94195789 Askep Retardasi Mental

48
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK RETARDASI MENTAL DOSEN PENGAMPU VENNY VIDYANTI.,S.Kep.,Ns OLEH KELOMPOK I KELAS A6.2 1. MARIA JULIETA ESPERANCA NAIBILI (09130055) 2. ELISABETH NOVIA INA REGI (09130058) 3. SUPENI RAMBU PIRAS (09130059) 4. HASRY KURNIATY SAMBE RUMANGUN (09130061) 5. HERMAN SYS INDRAJAYA (09130065) 6. JUWITA VESBARIANA NAHAK (09130067) 7. MARIA ERLINDA SERAN (09130072) 8. ANDI INTAN (09130079) 9. AMIRIL MUKMININ (09130081) 10. MARIA PAULINA NAHAK (09130086) 11. SILVANUS ROGA MISI (09130088) PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA 2010

description

Keperawatan anak

Transcript of 94195789 Askep Retardasi Mental

Page 1: 94195789 Askep Retardasi Mental

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK RETARDASI MENTAL

DOSEN PENGAMPU

VENNY VIDYANTI.,S.Kep.,Ns

OLEH

KELOMPOK I

KELAS A6.2

1. MARIA JULIETA ESPERANCA NAIBILI (09130055)

2. ELISABETH NOVIA INA REGI (09130058)

3. SUPENI RAMBU PIRAS (09130059)

4. HASRY KURNIATY SAMBE RUMANGUN (09130061)

5. HERMAN SYS INDRAJAYA (09130065)

6. JUWITA VESBARIANA NAHAK (09130067)

7. MARIA ERLINDA SERAN (09130072)

8. ANDI INTAN (09130079)

9. AMIRIL MUKMININ (09130081)

10. MARIA PAULINA NAHAK (09130086)

11. SILVANUS ROGA MISI (09130088)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2010

Page 2: 94195789 Askep Retardasi Mental

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahma-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dengan judul “Asuhan

Keperawatan Pada Anak dengan Retardasi Mental”.

Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan,motivasi,dorongan dan bimbingan dari berbagai

pihak.Untuk itu,penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihakyang telah

turut membantu dalam menyusun makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari peranan berbagai pihak yang telah memberikan

bantuan dan bimbingan kepada penulis. Untuk itu,dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima

kasih kepada :

1. Tim Dosen pengampu mata kuliah asuhan keperawatan perkembangan anak.

2. Teman-teman yang telah membantu dan berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik guna memperbaiki penyusunan asuhan

keperawatan berikutnya.

Akhir kata,semoga makalah asuhan keperawatan pada anak retardasi mental ini dapat

bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Yogyakarta,Januari 2011

Penulis

Page 3: 94195789 Askep Retardasi Mental

DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………………………i.

Kata Pengantar………………………………………………………………………………….ii

Daftar Isi………………………………………………………………………………………..iii

Bab I Pendahuluan……………………………………………………………………………..1

A. Latar Belakang………………………………………………………………………….

B. Tujuan penulisan………………………………………………………………………..

Bab II Tinjauan Teori……………………………………………………………………………

A. Pengertian Retardasi Mental…………………………………………………………….

B. Klasifikasi Retardasi Mental…………………………………………………………..

C. Etiologi Retardasi Mental……………………………………………………………..

D. Diagnosis dan Gejala klinis…………………………………………………………….

E. Pemeriksaan Penunjang…………………………………………………………………

F. Penatalaksanaan………………………………………………………………………..

G. Pencegahan…………………………………………………………………………….

Bab III Pembahasan……………………………………………………………………………

Bab IV Penutup………………………………………………………………………………

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………

B. Saran…………………………………………………………………………………..

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………

Page 4: 94195789 Askep Retardasi Mental

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi Negara

berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0,3 % dari seluruh

populasi , dan hamper 3% mempunyai IQ dibawah 70. Sebagai sumber daya manusia tentunya

mereka tidak bisa dimanfaatkan,karena 0,1% dari anak-anak ini memerlukan

perawatan,bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya (Swaiman KF,1989).Sehingga

retardasi mental masih merupakan dilemma,sumber kecemasan bagi keluarga dan masyarakat.

Demikian pula dengan diagnosis,pengobatan dan pencegahannya masih merupakan masalah

yang tidak kecil.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu membuat dan mengaplikasikan proses pemberian asuhan

keperawatan pada anak retardasi mental.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian retardasi mental

b. Mengetahui klasifikasi retardasi mental

c. Mengetahui etiologi retardasi mental

d. Mengetahui diagnosis dan gejala klinis

e. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada pasien retardasi mental

f. Mengetahui penatalaksanaan pada pasien retardasi mental

g. Mengetahui pencegahan terjadinya retardasi mental

Page 5: 94195789 Askep Retardasi Mental

h. Memahami asuhan keperawatan komprehensif pada anak dengan retardasi

mental

Page 6: 94195789 Askep Retardasi Mental

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Retardasi Mental

Menurut WHO (dikutip dari Menkes 1990),retardasi mental adalah kemampuan mental yang

tidak mencukupi.

Carter CH(dikutip dari Toback C.) mengatakan retardasi mental adalah suatu kondisi yang

ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk

belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.

Menurut Crocker AC 1983,retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang

rendah,yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku,dan gejalanya timbul pada

masa perkembangan.

Menurut Melly Budhiman,seseorang dikatakan retardasi mental,bila memenuhi kriteria sebagai

berikut :

a. Fungsi intelektual umum dibawah normal

b. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif social

c. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu dibawah usia 18 tahun

B. Klasifikasi Retardasi Mental

Menurut nilai IQ-nya maka intelegensi seseorang dapat digolongkan sebagai berikut

(dikutip dari Swaiman 1989) :

Nilai IQ

Sangat superior 130 atau lebih

Superior 120-129

Diatas rata-rata 110-119

Page 7: 94195789 Askep Retardasi Mental

Rata-rata 90-110

Dibawah rata-rata 80-89

Retardasi mental borderline 70-79

Retardasi mental ringan(mampu didik) 52-69

Retardasi mental sedang (mampu latih ) 36-51

Retardasi mental berat 20-35

Retardasi mental sangat berat Dibawah 20

Yang disebut retardasi mental apabila IQ dibawah 70,retardasi mental tipe ringan

masih mampu didik,retardasi mental tipe sedang mampu latih,sedangkan retardasi

mental tipe berat dan sangat berat memerlukan pengawasan dan bimbingan seumur

hidupnya.Bila ditinjau dari gejalanya,maka Melly Budhiman membagi :

a. Tipe Klinik

Pada retardasi mental tipe klinik ini mudah dideteksi sejak dini,karena

kelainan fisis maupun mentalnya cukup berat penyebabnya sering kelainan

organic,kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus-menerus dan

kelainan ini dapat terjadi pada kelas social tinggi ataupun yang

rendah.Orangtua dari anak yang menderita retardasi mental tipe klinik ini

cepat mencari pertolongan oleh karena mereka melihat sendiri kelainan pada

anaknya.

b. Tipe sosio budaya

Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat

mengikuti pelajaran.Penampilannya seperti anak normal,sehingga disebut juga

retardasi enam jam karena begitu mereka keluar sekolah mereka dapat

bermain seperti anak-anak yang normal lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal

dari golongan social ekonomi rendah. Para orangtua dari anak tipe ini tidak

melihat adanya kelainan pada anaknya mereka mengetahui kalau anaknya

retardasi dari gurunya atau psikolog,karena anaknya gagal beberapa kali tidak

Page 8: 94195789 Askep Retardasi Mental

naik kelas. Pada umumnya anak tipe ini mempunyai taraf IQ golongan

borderline dan retardasi mental ringan.

