Retardasi Mental Revisi

22
  BAB I PENDAHULUAN Banyak wilayah di Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang jauh dari pusat kota, di mana sebagian besar penduduknya mungkin belum mengetahui banyak informasi mengenai Down Syndrome dan retardasi mental, para penderita gangguan ini mendapat perlakuan yang tidak selayaknya. Perlakuan yang tidak layak dalam konteks ini adalah mungkin dianggap „gilaoleh masyarakat atau tidak mendapat perawatan yang tepat.  Labeling ini lah yang menghambat proses pengoptimalan potensi yang dimiliki anak-anak dengan gangguan mental dan Down Syndrome, tak  jarang juga keluarga penderita juga mendapat atribusi yang tidak mengenakkan dari masyarakat. Berkaca dari keadaan para penderita baik gangguan mental maupun Down Syndrome di luar negeri, eksistensi mereka di Indonesia pun dapat dioptimalkan. Jika di luar di negeri kita sering mendengar mereka dapat bersekolah, bekerja, bahkan di Rusia ada yang berhasil menjadi aktor, di Indonesia pun tak ada kata tidak mungkin untuk melakukannya. (http: // www.kidshealth.org/parent/medical  /down_syndrome.html) . Makalah ini kami persembahkan guna memenuhi tugas mata kuliah seminar psikologi klinis. Kami menyadari adanya banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Semoga apa yang telah kami sampaikan dalam makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Transcript of Retardasi Mental Revisi

Page 1: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 1/22

 

BAB I

PENDAHULUAN

Banyak wilayah di Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang jauh dari

pusat kota, di mana sebagian besar penduduknya mungkin belum mengetahui banyak 

informasi mengenai Down Syndrome dan retardasi mental, para penderita gangguan

ini mendapat perlakuan yang tidak selayaknya. Perlakuan yang tidak layak dalam

konteks ini adalah mungkin dianggap „gila‟ oleh masyarakat atau tidak mendapat

perawatan yang tepat.  Labeling ini lah yang menghambat proses pengoptimalan

potensi yang dimiliki anak-anak dengan gangguan mental dan Down Syndrome, tak 

  jarang juga keluarga penderita juga mendapat atribusi yang tidak mengenakkan dari

masyarakat.

Berkaca dari keadaan para penderita baik gangguan mental maupun Down

Syndrome di luar negeri, eksistensi mereka di Indonesia pun dapat dioptimalkan. Jika

di luar di negeri kita sering mendengar mereka dapat bersekolah, bekerja, bahkan di

Rusia ada yang berhasil menjadi aktor, di Indonesia pun tak ada kata tidak mungkin

untuk melakukannya. (http: //  www.kidshealth.org/parent/medical

 /down_syndrome.html).

Makalah ini kami persembahkan guna memenuhi tugas mata kuliah seminar

psikologi klinis. Kami menyadari adanya banyak kekurangan dalam penulisan

makalah ini. Semoga apa yang telah kami sampaikan dalam makalah ini bermanfaat

bagi kita semua.

Page 2: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 2/22

BAB II

ISI

A.  DEFINISI

Retardasi mental adalah gangguan yang telah tampak sejak masa anak-

anak dalam bentuk fungsi intelektual dan adaptif yang secara signifikan

berada dibawah rata-rata (Luckasson,1992, dalam Durand 2007)

Menurut  American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992

Retardasi mental yaitu : Kelemahan atau ketidakmampuan kognitif muncul

pada masa kanak-kanak (sebelum 18 tahun) ditandai dengan fase kecerdasan

dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai keterbatasan lain pada

sedikitnya dua area berikut : berbicara dan berbahasa; keterampilan merawat

diri, ADL; keterampilan sosial; penggunaan sarana masyarakat; kesehatan dan

keamanan; akademik fungsional; bekerja dan rileks, dan lain-lain.

Dari beberapa definisi diatas, yang menurut kami memiliki definisi

yang hampir sama, kami cenderung menyepakati definisi yang diungkapkan

oleh   American Assosiation on Mental Retardation (AAMR) yang

mengungkapkan bahwa Retardasi mental yaitu : Kelemahan/ketidakmampuan

kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sebelum 18 tahun) ditandai dengan

fase kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai

keterbatasan lain. Berikut ini adalah klasifikasi retardasi mental yang

ditunjukkan dengan bagan (Dr.wiguna & ika, 2005) :

RM Ringan

RM Sedang

RM Berat

RM Sangat Berat

Page 3: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 3/22

1.  RM ringan (IQ 55-70) : mulai tampak gejalanya pada usia sekolah dasar,

misalnya sering tidak naik kelas, selalu memerlukan bantuan untuk 

mengerjakan pekerjaan rumah atau mengerjakan hal-hal yang berkaitan

pekerjaan rumah atau mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan

pribadi. 80 % dari anak RM termasuk pada golongan ini. Dapat menempuh

pendidikan Sekolah Dasar kelas VI hingga tamat SMA. Ciri-cirinya tampak 

lamban dan membutuhkan bantuan tentang masalah kehidupannya.

