BBL Pneumonia

77

Click here to load reader

Transcript of BBL Pneumonia

Page 1: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pneumonia merupakan pembunuh utama anak dibawah usia lima tahun

(Balita) di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), dari data tahun 2008

didapatkan lebih dari 1,16 juta kematian balita yang disebabkan oleh pneumonia yang

terjadi pada 15 negara di dunia, yaitu India, Nigeria, Kongo, Pakistan, Afghanistan,

China, Ethiopia, Indonesia, Angola, Kenya, Niger, Bangladesh, Uganda, Tanzania

dan Burkina Faso. Negara-negara tersebut mencakup tiga perempat kematian balita di

dunia akibat pneumonia.1 Oleh karena itu pneumonia disebut sebagai pembunuh

balita no.1 (the number one killer of children), selain itu pneumonia merupakan

‘penyakit yang terabaikan’ (the neglected disease) atau ‘penyakit yang terlupakan’

(the forgotten disease) karena begitu banyak balita yang meninggal karena

pneumonia namun sangat sedikit perhatian yang diberikan kepada masalah

pneumonia.2

Angka kejadian pneumonia tertinggi terdapat di Asia Selatan dan Afrika,

dengan India sebagai peringkat pertama. Di wilayah Asia Tenggara setiap menit

terdapat 1 anak balita yang meninggal akibat pneumonia.1 WHO pada tahun 2005

melaporkan proporsi penyebab kematian anak-balita di negara berkembang adalah

pneumonia 19%, diare 17%, malaria 8% dan campak 4%. Insiden pneumonia di

negara berkembang adalah 10 - 20 kasus / 100 anak / tahun (10 – 20 % anak).3 Di

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 1

Page 2: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

negara berkembang, pneumonia tidak saja lebih sering terjadi, tetapi juga lebih berat.

Hanya sekitar 20% anak yang menderita pneumonia di Asia Tenggara yang

mendapatkan terapi antibiotik yang memadai untuk mengobati penyakitnya.4,5

Menurut Pneumonia Report Card pada tahun 2010, Indonesia menduduki

peringkat ke-8.1 Data yang diperoleh dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

pada tahun 2011 terdapat total 480.033 balita penderita pneumonia. Di Provinsi DKI

Jakarta sendiri, tahun 2011 kasus pneumonia pada balita ditemukan sebanyak 40.296

balita.6

Di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara terjadi peningkatan angka

kejadian pneumonia dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011, tercatat 35 balita dari

160 pasien balita (21,8%) menderita pneumonia. Sedangkan pada bulan Januari -

Agustus 2012 tercatat 41 balita dari 134 pasien balita (30,5%).

Penelitian ini dilakukan karena adanya peningkatan penderita pneumonia di

Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara dan didapatkan sebanyak 10 pasien (24,4%)

mempunyai riwayat berat badan lahir rendah (BBLR). Berdasarkan hal ini penulis

ingin mengetahui adakah hubungan antara berat badan lahir dengan pneumonia pada

balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara.

I.2. Perumusan Masalah

I.2.1. Pernyataan Masalah

Meningkatnya jumlah balita penderita pneumonia di Puskesmas Kelurahan

Kembangan Utara.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 2

Page 3: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

I.2.2. Pertanyaan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka diajukan beberapa pertanyaan

masalah sebagai berikut :

1. Berapa banyak balita yang menderita pneumonia di Puskesmas Kelurahan

Kembangan Utara?

2. Berapa rerata berat badan lahir balita penderita pneumonia di Puskesmas

Kelurahan Kembangan Utara?

3. Adakah hubungan antara berat badan lahir dengan pneumonia pada balita

di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara?

I.3. Tujuan

I.3.1. Tujuan Umum

Diturunkannya jumlah balita penderita pneumonia dengan diketahuinya

hubungan antara berat badan lahir dengan pneumonia pada balita.

I.3.2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya jumlah balita yang menderita pneumonia di Puskesmas

Kelurahan Kembangan Utara.

2. Diketahuinya rerata berat badan lahir balita penderita pneumonia di

Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara.

3. Diketahuinya hubungan antara berat badan lahir dengan pneumonia pada

balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 3

Page 4: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian bagi puskesmas :

Mendapatkan informasi tentang hubungan antara berat badan lahir dengan

pneumonia pada balita.

Manfaat penelitian bagi peneliti :

1. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan

penelitian.

2. Memperluas wawasan dalam bidang kesehatan masyarakat pada

umumnya, terutama yang berkaitan dengan bidang yang diteliti.

3. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan atau acuan dalam penelitian

selanjutnya.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 4

Page 5: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pneumonia

II.1.1. Definisi

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

(alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan terjadinya

proses infeksi akut pada bronkus yang disebut bronkopneumonia.3

World Health Organization (WHO) mendefinisikan pneumonia sebagai

infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru terutama alveoli yang

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara. Dimana ketika seseorang menderita

pneumonia, maka alveoli akan terisi dengan nanah dan cairan, yang akan

menyebabkan sesak dan terbatasnya oksigen yang masuk pada saat bernapas.7

Sedangkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendefinisikan pneumonia

adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Sebagian besar disebabkan oleh

mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi,

radiasi, dll).8

Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang

disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan parasit. Pneumonia

yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. Sedangkan

peradangan paru yang disebabkan oleh non-mikroorganisme (bahan kimia, radiasi,

aspirasi bahan toksik, obat-obatan, dll) disebut pneumonitis.9

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 5

Page 6: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

II.1.2. Etiologi

Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting pada

perbedaan dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spektrum etiologi,

gambaran klinis dan strategi pengobatan.8

Tabel II.1.2.1. Etiologi Pneumonia Pada Balita Berdasarkan Usia8

Usia Etiologi yang sering Etiologi yang jarang

Lahir – 20 hari Bakteri :E. colliStreptococcus group BListeria monocytogenesis

Bakteri :Bakteri anaerobStreptococcus group DHaemophilus influenzaStreptococcus influenzaUreaplasma urealytican

Virus :Virus SitomegaloVirus Herpes simpleks

3 minggu – 3 bulan Bakteri :Chlamydia trachomatisStreptococcus pneumonia

Virus :Virus AdenoVirus InfluenzaVirus Parainfluenza 1,2,3Respiratory Syncytial virus

Bakteri :Bordatella pertusisHaemophilus influenza type BMoraxella catharalisStaphylococcus aureusUreaplasma urealyticum

Virus :Virus Sitomegalo

4 bulan – 5 tahun Bakteri :Chlamydia pneumoniaeMycoplasma pneumoniaeStreptococcus pneumonia

Virus :Virus AdenoVirus InfluenzaVirus Parainfluenza Virus RinoRespiratory Syncytial virus

Bakteri :Haemophilus influenza tipe BMoraxella catharalisNeisseria meningitidesStaphylococcus aureus

Virus :Virus Varicella-zoster

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 6

Page 7: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Streptococcus grup B dan bakteri enterik gram negatif merupakan penyebab

pneumonia yang paling umum pada neonatus. Pada neonatus berumur 3 minggu

sampai 3 bulan, pneumonia paling sering disebabkan oleh bakteri Streptococcus

pneumonia. Pada balita usia 4 bulan sampai 5 tahun, virus merupakan penyebab

tersering dari pneumonia, yaitu respiratory syncytial virus. Sedangkan pada usia 5

tahun sampai dewasa, umumnya pneumonia disebabkan oleh bakteri lain selain

Streptococcus pneumonia.4

II.1.3. Gambaran Klinis

Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak tergantung pada berat ringannya

infeksi, tetapi secara umum adalah sebagai berikut :8

Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan

napsu makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare.

Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea,

napas cuping hidung dan sianosis

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 7

Page 8: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

II.1.4. Diagnosis Pneumonia

Tabel II.1.4.1. Diagnosis Pneumonia Berdasarkan Kelompok Umur5

Kelompok

Umur

Klasifikasi Tanda penyerta selain batuk dan atau

sesak bernapas

2 bulan - <5

tahun

Pnemonia Berat Tarikan dinding dada bagian bawah ke

dalam (Chest Indrawing)

Pneumonia Napas cepat sesuai golongan umur

2 bulan - < 1 tahun : 50 kali atau

lebih/menit

1 - < 5 tahun : 40 kali atau lebih/menit

Bukan Pneumonia Tidak ada napas cepat dan tidak ada tarikan

dinding dada bagian bawah ke dalam

< 2 bulan Pneumonia Berat Napas cepat : > 60 kali atau lebih per menit

atau tarikan kuat dinding dada bagian

bawah ke dalam

Bukan Pneumonia Tidak ada napas cepat dan tidak ada tarikan

dinding dada bagian bawah ke dalam

II.2. Patofisiologi Faktor Resiko

II.2.1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir

kurang dari 2500 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu)

jam setelah lahir.12

Ada dua keadaan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu : 12

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 8

Page 9: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

a. Bayi lahir kecil karena kurang bulan (prematur) yaitu bayi baru lahir pada

umur kehamilan antar 28-36 minggu. Bayi lahir kurang bulan belum

mempunyai organ dan alat-alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk

bertahan hidup diluar rahim. Makin muda umur kehamilan, fungsi organ

tubuh bayi makin kurang sempurna, sehingga prognosisnya juga

memburuk.

b. Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan yaitu bayi lahir kecil akibat

retardasi pertumbuhan janin dalam rahim. Organ dan alat-alat tubuh bayi

kecil masa kehamilan cukup sudah matang (matur) dan berfungsi lebih

baik dibanding dengan bayi lahir kurang bulan, walaupun berat badan nya

sama. Bayi kecil umur kehamilan cukup bulan,umumnya adalah bayi

dengan berat lahir < 2500 gram dan umur kehamilan ≥ 37 minggu.

Pada bayi BBLR, pembentukan zat anti kekebalan kurang sempurna

sehingga lebih mudah terkena penyakit infeksi terutama Pneumonia dan penyakit

saluran pernapasan lainnya.13

Semakin rendah berat badan lahir bayi, ukuran alveoli cenderung lebih kecil

dan pembuluh darah yang mengelilingi stroma seluler matur cenderung lebih sedikit.

Sedangkan pada bayi yang memiliki berat badan lebih besar, maka alveoli memiliki

ukuran yang lebih besar dan lebih banyak pembuluh darah pada stroma selulernya.

Pada bayi dengan berat badan lahir rendah juga didapatkan kekurangan lain seperti

otot pernapasan yang lebih lemah dengan pusat pernapasan yang kurang berkembang.

Selain itu terdapat pula kekurangan lipoprotein  paru-paru, yaitu surfaktan yang

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 9

Page 10: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

berfungsi mencegah terjadinya kolaps paru pada saat respirasi dengan cara

menstabilkan alveoli yang kecil.13

II.2.2. Usia

Usia merupakan salah satu faktor resiko utama pada berbagai penyakit

termasuk pneumonia. Hal ini disebabkan karena umur dapat memperlihatkan kondisi

keadaan seseorang. Bayi dengan usia < 2 bulan lebih rentan dengan penyakit

pneumonia dibandingkan anak-anak dengan usia lebih tua. Hal ini disebabkan

imunitas yang belum sempurna dan saluran pernafasan yang masih relatif sempit.

Saluran pernapasan yang sempit ini dapat menyebabkan hambatan akibat sekresi

maupun edema yang dapat menyebabakan masalah yang serius seperti pneumonia.14

II.2.3. Pemberian ASI inadekuat

Air susu ibu atau ASI adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk

konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna

makanan padat.  ASI diproduksi oleh hormon prolaktin dan oksitosin. ASI pertama

yang keluar disebut kolostrum dan mengandung banyak immunoglobulin IgA yang

baik untuk pertahanan tubuh bayi, karena sistem imun pada bayi belum matang.11,15

Pemberian ASI sangat disarankan pada anak sampai berusia 6 bulan tanpa

diberikan makanan tambahan (ASI eksklusif). ASI dapat mengurangi angka kematian

dan kesakitan yang disebabkan oleh infeksi pencernaan dan infeksi saluran napas.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 10

Page 11: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Komponen ASI yang terdiri dari immunoglobulin A, laktoferin, oligosakarida dan

komponen ASI lainnya dapat melindungi anak dari infeksi.11

Immunoglobulin A11

Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi.

IgA di sekresi oleh kelenjar mammae dan kelenjar eksokrin lainnya selama

masa menyusu. Sekretori IgA tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri

patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaaan dan saluran

pernapasan. Sehingga IgA dapat mencegah serangan dari bakteri atau virus

pada mukosa epithelium yang berpotensi terinfeksi.

Laktoferin16

Laktoferin merupakan protein yang terikat dengan zat besi, diproduksi oleh

makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara bersifat bakteriostatik dan

bakterisid. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan dengan

zat besi sehingga tidak tersedia zat besi untuk kebutuhan bakteri patogen.

Kadar dalam ASI 1–6 mg/ml dan tertinggi pada kolostrum (600 mg/dL).

Laktoferin juga dapat menghambat pertumbuhan kandida.

Oligosakarida16

Oligosakarida menghadang serangan Streptococcus pneumonia dan

Haemopilus influenza dengan cara bekerja sebagai reseptor dan mengalihkan

bakteri patogen atau toksin mendekat ke faring.

komponen ASI lainnya16

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 11

Page 12: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Sebagian besar komponen lain pada ASI terdiri dari makrofag. Sel makrofag

ASI merupakan sel fagosit aktif sehingga dapat menghambat multiplikasi bakteri

pada infeksi mukosa saluran pernapasan. Selain sifat fagositik, sel makrofag juga

memproduksi lisozim, C3 dan C4, laktoferin, monokin seperti IL-1 serta enzim

lainnya. Selain itu juga terdapat limfosit yang berfungsi mensintesis antibodi IgA.