C. EPIDEMOLOGI

Sekitar 3% populasi umum mempunyai kuotien intelegensi (IQ) kurang dari 2 simpang

baku dibawah mean. Telah diperkirakan bahwa 80-90% individu dalam populasi dengan

retardasi mental berfungsi dalam kisaran ringan, sementara hanya 5% populasi dengan

retardasi mental yang gangguannya berat sampai sangat berat. Prevalensi retardasi mental

ringan berbanding terbalik dengan status sosial ekonomi, sementara ketidakmampuan

sedang sampai berat terjadi dengan frekuensi yang sama pada hampir semua kelompok

pendapatan. Karena diagnosis retardasi mental didasarkan pada penilaian perilaku

penyesuaian diri dan tidak hanya pada IQ, maka epidemiologinya juga bervariasi sejalan

dengan siklus hidup. Insiden retardasi yang pada mulanya dilaporkan meningkat sejalan

dengan usia, jumlahnya meningkat dengan tajam pada awal tahun-tahun sekolah dan

menurun pada akhir masa remaja ketika individu dengan gannguan ringan menyelesaikan

pendidikan formalnya dan berasimilasi kedalam kehidupan dewasa “normal”. Identifikasi

anak dengan retardasi ringan pada masa pra sekolah paling lazim dipercepat dengan

perhatian pada perkembangan bahasanya.

D. Etiologi dan Patologi Retardasi Mental

Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental,penyebab dari retardasi

mental sangat kompleks dan multifaktorial.Namun,ada beberapa factor potensial

berperanan dalam terjadinya retardasi mental yang dinyatakan oleh Taft LT (1983)

dan Shonkoff JP (1992) antara lain

Faktor-Faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental

1) Non-organik

a. Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis

Page 9: 94195789 Askep Retardasi Mental

b. Faktor sosiokultural

c. Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik

d. Penelantaran anak

2) Organik

2.1. Faktor Prakonsepsi

a. Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolic,kelainan

neurocutaneos)

b. Kelainan kromosom (X-linked,translokasi,fragile-X) – sindrom polygenic

familial

2.2.Faktor Pranatal

a. Gangguan pertumbuhan otak trimester I

b. Kelainan kromosom (trisomi,mosaic)

c. Infeksi intrauterine,misalnya TORCH,HIV (Human Immunodeficiency

virus )

d. Zat-zat teratogen (alcohol,radiasi,kokain,logam berat)

e. Disfungsi plasenta

f. Kelainan congenital dari otak (idiopatik)

g. Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III

h. Ibu:diabetes mellitus,PKU(Phenylketonuria)

i. Toksemia gravidarum

j. Ibu malnutrisi

2.3.Faktor Perinatal

a. Sangat premature

b. Asfiksia neonatorum

c. Trauma lahir : Perdarahan Intakranial

d. Meningitis

e. Kelainan metabolic : Hipoglikemia,Hiperbilirubinemia

Page 10: 94195789 Askep Retardasi Mental

2.4.Faktor postnatal

a. Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat

b. Neuro toksin,misalnya logam berat

c. CVA (Cerebrovascular accident)

d. Anoksia,misalnya tenggelam

e. Metabolic

f. Gizi buruk

g. Kelainan hormonal,misalnya hipotiroid,pseudohipoparatirid

h. Aminoaciduria,misalnya PKU (phenyl ketonuria)

i. Kelainan metabolism karbohidrat,galaktosemia

j. Polisakaridosis,misalnya sindrom Hurler

k. Cerebral lipidosis (Tay Sachs),dengan hepatomegali (Gaucher)

l. Penyakit degeneratif /metabolic lainnya

m. Infeksi

n. Meningitis,ensefalitis

o. Subakut sklerosing panesefalitis

Penentu kemampuan pada setiap individu adalah kompleks dan banyak faktor. Tanpa

memandang tingkat kemampuannya, kemampuan setiap anak dipengaruhi oleh status integritas

maupun maturasi sistem saraf dan oleh sifat serta kualitas pengalaman hidupnya. Bebearap anak

terus menerus mangalami gangguan neurologis yang berarti dan kemampuannya berkembang

normal. Yang lain menampakan gangguan kognitif berat meskipun tidak ada tanda-tanda

neurologis setempat yang dapat dikenali atau bukti adanya riwayat faktor resiko disfungsi sistem

saraf sentral yang bermakna. Sebab-sebab neurologis retardasi mental mungkin terdapat pada

berbagai faktor seperti malformasi struktural otak, kelainan metabolik, dan defisoit sistem saraf

sentral yang terkait dengan infeksi, malnutrisi atau jejas hipoksik-iskemik. Berdasarkan

pengalaman tanda-tanda retardasi dapat dikenali dengan adanya riwayat disfungsi penyedia

perawatan yang terkait dengan psikopatologi orangtua, disorganisasi keluarga yang ekstrim, atau

kesulitan ekonomi. Anak yang hidup dalam kemiskinan biasanya rentan terhadap beban stres

sosial yang kumulatif maupun kerentanan biologis yang lebih besar yang terkait dengan faktor-

faktor resiko lebih tinggi seperti komplikasi perinatal dan defisiensi nutrisi.

Page 11: 94195789 Askep Retardasi Mental

Faktor-faktor potensial yang berperan menyebabkan patogenesis Retardasi Mental:

Gangguan Prakonsepsi

Kelainan gena tunggal (misalnya: kesalahan metabolisme bawaan, gangguan neurokutan)

Kelainan kromosom (misanya: gangguan terkait-X, translokasi, X fragile)

Sindrom poligenik familial.

Gangguan Embrio Awal

Gangguan kromosom (misalnya: trisomi, mosaiks)

Infeksi (misanya: sitomegalovirus, rubella, toksoplasmosis, virus imunodefisiensi manusia)

Teratogens (misalnya: alkohol, radiasi)

Disfungsi plasenta

Malformasi sistem saraf sentral kongenital (idiopatik)

Gangguan Otak Janin

Infeksi (misanya: virus imunodefisiensi manusia, toksoplasmosis, sitomegalovirus, herpes

simpleks)

Toksin (misalnya: alkohol, kokain, timah hitam, fenilketonuria pada ibu)

Insufisiensi plasenta /malnutrisi intrauteri

Kesukaran Perinatal

Prematur ekstrim

Jejak hipoksik – iskemik

Perdarahan intrakranium

Gangguan metabolik (misalnya : hipoglikemia, hiperbilirubinemia)

Infeksi misalnya herpes simpleks, meningitis bakteria)

Gangguan Otak Pascahlahir

Infeksi (misalnya ensefalitis, meningitis)

Trauma (misalnya jejas kepala berat)

Asfiksia (misalnya hampir tenggelam, apneu lama, tercekik)

Gangguan metabolisme (misalnya hipoglikemia, hepernatremia,)

Toksin (misalnya : tima hitam)

Perdarahan intrakranium

Malnutrisi

Page 12: 94195789 Askep Retardasi Mental

Gangguan Berdasarkan Pengalaman Pascahlahir

Kemiskinan dan disorganisasi keluarga

Disfungsi interaksi penyedia perawatan

Psikopatologi orang tua

Orang tua yang menyalahgunakan obat

Pengaruh – pengaruh yang belum diketahui

Behrman, dkk.1999

Tabel di atas merupakan daftar faktor – faktor yang berpotensi turut menimbulkan patogenesis

retardasi mental dari prakonsepsi sampai awal tahun – tahun masa kanak – kanak. Hanya sedikit

faktor etiologi yang termasuk dalam tabel ini, namun memberikan kejelasan sempurna mengenai

fenomena retardasi pada setiap individu agaknya ketidakmampuan perkembangan

menggambarkan interaksi yang kompleks antara berbagai faktor risiko dan faktor protektif.

