Retardasi Mental

22
LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL A. Pengertian Menurut American Association of Mental Retardation (AAMR, 2002) Retardasi mental adalah disabilitas / ketidakmampuan yang ditandai dengan fungsi intelektual dibawah rata – rata dan rendahnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (perilaku adaptif). Menurut ICD 10 (WHO, 1992), Retardasi mental adalah suatu perkembangan mental yang berhenti atau tidak lengkap yang terutama ditandai oleh adanya hendaya (impairment), keterampilan (kecakapan skills) selama masa perkembangan sehingga berpengaruh pada semua tingkat intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan social. Retardasi mental merupakan gangguan yang ditandai oleh fungsi intelektual yang berfungsi secara bermakna dibawah rata-rata (lebih rendah 10 atau lebih dari IQ rata-rata) yang bermula sebelum usia 18 tahun disertai deficit atau hendaya fungsi adaftif (DSM IV, 1994). Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi dibawah normal, adanya kendala dalam penyesuaian prilaku, gejala tersebut timbul pada masa perkembangan dibawah 18 tahun. Retardasi Mental adalah Kelainan fungsi intelektual yang subnormal terjadi pada masa perkembangan dan berhubungan dengan satu atau lebih gangguan dari ;

description

askep

Transcript of Retardasi Mental

Page 1: Retardasi Mental

LAPORAN PENDAHULUAN

RETARDASI MENTAL

A. Pengertian

Menurut American Association of Mental Retardation (AAMR, 2002) Retardasi

mental adalah disabilitas / ketidakmampuan yang ditandai dengan fungsi intelektual

dibawah rata – rata dan rendahnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (perilaku

adaptif).

Menurut ICD 10 (WHO, 1992), Retardasi mental adalah suatu perkembangan

mental yang berhenti atau tidak lengkap yang terutama ditandai oleh adanya hendaya

(impairment), keterampilan (kecakapan skills) selama masa perkembangan sehingga

berpengaruh pada semua tingkat intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik,

dan social.

Retardasi mental merupakan gangguan yang ditandai oleh fungsi intelektual yang

berfungsi secara bermakna dibawah rata-rata (lebih rendah 10 atau lebih dari IQ rata-rata)

yang bermula sebelum usia 18 tahun disertai deficit atau hendaya fungsi adaftif (DSM IV,

1994).

Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi dibawah

normal, adanya kendala dalam penyesuaian prilaku, gejala tersebut timbul pada masa

perkembangan dibawah 18 tahun.

Retardasi Mental adalah Kelainan fungsi intelektual yang subnormal terjadi pada

masa perkembangan dan berhubungan dengan satu atau lebih gangguan dari ;

a. Maturasi

b. Proses belajar

c. Penyesuaian diri secara social

B. Etiologi Retardasi Mental

1. Genetik

- Kelainan kromosom (trisomi, X-linked, Translokasi, X Fragil)

- Abnormalitas Single Gen (Penyakit metabolic, kelainan neurokutaneues, dll)

2. Faktor Lingkungan

a. Prenatal

- Gangguan pertumbuhan otak semester satu

Page 2: Retardasi Mental

- Kelainan kromosom

- Infeksi intra uterine, mis tox, HIV

- Zat-zat terratogen (Alkohol, Obat-obatan, radiasi, dll)

- Disfungsi plasenta (Plasenta Preura, abrupio)

- Mal nutrisi ibu

b. Intranatal

- Sangat premature

- Asfiksia neonatorum

- Trauma lahir : pendarahan intra cranial

- Kelainan metabolik : Hipoglikemia, hiperbilirubinemia

c. Postnatal

- Trauma berat pada kepala (SSP)

- Neurotoxin, misal logam berat

- CVA (Cerebro Vascular Accident)

- Anoxia, misalnya tenggelam

d. Kelainan yang didapat

- Infeksi susunan saraf pusat

- Trauma kepala

- Intoksikasi

- Tumor otak

- Mal nutrisi

Dalam buku Ilmu kesehatan Anak FKUI Retardasi mental juga

disebabkan oleh Gangguan psikiatris berat dengan deviasi psikososial

atau lingkungan.