Diketahui pula bahwa sekretori IgA sangat berperan dalam mempertahankan

integritas mukosa saluran pernapasan.11

II.2.4. Imunisasi Campak

Campak adalah penyakit akut yang sangat menular, disebabkan oleh infeksi

virus yang termasuk golongan Paramyxovirus yang umumnya menyerang anak, yang

ditandai gejala klinis yaitu coryza (pilek), conjungtivitis (mata meradang), cough

(batuk) dan demam tinggi beberapa hari diikuti dengan timbulnya ruam.17

Campak dapat menimbulkan komplikasi pneumonia yang ditandai dengan

adanya batuk, meningkatnya frekuensi napas, dan adanya rhonki basah halus.

Komplikasi ini diakibatkan oleh reaksi viremia primer atau infeksi sekunder yang

menyebabkan penyebaran virus pada sistem pernapasan yang dapat menimbulkan

kematian.18 Daerah epitel yang nekrotik di nasofaring dan saluran pernapasan

memberikan kesempatan terjadinya infeksi sekunder berupa pneumonia.17

Pemberian imunisasi dapat mencegah berbagai jenis penyakit infeksi

termasuk ISPA. Penelitian pada daerah KLB campak di Papua New Guinea pada

tahun 1999 menunjukkan bahwa komplikasi campak pada anak-anak yaitu

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 12

Page 13: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

pneumonia berat sangat sering terjadi pada anak-anak yang tidak divaksinasi campak

dibandingkan dengan anak-anak yang telah divaksinasi campak.18

Penelitian di Gweru, Zimbabwe menunjukkan bahwa risiko terjadinya

komplikasi pada anak balita penderita campak lebih tinggi pada anak yang tidak

divaksinasi campak. Vaksinasi campak sangat melindungi terhadap terjadinya

komplikasi pada penderita campak 18

II.2.5. Asap Rokok

Paparan asap rokok merupakan masalah besar dalam bidang kesehatan

masyarakat. Pembakaran tembakau sebagai sumber zat iritan dapat menghasilkan

campuran gas yang kompleks dan partikel – partikel berbahaya. Lebih dari 4500 jenis

kontaminan telah dideteksi dalam tembakau, diantaranya hidrokarbon polisiklik,

karbon monoksida, karbondioksida, nitrit oksida, dan akrolein. 19

Asap rokok diketahui merangsang produksi mukus dan menurunkan

pergerakan silia. Dengan demikian terjadi akumulasi mukus yang kental dan

terperangkapnya partikel atau mikroorganisme pada jalan napas yang dapat

menurunkan pergerakan udara dan meningkatkan risiko pertumbuhan

mikroorganisme. Infeksi saluran pernapasan bawah lebih sering terjadi pada bayi dan

anak – anak yang terpapar asap rokok.20

Bayi dan anak yang terpajan asap rokok sebelum atau sesudah kelahiran

memperlihatkan peningkatan angka ISPA, infeksi saluran pernapasan bawah

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 13

Page 14: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

misalnya pneumonia dibandingkan dengan bayi dan anak – anak dari orang tua bukan

perokok.20

II.3. Kerangka Teori

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 14

Berat badan lahir <2500 gram

Page 15: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN,

DAN DEFINISI OPERASIONAL

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 15

Pneumonia

PaparanAsap Rokok

Usia < 2 bulan

Tidak mendapatkanImunisasi campak

Pemberian ASI inadekuat

Page 16: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

III.1. Kerangka Konsep

Berat badan lahir dipilih sebagai variabel bebas (independent) karena pada10

dari 41 pasien balita (24,4%) penderita pneumonia yang datang ke Puskesmas

Kelurahan Kembangan Utara memiliki berat badan lahir dibawah 2500 gram yang

merupakan salah satu faktor risiko dari pneumonia.

Gambar III.1.1. Skema Hubungan antara Berat Badan Lahir dengan

Pneumonia

Variabel bebas Variabel tergantung

III.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis alternatif (Ha) : terdapat hubungan bermakna antara berat badan

lahir dengan Pneumonia.

III.3. Definisi Operasional Variabel

III.3.1. Berat Badan Lahir

Definisi variabel : Berat badan lahir responden yang lahir dengan usia

kehamilan ≥ 37 minggu.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 16

PneumoniaBerat Badan Lahir

Page 17: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Cara Ukur : wawancara

Alat ukur : kuesioner

Hasil ukur : Didapatkan berat badan responden dalam gram.

Skala ukur : Data numerik skala rasio

III.3.2. Pneumonia

Definisi variabel : Pneumonia dinilai beradasarkan catatan pada rekam

medis:

1. Pasien yang sudah didiagnosis pneumonia

atau

2. Pasien tidak didiagnosis pneumonia tetapi tercatat gejala pneumonia :

- Batuk, dan sesak nafas,

- Jumlah pernapasan (RR) :

> 60 x/menit untuk balita berusia < 2 bulan,

> 50x/menit untuk balita berusia 2 bulan – < 1 tahun,

> 40x/menit untuk balita berusia 1 – < 5 tahun.

- Suhu tubuh ≥ 37,5oC

Cara ukur : rekam medis

Hasil ukur :

1. Pneumonia : jika komponen 1 atau 2 terpenuhi.

2. Tidak Pneumonia : jika tidak ada komponen yang terpenuhi..

Skala ukur : Data kategorik skala nominal

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 17

Page 18: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 18

Page 19: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

IV. 1. Metode

IV. 1. 1. Desain Penelitian dan Variabel

Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain studi case-control dengan

variabel tergantung (dependent) adalah pneumonia dan sebagai variabel bebas

(independent) adalah berat badan lahir. Sedangkan variabel perancu potensial adalah

asap rokok.

IV. 1. 2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara

Waktu : 21 – 26 September 2012

IV. 1. 3. Populasi Penelitian

Semua pasien yang berobat ke Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara

selama periode Januari – Agustus 2012

Kriteria inklusi untuk kelompok case :

Responden berusia < 60 bulan.

Responden dengan diagnosis pneumonia atau terdapat gejala pneumonia.

Data identitas tercatat lengkap.

Kriteria inklusi untuk kelompok control :

Responden berusia < 60 bulan.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 19

Page 20: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Responden yang tidak didiagnosis pneumonia atau tidak terdapat gejala

pneumonia.

Data identitas pasien tercatat lengkap.

Kriteria eksklusi untuk kelompok case dan kelompok control :

Responden tidak dapat ditemukan di alamat seperti yang tercantum di

rekam medis.

IV. 1. 4. Sampel

IV.1.4.1. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah pasien yang berobat di Puskesmas Kelurahan

Kembangan Utara selama periode Januari – Agustus 2012 yang memenuhi kriteria

inklusi.

