Retardasi Mental Finish

26
RETARDASI MENTAL D i s u s u n Oleh : Daniel Parapat 09000047 DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN RUMAH SAKIT JIWA PROVSU MEDAN

Transcript of Retardasi Mental Finish

Page 1: Retardasi Mental Finish

RETARDASI MENTALD

i

s

u

s

u

n

Oleh :

Daniel Parapat

09000047

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

RUMAH SAKIT JIWA PROVSU

MEDAN

2013

Page 2: Retardasi Mental Finish

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman

tentang pengertian retardasi mental, cara mendiagnosa, serta tatalaksana

pasien dengan retardasi mental menurut hasil penelitian yang terbaru agar

didapatkan hasil yang optimal bagi para penderita.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruH pengajar

Departemen Ilmu Penyakit Jiwa atas segala bantuan yang telah diterima.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan

kemampuan penulis. Oleh karenanya, penulis mengharapkan saran dan

kritik yang membangun untuk kesempurnaan laporan kasus ini.

Medan, 1 Juli 2013

Penulis,

Daniel H P

ii

Page 3: Retardasi Mental Finish

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................1

1.2. Tujuan Penulisan.......................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3

2.1. Retardasi Mental.......................................................................3

2.1.1. Definisi.............................................................................3

2.1.2. Epidemiologi....................................................................3

2.1.3. Etiologi.............................................................................3

2.1.4. Diagnosis.........................................................................4

2.1.5. Gambaran Klinis..............................................................7

2.1.6. Diagnosa Banding...........................................................8

2.1.7. Terapi..............................................................................9

2.1.8. Prognosis.......................................................................10

BAB 3 KESIMPULAN & SARAN.............................................................12

3.1. Kesimpulan..............................................................................12

3.2. Saran.......................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................13

LAMPIRAN

iii

Page 4: Retardasi Mental Finish

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Retardasi mental salah satu cacat perkembangan lebih umum. Hal

ini dapat idiopatik dan menantang untuk mengenali anak yang terlihat

normal mengalami keterlambatan perkembangan. Sebaliknya, retardasi

mental dapat mudah dikenali saat anak dengan fitur dismorfik yang terkait

dengan gangguan retardasi mental yang dikenal faktor genetik.1 Estimasi

prevalensi dikalkulasi menggunakan denominator, didapati anak berumur

hingga 19 tahun pada area surve 7707 orang. Hasil prevalensi yang

dilaporkan adalah per 1000 anak. Prevalensi retardasi mental ringan dan

berat adalah 7,2 per 1000 anak.2 Retardasi mental kira-kira 1½ kali lebih

sering pada laki-laki dibanding wanita. Pada lanjut usia, prevalensi lebih

sedikit, karena mereka dengan retardasi mental yang berat atau sangat

berat memiliki angka mortalitas yang tinggi yang disebabkan dari penyulit

gangguan fisik yang menyertai.3

DSM-IV memberikan empat tipe retardasi mental, yang

mencerminan tingkat intelektual: retardasi mental ringan, retardasi mental

sedang, retardasi mental berat dan retardasi sangat berat.3 Telah

diperkirakan bahwa 80-90% individu dalam populasi dengan retardasi

mental berfungsi dalam kisaran ringan, sementara hanya 5% populasi

dengan retardasi mental yang gangguannya berat sampai sangat berat.4

Berdasarkan penelitian Harper ditemukan prevalensi retardasi mental

berat adalah 3 dari 1.000 populasi dan 30 dari 1.000 populasi menderita

retardasi mental ringan.5

Retardasi mental adalah suatu gangguan yang heterogen yang

terdiri dari fungsi intelektual yang di bawah rata-rata dan gangguan dalam

keterampilan adaptif yang ditemukan sebelum orang berusia 18 tahun.

1

Page 5: Retardasi Mental Finish

Fungsi intelektual keseluruhan ditentukan dengan menggunakan tes

kecerdasan yang dibakukan, dan istilah “secara bermakna di bawah rata-

rata” didefinisikan sebagai nilai kecerdasan (I.Q.; intelligence quotient)

kira-kira 70 atau lebih rendah atau dua simpangan baku di bawah rata-

rata untuk tes tertentu. Fungsi adaptif dapat diukur dengan menggunakan

skala yang dibakukan, seperti Vineland Adaptive Behavior Scale. Dalam

skala tersebut, komunikasi, keterampilan hidup sehari-hari, sosialisasi,

dan keterampilan motorik (sampai 4 tahun, 11 bulan) dinilai dan

membentuk suatu senyawa perilaku adaptif yang behubungan dengan

keterampilan yang diharapkan.3

1.2Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah

satu syarat kelulusan di dalam Departemen Ilmu Penyakit Jiwa Fakultas

Kedokteran Universitas HKBP Nommensen, Rumah Sakit Jiwa Provsu

Medan.

