Revisi Makalah L Tr D

24
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan artikel Kebijakan Pengaturan Kiss and Ride Angkutan Kota di Kawasan Pasar Induk Gadang. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penyusun banyak mendapat bimbingan, asuhan, dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada, 1. Keluarga tercinta, terutama kedua orang tua dan saudara- saudara penulis yang telah memberikan dukungan, semangat, dan bantuan baik moral, material, ataupun spiritual. 2. M. Zainul Arifin selaku pembimbing yang telah banyak memberi pengarahan dan saran. 3. Teman dan sahabat penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penelitian ini. 4. Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis, karya tulis ini memberikan manfaat untuk solusi alternatif menghadapi masalah kemacetan yang ada di internal Universitas Brawijaya dan sekitarnya

description

sistem transportasi

Transcript of Revisi Makalah L Tr D

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan artikel Kebijakan Pengaturan Kiss and Ride Angkutan Kota di Kawasan Pasar Induk Gadang.Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penyusun banyak mendapat bimbingan, asuhan, dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada,

1. Keluarga tercinta, terutama kedua orang tua dan saudara-saudara penulis yang telah memberikan dukungan, semangat, dan bantuan baik moral, material, ataupun spiritual.

2. M. Zainul Arifin selaku pembimbing yang telah banyak memberi pengarahan dan saran.

3. Teman dan sahabat penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penelitian ini.

4. Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Harapan penulis, karya tulis ini memberikan manfaat untuk solusi alternatif menghadapi masalah kemacetan yang ada di internal Universitas Brawijaya dan sekitarnyaMalang, 30 Oktober 2011

PenyusunBAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan Kota Malang cukup pesat. Sebagai kota kedua di Jawa Timur, kota ini terus mengalami pertumbuhan. Sayangnya, perkembangan kota ini justru memunculkan berbagai problematika yang cukup pelik. Salah satunya kemacetan lalu lintas.

Berkembang sebagai Kota Pendidikan, Pariwisata, dan Industri,membuat kota ini menjadi salah satu kota tujuan bagi para pendatang. Sehingga wajar apabila kepadatan kota semakin pesat.Mereka ada yang datang sekadar untuk berwisata,belajar, atau kaum urban yang mencoba mengais nafkah, mengadu nasib di kotanya para Kera Ngalam (Arek Malang-dalam bahasa Malangan) ini. Padatnya jumlah penduduk juga diiringi dengan kemacetan yang terjadi di jalan raya.

Keberadaan kota yang strategis karena berada di persimpangan antara jalur Blitar- Surabaya, maupun Surabaya- Batu, membuat lalu lintasnya semakin sibuk. Kota yang dirancang oleh arsitektur dari Belanda,Thomas Crasten ini, pada awalnya hanya dirancang sebagai kota peristirahatan. Hal itu sangat sesuai dengan kondisi udaranya yang sejuk dan segar. Namun seiring dengan perkembangan zaman, Kota Malang ternyata gagap dengan berbagai kemajuan dan problematikannya.

Ini terlihat jelas dari sistem manajemen lalu lintas dan ketersediaan sarana prasarana lalu lintas. Jalur transportasi masih bersandar pada rancangan masa lampau, namun kebutuhannya sudah melebihi kapasitas yang ada. Minimnya kapasitas jalan dan sistem jalur lalu lintas yang terlalu linier, serta terpusat pada satu jalur induk saja, membuat jalur lalu lintas semakin padat dan macet.Bahkan, akibat terlalu liniernya jalur di dalam kota, membuat tingkat kejenuhan lalu lintasnya semakin tinggi. Ini menyebabkan kemacetan di berbagai titik. Jalur lalu lintas linier ini,menurut dia,tidak mendapatkan dukungan yang serius dari jalur di lingkaran luar kota. Tercatat ada belasan titik yang menjadi langganan kemacetan. Kemacetan bisa terjadi sepanjang hari, terutama pada jam berangkat dan pulang kerja.

Mulai pukul 06.30-11.00 WIB,dan pukul 16.00-18.00 WIB. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan adanya sejumlah ruas jalan yang lebarnya terbatas, namun volume kendaraan yang melintasinya sangat tinggi.Kondisi itu bisa dilihat di Jalan MT Haryono, utamanya di depan kawasan Pasar Dinoyo.Penataan parkir juga belum maksimal, seperti parkir di badan jalan sehingga mengurangi lebar jalan. Serta, minimnya rambu lalu lintas dan kesadaran masyarakat pengguna jalan untuk menaatinya.