E. Diagnosis dan Gejala Klinis Retardasi Mental

Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan

fisik yang merupakan stigmata congenital,yang kadang-kadang gambaran stigmata

mengarah ke suatu sindrom penyakit tertentu.Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan

gejala yang sering disertai retardasi mental yaitu (Swaiman,1989):

1. Kelainan pada mata

1.1. Katarak

a. Sindrom Cockayne

b. Sindrom Lowe

c. Galaktosemia

d. Sindrom down

e. Kretin

f. Rubella prenatal

Page 13: 94195789 Askep Retardasi Mental

1.2. Bintik cherry-merah pada daerah macula

a. Mukolipidosis

b. Penyakit niemann-pick

c. Penyakit Tay-Sachs

1.3. Korioretinitis

a. Lues Kongenital

b. Penyakit sitomegalo virus

c. Rubela prenatal

1.4.Kornea keruh

a. Lues Kongenital

b. Sindrom Hunter

c. Sindrom Hurler

d. Sindrom Lowe

2. Kejang

2.1.Kejang umum tonik klonik

a. Defisiensi glikogen shintetase

b. Hiperlisinemia

c. Hipoglikemia,terutama yang disertai glycogen storage disease

I,III,IV,VI

d. Phenyl ketonuria

e. Sindrom malabsorbsi methionin

2.2.Kejang pada masa neonatal

a. Arginosuccinic asiduria

b. Hiperammonemia I dan II

c. Laktik asidosis

Page 14: 94195789 Askep Retardasi Mental

3. Kelainan kulit

Bintik café-au-lait

a. Ataksia – telengiektasia

b. Sindrom Bloom

c. Neurofibromatosis

d. Tuberous sclerosis

4. Kelainan rambut

4.1.Rambut rontok

a. Familial laktik asidosis dengan necrotizing ensefalopatik

4.2.Rambut cepat memutih

a. Atrofi progresif serebral hemisfer

b. Ataksia telangiektasia

c. Sindrom malabsorbsi methionin

4.3.Rambut halus

a. Hipotiroid

b. Malnutrisi

5. Kepala

a. Mikrosefali

b. Makrosefali

c. Hidrosefalus

d. Mucopolisakaridase

e. Efusi subdural

6. Perawakan pendek

a. Kretin

b. Sindrom Prader-wili

7. Distonia

a. Sindrom Hallervorden-spaz

Page 15: 94195789 Askep Retardasi Mental

Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya adalah sebagai berikut :

1. Retardasi mental ringan

Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka

ini termasuk dalam tipe social budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali

tidak naik kelas.Golongan ini termasuk mampu didik,artinya selain dapat diajar baca tulis

bahkan bisa sampai kelas 4-6 SD,juga bisa dilatih ketrampilan tertentu sebagai bekal

hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal.Tetapi pada

umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stress,sehingga tetap membutuhkan

bimbingan dari keluarganya.

2. Retardasi mental sedang

Kelompok ini kira-kira 12 % dari seluruh penderita retardasi mental,mereka ini mampu

latih tetapi tidak mampu didik.Taraf kemampuan intelekualnya hanya dapat sampai kelas

2 SD saja,tetapi dapat dilatih menguasai suatu ketrampilan tertentu misalnya

pertukangan,pertanian dan apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan,mereka

juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri.Kelompok ini juga kurang mampu

menghaadapi stress dan kurang dapat mandiri,sehingga memerlukan bimbingan dan

pengawasan.

3. Retardasi mental berat

Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah

ditegakkan secara dini,karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan

keluhan dari orangtua dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlambatan

perkembangan motorik dan bahasa,kelompok ini termasuk tipe klinik mereka dapat

dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana,tidak dapat dilatih

ketrampilan kerja dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.

4. Retardasi mental sangat berat

Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalm tipe klinik.Diagnosis dini mudah dibuat

karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas.Kemampuan berbahasanya sangat

minimal mereka ini seluruh hidupnya tergantung pada orang disekitarnya.

Page 16: 94195789 Askep Retardasi Mental

Anak dengan temuan-temuan fisik yang menunjukan sindrom-sindrom yang dapat dikenali yang

disertai dengan retardasi mental harus diidentifikasi pada saat lahir atau selama awal masa bayi.

Sindrom down dan mikrosefali primer merupakan contoh keadaan- keadaan demikian. Namun,

gangguan ini mewakili sebagian kecil anak kecil dengan gangguan intelektual. Sebagian besar

anak diidentifikasi karena kegagalannya dalam memenuhi harapan – harapan sesuai dengan

umurnya.

F. Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemerisaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retardasi

mental yaitu ( Shonkoff JP,1992):

