Rumput Laut

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukkan jenis-jenis yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian meteorologi dalam bidang perikanan dan kelautan sangat diperlukan. Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor perikanan dan kelautan begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para nelayan begitu susah untuk merencanakan daerah penangkapan ikan. Perikanan dan kelautan merupakan salah satu sektor yang sangat rentan terhadap perubahan iklim yang berdampak pada produktivitas jumlah tangkapan ikan dan pendapatan nelayan. Pengukuran dan pencatatan tentang iklim/cuaca yang penting dalam pertanian antara lain: curah hujan (jumlah dan intensitas hujan), evaporasi (permukaan tanah dan tanaman), radiasi matahari (lama penyinaran dan intemnsitas penyinaran matahari), kelembaban suhu atau temperatur (udara dan tanah), dan angin (arah dan kecepatan angin). Untuk hal itu dalam 1

Transcript of Rumput Laut

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakang

Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukkan jenis-jenis yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian meteorologi dalam bidang perikanan dan kelautan sangat diperlukan. Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor perikanan dan kelautan begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para nelayan begitu susah untuk merencanakan daerah penangkapan ikan. Perikanan dan kelautan merupakan salah satu sektor yang sangat rentan terhadap perubahan iklim yang berdampak pada produktivitas jumlah tangkapan ikan dan pendapatan nelayan. Pengukuran dan pencatatan tentang iklim/cuaca yang penting dalam pertanian antara lain: curah hujan (jumlah dan intensitas hujan), evaporasi (permukaan tanah dan tanaman), radiasi matahari (lama penyinaran dan intemnsitas penyinaran matahari), kelembaban suhu atau temperatur (udara dan tanah), dan angin (arah dan kecepatan angin). Untuk hal itu dalam stasiun pengamatan atau pengukuran iklim/cuaca mutlak memiliki alat-alat klimatologi. Alat-alat pengukur memerlukan penetapan waktu tertentu mengikuti prosedur tertentu yang sama di semua tempat. Maksudnya agar data dapat dibandingkan sehingga perbedaan data bukanlah akibat kesalahan prosedur tapi betul-betul karena iklimnya berbeda. Jadi perlu keseragaman dalam: peralatan, pemasangan alat, waktu pengamatan dan pengumpulan data.Alat-alat yang umum digunakan di stasiun klimatologi data cuaca menghasilkan data yang makro. Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan otomatis (mempunyai perekam). Sehubungan dengan hal diatas dan juga menyikapi terhadap situasi perubahan cuaca dan iklim yang sekarang terjadi, perlu kiranya kita mengenal dan memahami beberapa nama alat yang berfungsi sebagai alat deteksi unsur-unsur cuaca dan iklim. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas. Maka penulis dapat merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas selanjutnya. Adapun rumusan masalah tersebut adalah :1. Bagaimana fungsi alat-alat klimatologi dan tujuan dari pemakaian alat-alat klimatologi ?1.3 Tujuan PenelitianSesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui fungsi alat-alat klimatologi dan untuk mengetahui tujuan dari pemakaian alat-alat klimatologi.1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti di bawah ini.1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi mengenai fungsi alat-alat klimatologi serta tujuan dari pemakaian alat-alat klimatologi yang nantinya dapat diterapkan dalam perkuliahan Meteorologi Kelautan.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Sanglah DenpasarStasiun Geofisika Sanglah Denpasar sesuai dengan tupoksinya sebagai stasiun kelas II (dua) melakukan fungsi pengamatan observasi selama 24 jam dan synoptik selama 12 jam, dengan 13 pegawai operasional yang dikoordinir oleh seorang Kepala Seksi Observasi dan Informasi.