Selain itu, makalah ini juga dapat digunakan sebagai panduan klinisi

dalam mengidentifikasi, mendiagnosa, serta merawat pasien yang

didiagnosa dengan retardasi mental.

2

Page 6: Retardasi Mental Finish

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Retardasi Mental

2.1.1 Definisi

The American Association of Mental Deficiency (AAMD) dan

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder edisi keempat

(DSM-IV) mendefinisikan retardasi mental sebagai fungsi intelektual

keseluruhan yang secara bermakna di bawah rata-rata yang

menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaptif

dan bermanifestasi selama periode perkembangan-yaitu, sebelum usia 18

tahun. DSM-IV memberikan empat tipe retardasi mental, yang

mencerminan tingkat gangguan intelektual : retardasi mental ringan

(tingkat IQ 50-55 sampai kira-kira 70), retardasi mental sedang (tingkat IQ

35-40 sampai 50-55), retardasi mental berat (tingkat IQ 20-25 sampai 35-

40) dan retardasi mental sangat berat (tingkat IQ dibawah 20 atau 25).3

2.1.2 Epidemiologi

Prevalensi retardasi mental pada suatu waktu diperkirakan adalah

kira-kira 1 persen dari populasi.3 Lebih kurang 3 % dari populasi

mempunyai IQ kurang dari 70, dan retardasi mental adalah kurang dari

setengah dari semua kasus.5 Retardasi mental kira-kira 1½ kali lebih

sering pada laki-laki dibandingkan wanita.3 Telah diperkirakan bahwa 80-

90% individu dalam populasi dengan retardasi mental berfungsi dalam

kisaran ringan, sementara hanya 5 % populasi dengan retardasi mental

yang gangguannya berat sampai sangat berat.4

2.1.3 Etiologi

3

Page 7: Retardasi Mental Finish

Retardasi mental biasa disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan,

genetik atau banyak faktor. Selain itu, faktor sosial dan perilaku seperti

ekonomi rendah, malnutrisi, penggunaan alcohol dan obat-obatan

sewaktu hamil dipercayai dapat menjadi retardasi mental. Namun begitu,

30 hingga 50 kasus etiologi tidak dapat diidentifikasi walaupun setelah

evaluasi diagnostik.5

Setengah orang mempunyai malformasi congenital otak, manakala

yang lain mengalami kerusakan pada otak sewaktu perkembangan pre

atau post natal. Etiologi retardasi mental yang didapat termasuk asfiksia,

trauma kepala dan keganasan sitem saraf pusat. Etiologi yang paling

sering terjadi retardasi mental pada Negara industry adalah sindrom

alcohol fetal dengan insiden 1 dalam 100 kelahiran. Penyebab kedua

paling sering retardasi mental adalah sindrom dwon atau trisomy 21

dengan insiden 1 dari 800 hingga 1.000 kelahiran.5 Pada kira-kira

tigaperempat orang dengan retardasi mental parah, penyebabnya

diketahui, sedangkan penyebat terlihat pada hanya separuh orang

dengan retardasi mental ringan.3

2.1.4 Diagnosis

Diagnosis retardasi mental dapat dibuat setelah riwayat penyakit,

pemeriksaan intelektual yang baku, dan pengukuran fungsi adaptif

menyatakan bahwa perilaku anak sekarang adalah secara bermakna di

bawah tingkat yang diharapkan.3

Kriteria diagnostik untuk retardasi mental

A. Fungsi intelektual yang secara bermakna dibawah rata-rata I.Q. kira-

kira 70 atau kurang pada tes I.Q. yang dilakukan secara individual

(untuk bayi, pertimbangkan klinis adanya fungsi intelektual yang jelas

dibawah rata-rata).