1. Kromosom kariotipe

a. Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas

b. Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen

c. Terdapat beberapa kelainan congenital

d. Genitalia abnormal

2. EEG (Elektro Ensefalogram)

a. Gejala kejang yang dicurigai

b. Kesulitan mengerti bahasa yang berat

Page 17: 94195789 Askep Retardasi Mental

3. CT(Cranial Computed Tomography) atau MRI(Magnetic Resonance Imaging )

a. Pembesaran kepala yang progresif

b. Tuberous sklerosis

c. Dicurigai kelainan otak yang luas

d. Kejang local

e. Dicurigai adanya tumor intrakranial

4. Titer virus untuk infeksi congenital

a. Kelainan pendengaran tipe sensorineural

b. Neonatal hepatosplenomegali

c. Petechie pada periode neonatal

d. Chorioretinitis

e. Mikroptalmia

f. Kalsifikasi intracranial

g. mikrosefali

5. Serum asam urat (uric acid serum)

a. Choreoatetosis

b. Gout

c. Sering mengamuk

6. Laktat dan piruvat darah

a. Asidosis metabolic

b. Kejang mioklonik

c. Kelemahan yang progresif

d. Ataksia

e. Degenerasi retina

f. Ophtalmoplegia

g. Episode seperti stroke yang berulang

7. Plasma asam lemak rantai sangat panjang

a. Hepatomegali

b. Tuli

c. Kejang dini dan hipotonia

d. Degenerasi retina

Page 18: 94195789 Askep Retardasi Mental

e. Opthalmoplegia

f. Kista pada ginjal

8. Serum seng (Zn)

a. Acrodermatotis

9. Logam berat dalam darah

a. Anamnesis adanya pika

b. anemia

10. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin

a. Gerakan yang involunter

b. Sirosis

c. Cincin Kayser-Fleischer

11. Serum asam amino atau asam organic

a. Kejang yang tidak diketahui penyebabnya

b. Gagal tumbuh

c. Bau yang tidak biasa pada air seni atau kulit

d. Warna rambut yang tidak biasa

e. Mikrosefali

f. Asidosis yang tidak diketahui sebabnya

12. Plasma ammonia

a.Muntah-muntah dengan asidosis metabolik

13. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit

a. Kehilangan fungsi motorik dan kognitif

b. Atrofi N.Optikus

c. Degenerasi retina

d. Serebelar ataksia yang berulang

e. Mioklonus

f. Hepatosplenomegali

g. Kulit yang kasar dan lepas-lepas

h. Kejang

i. Pembesaran kepala yang dimulai setelah umur 1 tahun

14. Urin mukopolisakarida

Page 19: 94195789 Askep Retardasi Mental

a. Kiposis

b. Anggota gerak yang pendek

c. Badan yang pendek

d. Hepatosplenomegali

e. Kornea keruh

f. Gangguan pendengaran

g. Kekakuan pada sendi

15. Urin reducing substance

a. Katarak

b. Hepatomegali

c. kejang

16. Urin ketoacid

a. Kejang

b. Rambut yang mudah putus

17. Urin asam vanililmandelik

a. Muntah-muntah

b. Isapan bayi pada saat menyusu yang lemah

c. Gejala disfungsi autonomic

G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi dan sangat individual

oleh sebab itu sebaiknya :

a. Dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak secara individual

untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal mungkin

b. Melibatkan psikolog untuk menilai perkembangan mental anak terutama

kemampuan kognitifnya,dokter anak untuk memeriksa fisik anak,menganalisis

penyebab,dan mengobati penyakit atau kelainan yang mungkin ada,pekerja social

diperlukan untuk menilai situasi keluarganya.

c. Melibatkan ahli saraf bila anak juga menderita epilepsi,cerebral palsy

d. Melibatkan psikiater bila anak menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila

orangtuanya membutuhkan dukungan terapi keluarga

Page 20: 94195789 Askep Retardasi Mental

e. Melibatkan ahli rehabilitasi medis bila diperlukan untuk merangsang

perkembangan motorik dan sensoriknya

f. Melibatkan ahli terapi wicara untuk memperbaiki gangguan bicaranya atau untuk

merangsang perkembangan bicaranya serta diperlukan guru pendidikan luar biasa

untuk anak-anak yang retardasi mental.

g. Bagi orang tuanya perlu diberi penerangan yang jelas mengenai keadaan anaknya

dan apa yang dapat diharapkan dari terapi yang diberikan serta diperlukan

kerjasama yang baik antara guru dengan orang tuanya,agar tidak terjadi

kesimpangsiuran dalam strategi penanganan anak di sekolah dan di

rumah,anggota keluarga lainnya juga harus diberi pengertian agar anak tidak

diejek atau dikucilkan

h. Masyarakat perlu diberikan penerangan tentang retardasi mental agar mereka

dapat menerima anak tersebut dengan wajar

i. Diberikan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan taraf IQ-nya mereka

digolongkan yang mampu didik untuk golongan retardasi mental ringan dan yang

mampu dilatih untuk anak dengan retardasi mental sedang,

j. Sekolah khusus untuk anak retardasi mental adalah SLB-C di sekolah ini

diajarkan juga keterampilan-keterampilan dengan harapan mereka dapat mandiri

dikemudian hari diajarkan pula tentang baik buruknya suatu tindakan tertentu

sehingga mereka diharapkan tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji sperti

mencuri,merampas,kejahatan seksual

k. Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan seperti

pemeriksaan kesehatan yang rutin,imunisasi,dan monitoring terhadap tumbuh

kembangnya.

l. Masalah nutrisi juga perlu mendapat perhatian

Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental bersifat multidimensi dan sangat

individual. Walaupun harus dipikirkan perlunya upaya multidisiplin yang sangat

terspesialisasi, namun tidak semua anak dengan retardasi mental ditangani paling

baik dengan sederetan pelayanan dan profesional yang kompleks. Keputusan yang

bijaksana mengenai sumber kebutuhan adalah paling mungkin terjadi bila mereka

Page 21: 94195789 Askep Retardasi Mental

diberikan informasi mengenai perkembangan rencana yang diindividualisasikan

tujuan dan objektif yang timbul dari perkembangan yang cermat mengenai risiko

tertentu dan faktor – faktor protektif yang ada dalam diri anak dan keluarga.

Salah satu peran yang penting dan paling utama yang dilakukan dokter

mencakup sintesis awal dan penyajian temuan – temuan diagnostik kepada

keluarga penderita. Proses ini melibatkan interaksi sensitif yang rinciannya sering

diingat dan diceritakan kata demi kata oleh para orang tua selama bertahun –

tahun kemudian. Klinis yang terampil memberikan informasi lengkap dan akurat

mengenai apa saja yang diketahui menyangkut sifat dan kemungkinan penyebab

kecacatan anak, mengidentifikasi daerah kemampuan relatif dan perilaku adaptif,

memberikan dukungan emosional, bekerja sama dengan keluarga untuk

menentukan tujuan dan sasaran tertentu dan merumuskan strategi untuk

menajemen lebih lanjut, memberikan cukup kesempatan pada orangtua untuk

mengenali kebutuhan-kebutuhannya sendiri terhadap informasi yang lebih lanjut,

dan berespon secara jujur terhadap pertayaan-pertayaan yang tidak dapat dijawab.

Bila ditangani dengan baik, wawancara awal yang penuh informasi dapat

memberikan dasar yang kuat untuk kerja sama terus menerus antara orangtua dan

para ahli.

Pelayanan pendidikan dan terapeutis yang terspesialisasi merupakan unsur

pokok dalam penanganan secara multi disiplin pada anak dengan retardasi mental.

Selama tahun-tahun masa remaja berbagai masalah yang terkait dengan

seksualitas, pelatihan kerja, dan kehidupan bermasyarakat menjadi lebih menonjol

daripada stadiun sebekumnya. Peran dokter perlu bervariasi sesuai dengan

kebutuhan anak dan keluarganya. Semua anak harus dipastikan mendapat

pelayanan rumatan kesehatan rutin yang meliputi imunisasi, pemantauan

pertumbuhan, dan pengobatan segera umtuk penyakit-penyakit minor. Komplikasi

medis tertentu yang terjadi dengan frekuensi yang lebih besar pada anak dengan

kecacatan perkembangan (misalnya, gangguan kejang-kejang, gangguan

penglihatan dan pendengaran dan masalah nutrisi) memerlukan diagnosis yang

tepat dan manajemen yang cepat. Pengawasan kesehatan terus menerus harus

didasari dengan pengetahuan mengenai risiko relatif gangguan tertentu yang

Page 22: 94195789 Askep Retardasi Mental

terkait (misanya, gangguan pendengaran sensorineural yang progresivitasnya

lambat pada anak dengan infeksi CMV kongenital, atau perkembangan

hipotiroidisme, ketidakstabilan atlantoaksial, tuli konduktif atau penyakit seliakus

pada anak dengan sindrom Down). Akhirnya, dokter mempunyai tanggung jawab

penting untuk memastikan adanya konseling genetik yang canggi kapanpun

diagnosis gangguan yang dapat diwariskan dipikirkan.

