SEPSIS Agustina

8
SEPSIS SEPSIS DAN RENJATAN SEPSIS 1. Pengertian ( Definisi) Sepsis : sidrom respon inflamasi sistemik (SRIS) yang disebabkan oleh infeksi. Renjatan septik sepsis dengan hipotensi, ditandai dengan penurunan TDS <90 mmHg atau penurunan >40 mmHg dari TD awal, tanpa adanya obatan- obatan yang dapat menurunkan TD. 2. Diagnosis 1. SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut ; a. suhu bagian > 38 o C atau 36 o C b. frekuensi denyut jantung >90 x /menit c. frekuensi pernapasan >24x/menit atau paCO 2 <32 tor d. hitungh lukosit >12 000 /mm 2 atau <4.000/mm 3 atau adanya 10% sel batang 2. Ada fokus infeksi yang bermakna untuk menyebabkan sepsis 3. Gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran, gangguan fungsi hati, ginjal paru, paru, dan asidosis metabolik

description

ridwan

Transcript of SEPSIS Agustina

Page 1: SEPSIS Agustina

SEPSIS

SEPSIS DAN RENJATAN SEPSIS

1. Pengertian ( Definisi)

Sepsis : sidrom respon inflamasi sistemik (SRIS) yang disebabkan oleh infeksi.

Renjatan septik sepsis dengan hipotensi, ditandai dengan penurunan TDS <90 mmHg atau penurunan >40 mmHg dari TD awal, tanpa adanya obatan-obatan yang dapat menurunkan TD.

2. Diagnosis

1. SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut ;

a. suhu bagian > 38o C atau 36o Cb. frekuensi denyut jantung >90 x /menitc. frekuensi pernapasan >24x/menit

atau paCO2 <32 tord. hitungh lukosit >12 000 /mm2 atau

<4.000/mm3 atau adanya 10% sel batang

2. Ada fokus infeksi yang bermakna untuk menyebabkan sepsis

3. Gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran, gangguan fungsi hati, ginjal paru, paru, dan asidosis metabolik

3. Kriteria Diagnosis

4. Diagnosis Kerja

5. Diagnosis Banding Renjatan kardiogenik, renjatan

hipovolemik

Page 2: SEPSIS Agustina

6. Pemeriksaan Penunjang

DPL, tes fungsi hati, ureum, kreatinin, gula darah, AGD, elektrolit, kultur darah dari infeksi fokal (urin., pus, sputum, dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti mikroba foto toraks.

7. Tata Laksana, Terapi,Edukasi (Hospital Health Promotion)

Eradikasi fokus infeksi Anti mikroba empirik, sesuai dengan tempat

infeksi dugaan kuman penyebab profil anti mikroba (farmakokinetik dan

farmakodinamik)

anti mikroba definitif, bila hasil kultur mikro organisme telah dketahui, antimikroba dapat diberikan sesuai hasil uji kepekaan mikroorganisme.

Suportif, resusitasi ABC, oksigenasi, terapi cairan vasopresor/inotropik, dan transfusi (Sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respon secepatnya.

Resusitasi cairan

Hipovolomia pad sepsis segere diatasi dengan pemberian cairan kristalioid atau koloid. Volume cairan yang diberikan mengacu pada respon klinis (respon terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantung, kecukupan isi nadi, perabaank kulitt, dan ekstremitas, produksi urin, dan perbaikan kesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan (peningkatan JVP, ronki, galop, S31 san penurunan saturasi oksigen). Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 10-12 cmH2O) dengan mempertimbangankan kebutuhan kalori perhari.

8. Prognosis Dubia ad malam

9. Tingkat Evidens

10. Tingkat Rekomendasi

11. Penelaah Kritis

Page 3: SEPSIS Agustina

12. Indikator

13. Kepustakaan

1. Dawes T. Stoke ankylosing spondylitis Spine score. J Rheum. 1999:26:247-50.

2. Radman GP, Schuaacher HR. Ankylosing spondylitis. In: Primer on The Rheumatic Disease, 8th ed., The Arthritis Foundation, Atlanta, 1983, 85-8.

