Tr Emboli Vena

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem peredaran darah berfungsi untuk mengedarkan zat makanan dan O2 ke seluruh tubuh. Zat makanan berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak, dan untuk beraktivitas. Pada manusia, sistem transportasi atau peredaran darah terdiri atas tiga bagian utama, yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah. Pembuluh darah manusia terdiri atas pembuluh nadi (arteri), pembuluh kapiler, dan pembuluh batik (vena). Pembuluh nadi berfungsi mengalirkan darah keluar dari jantung. Pembuluh ini berdinding tebal, kuat, dan elastis. Denyutnya dapat dirasakan jika kamu memegang pangkal pergelangan tangan ataupun leher. Berdasarkan ukurannya, pembuluh nadi terbagi menjadi aorta, arteri, dan arteriol. Pembuluh arteri dihubungkan dengan pembuluh darah vena oleh pembuluh kapiler. Pembuluh balik atau vena berfungsi membawa darah menuju jantung. Pembuluh ini terletak di dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluh ini tipis dan tidak elastis serta memiliki katup berpasangan di sepanjang pembuluhnya. Katup berfungsi menjaga tekanan darah dan arah aliran darah. Pembuluh balik bercabang-cabang membentuk pembuluh yang berukuran lebih kecil yang dinamakan venula.

Transcript of Tr Emboli Vena

Page 1: Tr Emboli Vena

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem peredaran darah berfungsi untuk mengedarkan zat makanan dan O2 ke seluruh

tubuh. Zat makanan berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak, dan untuk

beraktivitas. Pada manusia, sistem transportasi atau peredaran darah terdiri atas tiga bagian

utama, yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah.

Pembuluh darah manusia terdiri atas pembuluh nadi (arteri), pembuluh kapiler, dan

pembuluh batik (vena). Pembuluh nadi berfungsi mengalirkan darah keluar dari jantung.

Pembuluh ini berdinding tebal, kuat, dan elastis. Denyutnya dapat dirasakan jika kamu

memegang pangkal pergelangan tangan ataupun leher. Berdasarkan ukurannya, pembuluh nadi

terbagi menjadi aorta, arteri, dan arteriol. Pembuluh arteri dihubungkan dengan pembuluh darah

vena oleh pembuluh kapiler.

Pembuluh balik atau vena berfungsi membawa darah menuju jantung. Pembuluh ini

terletak di dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluh ini tipis dan

tidak elastis serta memiliki katup berpasangan di sepanjang pembuluhnya. Katup berfungsi

menjaga tekanan darah dan arah aliran darah. Pembuluh balik bercabang-cabang membentuk

pembuluh yang berukuran lebih kecil yang dinamakan venula.

Katup-katup semilunaris satu arah menyebar ke seluruh sistem vena ekstremitas bawah.

Katup-katup ini adalah lapisan Tunisia intim yang terdiri dari endotel dan kolagen. Katup-katup

vena mencegah terjadinya refluks dan mengarahkan aliran ke proksimal mulai dari ekstremitas

bawah ke vena kava. Kemampuan katup ini untuk menjalankan fungsinya sangat penting sebab

aliran darah dari ekstremitas bawah ke jantung melawan gravitasi.

Fisiologi aliran vena yang melawan kekuatan gravitasi melibatkan berbagai aktor yang

dikenal sebagai pompa vena. Pompa vena terdiri dari komponen sentral dan perifer. Pompa vena

perifer bergantung dari kompresi saluran vena selama kontraksi otot. Kontraksi otot mendorong

aliran maju di dalam sistem vena profunda; katup vena mencegah aliran balik darah selama

periode relaksasi otot. Selain itu sinus-sinus vena yang kecil dan tidak berkatup atau venule

berfungsi sebagai penampung darah dan mengosongkan darahnya ke vena-vena profunda selama

kontraksi otot. Kontribusi saluran intramuskular ini sangat penting untuk aliran balik vena.

Page 2: Tr Emboli Vena

Kekuatan-kekuatan sentral yang mendorong aliran balik vena adalah pengurangan tekanan intra

toraks sewaktu inspirasi dan penurunan tekanan atrium kanan dan ventrikel kanan setelah ejeksi

ventrikel.

Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan

pembekuan darah. Bekuan darah dapat terjadi di permukaan atau di dalam vena. Tromboflebitis

paling sering mempengaruhi vena superfisial di kaki, tetapi dapat juga mempengaruhi vena

superfisial di paha. Sering kali, tromboflebitis terjadi pada orang dengan varises, namun

kebanyakan orang dengan varises tidak mengembangkan tromboflebitis. Tromboflebitis

melibatkan reaksi inflamasi akut yang menyebabkan trombus untuk tetap pada dinding pembuluh

darah dan mengurangi kemungkinan thrombus hilang. Tidak seperti dalam vena, vena superfisial

tidak memiliki otot-otot sekitarnya untuk menekan dan mengusir trombus. Karena ini,

tromboflebitis superfisialis jarang menyebabkan emboli. Tromboflebitis yang berulang kali

terjadi di vena yang normal disebut bermigrasi radang pembuluh darah atau migrasi

tromboflebitis. Ini mungkin menunjukkan kelainan yang mendasari serius, seperti kanker dari

organ internal.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa itu Emboli Vena?

2) Apa yang dapat menyebabkan emboli vena?

3) Bagaimana mekanisme sehingga terjadi emboli vena?

4) Bagaimana patofisiologinya?

1.3 Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi dan patofisiologi dari emboli vena

Page 3: Tr Emboli Vena

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.1 Anatomi Fisiologi Pembuluh Vena

Vena (Pembuluh Balik)

Pembuluh darah vena dikenal dengan nama pembuluh balik. Pembuluh balik vena adalah

jenis pembuluh darah yang datang menuju satrium jantung yang sifatnya tipis dan cukup elastis.

Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Darahnya

banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan tampak

kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis, jika diraba denyut jantungnya tidak

terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar

darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir

menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.

Dinding pembuluh darah vena berstruktur tipis dan elastic dengan lubang pembuluh

lebih besar dari arteri. Dlam vena banyak terdapat katup untuk menegah darah tidak mengalir

kembali. Pembuluh darah ini mengandung karbondioksida kecuali vena pulmonalis dan terletak

di dekat permukaan tubuh.

Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik

besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui atrium kanan.

Setelah terjadi pertukaran darah di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-

Page 4: Tr Emboli Vena

paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang kaya oksigen, dan memasauki jantung melalui

atrium kiri. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida

kecuali vena pulmonalis. Salah satu penyakit yang menyerang pembuluh balik adalah varises.

Anatomi Pembuluh Darah Vena Ekstremitas bawah

Vena Superfisialis Ekstremitas Bawah

Sistem superfisialis terdiri dari vena safena magna dan vena safena parva. Keduanya

memiliki arti klinis yang sangat penting karena memiliki predisposisi terjadinya varises yang

membutuhkan pembedahan.

Vena Safena magna keluar dari ujung medial jaringan v.dorsalis pedis.

Vena ini berjalan di sebelah anterior maleolus medialis, sepanjang aspek anteromedial

betis (bersama dengan nervus safenus), pindah ke posterior selebar tangan di belakang patela

pada lutut dan kemudian berjalan ke depan dan menaiki bagian anteromedial paha. Pembuluh ini

menembus fasia kribriformis dan mengalir ke v.femoralis pada hiatus safenus. Bagian terminal

v.safena magna biasanya mendapat percabangan superfisialis dari genitalia eksterna dan dinding

bawah abdomen. Dalam pembedahan, hal ini bisa membantu membedakan v.safena dari

femoralis karena satu-satunya vena yang mengalir ke v.femoralis adalah v.safena. Cabang-

cabang femoralis anteromedial dan posterolateral (lateral aksesorius), dari aspek medial dan

lateral paha, kadang-kadang juga mengalir ke v.safena magna di bawah hiatus safenus (Faiz dan

Moffat, 2004).

Vena safena magna berhubungan dengan sistem vena profunda.

V. safena magna berhubungan dengan sistem vena profunda di beberapa tempat melalui

vena perforantes. Hubungan ini biasanya terjadi di atas dan di bawah maleolus medialis, di area

gaiter, di regio pertengahan betis, di bawah lutut, dan satu hubungan panjang pada paha bawah.

Katup-katup pada perforator mengarah ke dalam sehingga darah mengalir dari sistem

superfisialis ke sistem profunda dari mana kemudian darah dipompa keatas dibantu oleh

kontraksi otot betis. Akibatnya sistem profunda memiliki tekanan yang lebih tinggi daripada

superfisialis, sehingga bila katup perforator mengalami kerusakan, tekanan yang meningkat

diteruskan ke sistem superfisialis sehingga terjadi varises pada sistem ini.

