SAP Perawatan Bbl

19
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERAWATAN BAYI BARU LAHIR NORMAL Di Ruang 10 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang PKRS

description

SAP Perawatan Bbl

Transcript of SAP Perawatan Bbl

Page 1: SAP Perawatan Bbl

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

Di Ruang 10 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

PKRS

RSU Dr.SAIFUL ANWAR

MALANG

2013

Page 2: SAP Perawatan Bbl

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul : Perawatan bayi baru lahir normal

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Tempat : Ruang 10 RSSA Malang

Hari/Tanggal : Selasa, 7 Mei 2013

Alokasi Waktu : 30 menit

Media/Sarana : Power Point dan Leaflet

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

A. Tujuan instruksional

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu

mengetahui dan memahami tentang perawatan bayi baru lahir normal.

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:

1. Mengetahui pengertian bayi baru lahir normal

2. Mengetahui tujuan perawatan bayi baru lahir

3. Mengetahui cara perawatan bayi baru lahir normal

a. Perawatan tali pusar

b. Menjaga bayi tetap hangat

c. ASI

d. Memandikan bayi

e. Pencegahan infeksi

B. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian bayi baru lahir normal

2. Tujuan perawatan bayi baru lahir

3. Cara perawatan bayi baru lahir normal

a. Perawatan tali pusar

b. Menjaga bayi tetap hangat

c. ASI

d. Memandikan bayi

e. Pencegahan infeksi

2

Page 3: SAP Perawatan Bbl

1. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media

Pendahuluan 5

menit

1. Memberi salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan

penyuluhan dan pokok

materi yang akan

disampaikan

4. Menggali pengetahuan

keluarga pasien tentang

perawatan bayi baru lahir

1. Menjawab

salam

2. Mendengarkan

dan

memperhatikan

3. Menjawab

pertanyaan

Ceramah

dan

Tanya

Jawab

-

Penyajian 15

menit

Menjelaskan materi:

4. Pengertian bayi baru

lahir normal

5. Tujuan perawatan bayi

baru lahir

6. Cara perawatan bayi

baru lahir normal

a. Perawatan tali pusar

b. Menjaga bayi tetap

hangat

c. ASI

d. Memandikan bayi

e. Pencegahan infeksi

1. Mendengarkan

dan

memperhatikan

Ceramah

dan

Tanya

Jawab

PPT

Penutup 10

menit

1. Penegasan materi

2. Memberikan kesempatan

kepada peserta untuk

bertanya

3. Meminta peserta untuk

menjelaskan kembali

materi yang telah

disampaikan dengan

singkat menggunakan

bahasa peserta sendiri

4. Memberikan pertanyaan

1. Mengajukan

pertanyaan

2. Menjawab

pertanyaan

yang diberikan

oleh penyuluh

3. Membalas

salam

Tanya

Jawab

3

Page 4: SAP Perawatan Bbl

kepada peserta tentang

materi yang telah

disampaikan

5. Menutup acara dan

mengucapkan salam

2. Evaluasi

1. Proses, diharapkan:

Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan

Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan

2. Hasil, diharapkan:

Kriteria penilaian yang digunakan adalah, jumlah peserta yang

aktif berpendapat atau yang mampu menjawab pertanyaan dengan

tepat, dibagi dengan jumlah seluruh peserta yang hadir dalam

penyuluhan, kemudian hasilnya dikalikan 100%. Sehingga kriteria hasil

yang diharapkan:

Pre : 80% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu

memberikan pendapat mengenai perawatan bayi baru lahir sesuai

dengan kemampuan masing-masing peserta

Post : 90% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu

memberikan jawaban yang tepat saat diberikan pertanyaan oleh

perawat

3. Media

Power Point dan leaflet

4. Materi

(terlampir)

4

Page 5: SAP Perawatan Bbl

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

A. Definisi

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000

gram.

B. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

1. Berat badan 2500-4000 gram

2. Panjang badan 48-52 cm

3. Lingkar dada 30-38 cm

4. Lingkar kepala 33-35 cm

5. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama 180 kali/menit, kemudian

menurun sampai 120-140 kali/menit

6. Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 kali/menit,

kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit

7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup

terbentuk dan di liputi verniks caseosa

8. Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

9. Kuku telah agak panjang dan lemas

10. Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora (pada

perempuan ), testis sudah turun (pada anak laki-laki)

11. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

12. Refleks moro sudah baik, bayi bila di kagetkan akan memperlihatkan

gerakan seperti memeluk.

13. Graff refleks sudah baik, apabila di letakkan sesuatu benda di atas

telapak tangan, bayi akan menggenggam / adanya gerakan reflex

14. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecoklatan.

5

Page 6: SAP Perawatan Bbl

7. Perubahan-Perubahan Yang terjadi Pada Bayi Baru Lahir

1. Perubahan metabolisme karbohidrat

Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar

gula darah, untuk menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir

di ambil dari hasil metabolisme asam lemak, bila oleh karena sesuatu hal

perubahan glukosa menjadi glikogen misalnya bayi mengalami

hipothermi, metabolisme asam lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan

pada neonatus maka kemungkinan bayi akan menderita hipoglikemia,

misalnya pada bayi BBLR, bayi dari ibu yang menderita DM dan lain-

lainnya (Saifuddin, 2002 ).

2. Perubahan suhu tubuh

Ketika bayi berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah dari

suhu didalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar dua

puluh lima derajat celcius maka bayi akan kehilagan panas melalui

konveksi, radiasi, dan evaporasi sebanyak 200 kal / kg berat badan /

menit. Sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10

nya. Keadaan ini menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 20C

dalam waktu 5 menit, akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan

meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat (Saifuddin,2002).

3. Perubahan pernafasan

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30

detik sesudah kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas

normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa

rangsangan lainnya, seperti kemoreseptor carotid yang sangat peka

terhadap kekurangan oksigen, rangsangan hipoksemia, sentuhan dan

perubahan suhu didalam uterus dan diluar uterus (Saifuddin, 2002).

Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernapasan dalam

otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan

diafragma serta otot-otot pernapasan lainnya. Tekanan rongga dada bayi

pada waktu melalui jalan lahir pervaginanam mengakibatkan bahwa paru-

paru, yang pada janin normal cukup-bulan mengandung 80-100 ml cairan,

6

Page 7: SAP Perawatan Bbl

kehilangan 1/3 dari cairan ini. Sesudah bayi lahir cairan yang hilang

diganti dengan udara. Paru-paru berkembang, sehingga rongga dada

kembali pada bentuk semula (Saifuddin, 2002).

4. Perubahan sirkulasi

Seiring dengan berkembangnya paru-paru, tekanan oksigen

didalam alveoli meningkat. Sebaiknya, tekanan karbondioksida turun. Hal-

hal tersebut mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh-pembuluh

darah paru, sehingga aliran darah kealat tersebut meningkat. Ini

menyebabkan darah arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus

arteriosus menutup. Setelah tali pusat dipotong, maka aliran darah dari

plasenta melalui vena kava inferior dan foramen ovale ke atrium kiri

terhenti. Serta diterimanya darah oleh atrium kiri dari paru- paru, tekanan

diatrium kiri menjadi lebih tinggi dari pada tekanan diatrium kanan, ini

menyebabkan foramen ovale menutup. Sirkulasi bayi yang hidup diluar

badan ibu. (Saifuddin, 2002).

5. Perubahan lain

Alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan alat-alat lain mulai berfungsi

(Saifuddin, 2002).

8. Tujuan Perawatan Bayi Baru Lahir

Adapun tujuan perawatan bayi baru lahir yang dimaksud dibagi menjadi

dua yakni tujuan utama dan tujuan khusus seperti yang diuraikan berikut ini :

1. Tujuan Utama

Tujuan utama perawatan bayi baru lahir yaitu diharapkan agar ibu

mampu merawat bayi baru lahir normal

2. Tujuan Khusus

a. Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung

pernafasan.

b. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermia.

c. Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi

d. Mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial yang

memerlukan perhatian segera.

