Pengembangan Agribisnis Rumput Laut

1
SUARA NTB Halaman 3 SUARA NTB Jumat, 11 Februari 2011 Sepuluh Kawasan Seribu Peluang Pengembangan Agribisnis Rumput Laut Satu juta ton rumput laut kering menjadi target pencapaian pengembangan agrobisnis rumput laut NTB hingga 2013. Sepuluh kawasan dipacu pertumbu- hannya. Lima miliar dana dikucurkan pemrintah NTB. 50 miliar dukungan dari perbankan disiapkan. Sekitar 15 ribu rumah tangga pembudidaya (RTP) rumput laut terlibat didalamnya. Ratusan botol kemasan mi- numan mengapung di perairan Teluk Gerupuk, sebuah teluk tenang dengan air laut bersih yang terletak sekitar 7 kilome- ter dari pantai Kuta Lombok Tengah. Sampah? Tentu saja bukan. Ratusan botol kemasan tadi menjadi pelampung bagi ribuan rumput laut yang tengah tumbuh dan siap untuk di panen. Rumput-rumput laut itu di- kaitkan pada tali-tali plastik yang dibariskan dalam 25 lajur berjarak masing-masing dua meter. Dalam setiap tali terda- pat 250 titik tumbuh. Sistem ini disebut dengan long line. Satu unit long line berukuran 50x50 meter, terdapat kurang lebih 6.250 titik tumbuh yang setara 625 kilogram bibit rumput laut. Teluk Gerupuk merupakan satu dari 10 kawasan pengem- bangan agrobisnis rumput laut NTB. Dalam bahasa tehnisnya kawasan itu disebut minapoli- tan rumput laut. 10 kawasan minapolitan tersebar dari Pen- gantap di Lombok Barat hingga ke Waworada Bima dengan to- tal arael mencakup 12,2 ribu hektar. Sementara yang baru terpakai sampai 2010 sekitar 4,7 ribu hektar. Potensi produk- si yang tersimpan mencapai 857,3 ribu ton. “Potensi kita masih sangat besar. Rumput laut sangat me- mungkinkan untuk menjadi sandaran hidup yang layak. Pe- merintah mesti terus harus membantu, Terutama men- yangkut harga dan pasar,” ujar Abdul Wahid (40), petani rum- put laut di Teluk Serewe, Lom- bok Timur, salah satu lokasi minapolitan rumput laut NTB. Pemerintah NTB juga men- yadari besarnya potensi itu. Bu- kan tanpa alasan rumput laut ditetapkan sebagai komoditas unggulan daerah bersama sapi dan jagung. Percepatan penge- mbangan agribisnis rumput laut dirancang secara kompre- hensif dari hulu ke hilir. Dukun- gan dari pemerintah pusat dari tahun ke tahun makin kian tera- sa. NTB telah ditetapkan se- bagai pusat pengembangan rumput laut nasional ( National Seaweed Center). Dukungan perbankan lebih- lebih lagi. Dana perbankan yang disuntikkan untuk pengemban- gan agrobisnis rumput laut mengalami lonjakan tajam. Pada 2009 baru sebesar 360 juta. Pada 2010 melonjak 4,7 miliar dan pada 2011 diproyek- sikan 25 miliar. “Sektor perbankan memberi- kan sinyal positif atas upaya kita mengembangkan 10 ka- wasan minapolitan rumput laut di NTB,” terang Ir. Muhammad Ali Syahdan, Kepala Dinas Ke- lautan dan Perikanan NTB. Khusus di 10 kawasan mina- politan, pemerintah NTB meny- iapkan dana stimulus sebesar lima miliar. Setiap minapolitan mendapatkan 500 juta. Pihak perbankan sendiri memberikan komitmen kredit puluhan miliar. Mereka juga aktif memberi- kan edukasi dan penguatan kelembagaan kepada kelompok pembudidaya agar siap me- manfaatkan aksse kredit yang disiapkan. Ali Syahdan memaparkan saat ini dinas Kelautan dan Peri- kanan bersama pemerintah kabupaten tempat dimana mi- napolitan berada, sedang terus berkoordinasi menyatukan visi dan mempersiapkan detil tek- nis agar program pengemban- gan minapolitan rumput laut berjalan sesuai skenario. “tahun 2011 kita melakukan percepatan dukungan mereal- isasikan kawasan minapolitan rumput laut di NTB. Kita yakin produksi rumput laut kita akan meningkat dua kali lipat seir- ing meningkatnya kesejah- teraan para pembudidaya,” pa- par Ali Syahdan. Untuk itu Dinas Kelautan dan Perikanan merumuskan 7 langkah strategis pada 2011. 1) Mengoptimalkan jumlah sa- rana budidaya. 2)Meningkat- kan wirausaha baru dari 630 orang menjadi 700 orang mela- lui program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan atau PUMP. 3)Meningkatkan jum- lah pembudidaya pemula. 4) Meningkatkan mutu bibit melalui pengembangan kebun bibit dan pertukaran bibit. 5) Meningkatkan jumlah swami- tra mina menjadi 5 unit. 6) Efisiensi biaya produksi untuk meningkatan pendapatan pembudidaya. 