Makalah Retardasi Mental(2)
description
Transcript of Makalah Retardasi Mental(2)
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 1/27
MAKALAH MODUL TUMBUH KEMBANG
SEORANG ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL
KELOMPOK VII
030.07.184 Nidia Putri Cintami
030.07.190 Novi Elis Khumaesa
030.07.310 Nik Muhd Faris bin Nik AS
030.08.034 Anrico Muhammad
030.08.245 Trinda Paramitha
030.08.254 Viva Vianadi
030.09.072 Dinnoor Ismansyah
030.09.074 Ditra Putri Sandia
030.09.128 Katherine Rinova
030.09.130 Khrisna Paramaartha
030.09.214 Ronald Aditya Prasetya B.
030.09.216 Runy Dyaksani
030.09.190 Raden Roro Marina Rizky U
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
Jakarta, 7 Oktober 2010
1
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 2/27
BAB I
PENDAHULUAN
Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar
terutama bagi negara berkembang. 1 Retardasi mental adalah suatu keadaan
perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap atau tidak sesuai dengan
tingkat perkembangan anak seusianya. Hal ini ditandai oleh adanya hendaya
keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat
intelegensia anak yaitu pada kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial anak.
Retardasi mental bukan suatu penyakit melainkan suatu kondisi yang timbul pada usia
yang dini (biasanya sejak lahir) dan menetap sepanjang hidup individu tersebut.
Retardasi mental dapat terjadi karena otak tidak berkembang secara optimal
dengan latar belakang adanya masalah dalam kandungan (berupa masalah pada ibu
seperti kekurangan gizi, ketergantungan alkohol, dan penyakit infeksi tertentu),
masalah pada saat anak dilahirkan ( adanya kesulitan dalam proses persalinan, lilitan
tali pusat sehingga mengganggu dalam proses persalianan, dsb).
Retardasi mental tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dicegah dengan adanya
antenatal care yang baik, persalinan yang aman dan stimulasi anak yang adekuat.
Deteksi dini sangat penting, karena dengan adanya pelatihan orang tua maka outcome
dari perkembangan anak selanjutnya akan lebih baik.
2
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 3/27
BAB II
LAPORAN KASUS
Seorang anak laki-laki berumur 4 tahun merupakan anak ketiga dari tiga
bersaudara datang diantar oleh ibunya dengan keluhan belum bisa bicara dengan jelas
serta sulit diatur.
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Anak pertama seorang laki-
laki berumur 10 tahun mengalami gangguan autisme dan sekarang sudah duduk di
kelas V Sekolah Dasar. Anak kedua perempuan berumur 7 tahun, tidak ada keluhan.
Anak ketiga adalah pasien sendiri.
Ayah seorang yang sibuk, jarang dirumah sedangkan ibu tidak mempunyai
pembantu dan mengalami kerepotan karena harus mengerjakan pekerjaan rumah
sendiri.
Pada pemeriksaan: pasien dengan berat badan cukup, tinggi badan cukup sesuai
dengan umurnya. Kontak mata ada, bicara belum jelas, belum bisa membedakan
warna dan bentuk juga belum mengetahui tentang bagian-bagian tubuhnya (body
reseptif ). Pasien mengetahui ibu dan bapaknya.
A. Anamnesis
Anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. 2 Pada
anamnesis ini hanyalah didapatkan beberapa data dari pasien yakni:
• Identitas pasien
Nama : -
Umur : 4 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
3
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 4/27
Alamat : -
Pekerjaan orang tua : -
• Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama : belum dapat bicara dengan jelas dan sulit diatur
Keluhan tambahan : tidak ada kontak mata, belum bisa
membedakan warna dan bentuk, juga belum mengetahui bagian-bagian
tubuhnya.
Selain anamnesis di atas, ada beberapa anamnesis tambahan yang bisa
ditanyakan pada pasien/orang tua pasien seperti:
Riwayat penyakit sekarang
- Apakah ada gejala lain yang menyertai?