Sejumlah titik yang sering menjadi titik kemacetan lalu lintas antara lain,pintu masuk terminal Landungsari. Di kawasan ini,kemacetan banyak dipicu keberadaan terminal bayangan di badan jalan, lebar jalan terbatas, volume kendaraan tinggi, dan menjadi jalur utama pintu masuk ke Kota Malang dari arah Kota Batu. Jalan Raya MT Haryono, tepatnya di depan Pasar Dinoyo, Kampus Universitas Islam Malang (Unisma), dan pintu belakang Kampus Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Selain tingginya volume kendaraan dan aktivitas manusia, juga dipicu adanya jalur-jalur skunder yang mengarah langsung ke jalur utama. Jalan Sumbersari sampai dengan perempatan Kampus Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, kondisinya sangat sempit, tidak seimbang dengan tingginya volume kendaraan yang melintas serta aktivitas manusia. Sementara di Jalan Kawi merupakan kawasan tengah kota.Volume kendaraan tinggi, ditambah dengan berdirinya mal yang membuat banyaknya kendaraan mengarah ke jalan tersebut.

Juga Jalan Veteran, utamanya di depan Malang Town Square (Matos). Di sini volume kendaraan tinggi, diperparah dengan adanya aktivitas keluar masuk kendaraan ke area parkir, serta adanya aktivitas parkir di badan jalan.Titik kemacetan lainnya yaitu kawasan Alun-alun Merdeka. Di sana banyak aktivitas manusia dan jalur keluar masuk kendaraan parkir belum tertata. Begitu juga di kawasan Kacuk yang menjadi pintu masuk Kota Malang dari arah Blitar. Volume kendaraan tinggi, termasuk kendaraan berat dan angkutan massal dalam volume besar.Jalan RE Martadinta di depan bekas Terminal Gadang, Pasar Induk Gadang,dan di bawah fly over, hingga Jalan Embong Brantas juga selalu macet akibat padatnya volume kendaraan. Demikian pula Jalan Panglima Sudirman, Sunandar Priyosudarmo sampai dengan Panji Suroso yang diakibatkan padatnya volume kendaraan, dan belum adanya pemisahan jalur untuk jenis kendaraan berat.

Jalan Achmad Yani,persimpangan Jalan LA. Sucipto, dan persimpangan Jalan Borobudur juga kerap macet akibat terjadinya penumpukan arus lalu lintas yang melintasi fly over,dan langsung bertemu dengan persimpangan jalan yang padat kendaraan. Selain itu, sejumlah ruas juga sering menjadi titik kemacetan lalu lintas. Kondisi ini diakibatkan buruknya sistem drainase jalan,sehingga ketika hujan turun, terjadi banjir kota. Kondisi ini antara lain terjadi di Jalan Letjen Suparman, Subersari, perempatan Kampus ITN, Jalan Kawi, dan Jalan Veteran.

Tingkat kemacetan lalu lintas ini, menurut Agus, juga dipicu adanya pembangunan pusat keramaian baru di dalam kota yang tidak diimbangi dengan penambahan kapasitas jalan. Seperti Matos,Mall Olympic Garden (MOG) di Jalan Kawi, rencana pembangunan apartemen di Jalan Soekar-no-Hatta, pembangunan Pasar Blimbing serta Pasar Dinoyo menjadi pusat perbelanjaan modern.

Pembangunan pusat keramaian baru harus dipikirkan dampak lalu lintasnya, terangnya. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang M Yusuf mengaku, persoalan kemacetan jalur lalu lintas,semata-mata bukan hanya terbatas pada persoalan tersedianya fasilitas jalan.Namun,juga terkait erat dengan kesadaran masyarakat pengguna jalannya. Berbagai upaya sosialisasi hingga operasi sudah dilakukan.

Namun hasilnya masih belum bisa maksimal.1.2 Rumusan Masalah

1. Apa penyebab kemacetan yang terjadi di kawasan Pasar Induk Gadang ?

2. Bagaimanakah solusi dan kebijakan yang diberlakukan seiring permintaan masyarakat terhadap kondisi Pasar Induk Gadang untuk saat ini dan untuk kedepannya ?