C. Klasifikasi Retardasi Mental

Klasifikasi menurut UU defisiensi mental di Inggris, 1997 :

1. Idiot : Defek mental yang berat sehingga tidak mampu menjaga dirinya terhadap

bahaya fisik yang biasa dijumpai sehari-hari.

2. Imbesil : Mereka dengan efek mental walaupun tidak separah idiot namun tidak

mampu mengurus dirinya sendiri dan jika mereka masih anak tidak dapat belajar

mengurus dirinya sendiri.

Page 3: Retardasi Mental

3. Pikiran lemah (Feeble Minded) : Tidak seberat imbesil, namun membutuhkan

perawatan supervise dan kelola untuk melindungi orang lain.

4. Defek Moral, ada kecenderungan menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Menurut nilai IQ Intelegensia SSO dapat digolongkan :

Nilai IQ Interprestasi

130 atau lebih

120 – 129

110 – 119

90 – 109

80 – 89

70 – 79

52 – 69

36 – 51

20 – 35

Dibawah 20

Sangat superior

Superior

Diatas rata-rata

Rata-rata

Dibawah rata-rata

Retardasi mentai borderline

Retardasi mentai ringan

Retardasi mentai sedang

Retardasi mentai berat

Retardasi mental sangat berat

Fungsi intelektual dapat diketahui dengan tes fungsi kecerdasan dan hasilnya

dinyatakan sebagai suatu taraf kecerdasan Intelegence Question (IQ)

IQ = MA / CA X 100%

MA = Mental Age, umur mental yang didapat dari hasil tes

CA = Chronological Age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir

Pembagian berdasarkan tingkat keparahan yang tercermin dari

kerusakan inteletual :

1. Retardasi Mental Ringan

Retardasi ringan ( Tingkat IQ 50-55 sampai kira-kira 70 ) secara kasar

setara dengan kelompok retardasi yang dapat di didik (educable) perkembangan

intelegensi sampai setingkat kelas 6 SD. Kelompok ini membentuk sebagian besar

(sekitar 85%) dari kelompok retardasi mental.

Pada usia pra sekolah (0 – 5 tahun) mereka dapat mengembangkan kecakapan

sosial dan komunikatif, mempunyai sedikit hendaya dalam bidang sensor motorik dan

sering tidak dapat dibedakan dari anak yang tanpa retardasi mental sampai pada usia

yang lebih lanjut. Pada usia remaja, mereka biasanya dapat menguasai kecakapan

social dan vocasional cukup untuk sekedar berdikaari, namun membutuhkan

Page 4: Retardasi Mental

supervise, bimbingan dan pertolongan, terutama bila mengalami tekanan social atau

tekanan ekonomi.

2. Retardasi Mental Sedang

Retardasi mental sedang ( Tingkat IQ 35-40 sampai 50-55 ) secara

kasar setara dengan kelompok yang dapat disebut dilatih (trainable), 10% dari

kelompok retardasi mental. Memperoleh manfaat dari latihan kecakapan, komunikasi

dan latihan vocational dengan pengawasan yang sedang didapat manfaat dari latihan

kecakapan dan okupasional, namun tidak dapat melampaui pendidikan akademik

kelas 2 SD, hubungan persaudaraan mungkin terganggu karena mereka sukar

mengenal norma-norma pergaulan. Pada masa dewasa sebagian besar dapat

melakukan kerja yang kasar (semi skilled) dibawah pengawasan.

3. Retardasi Mental Berat

Kelompok retardasi mental berat (Tingkat IQ 20-35 sampai 35-45)

membentuk 3-4% dari kelompok retardasi mental, selama masa anak mereka sedikit

saja atau tidak mampu berkomunikasi bahasa, usia sekolah mereka dapat belajar

bicara dan dapat dilatih dalam kecakapan mengurus diri yang sederhana. Sewaktu

usia dewasa, mereka dapat melakukan kerja yang sederhana bila diawasi secara ketat.