- Kata-kata apa saja yang dapat dikatakan oleh anak?
- Apakah ada gangguan pendengaran pada anak tersebut?
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat keluarga
- Apakah anggota keluarga yang lain ada yang mengalami hal yang sama?
Riwayat kehamilan ibu (prenatal)
- Apakah ada kelainan selama kehamilan?
- Apakah ibu rutin dalam memeriksa selama kehamilan?
- Apakah ibu memakai obat-obatan teratogenik, perokok atau pengguna
alkohol?
- Apakah selama kehamilan ibu mengalami infeksi atau trauma?
- Apakah bayi lahir premature atau tidak?
Riwayat persalinan ibu (perinatal)
- Apakah saat persalinan ada gangguan atau tidak?
4
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 5/27
- Dengan cara apa persalinannya, apakah dengan per vaginam atau caesar?
- Apakah saat persalinan memakai alat bantu, forcep, vacum dll?
Riwayat perkembangan anak (postnatal)
- Perkembangan motorik halus dan kasar
- Perkembangan berbahasa
- Perkembangan psikososial
- Perkembangan kognitif
B. Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada seluruh tubuh, dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Berikut adalah pemeriksaan fisik yang
diperlukan:
I. Keadaan umum
1. Kesan keadaan sakit
2. Glasgow comma scale
3. Pemeriksaan Mental
Gambaran umum:
a. Penampilan, perilaku, aktivitas psikomotor
b. Sensorium dan kognitif
4. Antropometri
a. Tinggi badan : -
b. Berat badan : -
5. Tanda vital
Nadi, tekanan darah, pernafasan, dan suhu
II. Status generalis
5
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 6/27
Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
C. Pemeriksaan penunjang/laboratorium 1
Pemeriksaan penunjang terkadang diperlukan untuk memastikan diagnosis,
dan membuat perencanaan terapi yang dibutuhkan. Pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan pada pasien, adalah sebagai berikut:
- Pemeriksaan darah lengkap
- Kromosom kariotipe: apabila ada kemungkinan bahwa retardasi mental yang
dialami pasien berhubungan dengan kromosom, hal ini bisa dilakukan juga
bila ibu terpajan zat-zat teratogen, adanya kelainan kongenital.
- EEG: bisa dijadikan salah satu pemeriksaan penunjang apabila ada gejala
kejang dan kesulitan bahasa yang berat.
- CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance
Imaging): apabila dicurigai adanya kelainan otak yang luas, kejang lokal,
tumor intrakranial.
- FFT, play audiometri : untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan
pendengaran yang ada hubungannya dengan gangguan bicara pada pasien.
D. Diagnosis kerja dan diagnosis banding
Diagnosis kerja
Dari data yang diperoleh kemungkinan pasien mengalami retardasi mental
karena kurangnya stimulus yang diberikan oleh lingkungannya.
Diagnosis banding
Terdapat beberapa penyakit yang menyerupai retardasi mental,
diantaranya :
6
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 7/27
Diagnosis Banding Gambaran Klinis yang
Menyerupai Diagnosis
Cara Menyingkirkan
Diagnosis Banding
1. Autisme Fungsi interaksi sosial
abnormal
Gangguan komunikasi
Gangguan emosi
Perhatikan aktivitas
keseharian anak (anak
senang senang dengan hal
yang monoton, dan benda
yang berputar)
2. Cerebrak Palsy tipe
sedang/berat.
Retardasi mental
Gangguan komunikasi
Pemeriksaan fisik
3. Sindroma Down Retardasi mental
Kemampuan bicara lebih
lambat
Pemeriksaan kromosom
4. Attention Deficit
and Hyperactivity
Dissorder (ADHD)
Mood yang labil Perhatikan aktivitas sosial
anak
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi dan sangat
individual. Tetapi perlu diingat bahwa tidak setiap anak penanganan multidisplin
merupakan jalan terbaik. 1 Ada beberapa penatalaksanaan yang bisa diberikan pada
pasien, yaitu:
Konsultasikan ke dokter anak mengenai kelainan fisik yang mungkin terdapat
pada anak.