Page 5: Tr Emboli Vena

V. safena parva keluar dari ujung lateral jaringan v.dorsalis pedis.

Vena ini melewati bagian belakang maleolus lateralis dan di atas bagian belakang betis

kemudian menembus fasia profunda pada berbagai posisi untuk mengalir ke v.poplite.

Dibandingkan dengan arteri, dinding vena lebih tipis dan mudah terdistensi . kira-kira

70% volume darah terkandung dalam sirkuit vena dengan tekanan yang relative rendah. Sirkulasi

vena bervolume tinggi dan bertekanan rendah ini berfungsi sebagai sirkuit kapasitansi, berbeda

dengan sirkuit arteri yang bertekanan tinggi dan bervolume rendah. Kapasitas dan volume sirkuit

vena merupakan factor penting curah jantung karena volume darah yang diejeksi oleh jantung

bergantung pada aliran balik vena.

System vena pada ekstremitas bawah terbagi menjadi tiga subsistem:

(1) subsistem vena superfisial,

(2) subsistem vena profunda,

(3) subsistem penghubung (saling berhubungan).

Vena superfisialis terletak di jaringan subkutan anggota gerak dan menerima aliran darah

vena dari pembuluh-pembuluh darah yang lebih kecil di dalam kulit, jaringan subkutan, dan kaki.

System superfisial terdiri dari vena safena magna dan vena safena parva. Vena safena magna

adalah vena terpanjang di tubuh, berjalan dari malleolus di mata kaki, naik ke bagian medial

betis dan paha, bermuara ke vena femoralis tepat di bawah selangkangan. Titik persambungan

antara kedua vena tersebut, persambungan safena, merupakan patokan anatomi yang penting.

Vena safena magna mengalirkan darah dari bagian antero-medial betis dan paha. Vena safena

parva berjalan dari sepanjang sisi lateral dari mata kaki melalui betis menuju ke lutut,

mandapatkan darah dari bagian posterolateral betis dan mengalirkan darah ke vena popliteal.

Titik pertemuan antara vena safena dan popliteal disebut sebagai persambungan safenopoplitea.

Di antara vena safena magna dan parva ini terdapat banyak anastomosis, anastomosis ini

merupakan rute aliran kolateral yang memiliki petensi penting, bila terjadi obstruksi vena.

System vena profunda membawa sebagian besar darah vena dari ekstremitas bawah dan

terletak dalam kompartemen otot. Vena-vena profunda menerima aliran darah dari venula-venula

Page 6: Tr Emboli Vena

kecil dan pembuluh darah intramuscular. System vena profunda cenderung berjalan parallel

dengan pembuluh arteri anggota gerak bawah, dan diberi nama yang sama dengan arteri tersebut.

Ssebagai akibatnya, yang termasuk dalam system vena ini adalah vena tibialis anterior dan

posterior, vena peroneus, vena popliteal, vena femoralis, vena femoralis profunda, dan

pembuluh-pembuluh darah betis yang tidak diberi nama. Vena iliaka juga termasuk dalam

system vena profunda ekstremitas bawah karena aliran vena dari anggota gerak ke vena kava

bergantung pada patesis dan integritas pembuluh-pembuluh ini. Vena iliaka komunis kiri

melewati bawah arteri iliaka kkomunis pada jalurnya menuju vena kava, sehingga vena tersebut

berpotensi tertekan arteri. Jumlah persilangan ini memiliki perbandingan 2 : 1 dalam

menyebabkan thrombosis vena profunda kiri daripada thrombosis vena profunda kana.

Subsistem vena-vena profunda dan superfisialis dihubungkan oleh saluran-saluran

pembuluh darah yang disebut vena penghubung. Vena-vena penghubung menyusul subsistem

penghubung ektremitas bawah. Aliran biasanya dipirau dari vena superfisialis ke vena profunda

dari selanjutnya ke vena kava inferior.

Katup-katup semilurnaris satu arah menyebar ke seluruh system vena ekstremitas bawah.

Katup-katup ini adalah lipatan tunika intima yang terdiri dari endotel dan kolagen. Katup-katup

vena ini mencegah terjadinya aliran balik dan mengrahkan aliran ke proksimal mulai dari

ekstremitas bawah ke vena kava, dan dari system superfisial ke system profunda melalui

penghubung. Kemampuan katup-katup ini untuk menjalankan fungsinya sangat penting sebab

aliran darah dari ekstremitas ke jantung berjalan melewati gravitasi.