Kebanyakan dapat menyesuaikan diri pada kehidupan dimasyarakat bersama

keluarganya, jika tidak didapatkan hambatan yang menyertai yang membutuhkan

perawatan khusus.

4. Retardasi Mental Sangat Berat

Kelompok retardasi mental sangat berat (Tingkat IQ dibawah 20-25)

membentuk sekitar 1-2% dari kelompok retardasi mental. Pada sebagian besar

individu dengan diagnosis ini dapat diidentifikasi kelainan neurologik yang

mengakibatkan retardasi mentalnya. Pada masa anak mereka menunjukkan gangguan

yang berat dalam bidang sensorik-sensorik. Perkembangan motorik dan mengurus

diri dan kemampuan komunikasi dapat ditingkatkan dengan latihan adekuat.

Spesifikasi ditinjau dari IQ (Pilliteri, 1995)

1. Level Borderline (IQ 85-90)

Kemampuan akademik : dapat mengikuti pendidikan sampai tahun ke-6 (kelas 6 SD),

ADL Fully

Independent, pekerjaan: dapat bekerja tanpa bantuan, memerlukan pendidikan

tambahan untuk keterampilan khusus.

2. Ringan (IQ 75-84)

Page 5: Retardasi Mental

Kemampuan akademik : dapat mengikuti pendidikan sampai dengan tahun ke-4/5,

kurang mampu membaca dan menulis. ADL relative indevendent kadang perlu latihan.

Kemampuan berpergian : perlu latihan untuk menggunakan kendaraan umum.

Pekerjaan : dapat bekerja tapi perlu latihan tata bahasa

3. Moderat/Sedang (IQ 50-74)

Kemampuan akademik : membaca dan menulis sangat terbatas, ADL dapat dilatih

untuk semua ADL dapat berpakaian, toilet training, latihan mencicipi makanan sendiri.

4. Berat (IQ 20-49)

ADL dapat dilatih dalam toilet training, berpakaian harus dibantu. Berpergian : sangat

terbatas, kemampuan akademik : tidak bisa menulis dan membaca, pekerjaan : pada

tempat khusus dengan latihan

5. Profound (IQ<20)

Kemampuan akademik tidak ada, ADL setiap hari perlu dibantu. Berpergian dengan

transportasi khusus. Pekerjaan sangat terbatas.

D. Gambaran Klinis Fenilketonusia (FKU)

Klien sering berbecak seperti exzema, terkadang tampak gerakan tubuh yang

tidak terkontrol atau diserang kejang, urine berbau khas (asam fenil asetat).

E. Gambaran Klinis Pada Infeksi Rubela

Cedera pada mata (katarak, glaucoma, buta) cedera pada telinga (tuli), kelainan

jantung dan kelainan otak (hidrosepalus mikrosefalis)

F. Patofisiologi

G. KOMPLIKASI

Genetik Faktor lingkungan (radiasi)

Kegagalan proses pembentukan DNA

Kelainan Kromosom

Adanya disfungsi otak

Retardasi mental

Ketidakmampuan memahami proses belajar komunikasi secara aktif

Keterlambatan perkemb. fungsi secara normal

Fungsi otak yang berfungsi secara optimal

Gangguan tumbuh kembang Gangguan komunikasi verbal

Gangguan perkembangan fungsi motorik

Page 6: Retardasi Mental

1. Serebral palcy

2. Gangguan kejang

3. Gangguan kejiwaan

4. Gangguan konsentrasi /hiperaktif

5. Defisit komunikasi

6. Konstipasi

H. UJI LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK

1. Uji intelegensi standar ( stanford binet,weschler, Bayley Scales of infant development

)

2. Uji perkembangan seperti Denver II

3. Pengukuran fungsi adaftif ( Vineland adaftive behaviour scales, Woodcock-Johnson

Scales of independent Behaviour, School edition of the adaptive behaviour scales ).

