Retardasi Mental

26
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN RETARDASI MENTAL A. Pengertian 1) Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO, MENKES 1990). 2) Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal (Carter CH, Toback C). 3) Retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku dan gejalanya timbul pada masa perkembangan (Crocker AC, 1983). 4) Retardasi mental adalah gangguan heterogen yang terdiri dari gangguan fungsi intelektual di bawah rata-rata dan gangguan dalam ketrampilan adaptif yang ditentukan sebelum orang berumur 16 tahun. 5) Retardasi mental dapat diartikan sebagai suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap. Ini terutama terlihat selama masa perkembangan sehingga mempengaruhi pada semua 1

Transcript of Retardasi Mental

Page 1: Retardasi Mental

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN RETARDASI MENTAL

A. Pengertian

1) Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi

(WHO, MENKES 1990).

2) Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi

yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar

dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang

dianggap normal (Carter CH, Toback C).

3) Retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang

rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku dan

gejalanya timbul pada masa perkembangan (Crocker AC, 1983).

4) Retardasi mental adalah gangguan heterogen yang terdiri dari gangguan

fungsi intelektual di bawah rata-rata dan gangguan dalam ketrampilan

adaptif yang ditentukan sebelum orang berumur 16 tahun.

5) Retardasi mental dapat diartikan sebagai suatu keadaan perkembangan

mental yang terhenti atau tidak lengkap. Ini terutama terlihat selama

masa perkembangan sehingga mempengaruhi pada semua tingkat

intelegensia, yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.

Retardasi mental kadang disertai gangguan jiwa atau gangguan fisik lain

(http:///www.google.com).

6) Retardasi mental atau tuna mental adalah keadaan taraf perkembangan

kecerdasan di bawah normal sejak lahir atau masa anak-anak.

Diperkirakan 1-3 % penduduk Indonesia menderita kelainan ini

(Republika Online – http:///www.republika.co.id.htm).

Tingkat-tingkat retardasi mental dibagi menjadi:

1) Retardasi Mental Ringan

Nilai IQ pada Retardasi Mental Ringan 52-69. ketrampilan sosial dan

komunikasinya mungkin adekuat dalam tahun-tahun pra sekolah. Tetapi

pada saan anak menjadi lebih besar, defisit kognitif tertentu seperti

1

Page 2: Retardasi Mental

kemampuan yang buruk untuk berpikir abstrak dan egosentrik mungkin

membedakan dirinya dari anak lain seusianya. Biasanya mengalami

keterlambatan dalam mempelajari bahasa. Namun, masih dapat berbicara

untuk keperluan sehari-hari dan mampu melakukan kegiatan sehari-hari

serta terampil dalam perkerjaan rumah tangga. Dan akan mengalami

kesulitan dalam pelajaran sekolah.

2) Retardasi Mental Sedang

Nilai IQ pada Retardasi Mental Sedang adalah 36-51. ketrampilan

komunikasi berkembang lebih lambat. Isolasi sosial dirinya mungkin

dimulai pada usia sekolah dasar. Dapat dideteksi lebih dini jika

dibandingkan dengan Retardasi Mental Ringan. Biasanya lambat dalam

perkembangan pemahaman dan penggunaan bahasa. Ketrampilan

merawat diri dan ketrampilan motoriknya pun terlambat. Penderita juga

memerlukan pengawasan seumur hidup dan program pendidikan khusus

demi mengembangkan potensi mereka yang terbatas agar memperoleh

beberapa ketrampilan dasar.

3) Retardasi Mental Berat

Nilai IQ pada Retardasi Mental Berat 20-35. bicara anak terbatas dan

perkembangan motoriknya buruk. Pada usia pra sekolah sudah nyata ada

gangguan. Pada masa usia sekolah kemampuan bahasanya berkembang.

Kebanyakan dengan gangguan motorik yang berat akibat kerusakan

perkembangan pada susunan saraf pusat.

4) Retardasi Mental Sangat Berat

Nilai IQ Retardasi Mental Sangat Berat di bawah 10. ketrampilan

komunikasi dan motoriknya sangat terbatas. Pada masa dewasa dapat

terjadi perkembangan bicara dan mampu menolong diri sendiri secara

sederhana. Tetapi juga masih membutuhkan perawatan orang lain.