7) Membangun tujuh unit pengolahan SRC. Tak kurang 15 ribu rumah tangga pembudidaya rumput laut terlibat dalam pengemban- gan 10 kawasan minapolitan. Daya serap tenaga kerjanya mencapai 56 ribu orang. Pada 2010 dari 10 kawasan minapol- itan dihasilkan 221 ribu ton rumput laut kering. Pada 2011 ditargetkan dari 10 kawasan minapolitan bisa men- jadi tumpuan terbesar memenu- hi target produksi 500 ribu ton yang dipatok untuk seluruh NTB. Pada 10 kawasan minapolitan tersebut, para pembudidaya rum- put laut bergabung dalam beber- apa kelompok. Ada pula koperasi berbadan hukum yang mendap- atkan pendampingan teknis, pen- guatan kapasitas dan dukungan manajemen keuangan dan penerapan teknologi tepat guna. Kawasan minapolitan diran- cang sebagai satu kawasan ter- integrasi di mana komoditas rumput laut dikelola dari mulai tanam, pemeliharaan, panen, pemasaran hingga pengolahan pasca panen. 10 kawasan seribu peluang. Boleh jadi itu ungkapan yang tepat untuk mengambarkan mi- napolitan rumput laut NTB. Peluang tentu saja tidak datang dari langit ketujuh. Ia harus dirancang dengan desain kebi- jakan yang jelas berpihak pada rakyat, diikhtarkan dengan ker- ja keras, kesungguhan, komit- men dan kebersamaan. NTB punya 1.500 hentang bentangan laut bersih yang potensial untuk rumput laut. Menjadi miris rasanya jika potensi itu terbuang sia-sia. D ua bis ukuran sedang yang membawa para pelancong dari bandung tampak parkir di sebuah pelataran pusat jajanan di jantung kota Mataram. Sekitar 50 orang pelancong, tua muda, remaja dan or- angtua, sibuk berbelanja buah tangan. Dodol Dulu, Solar Kemudian Dodol rumput laut salah satunya yang cukup mengundang minat. Memang sudah lama dodol rumput laut jadi buah tangan para pelancong. Industri pengo- lahan dodol rumput laut cukup banyak menyerap tenaga kerja. CV. Phoenix Mas jadi produsen terkemuka dodol rumput laut NTB. Produknya bukan hanya dipasarkan di tataran lokal NTB atau daerah lainnya, tetapi juga dikirim hingga Taiwan, Cina, Hongkong bahkan Denmark. Produknya tidak terbatas do- dol, tetapi juga manisan, jus dan jelly. “NTB punya potensi rumput laut yang besar untuk diolah menjadi beragam industri olah- an. Tinggal kita mau serius atau tidak mengarapnya,” Tjahya Set- iawan pemilik CV. Phoenix Mas. Rumput laut bukan sekadar dodol. Seorang dosen dari ITB, Dr. Rar Net Marselina membukti- kan rumput laut bisa menjadi ba- han medis pengobatan kanker. Senyawa aktif dalam rumput laut mampu mencegah perkemban- gan aktif sel kanker payudara. Seorang peneliti lainnya, Prof I Nyoman Kabinawa dari LIPI men- emukan ganggang rumput laut sebagai bahan baku biodisel yang menguntungkan. Rumput laut se- bagai biodiesel dinilai lebih ko- mpetitif dibandingkan komoditas lainnya. Dimana satu hektar lah- an rumput laut dapat menghasil- kan 58 ribu liter atau sekitar 30 persen minyak pertahun. Budidaya rumput laut di NTB, berbeda dengan kebanyakan daerah lainnya, merupakan budi- daya sepanjang tahun. Hal ini bisa terjadi karena kondisi laut di wilayah pesisir NTB yang jernih. Fakta ini sangat menguntungkan bagi pengembangan industri olahan berbasis rumput laut. Fakta alam yang mengun- tungkan tersebut bisa sama sekali tak berarti jika arah ke- bijakan pengembangan rum- put laut tidak terarah kepada ikhtiar meningkatkan nilai tambah rumput laut. Syuku- rlah pemerintah daerah tak salah arah dan tahu persis masa depan pengembangan rumput laut NTB ada pada in- dustri pengolahan. Kita sungguh-sunguh ber- harap, kelak dalam waktu yang tak lama lagi, rumput laut NTB tidak hanya kondang karena dodolnya, tetapi bisa juga men- jadi sumber bahan biofuel (so- lar) bahkan obat kanker. Ali Syahdan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB Sektor perbankan memberikan sinyal positif atas upaya kita mengembangkan 10 kawasan minapolitan rumput laut. Tahun 2011 kita melakukan percepatan dukungan merealisasikan kawasan minapolitan rumput laut di NTB. Industri olahan berbahan dasar rumput bisa ribuan jumlahnya. Dari industri makanan, obat- obatan, kertas, kosmetika, hingga biofuel bahan alternatif. Potensi besar ini belum lagi tergarap dengan baik di NTB. Rumput laut NTB “baru sebatas” menjadi panganan. Peluang terbuka lebar, bagai- mana menjadikannya nyata?