7

Page 8: SAP Perawatan Bbl

9. Hal-Hal Yang Dilakukan dalam Perawatan Bayi Baru Lahir Normal

(BBLN)

1. Perawatan tali pusat

Sewaktu masih berada dalam rahim, bayi mendapatkan makanan

dan oksigen melalui plasenta atau tali pusat. Setelah bayi dilahirkan, tali

pusat dipotong karena sudah tidak lagi berfungsi sebagai alat pengantar

makanan. Pangkal tali pusar yang berwarna putih, bening, dan megkilat

baru putus setelah bayi berusia sekitar 1-3 minggu. Biasanya tali pusar

yang belum putus akan membuat bayi rewel karena tidak nyaman. Bayi

merasa sakit bila tali pusarnya yang masih lembab itu tersentuh. Karena

itu, tali pusar perlu mendapat perawatan atau dibersihkan setiap hari

untuk mencegah terjadinya infeksi, minimal 3 kali sehari (Jensen, 2004).

Merawat tali pusar juga penting untuk mencegah tetanus

neonatorum, yang dapat menyebabkan kematian. Tubuh bayi yang baru

lahir belum cukup kuat menangkal kuman infeksi. Karena itu, tali pusar

harus dalam keadaan bersih dan tetap kering sampai tali pusar

mengering, menyusut, dan lepas dari pusar bayi.Tali pusat akan cepat

puput apabila dilakukan perawatan yang baik. Apabila tali pusat terkena

tinja atau air kencing bayi maka harus segera dibersihkan dengan

menggunakan sabun dan air bersih. Apabila terdapat tanda seperti

bengkak, merah, panas, nyeri, gangguan fungsi laesa maka terjadi infeksi

pada tali pusat bayi (Jensen, 2002).

Setelah memandikan bayi, tutuplah pusar bayi dengan kapas

kering atau kasa. Biasanya 5-7 hari tali pusar ini akan lepas sendiri

bahkan tanpa ibu ketahui dimana dan kapan sisa jaringan tali pusar ini

terlepas. Tali pusar ini sebaiknya dijaga tetap kering setiap hari untuk

menghindari terjadinya infeksi pada tali pusat.

Tali pusat bayi bukan hiasan semata. Perawatan perlu dilakukan

agar tidak terjadi infeksi sebelum talipusat lepas dengan sendirinya

(istilahnya disebut dengan puput). Prinsipnya adalah menjaga puntung

talipusat supaya tetap bersih dan kering hingga dapat lepas dengan

sendirinya. Tidak perlu mengoleskan apapun pada puntung. Bila

keadaannya tetap kering, Sebaiknya tidak menggunakan antiseptik

karena kandungan yodium di dalamnya dapat mengganggu pertumbuhan

kelenjar gondoknya. Bila menggunakan popok, lipat popok dibawah

8

Page 9: SAP Perawatan Bbl

pusat, tidak membalut talipusat. Hal ini dimaksudkan agar ketika si kecil

buang air kecil, talipusat tidak basah terkena air kencing. Talipusat

umumnya lepas dalam waktu 5 hari hingga 7 hari meski kadang ada yang

sampai dua minggu.

2. Menjaga kehangatan bayi

Mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir, belum

berfungsi sempurna. Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban.

Aliran udara melalui jendela / pintu yang terbuka akan mempercepat

penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh. Akibatnya dapat

timbul serangan dingin (cold stress) yang merupakan gejala awal

hypothermia. Bayi kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala

menggigil oleh karena kontrol suhu belum sempurna. Hal ini

menyebabkan gejala awal hipotermia sering kali tidak terdeteksi oleh ibu /

keluarga bayi atau penolong persalinan (Saifuddin, 2002).

Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-

cara berikut :

a. Evaporasi adalah kehilangan panas dapat terjadi karena

penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas

tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera

dikeringkan.

b. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh bayi melalui kontak

langsung oleh tubuh bayi dengan dengan permukaan yang

dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya

lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi

melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan diatas

benda-benda tersebut.

c. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat

bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Seperti melalui

aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui

ventilasi atau pendingin ruangan.

d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi

ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu

lebih rendah dari suhu tubuh bayi ( Affandi, 2007).