2.  RM Sedang (IQ 40-55) : sudah tampak sejak anak masih kecil dengan adanya

keterlambatan dalam perkembangan, misalnya perkembangan wicara atau

perkembangan fisik lainnya. Anak ini hanya mampu dilatih untuk merawat

dirinya sendiri, pada umumnya tidak mampu menyelesaikan pendidikan

dasarnya, angka kejadian sekitar 12% dari seluruh kasus RM. Anak pada

golongan ini membutuhkan pelayanan pendidikan yang khusus dan dukungan

pelayanan.

3.  RM Berat (IQ 25-40) : sudah tampak sejak lahir, yaitu perkembangan motorik 

yang buruk dan kemampuan bicara yang sangat minim, anak ini hanya

mampu untuk dilatih belajar bicara dan keterampilan untuk pemeliharaantubuh dasar, angka kejadian 8% dari seluruh RM. Memiliki lebih dari 1

gangguan organik yang menyebabkan keterlambatannya, memerlukan

supervisi yang ketat dan pelayanan khusus.

4.  RM Sangat Berat (IQ < 25) : sudah tampak sejak lahir yaitu gangguan

kognitif, motorik, dan komunikasi yang pervasif. Mengalami gangguan fungsi

motorik dan sensorik sejak awal masa kanak-kanak, individu pada tahap ini

memerlukan latihan yang ekstensif untuk melakukan “self care” yang sangat

mendasar seperti makan, BAB, BAK. Selain itu memerlukan supervisi total

dan perawatan sepanjang hidupnya, karena pada tahap ini pasien benar-benar

tidak mampu mengurus dirinya sendiri.

B.  SEBAB-SEBAB

1.  Faktor Prenatal

Page 4: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 4/22

Penggunaan berat alkohol pada perempuan hamil dapat menimbulkan

gangguan pada anak yang mereka lahirkan yang disebut dengan  fetal

alcohol syndrome. Faktor-faktor prenatal lain yang memproduksi retardasi

mental adalah ibu hamil yang menggunakan bahan-bahan kimia, dan

nutrisi yang buruk. (Durand, 2007).

Penyakit ibu yang juga menyebabkan retardasi mental adalah sifilis,

cytomegalovirus, dan herpes genital. Komplikasi kelahiran, seperti

kekurangan oksigen dan cidera kepala, menempatkan anak pada resiko

lebih besar terhadap gangguan retardasi mental. Kelahiran premature juga

menimbulkan resiko retardasi mental dan gangguan perkembangan

lainnya. Infeksi otak, seperti encephalitis dan meningitis   juga dapat

menyebabkan retardasi mental. Anak-anak yang terkena racun, seperti cat

yang mengandung timah, juga dapat terkena retardasi mental. (Nevid,

2003)

2.  Faktor Psikososial

Seperti lingkungan rumah atau sosial yang miskin, yaitu yang tidak 

memberikan stimulasi intelektual, penelantaran, atau kekerasan dari orangtua dapat menjadi penyebab atau memberi kontribusi dalam perkembangan

retardasi mental. (Nevid, 2002)

Anak-anak dalam keluarga yang miskin mungkin kekurangan mainan,

buku, atau kesempatan untuk berinteraksi dengan orang dewasa melalui

cara-cara yang menstimulasi secara intelektual akibatnya mereka gagal

mengembangkan keterampilan bahasa yang tepat atau menjadi tidak 

termotivasi untuk belajar keterampilan-keterampilan yang penting dalam

masyarakat kontemporer. Beban-beban ekonomi seperti keharusan

memiliki lebih dari satu pekerjaan dapat menghambat orang tua untuk 

meluangkan waktu membacakan buku anak-anak, mengobrol panjang

lebar, dan memperkenalkan mereka pada permainan kreatif. Lingkaran

Page 5: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 5/22

kemiskinan dan buruknya perkembangan intelektual dapat berulang dari

generasi ke generasi (Nevid, 2002).

Kasus yang berhubungan dengan aspek psikososial disebut sebagai

retardasi budaya-keluarga (cultural-familial retardation). Pengaruh cultural

yang mungkin memberikan kontribusi terhadap gangguan ini termasuk 

penganiayaan, penelantaran, dan deprivasi sosial. (Durand, 2007)

3.  Faktor Biologis

a.  Pengaruh genetik 

Kebanyakan peneliti percaya bahwa di samping pengaruh-

pengaruh lingkungan, penderita retardasi mental mungkin dipengaruhi

oleh gangguan gen majemuk (lebih dari satu gen) (Abuelo, 1991,

dalam Durand, 2007)

Salah satu gangguan gen dominan yang disebut tuberous

sclerosis, yang relatif jarang, muncul pada 1 diantara 30.000 kelahiran.

Sekitar 60% penderita gangguan ini memiliki retardasi mental (Vinken

dan Bruyn, 1972, dalam Durand 2007).

Phenyltokeltonuria (PKU) merupakan gangguan genetis yangterjadi pada 1 diantara 10.000 kelahiran (Plomin, dkk, 1994, dalam

Nevid, 2002). Gangguan ini disebabkan metabolisme asam amino

Phenylalanine yang terdapat pada banyak makanan. Asam

Phenylpyruvic, menumpuk dalam tubuh menyebabkan kerusakan pada

sistem saraf pusat yang mengakibatkan retardasi mental dan gangguan

emosional.

b.  Pengaruh kromosomal

Jumlah kromosom dalam sel-sel manusia yang berjumlah 46

baru diketahui 50 tahun yang lalu (Tjio dan Levan, 1956, dalam

Durand, 2007). Tiga tahun berikutnya, para peneliti menemukan

bahwa penderita Sindroma Down memiliki sebuah kromosom kecil

tambahan. Semenjak itu sejumlah penyimpangan kromosom lain

Page 6: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 6/22

menimbulkan retardasi mental telah teridentifikasi yaitu  Down

syndrome dan Fragile X syndrome.