Fisiologi aliran darah vena yang melewati kekuatan gravitasi ini melibatkan berbagai

factor yang dikenal sebagai pompa vena. Pompa vena terdiri dari komponen perifer dan sentral.

Pompa vena perifer bergantung pada kompresi saluran vena selama kontraksi otot. Kontraksi

otot mendorong aliran untuk maju di dalam system vena profunda, katup-katup vena mencegah

aliran retrograde atau refluksi darah selama relaksasi otot. Selain itu, sinus-sinus vena yang kecil

dan tidak berkatup atau vanula yang terletak dalam otot soleus dan gastrocnemius berfungsi

sebagai penampung darah dan mengosongkan darahnha ke vena-vena profunda selama kontraksi

otot. Kontribusi saluran intramuscular ini sangat penting untuk aliran balik vena. Kekuatan-

kekuatan sentral yang mendorong aliran balik vena adalah pengurangan tekanan intratoraks

Page 7: Tr Emboli Vena

sewaktu inspirasi dan penurunan tekanan atrium kanan dan ventrikel kanan setelah ejeksi

ventrikel.

2.2 Definisi Emboli dan jenis-jenisnya

2.2.1 Pengertian Emboli

Emboli ialah benda asing yang terangkut mengikuti aliran darah dari tempat asalnya dan

dapat tersangkut pada suatu tempat menyebabkan sumbatan aliran darah. Embolisme adalah

keadaan dimana emboli yang berupa benda padat (thrombus), cair (amnion), ataupun gas (udara)

yang di bawa oleh darah menyumbat aliran darah. (mpu kanoko)

Akibat embolus

Di tinjau dari faktor – faktor yang berperan akibat yang di timbulkan oleh embolus

kurang lebih sama dengan akibat oleh thrombus. Faktor – faktor tersebut meliputi jenis

pembuluh darah, ukuran, letak embolus dan kolateral yang terbentuk. Embolus yang kecil

disertai kolateral baik tidak akan banyak pengaruhnya terhadap tubuh. Yang dapat menimbulkan

kematian mendadak ialah embolus kecil yang tersangkut pada arteri koronaria atau embolus yang

lebih besar pada arteri pulmonalis. Akibat lain dapat berupa infark, infeksi atau abses paru.

Berdasarkan jenis zat pembentukannya embolus dibagi menjadi embolus lemak, embolus

udara, embolus sel tumor, embolus aterom, dan sebagainya. (mpu kanoko)

Embolus vena

Sebagian besar berasal dari vena profunda tungkai dan di angkut oleh sirkulasi vena ke

paru, lainnya dari vena pelvis. Emboli paru sebelum masuk organ ini melewati vena kava,

jantung kanan dan baru kemudian ke sirkulasi paru. Di sini emboli dapat menyumbat arteri dan

cabang – cabang utama arteri pulmonalis dan membentuk embolus pelana dan menimbulkan

kematian mendadak. Emboli kecil akan mengikuti aliran pembuluh yang lebih kecil dan perifer.

Emboli yang menyeberang dari rongga kanan jantung melalui foramen ovale atau defek septum

interventrikulare sisi kiri dan memasuki jantung bagian kiri disebut emboli paradoks. Efek

embolus parubisa tidak nyata, hemoragi, atau infark, bergantung pada kondisi paru dan

kardiovaskular. (mpu kanoko)

Embolus arteri

Page 8: Tr Emboli Vena

Emboli arteri dapat menyebabkan infark di organ atau ekstremitas mana pun. Emboli

dapat berasal dari ventrikel kiri, katup jantung kiri atau aorta dan arteri – arteri besar. Embolus

arteri sering mengenai otak, ginjal, limpa dan ekstremitas bawah. Sumber emboli arteri yang

paling sering ialah thrombus yang menyelubungi jejas aterosklerotik aorta. Embolus dalam arteri

mesenterika menyebabkan infark usus, dalam arteri koronaria menimbulkan kematian mendadak.

