Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

24
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan rahmat-Nya yang berlimpah kepada kita semua. Dan kita panjatkan shalawat serta salam kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari kegelapan ke dalam dunia yang terang. Alhamdulilah, berkat rahmat Allah SWT.kami telah menyusun makalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Retardasi Mental” dengan tepat waktu. Dalam makalah ini dijelaskan tentang definisi, etiologi, patofisiologi dan lain sebagainya.Dalam penyusunan makalah ini, kami mengambil dari berbagai sumber seperti buku dan situs internet yang tentunya telah terpercaya. Makalah kami tentunya masih kurang dari sempurna.Maka dari itu kami sebagai penulis, meminta saran bagi pembaca demi kesempurnaan makalah ini.Tidak lupa pula, kami berterima kasih kepada sumber-sumber terkait yang telah memberikan informasi terkait dengan penyusunan makalah ini. Penulis ii

Transcript of Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

Page 1: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan rahmat-

Nya yang berlimpah kepada kita semua. Dan kita panjatkan shalawat serta salam

kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari

kegelapan ke dalam dunia yang terang.

Alhamdulilah, berkat rahmat Allah SWT.kami telah menyusun makalah ini

yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Retardasi

Mental” dengan tepat waktu. Dalam makalah ini dijelaskan tentang definisi, etiologi,

patofisiologi dan lain sebagainya.Dalam penyusunan makalah ini, kami mengambil

dari berbagai sumber seperti buku dan situs internet yang tentunya telah terpercaya.

Makalah kami tentunya masih kurang dari sempurna.Maka dari itu kami

sebagai penulis, meminta saran bagi pembaca demi kesempurnaan makalah ini.Tidak

lupa pula, kami berterima kasih kepada sumber-sumber terkait yang telah

memberikan informasi terkait dengan penyusunan makalah ini.

Penulis

ii

Page 2: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................iiDAFTAR ISI................................................................................................................iiiBAB I.............................................................................................................................1LAPORAN PENDAHULUAN.....................................................................................1PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN RETARDASI MENTAL..........................1

A. Pengertian...........................................................................................................1B. Etiologi...............................................................................................................2C. Patofisiologi........................................................................................................3D. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik...................................................................4E. Komplikasi.........................................................................................................4F. Penatalaksanaan Medis.......................................................................................4

BAB II...........................................................................................................................6ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................6PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN RETARDASI MENTAL..........................6

A. Pengkajian.......................................................................................................6B. Diagnosa Keperawatan.......................................................................................8C. Intervensi Keperawatan......................................................................................8D. Evaluasi............................................................................................................11

STRATEGI PELAKSANAAN ( SP ).........................................................................12TINDAKAN KEPERAWATAN.................................................................................12DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15

iii

Page 3: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN RETARDASI MENTAL

A. Pengertian

1) Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO,

MENKES 1990).

2) Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang

rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan

beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap

normal (Carter CH, Toback C).

3) Retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang

rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku dan

gejalanya timbul pada masa perkembangan (Crocker AC, 1983).

4) Retardasi mental adalah gangguan heterogen yang terdiri dari gangguan

fungsi intelektual di bawah rata-rata dan gangguan dalam ketrampilan

adaptif yang ditentukan sebelum orang berumur 16 tahun.

5) Retardasi mental dapat diartikan sebagai suatu keadaan perkembangan

mental yang terhenti atau tidak lengkap. Ini terutama terlihat selama masa

perkembangan sehingga mempengaruhi pada semua tingkat intelegensia,

yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial. Retardasi mental

kadang disertai gangguan jiwa atau gangguan fisik lain

6) Retardasi mental atau tuna mental adalah keadaan taraf perkembangan

kecerdasan di bawah normal sejak lahir atau masa anak-anak. Diperkirakan

1-3 % penduduk Indonesia menderita kelainan ini

Tingkat-tingkat retardasi mental dibagi menjadi:

1) Retardasi Mental Ringan

Nilai IQ pada Retardasi Mental Ringan 52-69. ketrampilan sosial dan

komunikasinya mungkin adekuat dalam tahun-tahun pra sekolah. Tetapi

pada saan anak menjadi lebih besar, defisit kognitif tertentu seperti

kemampuan yang buruk untuk berpikir abstrak dan egosentrik mungkin

membedakan dirinya dari anak lain seusianya. Biasanya mengalami

keterlambatan dalam mempelajari bahasa. Namun, masih dapat berbicara

untuk keperluan sehari-hari dan mampu melakukan kegiatan sehari-hari

serta terampil dalam perkerjaan rumah tangga. Dan akan mengalami

kesulitan dalam pelajaran sekolah.