Kerjasama antara dokter puskesmas dan sistem pelayanan intervensi awal

sangat penting pada manajemen anak dengan gangguan perkembangan pada usia

tahun-tahun pertama. Identifikasi dini dan rujukan segera menjamin adanya jadi

individualisasi untuk anak bersama pelayanan pendukung fleksibel untuk

keluarganya. Pelayanan demikian disampaikan paling baik bila mereka

memfokuskan pada keluarga sebagai sistem yang dinamis dan memandang

adaptasi anak dan keluarga sebagai sesuatu yang saling tergantung dan sama-sama

dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka tinggal. Meskipun keterbatasan

metodologi secara bermakna menurunkan kemampuan untuk melakukan evaluasi

yang adekuat terhadap kisaran pengaruh program intervensi awal pada anak kecil

yang cacat, penelitian yang besar menunjukkan adanya manfaat positif jangka-

pendek pada skor uji perkembanagan yang telah distandarisasi. Pengaruh jangka-

panjang intervensi awal pada kemampuan sosial anak dan adaptasi keluarga

sebagian besar belum diketahui

H. Pencegahan Terjadinya Retardasi Mental

Karena penyembuhan dari retardasi mental ini boleh dikatakan tidak ada,sebab kerusakan

dari sel-sel otak tidak mungkin fungsinya dapat kembali normal.

Maka diperlukan :

Page 23: 94195789 Askep Retardasi Mental

a. Pencegagan primer yaitu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya

penyakit dengan memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit yang

potensial dapat mengakibatkan retardasi mental misalnya melalui imunisasi

b. Konseling perkawinan,pemeriksaan kehamilan yang rutin, nutrisi yang baik

selama kehamilan dan bersalin pada tenaga kesehatan yang berwenang maka

dapat membantu menurunkan angka kejadian retardasi mental

c. Demikian pula dengan mengentaskan kemiskinan dengan membuka lapangan

kerja,memberikan pendidikan yang baik,memperbaiki sanitasi

lingkungan,meningkatkan gizi keluarga akan meningkatkan ketahanan terhadap

penyakit

d. Dengan adanya program BKB (Bina Keluarga dan Balita) yang merupakn

stimulasi mental dini dan bisa juga dikembangkan juga deteksi dini,maka dapat

mengoptimalkan perkembangan anak

e. Diagnosis dini sangat penting dengan melakukan skrining sedini mungkin

terutama pada tahun pertama maka dapat dilakukan intervensi yang dini

pula.misalnya diagnosis dini hipotiroid dapat memperkecil kemungkinan retardasi

mental

Meskipun sebagian besar mekanisme patogenetik tetap belum diketahui namun

gangguan yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan diagnostik prenatal, seperti

ultrasonografi, amniosentesis, atau biopsi villus korion, jumlahnya semakin

bertambah. Penyediaan informasi yang lengkap dan manajemen pengobatan yang

sensitif karenanya sangat penting untuk memastikan keputusan keluarga yang

telah diberi informasi mengenai semua pilihan intervensi prenatal yang tersedia,

termasuk penbedahan janin eksperimental (seperti penempatan pirau (shunt)

intrakranial dalam rahim) dan penghentian kehamilan secara elektif. Bila tersedia

penanganan dini tertentu pada bayi dengan gangguan metabolik (seperti

fenilketonuria) atau kelainan strukrural (seperti hidrosefalus), pencegahan yang

berhasil memerlukan diagnosis segera dan manajemen yang canggih. Sebaliknya,

gangguan metabolik yang dapat diidentifikasi tetapi terapi spesifiknya belum

tersedia, seperti mukopolisakharidosis, harus menunggu kemajuan biologi

Page 24: 94195789 Askep Retardasi Mental

molekular lebih lanjut sebelum upaya pencegahan yang efektif dapat

direalisasikan.

Tema utama yang umum dijumpai pada semua upaya pencegahan

retardasi mental adalah meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan

penyediaan pengasuhan dan lingkungan yang merangsang pertumbuhan. Karena

mayoritas populasi individu dengan retardasi mental adalah retardasi ringan, dan

karena retardasi ringan secara tidak seimbang lazim dijumpai pada kelompok

sosioekonomi rendah, banyak upaya pencegahan harus memfokuskan pada

kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan awal anak yang hidup dalam

kemiskinan. Dalam hal ini, perawatan prenatal, pengawasan kesehatan reguler,

dan pelayanan dukungan keluarga merupakan srategi pencegahan utama

Page 25: 94195789 Askep Retardasi Mental

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Anak X berusia 7 tahun kelas 2 SD mengalami gangguan perkembangan.Berdasarkan keluhan

dari orangtua dimana anak sejak awal usia 3 tahun sudah terdapat keterlambatan perkembangan

motorik,keterlambatan dalam bicara dan bahasa serta kendala dalam penyesuaian perilaku

maupun intelegensi yang rendah,menurut orangtuanya Anak X baru diketahui setelah Anak X

masuk sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti pelajaran dan pada akhirnya tidak naik kelas

karena An.X tidak dapat membaca dan berhitung. Padahal kedua orangtuanya sudah berusaha

melatih anak dalam belajar berhitung dan membaca namun An.X tidak memahami apa yang

diajarkan oleh kedua orangtuanya.Berdasarkan pemeriksaan dan pengkajian pada An.X

diperoleh tingkat intelengensia 51 termasuk dalam retardasi mental sedang.

Page 26: 94195789 Askep Retardasi Mental

A. PENGKAJIAN

Nama Mahasiswa :Bria Kleuk

Tempat Praktek :RS Respati Ruang Melati IV

Tanggal Praktik :

I. IDENTITAS DATA

Pasien

Nama : An.X

Umur : 7 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : -

Alamat : Janti,Jl.adisucipto 56

Yogyakarta

Diagnosa Medis :RM(Retardasi Mental)

Penanggung Jawab

Nama : Tn.D

Umur : 24 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan :

Alamat : Janti,Jl.adisucipto 56

Yogyakarta

Hubungan dengan Klien : Orangtua

II. KELUHAN UTAMA

Pusing

Page 27: 94195789 Askep Retardasi Mental

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Ibu An.X mengatakan bahwa anaknya tiba-tiba menjerit kesakitan pada kepala sambil

menangis dan menurut ibunya hal ini muncul ketika anak X hendak belajar.Oleh

karena,An.X selalu menjerit kesakitan pada kepala dan pusing maka ibunya berhenti

untuk melatih anaknya dalam membaca dan berhitung.Selain itu menurut Ibunya,

An.X juga tampak lemah,lelah setelah ia merasa sakit kepala dan pusing.Ibu An.X

mengatakan bila tiap kali hendak diajarkan atau setelah diajarkan An.X selalu

mengeluh pusing dan kesakitan pada kepala sehingga bila diajak untuk belajar An.X

tidak ada keinginan untuk belajar dan lebih suka menarik diri.

IV. RIWAYAT MASA LAMPAU

1. Prenatal

Ibu An.X mengatakan selama Ia mengandung pada usia kehamilan 5 bulan Ibu

An.X menderita penyakit malaria Falciparum selama 1 minggu dan Ia meminum

obat klorokuin yang diperoleh di POLINDES.