Terapi untuk mengembangkan potensi anak seoptimal mungkin:
1. Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak
dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bisa
7
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 8/27
diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.
2. Terapi Wicara
Pada anak yang mengalami retardasi mental mempunyai kesulitan dalam bicara
dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu
autistic yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang. Kadang-kadang
bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya
untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi wicara dan
berbahasa akan sangat menolong.
3. Terapi Okupasi
Hampir semua anak retardasi mental mempunyai keterlambatan dalam
perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk
memegang pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan
menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi
sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.
4. Terapi Fisik
Banyak diantara individu yang mengalami retardasi mental mempunyai
gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya
lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus.
Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk
menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
5. Terapi Sosial
Pada anak yang mengalami retardasi mental karena kurangnya stimulus biasanya
membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman
dan main bersama ditempat bermain. Seorang terapis sosial membantu dengan
memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan
8
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 9/27
mengajari cara2nya. Hal-hal tersebut ditujukan untuk merangsang anak.
6. Terapi Perilaku.
Anak retardasi mental yang seringkali sulit diatur. Lingkungannnya seringkali
tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya,
Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku
negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan
lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya.
7. Terapi Perkembangan
Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention)
dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya,
kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan
sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi
perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan keterampilan yang lebih spesifik.
8. Terapi Biomedik
Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang sangat gigih
melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak dengan retardasi mental
diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan
fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan,
darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan,
sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami
kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari
dalam tubuh sendiri (biomedis). Ada juga medikamentosa yang digunakan untuk
menstimulasi perkembangna sel-sel otak pada anak, seperti golongan pirasetam.
Edukasi orang tua
Pada orang tuanya perlu diberikan penerangan yang jelas mengenai anaknya,
9
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 10/27
dana apa yang diharapkan dari terapi yang dibutuhkan. Kadang-kadang diperlukan
waktu yang lama untuk meyakinkan orang tua mengenai keadaan anaknya. Bila
orang tua belum menerima keadaan anaknya, maka perlu konslutasi pula dengan
psikolog atau psikiater.Untuk memberikan stimulus, perhatian, pendidikan, dll. 1
Dukungan keluarga, guru, dan psikolog
Diperlukan kerja sama yang baik antara guru dengan orang tuanya, agar tidak
terjadi kesimpangsiuran dalam strategi penanganan anak di sekolah dan di rumah.
Anggota keluarga lainnya juga harus diberi pengertian agar anak tidak diejek atau
dikucilkan. Disamping itu masyarakat perlu diberi penerangan tentang retardasi
mental, agar mereka dapat menerima anak tersebut dengan wajar. 1
F. Prognosis
Retardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya prognosisnya
lebih baik. Tetapi umumnya sukar untuk menentukan penyakit dasarnya.
1
Prognosis pada kasus retardasi mental tergantung pada beberapa keadaan, seperti:
peluang, kondisi kesehatan atau penyakit yang menyertai, motivasi pribadi,
lingkungan keluarga yang mendukung. 3
Anak dengan retardasi mental ringan, dengan kesehatan yang baik, tanpa
penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umur harapan hidupnya sama dengan
orang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat dengan
masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda. 1
G. Pencegahan
Ada beberapa hal yang bida dilakukan untuk mencegah kelahiran anak dengan
retardasi mental, yaitu:
- Genetik: prenatal skrining untuk kelainan genetik dan genetik konseling untuk
10
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 11/27
keluarga yang memiliki resiko gangguan herediter idealnya dapat menurunkan
angka resiko kelahiran anak dengan retardasi mental.
- Sosial: program gizi pemerintah yang tersedia untuk anak-anak miskin di
tahun-tahun pertama dan yang merupakan mas paling penting dari kehidupan.
