LAPORAN PENDAHULUAN RTH

29
LAPORAN PENDAHULUAN KEGIATAN PENGAMBILAN DATA KONDISI SEBENARNYA RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA PRABUMULIH TAHUN 2010

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN RTH

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

LAPORAN PENDAHULUAN

KEGIATAN PENGAMBILAN DATA KONDISI SEBENARNYA RUANG TERBUKA HIJAU

DI KOTA PRABUMULIHTAHUN 2010

DINAS PERTAMBANGAN, ENERGI, DAN LINGKUNGAN HIDUP

KOTA PRABUMULIH

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin

Segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah

memberikan rahmat dan hidayahNya kepada tim pelaksana kegiatan, sehingga dapat

menyelesaikan laporan pendahuluan kegiatan “Pengambilan Data Kondisi Sebenarnya

RTH di Kota Prabumulih Tahun 2010 dengan baik.

Laporan pendahuluan ini dibuat dalam rangka syarat kegiatan di Dinas

Pertambangan, Energi, dan Lingkungan Hidup Kota Prabumulih. Selain itu pula,

laporan pendahuluan ini diharapkan juga dapat menjadi acuan dan referensi tambahan

dalam penataan ruang terbuka hijau di Kota Prabumulih, terlebih lagi menunjang

program adipura.

Pada kesempatan ini, tim pelaksana kegiatan juga ingin menyampaikan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran proses kegiatan tersebut.

Besar harapan atas saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan

kegiatan ini.

Demikianlah laporan ini dibuat, semoga dapat bermanfaat bagi pemerintah dan

masyarakat Kota Prabumulih untuk senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan

di sekitarnya. Semoga apa yang telah dilakukan ini senantiasa mendapatkan rahmat

dan ridho dari Allah SWT. Amin.

Prabumulih, Agustus 2010

Kepala Dinas,

IR.H.DANY FACHRIAL, MT PEMBINA (IV/a) NIP.19611008 199003 1 003

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

ABSTRAK

Perkembangan dan pertumbuhan disertai dengan alih fungsi lahan yang pesat

telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang dapat menurunkan daya dukung lahan

dalam menopang kehidupan masyarakat, terutama di Kota Prabumulih, sehingga perlu

dilakukan upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan melalui

penyediaan ruang terbuka hijau yang memadai. Fokus kegiatan yaitu pengambilan

data sebenarnya kondisi ruang terbuka hijau Kota Prabumulih tahun 2010 sebagai

acuan, gambaran, pedoman, dan pertimbangan dalam program pembangunan ruang

terbuka hijau.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kota adalah lingkungan binaan di wilayah yang relatif sempit dengan

pemanfaatan ruang yang intensif. Sebuah kota bercirikan dengan adanya hubungan

antara komponen-komponen yang tercakup di dalamnya, baik lingkungan alami

maupun lingkungan buatan yang komponennya selalu bertambah. Lingkungan kota

dapat dikatakan baik apabila hubungan antara komponen kota dengan masyarakat

terorganisasi dengan harmonis dan saling mengisi, dengan kata lain terdapat

hubungan yang sinergis antara kedua komponen tersebut. Sebaliknya, lingkungan

kota dapat dikatakan buruk bila pengorganisasian berlangsung tidak logis dan tata

hubungannya kacau.

Pengertian umum kota adalah tempat terkonsentrasinya berbagai kegiatan dan

pengelompokkan penduduk yang bersifat dinamis dan heterogen yang dicirikan oleh

kegiatan non agraris. Basis ekonomi kota bisa jadi berupa sebuah pusat kegiatan

perdagangan, pemerintahan, industri, pendidikan, hiburan, olah raga, atau gabungan

dari beberapa kegiatan tersebut. Semakin banyak jenis kegiatan yang dapat

dilaksanakan, maka akan semakin menarik kota tersebut bagi para pendatang baik dari

dalam kota maupun dari sekitar kota. Semakin kuat dan luas jangkauan basis

ekonomi, maka kota-kota kecil yang berdekatan yang bertindak sebagai kota satelit

semakin tinggi tingkat ketergantungannya dengan kota tadi. Untuk menjalankan

aktivitas penduduk, kota memiliki sistem jaringan yang menghubungkan antara

bagian wilayah kota yang berbeda fungsi pelayanan maupun untuk menyalurkan

komoditi daerah lain ke pusat-pusat pengolahan dan pusat-pusat distribusi dalam kota.