Ibu An.X juga mengatakan selama masa kehamilannya Ia makan 2x sehari pada

siang dan malam dengan nasi tanpa lauk oleh karena status ekonomi mereka yang

rendah.

Ibu An.X juga jarang memeriksa kehamilannya pada pelayanan kesehatan dengan

alasan tidak mempunyai uang untuk mengontrol kehamilannya.

2. Natal ( tindakan persalinan, obat-obatan, tempat persalinan )

Ibu An.X melahirkan An.X dengan persalinan yang normal,Ia melahirkan di

rumahnya sendiri di bantu oleh bidan desa namun An.X dilahirkan belum cukup

bulan,Ibu klien mengatakan ia melahirkan pada usia kehamilan 7 bulan.

3. Postnatal

Ibu klien mengatakan ia melahirkan An.X dengan BB 3,5 kg dan PBL : 75 cm

4. Penyakit waktu kecil

Ketika An.X berusia 4 Tahun An.X pernah mengalami demam yang tinggi selama

1 minggu,dan ibu klien hanya membeli termorex untuk menurunkan demam

An.X,”tutur Ibu An.X”

5. Pernah dirawat di RS

Page 28: 94195789 Askep Retardasi Mental

Ibu An.X mengatakan bahwa Ia dan keluarganya tidak pernah berobat di Rumah

Sakit dan ini merupakan pertama kali Ibu klien datang membawa anaknya ke

Rumah sakit Respati.

6. Obat-obatan yang digunakan

Ibu Klien mengatakan bahwa bila An.X sakit kepala atau pusing dan demam Ibu

An.X biasa membeli termorex untuk menurunkan demam An.X.

7. Allergi

Ibu klien mengatakan bahwa An.X lebih menyukai makan daging ayam karena

An.X mengalami allergi bila makan ikan,kulit An.X bila mengkonsumsi ikan

terasa gatal dan tampak kemerahan,”tutur Ibu An.X”

8. Kecelakaan

Ibu klien mengatakan ketika An.X berusia 3 tahun,An.X mengalami kecelakaan

lalu lintas bersama Ayahnya dan kecelakaan tersebut An.X mengalami benturan

yang sangat keras pada trotoar,namun tidak keluar darah dalam benturan

tersebut.Penanganan yang dilakukan oleh ayah dan ibunya terhadap An.X yaitu

berobat di POLINDES.

9. Imunisasi

Ibu klien mengatakan An.X sudah menerima imunisasi lengkap di POLINDES

yaitu campak,polio,BCG,Hepatitis.

Page 29: 94195789 Askep Retardasi Mental

V. RIWAYAT KELUARGA ( disertai genogram )

Keterangan :

: Wanita : Garis keturunan

: Pria : Garis pernikahan

: An.X : Tinggal serumah

X: Meninggal

Riwayat yang pernah, sedang diderita keluarga, baik yang berhubungan dan tidak

berhubungan dangan penyakit yang diderita klien. Gambar Genogram dengan

ketentuan yang berlaku ( symbol dan 3 generasi )

Page 30: 94195789 Askep Retardasi Mental

VI. RIWAYAT SOSIAL

1. Yang mengasuh dan alasannya

Ibu Klien mengatakan bila Ia dan suaminya bekerja(memotong rumput untuk

ternak)mereka menitipkan An.X pada neneknya dari pagi hingga sore hari.

2. Pembawaan secara umum

An.X adalah seorang anak perempuan yang pendiam dan pemalu,An.X

mempunyai kebiasaan menghisap jarinya.

3. Lingkungan rumah

Ibu An.X mengatakan rumahnya sederhana,dan selalu dibersihkan dan ditata

dengan rapi,nyaman.Sebelum berangkat bekerja Ibu An.X selalu mengecek

kembali keadaan rumah seperti kompor,listrik.

VII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI

1. Diagnosa medis : Retardasi Mental sedang

2. Tindakan operasi: -

3. Obat-obatan :

kemampuan anak belajar : glutamic acid , pyrithioxine

konvulsi : luminal, dilantin

hiperkinetik : tranquilizer,

neuroleptik: haldol

antidepressant : imipramin

4. Tindakan keperawatan : pendidikan kesehatan

5. Hasil laboratorium

6. Hasil Rontgen

7. Data tambahan

VIII. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON

1. Persepsi dan pola manajemen kesehatan

a. status kesehatan anak sejak lahir

b. pemeriksaan kesehatan secara rutin, imunisasi

Page 31: 94195789 Askep Retardasi Mental

c. Penyakit yang menyebabkan anak absen dari sekolah

d. Praktek pencegahan kesehatan ( pakaian, menukar popok, dll)

e. Apakah orang tua merokok ?, didekat anak ?

f. Mainan anak/bayi (aman?) keamanan kendaraan ?

g. Praktek keamanan orang tua (produk rumah tangga, menyimpan obat-obatan ,

dll)

2. Nutrisi – Pola Metabolic

An.X

a. Pemberian ASI/PASI, perkiraan jumlah minum, kekuatan menghisap (

bagi yang masih bayi )

b. Selera makan, makanan tidak disukai/disukai

c. Masukan makanan selama 24 jam ? makanan tambahan ? vitamin ?

d. Kebiasaan makan

e. Alat makan yang digunakan

f. Berat badan lahir? Berat badan saat ini?

g. Masalah kulit : rash, lesi, dll

Orang tua

- status nutrisi orang tua/keluarga? Masalah?

3. Pola Eliminasi

a. Pola defekasi (gambarkan: frekuensi, kesulitan, kebiasaan ada darah/tidak)

b. Mengganti pakaian dalam/diapers ( bagi bayi )

c. Pola eliminasi urin (gambarkan : berapa kali popok basah/hari, perkiraan

jumlah , kekuatan keluarnya urin, bau, warna)

Orang tua

- Pola eliminasi ? masalah ?

4. Aktivitas – Pola Latihan

Page 32: 94195789 Askep Retardasi Mental

a. Rutin mandi ? ( kapan, bagaimana, dimana, menggunakan sabun apa?)

b. Kebersihan rutin ( pakaian, dll)

c. Aktivitas sehari-hari dirumah, bermain, tipe mainan yang digunakan, teman

bermain, penampilan anak saat bermain, dll)

d. Level aktivitas anak/bayi secara umum, tolerans

e. Persepsi anak terhadap kekuatan ( kuat atau lemah )

f. Kemampuan kemandirian anak ( mandi, makan, toileting, berpakaian, dll )

Orang tua

- Aktivitas/pola latihan, pemeliharaan anak, pemeliharaan rumah ?

5. Pola Istirahat – Tidur

a. Pola istirahat/tidur anak, perkiraan jam, dll

b. Perubahan pola istirahat, mimpi buruk, nocturia ?

c. Posisi tidur anak? Gerakan tubuh ?

Orang tua

- Pola tidur orang tua

6. Pola Kognitif – Persepsi

a. Responsive anak secara umum

b. Respons anak untuk berbicara, suara, object, sentuhan ?

c. Apakah anak mengikuti object dengan matanya ? respon untuk meraih mainan

d. Vokal suara, pola bicara, mainan, dsb

e. Kemampuan anak untuk mengatakan nama, waktu, alamat, nomor telepon,

dsb

f. Kemampuan anak untuk mengatakan kebutuhan : lapar, haus, nyeri, tidak

nyaman ?

