SAP Halusinasi
Transcript of SAP Halusinasi
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pendidikan Kesehatan Halusinasi
Pokok Bahasan : Halusinasi
Hari / Tanggal : Sabtu / 24 maret 2012
Tempat : Pav. 6 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya
Sasaran : Pasien pav. 6
Waktu : 09.00-10.00
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang halusinasi, pasien pav. 6
mampu mengendalikan halusinasi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan pasien pav. 6
• Menjelaskan pengertian halusinasi
• Menjelaskan faktor-faktor penyebab halusinasi
• Menjelaskan tanda dan gejala halusinasi
• Menjelaskan jenis-jenis halusinasi
• Menjelaskan fase-fase halusinasi
• Menjelaskan terapi halusinasi
B. Materi
1. Pengertian halusinasi
2. Faktor-faktor penyebab halusinasi
3. Tanda dan gejala halusinasi
4. Jenis-jenis halusinasi
5. Fase-fase halusinasi
6. Terapi halusinasi
1
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
D. Media atau Alat Bantu
1. Leaflet
2. LCD
E. Evaluasi pembelajaran
1. Tes awal cara mengajukan pertanyaan lisan.
Apakah pernah mengenal istilah halusinasi?
Apa saja faktor –faktor penyebab halusinasi?
Apa saja tanda dan gejala halusinasi?
Apa saja jenis-jenis halusinasi?
Apa saja fase-fase halusinasi?
Apa saja terapi halusinasi?
2. Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan dengan pertanyaan
yang sama dengan pada tes awal.
F. Proses Pendidikan kesehatan
No Fase Kegiatan Kegiatan Sasaran
1. Pembukaan
3 menit
− Memberi salam
pembuka.
− Memperkenalkan diri.
− Menjelaskan pokok
bahasan dan tujuan
penyuluhan.
− Menjawab salam
− Memperhatikan
− Memperhatikan
2
− 7Membagi leaflet. − Memperhatikan
2.
3.
Pelksanaan
15 menit
Evaluasi
5 menit
− Menjelaskan
pengertian halusinasi
− Menjelaskan faktor-
faktor penyebab
halusinasi
− Menjelaskan tanda dan
gejala halusinasi
− Menjelaskan jenis-
jenis halusinasi
− Menjelaskan fase-fase
halusinasi
− Menjelaskan terapi
halusinasi
Menayakan kepada peserta
tentang materi yang telah
diberikan dan memberi
reinforcement kepada peserta
( sasaran ) yang dapat
menjawab pertanyaan.
- Mengucapkan terima kasih
− Memperhatikan
− Memperhatikan
− Memperhatikan
− Memperhatikan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
- Menjawab
pertanyaan
3
4. Terminasi
2 menit
atas peran serta peserta.
- Mengucapkan salam
penutup.
- Mendengarkan
- Menjawab salam
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Peserta hadir 90% dari seluruh pasien di pav. 6 Rumkital Dr. Ramelan
Surabaya.
Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di pav. 6 Rumkital Dr.
Ramelan Surabaya.
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya. ( SAP, Leaflet )
2. Evaluasi Proses
Pasien pav. 6 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya antusias terhadap
materi penyuluhan.
Pasien pav. 6 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya tidak meninggalkan
tempat penyuluhan.
Pasien pav. 6 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya mengajukan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
Pasien pav. 6 mengetahui pengertian Halusinasi.
Pasien pav. 6 mengetahui faktor-faktor penyebab halusinasi.
Pasien pav. 6 mengetahui tanda dan gejala halusinasi.
Pasien pav. 6 mengetahui jenis-jenis halusinasi.
Pasien pav. 6 mengetahui fase-fase halusinasi.
Pasien pav. 6 mengetahui terapi halusinasi.
1. PENGERTIAN HALUSINASI
4
Halusinasi adalah merupakan reaksi terhadap stress dan usaha dari alam tidak
sadar untuk melindungi egonya/ pernyataan simbolik dari gangguan psikotik
individu. Halusinasi adalah gejala sekunder dari schizophrenia dan klien dengan
skizofrenia 70% mengalami halusinasi pendengaran dan 30% mengalami
halusinasi campuran yaitu halusinasi pendengaran dan penglihatan (Stuart and
Sundeen.1995).
2. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
a. Faktor predisposisi
1. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak/SSP.
Gejala yang mungkin muncul adalah hambatan dalam belajar
berbicara, daya ingat dan perilaku kekerasan.
2. Psikologis
Sikap dan keadaan keluarga juga lingkungan.
Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien.
Pola asuh pada usia kanak-kanak yang tidak adekuat misalnya: tidak
ada kasih sayang diwarnai kekerasan dalam keluarga.
3. Sosial budaya
Kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerawanan,dan
ketidakamanan).
Kehidupan yang terisolir disertai stress yang menumpuk.
b. Faktor presipitasi
Kurangnya sumber daya/ dukungan social yang dimiliki.
Respon koping yang maladaptive.
Komunikasi dalam keluarga kurang.
3. TANDA DAN GEJALA
5
Menurut Hamid (2000), perilaku klien yang terkait dengan halusinasi adalah
sebagai berikut:
1. Bicara sendiri.
2. Senyum sendiri.
3. Ketawa sendiri.
4. Menggerakkan bibir tanpa suara.
5. Pergerakan mata yang cepat.
6. Respon verbal yang lambat.
7. Menarik diri dari orang lain.
8. Berusaha untuk menghindari orang lain.
9. Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.
10. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
11. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik.
12. Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori.
13. Sulit berhubungan dengan orang lain.
14. Ekspresi muka tegang.
15. Mudah tersinggung, jengkel dan marah.
16. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.
17. Tampak tremor dan berkeringat.
18. Perilaku panik.
19. Curiga dan bermusuhan.
20. Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan.
4. JENIS-JENIS HALUSINASI
a. Halusinasi Pendengaran
b. Halusinasi Penglihatan
c. Halusinasi Penghidu
d. Halusinasi Perabaan
e. Halusinasi Pengecapan
5. FASE-FASE HALUSINASI
6
a. Fase pertama/ comforming (ansietas sedang)
Klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan kesepian yang
memuncak dan tidak dapat diselesaikan.
Klien mulai melamun dan memikirkan tentang hal-hal yang
menyenangkan cara ini hanya menolong sementara.
b. Fase kedua/ condemning (ansietas berat)
Kecemasan meningkat, melamun, berfikir sendiri jadi dominan.
Mulai diresahkan oleh bisikan yang tidak jelas.
Klien tidak ingin orang lain tahu dan dia tetap dapat mengontrol.
c. Fase ketiga/ controlling (ansietas sangat berat)
Bisikan suara,isi halusinasi makin mengontrol, menguasai dan
mengontrol klien.
Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.
d. Fase keempat/ conquering (panik)
Halusinasi berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi
klien.
Klien menjadi patut,tidak berdaya, hilang control dan tidak dapat
berhubungan scara nyata dengan orang lain dilingkungan.
6. TERAPI HALUSINASI
1. Mengenal halusinasinya ketika halusinasinya datang.
2. Pasien mampu mengetahui cara menghardik dan juga mempraktekkan
cara yang diberikan perawat/mahasiswa ketika halusinasi datang.
3. Mampu mengetahui cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain ketika halusinasi datang.
4. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas
terjadwal.
5. Melatih pasien minum obat secara teratur
7