2

Page 3: Retardasi Mental

Bila ditinjau dari gejalanya, Retardasi Mental dibagi menjadi (Melly

Budhiman):

a) Tipe Klinis

Pada tipe ini, Retardasi Mental mudah dideteksi sejak dini. Penyebabnya

adalah kelainan organik. Kelainan ini dapat terjadi pada kelas sosial

tinggi atau pun sosial rendah.

b) Tipe Sosial Budaya

Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah. Penampilannya

seperti anak normal, sehingga disebut Retardasi Enam Jam. Tipe ini

kebanyakan berasal dari golongan sosial ekonomi rendah. Anak tipe ini

pada umumnya mempunyai taraf IQ golongan Borderline dan Retardasi

Mental Ringan.

B. Etiologi

Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari Retardasi Mental. Faktor-

faktor yang potensial sebagai penyebab Retardasi Mental:

1) Non organik

Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis.

Faktor sosiokultural.

Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik.

Penelantaran anak.

2) Organik

a) Faktor Pra-konsepsi

Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik,

kelainan neurocutaneous).

Kelainan kromosom.

b) Faktor Pre-natal

Gangguan pertumbuhan otak trimester I

Kelainan kromosom

Infeksi intra uterin, misal HIV

Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi)

Disfungsi plasenta

3

Page 4: Retardasi Mental

Kelainan konginetal dari otak

Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III

Infeksi intra uterin, misal HIV

Zat-zat teratogen (alkohol, kokain, logam-logam berat)

Ibu DM, PKU

Toksemia gravidarum

Disfungsi plasenta

Ibu malnutrisi

c) Faktor Peri-natal

Sangat prematur

Asfeksia neotorum

Trauma lahir

Meningitis

Kelainan metabolik

d) Faktor Post Natal

Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat

Neurotoksin

CVA

Anoksia, misalnya tenggelam

Metabolik, misalnya gizi buruk, kelainan hormonal

Infeksi, misalnya meningitis ensefalitis

C. Patofisiologi

Retardasi Mental termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif

yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai

dengan fungsi kecerdasan di bawah normal (IQ 70-75 atau kurang) dan

disertai keterbatasan-keterbatasan sedikitnya dua area fungsi adaptif yaitu

berbicara dan berbahasa, ketrampilan merawat diri, kerumahtanggaan,

ketrampilan sosial, penggunaan sarana prasarana komunitas, pengarahan diri

kesehatan dan keamanan akademik fungsional bersantai dan bekerja.

Pada Retardasi Mental terjadi kerusakan muskuloskeletal. Kerusakan

neurologis itu meliputi: kerusakan otak, kelainan kongenital dan mikrosefal.

4

Page 5: Retardasi Mental

Sedangkan kerusakan muskuloskeletal meliputi: anomali ekstremitas

konganital, masukan kalori/nutrisi tidak mencukupi, distorsi muskular.

Kerusakan neurologis dan kerusakan muskuloskeletal akan menyebabkan

terjadinya kurang kesadaran tentang bahaya dan kerusakan fungsi motorik dari

otot sehingga akan muncul berbagai masalah dalam keperawatan.

D. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik

1) Uji Laboratorium

Uji intelegensi standar dan uji perkembangan

Pengukuran fungsi adaptif

2) EEG (Elektro Esenflogram)

Gejala kejang yang dicurigai

Kesulitan mengerti bahasa yang berat

3) CT ata MRI

Pembesaran kepala

Dicurigai kelainan otak yang luas

Kejang lokal

Dicurigai adanya tumor intra kranial

E. Komplikasi

1) Sebral Palsi

2) Gangguan kejang

3) Gangguan kejiwaan

4) Gangguan konsentrasi/hiperaktif

5) Defisit komunikasi

6) Konstipasi (karena penurunan motilitas usus akibat obat-obatan, kurang

mengkonsumsi makanan berserat dan cairan)

5

Page 6: Retardasi Mental

F. Penatalaksanaan Medis

Terapi terbaik adalah pencegahan primer, sekunder dan tersier:

a) Pencegahan primer

Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan

kondisi yang menyebabkan gangguan. Tindakan ini termasuk pendidikan

untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum,

usaha terus menerus dari profesional bidang kesehatan, konseling

keluarga dan genetik dapat membantu.