Orang tua

- Masalah dengan penglihatan, pendengaran, sentuhan ,dsb

- Kesulitan membuat keputusan, judgments ?

Page 33: 94195789 Askep Retardasi Mental

7. Persepsi Diri – Pola Konsep Diri

a. status mood bayi/anak ( iritabilitas )

b. Pemahaman anak terhadap identitas diri, kompetyensi,dll

Anak/Bayi :

a. Status mood?

b. Banyak teman / seperti yang lainnya /

c. Persepsi diri (”baik” umumnya waktu, sulit untuk menjadi ”baik” )

d. Kesepian ?

e. Takut ?

Orang tua

- Persepsi diri sebagai orang tua

- Pendapat umum tentang identitas, kompetensi ?

8. Pola Peran – Hubungan

a. struktur keluarga

b. Masalah / Stressor keluarga

c. Interaksi antara anggota keluarga dan anak

d. Respon anak/bayi terhadap perpisahan

e. Anak : ketergantungan?

f. Anak : pola bermain /

g. Anak : temper tantrum ? masalah disiplin / penyesuaian sekolah ?

Orang tua :

- Peran ikatan ? kepuasan ?

- Pekerjaan/ sosial / hubungan perkawinan ?

9. Sexualitas

a. Perasaan sebagai laki-laki/perempuan ?

b. Pertanyaan sekitar sexuality ? bagaimana respon orang tua ?

Orang tua

- Jika mungkin riwayat reproduksi ?

- Kepuasan sexual / masalah ?

Page 34: 94195789 Askep Retardasi Mental

10. Koping – Pola Toleransi Stress

a. Apa yang menyebabkan stress pada anak? level stress? Toleransi ?

b. Pola penanganan masalah, support system ?

11. Nilai – Pola Keyakinan

a. Perkembangan moral anak, pemilihan perilaku, komitmen /

b. Keyakinan akan kesehatan, keyakinan agama

Orang tua

- sesuatu yang bernilai dalam hidupnya ( spirituality) semangat untuk

masa depan ?

- Keyakianan akan kesembuhan, dampak penyakit dan tujuan ?

IX. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum :

Kesadaran : Compos mentis (CM)

Vital Sign : TD : mmHg

Nadi : Frekuensi : x/mnt

Irama : reguler ireguler

Kekuatan/isi : kuat sedang lemah

Respirasi : Frekuensi :x/mnt

Irama : reguler ireguler

Suhu :…………….oC

Nyeri : Palliative/Profokatif :……………………………/…………………….

Quality : hilang timbul terus menerus

Region :

Page 35: 94195789 Askep Retardasi Mental

Depan Belakang

Scale :

Time :

b. Kepala :

Kulit : Normal Hematoma Lesi kotor

Rambut : Normal kotor rontok kering/kusam

Muka : Normal bells palsy hematom lesi

Mata : konjungtiva : Normal Anemis Hiperemis

Sclera : Normal ikterik

Pupil : isokor anisokor

Palpebra : normal hordeolum oedema

Lensa : normal keruh

Visus : normal ka/ki miopi ka/ki

hipermetropi ka/ki astigmatisme ka/ki

Kebutaan ka/ki

Hidung : normal septum defiasi polip epistaksis

Gangguan indra penghidu

Mulut : gigi : normal caries dentis, di :…………

Gisi palsu, di:………..

Bibir : normal kering stomatitis sianosis

Page 36: 94195789 Askep Retardasi Mental

c. Leher : Normal Pembesaran thyroid Pelebaran JVP

kaku kuduk Hematom Lesi

Tenggorokan : Normal Nyeri telan Hiperemis

Pembesaran tonsil

d. Dada : Bentuk : Normal Barrel chest Funnel chest

Pigeon chest

Pulmo : Palpasi : Fremitus taktil ka/ki :…………….

Perkusi : ka/ki :………………………………

Auskultasi : vesikuler ka/ki whezing ronkhi

Cor : Palpasi : Ictus cordis :……………………………

Perkusi : batas jantung :…………………………...

Auskultasi : Bunyi jantung I (SI):……………………..

Bunyi jantung II (SII) :……………………

Bunyi jantung III (SIII):…………………..

Murmur :…………………………….

e. Abdomen : Bentuk : normal ascites

Palpasi : normal hepatomegali splenomegali

Tumor

Perkusi : normal Hypertimpani pekak

Auskultasi : Peristaltik : …………………x/mnt

Page 37: 94195789 Askep Retardasi Mental

f. Genetalia : Pria : Normal Hypospadia Epispadia

hernia Hydrocell Tumor

Perempuan : normal kondiloma prolapsus uteri

Perdarahan keputihan

g. Perkemihan : frekuensi BAK :…………………x/hr

Jumlah urine :……………………cc/hr

Warna : normal hematuria seperti teh

Keluhan : nokturia retensi urine inkontinensia urine

h. Rectum : Normal Hemoroid Prolaps Tumor

i. Ektremitas : atas : kekuatan otot ka/ki :……………………..

ROM ka/ki :……………………………..

capilary refile :…………………………..

bawah : kekuatan otot ka/ki :……………………..

ROM ka/ki :……………………………..

Capillary refile :………………………….

X. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN ( Penilaian berdasarkan format

DDST/Denver II ) bagi anak usia 0 – 6 tahun

1. kemandirian dan bergaul

2. Motorik halus

3. Kognitif dan bahasa

4. Motorik kasar

Bagi anak diatas 6 tahun, maka ditanyakan tumbuh kembang secara umum sbb:

a. Berat badan lahir, 6 bulan, 1 tahun dan saat ini

b. Pertumbuhan gigi

Page 38: 94195789 Askep Retardasi Mental

- usia tumbuh gigi

- jumlah

- masalah dengan pertumbuhan gigi

c. Usia mulai menegakkan kepala, duduk, berjalan, kata-kata pertama

d. Perkembangan sekolah, lancar ? masalah apa ?

e. Interaksi dengan peers dan orang dewasa

f. Partisipasi dengan kegiatan organisasi ( kesenia, OR, dsb )

XI. INFORMASI LAIN

XII. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN

Page 39: 94195789 Askep Retardasi Mental

A. Analisa Data

Nama klien : An.X No.Register : 656107

Umur : 7 tahun Diagnosa medis :

Ruang Rawat : Melati IV Alamat :Janti,Jl.adisucipto 56

Tanggal/Jam Data Fokus Etiologi Problem

Senin,20/12/ 2010

Pukul 09.00

DS : Orangtua klien

mengatakan bahwa

klien kesulitan dalam

membaca dan

berhitung

DO :

An.X lambat dalam

berbicara

An.X lama memberi

respon ketika

berkomunikasi

Efek dari kecacatan

fisik

Gangguan

pertumbuhan dan

perkembangan

Senin,20/12/ 2010 DS : Orangtua klien Kondisi fisiologis Hambatan

Page 40: 94195789 Askep Retardasi Mental

Pukul 09.00 mengatakan An.x

bila berkomunikasi ia

sulit dalam memilih

perhatian pada orang

yang mengajak ia

berbicara

DO :

An.X kesulitan

dalam berbicara atau

mengungkapkan

dengan kata-

kata,bicara gagap

dan pelo

komunikasi verbal

Senin,20/12/ 2010

Pukul 09.00

DS : -

DO :

An.X mengalami

ganggan

pendengaran (tuli)

dan gangguan

penglihatan

Kerusakan mobilitas

fisik

Risiko cedera

Senin,20/12/ 2010

Pukul 09.00

DS : Orangtua An.X

mengatakan

DO :

Hambatan

komunikasi

Hambatan interaksi

sosial

Senin,20/12/ 2010

Pukul 09.00

DS :

DO:

Pergeseran peran

keluarga

Perubahan proses

keluarga

Senin,20/12/ 2010

Pukul 09.00

DS :

DO:

An.X belum bisa

Hambatan

perkembangan

Defisit perawatan diri

berhubungan dengan

perubahan mobilitas

Page 41: 94195789 Askep Retardasi Mental

mandi sendiri

An.X belum bisa

mengenakan pakaian

sendiri

fisik/kurangnya

kematangan

perkembangan

B. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1.