Pemeriksaan penunjang lain yang perlu dilakukan pada penderita retardasi mental

adalah:

1. Kromosom kariotipe

- Terdapat kelainan fisik yang tidak khas

- Anamnesis ibu tercemar zat terratogen

- Terdapat beberapa kelainan kongenita

- Genitalia abnormal

- Riwayat keluarga dengan retardasi mental

2. Electro encepphalogram

- Gejala kejang yang dicurigai

- Kesulitan mengerti bahasa yang berat

3. Cranial computed tomography magnetic resonance imaging

- Pembesaran kepala yang progresif

- Tuberous sklerosis

- Dicurigai kelainan otot yang luas

- Kejang vocal

- Dicurigai adanya tumor intrakronial

4. Titer virus untuk infeksi congential

- Kelainan pendengaran sensorineural

- Neonatal hipatosplenomesali

- Deteki pada periode neonatal

Page 7: Retardasi Mental

- Koreoretinitis

- Kalsifikasi intracranial

- Mikrosefali

5. Serum asam urat

- Koreostetosis

- Gout

6. Laktat dan piruvat darah

- Asidosis metabolic

- Kejang mioklonil

- Kelemahan yang progresif

- Ataksia

- Degenerasi retina

- Oftalmoplesia

- Efisode seperti troke yang berulang

7. Plasma asam lemak rantai panjang

- Hepatomegali

- Kejang dini dan hipotonia

- Degenerasi retina

- Oftalmoplesia

- Kista pada ginjal

8. Serum seng (Zn)

- Akrodermatis

9. Logam berat dalam darah

- Anamnesis adanya anemia

I. PENATALAKSANAAN MEDIS

Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :

1. Obat-obat psikotropika ( tioridazin,Mellaril untuk remaja dengan perilaku yang

membahayakan diri sendiri

2. Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda gangguan

konsentrasi/gangguan hyperaktif.

3. Antidepresan ( imipramin (Tofranil)

4. Karbamazepin ( tegrevetol) dan propanolol ( Inderal )

J. Pencegahan :

Page 8: Retardasi Mental

1. Meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan penyediaan pengasuhan dan

lingkungan yang merangsang pertumbuhan

2. Harus memfokuskan pada kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan awal anak

yang hidup dalam kemiskinan dalam hal ini ;

- perawatan prenatal

- pengawasan kesehatan reguler

- pelayanan dukungan keluarga

K. Fokus Pengkajian

1. Wawancara terhadap orang tua tentang riwayat kesehatan yang berhubungan dengan

kejadian retardasi mental

2. Pemeriksaan fisik akan ditemukan gambaran klinis sesuai dengan penyebab retardasi

mental, diantaranya pada : berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, kelainan

kongential, kelainan neurologis, dan perhatian khusus yang sering berhubungan

dengan retardasi mental (sindrom down, palsi sinebralis, dll).

3. Dilakukan tes perkembangan dengan muchen atau denver development screening test.

Pada anak yang lebih besar dapat dilakukan tes IQ

4. Tentukan apakah ada keterlambatan pada salah satu aspek perkembangan atau seluruh

aspek mengalami keterlambatan.

5. Bila anak terlambat pada aspek bicara/bahasa. Pada anak berumur <2 tahun, rujuk

langsung anak ke ahli wicara.

6. Pada muka terlihat moon face, telinga di bawah hidung.

7. Pada bulan pertama, anak susah tersenyum, masih fase oral, kurang konsentrasi

dengan uji pendengaran, motorik,

8. Bila anak terdapat gangguan pada aspek motorik, pertimbangkan untuk melakukan

latihan dan rujukan keterapi okupasi atau fisooterapi

9. Anak dengan gangguan emosi/perilaku, pertimbangkan untuk dibawa ke

psikolog/psikiater

10. Anak mengalami keterlambatan seluruh aspek perkembangan, bila tak ada perbaikan

rujuk ke tim tumbuh kembang. Anak dengan gangguan perkembangan yang

sedang/berat pertimbangkan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang atas indikasi

tertentu seperti analisis kromosom, elektro enselfarosom, cranial computed

tomography magnetic resonance imaging dan memeriksa penunjang lainnya.

