Rth Velodrome

10
R U A N G T E R B U K A O N T H E L - O N T H E L

description

its about "greening" on going-abandoned track cycling, velodrome

Transcript of Rth Velodrome

Page 1: Rth Velodrome

R U A N G T E R B U K A O N T H E L - O N T H E L

Page 2: Rth Velodrome

1. Latar Belakang Pemilihan Tapak

Velodrom Kota Malang merupakan salah satu aset olah raga pemerintah kota Malang.

Namun karena kekurang populerannya ataupun jarang adanya kegiatan menyebabkan velodrom

ini hanya digunakan pada saat-saat tetentu saja, dan selebihnya hanya menjadi onggokan

gedung yang dikelilingi oleh banyak lahan terbuka hijau dan tidak terawat dengan baik.

Oleh karena « tersepelekannya » area yang digadang-gadang menjadi salah satu pusat

hijau dan juga sport ini maka dibutuhkan adanya pemasukan aktivitas manusia disana agar

secara kawasan, ekonomi, sosial, area ini dapat lebih hidup dan menjadi sebuah RTH yang

produktif. Produktifitas dimulai dengan memasukkan aktivitas yang dapat dinikmati oleh

masyarakat luas melalui jaring –jaring shelter pernaungan hingga kerjasama dengan komunitas

sepeda onthel di kota Malang (bila ada) sehingga didapatkan sebuah RTH yang dapat digunakan

sebagai tempat tempat berkumpulnya berbagai elemen masyarakat yang dipersatukan oleh

sepeda onthel mereka ataupun paling tidak mereka dapat berjalan-jalan dibawah naungan

pepohonan sambil merasakan sejuknya oase kota, melihat kehijau royoan yang tidak banyak lagi,

mendengarkan suara gemirisik dedaunan yang saling menyapa dan mencium aroma tanah dan

dedaunan yang khas.

2. Gambaran Umum Tapak

Page 3: Rth Velodrome

Kondisi Eksisting

Lokasi :

Jalan Jongge,

Sawojajar 1,

Velodrome Malang.

Batas Batas :

U, Pemukiman

S, Jl.Danau Jongge

B, Sekolah/Universitas

T, Terminal & Pasar

Luas Terpilih :

4950 m2 (blok kuning)

Pedagang Dadakan KiosPedagangBuku SalahSatuPengguna

Dibawah Pepohonan MenjelangSore @BMXArena

Page 4: Rth Velodrome

3. Identifikasi Potensi dan Masalah pada Tapak

P o t e n s i

1. Merupakan Lahan Terbuka Hijau yang masih asri

Kota Malang dikenal dengan kota bunga hal tersebut terlihat dari banyaknya boulevard

dan juga bebarapa taman seperti pada alun-alun tugu, ataupun ............. Meskipun taman-taman

dan boulevard yang membentang tersebut ikut andil dalam menghijaukan dan menyegarkan

kota Malang namun akan lebih baik lagi adanya hutan-hutan kota seperti hutan malabar. Dan di

daerah Madyopuro inipun dapat kita jumpai area terbuka hijau dengan puluhan pohon yang

mengitari velodrom. Selain sebagai paru-paru kota fungsi seperti sangat berpotensi untuk

menaungi aktivitas manusia yang sekarang tidak banyak lagi ditemui di kota-kota besar.

2. Merupakan area ISSI dimana mempermudah untuk menaungi sebuah komunitas sepeda

ISSI merupakan Ikatan Ikatan Sport Sepeda Indonesia yang merupakan sebuah organisasi

yang menaungi pembalap sepeda. ISSI dapat berperan pula sebagai sebuah organisasi yang

menaungi penghobi sepeda. Dengan adanyanya sebuah organisasi yang menaungi penggiat

sepeda akan lebih mudah pula menciptakan iklim yang aman serta nyaman bagi para penghobi

sepeda.