Nama stasiun:Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar

Klas stasiun:II (dua)

Kode stasiun:DNPA l a m a t:Jalan Pulau Tarakan No. 1 Sanglah Denpasar, Bali - 80114

Telepon:(0361) 226157

Faximile:(0361) 226690

Website:www.geofisika-dnp.net

Info

:[email protected]

E-mail

:[email protected]

Koordinat:08o 40 37,0 ls - 115o 12 36,0 bt

Ketinggian:15 meter

Batuan dasar:tuft stone2.2 Alat Ukur Klimatologi

1. Penakar Hujan (Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann) Alat ini berfungsi untuk mengukur intensitas, jumlah, dan waktu terjadinya hujan, dipasang dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai ke corong penakar dan luas penampang corong 200 cm2.

Gambar. Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann2. Penakar Hujan Manual Type ObservatoriumBerfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan. Alat ini dipasang diatas tonggak kayu yang dibeton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai mulut corong penaka r, luas penampang corong yaitu 100 cm2 dengan kapasitas menampung curah hujan 5 liter, dan ditengah corong penakar dipasang kran. Jumlah curah hujan yang tertampung akan dituangkan melalui kran dan ditakar dengan gelas ukur yang berskala sampai dengan 20 mm. Waktu pengamatan : pengamatan dilakukan jam 07.00 WS dengan membuka kran dan menampung air hujan dalam gelas penakar kemudian dibaca skala yang menunjukkan jumlah curah

hujan yang terjadi selama 24 jam.

Gambar. Penakar Hujan Manual Type Observatorium3. Campbell StokesBerfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari. Alat ini berupa bola kaca masif dengan garis tengah/diameter 10 15 cm, berfungsi sebagai lensa cembung (konvex) yang dapat mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api (fokus), dan alat ini dipasang di tempat terbuka diatas pondasi beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Pias lurus dipasang antar tanggal 1 Maret 10 April dan 1 September 10 Oktober. Waktu pengamatan : pias dipasang jam 06.00 diangkat jam 18.00.

Gambar. Campbell Stokes4. Open Pan EvaporimeterBerfungsi untuk mengukur evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu. Alat ini berupa sebuah panci bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karat dengan garis tengah/diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm.

Gambar. Open Pan Evaporimeter5. Wind Vane AnemometerBerfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Alat ini dipasang pada pipa besi dengan ketinggian 10 meter, dimana alat ini terdiri dari sensor dan alat penunjuk yang dihubungkan melalui

kabel.

Gambar. Wind Vane Anemometer6. Cup Counter Anemometer.Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata-rata selama periode tertentu. Alat ini terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin.

Gambar. Cup Counter Anemometer.7. Sangkar MeteorologiSangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan. Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 , dengan setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari papan kayu , semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara.

Gambar. Sangkar Meteorologi8. Psychrometer StandardPsychrometer standard ini ditempatkan didalam sangkar meteorologi dengan ketinggian berbeda seperti yang tersebut diatas, yaitu terdiri dari : Thermometer Bola Basah dan Bola Kering. Themometer bola basah dan bola kering ini berfungsi untuk menentukan kelembaban udara, suhu udara, dan titik embun embun. Alat ini terdiri dari 2 buah thermometer air raksa yang dipasang berdampingan secara vertikal.

Gambar. Psychrometer Standard9. Thermometer Maksimum

Berfungsi untuk mengukur suhu udara maksimum. Cairan yang digunakan pada thermometer maksimum ini adalah air raksa, adanya penyempitan pada pipa kapiler yang berdekatan dengan reservoir merupakan ciri thermometer maksimum.

Gambar. Thermometer Maksimum

10. Thermometer MinimumBerfungsi untuk mengukur suhu terendah/ minimum pada suatu periode pengamatan. Cairan yang digunakan pada thermometer ini adalah alkohol. Pada pipa kapiler berisikan indeks (batang kaca kecil).

Gambar. Thermometer MinimumBAB III

METODOLOGI

3.1. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu suatu metode penentuan lokasi yang ditentukan secara sengaja. Adapun lokasi yang dipilih adalah Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Jalan Pulau Tarakan No. 1 Sanglah Denpasar, Bali.