description

Bisnis Rumput Laut di NTB

Transcript of Pengembangan Agribisnis Rumput Laut

Page 1: Pengembangan Agribisnis Rumput Laut

SUARA NTB Halaman 3SUARA NTB Jumat, 11 Februari 2011

Sepuluh Kawasan Seribu PeluangPengembangan Agribisnis Rumput Laut

Satu juta ton rumput laut kering menjadi target pencapaian pengembanganagrobisnis rumput laut NTB hingga 2013. Sepuluh kawasan dipacu pertumbu-hannya. Lima miliar dana dikucurkan pemrintah NTB. 50 miliar dukungandari perbankan disiapkan. Sekitar 15 ribu rumah tangga pembudidaya (RTP)rumput laut terlibat didalamnya.

Ratusan botol kemasan mi-numan mengapung di perairanTeluk Gerupuk, sebuah teluktenang dengan air laut bersihyang terletak sekitar 7 kilome-ter dari pantai Kuta LombokTengah. Sampah? Tentu sajabukan. Ratusan botol kemasantadi menjadi pelampung bagiribuan rumput laut yang tengahtumbuh dan siap untuk di panen.

Rumput-rumput laut itu di-kaitkan pada tali-tali plastikyang dibariskan dalam 25 lajurberjarak masing-masing duameter. Dalam setiap tali terda-pat 250 titik tumbuh. Sistem inidisebut dengan long line. Satuunit long line berukuran 50x50meter, terdapat kurang lebih6.250 titik tumbuh yang setara625 kilogram bibit rumput laut.

Teluk Gerupuk merupakansatu dari 10 kawasan pengem-bangan agrobisnis rumput lautNTB. Dalam bahasa tehnisnyakawasan itu disebut minapoli-

tan rumput laut. 10 kawasanminapolitan tersebar dari Pen-gantap di Lombok Barat hinggake Waworada Bima dengan to-tal arael mencakup 12,2 ribuhektar. Sementara yang baruterpakai sampai 2010 sekitar4,7 ribu hektar. Potensi produk-si yang tersimpan mencapai857,3 ribu ton.