Embolus lemak

Lemak dalam bentuk butir – butir yang berasal dari struktur tubuh yang banyak

mengandung lemak dapat masuk ke dalam peredaran darah. Embolus terbentuk bila butir lemak

menyumbat arteri atau kapiler. Embolus lemak merupakan penyulit yang khas pada fraktur

tulang – tulang panjang seperti femur dan tibia atau jaringan lemak. Butir – butir lemak di angkut

ke paru dan menyebabkan gangguan pada organ ini. Di sini embolus dapat menimbulkan

kegawatan dan juga kematian. Butir – butir ini bisa juga di filtrasi melalui sirkulasi paru kedalam

aliran darah arteri sistemik dan mencapai berbagai organ tubuh. Sumbatan pembuluh darah otak

paling sering menimbulkan hemoragi peteki mutipel.

Luka bakar kulit, radang tulang atau jaringan lemak, perlemakan hati akibat gizi buruk

atau alkoholisme dapat mengakibatkan embolus lemak, juga pada wanita dalam masa nifas.

Embolus cairan amnion

Emboli jenis ini terjadi jika cairan amnion masuk ke dalam sirkulasi vena rahim ibu

hamil yang sedang melahirkan. Embolus cairan amnion dalam arteri pulmonalis ini mengandung

skuama janin, verniks kaseosa, lender dan lanugo.

Pasien yang mengalami embolus cairan amnion akan memperlihatkan gejala – gejala

sesak nafas, syok atau mati mendadak. Pada autopsi di temukan edema, bendungan paru dan

dilatasi jantung kanan mendadak.

Embolus gas

Dalam keadaan tertentu gas atau udara atmosfir dalam jumlah besar dapat masuk ke

dalam sirkulasi sehingga timbul sumbatan bahkan kematian. Misalnya, ketika timbul robekan

pembuluh vena besaryang tidak di sengaja pada waktu tindakan bedah toraks. Embolus dapat

terjadi pada transfusi darah, cairan intravena karena udara tersedot ke dalam vena setelah infusan

habis.

Embolus aterom

Page 9: Tr Emboli Vena

Tindakan bedah seperti pemotongan arteri (endarterektomi) atau bedah jantung kadang –

kadang di lakukan untuk mengatasi aorta atau pembuluh darah besar yang dilekati oleh plak

aterom yang mengalami ulserasi. Aterom yang merupakan Kristal – kristal kolesterol dapat lepas

dari plak aterom tersebut. Akibat yang timbul dari embolus aterom antara lain infark pada ginjal

atau organ lain.

Embolus trombosit

Trombosit merupakan komponen darah dengan ukuran sangat kecil yang terlibat pada

proses awal terbentuknya aterom. Emboli ini sering di kaitkan dengan serangan iskemik sepintas

( transient ischaemic attack) yang berlangsung kurang dari 24 jam.

Embolus sel tumor

Seperti sudah di katakana di atas fragmen atau sel tumor ganas yang hanyut terbawa

aliran darah atau limfe akan menyebarkan tumor ke tempat lain atau menimbulkan proses

metastasis. Inilah yang di sebut dengan embolus sel tumor.

Embolus korpus alienum

Orang – orang yang kecanduan obat – obatan tidak jarang menyayat kulit mereka untuk

memasukkan obat kedalam tubuh. Kadang – kadang mereka juga menggunakan alat – alat

suntik untuk tujuan yang sama, termasuk obat yang dalam bentuk bubuk. Serbuk ini lazim masuk

kedalam tubuh pengguna obat semacam itu berupa emboli.

Embolus infeksi

Penyakit katup jantung biasanya disertai oleh adanya vegetasi pada katup organ tersebut.

Kalau vegetasi ini mengandung kuman akibat infeksi dan lepas serta terbawa darah, maka

terjadilah embolus infeksi. (mpu kanoko

2.3 Thrombosis Vena

Adanya thrombus di dalam vena superfisial atau profunda dan respon radang yang

menyertai dalam dinding pembuluh darah disebut thrombosis vena atau tromboflebitis. Mula-

mula, thrombus terutama tersusun dari trombosit dan fibrin. Sel darah merah menjadi tersebar

fibrin, dan thrombus cenderung menyebar sesuai aliran darah. Respon radang dalam dinding

pembulu darah mungkin minimal atau ditandai oleh sebukan granulosit, hilangnya endothelium,

dan edema.

Page 10: Tr Emboli Vena

Factor yang mempercepat thrombosis vena mula-mula diperkenalkan oleh Vichow pada

tahun 1865 dan meliputi statis, kerusakan vaskuler, dan hiperkoagulabilitas. Oleh sebab itu,

berbagai jenis situasi klinis disertai dengan berbagai peningkatan resiko thrombosis vena .