IV.1.4.2. Perhitungan Besar Sampel

Perhitungan besar sampel dengan menggunakan rumus : 21

P1 : Proporsi pasien yang menderita pneumonia dengan riwayat BBLR

(didapatkan dari hasil perhitungan)

P2 : Proporsi pasien yang tidak menderita pneumonia dengan riwayat BBLR =

0,04 (didapatkan dari jurnal)22

Derivat baku normal untuk α = 5%, Zα = 1,96 untuk 95% confidence interval

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 20

n1 = n2 =¿ ((Zα √2 PQ )+Zβ (√ P1 P2+Q1 Q2 ))2

( P1 P2)2

Page 21: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Derivat baku normal b = 20%, Zβ = 0.84

P2 = P1 + 20% P1 Q1 = 1 – P1 Q2 = 1 – P2

0,04 = 1,2 P1 = 1 – 0,03 = 1 – 0,04

P1 = 0,03 = 0, 97 = 0,96

P = ½ (P1 + P2) Q = 1 – P

= ½ (0,03 + 0,04) = 1 – 0,035

= 0,035 = 0,965

n1 = n2 = (Z α √2PQ + Z β √P1Q1 + P2Q2 )²

(P1-P2)²

= (1.96 √2 . 0,035 . 0,965 + 0.84 √0. 03 . 0,97 + 0,04 . 0,96) ²

(0,03 – 0,04) ²

= ((1.96 x 0,26) + (0.84 x 0,26 )) ²

0,0001

= 0,53

0.0001

= 5.300

Dengan demikian untuk masing-masing kelompok diperlukan 5.300 subjek,

sehingga total subjek untuk penelitian adalah 10.600 orang.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 21

Page 22: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

IV. 1. 4. 3. Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dengan non-random sampling secara consecutive

dilakukan pada semua balita yang menderita pneumonia yang tercatat pada rekam

medis datang berobat ke Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara selama periode

Januari – Agustus 2012 yang memenuhi kriteria inklusi.

IV. 1. 5. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam medis dan

kuesioner.

IV. 1. 6. Cara Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan setelah mendapat ijin dari kepala Puskesmas Kelurahan

Kembangan Utara. Pasien yang berusia di bawah 5 tahun yang datang berobat ke

Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara berdasarkan catatan rekam medis pada

bulan Januari - Agustus 2012, diambil menjadi responden dan dicatat data identitas

serta data medisnya oleh peneliti A untuk dikelompokan menjadi kelompok kasus

dan kelompok kontrol.

Kemudian peneliti B, C, D, E mengunjungi responden ke rumah responden

berdasarkan data identitas yang diberikan oleh peneliti A untuk mencari informasi

yang dibutuhkan. Peneliti A mengisi kuisioner mengenai pneumonia, sedangkan

masing – masing peneliti B, C, D, E mengisi kuisioner mengenai faktor risiko.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 22

Page 23: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Selanjutnya dihitung rerata berat badan lahir pada kelompok balita penderita

pneumonia dan pada kelompok balita yang tidak menderita pneumonia.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 23

Page 24: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

IV. 2. Alur Pengumpulan Data

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 24

Peneliti A mengisi kuisioner I

Data pasien balita yang berobat ke Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara dicatat oleh peneliti A berdasarkan Rekam Medis untuk

menentukan kelompok kasus dan kontrol

Alamat responden tidak ditemukan Alamat responden ditemukan

Masing – masing peneliti B,C,D,E mendatangi alamat responden yang diberikan oleh peneliti A

Tidak dimasukan dalam sampel Dimasukan dalam sampel

Masing – masing peneliti B,C,D,E menanyakan adanya faktor risiko pneumonia pada responden

Pneumonia Tidak Pneumonia

Rerata berat badan lahir

Rerata berat badan lahir

Page 25: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

IV.3. Teknik dan Analisa Data

Seluruh data yang diperoleh dari rekam medis dan hasil wawancara dengan

kuesioner diolah untuk kemudian disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.

IV. 3.1. Analisa Asosiasi Statistik

Analisis asosiasi statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji

statistik Logistic Regression dengan menggunakan software SPSS versi 18 untuk

mengetahui derajat kemaknaan antara variabel bebas (independent variable) berskala

rasio (data numerik) dan variabel tergantung (dependent variable) berskala nominal

(data kategorik). Kemaknaan hubungan antara kedua variabel tersebut dinilai dari

nilai p.

Jika p < 0,05 → Ho ditolak, jadi ada hubungan yang bermakna diantara variabel

yang diteliti.

Jika p ≥ 0,05 → Ho diterima, jadi tidak ada hubungan yang bermakna diantara

variabel yang diteliti.

Analisis statistik untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh faktor perancu

terhadap hubungan antara berat badan lahir dengan pneumonia yaitu dengan

menggunakan uji statistik multivariat Logistic Regression.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 25

Page 26: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

IV. 3.2. Analisa Asosiasi Epidemiologi

Analisis asosiasi epidemiologi diperoleh dengan menghitung asosiasi relatif

Odds Ratio menggunakan Logistic Regression

Odds Ratio (OR) = Log [ P (Y=1) / (Y=0) ] = βO + β1X1 +............+ βnXn

atau

P (Y=1) / (Y=0) = exp (β0 + β1X1 + ...........+ βnXn)

Keterangan :

Odds Ratio : Besar risiko balita menderita pneumonia setiap peningkatan 1 gram

berat badan lahir pada kelompok dengan rerata berat badan lahir <2500 gram

dibandingkan balita dengan berat badan lahir ≥ 2500 gram.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 26

Page 27: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

BAB V

HASIL PENELITIAN

V. 1. Bivariat

Dari 15 responden yang menderita pneumonia, terdapat 10 balita (66,7%) laki

– laki, 5 balita (33,3%) perempuan. Dari 15 responden yang tidak menderita

pneumonia, didapatkan 6 balita (40%) laki – laki, 9 balita (60%) perempuan. Nilai

tengah usia responden yang menderita pneumonia adalah 10 bulan dengan usia

termuda 1 bulan dan usia tertua adalah 36 bulan. Sedangkan nilai tengah usia

responden yang tidak menderita pneumonia adalah 17 bulan dengan usia termuda 1

bulan, sedangkan usia tertua 49 bulan.

Dari 15 responden yang menderita pneumonia, terdapat 15 balita (100%)

menderita batuk. Dari 15 responden yang tidak menderita pneumonia, didapatkan 3

balita (20%) menderita batuk. Dari 15 responden yang menderita pneumonia, terdapat

15 balita (100%) menderita demam. Dari 15 responden yang tidak menderita

pneumonia, didapatkan 4 balita (26,7%) menderita demam. Dari 15 responden yang

menderita pneumonia, terdapat 15 balita (100%) dengan napas cepat. Dari 15

responden yang tidak menderita pneumonia, tidak didapatkan balita (0%) dengan

napas cepat. Dari 15 responden yang menderita pneumonia, tidak ditemukan (0%)

balita dengan tarikan dinding dada. Dari 15 responden yang tidak menderita

pneumonia, tidak ditemukan (0%) balita dengan tarikan dinding dada.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 27

Page 28: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Nilai tengah berat badan lahir responden yang menderita pneumonia adalah

2400 gram dengan berat badan lahir terkecil 1900 gram dan berat badan lahir terbesar

3200 gram, sedangkan nilai tengah berat badan lahir responden yang tidak menderita

pneumonia adalah 2900 gram dengan berat badan lahir terkecil 2300 gram dan berat

badan lahir terbesar 3400 gram.