B. Adanya defisit atau gangguan yang menyertai dalam fungsi adaptif

sekarang (yaitu, efektivitas orang tersebut untuk memenuhi standar-

4

Page 8: Retardasi Mental Finish

standar yang dituntut menurut usianya dalam kelompok kulturalnya)

pada sekurangnya dua bidang keterampilan berikut: komunikasi,

merawat diri sendiri, di rumah, keterampilan sosial/interpersonal,

menggunakan sarana masyarakat, mengarahkan diri sendiri,

keterampilan akademik fungsional, pekerjaan, liburan, kesehatan dan

keamanan).

C. Onset sebelum usia 18 tahun.

Penulisan didasarkan pada derajat keparahan yang mencerminkan

tingkat gangguan intelektual:

Retardasi mental ringan : tingkat IQ 50-55 sampai kira-kira 70

Retardasi mental sedang : tingkat IQ 35-40 sampai 50-55

Retardasi mental berat : tingkat IQ 20-25 sampai 35-40

Retardasi mental sangat berat : tingkat IQ dibawah 20 atau 25

Retardasi mental, keparahan tidak ditentukan : jika terdapat kecurigaan

kuat adanya retardasi mental tetapi intelegensi pasien tidak dapat diuji

oleh tes intelegensi baku.3

Karakteristik Perkembangan Orang Retardasi Mental

Derajat

Retarda

si

Mental

Usia Prasekolah (0-5)

Maturasi &

Perkembangan

Usia Sekolah (6-

20) Latihan &

Pendidikan

Dewasa (21 &

lebih)

Keadekuatan

Sosial & Kejuruan

Sangat

berat

Retardasi jelas

kapasitas berfungsi

yang minimal dalam

bidang sensorimotorik;

memerlukan perawatan;

memerlukan bantuan

Ada beberapa

perkembangan

motorik; dapat

berespons minimal

atau terbatas

terhadap latihan

Beberapa

perkembangan

motorik dan bicara;

dapat mencapai

perawatan diri yang

sangat terbatas;

5

Page 9: Retardasi Mental Finish

Derajat

Retarda

si

Mental

Usia Prasekolah (0-5)

Maturasi &

Perkembangan

Usia Sekolah (6-

20) Latihan &

Pendidikan

Dewasa (21 &

lebih)

Keadekuatan

Sosial & Kejuruan

dan pengawasan terus

menerus

menolong diri

sendiri

memerlukan

perawatan

Berat Perkembangan motorik

yang miskin;berbicara

sedikit biasanya tidak

mampu belajar dari

latihan menolong diri

sendiri; sedikit atau

tidak mempunyai

keterampilan

komunikasi

Dapat berbicara

atau belajar

komunikasi; dapat

dilatih dalam

kebiasaan sehat

dasar;memperoleh

manfaat dari latihan

kebiasaan

sistematik; tidak

memperoleh

manfaat dari latihan

kejuruan

Dapat berperan

sebagian dalam

pemeliharaan diri

sendiri dibawah

pengawasan

lengkap; dapat

mengembangkan

keterampilan

melindungi diri

sendiri sampai

tingkat minimal yang

berguna dalam

lingkungan yang

terkendali

Sedang Dapat berbicara atau

belajar untuk

berkomunikasi;

kesadaran sosial yang

buruk; perkembangan

motorik yang cukup;

mendapat manfaat dari

latihan menolong diri

Dapat memperoleh

manfaat dari latihan

dalam keterampilan

sosial dan

pekerjaan; tidak

mungkin

berkembang lebih

dari kelas dua

Dapat bekerja

sendiri dalam

pekerjaan yang

tidak terlatih dan

setengah terlatih

dibawah kondisi

terawasi;

memerlukan

6

Page 10: Retardasi Mental Finish

Derajat

Retarda

si

Mental

Usia Prasekolah (0-5)

Maturasi &

Perkembangan

Usia Sekolah (6-

20) Latihan &

Pendidikan

Dewasa (21 &

lebih)