Program-program ini dapat mengurangi keterbelakangan yang terkait dengan
kekurangan gizi. Intervensi dini dalam situasi yang melibatkan kekerasan dan
kemiskinan juga akan membantu.
- Toxic: program lingkungan yang mengurangi paparan timbal, merkuri, dan
racun lainnya akan mengurangi resiko karena racun-racun tersebut.
Peningkatan kesadaran masyarakat risiko alkohol dan obat-obatan selama
kehamilan dapat membantu mengurangi timbulnya keterbelakangan.
- Infeksi: pencegahan terhadap congenital rubella syndrome mungkin adalah
salah satu contoh terbaik dari suatu program yang berhasil untuk mencegah
salah satu bentuk keterbelakangan mental. kewaspadaan, seperti membatasi
pajanan terhadap kotoran kucing yang bisa menyebabkan toksoplasmosis
selama kehamilan, membantu mengurangi keterbelakangan bahwa hasil dari
infeksi ini. 3
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perkembangan jiwa anak
11
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 12/27
• Perkembangan anak menurut Aspek psikososial dibagi menjadi:
Fase Pencapaian Gangguan
1.Basic trust vs
mistrust
(0-1½ tahun)
• Mutlak tergantung lingkungan
• Harus dilindungirasa aman,
percaya (dasar hubungan dunia luar
kemudian)
• Tokoh ibu penting
• Kesulitan makan, sikap
lekat, depresi
2.Autonomy vs
Shame and doubt
(1½-3 tahun)
• Alat gerak dan rasa (proses
pematangan fisik)
matang+aman+percaya
•gerakan badan dapat diatur
sendiri-mencoba melakukannya
•”kepuasan dalam gerak” rasa
autonomi diri suatu rasa dasar akan
kemampuan mengatur badan dan
lingkungan
• Peran lingkungan : tegas
menunjang mmenenaangkan +
menentramkan
• Keras kepala, agresif,
paranoid,
obsesifkompulsif
3.Initiative vs guilt
(3-6 tahun)
• Anak belajar mengendalikan diri
+memanipulir lingungn
• Kemampuan bahasa, dan
melakukan gerakan bertujuan
• Bersifat ingin tahu, bertanya,
melakkukan tugas “kebiasaan diri”
• Problem tingkah
laku+kesulitan belajar
kurang initiative
neurosis
• Menghambat
tercapainya rasa
mantap, kepuasan akan
12
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 13/27
• Lingkungan menuntut penting,
pengalaman dalam melakukan
aktivitas
• Peran guru sentral selain orang tua
• Penting: wibawa orang sehat
hubungan guru & orang tua
kemampuan yang
dimilikikurang PD,
tidak mampu, rasa
inferior
• Gangguan prestasi,
takut kompetisi, sulit
berteman
• Takut dan pasif diluar
rumah, merajalella di
rumah
• Gangguan sikap pada
pekerjaan dan tagging
jawab
4.Industry vs
inferiority
(6-12 tahun)
• Usaha untuk memyelesaikan suatu
tugas yang dihadapi secara
sempurna dan kemampuan untuk
menghasilkan sesuatu
• Merasakan makna hubungan social
saling memberi dan menerima
• Setia kawan
• Memegang aturan ketat
• Identifikasi beralih dari keluarga
kepada selain keluarga
• Butuh teman sebaya berperan:
teman senasib, partner, saingan
• Tidak mandiri,
keraguan, apati, rasa
tidak menentu, rasa
kekosongan diri,
identifikasi yang
negative, kekaburan
dentitas.
13
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 14/27
• Gang, klik, kelompok dengan
segala atribut, aturan,tata cara
konformitas mempunyai, arti yang
sangat penting dan mendasar
• Remaja menyalurkan ekspresi diri
5.Identity vs role
confusion
(12-18
tahun/perkembangan
usia)
• Masa remaja : fase terakhir masa
anak-anak menglami perubahan
fisik dan jiwa
•Kemantapan dan kepercayaan
terhadap tubuh dan segala
kemampuan yang dicapai sebelum
ini mengalami gejolak
• Biologik : remaja = dewasa
•
Psikososial : hak untuk
menggunakan kemampuan (-)
• Problema identitas diri “siapa
aku ini, apa aku ini, apa jadinya aku
ini?”