3. Terletak ditengah2 area2 yang memiliki tingkat aktivitas yang tinggi (pendidikan (STIBA, SMKN

6 Malang), perkantoran (Dinas Pertanahan, PDAM), pasar, sub terminal angkot)

Letaknya berada ditengah-tengah fungsi dengan banyak aktivitas yang padat dan jumlah

individu yang banyak. Dengan demikian seharusnya velodrom ini dapat digunakan sebagai area

bersatunya fungsi-fungsi disekitarnya, dimana orang dapat beristirahat, bersantai dan

berinteraksi disana. Sehingga area velodrom ini dapat digunakan sebagai sebuah pemersatu area

dan individunya, membuat orang-orang dapat berkumpul disana menyaksikan atraksi-atraksi

speda ataun hanya sekedar bersantai dan berjalan-jalan.

4. Prospek pengembangan sebagai salah satu pusat kawasan olah raga oleh pemerintah

Menurut sumber yang kami dapatkan, untuk pengembangan selanjutnya velodrom ini

agan droyeksikan sebagai salah satu pusat olah raga sepeda, selain itu adanya pengembangan

taman anggrek dan pusat buku juga menjadi point-point yang menarik untuk kedepannya.

Page 5: Rth Velodrome

Dengan adanya rencana pengembangan oleh pemerintah ini membuat kami ingin sedikit andil

dengan memberikan sedikit konsep kami yang tentunya selaras dengan pengembangan tersebut.

Sehingga terbentuk sebuah keselaran antara pengembangan pemerintah dengan konsep-konsep

kami.

6. Velodrom sebagai pusat olahraga balap sepeda di malang

Velodrom merupakan sebuah aset bagi olah raga balap sepeda,dimana belum semua

kota memilikinya. Dengan demikian pemusatan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan

sepeda onthel seharusnya mudah untuk dikelola. Meskipun dibangun sebagai wadah arena balap

sepeda namun tidak seharusnya dipungkiri akan dapat menarik kegiatan-kegiatan sepeda

lainnya. Yang sudah terlihat sejauh ini adalah adanya arena untuk bermain sepeda

gunung/sepeda trail disana. Dan tidak seharusnya dipungkiri akan munculnya

M a s a l a h

1. Adanya kesenjangan aktivitas ketika siang dan malam

Kesenjangan ini dikarenakan ketika malam hari dan tidak ada event, pengunjung yang

datang kesana hanyalah beberapa anak muda yang menikmati kopi sambil berbincang-bincang.

Hal tersebut jauh berbeda dibandingkan siang ataupun sore hari ketika banyak anak bersepada

pada gundukangundukan yang memang sengaja didesain bagi mereka. Meskipun pada siangnya

juga tidak sampai penuh sesak namun ketika dirasakan maka malam hari akan terasa lebih

mencekam, hal terebut ditunjang dengan minimnya penerangan yang ada disana

2. Terlihat kurang mendapat perawatan lebih dari pemerintah

Menilik program pemerintah kedepan pada area ini seharusnya velodrom dapat

berbicara banyak sebagai ikon kawasan maupun kota. Namun yang ada saat ini malah kotor,

meskipun kami tidak menyangkal bahwa daun-daun yang berbuguran di tanah memiliki nilai

estetik dan suasana yang bagus. Namun tidak semua orang merasa hal tersebut bagus. Selain itu

kesan terbengkalai juga mewarnai suasana velodrom ini. Arena velodrom pada bagian-bagian

tertentu pun juga terlihat kumuh seperti gudang dari toko-toko yang ada disana.

3. Infrastruktur dan fasilitas yang kurang memadai

Page 6: Rth Velodrome

Jalan dan lampu serta tempat sampah menjadi poin penting yang sangat perlu untuk

diperhatikan. Keadaan jalan yang bergelombang akibat retakan akar-akar pohon merupakan hal

yang menyesakkan, perlu adanya penerapan sebuah sistem dimana arah tumbuh akar pohon

tidak merusak jalan yang ada. Selanjutnya adalah lampu, pada area velodrom telah disediakan

beberapa lampu penerangan namun yang terjadi adalah posisi lampu berada di atas daun-daun

pohon yang ada jadi dapat cahaya yang menerangi pun tidak lagi dapat maksimal dan tertutupi

oleh oleh pepohonan tersebut. Selain itu jumlah yang ada tidak banyak dan pada area tertentu

saja yang memiliki penerangan cukup memadai. Tempat sampat seharusnya menjadi sebuah

item yang penting sebagai dasar mewujudkan kawasan yang bersih, dan sejauh yang kami lihat

kami tidak banyak menemukan benda tersebut. Tempat sampah ini juga penting untuk

menumbhkan kesadaran para pengguna yang ada disana untuk menjaga kebersihan

kawasannya.