Dalam kota terdapat berbagai ragam kegiatan ekonomi dan budaya. Kadang kota

dibangun sebagai tempat kedudukan resmi pusat pemerintahan setempat. Pada

kenyataannya kota merupakan tempat kegiatan sosial dari banyak dimensi. Manusia

dapat saja menganalisisnya dari berbagai perspektif seperti moral, sejarah manusia,

hubungan timbal balik antara manusia dengan habitatnya, pusat kegiatan ekonomi,

pusat kegiatan politik, dan berbagai kenyataan dari kehidupan manusia.

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

Kota merupakan sebuah sistem terbuka, baik secara fisik maupun sosial

ekonomi, bersifat tidak statis dan dinamis atau bersifat sementara. Dalam

perkembangannya, kota sukar untuk dikontrol dan sewaktu-waktu dapat menjadi tidak

beraturan. Kota merupakan suatu wilayah berkembangnya kegiatan sosial, budaya,

dan ekonomi perkotaan yang tidak berstatus sebagai kota administratif atau

kotamadya. Aktivitas dan perkembangannya mempengaruhi lingkungan fisik seperti

iklim. Watt (1973) dan Stearns dan Montag (1974) mengemukakan pengertian

sebuah kota sebagai berikut:

1. Suatu tempat dimana terdapat atau terjadi pemusatan penduduk dengan

kegiatannya dan merupakan tempat konsentrasi penduduk dan pusat

aktivitas perekonomian (seperti industri, perdagangan dan jasa).

2. Kota merupakan sebuah sistem, baik secara fisik maupun sosial ekonomi,

bersifat tidak statis dan sewaktu-waktu dapat menjadi tidak beraturan dan

susah dikontrol.

3. Mempengaruhi iklim, sejauh mana pengaruhnya sangat tergantung kepada

perencanaannya.

Pembangunan Kota Prabumulih semakin pesat sejak diberlakukannya Undang

Undang Otonomi Daerah mulai 1 Januari 2001. Faktor positif dari penerapan Undang

Undang tersebut adalah kepercayaan dan wewenang yang lebih luas yang dimiliki

oleh daerah, konkrit dan bertanggung jawab untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

masyarakat. Oleh karena itu Otonomi Daerah harus dipandang sebagai peluang dan

tantangan bagi daerah dalam menyikapi seluruh aspirasi yang tumbuh dan

berkembang dalam masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Investasi mengalir dengan cepat tak terelakkan terutama karena Kota

Prabumulih berposisi sebagai Kota Transisi sehingga menjadi kota yang harus

tanggap terhadap kebutuhan para pelintas, baik kebutuhan agama maupun fasilitas

umum. Perubahan fisik terlihat sangat jelas dengan berdirinya ruko-ruko baru,

pembangunan dan rehabilitasi kantor-kantor pemerintah, sarana transportasi, tempat

peribadatan, jasa-jasa. Pembangunan di bidang fisik tersebut memakan ruang terbuka

yang ada sehingga ruang terbuka hijau semakin menyempit. Sejalan dengan itu ekses

negatif juga muncul akibat dari pembangunan yang kurang terkoordinasi, antara lain

konversi lahan budidaya menjadi lahan terbangun, sistem drainase yang tidak

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

memadai lagi, lalu lintas yang padat, dan masalah sosial yang lain seperti peningkatan

angka kriminalitas.

Pembangunan fisik yang tidak diikuti dengan penataan, pengaturan,

pengawasan, penegakan hukum, dan disertai dengan pengetahuan dan visi ke depan

tentang mutu lingkungan akan menyebabkan perubahan pada iklim mikro. Perubahan

nyata terlihat pada hilangnya lahan-lahan yang hijau menjadi bangunan-bangunan

pemerintah, swasta, sarana transportasi, dan lain-lain. Hilangnya lahan terbuka berarti

daerah peresapan air berkurang dan bila tidak disiapkan sistem drainase yang

komprehensif maka, penggenangan air tidak terelakkan.

Aktivitas kota akan mempengaruhi kualitas lingkungan perkotaan yang akan

berkaitan erat dengan kualitas hidup penghuninya. Makin tinggi derajat mutu

lingkungan hidup akan semakin tinggi pula mutu hidup di lingkungan tersebut.

Kebutuhan dasar hidup manusia dan kebutuhan dasar untuk memilih hanya dapat

terpenuhi jika kebutuhan dasar untuk keberlangsungan hidup hayati terpenuhi.