2) Retardasi Mental Sedang

Nilai IQ pada Retardasi Mental Sedang adalah 36-51. ketrampilan

komunikasi berkembang lebih lambat. Isolasi sosial dirinya mungkin

1

Page 4: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

dimulai pada usia sekolah dasar. Dapat dideteksi lebih dini jika

dibandingkan dengan Retardasi Mental Ringan. Biasanya lambat dalam

perkembangan pemahaman dan penggunaan bahasa. Ketrampilan merawat

diri dan ketrampilan motoriknya pun terlambat. Penderita juga memerlukan

pengawasan seumur hidup dan program pendidikan khusus demi

mengembangkan potensi mereka yang terbatas agar memperoleh beberapa

ketrampilan dasar.

3) Retardasi Mental Berat

Nilai IQ pada Retardasi Mental Berat 20-35. bicara anak terbatas dan

perkembangan motoriknya buruk. Pada usia pra sekolah sudah nyata ada

gangguan. Pada masa usia sekolah kemampuan bahasanya berkembang.

Kebanyakan dengan gangguan motorik yang berat akibat kerusakan

perkembangan pada susunan saraf pusat.

4) Retardasi Mental Sangat Berat

Nilai IQ Retardasi Mental Sangat Berat di bawah 10. ketrampilan

komunikasi dan motoriknya sangat terbatas. Pada masa dewasa dapat terjadi

perkembangan bicara dan mampu menolong diri sendiri secara sederhana.

Tetapi juga masih membutuhkan perawatan orang lain.

Bila ditinjau dari gejalanya, Retardasi Mental dibagi menjadi (Melly Budhiman):

a) Tipe Klinis

Pada tipe ini, Retardasi Mental mudah dideteksi sejak dini. Penyebabnya

adalah kelainan organik. Kelainan ini dapat terjadi pada kelas sosial tinggi

atau pun sosial rendah.

b) Tipe Sosial Budaya

Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah. Penampilannya seperti

anak normal, sehingga disebut Retardasi Enam Jam. Tipe ini kebanyakan

berasal dari golongan sosial ekonomi rendah. Anak tipe ini pada umumnya

mempunyai taraf IQ golongan Borderline dan Retardasi Mental Ringan.

B. Etiologi

Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari Retardasi Mental. Faktor-

faktor yang potensial sebagai penyebab Retardasi Mental:

1) Non organik

Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis.

Faktor sosiokultural.

Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik.

Penelantaran anak.

2

Page 5: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

2) Organik

a) Faktor Pra-konsepsi

Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan

neurocutaneous).

Kelainan kromosom.

b) Faktor Pre-natal

Gangguan pertumbuhan otak trimester I

Kelainan kromosom

Infeksi intra uterin, misal HIV

Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi)

Disfungsi plasenta

Kelainan konginetal dari otak

Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III

Infeksi intra uterin, misal HIV

Zat-zat teratogen (alkohol, kokain, logam-logam berat)

Ibu DM, PKU

Toksemia gravidarum

Disfungsi plasenta

Ibu malnutrisi

c) Faktor Peri-natal

Sangat prematur

Asfeksia neotorum

Trauma lahir

Meningitis

Kelainan metabolik

d) Faktor Post Natal

Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat

Neurotoksin

CVA

Anoksia, misalnya tenggelam

Metabolik, misalnya gizi buruk, kelainan hormonal

Infeksi, misalnya meningitis ensefalitis

C. Patofisiologi

Retardasi Mental termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif

yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai

dengan fungsi kecerdasan di bawah normal (IQ 70-75 atau kurang) dan disertai

keterbatasan-keterbatasan sedikitnya dua area fungsi adaptif yaitu berbicara dan

berbahasa, ketrampilan merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan sosial,

3

Page 6: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

penggunaan sarana prasarana komunitas, pengarahan diri kesehatan dan

keamanan akademik fungsional bersantai dan bekerja.

Pada Retardasi Mental terjadi kerusakan muskuloskeletal. Kerusakan

neurologis itu meliputi: kerusakan otak, kelainan kongenital dan mikrosefal.