Thrombosis vena dapat terjadi pada lebih dari 50 persen pasien yang mengalami prosedur bedah

ortopedi, terutama yang mengenai pinggul da lutut, dan pada 10 sampai 40 persen pasien yang

mengalami operasi abdominalis atau toraks. Prevalensi thrombosis vena yang tinggi terutapa

pada pasien dengan kanker pangkreas, paru, traktus genitourinarius, lambung, dan payudara.

Kurang lebih 10 sampai 20 persen pasien dengan thrombosis vena profunda idiopatik mengalami

kanker yang nyata secara klinis, tidak terdapat consensus apakan individu ini sebaiknya

diarahkan pada pemeriksaan diagnostic yang intensif untuk mencari keganasan yang

tersembunyi. Risiko thrombosis meningkat setelah trauma, seperti fraktur spina, pelvis, femur

dan tibia. Imobilisasi, tanpa peduli penyakit yang mendasarinya, adalah penyebab predisposisi

utama dari thrombosis vena. Hal ini bertanggung jawab terhadap insiden yang relative tinggi

pada pasien dengan infak miokard akut atau gagal jantung kongestif. Insiden thrombosis vena

meningkat selama kehamilan, terutama pada trimester ketiga dan pada bulan pertama

pascapersalinan, dan individu yang menggunakan estrogen. Berbagai jenis gangguan klinis yang

menimbulkan hiperkoagulabilitas sistemik, termasuk defisiensi anti thrombin II, protein C, dan

protein S, lupus eritematosus sistemik, penyakit mieloproliferatif, disfibrinogennemia, dan

koagulasi intra vaskuler diseminata, dapat menyebabkan thrombosis vena. Venulitis terjadi pada

tromboangiitis obliterans, penyakit becet, dan homosisteinuria juga dapat menyebabkan

thrombosis vena.

Thrombosis vena profunda

2.3.1 Prosedur Diagnosis

Tanda-tanda klinis penyakit pembuluh darah vena dipercaya sehingga sangat penting

melakukan metode-metode evaluasi invasive dan noninfasive. Tujuan pengujian ini adalah untuk

mengidentifikasi dan mengevaluasi obstruksi atau refluksi ven melalui katu-katup yang tidak

berfungsi baik.

Page 11: Tr Emboli Vena

2.3.2 Pemeriksaan fisik

Katup vena yang tidak berfungsi baik dapat dievaluasi secara klinis dengan menguji

waktu pengisian vena. Tes Brodi-trendelenburg dilakukan dengan mengosongkan vena safena

melalui anggota gerak dan mengurangi aliran arteri melalui oklusi. Pada katup yang tidak

berfungsi baik, terlihat pengisian vena yang cepat pada saat oklusi dilepas dan kemungkinan juga

pada saat posisi berdiri. Teknik lain adalah tes kompresi manual, yaitu dengan melakukan

kompresi di sebelah proksimal vena dan palpasi di sebelah distal untuk mengevaluasi vena

retrograde karena fefluks katup.

2.3.3 Penyakit vena tromboembolik

Istilah tromboembolik mencerminkan hubungn antara thrombosis, yaitu proses

pembentukan bekuan darah, dan resiko emboli yang selalu ada. Seringkali tanda pertama

thrombosis vena adalah emboli paru. Angka mortalitas dan morbiditas akibat emboli paru

menyebabkan pengobatan thrombosis vena profunda ditekankan pada pencegahan emboli.

Sebagai akibatnya, kedua proses tersebut saling berkaitan.

Harus ditarik garis yang jelas perbedaan antara tromboflebitis dan flebotrombosis

bedasarkan pada derajat peradangan yang menyertai proses trombolik. Tromboflebitis ditandai

oleh tanda-tanda peradangan akut. Flebotrombosis menunjukkan adanya thrombosis vena tanpa

tanda dan gejala peradangan yang jelas. Perbedaan ini dianggap penting dalam menentukan

resiko emboli paru karena peradangan dipercaya meningkatkan daya lekat bekuan darah pada

dinding pembuluh darah, sehingga mengurangi resiko emboli paru. Kini disadari bahwa tidak

dapat membedakan kedua istilah ini dengan jelas, peradangan biasanya timbul bersama dengan

thrombosis. Karena itu, keadaan ini hanya menunjukkan perbedaan derajad proses yang sudah

terlebih dahulu terjadi. Selain itu, emboli paru selalu menjadi resiko, walaupun tidak ada

manifestasi thrombosis vena.