Keadekuatan

Sosial & Kejuruan

sendiri; dapat ditangani

dengan pengawasan

sedang

dalam subjek

akademik; dapat

belajar pergi

sendirian ditempat

yang telah dikenal

pengawasan dan

bimbingan jika

berada dalam stress

sosial atau ekonomi

ringan

Ringan Dapat mengembangkan

keterampilan sosial dan

komunikasi retardasi

minimal dan bidang

sensorimotorik; sering

tidak dapat dibedakan

dari normal sampai

lebih tua

Dapat belajar

keterampilan

akademik sampai

kira-kira kelas enam

pada akhir usia

remaja; dapat

dibimbing untuk

menyesuaikan diri

dengan social

Biasanya dapat

mencapai

keterampilan sosial

dan kejuruan yang

adekuat untuk

membiayai diri

sendiri minimal

tetapi mungkin

memerlukan

bantuan dan

bimbingan jika

dibawah stress

sosial atau ekonomi

yang tidak biasa

2.1.5 Gambaran Klinis

Retardasi mental ringan mungkin tidak terdiagnosis sampai anak

yang terkena memasuki sekolah, karena keterampilan sosial dan

7

Page 11: Retardasi Mental Finish

komunikasinya mungkin adekuat dalam tahun-tahun prasekolah. Tetapi,

saat anak menjadi lebih besar, defisit kognotif tertentu seperti

kemampuan yang buruk untuk berpikir abstrak dan egosentrik mungkin

membedakan dirinya dengan anak lain dalam usianya. Walaupun orang

teretardasi ringan mampu dalam fungsi akademik pada tingkat pendidikan

dasar dan keterampilan kejuruannya adalah memadai untuk membantu

dirinya sendiri dalam beberapa kasus,asimilasi sosial mungkin sulit.