1.  Down syndrome 

Sindroma down, merupakan bentuk retardasi mental kromosomal

yang paling sering dijumpai, di identifikasi untuk pertama kalinya oleh

Langdon Down pada tahun 1866. Gangguan ini disebabkan oleh adanya

sebuah kromosom ke 21 ekstra dan oleh karenanya sering disebut dengan

trisomi 21. (Durand, 2007).

Anak retardasi mental yang lahir disebabkan oleh faktor ini pada

umumnya adalah Sindroma Down atau Sindroma mongol (mongolism)

dengan IQ antar 20  –  60, dan rata-rata mereka memliki IQ 30  –  50.

(Wade, 2000, dalam Nevid 2003). Menyatakan abnormalitas kromosom

yang paling umum menyebabkan retardasi mental adalah sindrom down

yang ditandai oleh adanya kelebihan kromosom atau kromosom ketiga

pada pasangan kromosom ke 21, sehingga mengakibatkan jumlah

kromosom menjadi 47.

Anak dengan sindrom down dapat dikenali berdasarkan ciri-ciri fisik tertentu, seperti wajah bulat, lebar, hidung datar, dan adanya lipatan kecil

yang mengarah ke bawah pada kulit dibagian ujung mata yang

memberikan kesan sipit. Lidah yang menonjol, tangan yang kecil, dan

berbentuk segi empat dengan jari-jari pendek, jari kelima yang

melengkung, dan ukuran tangan dan kaki yang kecil serta tidak 

proporsional dibandingkan keseluruhan tubuh juga merupakan ciri-ciri

anak dengan sindrom down. Hampir semua anak ini mengalami retardasi

mental dan banyak diantara mereka mengalami masalah fisik seperti

gangguan pada pembentukan jantung dan kesulitan pernafasan. (Nevid,

2003)

Page 7: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 7/22

2. Fragile X syndrome. 

Fragile X syndrome merupakan tipe umum dari retardasi mental

yang diwariskan. Gangguan ini merupakan bentuk retardasi mental paling

sering muncul setelah sindrom down (Plomin, dkk, 1994, dalam Nevid,

2003). Gen yang rusak berada pada area kromosom yang tampak rapuh,

sehingga disebut Fragile X syndrome. Sindrom ini mempengaruhi laki-

laki karena mereka tidak memiliki kromosom X kedua dengan sebuah

gen normal untuk mengimbangi mutasinya. Laki-laki dengan sindrom ini

biasanya memperlihatkan retardasi mental sedang sampai berat dan

memiliki angka hiperaktifitas yang tinggi. Estimasinya adalah 1 dari

setiap 2.000 laki-laki lahir dengan sindrom ini ( Dynkens, dkk, 1998,

dalam Durand, 2007).

C.  PERSPEKTIF ALIRAN-ALIRAN

1.  Aliran Psikoanalis : sebab retardasi mental adalah salah satunya

dikarenakan oleh prenatal yaitu ibu yang mengkonsumsi akohol, hal ini

disebabkan karena ibu terlalu mementingkan id nya dan tidak dapatmenyeimbangan superegonya sehingga janin yang ada di dalam dinding

rahim tumbuh dan berkembang secara tidak sehat. Hal ini dikarenakan

karena ibu yang mementingkan id dengan cara menerapkan lifestyle yaitu

mengkonsumsi alkohol dan tidak mengkonsumsi nutrisi (malnutrisi)

2.  Aliran Behavorisme : karena pola asuh yang salah yaitu memodeling

dengan cara yang keliru. Orang tua yang memiliki anak retaradasi mental

terkadang tidak mengakui bahwa anaknya termasuk ke dalam anak yang

mengalami keterbelakangan mental, sehingga tindakan orang tua yang

pertama kali dalam menanggapi keadaan ini adalah denial (penolakan

akan realitas) yang terjadi pada anak mereka. Orang tua tidak 

menyekolahkan anak tersebut ke dalam sekolah berkebutuhan khusus

tetapi tetap memasukkan anaknya ke sekolah formal, sedangkan di

Page 8: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 8/22

sekolah formal sangat minim sekali dalam pemenuhan kebutuhan untuk 

anak retardasi mental. Hal ini yang menyebabkan anak retardasi menjadi

semakin terpuruk dalam mengembangkan proses intelektualnya. Sebagian

orang tua meniru perilaku orang tua lain bahwa setiap anak dapat

dimasukkan dan di didik ke dalam sekolah formal. Karena proses

memodeling yang salah ini lah dapat merugikan masa depan anak 

retardasi mental.