.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah bersumber dari data primer dan data sekunder dengan metode pengumpulan datanya adalah :

a). Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung di lokasi penelitian atau dari sumber pertama dan belum diolah, melalui wawancara. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifat jawabannya bebas (terbuka), agar dapat diperoleh data maupun informasi yang lebih lengkap dan akurat, sehingga akan tergambar keadaan alat ukur klimatologi di Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Jalan Pulau Tarakan No. 1 Sanglah Denpasar, Bali yang sebenarnya.

b). Data sekunder, yaitu data yang telah diolah oleh pihak lain, diperoleh dengan cara melihat laporan tertulis dari suatu instansi dalam hal ini adalah dari studi literatur. 3.3. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian yang digunakan untuk mengambilkan data adalah :

Kuisioner terstruktur untuk pengumpulan data di lokasi Observasi pengamatan langsung ke lapangan.

Wawancara dengan responden di lokasi Dokumentasi3.4. Analisis Data

Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

a). Analisis deskriptif ; adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat dan digunakan untuk menjawab pertanyaan pertanyaan tentang apa atau bagaimana keadaan sesuatu (obyek/material) dan melaporkan sebagaimana adanya. Tujuan utamanya adalah memberikan gambaran yang jelas dan akuran tentang material atau obyek yang diselidiki.

BAB IVPEMBAHASAN

Berikut ini adalah beberapa contoh instrumen yang digunakan untuk pengamatan meteorologi dan klimatologi di Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Sanglah Denpasar :

4.1 Taman Alat Meteorologi

Gambar. Taman Meteorologi pada Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Sanglah DenpasarPada Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Sanglah Denpasar, taman alat meteorologi ditujukan untuk menempatkan alat-alat meteorologi/klimatologi yang nantinya mampu menghasilkan data cuaca yang representative (mewakili) daerah sekitarnya pada radius yang ditetapkan/diharapkan.

Pengamatan Unsur-unsur meteorologi memerlukan alat-alat meteorologi. ketelitian pengamatan tergantung dari berbagai macam faktor misalnya ketelitian alat, ketelitian Observer atau pengamat, methode atau cara yang dipakai serta penempatan atau pemasangan alat.

Agar hasil pengamatan dari berbagai stasiun meteorologi dapat dibandingkan satu sama lain, maka penempatan alat-alat meteorologi dan tata cara pengamatan pun haruslah sama. 4.2 Penakar Hujan (Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann)

Pada Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Sanglah Denpasar alat ini berfungsi untuk mengukur intensitas, jumlah, dan waktu terjadinya hujan, dipasang dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai ke corong penakar dan luas penampang corong 200 cm2. Pada alat ini terdapat sebuah silinder jam sebagai tempat pemasangan pias, sehingga akan dapat diketahui curah hujan maksimum dan minimum serta waktu terjadinya. Prinsip kerja alat ini yaitu air hujan masuk melalui corong kemudian akan terkumpul dalam tabung. Dalam tabung ini terdapat pelampung yang dihubungkan dengan tangkai pena, sehingga air yang masuk kedalam tabung akan menekan pelampung, maka pelampung akan naik dan tangkai pena turut bergerak keatas. Gerakan pena tersebut akan mencatat pada pias yang dipasang pada silinder jam, jika gerakan pena mencapai skala 10 mm pada pias maka secara otomatis air akan turun melalui pipa siphon dan jatuh kedalam bejana plastik. Air dalam tabung terkuras habis sehingga tangkai pena turut bergerak turun sampai pena menunjuk skala nol, jika hujan masih turun pena akan naik lagi, demikian seterusnya. Waktu pengamatan : pengamatan dilakukan selama 24 jam dan penggantian pias dilakukan pada jam 07.00.