Kebutuhan dasar yang dimaksud adalah adalah kebutuhan dasar untuk memperoleh

udara, air, dan pangan dalam kuantitas dan mutu tertentu. Kebutuhan dasar berikutnya

adalah kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup manusiawi, seperti kebutuhan akan

pakaian, rumah, energi, agama, lapangan pekerjaan, pendidikan, perlindungan hukum

yang adil, dan estetika. Selain itu kebutuhan dasar lainnya adalah kebutuhan untuk

memilih.

Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar di atas, kota membutuhkan

vegetasi. Pembangunan yang berjalan pesat di perkotaan sering melupakan

pentingnya kehadiran tumbuhan. Hal ini terjadi bahkan sampai di wilayah pedesaan

dimana terlihat rumah-rumah penduduk tidak berjarak antara satu dengan yang lain.

Jumlah tumbuhan yang ada di pekarangan rumah, perkantoran, ataupun sekolah

semakin berkurang akibat kebutuhan ruang dan fasilitas yang semakin meningkat.

Sebagai akibatnya fungsi tumbuhan sebagai penghasil oksigen berkurang dan

produksi gas karbon dioksida bertambah terutama dari asap kendaraan bermotor,

industri, dan aktivitas penduduk yang lainnya.

Tumbuhan melalui proses fotosintesanya akan menjaring gas CO2 dan

melepaskan gas O2, membentuk zat organik dan karbohidrat. Grey dan Deneke (1978)

mengemukakan bahwa setiap tahun tumbuh-tumbuhan di bumi mempersenyawakan

sekitar 150.000 juta ton CO2 dan 25.000 juta ton hidrogen dan membebaskan 400.000

juta ton oksigen ke atmosfir dan menghasilkan 450.000 juta ton zat-zat organik.

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

Setiap jam 1 ha daun-daun hijau menyerap 8 kg CO2 yang ekivalen dengan CO2 yang

dihembuskan oleh napas manusia sekitar 200 orang dalam waktu yang sama.

Pentingnya peranan tumbuhan di bumi ini dalam upaya penanganan krisis lingkungan

terutama di perkotaan harus disadari oleh semua pihak sehingga sangat tepat bila

keberadaan tumbuhan mendapat perhatian serius dalam pelaksanaan penghijauan

perkotaan/hutan kota, pembuatan taman kota, atau pembangunan agrowisata. Ketiga

jenis bentuk ruang terbuka hijau ini juga dapat menjadi tempat pendidikan yang baik.

Oleh karena itu ruang terbuka hijau mutlak dibutuhkan untuk meningkatkan mutu

lingkungan dan selanjutnya dapat berkompetensi untuk ikut mendapatkan piala

Adipura.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Kegiatan pembangunan di kota-kota besar tak terkecuali Kota Prabumulih

disertai dengan alih fungsi lahan yang pesat telah menimbulkan kerusakan lingkungan

yang dapat menurunkan daya dukung lahan dalam menopang kehidupan masyarakat,

terutama di Kota Prabumulih, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menjaga dan

meningkatkan kualitas lingkungan. Dampak yang dihasilkan menjadi tanggung jawab

bersama semua elemen pemerintah dan masyarakat.

Kegiatan Pengambilan Data Sebenarnya Kondisi Ruang Terbuka Hijau Di

Kota Prabumulih merupakan proses upaya pemerintah dalam menyediakan RTH

dengan melakukan pengambilan data sebenarnya yang berfungsi sebagai acuan,

gambaran, pedoman dan pertimbangan untuk menentukan langkah selanjutnya.

Dengan demikian permasalahan yang menjadi acuan dalam kegiatan ini adalah

tidak adanya pemeliharaan, penanganan yang serius dari pemerintah dan swasta serta

perluasan daerah yang mengatur RTH di Kota Prabumulih. Terlebih lagi

pengembangan RTH sebagai sarana kesehatan, pengatur iklim, perlindungan,

pengaturan ketersediaan air tanah, pencegah erosi, penyeimbang alam, keindahan,

kejiwaan, pendidikan, penciptaan lingkungan hidup, dan sosial ekonomi. Sehingga

Piala Adipura yang menjadi kebanggaan setiap Kabupaten/Kota masih belum bias

dicapai.

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

1.3. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan dari kegiatan pengambilan data kondisi sebenarnya ruang terbuka hijau

di kota prabumulih tahun 2010 ini adalah:

1. Menyusun gambaran potensi wilayah Prabumulih untuk pengembangan

RTH.

2. Mengidentifikasi potensi dan faktor-faktor pendukungnya untuk

dikembangkan menjadi RTH.