3.  Aliran Kognitif (Bandura, Rotter) : berfokus pada peran dari proses

kognitif atau kognisi dan dari belajar melalui pengamatan (modeling)

dalam perilaku manusia, contoh : konsep atau cara pandang orang tua

yang salah akan kehadiran anak retardasi mental yang terkadang tidak 

diakui atau tidak adanya rasa penerimaan diri sehingga dari sini timbul

proses belajar dan kerangka berpikir yang salah, tentang keberadaan anak 

retardasi mental yang berdampak pada sisi psikologis sehingga si anak 

akan merasa tertekan, harga diri rendah di dalam lingkungan keluarganya

4.  Aliran Humanistik (Maslow) : menekankan bahwa seseorang itu memiliki

keunikan, disini ditekankan bahwa anak-anak retardasi mental memilikikeunikan tersendiri. Mereka memiliki tubuh yang unik, yaitu dari bentuk 

wajah (muka oval, mata berbentuk kacang almond, muka mirip antara satu

anak dengan anak lain). Bentuk tubuh mereka juga unik yaitu jari-jari

tangan dan kaki cenderung memadat dan tubuh memendek. Bentuk tubuh

inilah yang mencerminkan keunikan tersendiri pada anak retardasi mental.

5.  Aliran Psikologi Transpersonal : menekankan pada konsep transendental

yaitu hubungan antara seorang individu dengan Tuhan-NYA, disini di

 jelaskan bahwa seseorang individu harus menghargai setiap ciptaan Allah

SWT, sesama manusia harus saling menjaga, memanusiakan manusia

pada umumnya walaupun terdapat perbedaan baik dari segi fisik,

kesehatan mental dan proses kognitif.

Page 9: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 9/22

D.  GEJALA

Menurut kriteria DSM-IV-TR untuk gejala anak retardasi mental terbagi

dalam tiga kelompok yaitu :

Kriteria pertama, seseorang harus memiliki intelektual yang secara

signifikan berada di tingkatan sub average (dibawah rata-rata), yang

ditetapkan berdasarkan satu tes IQ atau lebih. Dengan cutoff score yang oleh

DSM-IV-TR ditetapkan sebesar 70 atau kurang.

Kriteria Kedua, adanya defisit atau hendaya dalam fungsi adaptif yang

muncul beragam setidaknya dua bidang yakni, komunikasi, merawat diri

sendiri, mengurus rumah, keterampilan social, interpersonal, pemanfaatan

sumber daya di masyarakat, keterampilan akademis, pekerjaan, kesehatan, dan

keselamatan.

Kriteria Ketiga, anak dengan retardasi mental ciri intelektual dan

kemampuan adaptif itu harus muncul sebelum mencapai 18 tahun.

Gejala anak retardasi mental menurut (Brown, dkk 1991 dalam Sekar,

2007) menyatakan :

1. 

Lamban dalam mempelajari hal-hal yang baru, mempunyai kesulitandalam mempelajari pengetahuan abstrak atau yang berkaitan, dan selalu

cepat lupa apa yang dia pelajari tanpa latihan yang terus menerus.

2.  Kesulitan dalam menggeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru.

3.  Kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak retardasi mental berat.

4.  Cacat fisik dan perkembangan gerak. Kebanyakan anak dengan retardasi

mental berat mempunyai ketebatasan dalam gerak fisik, ada yang tidak 

dapat berjalan, tidak dapat berdiri atau bangun tanpa bantuan. Mereka

lambat dalam mengerjakan tugas-tugas yang sangat sederhana, sulit

menjangkau sesuatu, dan mendongakkan kepala.

5.  Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri. Sebagian dari anak 

retardasi mental berat sangat sulit untuk mengurus diri sendiri, seperti :

Page 10: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 10/22

berpakaian, makan, dan mengurus kebersihan diri. Mereka selalu

memerlukan latihan khusus untuk mempelajari kemampuan dasar.

6.  Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim. Anak tunagrahita ringan

dapat bermain bersama dengan anak reguler, tetapi anak yang

mempunyai retardasi mental berat tidak melakukan hal tersebut. Hal itu

mungkin disebabkan kesulitan bagi anak retardasi mental dalam

memberikan perhatian terhadap lawan main.

7.  Tingkah laku kurang wajar yang terus menerus. Banyak anak retardasi

mental berat bertingkah laku tanpa tujuan yang jelas. Kegiatan mereka

seperti ritual, misalnya : memutar-mutar jari di depan wajahnya dan

melakukan hal-hal yang membahayakan diri sendiri, misalnya: menggigit

diri sendiri, membentur-beturkan kepala, dan lain-lain.

E.  ONSET

Biasanya keterbelakangan mental muncul sejak lahir atau bahkan

masih di dalam kandungan dan ketika masih kanak-kanak. Itu sebabnya

retardasi mental digolongkan di dalam gangguan perkembangan. Jadi, orangdewasa yang mengalami kondisi ini setelah 18 tahun mungkin karena

mengalami cedera pada otaknya atau dementia (Simeun, 2008)

Karena kondisi keterbelakangan mental mempengaruhi kemampuan

kognitif, akibatnya segala macam bentuk perkembangan yang berhubungan

dengan kemampuan kognitif akan mengalami hambatan, misalnya saja,

kemampuan motorik dan kemampuan bahasa, terutama dalam berbicara.

Keterbatasan dalam kemampuan kognitif tidak hanya mereka dalam

area yang erat kaitannya dengan proses berpikir seperti bahasa, belajar,

ingatan, serta kemampuan motorik, namun juga kaitannya erat dengan

kemampuan emosi dan sosial, seperti mengontrol diri, menahan rasa marah,

memecahkan masalah-masalah sosial, dan keterbatasan interpersonal lainnya.

