimbangan kepala4. Membantu resonansi suara5. Peredam perubahan tekanan udara6. Membantu produksi mukus

2.2. Definisi Sinusitis adalah merupakan radang penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus.Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal sesuai anatomi sinus yang terkena,dapat dibagi menjadi sinusitis maksila,sinusitis etmoid,sinusitis frontal,dan sinusitis sfenoid(Soepardi 2001).Sinusitis adalah radang pada rongga hidung(A.K Muda Ahmad.2003).Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung,dapat berupa sinusitis maksilaris atau frontalis sinusitis dapat berlangsung akut maupun kronik.dapat mengenai anak yang sudah besar.pada sinusitis paranasal sudah berkembang pada anak umur 6-11tahun (Ngstiya 1997)Sinusitis merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman,virus dan mikroorganisme lainnya.http://askep-askeb-kita.blogspot.com/2010/01/asuhan-keperawatan-sinusitis.html?m=1 diakses pada 30-09-2013

2.3. KlasifikasiBerdasarkan durasi lamanya pajanan serangan, sinusitis dibedakan menjadi:a. Sinusitis AkutSerangan terjadi dalam kurun waktu kurang dari 3 minggu dan biasanya dikarenakan rinitis akut, faringitis, tonsilitis akut dan lain-lain. Untuuk menegakkan diagnosa sinusitis akut, harus mengetahui penyakit banding seperti commond cold, neuralgia trigeminal, rhinovirus, polip dan ISNA.b. Sinusitis Sub AkutTerjadi selama dalam kurun waktu kurang lebih 1-3 bulanc. Sinusitis KronisSerangan sinusitis ini terjadi lebih dari 3 bulan tanpa ada periode sembuh (ada sumber lain yang menyebutkan lebih dari 60 hari), timbul akhibat dari gangguan drainase nasal, perubahan mukosa, dan pengobatan yang tidak tepatSedangkan berdasarkan tempat terjadinya, sinusitis dibedakan menjadi:a. Sinusitis Maksillaris, terasa sakit di pipiPenyebab tersering dari Sinusitis maksilaris adalah infeksi saluran nafas atas karena virus, seperti rinitis akut, campak, dan batuk rejan dan FCR (fatality Case Rate) sekitar 75% dari semua kasus sinusitis. Hanya 10% diakibatkan oleh radang pada gigi molar atau premolar. Penyebab lain yang jarang adalah karena menyelam dan fraktur tulang maksila dan tulang frontal. Sinusitis yang terjadi karena menyelam disebabkan menyelam dengan kaki yang masuk air terlebih dahulu tanpa menjepit hidung.b. Sinusitis Ethmoidalis, terasa sakit di kedua mataSinusitis ethmoidalis dapat terjadi apabila terdapat gangguan pengaliran udara dari dan ke rongga sinus serta adanya gangguan pengeluaran cairan mukus. FCR pada semua kasus sinusitis yang masuk dalam kategori ini sebesar 15%.c. Sinusitis Sphenoidalis, terasa sakit di belakang dahiMemiliki gejalanya tidak khas karena memiliki gejala yang sama dengan kasus sinusitis lainnya, namun nyeri terasa hebat di vertex kranium atau di retroorbital dan parietoorbital. FCR kasus ini