3. Menyusun struktur ruang dan pengembangan RTH sebagai tempat wisata

lokal maupun regional.

4. Mendapatkan data kondisi ril (sebenarnya) dan koordinat lokasi Ruang

Terbuka Hijau.

1.4. MANFAAT KEGIATAN

Adapun manfaat dari kegiatan pengambilan data kondisi sebenarnya ruang

terbuka hijau di kota prabumulih tahun 2010 ini adalah:

1. Dipenuhi data kondisi sebenarnya RTH dan koordinat lokasi di Kota

Prabumulih.

2. Untuk membuat peta lokasi RTH dan koordinat lokasi di Kota Prabumulih.

3. Sebagai pedoman dan pertimbangan dalam program pembangunan Ruang

Terbuka Hijau.

4. Sebagai gambaran dan pedoman dalam melanjutkan program Adipura.

1.5. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Adapun ruang lingkup dari kegiatan pengambilan data kondisi sebenarnya

ruang terbuka hijau di kota prabumulih tahun 2010 ini adalah:

1. Pengumpulan data sumber berupa studi literatur, data-data RTH di Kota

Prabumulih.

2. Pengumpulan data primer, melalui pengambilan data langsung ke lokasi

RTH yang ada di Kota Prabumulih.

3. Membuat peta lokasi RTH dan koordinat lokasi RTH.

4. Membuat laporan pendahuluan dan laporan akhir hasil kegiatan.

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

BAB II. KONDISI UMUM KOTA PRABUMULIH

2.1. Geografi

Kota Prabumulih terletak di perlintasan 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten

Muara Enim, Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Kabupaten Ogan Ilir, memiliki

ketinggian antara 10 m – 100 m dpl dengan kondisi tanah/altitude bergelombang.

Secara geografis Kota Prabumulih terletak antara 3º sampai 4º Lintang Selatan dan

104ºsampai 105º Bujur Timur dengan luas wilayah Kota Prabumulih adalah 434,50

km2.

Kota Prabumulih merupakan kota baru yang dibentuk berdasarkan Undang-

undang Nomor 6 tahun 2001. Prabumulih merupakan kota perdagangan dan jasa yang

sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di kedua sektor tersebut, di

samping mata pencaharian lain seperti petani. Sejak Juli 2007, Kota Prabumulih

dimekarkan menjadi 6 kecamatan yang meliputi dua puluh dua kelurahan dan lima

belas desa dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 2.1 Daftar Kecamatan di Kota Prabumulih

Rambang Kapak Tengah

Prabumulih Barat Prabumulih Timur Prabumulih Selatan Prabumulih Utara Cambai

1 Kel. Tanjung Rambang Kel. Patih Galung Kel. Karang Raja Kel. Tanjung Raman Kel. Pasar I Kel. Cambai2 Desa Jungai Kel. Gunung Kemala Kel. Krang Jaya Kel. Sukaraja Kel. Pasar II Desa Pangkul3 Desa Talang Batu Kel. Muntang Tapus Kel. Prabu Jaya Kel. Majasari Kel. Wonosari Desa Sindur4 Desa Sinar Rambang Kel. Prabumulih Kel. Tugu Kecil Desa Tanjung Menang Kel. Anak Petai Desa Muara Sungai5 Desa Kemang Tanduk Desa Payu Putat Kel. Gunung Ibul Barat Kel. Mangga Besar Desa Sungai Medang6 Desa Karya Mulya Desa Tanjung Telang Kel. Gunung Ibul 7 Desa Rambang Senuling Kel. Muara Dua8 Desa Karangan Kel. Sukajadi9 Desa Karangan Bindu

NoKecamatan di Kota Prabumulih

Sumber : Bagian Tata Pemerintahan Setda Prabumulih, per Juli 2007

Berikut perbatasan wilayah Kota Prabumulih jika dilihat dari wilayah

administratif :

1. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Lembak dan kecamatan Tanah

Abang Kabupaten Muara Enim.

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Lembak dan Kecamatan

Gelumbang Kabupaten Muara Enim.

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Rambang Lubai Kabupaten

Muara Enim.

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten

Muara Enim.

Jarak kecamatan terjauh dari ibukota Prabumulih adalah Kecamatan Rambang

Kapak Tengah yaitu ± 35 km. Sementara jarak kecamatan terdekatnya adalah

Kecamatan Prabumulih Timur yaitu ± 12 km dari ibukota Prabumulih.