3.  Arnet FC. Spondyloarthropathies. In: Rich RR, Feisher TA, Schwartz BD, Sheadrer WT, Strober W (Eds): Clinical Immunology Principles and Practice, Mosby St. Louis, 1996, 1166-83.

KOLESISTITIS AKUT

1. Pengertian ( Definisi)Reaksi inflamasi kandungan empedu akibat infeksi bekterial akut yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan.

2. Diagnosis

Anamnesis: nyeri epigastrium atau perut kanan atas, dapat menjalar ke daerah scapula kanan, demam

Pemeriksaan fisik teraba massa kandung empedu, nyeri tekan disertai tanda-tanda peritonitis local, tanda murphy (+), ikterik bisanya menunjukkan adanya batu di saluran empedu ekstrahepatik.

Laboratorium : luekositosis,

USG : penebalan dinding kandung empudu, seringkali ditemukan pula hati : pus (+)

Page 4: SEPSIS Agustina

3. Kriteria Diagnosis

4. Diagnosis Kerja

5. Diagnosis BandingAngina prekotis, infark miokard akut, apendisitis akut retroseaekal, tukak peptik perforasi, pankreatitis akut, obstruksi intestinal.

6. Pemeriksaan PenunjangLaboratorium : DPL, AST, ALT, ALP, bilirubin, kultur darah, USG hati

7. Tata Laksana, Terapi,Edukasi (Hospital Health Promotion)

Tirah baring, puasa sampai nyeri berkurang /hilangPengobatan suportif, (antipiretik, analgetik, pemberian cairan infus dan mengoreksi kelainan elektrolit)Antibiotika parenteralKolosistektomi bila diperlukan

8. Prognosis Dubia

9. Tingkat Evidens

10. Tingkat Rekomendasi

11. Penelaah Kritis

12. Indikator

13. Kepustakaan

4. Dawes T. Stoke ankylosing spondylitis Spine score. J Rheum. 1999:26:247-50.

5. Radman GP, Schuaacher HR. Ankylosing spondylitis. In: Primer on The Rheumatic Disease, 8th ed., The Arthritis Foundation, Atlanta, 1983, 85-8.

6.  Arnet FC. Spondyloarthropathies. In: Rich RR, Feisher TA, Schwartz BD, Sheadrer WT, Strober W (Eds): Clinical Immunology Principles and Practice, Mosby St. Louis, 1996, 1166-83.

Page 5: SEPSIS Agustina

PERLEMAKAN HEPATITIS NON ALKOHOLIK

1. Pengertian ( Definisi)Suatu sindrom klinis dan patologis akibat perlemakan hati, ditandai oleh berbagai tingkat perlemakan, peradangan dan fibrosis pada hati.

2. Diagnosis

Anamnesis: rasa mengganjal diperut kanan atasPemeriksaan fisik : kelebihan berat badanUSG : gambaranb bright livetBiopsi hati ditemukan perlemkan hati, peradangan lobulus, kerusakan hepatoseluler, hialin mallory dengan atau tanpa fibrosis.

3. Kriteria Diagnosis

4. Diagnosis Kerja

5. Diagnosis Banding Hepatisi virus kronik

6. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium : gula darah, profil lipid, AST, ALT, ALP, gamma GT, seromarker hepatitis, ANA anti ns DNABiopsi hati

7. Tata Laksana, Terapi,Edukasi (Hospital Health Promotion)

Mengoreksi faktor risiko (penurunan berat badan, kontrol gula darah, memperbaiki profil lipid dan olah raga).

8. Prognosis Dubia

9. Tingkat Evidens

10. Tingkat Rekomendasi

Page 6: SEPSIS Agustina

11. Penelaah Kritis

12. Indikator

13. Kepustakaan

7. Dawes T. Stoke ankylosing spondylitis Spine score. J Rheum. 1999:26:247-50.

8. Radman GP, Schuaacher HR. Ankylosing spondylitis. In: Primer on The Rheumatic Disease, 8th ed., The Arthritis Foundation, Atlanta, 1983, 85-8.

9.  Arnet FC. Spondyloarthropathies. In: Rich RR, Feisher TA, Schwartz BD, Sheadrer WT, Strober W (Eds): Clinical Immunology Principles and Practice, Mosby St. Louis, 1996, 1166-83.