Dari 15 responden dengan pneumonia didapatkan rerata berat badan lahir

2467 (± 453) gram. Dari 15 responden yang tidak menderita pneumonia didapatkan

rerata berat badan lahir 2827 (± 367) gram. Secara epidemiologi risiko menderita

pneumonia pada kelompok balita dengan rerata berat badan lahir < 2500 gram tidak

berbeda dibandingkan balita dengan berat badan lahir ≥ 2500 gram. Secara statistik

didapatkan hubungan bermakna antara berat badan lahir dengan pneumonia. (OR =

1,00 ; p-value = 0,02)

Dari 15 responden yang menderita pneumonia, terdapat 7 balita (46,7%)

terpapar asap rokok. Dari 15 responden yang tidak menderita pneumonia, didapatkan

3 balita (20%) terpapar asap rokok. Dari 15 responden yang menderita pneumonia,

terdapat 8 balita (53,3%) mendapat ASI eksklusif. Dari 15 responden yang tidak

menderita pneumonia, didapatkan 9 balita (60%) mendapat ASI eksklusif. Dari 15

responden yang menderita pneumonia, terdapat 9 balita (60%) yang mendapat

imunisasi campak. Dari 15 responden yang tidak menderita pneumonia, didapatkan

13 balita (86,7%) mendapat imunisasi campak.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 28

Page 29: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Tabel V. 1. 1. Hasil Analisa Penelitian Berbagai Variabel Terhadap Pneumonia

pada 30 Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Periode 21 – 26

September 2012

Karakteristi

k

Pneumonia (n=15) Tidak Pneumonia (n=15)

Jumlah

(%)

Mean

±SD

Median

(Min,Max)

Jumlah

%

Mean

±SD

Median

(Min,Max)

Jenis

Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Umur

(bulan)

Batuk

Ya

Tidak

Demam

Ya

Tidak

10

(66,7%)

5

(33,3%)

15

(100%)

0

(0%)

15

(100%)

0

(0%)

12,73

± 9,37

10

(1,36)

6

(40%)

9

(60%)

3

(20%)

12

(80%)

4

(26,7%)

11

(73,3%)

20,60

± 15, 40

17

(1,49)

Bersambung

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 29

Page 30: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Sambungan

Karakteristik

Pneumonia (n=15) Tidak Pneumonia (n=15)

Jumlah

(%)

Mean

±SD

Median

(Min,Max)

Jumlah

%

Mean

±SD

Median

(Min,Max)

Napas Cepat

Ya

Tidak

Tarikan

Dinding Dada

Ya

Tidak

Berat Badan

Lahir (gram)

Paparan Asap

Rokok

Ya

Tidak

15

(100%)

0

(0%)

0

(0%)

0

(0%)

7

(46,7%)

8

(53,3%)

2466,67

± 453

2400

(1900,3200)

0

(0%)

15

(100%)

0

(0%)

0

(0%)

3

(20,0%)

12

(80%)

2826,67

±367,4

2900

(2300,3400)

OR = 1,00 Bersambung

p-value = 0,02

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 30

Page 31: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Sambungan

Karakteristi

k

Pneumonia (n=15) Tidak Pneumonia (n=15)

Jumlah

(%)

Mean

±SD

Median

(Min,Max)

Jumlah

%

Mean

±SD

Median

(Min,Max)

ASI

Eksklusif

Ya

Tidak

Imunisasi

Campak

Ya

Tidak

Belum

Waktunya

8

(53,3%)

7

(46,7%)

9

(60%)

1

(6,7%)

5

(33,3%)

9

(60%)

6

(40,0%)

13

(86,7%)

0

(0%)

2

(13,3%)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 31

Page 32: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

V.2. Multivariat

Analisa multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Logistic

Regression yang dilakukan pada faktor perancu potensial (potential confounding

factor) yaitu asap rokok terhadap hubungan antara berat badan lahir dengan

Pneumonia. Dari hasil analisis statistik didapatkan hubungan bermakna antara berat

badan lahir dengan Pneumonia (p-value 0,02), yang mana hubungan tersebut tetap

bermakna setelah faktor perancu dikendalikan (p-value = 0,04).

Tabel V.2.1. Hubungan antara Pneumonia dengan Faktor Perancu atau

Confounding Factor pada 30 Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara

Periode 21 – 26 September 2012

Faktor Risiko Odds Ratio p- value

Model Dasar

Berat badan lahir 1,00 0,02

Model dasar dengan faktor perancu

Berat badan lahir 1,00 0,04

Paparan asap rokok

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 32

Page 33: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

BAB VI

PEMBAHASAN

VI.1. Temuan Utama

Secara epidemiologi risiko menderita pneumonia pada kelompok balita

dengan rerata berat badan lahir < 2500 gram tidak berbeda dibandingkan balita

dengan berat badan lahir ≥ 2500 gram. Secara statistik didapatkan hubungan

bermakna antara berat badan lahir dengan pneumonia. (OR = 1,00 ; p-value = 0,02)

Hasil temuan ini tidak sesuai dengan teori dan hipotesis penelitian bahwa

berat badan lahir rendah merupakan faktor resiko dari pneumonia, hal ini

kemungkinan dapat disebabkan karena jumlah sampel yang terlalu sedikit sehingga

menyebabkan didapatkannya hasil penelitian ini secara kebetulan, atau dapat juga

disebabkan karena adanya faktor risiko lain yang lebih berpengaruh terhadap kejadian

pneumonia.

VI.2. Keterbatasan Penelitian

VI.2.1. Bias Seleksi

Bias seleksi tidak dapat disingkirikan karena sampel tidak diambil dengan cara

random sampling, tetapi dengan cara non-random consecutive sampling dimana tiap

subyek dalam populasi terjangkau tidak memiliki kesempatan yang sama untuk

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 33

Page 34: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel penelitian sehingga terdapat perbedaan

distribusi faktor risiko dan efek dengan populasi yang sesungguhnya.

VI.2.2. Bias Perancu

Faktor perancu yang dianalisa adalah paparan asap rokok, setelah disetarakan

dengan metode Logistic Regression sehingga tidak merancukan nilai. Selain itu, pada

penelitian ini tidak dapat disingkirkan kemungkinan terjadinya bias perancu, oleh

karena faktor – faktor lain yang tidak diteliti yang mungkin mempengaruhi terjadinya

pneumonia, seperti pemberian ASI yang inadekuat dan tidak diberikannya imunisasi

campak pada balita.

VI.2.3. Chance

Kemungkinan ditemukan hasil penelitian secara kebetulan tidak dapat

disingkirkan karena berdasarkan perhitungan didapatkan = 88 % (pada = 0,20) dan

= 8 % (pada = 0,05).