Sedangkan kerusakan muskuloskeletal meliputi: anomali ekstremitas konganital,

masukan kalori/nutrisi tidak mencukupi, distorsi muskular. Kerusakan neurologis

dan kerusakan muskuloskeletal akan menyebabkan terjadinya kurang kesadaran

tentang bahaya dan kerusakan fungsi motorik dari otot sehingga akan muncul

berbagai masalah dalam keperawatan.

D. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik

1) Uji Laboratorium

Uji intelegensi standar dan uji perkembangan

Pengukuran fungsi adaptif

2) EEG (Elektro Esenflogram)

Gejala kejang yang dicurigai

Kesulitan mengerti bahasa yang berat

3) CT ata MRI

Pembesaran kepala

Dicurigai kelainan otak yang luas

Kejang lokal

Dicurigai adanya tumor intra kranial

E. Komplikasi

1) Sebral Palsi

2) Gangguan kejang

3) Gangguan kejiwaan

4) Gangguan konsentrasi/hiperaktif

5) Defisit komunikasi

6) Konstipasi (karena penurunan motilitas usus akibat obat-obatan, kurang

mengkonsumsi makanan berserat dan cairan)

F. Penatalaksanaan Medis

Terapi terbaik adalah pencegahan primer, sekunder dan tersier:

a) Pencegahan primer

Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi

yang menyebabkan gangguan. Tindakan ini termasuk pendidikan untuk

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum, usaha terus

menerus dari profesional bidang kesehatan, konseling keluarga dan genetik

dapat membantu.

4

Page 7: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

b) Pencegahan sekunder

Tujuannya mempersingkat perjalanan penyakit.

c) Pencegahan tertier

Tujuannya menekan kecacatan yang terjadi

Dalam pelaksanaannya, kedua jenis ini dilakukan bersamaan meliputi:

a) Pendidikan untuk anak mancakup latihan ketrampilan adaptif, sosial dan

kejuruan.

b) Terapi pra luka agresif dan melukai diri

c) Kognitif dan psikodinamika

d) Pendidikan keluarga

e) Intervensi farmakologis:

Obat-obatan psikotropika (Tioridasin/Mellaril) untuk remaja dengan

perilaku yang membahayakan diri sendiri.

Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda gangguan

konsentrasi/gangguan hiperaktif.

Antidepresan (Imipramin/Trofanil)

Karbamazepin (Tegretol) dan Propanolol (Inderal)

5

Page 8: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN RETARDASI MENTAL

A. Pengkajian

1) Data demografi, meliputi:

Identitas pasien

Identitas penanggungjawab

Riwayat keluarga

Aktivitas sehari-hari

2) Pemeriksaan fisik, meliputi:

Tanda-tanda vital

Tanda-tanda fasial:

a) Tulang hidung yang datar

b) Alis mata yang menonjol

c) Perubahan retina

d) Opasitas kornea

e) Teling letaknya rendah/bentuknya aneh

f) Lidah yang menonjol

g) Gangguan gigi geligi

h) Ekspresi wajah penampilan dungu

i) Warna dan tekstur kulit serta rambut

j) Palatum dengan lengkung yang tinggi

3) Status mental, meliputi:

a) Penampilan

Cara berpakaian

Cara berpenampilan (rapih/tidak)

b) Pembicaraan

Cara berbicara (cepat, lambat, keras, gagap, membisu atau apatis)

Pembicaraan yang berpindah-pindah

c) Aktivitas motorik

Lesu, tegang, gelisah sudah jelas

Agitasi: gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan

Tik: gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol

d) Alam perasaan

Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas

Ketakutan: objek yang ditakuti sudah jelas

Khawatir: objeknya belum jelas

e) Proses pikir

6

Page 9: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

Sirkumtansial: pembicaraan yang berbelit-belit tetapi sampai pada

tujuan pembicaraan

Kehilangan asosiasi: pembicaraan tidak ada hubungan antara satu

kalimat dengan kalimat lainnya, dan klien tidak menyadarinya

f) Isi pikir

Obsesi: pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha

menghilangkannya

Ide yang terkait: keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi di

lingkungan yang bermakna dan terkait pada dirinya.

g) Tingkat kesadaran

Bingung: tampak bingung dam kacau

Orientasi waktu, tempat dan orang jelas

h) Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang, tidak dapat mengingat

kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan

Konfabulasi: pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan

memasukkan cerita yang tidak benar utnuk menutupi gangguan

daya ingatnya

4) Mekanisme koping

Apakah klien adapitif maupun mal adaptif.