• Mencari jati diri
• Masa moratorium : masa
penundaan tanggung jawab
dianggap belum siap menghadapi
kewajiban dan tanggung jawab
• Tidak yakin akan
kemampuan diri sendiri
• Rasa tidak menentu,
labil
Proses perkembangan kogniif, dibagi dalam 4 fase besar. Yaitu:
14
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 15/27
1. Fase sensori motor 0-1½/2 tahun
Pada masa ini anak selalu berusaha untuk menggapai sesuatu barang yang
dilihatnya, dan memiliki rasa ingin tahu yang besar.
2. Fase pra operasional 2-7 tahun
Fase ini merupakan fase yang bersifat irreversible dimana pemikiran anak masih
1 arah. Misalnya diajarkan 1+3=4 , tapi tidak tau 4-3=1
3. Fase operasional konkrit 7-11 tahun
Terjadi perkembangan daya pikir yang tadinya bersifat irreversible menjadi
reversible, sudah bisa berpikir bolak balik.
4. Fase operasional formal 11-15 tahun
Pada tahap ini anak mulai mencapai taraf kemampuan berpikir yang kompleks.
B. Retardasi mental
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal)
sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat
perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah
intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo =
kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.
4
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan
hasil dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan
terhadap intelektual dan fungsi adaptif. 5
Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan
fisik lainnya. 6 Hasil bagi intelegensi (IQ = “Intelligence Quotient”) bukanlah
merupakan satu-satunya patokan yang dapat dipakai untuk menentukan berat
15
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 16/27
ringannya retardasi mental. Sebagai kriteria dapat dipakai juga kemampuan untuk
dididik atau dilatih dan kemampuan sosial atau kerja.
Dibawah ini adalah beberapa kriteria yang dapat dijadikan patokan diagnosa
retardasi mental:
a. Gambaran utama
Fungsi intelektual umum di bawah rata-rata, secara klinis dikenal:
Klasifikasi IQ Keterangan Ekspektasi Pendidikan
Retardasi
mental
berat sekali
(profound)
dibawah 20
atau 25
- Biasanya tidak dapat
berjalan, berbicara atau
memahami.
- Sudah tampak sejak anak
lahir, yaitu perkembangan
motorik yang buruk dan
kemampuan bicara yang
sangat minim
- Angka kejadian 8 % dari
seluruh RM
- Biasanya tidak mampu
belajar walaupun
mempunyai kemampuan
yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan
dasarnya. Keinginan
biasanya membutuhkan
perhatian yang penuh dan
pengawasan - Hanya
mampu untuk dilatih
belajar bicara dan
keterampilan untuk
pemeliharaan tubuh dasar
waktu seumur hidup.
Retardasi
mental
berat
Sekitar 20-
25 sampai
35-40
Dapat dilatih meskipun agak
lebih susah dibandingkan
dengan anak retardasi mental
Kemampuan belajar hanya
pada area bantu diri seperti
mandi, buang air,
16
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 17/27
(severe) moderat. kemampuan terbatas dalam
bidang akademik.
Kemampuan penyesuaian
sosial biasanya terbatas
hanya pada anggota
keluarga atau orang yang
dikenal lainnya.
Kemampuan kerja
biasanya dapat terlihat
ketika bekerja dibawah
setting workshop atau
naungan suatu lembaga
tertentu.
Retardasi
mental
moderat
(moderate)
Sekitar 35-
40 sampai
50-55
- Mengalami kelambatan
dalam belajar berbicara
dan kelambatan dalam
mencapai tingkat
perkembangan lainnya
(misalnya duduk dan
berbicara). Dengan latihan
dan dukungan dari
lingkungannya, mereka
dapat hidup dengan
tingkat kemandirian
tertentu.
