Sap Halusinasi

download Sap Halusinasi

of 9

description

Jiwa

Transcript of Sap Halusinasi

SAP ISOS

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)Mata Ajaran

: Keperawatan JiwaPokok Bahasan: Gangguan Jiwa

Sub Pokok Bahasan: HalusinasiHari / tanggal

: Sabtu, 30 Desember 2014Waktu

: 15 MenitSasaran

: Keluarga KlienTempat

: Rumah Keluarga Klien di Dodokan, Gerung selatan, LOBARA. Tujuana. Tujuan UmumSetelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit diharapkan keluarga klien dapat mengetahui tentang halusinasi.b. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit keluarga klien diharapkan dapat mampu memahami :

1. Mengetahui pengertian halusinasi2. Mengetahui penyebab halusinasi3. Mengetahui tanda dan gejala halusinasi4. Mengetahui jenis-jenis halusinasi5. Menjelaskan cara perawatan penderita halusinasiB. Latar BelakangHalusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 2005).

Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan baik. Maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat klien dapat menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Dengan kata lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Nasution, 2003).C. Jadwal Kegiatan1. Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan : Rumah Keluara Klien Di Dodokan, Gerung Selatan, Lobar2. Lama pelaksanaan pendidikan kesehatan: 15 menit3. Waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan: Sabtu, 30 November 2014D. Kegiatan Pembelajaran1. Metode Pelaksanaan

: Ceramah dan Tanya jawab2. Media dan Alat

: LeafletNo.WAKTUKEGIATAN PENYULUHANRESPONTTD

1. 5 Menit Pra interaksi Memberi salam Memperkenalkan diri Menjelaskan maksud dan tujuan Menanyakan kesiapan pasien Memilih media yang sesuai (telah disiapkan) Menjawab salam Mendengarkan

2.5 Menit Interaksi:

Menjelaskan tentang pengertian Halusinasi Menjelasklan tentang apa saja penyebab dari Halusinasi Menjelaskan tentang tanda dan gejala Halusinasi Menjelaskan tentang jenis-jenis halusinasi Menjelaskan tentang perawatan klien dengan halusinasi-Keluarga klien mendengarkan dan memperhatikan penjelasan seputar Halusinasi

3.5 Menit Terminasi:

Merapikan alat Menyimpulkan hasil penyuluhan kesehatan Evaluasi keberhasilan penyuluhan kesehatan

d. Memberikan saran

e. Salam penutup .-Keluarga klien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh.

E. Evaluasi

1. Apa pengertian dari Halusinasi ?2. Apa saja penyebab dari Halusinasi ?3. Apa tanda dan gejala dari Halusinasi ?4. Apa saja jenis-jenis halusinasi ?5. Sebutkan perawatan halusinasi?F. Daftar PustakaTownsend M.C,1998, Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri, Pedoman untuk Pembuatan Rencana Keperawatan, Jakarta : EGCStuart and sudden. Buku saku keperawatan kesehatan jiwa, alih bahasa hapid AYS,Jakarta : EGCwww.erfanhiyadi.blogspot.com/ askep isolasi social. HtmlStandar asuhan keperawatan jiwa dan kesehatan jiwa.2000.rumah sakit jiwa bandung.dorland.1998.kamus saku kedokteran.jakarta : EGCLAMPIRAN MATERIMATERI PENYULUHAN

HALUSINASI

1. Pengertian

Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 2005).Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan baik. Maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat klien dapat menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Dengan kata lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Nasution, 2003).2. Faktor-faktor Penyebab Halusinasi

Faktor predisposisi

1. faktor perkembangan terhambat

usia bayi tidak terpenuhi makan dan rasa aman

usia balita tidak terpenuhi kebutuhan otonomi diri

usia sekolah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan selama sosialisasi dan kegiatan sekolah

Usia muda mengalami krisis identitas yang tidak terselesaikan

2. Faktor komunikasi dalam keluarga

Komunikasi tertutup, tidak ada komunikasi, tidak ada kehangatan, komunikasi dengan emosi yang berlebihan, orang tua yang membanding-bandingkan anaknya, orang tua yang otoriter dan konflk orang tua

3. Faktor sosial budaya

Isolasi sosial pada usila, cacat dan sakit kronis, tuntutan lingkungan yang terlalu tinggi

4. Faktor psikologi

Mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi, menutup diri, harga diri rendah, identitas diri tidak jelas

5. Faktor biologi

Atropi otak, pembesaran ventrikel, perubahan besar dan bentuk sel kortikal dan limbic

6. Faktor Genetik,

keluarga yang skizofrenia

Faktor presipitasi

1. Faktor sosial budaya

Kehilangan tipe-tipe orang yang dicintai dari keluarga dan lingkungan permusuhan, perceraian, dirawat di rumah sakit, kematian

2. Faktor biokimia

Stress yang mengakibatkan lepasnya dopamine atau zat halusinogenik yang menyebabkan terjadinya halusinasi

3. Faktor psikologi

Kecemasan yang tinggi, tidak mampu mengatasi masalah atau kegagalan dalam hidupnya.