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 34

Page 35: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

VII.I. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan metode case-control terhadap 30

responden yang terdiri dari 15 responden sebagai kelompok kasus dan 15 responden

sebagai kelompok kontrol, di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara pada tanggal

21 – 26 September 2012, dapat disimpulkan :

1. Sebanyak 15 balita menderita pneumonia.

2. Rerata (± SD) berat badan lahir balita yang menderita pneumonia di

Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara adalah 2467 (± 453) gram.

3. Secara epidemiologi risiko menderita pneumonia pada kelompok balita

dengan rerata berat badan lahir < 2500 gram tidak berbeda dibandingkan

balita dengan berat badan lahir ≥ 2500 gram. Secara statistik didapatkan

hubungan bermakna antara berat badan lahir dengan pneumonia.

(OR = 1,00 ; p-value = 0,02)

VII.II. Saran

Perlu dilakukan penelitian serupa dengan jumlah sampel yang lebih besar

sehingga diharapkan mendapatkan sampel yang dianggap dapat lebih mewakili

populasi dan didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 35

Page 36: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

DAFTAR PUSTAKA

1. International Vaccine Access Center At The John Hopkins University Bloomberg School of Public Health. Global pneumonia disease burden. ( Updated November 2010, accessed on September 18 2012 ). Available at : http://wordpneumoniaday.org/pneumoniareport

2. Wardlaw T, Johansson EW, Hodge M. Pneumonia the forgotten killer of children. ( Updated 2006, accessed on September 18 ). Available at : http://whqlibdoc.who.int/publications/2006/9280640489_eng.pdf

3. Said M. Pengendalian pneumonia anak-balita dalam rangka pencapaian mdg’s. ( Updated 2010, accessed on September 18 2012 ). Available at : http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/buletin/BULETIN%20PNEUMONIA.pdf

4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman pengendalian penyakit infeksi saluran pernapasan akut. Jakarta: Depkes RI; 2006: 2-4

5. Departemen Kesehatan RI. Rencana kerja jangka menengah nasional penanggulangan pneumonia balita tahun 2005-2009. Jakarta: Depkes RI; 2010: 7-11

6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil data kesehatan indonesia tahun 2011. Jakarta: Depkes RI; 2012: 92

7. World Health Organization. Pneumonia. ( Updated August 2012, accessed on September 19 2012 ). Available at : http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/index.html

8. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pneumonia. Dalam: Buku Ajar Respirologi Anak, Edisi ke-1. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2008

9. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pneumonia komuniti pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di indonesia. ( Updated 2003, accessed on September 19 2012 ). Available at : http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/ pnkomuniti . pdf

10. Tuomanen EI, Austrian R, Masure HR. Pathogenesis of pneumococcal infection. (Updated 1995, accessed on September 19 2012 ). Available at : http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM199505113321907

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 36

Page 37: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

11. Permaesih D, Hardinsyah, Setiawan B, Tanumiharjo SA. Kadar sIgA dan laktoferin air susu ibu. ( Updated 2009, accessed on September 19 2012 ). Available at : www.persagi.org/document/makalah/141_makalah.doc

12. Damanik S. Klasifikasi bayi menurut berat lahir dan masa gestasi. Dalam : Buku Ajar Neonatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, edisi ke-1. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2010: 11-28

13. Sukmawati, Ayu SD. Hubungan status gizi, berat badan lahir, imunisasi dan ispa. (Updated Desember 2012, accessed on September 21 ). Available at : http://jurnalmediagizipangan.files.wordpress.com

14. Esposito S, MarcheseA, Tozzi AE, Rossi GA, Dalt LD, Bona G, et all. Bacteremic pneumococcal community-acquired pneumonia in children less than 5 years of age in italy. ( Updated 2012, accessed on September 20 ). Available at : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22426300

15. Pediatrics. Breastfeeding and the use of human milk. (Update Februari 2012, accessed on September 19 2012 ). Available at : http://pediatrics.aappublications.org/content/129/3/e827.full.html

16. Aldy OS, Lubis BM, Sianturi P, Azlin E, Tjipta DG. Dampak proteksi air susu ibu terhadap infeksi. (Updated 2009, accessed on September 20 2012 ). Available at : http://www. idai .or.id/saripediatri/fulltext.asp?q=613

17. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Campak. Dalam : Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis, edisi ke-2. Jakarta : Balai Penerbit FK UI; 2012: 109-18

18. Salim A, Basuki H, Syahrul F. Indikator Prediksi Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di Propinsi Jawa Barat. The Indonesian Journal of Public Health ; 2007, Vol 4, 111-15.

19. Cinar N, Dede C, Cevahir R, Sevimli D. Smoking status in parents of children hospitalized with a diagnosis of respiratory system disorders. Bosnian Journal of Basic Medical Sciences. ( Updated Oktober 2010, accessed on September 19 2012 ). Available at : http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/IJPH/article/view/773/772

20. Corwin EJ. Sistem pernapasan. Dalam : Buku Saku Patofisiologi, edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2009: 541-44.

21. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto: 2011.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 37

Page 38: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

22. Yushananta, P. Analisis pneumonia pada balita di kota bandar lampung tahun 2007. ( Updated Desember 2008, accessed on September 20 2012 ). Available at : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21108615

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 38

Page 39: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

LAMPIRAN

KUISIONER I

(Diisi berdasarkan catatan rekam medis)

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Alamat :

1. Apakah anak Anda batuk ?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah anak Anda sesak napas ?

a. Ya

b. Tidak

Catatan hasil pemeriksaan fisik :

Suhu tubuh : …….oC

Jumlah pernafasan : …… x / menit

Tarikan dinding dada :

a. Ada

b. Tidak ada

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 39

Page 40: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

KUISIONER II

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Alamat :

1. Berapakah berat badan lahir anak Anda ? ………………….. gram

2. Berapakah usia kehamilan saat anak Anda lahir ? ………….minggu

3. Apakah di lingkungan rumah Anda ada yang merokok ?

a. Ya ( lanjut ke pertanyaan no.4)

b. Tidak (lanjut ke pertanyaan no.5)

4. Jika Anda menjawab ya pada pertanyaan no.3, Apakah asap rokok

tersebut sering terhirup oleh anak Anda ?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah anak Anda mendapatkan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan ?