“Potensi kita masih sangatbesar. Rumput laut sangat me-mungkinkan untuk menjadisandaran hidup yang layak. Pe-merintah mesti terus harusmembantu, Terutama men-yangkut harga dan pasar,” ujarAbdul Wahid (40), petani rum-put laut di Teluk Serewe, Lom-bok Timur, salah satu lokasiminapolitan rumput laut NTB.

Pemerintah NTB juga men-yadari besarnya potensi itu. Bu-kan tanpa alasan rumput lautditetapkan sebagai komoditasunggulan daerah bersama sapidan jagung. Percepatan penge-

mbangan agribisnis rumputlaut dirancang secara kompre-hensif dari hulu ke hilir. Dukun-gan dari pemerintah pusat daritahun ke tahun makin kian tera-sa. NTB telah ditetapkan se-bagai pusat pengembanganrumput laut nasional (NationalSeaweed Center).

Dukungan perbankan lebih-lebih lagi. Dana perbankan yangdisuntikkan untuk pengemban-gan agrobisnis rumput lautmengalami lonjakan tajam.Pada 2009 baru sebesar 360juta. Pada 2010 melonjak 4,7miliar dan pada 2011 diproyek-sikan 25 miliar.

“Sektor perbankan memberi-kan sinyal positif atas upayakita mengembangkan 10 ka-wasan minapolitan rumput lautdi NTB,” terang Ir. MuhammadAli Syahdan, Kepala Dinas Ke-lautan dan Perikanan NTB.

Khusus di 10 kawasan mina-politan, pemerintah NTB meny-

iapkan dana stimulus sebesarlima miliar. Setiap minapolitanmendapatkan 500 juta. Pihakperbankan sendiri memberikankomitmen kredit puluhan miliar.

Mereka juga aktif memberi-kan edukasi dan penguatankelembagaan kepada kelompokpembudidaya agar siap me-manfaatkan aksse kredit yangdisiapkan.

Ali Syahdan memaparkansaat ini dinas Kelautan dan Peri-kanan bersama pemerintahkabupaten tempat dimana mi-napolitan berada, sedang terusberkoordinasi menyatukan visidan mempersiapkan detil tek-nis agar program pengemban-gan minapolitan rumput lautberjalan sesuai skenario.

“tahun 2011 kita melakukanpercepatan dukungan mereal-isasikan kawasan minapolitan

rumput laut di NTB. Kita yakinproduksi rumput laut kita akanmeningkat dua kali lipat seir-ing meningkatnya kesejah-teraan para pembudidaya,” pa-par Ali Syahdan.

Untuk itu Dinas Kelautandan Perikanan merumuskan 7langkah strategis pada 2011.1) Mengoptimalkan jumlah sa-rana budidaya. 2)Meningkat-kan wirausaha baru dari 630orang menjadi 700 orang mela-lui program PengembanganUsaha Mina Pedesaan atauPUMP. 3)Meningkatkan jum-lah pembudidaya pemula. 4)Meningkatkan mutu bibitmelalui pengembangan kebunbibit dan pertukaran bibit. 5)Meningkatkan jumlah swami-tra mina menjadi 5 unit. 6)Efisiensi biaya produksi untukmeningkatan pendapatan

pembudidaya. 7) Membanguntujuh unit pengolahan SRC.

Tak kurang 15 ribu rumahtangga pembudidaya rumputlaut terlibat dalam pengemban-gan 10 kawasan minapolitan.Daya serap tenaga kerjanyamencapai 56 ribu orang. Pada2010 dari 10 kawasan minapol-itan dihasilkan 221 ribu tonrumput laut kering.

Pada 2011 ditargetkan dari 10kawasan minapolitan bisa men-jadi tumpuan terbesar memenu-hi target produksi 500 ribu tonyang dipatok untuk seluruh NTB.

Pada 10 kawasan minapolitantersebut, para pembudidaya rum-put laut bergabung dalam beber-apa kelompok. Ada pula koperasiberbadan hukum yang mendap-atkan pendampingan teknis, pen-guatan kapasitas dan dukunganmanajemen keuangan dan

penerapan teknologi tepat guna.Kawasan minapolitan diran-

cang sebagai satu kawasan ter-integrasi di mana komoditasrumput laut dikelola dari mulaitanam, pemeliharaan, panen,pemasaran hingga pengolahanpasca panen.