5) Masalah psikososial dan lingkungan

Klien tidak mau berinteraksi dengan lingkungan

No. Data Fokus Problem Etiologi

1. Ds: -

Do: - Klien tampak hiperaktif.

- Klien memper-lihatkan

tanda cidera fisik.

Resiko tinggi

terhadap cidera.

Hiperaktifitas

berat.

2. Ds: -

Do: - Klien tidak bisa makan

sendiri.

- Klien tidak bisa berpakai-

an yang sesuai.

- Klien tidak dapat me-

rawat diri secara mandiri.

Kurang pe-

rawatan diri.

Tidak terpenuhi-

nya kebutuhan

ketergantungan.

7

Page 10: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

3. Ds: -

Do: - Klien tidak mampu

makan.

- Porsi makan tidak habis.

- Berat badan turun

Perubahan nu-

trisi kurang dari

kebutuhan tu-

buh.

Kurangnya nafsu

makan.

4. Ds: -

Do: - Klien tidak meu bicara

dengan perawat.

- Klien tidak mau menatap

mata kepada lawan bicara.

- Klien tidak mau

berinteraksi dengan orang

lain.

Gangguan

komunikasi.

Ketidakmampuan

untuk percaya

kepada orang

lain.

G. Diagnosa Keperawatan

6) Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan hiperaktifitas berat.

7) Kurang perawatan diri berhubungan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan

ketergantungan.

8) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kurangnya nafsu makan.

9) Gangguan komunikasi berhubungan dengan ketidakmampuan untuk percaya

kepada orang lain.

H. Intervensi Keperawatan

10) Diagnosa I

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, tidak ada resiko

tinggi terhadap cidera dengan kriteria hasil:

a) Klien tidak terlalu lama memperlihatkan tanda-tanda hiperaktifitas.

b) Klien tidak mempertahankan tanda cidera fisik yang diperoleh selama

menjalani perilaku hiperaktif.

Tindakan:

a) Batasi aktivitas-aktivitas kelompok. Bantu pasien mencoba untuk

menetapkan satu atau dua hubungan yang akrab.

Rasional : Kemampuan pasien untuk berinteraksi dengan orang lain

rusak. Merasa lebih aman dengan hubungan satu per satu

yang setiap saat.

b) Temani pasien saat hiperaktifitas meningkat.

Rasional : Memberikan dukungan dan rasa aman.

8

Page 11: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

c) Berikan kegiatan fisik sebagai pengganti untuk hiperaktif yang tidak

bertujuan seperti tugas rumah tangga.

Rasional : Latihan fisik memberikan suatu cara yang aman dan efektif

untuk menghilangkan ketegangan yang terpendam.

11) Diagnosa II

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, klien mampu

mempertahankan aktivitas kehidupan sehari-harinya sendiri dengan kriteria

hasil:

a) Klien makan sendiri, meninggalkan tidak lebih dari beberapa suap

makanan di piring makan.

b) Klien menseleksi pakaian yang sesuai dan berpakaian serta merawat

diri secara mandiri setiap hari.

c) Klien mempertahankan keberhasilan kdiri pada tingkat optimal dengan

mandi setiap hari dan melakukan prosedur-prosedur toileting yang

pokok tanpa bantuan.

Tindakan:

a) Dorong klien untuk melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari yang

sesuai dengan tingkat kemampuannya.

Rasional : Kesuksesan melakukan aktifitas secara mandiri akan

meningkatkan harga diri.

b) Dorong kemandirian, tetapi berikan bantuan saat pasien tidak

melakukan aktifitas tertentu.

Rasional : Kenyamanan dan keamanan pasien adalah prioritas

keperawatan.

c) Berikan pengenalan dan penguatan positif untuk pekerjaan yang

dilakukan secara mandiri (misalnya menyisir rambut).

Rasional : Penguatan positif meningkatkan harga diri dan mendorong

pengulangan perilaku yang diharapkan.

d) Perlihatkan kepada klien bagaimana melakukan aktifitas yang

menyulitkan baginya.

Rasional : Demonstrasi aktifitas yang sederhana dan konkrit yang

akan dilakukan tanpa kesulitan di bawah kondisi normal.