2.3 Tujuan

Tujuan secara umum dari ditulisnya artikel ini adalah untuk mengetahui kondisi lalu lintas di kawasan Pasar Induk Gadang dan apa saja dampak yang akan muncul dengan kondisi seperti itu. Penanggulangan kemacetan yang efektif pun harus segera di lakukan agar bisa mengurangi dampak yang timbul. Sehingga tidak terlalu banyak pihak yang dirugikan.BAB II

KAJIAN PUSTAKA2.1 Masalah Lalu Lintas

Dalam era globalisasi ini kebutuhan akan ketersediaan transportasi public yang aman dan nyaman sangat diharapkan oleh seluruh lapisan masyarakat di Negeri ini. Transportasi public ini sangat mempengaruhi mobilitas penduduk hampir di semua wilayah di Indonesia. Tetapi ironisnya, kondisi kualitas transportasi di Indonesia dinilai rendah. Hal ini tidak mengherankan karena memang banyak masalah masalah dan kecelakaan kecelakaan yang terjadi di Negara ini. Kondisi ini menyebabkan ketakutan dan ketidakpercayaan warga masyarakat pada kondisi transportasi di Indonesia.

Sederetan peristiwa kecelakaan mewarnai kondisi transportasi negeri ini. Dari peristiwa kecelakaan sepeda motor yang disebabkan oleh buruknya kondisi jalan, hingga kecelakaan pesawat terbang menghiasai daftar hitam betapa memprihatinkan kondisi transportasi di Indonesia pada saat ini. Keselamatan bagi para pengguna transportasi public seakan kurang diperhatikan oleh pemerintah. Selain itu, hampir kemacetan dan kemsemrawutan lalu lintas menjadi hal rutin yang bisa ditemui setiap hari. Kondisi ini secara umum disebabakan oleh ledakan jumlah kendaraan pribadi serta kecilnya daya dukung infrastruktur dan suprastruktur jalan yang memadai.

Banyaknya masalah yang muncul pada keadaan lalu lintas ini sebenarnya tidak hanya dari kebijakan public dari pemerintah, tetapi juga ada beberapa factor lain yang mempengaruhi, khususnya transportasi darat. Factor tersebut seperti mentalitas para pengguna jalan dan sikap aparat hukum. Kedua faktor tersebut menurut saya sangat berperan dalam kemsemrawutan kondisi lalu lintas pada saat ini.

Mentalitas para pengguna jalan raya pada saat ini cenderung memprihatinkan dan se-enaknya sendiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pengguna jalan yang menggunakan jalan raya dengan semena mena dan se enaknya sendiri. Atau bahkan kurang memperhatikan keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang lain. Hal ini tentunya akan menambah masalah di jalan raya. Setiap saat kita tentunya melihat banyaknya para pengguna sepeda motor yang kebut kebutan dan tidak jarang juga melanggar peraturan lalu lintas. Contoh lainnya, kita juga sering melihat atau bahkan mengalami kalau bus bus kota sering se-enaknya sendiri dalam menaikkan atau menurunkan penumpangnya. Hal ini ditambah dengan minimnya tempat untuk menaikkan atau menurunkan penumpang ( halte ) yang memadai. Sehingga , semakin lengkaplah kemsemrawutan lalu lintas yang terjadi.

Di sisi lain, sikap aparat hukum yang tidak tegas dan terkesan kompromis juga sering kita temui, atau bahkan kita pernah mengalaminya. Memang, banyak para aparat hukum yang terkesan kompromi pada para pelanggarnya, apalagi yang menyangkut pelanggaran penggunaan jalan atau lalu lintas. Mereka terkesan hanya memikirkan kantongnya sendiri. Sering kita temui, banyak dari anggota polisi yang sangat kompromi kepada para pelanggarnya. Contoh konkritnya, ketika ada pengguna jalan yang melanggar peraturan lalu lintas, mungkin hanya dimintai uang, tanpa ada sanksi yang membuat pelanggar itu jera dan sadar atas perilaku yang telah dilakukannya. Denda atau uang itupun, kemungkinan besar masuk ke kantong aparat tersebut. Jika kondisi seperti ini terus berlanjut, kesemwrawutan lalu lintas di Indonesia akan sulit diperbaiki.