2.2. Iklim dan Topografi

Kota Prabumulih memiliki iklim tropika basah. Seperti iklim kebanyakan di

wilayah Indonesia, secara umum terdapat dua musim, yaitu musim kemarau dan

musim penghujan, dimana pengaruh arah angin yang bertiup merupakan faktor yang

paling besar dalam mempengaruhi perubahan musim tersebut.

Pada bulan Juni sampai September, arah angin lebih banyak berasal dari

Australia yang tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim

kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai Maret, angin pada umumnya

bertiup dari Asia dan Samudera Pasifik, yang melewati beberapa lautan, sehingga

banyak mengandung uap air, dan mengakibatkan terjadinya musim penghujan.

Pola musim seperti itu berganti setiap enam bulan setelah melewati masa

transisi, yaitu pada periode April – Mei dan Oktober – November. Kedua periode

tersebut dipengaruhi oleh iklim global, topografi, dan perputaran arus udara. Suhu

udara rata-rata pada siang hari berkisar antara 23 - 26ºC.

Suhu udara antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya wilayah tersebut

terhadap permukaan laut. Dilihat dari ketinggian terhadap permukaan laut, maka

wilayah Kota Prabumulih termasuk daerah yang berada di wilayah dataran rendah,

dimana ketinggian rata-rata 34 m dari permukaan laut. Sedangkan sebagian dari

wilayah Kecamatan Prabumulih Barat, Prabumulih Timur dan Rambang Kapak

Tengah mencapai ketinggian 100 m dari permukaan laut. Sementara itu dataran yang

mempunyai ketinggian paling rendah, yaitu mencapai 10 m, berada di wilayah

Kecamatan Cambai dan Prabumulih Timur.

Keadaan lahan terutama rawa-rawa dengan vegetasi utama berupa tumbuhan

palmae dan kayu rawa (kayu gelam) dengan kondisi air rawa mengandung karat

(kadar Fe tinggi). Sebagian lagi terutama untuk lahan di ketinggian 25 – 100 m dpl

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

memiliki karakteristik vegetasi hutan kerangas dengan dominasi pohon seru (Schima

wallici).

Dilihat dari derajat kemiringan, maka pada umumnya cenderung landai,

dengan derajat kemiringan yang relatif kecil. Sekitar 92,01 % dari luas wilayah Kota

Prabumulih, berada pada wilayah yang mempunyai kemiringan kurang dari 12º, dan

sekitar 7,99% mempunyai kemiringan sedang, yaitu antara 12 – 40º. Sebagian

kecamatan Cambai dan Prabumulih Timur memiliki ketinggian 0 – 10 m dpl.

Kecamatan Prabumulih Barat, Prabumulih Timur dan Rambang Kapak Tengah

sebagian besar wilayahnya memiliki ketinggian 10 – 25 m dpl dan sebagian lagi

memiliki ketinggian antara 25 – 100 m dpl.

2.3. Demografi

Kota Prabumulih memiliki luas wilayah sebesar 434,50 km2 dan jumlah

penduduk Kota Prabumulih per 18 Maret 2008 mencapai 157.071 jiwa.

2.4. Keadaan Tanah dan Lahan

Secara stratigrafi di daerah Prabumulih tersingkap dua formasi yaitu formasi

Muara Enim dan formasi Kasai, dimana di beberapa tempat tertutup oleh endapan

alluvial sungai dan rawa-rawa.

1. Formasi Kasai, sebagian besar tersebar di bagian utara dan timur wilayah

Kota Prabumulih. Terdiri dari tufa, tufa pasran, dan batu pasir yang

mengandung batu apung. Pengendapan pada formasi ini dipengaruhi

aktifitas vulkanik yang diperkirakan berasal dari pengangkatan Bukit

Barisan.

2. Formasi Muara Enim, tersebar di bagian barat dan selatan Kota

Prabumulih yang terdiri dari batu lempung, batu lanau, batu pasir tufan

dengan sisipan batu bara.

2.4.1 Struktur Geologi

Struktur geologi yang ada di daerah Kota Prabumulih adalah struktur lipatan

(fold), sesar (fauld), dan kekar (joint). Daerah Prabumulih merupakan daerah

penunjaman dua antiklinorium yaitu Benuang Prabumulih dan Pendopo Limau yang

menunjam di bagian selatan Prabumulih. Sesar yang terdapat di Prabumulih

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

diperkirakan sesar turun/normal dengan arah umum relatif sejajar dengan sumbu

lipatan dan sesar geser dengan arah umum relatif tegak lurus sumbu lipatan.