b) Pencegahan sekunder

Tujuannya mempersingkat perjalanan penyakit.

c) Pencegahan tertier

Tujuannya menekan kecacatan yang terjadi

Dalam pelaksanaannya, kedua jenis ii dilakukan bersamaan meliputi:

a) Pendidikan untuk anak mancakup latihan ketrampilan adaptif, sosial dan

kejuruan.

b) Terapi pra luka agresif dan melukai diri

c) Kognitif dan psikodinamika

d) Pendidikan keluarga

e) Intervensi farmakologis:

Obat-obatan psikotropika (Tioridasin/Mellaril) untuk remaja

dengan perilaku yang membahayakan diri sendiri.

Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda

gangguan konsentrasi/gangguan hiperaktif.

Antidepresan (Imipramin/Trofanil)

Karbamazepin (Tegretol) dan Propanolol (Inderal)

6

Page 7: Retardasi Mental

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN RETARDASI MENTAL

A. Pengkajian

1) Data demografi, meliputi:

Identitas pasien

Identitas penanggungjawab

Riwayat keluarga

Aktivitas sehari-hari

2) Pemeriksaan fisik, meliputi:

Tanda-tanda vital

Tanda-tanda fasial:

a) Tulang hidung yang datar

b) Alis mata yang menonjol

c) Perubahan retina

d) Opasitas kornea

e) Teling letaknya rendah/bentuknya aneh

f) Lidah yang menonjol

g) Gangguan gigi geligi

h) Ekspresi wajah penampilan dungu

i) Warna dan tekstur kulit serta rambut

j) Palatum dengan lengkung yang tinggi

3) Status mental, meliputi:

a) Penampilan

Cara berpakaian

Cara berpenampilan (rapih/tidak)

b) Pembicaraan

Cara berbicara (cepat, lambat, keras, gagap, membisu atau

apatis)

Pembicaraan yang berpindah-pindah

7

Page 8: Retardasi Mental

c) Aktivitas motorik

Lesu, tegang, gelisah sudah jelas

Agitasi: gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan

Tik: gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak

terkontrol

d) Alam perasaan

Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas

Ketakutan: objek yang ditakuti sudah jelas

Khawatir: objeknya belum jelas

e) Proses pikir

Sirkumtansial: pembicaraan yang berbelit-belit tetapi sampai

pada tujuan pembicaraan

Kehilangan asosiasi: pembicaraan tidak ada hubungan antara

satu kalimat dengan kalimat lainnya, dan klien tidak

menyadarinya

f) Isi pikir

Obsesi: pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha

menghilangkannya

Ide yang terkait: keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi

di lingkungan yang bermakna dan terkait pada dirinya.

g) Tingkat kesadaran

Bingung: tampak bingung dam kacau

Orientasi waktu, tempat dan orang jelas

h) Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang, tidak dapat mengingat

kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan

Konfabulasi: pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan

dengan memasukkan cerita yang tidak benar utnuk menutupi

gangguan daya ingatnya

4) Mekanisme koping

Apakah klien adapitif maupun mal adaptif.

8

Page 9: Retardasi Mental

5) Masalah psikososial dan lingkungan

Klien tidak mau berinteraksi dengan lingkungan

No. Data Fokus Problem Etiologi

1. Ds: -

Do: - Klien tampak hiperaktif.

- Klien memper-lihatkan

tanda cidera fisik.

Resiko tinggi

terhadap cidera.

Hiperaktifitas

berat.

2. Ds: -

Do: - Klien tidak bisa makan

sendiri.

- Klien tidak bisa berpakai-

an yang sesuai.

- Klien tidak dapat me-

rawat diri secara mandiri.

Kurang pe-

rawatan diri.

Tidak terpenuhi-

nya kebutuhan

ketergantungan.

3. Ds: -

Do: - Klien tidak mampu

makan.

- Porsi makan tidak habis.

- Berat badan turun

Perubahan nu-

trisi kurang dari

kebutuhan tu-

buh.

Kurangnya nafsu

makan.

4. Ds: -

Do: - Klien tidak meu bicara

dengan perawat.

- Klien tidak mau menatap

mata kepada lawan bicara.

- Klien tidak mau

berinteraksi dengan orang

lain.

Gangguan

komunikasi.

Ketidakmampuan

untuk percaya

kepada orang

lain.