3. Tingkatan Halusinasi

Menurut Moller dan Murphy dalam Stuart dan Sudden (1997), tingkatan halusinasi dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu :

1. Tahap I : Comforting

Tingkat cemas sedang, halusinasi secara umum adalah sesuatu yang menyenangkan. Pengalaman halusinasi karena emosi yang meningkat seperti cemas, kesepian, rasa bersalah, takut serta mencoba untuk berfokus pada pikiran yang nyaman untuk melepaskan cemas. Individu mengenal bahwa pikiran dan pengalaman sensori dalam control kesadaran jika cemas dapat dikelola. Nonpsykotik. Tingkah laku yang dapat diobservasi :

a) Meringis atau tertawa pada tempat yang tidak tepat.

b) Menggerakkan bibir tanpa mengeluarkan suara.

c) Pergerakan mata yang cepat.

d) Respon verbal pelan seperti jika sedang asyik.

e) Diam dan tampak asyik.

2. Tahap II

Pengalaman sensori dari beberapa identifikasi indera terhadap hal yang menjijikkan dan menakutkan. Halusinator mulai kehilangan control dan ada usaha untuk menjauhkan diri dari sumber stimulus yang diterima . Individu mungkin merasa malu dengan adanya pengalaman sensori dan menarik diri dari orang lain. Non psychotic. Tingkah laku yang dapat diobservasi :

a) Meningkatnya system syaraf otonom, tanda dan gejala dari cemas seperti meningkatnya nadi, pernafasan dan tekanan darah.

b) Lapang perhatian menjadi sempit

c) Asyik dengan pengalaman sensori dan mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi atau realitas.

3. Tahap III

Controlling tingkat kecemasan berat, pengalaman sensori menjadi hal yang menguasai. Halusinator mencoba memberi perintah , isi halusinasi mungkin menjadi sangat menarik bagi individu. Individu mungkin mengalami kesepian , jika sensori yang diberikan berhenti. Psychotic. Tingkah laku yang dapat diobservasi :

a) Perintah langsung oleh halusinasi dapat diikuti.

b) Kesulitan berhubungan dengan orang lain.

c) Lapang perhatian hanya beberapa detik aau menit.

d) Gejala fisik dan cemas berat seperti berkeringat, tremor, ketidakmampuan mengikuti perintah.

4. Tahap IV

Conquering, tingkat cemas, panik, umumnya halusinasi menjadi terperinci dan khayalan tampak seperti kenyataan. Pengalaman sensori mungkin mengancam jika individu tidak mengikuti perintah. Halusinasi mungkin memburuk dalam 4 jam atau sehari atau sehari jika tidak ada intervensi terapeutik.

Tingkah laku yang dapat diobservasi :

a) Teror keras pada tingkah laku seperti panic.

b) Potensial kuat untuk bunuh diri.

c) Aktivitas fisik yang menggambarkan isi dai halusinasi seperti kekerasan, agitasi, menarik diri atau katatonia.

d) Tidak dapat berespon pada perintah yang kompleks.

e) Tidak dapat berespon pada lebih satu orang.

4. Jenis-jenis halusinasi- Halusinasi lihat- Halusinasi dengar- Halsinasi penciuman- Halusinasi citarasa

- Halsinasi singgungan5. Tanda-tanda halusinasi:

- Suka bicara sendiri

- Tertawa sendiri

- Komunikasi lambat

- Mengamuk, gelisah, suka menyendiri

- Mengatakan mendengarkan bisikan atau melihat hal-hal aneh- Berkeringat, gemetar, suka melawan- Potensial untuk perilaku bunuh diri6. Cara Penanganan Halusinasi

1. Dengan menghardik suara tersebut.

Misalnya pada saat suara itu muncul klien langsung bilang pergi saya tidak mau mendengar atau melihat kamu, karena kamu tidak nyata

2. Dengan bercakap-cakap dengan orang lain.

Misalnya : kalau klien mendengan suara ini klien langsung mencari teman bicara

3. Melaksanakan kegitan yang sudah terjadwal

Misalnya : olah raga, bangun pagi, dll.

4. Minum obat secara teratur.