- Dapat mengikuti sekolah
sampai kelas dua sampai
kelas lima. Dalam hal
penyesuaian sosial
menampakkan
kemandirian dalam
komunitas. Dalam hal
kemampuan kerja harus
didukung secara penuh
atau hanya secara parsial.
17
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 18/27
- Sudah tampak sejak anak
masih kecil dengan
adanya keterlambatan
dalam perkembangan,
misalnya perkembangan
wicara atau perkembangan
fisik lainnya
- Angka kejadian sekitar 12
% dari seluruh kasus RM
Retardasi
mental
ringan
(mild)
Sekitar 50-
55 sampai
70
- Bisa mencapai kemampuan
membaca sampai kelas 4-6.
- Mulai tampak gejala pada
usia sekolah dasar,
misalnya sering tidak naik
kelas, selalu memerlukan
bantuan untuk
mengerjakan pekerjaan
rumah atau mengerjakan
hal-hal yang berkaitan
dengan kebutuhan pribadi
- 80 % dari anak dengan
RM termasuk dalam
golongan ini
Dapat mempelajari
kemampuan pendidikan
dasar yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-
hari. Mereka memerlukan
pengawasan dan
bimbingan serta pelatihan
dan pendidikan khusus.
Borderline Sekitar 70 Penyesuaian sosial yang tidak Mampu mengikuti
18
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 19/27
sampai 89 berpola akan berbeda dengan
populasinya walaupun pada
segmen yang lebih bawah
penyesuaiannya akan baik,
dalam arti lain perkembangan
anak dalam penyesuaian
sosial akan berbeda dengan
teman-teman seusianya yang
normal.
kegiatan sekolah sampai
pada jenjang tertentu yang
dapat dicapai tidak sesuai
dengan tahapan usia
kalender. Memperoleh
kepuasan kerja dibidang
non-teknis yang disertai
dengan dukungan diri yang
penuh bila diperlukan
Terdapat kekurangan atau hendaya dalam perilaku adaptif (dalam proses
belajar atau adaptasi sosial) yang dipertimbangkan berdasarkan budaya umum
dan budaya setempat
Timbul sebelum usia 18 tahun
b. Gambaran penyerta
Penyandang RM sering disertai dengan adanya psikopatologi yang lain,
misalnya: agresif, iritabel, gerakan stereotipik, tempertantrum.
Penyandang RM mempunyai risiko lebih besar untuk di eksploitasi, dan
diperlakukan salah secara fisik/emosional/seksual
Epidemiologi
Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia 1-3
persen penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena
retardasi metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan
dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak
19
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 20/27
sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali
lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.
Etiologi
Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental. Untuk mengetahui
adanya retardasi mental perlu anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik, dan
laboratorium. Penyebab dari retardasi mental sangat kompleks dan multifaktorial.