Page 9: Retardasi Mental

L. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 DS : -

DO :

- Dapat mengikuti

pendidikan sampai

SD

- Kemampuan

akademik terbatas

- Tidak bisa menulis

dan membaca

Retardasi mental

Adanya disfungsi otak

Keterlambatan fungsi

perkembangan secara

normal

Gangguan pertumbuhan

dan perkembangan

Gangguan

pertumbuhan dan

perkembangan

2 DS : -

DO :

- Tidak mampu

berkomunikasi

bahasa secara benar

- Usia sekolah belajar

bahasa

Retardasi mental

Ketidakmampuan untuk

memahami proses belajar

komunikasi secara aktif

Gangguan komunikasi

verbal

Gangguan

komunikasi verbal

3 DS :-

DO :

Ekstrimitas tidak

berfungsi secara

optimal

Retardasi mental

Fungsi otak tidak berfungsi

secara optimal

Gangguan perkembangan

fungsi motorik

Gangguan

perkembangan

fungsi motorik

Page 10: Retardasi Mental

No Data Etiologi Masalah

4 DS :

Keluarga merasa

terbebani dengan

keadaan anaknya

DO :

Anak dengan down

sindrom

Retardasi mental

Merupakan stressor bagi

keluarga

Menjadi beban bagi

keluarga

Perubahan proses di

keluarga

Perubahan proses

di keluarga

5 DS :-

DO :

Daya ingat dan daya

tangkap terhadap

pelajaran kurang

Retardasi mental

Fungsi otak yang tidak

berfungsi secara optimal

Proses penerimaan dan

penyimpanan yang lambat

Gangguan proses belajar

Gangguan proses

belajar

6 DS :

Keluarga mengatakan

ADL klien masih

dibantu

DO :

ADL dibantu, belum

mandiri

Retardasi mental

Fungsi otak yang tidak

berfungsi secara optimal

Gangguan perkembangan

Gangguan pemenuhan

ADL

Gangguan

pemenuhan ADL

Page 11: Retardasi Mental

M. Intervensi Keperawatan

No Tujuan Intervensi Rasional

1 Klien akan mencapai

potensi pertumbuhan

dan perkembangan

yang optimal

1. Libatkan anak dan

keluarga dalam

program stimulasi dini

2. Catat perkembangan

penilaian anak kartu

DOST secara teratur

dan tetap mencatat

secara detail untuk

membedakan fungsi

yang kecil

3. Bantu keluarga dalam

menentukan kesiapan

anak untuk mempelajari

tugas yang lebih

spesifik

4. Bantu keluarga untuk

menentukan tujuan

yang realistis bagi anak

dan tidak memaksakan

tugas perkembangan

yang sulit

5. Beri dukungan yang

positif terhadap

perilaku yang positif.

6. Fasilitasi anak untuk

belajar keterampilan

dini secepat mungkin

setelah anak siap

7. Dorong anak untuk

-Keterlibatan anak

dan keluarga mem-

bantu dalam per-

kembangan yang

optimum

-Pencatatan yang

teliti dapat menen-

tukan perencanaan

keperawatan yang

dibutuhkan

-Kesiapan yang

terjadi akan memu-

dahkan anak untuk

mempelajari tugas

perkembangan

-Dapat

mempermudah

keluarga dalam

melakukan tindakan

sehingga tujuan

mudah dicapai.

-Meningkatkan mo-

tivasi dan proses

pembelajaran

-Kesiapan dapat

membantu memper-

mudah tugas per-

kembangan

-Latihan yang tepat

Page 12: Retardasi Mental

No Tujuan Intervensi Rasional

latihan pekerjaan yang

tepat dan optimum.

dapat membantu

anak dalam men-

capai perkembangan

yang optimum.

2 Anak dapat

berkomunikasi secara

optimal

1. Jelaskan dan beri

pemahaman bahwa

mereka mempunyai

kebutuhan sosialisasi

sama seperti anak

normal.

2. Dorong keluarga

untuk mengajarkan anak

peri-laku bersosialisasi

misal-nya menyapa dan

me-ngucapkan terima

kasih

3. Ajarkan anak untuk

mengucapkan kata-kata

sederhana, misalnya

terima kasih, dadah,

menyebutkan nama, dan

memberikan salam,

ulangi bila perlu.