12) Diagnosa III

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, tidak akan

memperlihatkan tanda atau gejala mal nutrisi dengan kriteria hasil:

9

Page 12: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

a) Klien memperlihatkan pencapaian berat badan yang perlahan,

kemajuan selama dirawat di Rumah Sakit.

b) Tanda-tanda vital dan hasil laburatorium serum berada dalam batas-

batas normal.

c) Klien mampu menyatakan secara verbal pentingnya nutrisi dan

masukan cairan.

Tindakan:

a) Timbang berat badan klien setiap hari.

Rasional : Penurunan atau pertambahan berat badan merupakan

informasi pengkajian yang penting.

b) Tentukan makanan yang disukai dan tidak disukai oleh klien serta

kolaborasi dengan ahli diet untuk menyediakan makanan yang disukai

klien.

Rasional : Pasien akan lebih suka makanan khususnya makanan yang

disukainya.

c) Temani klien selama makan.

Rasional : Untuk membantu sesuai kebutuhan dan untuk memberikan

dukungan serta dorongan.

d) Pastikan klien menerima makanan dengan porsi sedikit tapi sering,

termasuk makanan kecil sebelum tidur.

Rasional : Jumlah makanan yang besar mungkin tidak disetujui/tetap

tidak dapat ditoleransi klien.

13) Diagnosa IV

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, dapat

menunjukkan kemampuan dalam melakukan komunikasi dengan orang lain,

dengan kriteria hasil:

a) Klien dapat berkomunikasi dengan cara yang dapat dimengerti oleh

orang lain.

b) Klien memulai interaksi dengan orang lain.

Tindakan:

a) Jika klien mampu atau tidak ingin bicara, gunakan teknik mengatakan

secara tidak langsung.

Rasional : Menolong untuk menyampaikan rasa empati,

mengembangkan rasa percaya.

b) Antisipasi dan penuhi kebutuhan klien sampai pola komunikasi yang

memusatkan kembali.

Rasional : Kenyamanan dan keamanan klien merupakan prioritas

keperawatan.

10

Page 13: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

c) Gunakan pendekatan muka (berhadap-hadapan, bertatapan) untuk

menyampaikan ekspresi yang benar.

Rasional : kontak mata mengekspresikan minat yang murni dan

hormat kepada orang lain/seseorang.

I. Evaluasi

Hal-hal yang diharapkan:

14) Diagnosa I

a) Klien tidak terlalu lama memperlihatkan tanda-tanda hiperaktifitas.

b) Klien tidak memperlihatkan tanda cidera fisik yang diperoleh selama

mengalami perilaku hiperaktif.

15) Diagnosa II

a) Klien makan sendiri, meninggalkan tidak lebih dari beberapa suap

makanan di piring makannya.

b) Klien dapat menseleksi pakaian yang sesuai dan merawat diri secara

mandiri setiap hari.

c) Klien memperlihatkan keberhasilan diri pada tingkat optimal dengan

mandi setiap hari dan melakukan prosedur-prosedur toileting yang

pokok tanpa bantuan.

16) Diagnosa III

a) Klien memperlihatkan tercapainya berat badan yang perlahan serta

kemajuan selama di rawat di Rumah Sakit.

b) Tanda-tanda vital dan hasil laboratorium serum berada dalam batas

normal.

c) Klien mengatakan secara verbal pentingnya nutrisi dan masukan

cairan.

17) Diagnosa IV

a) Klien dapat berkomunikasi dengan cara yang dapat dimengerti oleh

orang lain.

b) Klien memulai interaksi dengan orang lain.

11

Page 14: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

STRATEGI PELAKSANAAN ( SP )

TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan :

Hari / Tanggal :

Nama Klien :

Ruangan :

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

DS :

Klien mengatakan malas untuk bergaul dengan orang lain

Klien mengatakan malu karena wajah hitam, jelek,

Klien mengatakan dirinya bodoh, tidak berguna

DO :

Klien sering menunduk saat berinteraksi

Kontak mata kurang, intonasi bicara pelan

Tidak berinisiatif memulai pembicaraan

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan komunikasi berhubungan dengan ketidakmampuan untuk

percaya kepada orang lain

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang

dimiliki

c. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan

d. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki

4. Tindakan keperawatan

a. Bina Hubungan Saling Percaya ( BHSP )

b. Indentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

c. Bantu klien menilai lemampuan klien yang masih dapat di gunakan

d. Bantu klien memilih kegiatan yang akan di latih sesuai dengan

kemampuan klien

e. Latih klien sesuai kemampuan yang di pilih

f. Berikan pujian yang wajar tehadap keberhasilan klien

g. Anjurakn klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

12

Page 15: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

” Selamat pagi adik, perkenalkan nama saya ......., saya senang

dipanggil dengan suster......, saya mahasiswa DIII Keperawatan

Sutopo Surabaya yang akan berpraktek di sini selama .... . Nama adik

siapa? Senangnya di panggil siapa? adik asalnya dari mana? Hobi adik

apa?