Istilah tromboflebitis superfisial adalah istilah yang lebih disukai untuk menunjukkan

perdangan vena-vena superfisial. Istilah thrombosis vena profunda lebih disukai untuk penyakit

tromboembolik pada vena-vena profunda ekstremitas bawah (daripada tromboflebitis profunda).

Prosen trombolik pada vena–vena superfisial memiliki manifestasi dan ciri peradangan lebih

Page 12: Tr Emboli Vena

berat dibandingkan dengan proses tromboembolik pada system vena profunda. Tromboflebitis

superfisial dan thrombosis vena profunda akan dijelaskan pada bagian-bagian selanjutnya.

2.3.4 Patofisiologi

Mekanisme pasti mengenai keadaa yang mengawali terjadinya thrombosis masih belum

dipahami. Tiga kelompok factor pendukung yang dikenal sebagai trias Virchow, lazim dijumpai:

(1) stasis aliran darah, (2) cedera endotel, dan (3) hiperkoagulabilitas darah. Kontribusi relative

dari setiap factor dan bagaimana hubungan antara factor-faktor tersebut masih dalam perdebatan.

Statis atau lambatnya aliran darah merupakan predisposisi untuk terjadinya thrombosis

dan tampaknya menjadi factor pendukung pada keadaan imobilisasi atau saat anggota gerak tidak

dapat dipakai untuk jangka waktu lama. Imobilisasi (seperti yang timbul selama masa perioperasi

atau pada paralisis) menghilangkan pengaruh pompa vena perifer, meningkatkan stagnasi dan

pengumpulan darah diekstremits bawah. Diusulkan bahwa stasis darah dibelakang daun katup

vena dapat menyebabkan penumpukan trombosist dan fibrin, yang mencetuskan perkembangan

thrombosis vena.

Walaupun cedera endotel diketahui dapat mengawali pembentukan thrombus, lesi yang

nyata tidak selalu dapat di tunjukkan. Tetapi, perubahan endotel yang tidak jelas, yang

disebabkan oleh perubahan kimiawi, iskemia atau anoksia atau peradangan dapat terjadi.

Penyebab kerusakan endotel yang jelas adalah trauma langsung pada pembuluh darah (seperti

fraktur atau cedera jaringan lunak) dan infus intravena atau zat-zat yang mengiritasi (seperti

kalium klorida, kemoterapi, atau antibiotic dosis tinggi).

Hiperkoagulabilitas darah bergantung pada intraksi kompleks antara berbagai macam

variable, termasuk endotel pembuluh darah, factor pembekuan dan thrombosis, komposisi, dan

sifat-sifat aliran darah. Selain itu, system fibrinolitik intrinsic menyeimbangkan system

pembekuan melalui lisis dan disolusi bekuan untuk mempertahankan patensi vascular. Keadaan

hiperkoagulasi timbul akibat perubahansalah satu variable ini. Kelainan hematologis, keganasan,

trauma, terapi estrogen, atau pembedahan dapat menyebabkankelainan koagulasi.

Thrombosis vena (apapun rangsangan yang mendasarinya) akan meningkat resistensi

aliran vena dari ekstremitas bawah. Dengan meningkatkan resistensi, pengosongan vena akan

Page 13: Tr Emboli Vena

terganggu, menyebabkan peningkatan volume dan tekanan darah vena. Thrombosis dapat

melibatkan kantong katup dan merusak fungsi katup. Katup yang tidak berfungsi atau inkompten

mempermudah terjadinya stasis dan penimbunan darah di ekstremitas.

Trombus akan menjadi semakin terorganisir dan melekat pada dinding pembuluh darah

apabila thrombus makin matang. Sebagai akibatnya, resiko embilisasi menjadi lebih besar pada

fase-fase awal thrombosis, namun demikian ujung bekuan tetap dapat terlepas dan menjadi

emboli sewaktu fase organisasi. Selain itu, perluasan thrombus dapat membentuk ujung yang

panjang dan bebas, dan dapat lepas dan menjadi emboli yang menuju sirkulasi paru. Perluasan

progresif juga meningkatkan derajat obstruksi vena dan melibatkan daerah-daerah tambahan dari

system vena. Pada akhirnya, patensi lumen mungkin dapat distabilkan dalam derajat tertentu

(atau direkanalisasi) dengan retraksi bekuan dan lisis melalui system fibrinolitik endogen.