Gambar. Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann pada Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Sanglah Denpasar.4.3 Campbell Stokes

Pada Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Sanglah Denpasar berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari. Alat ini berupa bola kaca masif dengan garis tengah/diameter 10 15 cm, berfungsi sebagai lensa cembung (konvex) yang dapat mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api (fokus), dan alat ini dipasang di tempat terbuka diatas pondasi beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Lamanya penyinaran matahari dicatat dengan jalan memfokuskan sinar matahari tepat mengenai kertas pias yang khusus dibuat untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akan terlihat bagian yang terbakar, panjang jejak/bekas

bakaran menunjukkan lamanya penyinaran matahari. Pada kertas pias terdapat skala jam, sehingga dapat dijumlahkan berapa lamanya matahari bersinar terang / cerah. Pias akan mulai terbakar bila sinar matahari > 0.3 cal/cm2 atau 209,34 WM2.

Pias Campbell Stokes ada 3 macam, yaitu :

a. Pias lengkung panjang dipasang antara tanggal 11 Oktober 28/ 29 Februari.

b. Pias lengkung pendek dipasang antara tanggal 11 April 31 Agustus.

c. Pias lurus dipasang antar tanggal 1 Maret 10 April dan 1 September 10 Oktober.

Waktu pengamatan : pias dipasang jam 06.00 diangkat jam 18.00.

Gambar. Campbell Stokes pada Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Sanglah Denpasar.4.4 Open Pan Evaporimeter

Berfungsi untuk mengukur evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu. Alat ini berupa sebuah panci bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karat dengan garis tengah/diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm. Panci ini ditempatkan diatas tanah berumput pendek dan tanah gundul, dimana alat tersebut diletakkan diatas pondasi terbuat dari kayu yang bagian atas kayu dicat warna putih gunanya untuk mengurangi penyerapan radiasi. Tinggi air dari bibir panci 5 cm, bila air berkurang harus segera ditambah agar besarnya penguapan sesuai. Waktu pengamatan : pengamatan I, II, III ( Jam 07.30, 13.30, 17.30).

Gambar. Open Pan Evaporimeter pada Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Sanglah Denpasar.4.5 Wind Vane Anemometer

Berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Alat ini dipasang pada pipa besi dengan ketinggian 10 meter, dimana alat ini terdiri dari sensor dan alat penunjuk yang dihubungkan melalui kabel.

Gambar. Wind Vane Anemometer pada Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Sanglah Denpasar.4.6 Cup Counter Anemometer.

Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata-rata selama periode tertentu. Alat ini terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin, pada bagian bawah mangkok terdapat angka counter yang mencatat perputaran mangkok tersebut, dan alat ini dipasang diatas tiang pipa besi setinggi ( m, 2 m, 10 m) dari permukaan tanah. Untuk mengetahui kecepatan rata-rata angin pada periode waktu tertentu dilakukan dengan mengurangi hasil pembacaan pada angka counter saat pengamatan dengan hasil pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi dengan periode waktu pengamatan. Waktu pengamatan : pengamatan I, II, III (Jam 07.00, 14.00, 18.00).

Gambar. Cup Counter Anemometer pada Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Sanglah Denpasar.4.7 Sangkar Meteorologi

Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan. Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 , dengan setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari papan kayu , semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara.

Gambar. Sangkar Meteorologi pada Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Sanglah Denpasar.4.8 Psychrometer Standard