Sebenarnya, pemerintah juga terus berusaha untuk memperbaiki kondisi lalu lintas ini. Buktinya dengan dikeluarkannya Undang Undang no.22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Menurut kami, kunci penyelesaian dari masalah lalu lintas ini tidak hanya ber pusat pada pemerintah saja. Tetapi harus disertai dengan adanya kesadaran dan sinergisitas antara elemen elemen yang berpengaruh terhadap kondisi lalu lintas ini. Elemen elemen tersebut menyangkut perilaku dan disiplin pengguna jalan, penyedia infrastruktur dan sarana jalan, hingga penyedia alat transportasi umun. Dengan kesadaran dan sinergisitas dari elemen elemen tersebut, diharapkan dapat memperbaiki kondisi lalu lintas di negeri ini.

BAB IIIMETODE PENULISAN

3.1 Langkah langkah dalam penulisan

Dalam membuat artikel ini penulis menggunakan metode penulisan studi pustaka, yakni membaca data dan informasi yang ada di internet sehinga literatur yang ada semuanya adalah berasal dari media elektronik. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis untuk menulis artikel Kelancaran Lalu Lintas Internal Universitas Brawijaya dan Sekitarnya.a. Rancangan PenulisanAgar tulisan yang dibuat efisien dan efektif, kerangka tulisan disusun berdasarkan topik tulisan yang diangkat. Berdasarkan kerangka tulisan itulah kemudian data dikumpulkan, disarikan, disusun, diolah, dan ditafsirkan. Hasil tafsiran kemudian dianalisis dan disintesis yang kemudian dihasilkan simpulan. Hasil analisis dan sntesis ini berupa gagasan baru untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan dalam literatur.

b. Teknik Pengumpulan DataData dikumpulkan dari sumber-sumber bacaan berupa jurnal, majalah, buku, artikel ilmiah di internet, komunikasi pribadi dan sumber-sumber lain yang relevan dengan topik yang dibahas. Pada tahap ini data, fakta dan informasi dicari dan diidentifikasi. Data diseleksi, yang sesuai dengan topik tulisan dipisahkan dari yang tidak sesuai. Data yang sesuai dengan topik tulisan dipisahkan berdasarkan kesesuaiannya dengan sub-sub judul dalam kerangka tulisan.

c. Teknik Pengolahan DataData, fakta atau informasi yang diperoleh kemudian diolah dengan cara tabulasi untuk data kuantitatif dan untuk informasi kualitatif dianalisis dengan analisis deskriptif dalam bentuk teks.

d. Teknik Penarikkan SimpulanSimpulan dibuat dengan menggunakan pola pikir induktif, yaitu menarik simpulan dari proposisi-proposisi yang khusus yang kemudian digeneralisasikan. Saran atau rekonmendasi dibuat berdasarkan hasil simpulan.e. Sistematika PenulisanSistematika penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut: a) halaman judul, b) kata pengantar, c) ringkasan, d) pendahuluan, e) tinjauan pustaka, f) metode penulisan, g) analisis dan sintesis, h) penutup, i) daftar pustaka3.2 Tahapan Analisa

Analisis dilakukan dengan cara membandingkan intisari-intisari sumber bacaan sebagai hasil pengolahan dan penafsiran data, fakta atau informasi. Pada tahapan ini, dibandingkan pula antara data yang tersedia dengan teori-teori yang relevan. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka diungkap permasalahan-permasalahan, kelemahan-kelemahan, kelebihan-kelebihan atau manfaat-manfaatnya. Permasalahan yang ditemukan itu kemudian dicari alternatif pemecahannya. Pemecahan masalah dilakukan dengan cara membandingkan kelemahan dan kelebihan dari cara-cara yang telah ada. Berdasarkan hasil perbandingan itu kemudian diangkat pemecahan masalah yang merupakan kombinasi dari cara pemecahan masalah yang telah ada. Disini, penulis juga mengemukakan argumentasi untuk mendukung alternatif pemecahan masalah yang penulis kemukakan.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyebab Kemacetan di Internal Kawasan Pasar Induk Gadang

Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di Kota Malang berpotensi memunculkan masalah kemacetan yang luar biasa dalam beberapa tahun mendatang. Saat ini, beberapa ruas jalan di Kota Malang kerap terjadi kemacetan dan antisipasi pelebaran tampaknya sulit untuk dilakukan.

Sebagai salah satu kota pendidikan dan kota wisata di Jawa Timur, Kota Malang pada tahun 2015 mendatang, diprediksi akan terancam terjadi kemacetan total. Prediksi tersebut dilihat dari kinerja Pemkot yang sampai kini belum ada upaya perencanaan pembuatan jaringan jalan untuk tahun 2010-2030.Salah satu contoh kemacetan yang terjadi di pintu gerbang masuk Kota malang diwilayah selatan alias Gadang.Para pengemudi bus, angkutan kota dan pedesaan bersedia menaikkan dan menurunkan penumpang di Terminal Hamid Rusdi. Tapi syaratnya Pemkot Malang memperlancar kemacetan lalu lintas di jalan sekitar Pasar Induk Gadang (PIG).