2.4.2 Morfologi

Morfologi daerah Prabumulih dibagi menjadi dua satuan, yaitu:

1. Satuan perbukitan bergelombang yang meliputi wilayah Kecamatan

Rambang Kapak Tengah, Prabumulih Barat, dan Prabumulih Timur.

2. Santuan dataran rendah yang meliputi wilayah Kecamatan Cambai.

Secara genetis terbentuk kondisi morfologi yang berbeda tersebut disebabkan

adanya perbedaan bantuan dan struktur geologi. Daerah perbukitan tersusun oleh

formasi Muara Enim dimana strukturnya berkembang kuat, sedangkan daerah dataran

rendah tersusun batuan dari formasi Kasai yang tidak terlalu dipengaruhi oleh

struktur.

Berdasarkan laporan penelitian dari PT. Titis Sampurna, tanah yang ada di

Prabumulih dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Tanah Podsolik

Tanah Podsolik merupakan tanah yang telah mengalami pencucian

lanjut dan bereaksi masam. Mempunyai bahan induk tuff masam, batu pasir

dan bahan sedimen berpasir masam. Terbentuk pada topografi bergelombang

hingga berbukit, tekstur yang terdapat berupa tekstur berliat dengan

kandungan liat tinggi.

2. Tanah Alluvial

Tanah ini terdapat pada daerah aliran banjir, merupakan hasil endapan

yang membentuk lapisan-lapisan liat, pasir atau bahan lain yang diangkut

melalui aliran air yang diendapkan di daerah yang paling rendah. Jenis

alluvial ini ditemui di tepi kiri kanan Sungai Lubai dan Sungai Rambang.

3. Tanah Gleisol

Jenis tanah ini dalam proses pembentukan dan perkembangannya

sangat dipengaruhi oleh air, tekstur beragam mulai dari pasir berlempung

hingga lempung liat berpasir dan lempung berdebu. Jenis ini terdapat pada

kawasan lebak di bagian barat Desa Tanjung Kemala.

Sebagian lahan Kota Prabumulih telah dieksploitasi, berupa penambangan

tanah liat untuk pembuatan batu bara dan genteng, sedangkan sebagian lainnya

merupakan daerah pemukiman, perkebunan dan hutan campuran.

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

2.4.3 Sistem Hidrologi

Dengan morfologi yang relatif datar dan banyaknya sungai besar dan kecil

yang mengalir di daerah Kota Prabumulih, maka secara garis besar dapat

dikelompokkan menjadi tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) :

1. DAS Lematang berada di bagian Utara yang meliputi Sungai Menangin,

Sungai Sedari, Sungai Modong, Sungai Belida, Air Petai, dll.

2. DAS Kelekar berada di bagian tengah yang meliputi Air Rambai, Air

Manau, dan Air Bungin, dll.

3. DAS Rambang berada di bagian Selatan yang meliputi Air Suban, Air

Embun, Air Keruh, Air Jambu, Air Senuling, Air Bunut, dll.

Tabel 2.3. Sumber Daya Air Permukaan Kota Prabumulih

No Kecamatan Sungai Panjang (m) Lebar (m) Kedalaman (m) Keterangan

1 Cambai Lematang 10000 - 15000 100 - 250 10 - 15 Anak Lematang2 Cambai Air Keruh ± 3000 - 7000 1 - 4 2 - 43 Pbm Barat, Pbm timur, Cambai Kelekar 15000 - 20000 3 - 7 2 - 64 Rambang Kapak Tengah Rambang 3000 - 4500 5 - 20 5 - 155 Rambang Kapak Tengah Senuling 1000 - 2000 5 - 15 1 - 2 Anak Rambang6 Rambang Kapak Tengah Mangus Spandah 1000 - 2000 5 - 7 1 - 2 Anak Rambang7 Rambang Kapak Tengah Selingsing 1000 - 2000 5 - 15 1 - 4 Anak Rambang8 Rambang Kapak Tengah Talang 1000 - 1200 4 - 5 2 - 5 Anak Rambang9 Prabumulih Timur Gambir ± 1500 1 - 4 1 - 2 Anak Kelekar10 Prabumulih Timur Binut ± 3000 5 - 7 1 - 5 Anak Kelekar11 Prabumulih Timur Rambai 10250 5 - 7 2 - 7 Anak Kelekar12 Pbm Barat, Pbm timur Nibung 15000 5 - 10 2 - 5 Anak Kelekar