a. Ya

b. Tidak

6. Apakah anak Anda mendapatkan imunisasi campak ?

a. Ya

b. Tidak

c. Belum waktunya

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 40

Page 41: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Bivariat

jenis kelamin * pneumonia Crosstabulation

pneumonia

Totalya tidak

jenis kelamin laki-laki Count 10 6 16

% within pneumonia 66.7% 40.0% 53.3%

perempuan Count 5 9 14

% within pneumonia 33.3% 60.0% 46.7%

Total Count 15 15 30

% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

Apakah anak anda batuk * pneumonia Crosstabulation

pneumonia

Totalya tidak

Apakah anak anda batuk ya Count 15 3 18

% within pneumonia 100.0% 20.0% 60.0%

tidak Count 0 12 12

% within pneumonia .0% 80.0% 40.0%

Total Count 15 15 30

% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

Apakah anak anda demam? * pneumonia Crosstabulation

pneumonia

Totalya tidak

Apakah anak anda demam? Ya Count 15 4 19

% within pneumonia 100.0% 26.7% 63.3%

Tidak Count 0 11 11

% within pneumonia .0% 73.3% 36.7%

Total Count 15 15 30

% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 41

Page 42: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Napas_cepat * pneumonia Crosstabulation

pneumonia

Totalya tidak

Napas_cepat ya Count 15 0 15

% within pneumonia 100.0% .0% 50.0%

tidak Count 0 15 15

% within pneumonia .0% 100.0% 50.0%

Total Count 15 15 30

% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

Retraksi dinding dada? * pneumonia Crosstabulation

pneumonia

Totalya tidak

Retraksi dinding dada? tidak Count 15 15 30

% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

Total Count 15 15 30

% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

terpapar * pneumonia Crosstabulation

pneumonia

Totalya tidak

terpapar ya Count 7 3 10

% within pneumonia 46.7% 20.0% 33.3%

tidak Count 8 12 20

% within pneumonia 53.3% 80.0% 66.7%

Total Count 15 15 30

% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 42

Page 43: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Apakah anak anda mendapatkan ASI eksklusif 6 bulan? * pneumonia Crosstabulation

pneumonia

Totalya tidak

Apakah anak anda

mendapatkan ASI eksklusif 6

bulan?

ya Count 9 8 17

% within pneumonia 60.0% 53.3% 56.7%

tidak Count 6 7 13

% within pneumonia 40.0% 46.7% 43.3%

Total Count 15 15 30

% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

Apakah anak anda mendapatkan imunisasi campak? * pneumonia Crosstabulation

Pneumonia

Totalya Tidak

Apakah anak anda

mendapatkan imunisasi

campak?

sudah Count 9 13 22

% within pneumonia 60.0% 86.7% 73.3%

belum Count 1 0 1

% within pneumonia 6.7% .0% 3.3%

belum waktunya Count 5 2 7

% within pneumonia 33.3% 13.3% 23.3%

Total Count 15 15 30

% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

penderita pneumoni kurang dari 2 bln * pneumonia Crosstabulation

pneumonia

Totalya tidak

penderita pneumoni kurang

dari 2 bln

ya Count 1 1 2

% within pneumonia 6.7% 6.7% 6.7%

tidak Count 14 14 28

% within pneumonia 93.3% 93.3% 93.3%

Total Count 15 15 30

% within pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 43

Page 44: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Descriptives

Pneumonia Statistic Std. Error

usia berdasarkan rm ya Mean 12.73 2.421

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 7.54

Upper Bound 17.93

5% Trimmed Mean 12.09

Median 10.00

Variance 87.924

Std. Deviation 9.377

Minimum 1

Maximum 36

Range 35

Interquartile Range 10

Skewness 1.534 .580

Kurtosis 2.050 1.121

tidak Mean 20.60 3.977

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 12.07

Upper Bound 29.13

5% Trimmed Mean 20.11

Median 17.00

Variance 237.257

Std. Deviation 15.403

Minimum 1

Maximum 49

Range 48

Interquartile Range 19

Skewness .844 .580

Kurtosis -.324 1.121

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 44

Page 45: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Descriptives

pneumonia Statistic Std. Error

Berapakah berat badan

lahir?

ya Mean 2466.67 116.972

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2215.79

Upper Bound 2717.55

5% Trimmed Mean 2457.41

Median 2400.00

Variance 205238.095

Std. Deviation 453.032

Minimum 1900

Maximum 3200

Range 1300

Interquartile Range 700

Skewness .389 .580

Kurtosis -1.206 1.121

tidak Mean 2826.67 94.852

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2623.23

Upper Bound 3030.10

5% Trimmed Mean 2824.07

Median 2900.00

Variance 134952.381

Std. Deviation 367.359

Minimum 2300

Maximum 3400

Range 1100

Interquartile Range 700

Skewness -.275 .580

Kurtosis -1.099 1.121

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 45

Page 46: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Analisa Asosiasi Statistik & Epidemiologi

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 30 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 30 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 30 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of

cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimension0

ya 0

tidak 1

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 5.369 1 .020

Block 5.369 1 .020

Model 5.369 1 .020

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 36.220a .164 .218

a. Estimation terminated at iteration number 4 because

parameter estimates changed by less than .001.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 46

Page 47: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Classification Tablea

Observed Predicted

pneumonia Percentage

CorrectYa tidak

Step 1 pneumonia Ya 9 6 60.0

Tidak 5 10 66.7

Overall Percentage 63.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a BBL .002 .001 4.546 1 .033 1.002

Constant -5.581 2.653 4.425 1 .035 .004

a. Variable(s) entered on step 1: BBL.

Multivariat

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 30 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 30 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 30 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of

cases.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 47

Page 48: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimension0

ya 0

tidak 1

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 6.456 2 .040

Block 6.456 2 .040

Model 6.456 2 .040

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 35.133a .194 .258

a. Estimation terminated at iteration number 4 because

parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

pneumonia Percentage

CorrectYa tidak

Step 1 Pneumonia ya 10 5 66.7

tidak 6 9 60.0

Overall Percentage 63.3

a. The cut value is .500

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 48

Page 49: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a BBL .002 .001 3.538 1 .060 1.002

Terpapar .920 .892 1.064 1 .302 2.508

Constant -6.631 2.988 4.925 1 .026 .001

a. Variable(s) entered on step 1: BBL, terpapar.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 49

Page 50: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Perhitungan α dan β

Pneumonia Tidak Pneumonia

BBLR 9 4

Tidak BBLR 6 11

Total 15 15

P1 = proporsi pasien yang menderita pneumonia dengan BBLR

P2 = proporsi pasien yang tidak menderita pneumonia dengan BBLR

P1 = 9/15 = 0,6 P2= 4/15 = 0,27

P = ½ (P1 + P2) Q = 1 – P

= ½ (0,6 + 0,27) = 1 – 0,435

= 0,435 = 0,565

Q1 = (1- 0,6) = 0,4 Q2 = (1-0,27) = 0,73

Zα = 1,96 Zβ = 0,84

n = 30 : 2 = 15

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 50

Page 51: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Perhitungan Zα dan α