4. Bukan merupakan taman kota namun lebih ke hutan kota

Fungsinya memang sebagai sebuah arena balap sepeda, namun kesan yang kami tangkap

bahwa area ini bukan hanya sebagaai arena namun seharusnya juga taman kota dimana ada

aktivitas manusia didalamnya, selainitu taman kota juga identik dengan ruang hijau yang ada di

sebuah kota. Namun setelah beberapa saat berada disana kesan itu memudar dan merubah

paradigma kami bahwa ini adalah sebuah hutan kota yang ditengah-tengahnya ada sebuah arena

balap sepeda. Mengapa demikian karena suasana yang terjadi memang selayaknya sebuah hutan

kota yang rindang, tenang, berantakan dll sehingga terlihat seperti menghambat aktivitas yang

ada disana. Keinginan kami juga tidak lain memadukan suasana hutan kota ini menjadi sebuah

taman kota yang layak dan membuat manusia tidak merasa sungkan atau takut untuk

beraktifitas disana.

5. Kurang hidup dikarenakan minimnya aktivitas yang ada disana.

6. Adanya fungsi yang spesifik sebagai sebuah velodrom membuat masyarakat enggan

mengunjunginya

Selain sebagai sebuah point of interest, velodrom sendiri membuat orang merasa tidak

nyaman untuk memasukinya. Fungsi yang spesifik ini membuat orang yang tidak mempunyai

kepentingan merasa aneh untuk memasukinya. Hal tersebut ditambah dengan visual bangunan

Page 7: Rth Velodrome

yang pada sisi tertentu terlihat kumuh, sehingga orang akan semakin enggan untuk berada

disana.

4. Bentuk Pelibatan Aktor (Participatory Planning)

Keterlibatan masyarakat sekitar menjadi sangat penting, karena nantinya merekalah yang

akan menikmati. Dalam program penataan ruang kreatif hijau diharapkan ada sinergi yang

kondusif antara aktor aktor yang terkait, pemerintah maupun swasta. komunitas sepeda onthel

sebagai aktor utama yang akan diwadahi lebih dan menjadi promoter terciptanya atmosfer gaya

hidup ramah badan-ramah lingkungan. Selain itu, dibutuhkan keterlibatan aktor akademisi yang

menjadi tulang punggung penggerak, agen katalisator yang merangkul nilai – nilai edukasi,

masyarakat sekitar sebagai pengguna , selain untuk meningkatkan dan swasta (lembaga –

lembaga sosial) yang menjadi penggandeng, aktor mitra serta yang tidak kalah penting adalah

peran pemerintah. Actor – actor yang terlibat Mahasiswa dan Siswa, Pedagang Buku, Masyarakat

Sekitar, Komunitas sepeda ISSI. Hal ini dilakunan dengan metode Pengembangan Kapasitas (

Capacity Building )

o Mengembangkan berbagai metode alternatif dan teknik – teknik partisipasi yang dilakukan

dengan cara mewadahi ruang, sebagai ruang aktif, yang terintegrasi dengan baik, pelibatan

aktor akademisi sebagai agen of change yang kreatif melalui aksi – aksi kesehatan dan go

gren berbasis masyarakat bekerjasama dengan pedagang buku (akademisi-pedagang buku)

o Menyediakan skilled facilitator untuk memfasilitasi proses partisipasi. Bagaimana pun

velodrome adalah rumah singgah bagi pecinta sepeda, maka fasilitator dilakukan atas

kerjasama dengan ISSI, melalui komunitas sepeda mampu menjadi informan, agen

persuasi, mengajak generasi muda dan warga sekitar cinta sepeda dalam arti yang luas.