Sumber : Peta Penggunaan Tanah BPN Lembar 101251 Pbm, 2006

Curah hujan di Wilayah Prabumulih dan sekitarnya sebesar ± 1850 mm/th,

sehingga termasuk daerah curah hujan kurang-sedang. Berdasarkan aspek litologi,

morfologi, struktur geologi, dan sistem hidrologi daerah Prabumulih dan sekitarnya,

menunjukkan dua sistem akuifer air bawah tanah yang berkembang yaitu :

1. Sistem Akuifer Dangkal

Sistem akuifer yang berkaitan langsung dengan air permukaan dan

tergantung oleh musim, misalnya sumur dangkal/sumur gali. Sistem ini

berkembang pada litologi batu pasir tufan, tufa pasiran, dan batu lanau.

2. Sistem Akuifer Dalam

Berdasarkan data pendugaan geolistrik berkisar kedalaman 40 – 110 m,

di bagian selatan wilayah Prabumulih terjadi penebalan dan penipisan

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

ketebalan akuifer akibat struktur geologi yang mengenai lapisan batuan daerah

tersebut.

Satuan litologi yang berpotensi sebagai lapisan akuifer adalah lapisan batu

pasir tufan berbutir kasar sedang dari formasi Muara Enim dan lapisan batu pasir

tufaan dari formasi Kasai.

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

BAB III. METODOLOGI KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai bulan

Agustus, September, dan Oktober 2010 di lingkungan Kota Prabumulih. Pengambilan

sampel dilakukan pada lokasi ruang terbuka hijau yang telah ditentukan pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.1. : Lokasi Perbatasan

No Lokasi Gerbang Koordinat Lokasi Foto dan Keterangan

1 Perbatasan Palembang

2 Perbatasan Muara Enim

3 Perbatasan Baturaja

Tabel 3.2. : Lokasi Median Jalan

No Lokasi Median Jalan Koordinat Lokasi Foto dan Keterangan

1 Median Jalan RSUD

2 Median Jalan Pasar

3 Median Jalan Terminal

Tabel 3.3. : Lokasi Pertemuan Jalan

No Lokasi Pertemuan Jalan Koordinat Lokasi Foto dan Keterangan

1 Prabujaya – Lintas Timur

2 Baturaja – Lintas Timur

3 Jalan Lingkar – Lintas Timur

Tabel 3.4. : Lokasi Pemukiman Penduduk

No Lokasi Pemukiman Koordinat Lokasi Foto dan Keterangan

1 Perumnas Kepodang

2 Komplek Pertamina

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

3

4

Tabel 3.3. : Lokasi Pertemuan Jalan

No Lokasi Pertemuan Jalan Koordinat Lokasi Foto dan Keterangan

1 Prabujaya – Lintas Timur

2 Baturaja – Lintas Timur

3 Jalan Lingkar – Lintas Timur

Tabel 3.4. : Lokasi Pemukiman Penduduk

No Lokasi Pemukiman Koordinat Lokasi Foto dan Keterangan

1 Perumnas Kepodang

2 Komplek Pertamina

3

4

Tabel 3.7. : Lokasi Jalan Kolektor

No Lokasi Jalan Kolektor Koordinat Lokasi Foto dan Keterangan

1 Jl. Angkatan 45 – Bunda

2 Jl. M. Yamin

3 Jl. Sumatera

4

Tabel 3.8. : Lokasi Perkantoran Pemerintah

No Lokasi Perkantoran Pemerintah Koordinat Lokasi Foto dan Keterangan

1 Pemkot

2 DPRD

3 Lurah

4 Camat

5

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

Tabel 3.9. : Lokasi Perkantoran Swasta

No Lokasi Perkantoran Swasta Koordinat Lokasi Foto dan Keterangan

1 Bank Sumsel

2 Bank BNI

3 Bank Mega

4 Bank Syariah Mandiri

5 Bank Rakyat Indonesia

Tabel 3.10. : Lokasi Sekolah

No Lokasi Sekolah Koordinat Lokasi Foto dan Keterangan

1 SDN 50 Prabumulih

(calon peraih adiwiyata)

2 SMPN 5 Prabumulih

(calon peraih adiwiyata)

3 SMAN 2 Prabumulih

(calon peraih adiwiyata)