Untuk mencegah terjadinya serangan dingin setiap bayi lahir

harus dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih (sebaiknya

9

Page 10: SAP Perawatan Bbl

handuk tersebut dihangatkan terlebih dahulu). Mengeringkan tubuh bayi

harus dilakukan dengan cepat mulai kepala kemudian seluruh tubuh.

Handuk yang basah harus diganti dengan handuk yang lain yang kering

dan hangat. Setelah tubuh bayi kering segera dibungkus dengan selimut,

diberi topi / tutup kepala, kaos tangan dan kaki. Selanjutnya bayi

diletakkan dengan telungkup diatas dada untuk mendapat kehangatan

dari dekapan ibu (Saifuddin, 2002).

Suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,5OC – 37,5OC yang diukur

dengan menggunakan termometer. apabila suhu < 36OC atau kedua

tangan atau kaki teraba dingin maka ini merupakan gejala awal dari

hipotermi. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah

mengalami hipotermia. Tanda-tanda bayi hipotermia adalah sebagai

berikut :

a. Bayi tidak mau minum atau menetek

b. Bayi tampak lesu atau mengantuk saja

c. Tubuh bayi teraba dingin

d. Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit

tubuh bayi mengeras (Saifuddin, 2002).

3. Pemenuhan nutrisi

Bayi normal sudah dapat disusui segera setelah lahir. Lamanya

disusui hanya untuk satu dua menit pada setiap payudara ibu dengan

mengisapnya bayi dapat terjadi perangsangan terhadap pembentukan air

susu ibu. Walaupun air susu ibu yang berupa kolostrum itu dapat diisap

hanya beberapa tetes, ini sudah cukup untuk kebutuhan bayi dalam hari-

hari pertama. Kolostrum banyak mengandung antibody (ketahanan

tubuh). Kadang-kadang bayi keberatan menyusui bayinya dengan alasan

ASI belum keluar. Pada hari ketiga bayi sudah harus menyusui selama 10

menit pada mamma ibu dengan jarak waktu tiap 3-4 jam. Akan tetapi

diantara waktu itu bayi menangis karena lapar, bayi sudah boleh disusui

pada satu mamma secara bergantian. Sehingga kebutuhan on demand

dapat terpenuhi (Saifuddin, 2002).

Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikan

berat badan yang optimal berbeda-beda. Oleh sebab itu, pemberian

cairan kepada bayi yang daya isap dan menelannya baik hendaknya on

demand. Pada umumnya cairan yang diberikan pada hari pertama

10

Page 11: SAP Perawatan Bbl

sebanyak 60 ml/kg berat badan dan setiap dan setiap hari di Rumah,

sehingga pada hari ke-14 dicapai 200 ml/kg berat badan sendiri. Dalam

hari-hari pertama berat badan akan turun oleh karena pengeluaran

mekonium dan masuknya cairan belum mencukupi. Turunnya berat

badan tidak lebih dari 10%, berat badan akan naik lagi pada hari ke 4

sampai hari ke 10 dan seterusnya. Oleh sebab itu, pemberian ASI pada

bayi sangat penting (Saifuddin, 2002).

4. Memandikan bayi

Setelah bayi lahir, suhunya dicek setiap jam sekali sampai hasil

pengecekan dua kali berturut-turut menunjukkan suhu 36,50C. Sesudah

itu, pengecekan suhu ini dilakukan setiap 4 jam sekali. Selama 24 jam

pertama dan kemudian, jika tidak terdapat indikasi untuk pengecekan

yang lebih sering, 2 kali sehari (Barbara,2004).