Walaupun begitu, terdapat beberapa factor yang potensial berperan dalam terjadinya
retardasi mental seperti:
1. Non-organik
- Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis
- Faktor sosiokultural
- Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik
- Penelantaran anak
2. Organik
Faktor prakonsepsi
- Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolic, kelainan
neurocutaneus)
- Kelainan kromosom (X-linked, translokasi, fragile-X)
- Sindrom pilygenis familial
Faktor prenatal
A. Gangguan pertumbuhan otak trimester I
- Kelainan kromosom
- Infeksi intrauterine (TORCH, HIV)
- Zat-zat teratogen
20
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 21/27
- Disfungsi plasenta
- Kelainan congenital otak (idiopatik)
B. Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
- Infeksi intrauterine (TOCH, HIV)
- Zat-zat teratogen
- Ibu: diabetes mellitus, PKU ( Phenylkeonuria)
- Toksemia graidarum
- Disfungsi plasenta
- Ibu malnutrisi
Faktor perinatal
- Sangat premature
- Asfiksia neonatorum
- Trauma lahir: perdarahan intracranial
- Meningitis
- Kelainan metabolic: hiperbilirubinemia, hipoglikemia
Faktor postnatal
- Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
- Neuro toksin, misalnya logam berat
- CVA (cerebrovascular accident )
- Anoksia, misalnya tenggelam
- Metabolic (gizi buruk, kelainan hormonal)
- Infeksi (meningitis, ensefalitis, subakut sklerosing panesefalitis)
Diagnosis banding
I. Autisme
Autisme adalah gangguan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya
21
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 22/27
gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan
interaksi sosial. 7 Kata autis berasal dari bahasa Yunani “auto” berarti sendiri yang
ditujukan kepada ‘seseorang yang hidup dalam dunianya sendiri. Autisme atau
gangguan autistic adalah salah satu gangguan terparah dimasa kanak-kanak. Autism
bersifat kronis dan berlangsung sepanjang hidup. Anak-anak yang menderita autis
tampak benar-benar sendiri di dunia, terlepas dari upaya orang tua untuk
menjembatani muara yang memisahkan mereka.
Gejala-gejala autisme antara lain:
- Sikap anak yang menghindari tatapan mata (eye contact) secara langsung
- Melakukan gerakan atau kegiatan yang sama secara berulang-ulang (repetitive),
gerakan yang terlalu aktif atau sebaliknya terlalu lamban
- Terkadang pertumbuhan fisik atau kemampuan bicara sangat terlambat
- Sangat lamban dalam menguasai bahasa sehari-hari, hanya mengulang-ulang
beberapa kata saja atau mengeluarkan suara tanpa arti
- Hanya suka akan mainannya sendiri dan mainan itu saja yang dia mainkan
- Serasa dia mempunyai dunianya sendiri, sehingga sulit untuk berinteraksi dengan
orang lain
- Suka bermain air dan memperhatikan benda yang berputar, seperti roda sepeda
atau kipas angin
- Kadang suka melompat, mengamuk atau menangis tanpa sebab. Anak autis
sangat sulit dibujuk, bahkan menolak untuk digendong dan dibujuk oleh siapapun
- Sangat sensitive terhadap cahaya, suara maupun sentuhan
- Mengalami kesulitan mengukur ketinggian dan kedalaman, sehingga mereka
sering takut melangkah pada lantai yang berbeda tinggi.
22
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 23/27
II. Cerebral Palsy tipe Sedang/Berat
Cerebral palsy adalah suatu kerusakan jaringan otak permanen dan tidak
progresif, meskipun gambaran klinisnya dapat berubah selama hidup, terjadi pada usia
dini dan merintangi perkembangan otak normal. Pada cerebral palsy tipe sedang dan
berat diserta dengan gejala klinis berupa retardasi mental dan gangguan komunikasi.
III. Down Syndrom
Down sindrom disebut juga trisomi 21 adalah kondisi yang ditandai kelainan
pada banyak organ yang disertai retardasi mental dan berhubungan dengan
abnormalitas kromosom nomor 21. Sindrom down juga menyebabkan
keterbelakangan mental seumur hidup dan keterlambatan perkembangan. Kelainan
yang dialami penderita sindrom down berbeda-beda tergantung pada tingkat
keparahannya.