Tabel 3.11. : Lokasi Rumah Sakit dan Klinik

No Lokasi Rumah Sakit/ Klinik Koordinat Lokasi Foto dan Keterangan

1 RSUD Prabumulih

2 RS. Bunda

3 RS. Pertamina Prabumulih

4 Klinik Raniza

Tabel 3.12. : Lokasi Stasiun, Terminal, dan Pertokoan

No Lokasi Koordinat Lokasi Foto dan Keterangan

1 Stasiun Prabumulih

2 Pasar Prabumulih

3 Terminal Prabumulih

4 Ruko-ruko di Pasar

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

Tabel 3.13. : Lokasi Sempadan Sungai

No Lokasi Sempadan Sungai Koordinat Lokasi Foto dan Keterangan

1 Sungai Kelekar Gn. Ibul

2 Sungai Kelekar Ds. Pangkul

3 Sungai Jambat Akar (wonosari)

4 Sungai Jambat Akar

5 Sungai Aliran Komperta

6 Sungai Manau (Ds. Tanjung Raman)

7 Sungai Kubu Betung

3.2 Tahapan Kerja

Adapun tahapan kerja yang akan dilakukan dalam kegiatan ini dari bulan

Agustus hingga Oktober adalah :

Tabel. 3.14. : Rencana Tahapan Kerja

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Persiapan dan Perencanaan

> Pembentukan tim pelaksana kegiatan> Persiapan administrasi kegiatan> Persiapan lokasi RTH dan titik-titik pengambilan sampel> Persiapan peralatan pemantauan

2 Pekerjaan Lapangan> Penentuan / Pemetaan lokasi titik-titik sampel> Pengambilan foto dan koordinat lokasi RTH> Analisa dan Pengolahan Data

3 Pelaporan Pendahuluan4 Pelaporan Akhir

Minggu Minggu MingguNO Jenis Kegiatan

BULANAGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER

3.2.1 Tahapan Persiapan dan Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini merupakan awal dari seluruh kegiatan

pengambilan data sebenarnya kondisi RTH di Kota Prabumulih tahun 2010 yang

antara lain :

1. Pembentukan tim pelaksanaan kegiatan

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

Untuk mencapai sasaran dan tujuan kegiatan, maka disusun tim kerja

yang terdiri dari :

a. Ketua Tim

Ketua tim adalah sarjana teknik yang berpengalaman di

bidangnya, bertugas mengkoordinir pelaksanaan kegiatan, pengaturan

tim kerja dan bertanggung jawab terhadap hasil kegiatan sesuai dengan

tujuan yang diharapkan.

b. Pelaksana Lapangan

Pelaksana lapangan adalah sarjana teknik kimia dan sarjana

MIPA Biologi, Kimia, dan Matematika yang berpengalaman di

bidangnya untuk kegiatan ini.

c. Operator Komputer dan Administrasi

Adalah orang-orang yang bertugas membantu kelancaran

pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan di kantor secara administrasi.

2. Persiapan administrasi kegiatan dalam bentuk surat-menyurat, pembuatan

laporan pendahuluan.

3. Persiapan lokasi RTH dan titik – titik pengambilan sampel sebagai

kelanjutan laporan sebelumnya.

4. Persiapan peralatan pemantauan seperti GPS, kamera digital, alat tulis, dll.

3.4.2 Tahap Pekerjaan Lapangan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap

sebelumnya. Kegiatan ini akan dilakukan di lokasi yang telah disebutkan pada sub

bab 3.1. Berikut kegiatan yang akan dilakukan pada tahapan ini, antara lain :

1. Penentuan/ pemetaan lokasi titik-titik sampel, dilakukan melalui studi

literatur dari laporan sebelumnya.

2. Pengambilan foto-foto kondisi sebenarnya RTH dan koordinat lokasi di

Kota Prabumulih selama bulan Sepetember.

3. Tahap Analisa Data dan Pengolahan Data

Kegiatan pada tahap ini adalah pengisian tabel-tabel lokasi RTH

yang telah disiapkan dan pengolahan data yaitu pembuatan peta lokasi

RTH di Kota Prabumulih.

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN RTH

3.4.3 Tahap Pelaporan Pendahuluan

Laporan pendahuluan merupakan laporan tahap persiapan (administrasi)

sebelum pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari Bab Pendahuluan, Bab Tinjauan

Pustaka, dan Bab Metodologi Kegiatan.

3.4.4 Tahap Pelaporan Akhir

Laporan Akhir merupakan laporan hasil dari seluruh pelaksanaan kegiatan

yang terdiri dari laporan pendahuluan ditambah dengan Bab Hasil dan Pembahasan,

Bab Penutup, serta lampiran-lampiran yang mendukung laporan tersebut.