Tujuan saya di sini agar saya dapat membantu menyelesaikan masalah

yang adik hadapi.”

b. Evaluasi/ Validasi data

” Bagaimana perasaan adik pagi ini? ”, Bagaimana tidurnya semalam?

”, tadi sarapan paginya apa? ”

c. Kontrak

1) Topik : ”Apa yang ingin kita bicarakan?, Bagaimana kalau kita

berbincang-bincang tentang siapa saja orang yang adik suka untuk

diajak bicara? ”

2) Tempat : ” Dimana kita akan bicara?”, Bagaimana kalau kita

mengobrol di kursi di bawah pohon itu ?”

3) Waktu : ” Berapa lama kita akan bicara?”, Bagaimana kalau kita

berbincang-bincang selama 15 menit , apakah adik setuju?”

d. Tujuan

”Tujuan pembicaraan kita adalah agar adik bisa percaya kepada saya

dan mau berkomunikasi dengan saya disini.”

2. Fase Kerja

” Adik ,Coba sebutkan hobi adik apa?”, kemudian apa lagi hal-hal yang

disukai?’

” mengapa selama ini adik murung terus, tidak mau berbicara dengan

orang lain?

”memangnya siapa saja orang yang biasanya adik ajak berbicara?”

” kenapa adik susah percaya kepada orang lain? Apakah ada pengalaman

yang buruk terhadap orang lain?” ” ya...suster senang sekali bila adik mau

berbincang-bincang sama suster saat ini.”

”bagaimana perasaan adik setelah berbincang-bincang dengan suster pagi

hari ini?” ”bila setelah berbincang-bincang adik merasa lebih senang, coba

deh adik sesekali berbicara sama suster itu...atau berbicaralah sama dokter

13

Page 16: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

itu, daripada adik hanya diam, murung dan bengong sja disini. Siapa tahu

mereka bisa membantu menghibur adik bila lagi sedih.”

”bagaimana...apakah lain waktu kita bisa berbincang-bincang lagi?”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

1) Evaluasi Subjektif

” Bagaimana perasaan adik setelah berbicara dengan saya?” Suster

senang, karena adik mau berbincang-bincang dengan suster pagi ini”

2) Evaluasi Objektif

” Coba adik sebutkan siapa saja orang yang adik suka untuk diajak

berbicara?”

” Coba sebutkan alasan mengapa adik enggan berbicara dengan

orang lain?”

b. Rencana Tindak Lanjut ( RTL )

” adik, selama kita tidak bertemu, silakan adik melakukan kegiatan

sehari-hari disini. Cobalah untuk berbincang-bincang dengan suster-

suster yang ada disini. Cobalah untuk berbicara bila adik ditanya oleh

dokter. Siapa tahu mereka dapat membantu mengatasi masalah yang

sedang adik hadapi.”

c. Kontrak yang akan datang

” Kapan lagi kita akan bertemu?”, Bagaimana bila besok jam 09.00,

berapa lama kita akan bicara?”, bagaimana bila 15 menit, ngobrolnya

kita mau dimana, bagaimana kalau di sini lagi?, apakah adik setuju?’,

baiklah adik selamat siang”

14

Page 17: Askep Jiwa Anak Remaja Retardasi-Mental

DAFTAR PUSTAKA

Ana K, Budi. (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Buku

Kedokteeran EGC.

Betz, Cecely L. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.

Doengoues, Marylin E. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Hamid, Achir Yani S. (1999). Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa pada Anak dan

Remaja. Jakarta: Widya Medica.

Harold I, dkk. (1997). Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jil. 1. Ed. 3. Jakarta: Media

Aesculapius.

Maramis, W. F. (1995). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Univesity Press.

Pdiatri. Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.

Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Townsend, Mary C. (1998). Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri.

Jakarta: EGC.

http://www.google.com

http://www.republika_online.co.id.htm

15