Sejumlah pengemudi bus dan angkutan kota yang ditemui secara terpisah kemarin mengatakan menurunkan dan menaikkan penumpang di sekitar Gadang bukan tanpa alasan. Mereka terpaksa menurunkan penumpang di Gadang dan tak mengakses Terminal Hamid Rusdi karena kemacetan di sekitar PIG yang tak kunjung diurai.Kekawatiran pengemudi bus yang enggan masuk Terminal Hamid Rusdi karena kehabisan waktu lantaran terjebak macet di Pasar Induk Gadang (PIG) diakui Dinas Perhubungan. Komisi C DPRD Kota Malang pun mendesak Dinas Perhubungan dan Dinas Pasar untuk koordinasi mengatasi persoalan kemacetan di jalan yang membentang PIG.

Kabid Lalu Lintas, Dinas Perhubungan Kota Malang, Hariyadi mengatakan, keluhan pengemudi bus bahwa jam antre bus di Terminal Hamid Rusdi habis karena terjebak macet di PIG sebelum masuk terminal memang menjadi salah satu kendala.

Karena itu menurut Hariyadi, Dinas Perhubungan, Dinas Pasar dan Polisi perlu melakukan kerjasama untuk mengatasi persoaalan ini. Tujuannya mengatasi kemacetan di jalan di PIG. Penyebab kemacetan di PIG karena banyaknya pedagang yang menggelar dagangan hingga ke tepi jalan. Bahkan meluber ke jalan pada saat jam-jam ramai. Jika jalan steril dari aktifitas pedagang yang menggelar barang jualannya, dipastikan akses menuju Terminal Hamid Rusdi lancar.

Dengan demikian, tak ada alasan bagi pengemudi bus tidak mengakses Terminal Hamid Rusdi. Kebiasaan pengemudi yang menaikan dan menurunkan penumpang di Gadang pun bisa dihentikan secara total.

Seperti diberitakan sebelumnya, pengemudi bus enggan masuk Terminal Hamid Rusdi. Akibatnya yang baru dibangun sekitar dua tahun itu sepi aktifitas. Selama ini pengemudi bus, termasuk angkot lebih memilih menaikan dan menurunkan penumpang di Gadang ketimbang masuk terminal lantaran terjebak macet di PIG.

Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Eka Satria Gautama mengatakan masalah ini sebenarnya sudah pernah dibahas di komisi yang dipimpinnya. Ini karena prihatin atas masalah kemacetan di sekitar perempatan Gadang dan PIG yang berdampak pada tak berfungsinya Terminal Hamid Rusdi secara maksimal.Oleh karena permasalahan di atas yang tak kunjung mendapatkan solusi yang jelas pemerintah telah menyatakan dengan jelas dalam Undang-undang no.22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan kota.Kebijakan Terkait Mengenai Fungsi Jalan

Terdapat UU no 22 tahun 2009 tentang jalan yang salah satu pasalnya, yakni pasal 1 berisi mengenai ketentuan umum :1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan

sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan,

Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Prasarana

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi,

Pengguna Jalan, serta pengelolaannya.

2. Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang

Lalu Lintas Jalan.

3. Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang

dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan

Kendaraan di Ruang Lalu Lintas Jalan.

4. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah

serangkaian Simpul dan/atau ruang kegiatan yang saling

terhubungkan untuk penyelenggaraan Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan.4.2 Solusi Alternatif Mengatasi Kemacetan di Kawasan Pasar Induk Gadang

Pemanfaatan eks Terminal Gadang sebagai pengembangan PIG (Pasar Induk Gadang) untuk relokasi pedagang PIG 2, bukan satu-satunya pilihan. Karena, terdapat dua alternatif kegiatan pembangunan lainnya yang akan dibangun di kawasan seluas 3,2 hektare ini. Antara lain, untuk pelayanan uji kir kendaraan dan terminal kargo.