Sebagian besar pasien memiliki lumen yang terbuka tapi dengan daun katup terbuka dan jaringan

perut, yang menyebabkan aliran vena dua arah.

2.3.5 Tromboflebitis superfisialis

Tromboflebitis superfisialis menyerang pembuluh darah subkutan di ekstremitas atas dan

bawah. Penyebab tromboflebitis pada ekstremitas atas adalah infus intravena, trauma jika

memasukkan larutan asam atau hipertonik. Tromboflebitis superfisialis pada ekstremitas bawah

biasanya disebabkan oleh varises vena atau trauma. Jika tidak diketahui penyebab pasti

tromboflebitis superfisialis, harus dipertimbangkan kemungkinan proses penyakit lain yang

mendasari, seperti penyakit buerger atau keganasan.

Perjalanan tromboflebitis superfisialis biasanya jinak dan swasirna. Emboli pru jarang

terjadi, tetapi dapat terjadi perluasan thrombus ke system vena profunda, terutama jika thrombus

berada dekat saluran penghubung utama atau pada pertemuan antara vena safena dan popliteal

vena femoralis.

2.3.6 Manifestasi klinis

Manifestasi khas dari tromboflebitis superfisialis adalah nyeri akut disertai rasa terbakar

dan nyeri tekan permukaan. Tromboflebitis superfisialis biasanya lebih nyeri dari pada

thrombosis vena profunda karena ujung-ujung saraf kulit berdekatan dengan letak proses

Page 14: Tr Emboli Vena

peradangannya. Kulit di sepanjang vena tersebut mungkin menjadi eritematosa dan hangat.

Mungkin kulit juga terlihat sedikit lebih bengkak. Vena tersebut bias teraba. Kekuatan vena ini

kadang-kadang disebut tali subkutan. Dapat timbul manifestasi sistemik dari peradangan ini,

berupa demam dan malese.

2.3.7 Pengobatan

Pengobatan thromboflebitis superfisialis berupa meninggikan ekstremitas yang terserang

da mengompresnya dengan air hangat. Obat anti radang (seperti aspirin) dapat mengurangi rasa

tidak nyaman da meningkatkan kinerja antitrombosis. Kaus kaki penekan atau pembalut elastic

dapat mengurangi stasis dan meningkatkan aliran balik vena dari ekstremitas bawah. Kateter

intar vena apapun pada daerah yang terserang harus diambil apabila kateter tersebut berperan

dalam terjadinya tromboflebitis superfisialis. Bila terdapat kemungkinan perluasan penyakit ke

pembuluh darah vena profunda utama., dapat diindikasikan ligasi atau pemotongan vena

superfisialis yang terserang pada persambungan safenofemoral.

2.3.8 Thrombosis vena profunda akut

Thrombosis vena profunda (DVT) mengenai pembuluh-pembuluh darah system vena

profunda yang menyerang hampir 2 juta orang Amerika hampir setiap tahunnya. Serangan

awalnya disebut DVT akut. Adanya riwayat DVT akut merupakan predisposisi untuk terjadinya

DVT rekuren. DVT dapat menimbulkan kecacatan dalam waktu yang lama karena kerusakan

katu-katup profunda. Emboli paru adalah resiko yang cukup bermakna pada DVT, terjadi pada

30% pasien DVT. Emboli paru penyebabkan 60.000 kematian setiap tahunnya di AS.

Kebanyakan thrombosis vena profunda berasal dari ekstrmitas bawah, banyak yang

sembuh sepontan, dan lainnya menjadi lebih luas atau membentuk emboli. Penyakit ini dapat

menyerang satu vena atau lebih, vena-vena di betis adalah vena-vena yang paling sering

terserang. Thrombosis pada vena popliteal, femoralis superfisialis juga sering terjadi. Amat

banyak kasus emboli paru-paru yang terjadi akibat DVT pada vena-vena panggul dan ekstremitas

bawah.

Factor resiko utama adalah (1) imobilitas nyata, (2) dehidrasi, (3) keganasan lanjut, (4)

diskrasia darah, (5) riwayat DVT, (6) varises vena, (7) operasi atau trauma pada anggota gerak

Page 15: Tr Emboli Vena

bawah atau pelvis. Factor predisposisi lain adalah pemakaian obat kontasepsi yang mengandung

estrogen, kehamilan, ggal jantung, kongestif kronik, dan obesitas.

Page 16: Tr Emboli Vena

BAB III

PENUTUP