4. Berikan

keterampilan verbal,

keterampilan mendengar

dan mengin-

terprestasikan serta me-

ngartikan ekspresi wa-

jah jugalatihan bahasa

isyarat.

- Pemahaman me-

mudahkan dalam

melakukan tindak-

an yang akan

diberikan dan

meningkatkan

motivasi mereka

- Tindakan yang

dilakukan keluarga

lebih mudah dipa-

hami dan diikuti.

- Anak dilatih dari

tahap lebih mudah

dahulu dan

penguatan yang

diberikan akan

membiasakan

- Permainan dapat

meningkatkan

sosialisasi

kemampuan bahasa

- Dengan melibatkan

teman sebaya

Page 13: Retardasi Mental

No Tujuan Intervensi Rasional

5. Rekomendasikan

program pada keluarga

yang menyediakan

hubungan dan penge-

nalan teman sebaya

dalam suatu permainan,

misal permainan me-

nyebutkan benda-benda

disekitarnya

dalam permainan

dapat merangsang

motivasi anak.

3 Fungsi motorik bisa

tercapai secara

bertahap

1. Dorong keluarga untuk

tidak putus asa dalam

mengajarkan anak

membaca dan menulis

2. Ajarkan anak untuk

membaca dan menulis

kalimat sederhana

- Tindakan yang

dilakukan keluarga

akan lebih mudah

dipahami anak

- Anak dilatih dari

tahap lebih mudah

4 Perubahan proses

keluarga tidak

terjadi/dapat diatasi

1. Kaji perubahan proses

keluarga

2. Motivasi keluarga agar

dapat menerima

keadaan anaknya

3. Anjurkan kepada

keluarga untuk lebih

sabar melatih cara

mengajari anaknya

belajar dan jangan

dikucilkan

- Mendapatkan data

sehingga dapat me-

nentukan tindakan

selanjutnya

- Dapat mening-

katkan proses

penerimaan ke-

luarga terhadap

keadaan anaknya

- Latihan yang terus

menerus secara

perlahan dapat

mengoptimalkan

peningkatan yang

ingin didapat.

5 Gangguan proses 1. Kaji sejauhaman - Menentukan sejauh

Page 14: Retardasi Mental

No Tujuan Intervensi Rasional

belajar tidak/ dapat

ditingkatkan.

kemampuan belajar

klien

2. Atur waktu belajar

dengan tidak terlalu

lama dalam proses

belajar.

3. Motivasi keluarga

untuk membantu dalam

proses belajar

4. Bantu klien dalam

menyelesaikan tugas-

tugas belajarnya

5. Variasikan belajar

sambil bermain

mana kemampuan

untuk memudahkan

intervensi yang

dilakukan

- Untuk mencegah

klien dari rasa

bosan dalam

belajar

- Dukungan keluarga

merupakan hal

terpenting dalam

proses perkem-

bangan anak.

- Membantu menye-

lesaikan tugas-

tugas belajar

- Mencegah klien

dari kebosanan/

ketidakmampuan

belajar untuk

belajar

6 ADL dapat dilakukan

secara mandiri

1. Ajarkan anak untuk

makan secara mandiri

2. Ajarkan anak untuk

melakukan ADL secara

bertahap

3. Libatkan keluarga

dalam melatih ADL

secara mandiri

- Melatih keman-

dirian anak

- Melatih keman-

dirian

- Tindakan yang di-

lakukan klg lebih

mudah dipahami &

diikuti anak

Page 15: Retardasi Mental

DAFTAR PUSTAKA

Betz and Sowden, 2002, Buku Saku Keperawatan Pediatri, Penerbit EGC Jakarta

Gordon et.al, 2001, Nursing Diagnoses : Definition & Classification 2001-2002,

Philadelpia USA

Nelson, 1994, Ilmu Kesehatan Anak Jilid I, EGC Jakarta

Lusmilasari L, 2002, Asuhan Keperawatan Klien dengan Retardasi Mental (materi kuliah

tidak di publikasikan), PSIK FK UGM Jogjakarta.