1. Tanda dan gejala :

a. Mengenali sindrom seperti adanya DW atau mikrosepali

Page 42: 94195789 Askep Retardasi Mental

b. Adanya kegagalan perkembangan yang merupakan indikator : RM seperti anak RM

berat biasanya mengalami kegagalan perkembangan pada tahun pertama keidupannya

,terutama psikomotor; RM sedang memperlihatkan penundaan pada kemampuan

bahasa dan bicara ,dengan kemampuan motorik normal-lambat ,biasanya terjadi pada

usia 2-3 tahun;RM ringan biasanya terjadi pada usia sekolah dengan memperlihatkan

kegagalan anak untuk mencapai kinerja yang diharapkan.

Gangguan neurologis yang progresif

Tingkatkan/klasifikasi RM (APA dan Kaplan;sadock dan Grebb,1994)

1. Ringan (IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun)

Karakteristik :

a. Usia prasekolah tidak nampak sebagai anak RM,tetapi terlambat

kemampuan berjalan,bicara,makansendiri.

b. Usia sekolah dapat melakukan ketrampilan membaca dan aritmati

dengan pendidik khusus diarahkan pada kemampuan aktivitas social.

c. Usia dewasa,melakukan ketrampilan social dan vokasional

diperbolehkan menikah tidak dianjurkan memiliki anak.

Ketrampilan psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi.

2. Sedang (IQ 35-40 hingga 50-55;umur mental 3-7 tahun)

Karakteristik :

a. Usia prasekolah,kelambatan terlihat pada perkembangan

motorik,terutama bicara,respon saat belajar dan perawatan diri.

b. Usia sekolah,dapat mempelajari komunikasi sederhana,dasar

kesehatan,perilaku aman,serta ketrampilan mulai sederhana,tidak

ada kemampuan membaca dan berhitung.

Page 43: 94195789 Askep Retardasi Mental

c. Usia dewasa,melakukan aktivitas latihan tertentu,berpartisipasi

dalam rekreasi,dapat melakukan perjalanan sendiri ke tempat yang

dikenal,tidak biasa membiayai sendiri.

3. Berat (IQ 20-25 s.d. 35-40;umur mental<3 tahun)

Karakteristik :

a. Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik,

kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada,bisa berespon

dalam perawatan diri tingkat dasar seperti makan.

b. Usia sekolah,gangguan spesifik dalam kemampuan berjalan

,memahami sejumlah komunikasi/berespon ,membantu bisa dilatih

sistematis.

c. Usia dewasa,melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang perlu

arahan berkelanjutan dan protektif lingkungan,kemampuan bicara

minimal,menggunakan gerak tubuh.

4. Sangat Berat(IQ dibawah 20-25;umur mental seperti bayi)

Karakteristik :

a. Usia Prasekolah retardasi mencolok,fungsi sensorimotor

minimal,butuh perawatan total.

b. Usia sekolah,kelambatan nyata disemua area

perkembangan,memperlihatkan respon emosional

dasar,ketrampilan latihan kaki,tangan dan rahang.Butuh pengawas

pribadi.Usia mental bayi muda.

c. Usia dewasa,mungkin bisa berjalan ,butuh perawatan

total,biasanya diikuyi dengan kelainan fisik.

Page 44: 94195789 Askep Retardasi Mental

B. Pemeriksaan Fisik

s

1. Kepala : mikro/makrosepali,plagiosepali(bentuk kepala tidak simetris)

2. Rambut : pusar ganda,rambut jarang/tidak ada ,halus,mudah putus dan cepat berubah

3. Mata :mikroftalmia,juling,nistagmus,dll

4. Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar,ukuran kecil,cuping melengkung ke

atas dll

5. Mulut : bentuk “V’ yang terbalik dari bibir atas,langit-langit lebar/melengkung tinggi

6. Geligi : odontogenesis yang tidak normal

7. Telinga : keduanya letak rendah,dll

8. Muka : panjang filtrum yang bertambah ,hipoplasia

9. Leher :pendek;tidak mempunyai kemampuan yang gerak sempurna.

10. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing ,ibu jari gemuk dan

lebar,klinodaktili dll.

11. Dada dan abdomen : terdapat beberapa putting buncit dll

12. Genetalia : mikropenis,testis tidak turun,dll

13. Kaki : Jari kaki saling tumpang tindih,panjang dan tegap/panjang kecil meruncing

diujung nya,lebar,besar,gemuk.

C. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Kromosom

2. Pemeriksaan urin,scrum atau titer virus

3. Test Diagnostik seperti :EEG,CT Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan

jaringan otak,injury jaringan otak atau trauma yang mengakibatkan perubahan.

D. Diagnosa

1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kelainan fungsi

kognitif

2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kelainan fungsi kognitif

Page 45: 94195789 Askep Retardasi Mental

3. Risiko cedera berhubungan dengan perilaku agresif/ketidakseimbangan mobilitas

fisik

4. Gangguan interaksi social berhubungan dengan kesulitan bicara/kesulitan adaptasi

social.

5. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan memiliki anak RM

6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan mobilitas fisik/kurangnya

kematangan perkembangan

E. Intervensi

1. Kaji factor penyebab gangguan perkembangan anak

2. Identifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasi perkembangan anak

yang optimal

3. Berikan perawatan yang konsisten

4. Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taktil

5. Berikan instruksi berulang dan sederhana

6. Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai anak

7. Dorong anak melakukan perawatan sendiri

8. Manajemen perilaku anak yang sakit

9. Dorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok

10. Ciptakan lingkungan yang aman

F. Implementasi

Pendidikan pada orangtua :

a. Perkembangan anak untuk tiap tahap usia

b. Dukung keterlibatan orangtua dalam perawatan anak

c. Bimbingan antisipasi dan manajemenmenghadapi perilaku anak yang sulit

d. Informasikan sarana pendidikan yang ada dan kelompok

Page 46: 94195789 Askep Retardasi Mental

G. Evaluasi

a. Anak berfungsi optimal sesuai tingkatannya

b. Keluarga dan anak mampu menggunakan koping terhadap tantangan karena adanya

ketidakmampuan

c. Keluarga mampu mendapatkan sumber–sumber sarana komunitas

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 47: 94195789 Askep Retardasi Mental

Retardasi mental dapat didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kecerdasan

yang mengganggu adaptasi normal terhadap lingkungan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 48: 94195789 Askep Retardasi Mental

Soetjininsih.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta : EGC