(Simeun, 2008)

Page 11: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 11/22

F.  PREVALENSI

Retardasi mental yang diakibatkan oleh abnormalitas genetis,

menyebabkan retardasi mental pada 1000-1500 pria dan hambatan mental

pada setiap 2000-2500 perempuan. Perempuan biasanya memiliki dua

kromosom X sementara laki-laki hanya satu. Pada perempuan, memiliki dua

kromosom X tampaknya memberikan perlindungan dari gangguan ini, bila

kerusakan terjadi pada salah satunya. Hal ini dapat menjelaskan mengapa

gangguan ini umumnya akan berdampak akan lebih parah pada laki-laki dari

pada perempuan (Angier, 1991 dalam Jacoby 2009).

Kira-kira 90 % penyandang retardasi mental termasuk kategori

retardasi mental ringan (IQ 50-70), dan mempresentasikan 1% sampai 3% dari

populasi secara umum (Larson, dkk, dalam Durand, 2007)

Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di

Indonesia 1-3 % penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit

diketahui karena retardasi metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-

anak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden

tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun.Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan

dengan perempuan (Sekar, 2007).

G.  TERAPI

Terapi yang digunakan adalah mengunakan beberapa cara, yaitu

diantaranya sebagai berikut :

1.  Terapi baca (dengan pendekatan montesoori)

Guru atau orang tua tidak secara langsung mengubah anak tetapi

sebaliknya guru mencoba memberi peluang pada anak menyelesaikan

tugas dengan usaha sendiri, tanpa bantuan orang dewasa. Tujuan ini

bertujuan untuk memberikan edukasi secara dini kepada pasien.

Page 12: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 12/22

2.  Pilihan bebas (anak diberi kebebasan untu memilih kebutuhan yang sesuai

dengan minatnya)

Dengan cara ini, aktivitas kehidupan sehari-hari pasien menjadi bagian

dari kurikulum yang diberikan.

3.  Terapi perilaku

Konselor memberikan pengetahuan tentang cara pandang si anak 

tersebut, misalnya tidak mau bermain games, cara pandang terhadap

sesuatu dan lain-lain. Terapi ini bertujuan untuk mengubah perilaku yang

cenderung agresif dan menciptakan self injury.

4.  Terapi bicara

Konselor memberikan contoh perilaku bicara yang baik, karena pada

dasarnya, anak retardasi mental akan terlihat dalam mengucapkan sebuah

kata-kata

5.  Terapi sosialisasi

Pasien diajak untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain, yaitu

tetap menjalin komunikasi dengan orang lain atau individu di sekitarnya

dengan cara bersosialisasi, melakukan interaksi secara verbal sehinggadisini akan menumbuhkan rasa percaya diri, perasaan diterima oleh

lingkungan, dan motivasi pada diri pasien agar tetap survive dalam

menghadapi kehidupan sehari-hari.

6. Terapi bermain

Pasien dibimbing untuk dapat mengerjakan sesutu hal berupa hasil

karya, atau sebuah permainan. Terapi ini bertujuan untuk dapat mengasah

kemampuan pasien di bidang kognitif yaitu dengan cara merangsang

proses berpikir pasien tentang pola sebuah bentuk sehingga disini pasien

diajak untuk dapat merangkai sebuah konstruksi bangunan, kemudian

dapat meningkatkan imanjinasi dengan cara merangsang kemampuan

imajinasi tentang sesuatu hal yang berada di pikirannya, selain itu dalam

segi kreatifitas, yaitu dengan cara meningkatkan dan mengolah kreatifitas

Page 13: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 13/22

pasien dengan paduan warna, pola, bentuk yang berbeda-beda sehingga

pasien mempunyai pengetahuan, pemahaman dan keanekaragaman

tentang macam-macam jenis permainan atau hasil karya yang dia temui.

7. Terapi menulis

Cara ini digunakan untuk dapat mempermudah proses berjalannya

terapi yaitu dengan cara pasien diajak untuk menulis di selembar kertas

berupa serangkaian kata-kata. Tujuan daripada terapi ini adalah untuk 

melemaskan otot atau syarat tangan dalam beraktivitas sehingga tubuh

pasien tidak kaku dan lebih fleksibel dalam menanggapi respon atau

stimulus yang berada di sampingnya.

8. Terapi okupasi

Terapi ini dilakukan dengan cara memijat-mijat bagian syaraf anak 

tersebut seperti pada bagian pergelangan tangan, kaki dan daerah tubuh

lainnya. Terapi ini dilakukan pada saat pasien berusia muda, karena pada

masa muda sendi-sendi dalam tubuh pasien masih bersifat elastis dan

dapat menyesuaikan dengan bentuk perlakuan yang diberikan.

9. Terapi musik 

Terapi ini dilakukan dengan cara pasien diarahkan untuk dapat

mendengarkan dan memaknai sebuah alunan musik. Terapi ini bertujuan

untuk dapat mengasah fungsi auditory pasien akan stimulus suara yang di

dengarkannya.