10 kawasan seribu peluang.Boleh jadi itu ungkapan yangtepat untuk mengambarkan mi-napolitan rumput laut NTB.Peluang tentu saja tidak datangdari langit ketujuh. Ia harusdirancang dengan desain kebi-jakan yang jelas berpihak padarakyat, diikhtarkan dengan ker-ja keras, kesungguhan, komit-men dan kebersamaan.

NTB punya 1.500 hentangbentangan laut bersih yangpotensial untuk rumput laut.Menjadi miris rasanya jikapotensi itu terbuang sia-sia.

Dua bis ukuran sedang yangmembawa para pelancongdari bandung tampak parkir

di sebuah pelataran pusat jajanan dijantung kota Mataram. Sekitar 50 orangpelancong, tua muda, remaja dan or-angtua, sibuk berbelanja buah tangan.

Dodol Dulu, Solar KemudianDodol rumput laut salah satunyayang cukup mengundang minat.

Memang sudah lama dodolrumput laut jadi buah tanganpara pelancong. Industri pengo-lahan dodol rumput laut cukupbanyak menyerap tenaga kerja.CV. Phoenix Mas jadi produsenterkemuka dodol rumput lautNTB. Produknya bukan hanyadipasarkan di tataran lokal NTBatau daerah lainnya, tetapi jugadikirim hingga Taiwan, Cina,Hongkong bahkan Denmark.

Produknya tidak terbatas do-dol, tetapi juga manisan, jus danjelly. “NTB punya potensi rumputlaut yang besar untuk diolahmenjadi beragam industri olah-an. Tinggal kita mau serius atautidak mengarapnya,” Tjahya Set-iawan pemilik CV. Phoenix Mas.

Rumput laut bukan sekadar

dodol. Seorang dosen dari ITB,Dr. Rar Net Marselina membukti-kan rumput laut bisa menjadi ba-han medis pengobatan kanker.Senyawa aktif dalam rumput lautmampu mencegah perkemban-gan aktif sel kanker payudara.

Seorang peneliti lainnya, Prof INyoman Kabinawa dari LIPI men-emukan ganggang rumput lautsebagai bahan baku biodisel yangmenguntungkan. Rumput laut se-bagai biodiesel dinilai lebih ko-mpetitif dibandingkan komoditaslainnya. Dimana satu hektar lah-an rumput laut dapat menghasil-kan 58 ribu liter atau sekitar 30persen minyak pertahun.

Budidaya rumput laut di NTB,berbeda dengan kebanyakandaerah lainnya, merupakan budi-daya sepanjang tahun. Hal ini bisaterjadi karena kondisi laut di wilayah

pesisir NTB yang jernih. Faktaini sangat menguntungkanbagi pengembangan industriolahan berbasis rumput laut.

Fakta alam yang mengun-tungkan tersebut bisa samasekali tak berarti jika arah ke-bijakan pengembangan rum-put laut tidak terarah kepadaikhtiar meningkatkan nilaitambah rumput laut. Syuku-rlah pemerintah daerah taksalah arah dan tahu persismasa depan pengembanganrumput laut NTB ada pada in-dustri pengolahan.

Kita sungguh-sunguh ber-harap, kelak dalam waktu yangtak lama lagi, rumput laut NTBtidak hanya kondang karenadodolnya, tetapi bisa juga men-jadi sumber bahan biofuel (so-lar) bahkan obat kanker.

Ali Syahdan,Kepala Dinas Kelautan

dan Perikanan NTB

”Sektor perbankan memberikansinyal positif atas upaya kitamengembangkan 10 kawasan

minapolitan rumput laut.Tahun 2011 kita melakukan

percepatan dukunganmerealisasikan kawasan

minapolitan rumput laut di NTB.

Industri olahan berbahan dasarrumput bisa ribuan jumlahnya.

Dari industri makanan, obat-obatan, kertas, kosmetika,

hingga biofuel bahan alternatif.Potensi besar ini belum lagi

tergarap dengan baik di NTB.Rumput laut NTB “baru

sebatas” menjadi panganan.Peluang terbuka lebar, bagai-mana menjadikannya nyata?