Suhu harus diukur sebelum bayi ditelanjangi untuk dimandikan

atau dibersihkan, dan pada beberapa rumah sakit, pengukuran suhu juga

dilakukan sesudah bayi dimandikan. Memandikan bayi, jika mungkin,

harus dilakukan sebelum makan dan bukan sesudahnya karena lambung

yang penuh dapat terganggu oleh gerakan dan tindakan sewaktu

memandikan. Ruangan harus bersih dan tidak banyak angin. Handuk,

pakaian serta popok bayi yang bersih sudah disiapkan terlebih dahulu,

dan bak mandi bayi diisi dengan air dingin serta di tambahkan air panas

sampai suhu air menjadi hangat ketika di periksa memakai sisi sebelah

dalam pergelangan tangan atau siku ( Barbara, 2004 ).

Cara-cara memandikan bayi :

a. cuci tangan sebelum memandikan bayi.

b. Baringkan bayi diatas meja mandi yang telah dialasi kain.

c. Isi Waskom dengan air hangat ( suhu air kira-kira 36,5-37,2oC )

d. Lepaskan seluruh pakaian bayi.

e. Cuci muka bayi lalu basuh seluruh badan bayi dengan waslap

f. Pakaikan sabun keseluruh tubuh bayi kecuali muka.

g. Masukkan bayi kedalam Waskom yang berisi air hangat dengan cara

tangan kiri memegang belakang leher bayi sambil menutup kedua

lubang telinga dengan jari tengah dan ibu jari. Tangan kanan

memegang kedua kaki bayi dimana jari telunjuk berada diantara

kedua kaki bayi.

11

Page 12: SAP Perawatan Bbl

h. Lepaskan tangan kanan dari kaki bayi lalu basuh seluruh tubuh bayi

dengan tangan kanan sehingga bersih.

i. Angkat bayi keatas meja mandi yang telah dialasi handuk bayi, lalu

dikeringkan.

j. Olesi badan bayi dengan baby oil/minyak talon.

k. Kenakan pakaian bayi dengan ikatan popok dibawah tali pusat bayi

lalu dibedong.

5. Pencegahan infeksi

Bayi baru lahir rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh

paparan kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan

berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Infeksi dapat menjadi

masalah besar di rumah sakit. Oleh karena itu petugas kesehatan

maupun ibu harus mencuci tangan sebelum menyentuh bayi. Bagian

tubuh bayi baru lahir yang sangat sensitif seperti mata, mulut, kulit

terutama tali pusat (Jensen, 2002).

Mata bayi harus selalu diperiksa untuk melihat tanda-tanda infeksi,

mata harus selalu dibersihkan dengan air bersih. Muka sebaiknya diseka

dengan air steril, terutama sesudah minum susu. Mulut diperiksa untuk

melihat kemungkinan infeksi dengan kandida (oral thrush). Kandidiasis

merupakan suatu penyakit endemik di tempat bayi (infeksi dapat berasal

dari ibu, bidan/perawat, botol/dot). Bila ditemukan dapat diobati dengan

gentian violet 1% yang baru dibuat atau larutan Nystasin yang langsung

diteteskan kemulut. Kulit, terutama bila lipatan-lipatan (paha, leher,

belakang telinga, ketiak) harus selalu bersih dan kering. Bagian-bagian

tersebut harus bersih dari verniks caseosa karena verniks kaseoasa

merupakan media yang paling baik untuk kuman stafilokokus. Tali pusat

akan puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari yang harus dijaga

kebersihannya dengan menggunakan kain kasa yang dibasahi dengan air

hangat (Jensen, 2004 ).

12

Page 13: SAP Perawatan Bbl

Daftar Pustaka

Saifuddin, 2002. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

www.ilmukeperwatan.com,Identifikasi ibu, L. Wong, Donna, tanggal

12 Juli 2002.

Dep. Kes. RI. 2005. Pedoman pelaksanan stimulasi, deteksi dan

intervensi dini bayi baru lahir.

Kosim, MS.(2007). Dasar-dasar Keperawatan kesehatan Masyarakat.

Jakarta: EGC

www.ajang berkarya.wordpress.com, perawatan pada bayi baru lahir,

Prawiroharjo, tanggal 7 januari 2002.

www.ilmu keperawatan.com, JNPK – KR/POGI, APN, 05 agustus 2007.

Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas /.

Maternity Nursing. Alih Bahasa Maria A. Wijayanti. Peter I.

13