H.  PREVENSI

Salah satu usaha intervensi dini dapat membidik dan membantu anak-

anak yang karena lingkunganya yang tidak dapat adekuat, beresiko

mengembangkan retardasi cultural familial (Fewell dkk, dalam Gunarsa

2002). Program head start nasional adalah salah satu bentuk upaya intervensi

dini. Program ini mengkombinasikan dukungan pendidikan, medis, dan sosial

untuk anak-anak dan keluarganya. Salah satu proyeknya mengidentifikasi

Page 14: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 14/22

sekelompok anak tidak lama setelah mereka lahir dan memberikan program

pra sekolah intensive serta dukungan nutrisi mereka. Intervensi ini berlanjut

sampai mereka mulai memasuki pendidikan formal di taman kanak-kanak.

Meskipun tampaknya banyak anak yang mengalami kemajuan signifikan

bila intervensi dimulai sejak dini (Ramey dan ramey, 1988, dalam Gunarsa

2002), masih ada banyak pertanyaan penting terkait dengan upaya intervensi

dini. Sebagai contoh, tidak semua anak mendapatkan manfaat yang signifikan

dari upaya itu.

Pelayanan yang dibutuhkan oleh anak-anak dengan retardasi mental

untuk memenuhi tuntunan perkembangan sebagian tergantung pada derajat

keparahan dengan tipe retardasi (Dykens dkk, 1997 dalam Gunarsa 2002 ).

Dengan pelatihan yang tepat, anak-anak dengan retardasi mental dapat

mencapai kemampuan setara dengan anak kelas 6 SD. Mereka dapat

menguasai keterampilan-keterampilan vokasional yang memungkinkan

mereka untuk membiayai dirinya sendiri melalui pekerjaan yang bermakna.

Banyak anak-anak seperti ini dapat bersekolah di sekolah regular. Sebaliknya

anak-anak dengan retardasi mental berat atau parah membutuhkanpenanganan institusi atau ditempatkan pada pusat pelayanan residensial.

Penempatan di institusi sering kali didasarkan pada kebutuhan untuk 

mengontrol perilaku destruktif atau agresif, bukan karena parahnya gangguan

intelektual.

Saat ini sudah banyak beberapa pendekatan yang digunakan untuk 

mendeteksi gangguan perkembangan ini sejak awal, sejak dalam kandungan.

Tujuannya agar dapat diketahui apakah si calon bayi memiliki abnormalitas

genetik seperti retardasi mental, yang dapat menyebabkan kondisi yang

menghambat perkembangan bayi. Adapun pendekatan yang sering dilakukan

adalah :

Page 15: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 15/22

b.  Scanning dengan menggunakan ultrasound . Biasanya cara ini dapat

mendeteksi kondisi-kondisi yang berhubungan dengan cacat fisik melalui

gelombang suara.

c.   Amniocentesis yaitu mengambil sampel cairan amnion melalui dinding

perut ibu yang sedang hamil. Biasanya dilakukan pada usia kandungan 16

hingga 18 minggu. Hal ini dapat mendeteksi kemungkinan adanya

abnormalitas kromosom dan penyakit-penyakit genetik.

d.  Chorionic Villus Sampling yaitu mengambil sampel jaringan chorion

melalui vagina ibu yang sedang hamil.

e.  Genetic Screening merupakan pendekatan yang paling mutakhir saat ini

dikarenakan memiliki tingkat ketepatan yang tinggi (Gunarsa, 2002).

Pelayanan yang dibutuhkan oleh anak-anak dengan retardasi mental

untuk memenuhi tuntutan perkembangan, sebagian bergantung pada derajat

keparahan dan tipe retardasi (Dykens dkk, 1997 dalam Gunarsa 2002).

Dengan pelatihan yang tepat, anak-anak dengan retardasi mental ringan dapat

mencapai kemampuan setara dengan anak-anak kelas 6 SD.

Prevensi yang diberikan kepada anak dengan retardasi mental akanlebih efekif apabila dilakukan sejak awal bahkan pada usia pra sekolah. Ini

tidak hanya melibatkan orang tua, melibatkan juga pribadi-pribadi lain dalam

keluarga. Prevensi ini meliputi:

1.  Mendorong anak agar bereksplorasi. Anak memperoleh banyak hal

melalui eksplorasi terhadap lingkungannya.

2.  Mengajarkan kemampuan dasar. Kemampuan dasar dalam bidang kognitif 

pada umumnya diberikan, antara lain: bagaimana memberi nama pada

suatu hal, membuat urutan, dan perbandingan.

3.  Merayakan setiap kemajuan perkembangan yang sudah dicapai misalnya

dengan memberikan reinforcement yang berupa reward yang disenangi

anak.

Page 16: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 16/22

4.  Bimbing anak dalam mengulang kembali apa yang sudah dipelajari dan

kemudian arahkan anak untuk mempelajari ketrampilan baru.

5.  Lindungi anak dari kondisi-kondisi yang membahayakan, tidak 

menyenangkan, atau punishment (hukuman)

6.  Ciptakan lingkungan yang respondif dan kaya akan bahasa sehingga

memungkinkan anak untuk berkomunikasi. (Gunarsa, 2002 )

RM BERAT RM SANGAT

BERAT

RM RINGAN RM SEDANG

TARAF IQ 20-30 <20 50-70 35-49

USIA MENTAL

YANG DAPAT

DICAPAI

Maksimal usia 3-4

tahun

Maksimal usia 2

tahun

Maksimal usia

11-12 tahun

Maksimal usia 7

tahun

ETIOLOGI Abnormalitas

Biologik 

Abnormalitas

Biologik 

Sering karena

deprivasi

psikososial

Deprivasi

Psikososial d

abnormal biologi

CIRI-CIRI USIA

PRA SEKOLAH

(0-5TAHUN)

Perkembangan

motorik kurang,

bicara minimal,

dapat dilatih

mengurus diri

sendiri.