o Berlanjut dengan membangun system informasi dan komunikasi berbagai komunitas

( community based development) sehingga dalam beberapa waktu kedepan kawasan ini

mampu mengakomodir komunitas sepeda lain, semisal skateboard, sepatu roda, dll.

o Untuk mendukung keberlanjutan, actor – actor yang terlibat perlu melakukan hubungan

membangun partisipasi yang kondusif dengan didampingi oleh lembaga ataupun

pemerintah setempat.

Page 8: Rth Velodrome

5. Dampak Pengembangan Tapak terhadap Masyarakat

“Hidup kembali”, hidup dalam mungkin menjadi dampak paling besar yang akan

didapatkan oleh masyarakat. Berbagai aktor yang terlibat dan ikut dalam pembangunan ataupun

sumbangsi ide – ide dalam penataan kawasan velodrom akan turut mendapatkan manfaat yang

besar. Masyarakat sekitar dapat memanfaatkan ….

pedagang buku yang mungkin akan ….siswa dan mahasiswa yang juga dapat menggunakannya

sebagai wadah berekspresi…

Penigkatan nilai ekonomi.

6. Dampak Pengembangan Tapak terhadap Lingkungan

Impementasi desain diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang muncul terkait

dengan kesan lingkungan yang nampak tak terawat dan pasif (meski ada beberapa aktifitas

cukup memberikan warna, komunitas BMX), yang telah dipaparkan pada masalah tapak, dan

membangkitkan potensi – potensi kawasan, mengakomodasi maskarakat sekitar, pedagang

buku, siswa dan mahasiswa sehingga mampu menjadi wadah interaksi sosial yang aktif dan

kreatif. Menjadi pendorong masyarakat untuk lebih mencintai pola hidup sehat dan kecintaan

terhadap lingkungan secara bertahap ditumbuhkan, melalui atau diawali dengan komunitas

sepeda velodrome dan siswa/mahasiswa sekitar. Dalam jangka panjang kawasan ini akan

menjadi wahana sepeda onthel popular. Kegiatan maupun event – event bernafaskan kesehatan

dan go green akan mewarnai setiap waktu.

7. Rencana Pengembangan Tapak (illustrasi)

Page 9: Rth Velodrome

8. Jadwal Rencana Aksi

No Tanggal Kegiatan

1 28 Feb 2013

s/d 5 Mar 2013

Persiapan dan Sosialisasi

Pada tahap ini dilakukan pengenalan program berupa konsep

secara menyeluruh dan runtut, desain dengan tambahan

masukan dari partisipan mungkin saja ada beberapa perubahan

tetapi tetap dalam koridor. Dilanjutkan dengan pembentukan

rencana kerja , meliputi penetapan koordinator kerja, material

supply, teknis pengerjaan hingga konsumsi selama implementasi

desain.

2 6 Mar 2013

s/d 30 Mar 2013

Implementasi Desain

Dilakukan oleh partisipan baik siswa, mahasiswa dan masyarakat

sekitar serta pedagang (pedagang buku) yang tengah bersedia

dengan didampingi oleh koordinator.

3 31 Maret 2013

Penutupan

Penyerahan kepada masyarakat sekaligus peresmian oleh yang

berwenang, ketua RT dan Perwakilan Dinas PU setempat diikuti

oleh semua partisipan.

4 31 Maret 2013

s/d 4 April 2013

Acara Penggiat

Beberapa acara berupa event, (jenis dan waktu di sesuai dan

koordinasikan) . Siswa dan Mahasiswa sekitar dapat ikut andil

mengadakan acara dan mulai mengisi madding pun pedagang

buku bisa memajang cover atau resensi buku yang mungkin

direkomendasikan pada panel - panel shelter. Komunitas BMX

dan ISSI (Ikatan Sport Sepeda Indonesia) dapat juga meramaikan.

9. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Page 10: Rth Velodrome