Ketiga alternatif itu bahkan sudah melalui kajian tim Bappeda (badan perencanaan pembangunan daerah) Pemkot Malang. Semua hasil kajian memungkinkan untuk pembangunan ketiga alternatif. Keputusannya ada di wali kota dan melihat kucuran dana pusat jatuh ke mana, kata Erik S Santoso, kabid Tata Kota Bappeda (badan perencanaan pembangunan daerah) Pemkot Malang, siang kemarin.

Erik mengatakan ketiga alternatif itu memiliki keuntungan dan kerugian. Namun, kerugian itu dapat ditutupi dengan solusi penataan pada setiap problem yang bakal ditimbulkannya. Seperti halnya, pada pengembangan pasar PIG. Pemusatan PIG di eks terminal itu bakal diikuti dengan dampak ikutannya seperti kemacetan arus lalu lintas dan luberan pedagang maupun PKL (pedagang kaki lima). Solusinya, mengubah arah pasar yang sebelumnya menghadap jalan menjadi membelakangi jalan. Kemunculan PKL juga diantisipasi sejak dini supaya tidak timbul keruwetan, kata dia.

Sedangkan keuntungannya, tempatnya mewadahi dan pedagang PIG juga bisa dijadikan satu sehingga dalam setiap penataan bisa menjadi mudah.

Pada kedua hasil kajian lainnya yang menjadi kendala utama adalah dampak kemacetan lalu lintas yang akan ditimbulkan. Sehingga perlu dilakukan rekayasa lalu lintas secara khusus. Lahan sudah siap, tidak perlu pengerasan lahan. Kebutuhan investasinya tinggal 60 persen, kata mantan kasi perencanaan Bina Marga Pemkot Malang ini.

Dia menjelaskan, kajian itu sudah dilakukan dan dituntaskan sejak 2009 lalu. Hasil kajian itu juga sudah diajukan ke pemerintah pusat untuk mendapatkan pendanaannya. Hal itu dilakukan karena tidak memungkinkan pembangunan itu menggunakan keuangan daerah. Sebab, anggaran daerah terbatas. Sementara, kebutuhan dananya cukup besar. Untuk pembangunan terminal kargo, dibutuhkan dana sekitar Rp 40 miliar, pengembangan PIG dibutuhkan dana Rp 20 miliar dan uji kir kendaraan dibutuhkan Rp 15 miliar. Sekarang sudah ada sinyal positif pada salah satu alternatif dari pusat. Mudah-mudahan tahun depan sudah dapat direalisasi, kata dia.

Sementara itu, kondisi eks Terminal Gadang pasca-pemindahan aktivitas ke tempat baru, kondisinya cukup memprihatinkan. Terminal yang dulunya dikelilingi bangunan kios-kios permanen itu, tinggal menyisakan puing-puing. Nyaris tidak ada bangunan utuh di kompleks eks terminal yang berdampingan dengan PIG. Penyebabnya, terjadi penjarahan pasca-kepindahan terminal.

Bekas terminal itu dimanfaatkan untuk tempat parkir truk maupun kendaraan roda empat lainnya milik pedagang pasar. Beberapa di antaranya juga terdapat deretan becak. Kawasan itu juga kerap dimanfaatkan oleh anak-anak untuk bermain sepak bola.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

Banyak hal yang menyebabkan kemacetan di berbagai wilayah di Kota Malang. Salah satu contohnya adalah yang terjadi di kawasan Pasar Induk Gadang. Kemacetan yang terjadi sebagian besar dikarenakan angkutan kota dan bus yang tidak taat dengan peraturan yang berlaku. Solusi yang tepat untuk dilakuan adalah mengubah arah jalan di sebagian ruas jalan di sekitar Pasar. Oleh karena kebijakan tersebut diharapkan mampu mengatasi masalah lalu lintas yang terjadi. 5.2 Saran

Penyusun berharap, pemerintah, intitusi terkait, dan petinggi yang ada di Universitas Brawijaya segera tanggap dengan masalah lalu lintas yang ada di daerah sekitar Universitas Brawijaya, sehingga tidak banyak pihak yang akan dirugikan dari masalah tersebut, entah dari pihak masyarakat, mahasiswa maupun internal Universitas Brawijaya itu sendiri.DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Munawar.2005. Dasar-dasar Teknik Transportasi. Yogyakarta: Beta Offset.http://kangnarada.wordpress.com/http://www.kompas.com/http://www.malang-post.com/http://www.memoarema.com/Andri = 1-3Vemmy = 4-6

Ody = 7-9

Karno = 10-12Gilang = 13-15 & daftar pustaka