Fungsi

sensomotorik 

minimal, selalu

membutuhkan

perawatan dan

pengawasan.

Sering tidak bisa

dibedakan dengan

anak norm al.

Dapat bica

berkomunikasi.

Kesadaran

sosialnya kuran

Perkembangan

motorik cukup.

USIA SEKOLAH

(6-20TAHUN)

Dapat berbicara

atau belajar

berkomunikasi.

Dapat dilatih

kebiasaan

kesehatan dasar,

Perkembangan

motorik sedikit.

Mengurus diri

sendiri sangat

minimal.

Membutuhkan

Dapat mencapai

ketrampilan

akademik sampai

kelas 6 SD (dekat

usia 20 tahun),

dapat dibimbing

Akademi su

maju kelas 2 S

dapat dila

ketrampilan sos

dan pekerjaan.

Page 17: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 17/22

 

I.  KUALITAS HIDUP

Anak yang mengalami keterbelakangan mental ringan biasanya terlihat

tidak berbeda dalam perkembangannya dibandingkan dengan anak normal.

Biasanya hal ini baru disadari ketika anak mulai masuk sekolah dasar dan

menemui kesulitan dalam belajar dibandingkan dengan teman-temannya.

kebiasaan sehari-

hari.

perawatan. kearah komunitas

sosial.

MASA DEWASA

(21TAHUN)

Dapat mengurus

diri sendiri

(sebagian)

pengawasan penuh

Perkembangan

motorik dan bicara

sedikit. Mengurus

diri sendiri sangat

terbatas butuh

perawatan.

Keterampilan

sosial dan

pekerjaan cukup

untuk mencari

nafkah (tapi perlu

pertimbangan dan

bantuan bila

mengalami stress

sosial atau

ekonomi yang

luar biasa)

Dapat menc

nafkah deng

pekerjaan kas

(unskill) dala

keadaan

terlindung. Per

pengawasan,

bimbingan,

bantuan bila stre

sosial d

ekonomi ya

ringan)

PATOKAN

PENDIDIKAN

Tidak dapat

dididik tapi dapat

dilatih mengenalbahaya. Tidak 

dapat mencari

nafkah.

Tidak dapat

dididik maupun

dilatih. Tidak mengenal bahaya.

Tidak dapat

mengurus diri

sendiri.

Dapat dididik dan

dilatih di SLB

sampai kelas 6SD, dapat

mencari nafkah

sederhana dengan

baik.

Dapat dididik

SLB sampai kel

3. Dapat mencnafkah deng

pekerjaan kasar

Page 18: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 18/22

Orang tua mereka baru mendeteksi adanya gangguan perkembangan pada saat

sudah masuk sekolah dasar.

Sementara itu, keterbelakangan mental berat dapat dideteksi lebih dini

karena mereka yang berada pada golongan ini biasanya sudah menunjukkan

hambatan yang lebih besar dalam menguasai kemampuan dasar. Anak-anak 

yang mengalami down syndrome biasanya diketahui sejak lahir karena

memiliki ciri fisik tertentu yang khas (Gunarsa, 2006).

Meskipun anak dengan keterbelakangan mental mengalami hambatan

dalam segala macam bentuk perkembangan yang berhubungan dengan

kemampuan kognitifnya, namun secara umum mereka berkembang seperti

anak normal (Gunarsa,2006).

Anak normal biasanya dapat menguasai kemampuan bahasa pada usia

dua atau tiga tahun, sementara anak dengan retardasi mental lebih lambat,

misalnya usia lima atau enam tahun. Begitu juga bia dilihat dari

perkembangan motorik seperti berjalan atau menyendokan makanan ke mulut,

anak yang mengalami retardasi mental lebih lambat dibanding anak normal.

Kualitas hidup anak penyandang retardasi mental sesuai dengangolongan dan IQ mereka seperti dibawah ini (Simeun, 2008) :

J.  AYAT AL-QURAN YANG TERKAIT

“  Laqod khalaqnal insana fi ahsani taqwim” 

Artinya : “Sunguh,sunguh kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang

sebaik- baiknya”(QS. at-tin 4)

“ Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak akan

dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya, Allah benar-benar Maha

Pengampun lagi maha penyayang” (Qs. An Nahl 18). 

Qs. Al- Infithaar 7-8

Page 19: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 19/22

Artinya : “Yang telah menciptakan kamu lalu menyempur nakan kejadianmu

dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,

Artinya : “Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun

tubuhmu” 

Jadi sesungguhnya Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang

sebaik-baiknya, begitu juga dengan anak-anak penyandang retardasi mental,

sesungguhnya di balik kekurangannya, Allah pasti memberikan

„kesempurnaan‟, dan itulah nikmat yang diberikan Allah kepada manusia,sesungguhnya Allah maha adil.