Defisit komunikasi, harga diri yang buruk, dan ketergantungan mungkin

berperan dalam relatif tidak adanya spontanitas sosialnya. Beberapa

orang teretardasi ringan mungkin masuk ke dalam hubungan dengan

teman sebaya yang mempergunakan kelemahannya. Pada sebagian

besar kasus, orang dengan retardasi mental ringan dapat mencapai suatu

tingkat keberhasilan sosial dan kejuruan dalam lingkungan yang

mendukung.3

Retardasi mental sedang kemungkinan didiagnosi pada usia yang

lebih muda dibandingkan retardasi mental ringan karena keterampilan

komunikasi berkembang lebih lambat pada orang teretardasi mental

sedang, dan isolasi sosial dirinya mungkin dimulai pada tahun-tahun usia

sekolah dasar. Walaupun pencapaian akademik biasanya terbatas pada

pertengahan tingkat dasar, anak yang teretardasi mental sedang

mendapatkan keuntungan dari perhatian individual yang dipusatkan untuk

mengembangkan keterampilan menolong diri sendiri. Anak-anak dengan

retardasi mental sedang menyadari kekurangannya dan sering kali

merasa diasingkan oleh teman sebayanya dan merasa frustasi karena

keterbatasannya. Mereka terus membutuhkan pengawasan yang cukup

tetapi dapat menjadi kompeten dalam pekerjaan yang dilakukan dalam

kondisi yang mendukung.3

Retardasi mental berat biasanya jelas pada tahun-tahun prasekolah,

karena bicara anak yang terkena adalah terbatas, dan perkembangan

8

Page 12: Retardasi Mental Finish

motoriknya adalah buruk. Suatu perkembangan bahasa dapat terjadi pada

tahun-tahun usia sekolah; pada masa remaja, jika bahasa adalah buruk,

bentuk komunikasi nonverbal dapat berkembang. Kemampuan untuk

mengartikulasikan dengan lengkap kebutuhannya dapat mendorong cara

fisik berkomunikasi. Pendekatan perilaku dapat membantu mendorong

suatu tingkat perawatan diri sendiri, walaupun orang dengan retardasi

mental berat biasanya memerlukan pengawasan yang luas.3

Anak-anak dengan retardasi mental sangat berat memerlukan

pengawasan yang terus-menerus dan sangat terbatas dalam

keterampilan komunikasi dan motoriknya. Pada masa dewasa, dapat

terjadi suatu perkembangan bicara, dan keterampilan menolong diri

sendiri yang sederhana dapat tercapai. Walaupun pada masa dewasa,

perawatan adalah diperlukan.3

2.1.6 Diagnosa Banding

Defisit bicara dan palsi serebral seringkali menyebabkan anak

tampak teretardasi, walaupun adanya kecerdasan yang ambang atau

normal. Gangguan kejang dapat memberi kesan retardasi mental,

terutama adanya kejang yang tak terkendali. Sindrom otak kronis dapat

menyebabkan kecacatan tersendiri-kegagalan menulis (agrafia),

kegagalan berkomunikasi (afasia) dan beberapa kecacatan lain-yang

dapat terjadi pada orang dengan kecerdasan normal dan bahkan

superior.3

Retardasi mental dan gangguan perkembangan pervasif sering kali

terjadi bersama-sama; 70 sampai 75 persen mereka dengan gangguan

perkembangan pervasif memiliki I.Q. yang kurang dari 70. Suatu

gangguan perkembangan pervasif menyebabkan distorsi waktu,

kecepatan, dan urutan banyak fungsi psikologis dasar yang diperlukan

untuk perkembangan sosial. Karena tingkat fungsi umumnya, anak-anak

9

Page 13: Retardasi Mental Finish

dengan gangguan perkembangan pervasif memiliki lebih banyak masalah

dalam hubungan sosial dan lebih banyak penyimpangan bahasa

dibandingkan mereka dengan retardasi mental. Pada retardasi mental,

ditemukan keterlambatan menyeluruh dalam perkembangan, dan anak-

anak retardasi mental berkelakuan seakan-akan mereka telah melewati

stadium perkembangan lebih awal yang normal, bukannya dengan

perilaku yang sama sekali menyimpang.3

2.1.7 Terapi

Pengobatan pada pasien retardasi mental berdasarkan penelitian

terkontrol kurang efektif. Penatalaksanaan perilaku merupakan program

utama untuk membantu orang retardasi mental mempelajari keterampilan

sosial dan personal yang dibutuhkan mereka untuk terus hidup di

masyarakat. penatalaksanaan yang digunakan untuk pasien retardasi

mental adalah pemberian obat-obatan dan psikoterapi.6

Farmakologi

Respon pasien retardasi mental stimulant, psikotropik dan

pengobatan anti depressive adalah sama dengan pasien yang tidak

mengalami retardasi mental. ADHD pada pasien retardasi mental adalah

dalam 9% hingga 18% pengobatan yang diberikan pada retardasi mental

adalah neuroleptic (antipsikotik). Penggunaan obat polimerasi harus

dihindari dan hindari daripada perubahan pengobatan pada sewaktu-

waktu. Alternatif terhadap obat neuroleptic pada pasien aggresif dan

pasien yang cenderung melukai diri sendiri harus konsiderasi. Salah satu

komplikasi pengobatan neuroleptic ini adalah sindrom malignant

neuroleptic, yang merupakan gangguan fatal. Pasien yang cenderung

melukai diri sendiri harus dirujuk ke spesialis jiwa untuk intervensi

perilaku. Tidak ada solusi mudah untuk mengatasi anak retardasi mental.6

Psikoterapi

10

Page 14: Retardasi Mental Finish

Psikoterapi pendukung dan terapi bertujuan membantu pasien

mendapat tilikan emosional. Terapi bertujuan untuk membantu pasien

mengidentifikasi kelebihan sendiri, membantu pasien membantu goal

yang realistis dan juga membantu pasien mengerti kesalahan perilaku

mereka serta membantu pasien untuk mencari cara lain untuk ekspresi

kemarahan.6

Intervensi keluarga

Orang tua membutuhkan bimbingan dari spesialis kesehatan mental.