n1= n2 = (Z α √2PQ + Z β √P1Q1 + P2Q2)²

(P1-P2)²

15 = (Zα √2 . 0,435 . 0,565 + 0.84 √0. 6 . 0,4 + 0,27 . 0,73) ²

(0,6 – 0,27) ²

15 = ((Zα √ 0,491) + (0.84 √ 0,24 + 0,19 )) ²

(0,33) ²

15 = ((Zα . 0,7) + (0,55 )) ²

0,109

√15 x 0,109 = 0,7 Zα + 0,55

0,422 = 0,7 Zα + 0,55

0,422-0,55 = 0,7 Zα

0,12 = 0.7 Zα

Zα = 0,12 / 0,7

Zα = 0,17

1-α = 0,56

α = 1 – 0,56 = 0,44 x 100% = 44 %

dikalikan 2 = 44% x 2 = 88 %

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 51

Page 52: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

Perhitungan Zβ dan β

n1 = n2 = (Z α √2PQ + Z β √P1Q1 + P2Q2)²

(P1-P2)²

15 = (1,96 √2 . 0,435 . 0,565 + Zβ √0. 6 . 0,4 + 0,27 . 0,73) ²

(0,6 – 0,27) ²

15 = ((Zβ √ 0,491) + (0.84 √ 0,24 + 0,19 )) ²

(0,33) ²

15 = ((1,96 x 0,7) + (Zβ x 0,65 )) ²

0,109

√15 x 0,109 = 1,372 + 0,65 Zβ

0,422-1,372 = 0,65 Zβ

0,95 = 0,65 Zβ

Zβ = 0,95 / 0,65

Zβ = 1,46

1- = 0,92

β = 1 – 0,92 = 0,08 x 100% = 8 %

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 52

Page 53: BBL Pneumonia

Hubungan Antara Riwayat Berat Badan Lahir dengan Pneumonia pada Balita di Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Kotamadya Jakarta Barat Periode 21 – 26 September 2012.

No Nama JK Usia(bln)

Batuk Demam Suhu(oC)

Sesak RR(x/mnt)

NapasCepat

RetraksiDada

Pneumonia Usia<2bln

BBL BBLR UsiaKehamilan

Lingk.Rokok

Paparan Terpapar ASI Imunisasi Campak

1 Okta P 6 Ya Ya 37,9 Ya 52 Ya Tidak Ya Tidak 2200 Ya 37 Ya Ya Ya Ya Blm waktunya2 Variq L 7 Ya Ya 37,8 Ya 52 Ya Tidak Ya Tidak 2400 Ya 38 Ya Ya Ya Ya Blm waktunya3 Fitriah P 6 Ya Ya 37,7 Ya 56 Ya Tidak Ya Tidak 3200 Tidak 38 Ya Ya Ya Ya Blm waktunya4 Dhia P 11 Ya Ya 37,7 Ya 56 Ya Tidak Ya Tidak 3000 Tidak 37 Ya tidak Tidak Ya Sudah5 Indah P 36 Ya Ya 38 Ya 46 Ya Tidak Ya Tidak 2300 Ya 37 Ya Tidak Tidak Ya Sudah6 Filza L 10 Ya Ya 37,8 Ya 54 Ya Tidak Ya Tidak 2800 Tidak 37 Ya Ya Ya Tidak Belum7 Akbar L 12 Ya Ya 38 Ya 52 Ya Tidak Ya Tidak 2100 Ya 37 Ya Tidak Tidak Ya Sudah8 Danis L 1 Ya Tidak 37,9 Tidak 32 Tidak Tidak Tidak Ya 2300 Ya 38 Ya Tidak Tidak Ya Blm waktunya9 Farhan L 43 Tidak Tidak 36,6 Tidak 30 Tidak Tidak Tidak Tidak 3300 Tidak 37 Tidak N/A Tidak Tidak Sudah10 Sifa P 15 Tidak Tidak 37 Tidak 36 Tidak Tidak Tidak Tidak 2900 Tidak 38 Ya Ya Ya Tidak Sudah11 Dafi L 17 Tidak Tidak 36,7 Tidak 36 Tidak Tidak Tidak Tidak 2300 Ya 37 Ya Tidak Tidak Tidak Sudah12 Kayla P 9 Ya Tidak 36,8 Tidak 40 Tidak Tidak Tidak Tidak 3100 Tidak 37 Ya Tidak Tidak Tidak Sudah13 Lestari P 19 Tidak Tidak 36,7 Tidak 33 Tidak Tidak Tidak Tidak 3100 Tidak 37 Ya Tidak Tidak Ya Sudah14 Kenji L 19 Ya Tidak 36,8 Tidak 36 Tidak Tidak Tidak Tidak 2900 Tidak 37 Ya Ya Ya Tidak Sudah15 Kanza L 9 Ya Ya 38 Ya 56 Ya Tidak Ya Tidak 2400 Ya 37 Ya Tidak Tidak Tidak Sudah16 Silvana P 17 Ya Ya 38 Ya 52 Ya Tidak Ya Tidak 2700 Tidak 38 Tidak N/A Tidak Ya Blm waktunya17 Rizky L 10 Ya Ya 37,8 Ya 53 Ya Tidak Ya Tidak 2800 Tidak 37 Ya Tidak Tidak Ya Sudah18 Fakir L 17 Ya Ya 38,5 Ya 48 Ya Tidak Ya Tidak 1900 Ya 37 Ya Ya Ya Ya Sudah19 Hafis L 19 Ya Ya 38,5 Ya 48 Ya Tidak Ya Tidak 3200 Tidak 38 Ya N/A Tidak Tidak Sudah20 Fauzan L 30 Ya Ya 38,2 Ya 44 Ya Tidak Ya Tidak 2000 Ya 37 Ya Ya Ya Tidak Sudah21 Oktavia P 28 Tidak Ya 38 Tidak 36 Tidak Tidak Tidak Tidak 3100 Tidak 38 Tidak N/A Tidak Ya Sudah22 Rahma P 48 Tidak Tidak 36,6 Tidak 28 Tidak Tidak Tidak Tidak 3400 Tidak 37 Tidak N/A Tidak Ya Sudah23 Intan P 11 Ya Ya 37,6 Tidak 38 Tidak Tidak Tidak Tidak 2900 Tidak 38 Ya Tidak Tidak Ya Sudah24 Nazwa P 9 Tidak Tidak 36,7 Tidak 38 Tidak Tidak Tidak Tidak 3000 Tidak 38 Ya Tidak Tidak Tidak Sudah25 Ane P 3 Tidak Tidak 36,7 Tidak 40 Tidak Tidak Tidak Tidak 2400 Ya 37 Ya Tidak Tidak Ya Blm waktunya26 Raihan L 49 Tidak Ya 36,7 Tidak 36 Tidak Tidak Tidak Tidak 2300 Ya 38 Ya Ya Ya Ya Sudah27 Alif L 10 Ya Ya 38,2 Ya 56 Ya Tidak Ya Tidak 1900 Ya 37 Ya Tidak Tidak Tidak Sudah28 Fandi L 1 Ya Ya 38,3 Ya 64 Ya Tidak Ya Ya 2100 Ya 37 Ya Ya Ya Ya Blm waktunya29 Sekar P 26 Tidak Tidak 36,5 Tidak 36 Tidak Tidak Tidak Tidak 2600 Tidak 38 Tidak N/A Tidak Tidak Sudah30 Hafiz L 12 Tidak Tidak 36,6 Tidak 38 Tidak Tidak Tidak Tidak 2800 Tidak 37 Ya Tidak Tidak Ya Sudah

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 3 September – 6 Oktober 2012 53