IV. ADHD ( Attention-Deficit Hiperactivy Disorder )
ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik
anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung
berlebihan. Ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak
bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti
sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan
adalah, suka meletup-letup, aktifitas berlebihan, dan suka membuat keributan.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi dan sangat
individual. Tetapi perlu diingat bahwa tidak setiap anak penanganan multidisplin
merupakan jalan terbaik. 1 Ada beberapa penatalaksanaan yang bisa diberikan pada
23
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 24/27
pasien, yaitu: konsultasikan ke dokter anak mengenai kelainan fisik yang mungkin
terdapat pada anak, terapi untuk mengembangkan potensi anak seoptimal mungkin (
applied behavioral analysis, terapi wicara, terapi okupasi, terapi fisik, terapi social,
terapi perilaku, terapi perkembangan, terapi biomedik), edukasi orang tua (perlu
diberikan penerangan yang jelas mengenai anaknya, dan apa yang diharapkan dari
terapi yang dibutuhkan), kerja sama yang baik antara guru dengan orang tuanya, agar
tidak terjadi kesimpangsiuran dalam strategi penanganan anak di sekolah dan di
rumah. Anggota keluarga lainnya juga harus diberi pengertian agar anak tidak diejek
atau dikucilkan. Disamping itu masyarakat perlu diberi penerangan tentang retardasi
mental, agar mereka dapat menerima anak tersebut dengan wajar. 1
Pencegahan
Karena penyembuhan retardasi mental ini boleh dikatakan tidak ada, sebab
kerusakan dari sel-sel otak tidak mungkin fungsinya dapat kembali normal, maka
yang penting adalah pencegahan primer yaitu usaha yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya penyakit. Dengan memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit
yang potensial yang dapat menyebabkan retardasi mental, misalnya melalui imunisasi.
Konseling perkawinan, pemeriksaan kehamilan yang rutin, nutrisi yang baik selama
kehamilan, dan bersalin pada tenaga kesehatan yang berwenang, maka dapat
membantu menurunkan angka kejadian retardasi mental. Dengan adanya program
BKB (Bina Keluarga dan Balita) yang merupakan stimulasi mental dini dan bias juga
dikembangkan deteksi dini, maka dapat mengoptimalkan perkembangan anak.
24
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 25/27
BAB IV
KESIMPULAN
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal)
sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat
perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah
intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo =
kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.
25
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 26/27
Pada pasien tersebut ada beberapa penatalaksanaan yan dapat dilakukan, antara
lain konsultasikan ke dokter anak mengenai kelainan fisik yang mungkin terdapat
pada anak, terapi untuk mengembangkan potensi anak seoptimal mungkin ( applied
behavioral analysis, terapi wicara, terapi okupasi, terapi fisik, terapi social, terapi
perilaku, terapi perkembangan, terapi biomedik), edukasi orang tua (perlu diberikan
penerangan yang jelas mengenai anaknya, dan apa yang diharapkan dari terapi yang
dibutuhkan), kerja sama yang baik antara guru dengan orang tuanya, agar tidak terjadi
kesimpangsiuran dalam strategi penanganan anak di sekolah dan di rumah. Anggota
keluarga lainnya juga harus diberi pengertian agar anak tidak diejek atau dikucilkan.
Disamping itu masyarakat perlu diberi penerangan tentang retardasi mental, agar
mereka dapat menerima anak tersebut dengan wajar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjiningsih. Retardasi Mental. In: Ranuh G. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1995. p.191-202
2. Matondang CS, Wahidayat I, Sastroasmoro S. Anamnesis. Diagnosis Fiik Pada Anak.
2nd . Jakarta: PT Sagung Seto; 2000. p. 1
3. Kaneshiro NK. Mental Retardation (updated: 2 November 2009). Available at:
26
7/15/2019 Makalah Retardasi Mental(2)
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-retardasi-mental2 27/27
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001523.htm. Accessed: 5 Oktober
2010.
4. Maramis WF. Retardasi Mental dalam Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya:
Airlangga University Press; 1994.p.385-402
5. Sadock BJ, Sadock VA. Mental Retardation. In: Kaplan & Sadock’s Synopsis of
Psychiatry. London: Lippincott & William; 2000. p.1161-79.
6. Maslim R. Retardasi Mental.in: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa-Rujukan
Ringkas dari PPDGJ III. Jakarta.p.119-21
7. Medline staff. Autism (updated: 16 September 2010). Available at:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/autism.html. Accessed: 5 Oktober 2010
8. Kaneshiro. Down Syndrome (Update Date: 4/26/2010). Available at:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/downsyndrome.html#cat1. Acceessed: 3 october
2010