Orang tua harus mencari spesialis yang dapat memberikan pelayanan

pada pasien retardasi mental. Orang tua juga perlu mencari edukasi

spesial dimana anak retardasi dapat hidup normal.6

2.1.8 Prognosis

Orang tua sering menanyakan tentang prognosis jangka panjang pada

saat telah ditegakkan diagnosis. Sangat sulit untuk memprediksi hasil

anak pada usia yang sangat muda. Kebanyakan anak yang memiliki

retardasi mental idiopatik terutama pasien yang memiliki retardasi mental

ringan, belajar pada tingkat yang stabil, jika terjadi regresi, dokter harus

mencurigai onset baru dari gangguan komorbid yang terkait atau

mempertimbangkan kemungkinan tidak terdiagnosi gangguan

degeneratif. Meskipun intelegen sangat penting dalam menentukan

prognosis, faktor lain dapat mempengaruhi fungsi dan menumbuhkan

hasil yang berbeda secara drastis. Pengaruh ini meliputi faktor lingkugan

dan hidup bersama perilaku, kejiwaan, gangguan medis dan sensorik.7

Sebagian besar individu yang menderita retardasi mental ringan

dengan komorbid, individu tersebut diharapkan untuk belajar dengan

kecepatan satu setengah sehingga dua pertiga dari kecepatan normal

dan bisa membaca setingkat anak kelas 3 hingga kelas 6 pada akhir

remaja. Individu yang IQ adalah antara 40 dan 55 (sedang) belajar pada

11

Page 15: Retardasi Mental Finish

sepertiga sampai setengah kecepatan dan dapat diharapkan untuk

mencapai kelas 1 sampai 3 tingkat kelas membaca. Mereka sering

tinggal di rumah-rumah kelompok. Mereka jarang menikah dan jarang

menjadi orang tua dari anak-anaknya, jika mereka melakukannya,

mereka mungkin perlu dukungan dan pengawasan. Mereka mungkin

dapat berfungsi dalam lingkungan kerja yang mendukung, tetapi lebih

sering bekerja di workshop terlindung yang menyediakan pengawasan

tetap.7

Bagi pasien retardasi mental berat dan sangat berat (IQ dibawah 40),

hasil bahkan kurang optimis. biasanya menghadiri keterampilan hidup

kelas selama tahun sekolah mereka dan akan terus memerlukan bantuan

dengan aktivitas hidup sehari-hari dari pengasuh sepanjang masa

dewasa. Individu ini sering mengalami masalah perilaku atau kejiwaan

komorbid dan membutuhkan pengawasan ketat. Pada prevalensi yang

lebih tinggi komorbiditas medis, dengan demikian tidak seperti individu

yang menderita retardasi mental ringan, harapan hidup dapat menurun

secara signifikan.7

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

12

Page 16: Retardasi Mental Finish

Retardasi mental adalah suatu gangguan yang heterogen yang

terdiri dari fungsi intelektual yang dibawah rata-rata dan gangguan dalam

keterampilan adaptif yang ditemukan sebelum orang berusia 18 tahun.

Retardasi mental biasa disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan,

genetik atau banyak faktor. Selain itu, faktor sosial dan perilaku seperti

ekonomi rendah, malnutrisi, penggunaan alcohol dan obat-obatan

sewaktu hamil dipercayai dapat menjadi retardasi mental. Namun begitu,

30 hingga 50 kasus etiologi tidak dapat diidentifikasi walaupun setelah

evaluasi diagnostik. DSM-IV memberikan empat tipe retardasi mental,

yang mencerminkan tingkat intelektual : retardasi mental ringan, retardasi

mental sedang, retardasi mental berat dan retardasi mental sangat berat.

Telah diperkirakan bahwa 80-90% individu falam populasi dengan

retardasi mental berfungsi dalam kisaran ringan, sementara hanya 5%

populasi dengan retardasi mental yang gangguannya berat sampai sangat

berat. Diagnosis retardasi mental merujuk kepada kriteria diagnostik yang

terdapat di DSM-IV. Penatalaksanaan pada retardasi mental terdiri dari

farmakologi, psikoterapi dan intervensi keluarga. Prognosis pada retardasi

mental berdasarkan tingkat derajat keparahan retardasi mental, semakin

berat semakin buruk pula prognosisnya.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan untuk para orang tua agar lebih

menjaga kesehatan pada saat hamil dan lebih aktif memberikan stimulus

kepada anak di usia dini agar mengurangi angka kejadian retardasi

mental.

REFERENSI

1. Walker W, Johnson P. 2006. Mental Retardation : Overview and

Diagnosi. American Academy of Pediatrics. 2006; 27; 204.

13

Page 17: Retardasi Mental Finish

2. Raina S, Razdan S, Nanda R. 2012. Prevalence of Mental Retardation

among Children in RS Pura Town of Jammu and Kashmir, India 15:

23-6

3. Kaplan, H. I., Saddock, B. J., dan Grebb, J. A., 2010. Sinopsis Psikiatri

Jilid Dua. Tangerang: Binarupa Aksara.

4. Nelson, W.E., Behrman, R.E., Kliegman. R., dan Arvin. Ann., 1999.

Ilmu Kesehatan Anak Nelson vol 1. Jakarta: EGC

5. Armadas, V. 2009. Mental retardation: definitions, etiology,

epidemiology and diagnosi. Journal of Sport and Health Research.

1(2): 112-112.

6. Lewis, Melvin., 1996. Child and Adolescent Psychiatry second edition.

7. Walker W, Johnson P. 2006. Mental Retardation: Management and

Prognosis. American Academy of Pediatrics. 2006;27;249

14