Psychrometer standard ini ditempatkan didalam sangkar meteorologi dengan ketinggian berbeda seperti yang tersebut diatas, yaitu terdiri dari : Thermometer Bola Basah dan Bola Kering. Themometer bola basah dan bola kering ini berfungsi untuk menentukan kelembaban udara, suhu udara, dan titik embun embun. Alat ini terdiri dari 2 buah thermometer air raksa yang dipasang berdampingan secara vertikal. Bola dari salah satu thermometer dibungkus dengan kain kasa/ muslin yang tergantung pada bejana kecil berisi air murni, sehingga bola thermometer selalu basah dan

disebut sebagai bola basah, sedangkan yang lain tidak dibungkus disebut sebagai bola kering. Suhu udara dapat dibaca pada thermometer bola kering, penguapan air dari kain kasa basah menyebabkan suhu bola basah lebih rendah dari pada suhu bola kering. Dari hasil pembacaan bola basah dan bola kering akan dapat diketahui kelembaban udara dan titik embun. Waktu pengamatan : dilakukan sesuai dengan pengamatan AgM 1-a dan AgM 1-b.

Gambar. Psychrometer Standard pada Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Sanglah Denpasar.4.9 Thermometer Maksimum dan MinimumTermometer Maksimum Berfungsi untuk mengukur suhu udara maksimum. Cairan yang digunakan pada thermometer maksimum ini adalah air raksa, adanya penyempitan pada pipa kapiler yang berdekatan dengan reservoir merupakan ciri thermometer maksimum. Thermometer ini dipasang dengan kemiringan 2 secara horizontal didalam sangkar meteorologi. Prinsip kerja thermometer ini, yaitu jika suhu udara naik, maka air raksa dalam bola akan memuai mendorong cairan air raksa keluar melalui pipa yang menyempit, suhu udara terus naik sampai mencapai nilai maksimum. Jika suhu udara turun, cairan air raksa dalam bola akan menyusut sehingga alur air raksa dalam pipa kapiler terputus, namun ujung air raksa tetap menunjukkan nilai skala yang maksimum. Waktu pengamatan : dilakukan pada jam 18.00. Setelah dilakukan pengamatan/ pembacaan, posisi air raksa harus dikembalikan ke posisi suhu pada waktu itu dengan cara diayun sedikit hentakan sebanyak tiga kali.

Thermometer Minimum Berfungsi untuk mengukur suhu terendah/ minimum pada suatu periode pengamatan. Cairan yang digunakan pada thermometer ini adalah alkohol. Pada pipa kapiler berisikan indeks (batang kaca kecil). Thermometer ini dipasang secara horizontal didalam sangkar meteorogi. Prinsip kerja thermometer ini, yaitu jika suhu turun, alkohol akan menyusut dan permukaan alkohol akan menarik indeks ke arah skala lebih kecil, sebaliknya jika suhu naik, permukaan alkohol akan naik sedangkan indeks tetap tertinggal menunjukkan skala yang terendah yang dicapai suhu udara. Waktu pengamatan : dilakukan pada jam 14.00.

Gambar. Thermometer Maksimum dan Minimum pada Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Sanglah Denpasar.BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu :

a. Instrumen yang digunakan untuk pengamatan meteorologi dan klimatologi pada Taman Alat Meteorologi di Stasiun Geofisika Kelas II (dua) Sanglah Denpasar antara lain Taman Alat Meteorologi Penakar Hujan (Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann), Campbell Stokes, Wind Vane Anemometer, Cup Counter Anemometer, Open Pan Evaporimeter, Sangkar Meteorologi, Psychrometer Standard, Thermometer Maksimum dan Minimum.DAFTAR PUSTAKAAnonim1. 2013. Alat BMKG Klimatologi Laut. Terdapat pada http://sugandikel.wordpress.com/2013/04/25/alat-bmkg-dalam-klimatologi-laut/ (Diakses pada tanggal 1 Februari 2014 ).

Anonim1. 2013. Pengenalan Alat Klimatologi. Terdapat pada http://triamegumi.blogspot.com/2013/10/laporan-pengenalan-alat-klimatologi.html (Diakses pada tanggal 1 Februari 2014 ).

Nababan. 2013. Alat Ukur Suhu. Terdapat pada http://marisanababan.blogspot.com/2012/06/alat-ukur-suhu-klimatologi.html (Diakses pada tanggal 1 Februari 2014 ).

19