KESIMPULAN

  American Assosiation on Mental Retardation (AAMR) yang

mengungkapkan bahwa Retardasi mental yaitu : Kelemahan/ketidakmampuan

kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sebelum 18 tahun) ditandai dengan

fase kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertaiketerbatasan lain.

Adapun penyebab retardasi mental itu sendiri antara lain: abnormalitas

kromosomal (chromosomal abnormalities), kerusakan/kelainan biokimiawi,

infeksi rubella (Cacar), faktor rhesus (Rh), luka-luka pada saat kelahiran,

sesak nafas (asphyxia), lahir prematur, meningitis (peradangan pada selaput

otak) , problema nutrisi, gangguan metabolism, dan lain-lain.

Salah satu usaha intervensi dini dapat membidik dan membantu anak-

anak yang karena lingkunganya yang tidak dapat adekuat, beresiko

mengembangkan retardasi cultural familial (fewell dan Glick, 1996; Ramey

dan Ramey, 1992). Program head start  nasional adalah salah satu bentuk 

upaya intervensi dini. Program ini mengkombinasikan dukungan pendidikan,

medis, dan sosial untuk anak-anak dan keluarganya.

Page 20: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 20/22

Retardasi mental yang diakibatkan oleh abnormalitas genetis,

menyebabkan retardasi mental pada 1000-1500 pria dan hambatan mental

pada setiap 2000-2500 perempuan (angier, 1991 b;rousseau dkk;1991).

Banyak terapi yang dapat digunakan pada penderita retardasi mental

antara lain : Terapi baca (dengan pendekatan montesoori), pilihan bebas (anak 

diberi kebebasan untuk dapat memilih kebutuhan yang sesuai dengan

minatnya), terapi perilaku, terapi bicara, terapi sosialisasi, dan lain-lain.

SARAN

1.  Saran bagi para psikolog, sebaiknya lebih banyak membuat jurnal yang

mengulas tentang retardasi mental, karena sangat jarang jurnal Indonesia

yang mengulas kasus ini.

2.  Saran bagi orang tua yang memiliki anak retardasi mental, lakukanlah

deteksi sedini mungkin terhadap anak yang memiliki tanda-tanda

retardasi mental, dan berikanlah penanganan yang tepat. Dan jangan

merasa terbebani dengan kehadiran anak yang „spesial‟ karena itulah

nikmat Allah yang diberikan kepada kita.

3.  Di Indonesia sebaiknya memiliki sekolah khusus bagi anak-anak retardasi

mental.

Page 21: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 21/22

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Gunarsa,S (2006).   Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: PT. Gunung

mulia.

Jacoby, D ( 2009). Pustaka Kesehatan Populer (Psikologi). PT. Buana Ilmu

Populer.

Kartono, K (2009). Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual.

Bandung:Mandar maju.

Nefid Jerrrey (2002). Psikologi Abnormal jilid 1 dan 2. Jakarta : Erlangga.

Simeun, Y (). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta : Kanisius

Jurnal

Baumeister, A (1969). Effects of variations in the Preparatory interval on the

reaction times of retardatesand normals. Journal of Abnormal

Psychology,74,438-442.

Butterfield, Earl. Stimulus Trace in The mentally Retarded: effect or 

  Developmental Lag?. Journal of Abnormal Psycology,73 No 4, 358-

362.

Grend Gerald (1968). Expectancy of Succes and The probability Learning Of 

 Midle Class, Lower Class, and Retarded Children. Journal of Abnormal

Psycology,73 No 4, 343-352.

Hastuti dan Zamralita (2004). Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Retardasi Mental Ringan. Arkhe jurnal ilmiah Psikologi, Volume 9

 No2, 90-98.

Page 22: Retardasi Mental Revisi

5/13/2018 Retardasi Mental Revisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retardasi-mental-revisi 22/22

Maulina, B dan Raras, S (2005). Stres Ditinjau dari Harga Diri Pada Ibu

 yang Memiliki Anak Penyandang Retardasi Mental. Psikologia. Volume

1 No 1Hal 8-15.

Saccuzzo, Deninis, dkk (1979).  Input Capability and Speed Of Processing in

 Mental Retardation. Journal of Abnormal Psycology,88 No 4, 341-345.

Sanders, and Zigler (1968). Outer Directedness in The Discrimination

 Lerning of Normal an Mentally Retarded Children. Journal of Abnormal

Psycology,73 No 4, 368-375.

Sugiarti,Rini (2008). Mengenal Anak Keterbelakangan Mental. Psikologia.

Hal.91-95.

Zahra, Roswiyani (2007).   Harapan Tak Realistik Dari Orang Tua

  Mengancam Penyandang Retardasi Mental (Sebuah Studi Kasus).

 Jurnal Provitae, Volume 3, No 1, 17-27

Internet

Solihin olih.   Retardasi Mental. http://www.jevuska.com/2007/01/19/retardasi-

mental.  (http: //  www.kidshealth.org/parent/medical /down_syndrome.html). 

Makalah

Sekar, M (2007). Gangguan Mental dan Down Syndrome. Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro. (tidak diterbitkan)

Dr.Wiguna (2005). Retardasi Mental dan Klasifikasi. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. (tidak diterbitkan)

Dr. Widyawati, SpKJ (2007). Retardasi Mental dan Intervensinya. Fakultas

Kedokteran. Universitas Indonesia. (tidak diterbitkan)