9

Page 10: Retardasi Mental

B. Diagnosa Keperawatan

1) Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan hiperaktifitas berat.

2) Kurang perawatan diri berhubungan dengan tidak terpenuhinya

kebutuhan ketergantungan.

3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kurangnya nafsu makan.

4) Gangguan komunikasi berhubungan dengan ketidakmampuan untuk

percaya kepada orang lain.

C. Intervensi Keperawatan

1) Diagnosa I

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, tidak ada

resiko tinggi terhadap cidera dengan kriteria hasil:

a) Klien tidak terlalu lama memperlihatkan tanda-tanda hiperaktifitas.

b) Klien tidak mempertahankan tanda cidera fisik yang diperoleh

selama menjalani perilaku hiperaktif.

Tindakan:

a) Batasi aktivitas-aktivitas kelompok. Bantu pasien mencoba untuk

menetapkan satu atau dua hubungan yang akrab.

Rasional : Kemampuan pasien untuk berinteraksi dengan orang

lain rusak. Merasa lebih aman dengan hubungan satu

per satu yang setiap saat.

b) Temani pasien saat hiperaktifitas meningkat.

Rasional : Memberikan dukungan dan rasa aman.

c) Berikan kegiatan fisik sebagai pengganti untuk hiperaktif yang

tidak bertujuan seperti tugas rumah tangga.

Rasional : Latihan fisik memberikan suatu cara yang aman dan

efektif untuk menghilangkan ketegangan yang

terpendam.

10

Page 11: Retardasi Mental

2) Diagnosa II

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, klien

mampu mempertahankan aktivitas kehidupan sehari-harinya sendiri

dengan kriteria hasil:

a) Klien makan sendiri, meninggalkan tidak lebih dari beberapa suap

makanan di piring makan.

b) Klien menseleksi pakaian yang sesuai dan berpakaian serta

merawat diri secara mandiri setiap hari.

c) Klien mempertahankan keberhasilan kdiri pada tingkat optimal

dengan mandi setiap hari dan melakukan prosedur-prosedur

toileting yang pokok tanpa bantuan.

Tindakan:

a) Dorong klien untuk melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari

yang sesuai dengan tingkat kemampuannya.

Rasional : Kesuksesan melakukan aktifitas secara mandiri akan

meningkatkan harga diri.

b) Dorong kemandirian, tetapi berikan bantuan saat pasien tidak

melakukan aktifitas tertentu.

Rasional : Kenyamanan dan keamanan pasien adalah prioritas

keperawatan.

c) Berikan pengenalan dan penguatan positif untuk pekerjaan yang

dilakukan secara mandiri (misalnya menyisir rambut).

Rasional : Penguatan positif meningkatkan harga diri dan

mendorong pengulangan perilaku yang diharapkan.

d) Perlihatkan kepada klien bagaimana melakukan aktifitas yang

menyulitkan baginya.

Rasional : Demonstrasi aktifitas yang sederhana dan konkrit yang

akan dilakukan tanpa kesulitan di bawah kondisi

normal.

3) Diagnosa III

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, tidak akan

memperlihatkan tanda atau gejala mal nutrisi dengan kriteria hasil:

11

Page 12: Retardasi Mental

a) Klien memperlihatkan pencapaian berat badan yang perlahan,

kemajuan selama dirawat di Rumah Sakit.

b) Tanda-tanda vital dan hasil laburatorium serum berada dalam

batas-batas normal.

c) Klien mampu menyatakan secara verbal pentingnya nutrisi dan

masukan cairan.

Tindakan:

a) Timbang berat badan klien setiap hari.

Rasional : Penurunan atau pertambahan berat badan merupakan

informasi pengkajian yang penting.

b) Tentukan makanan yang disukai dan tidak disukai oleh klien serta

kolaborasi dengan ahli diet untuk menyediakan makanan yang

disukai klien.

Rasional : Pasien akan lebih suka makanan khususnya makanan

yang disukainya.

c) Temani klien selama makan.

Rasional : Untuk membantu sesuai kebutuhan dan untuk

memberikan dukungan serta dorongan.

d) Pastikan klien menerima makanan dengan porsi sedikit tapi sering,

termasuk makanan kecil sebelum tidur.

Rasional : Jumlah makanan yang besar mungkin tidak

disetujui/tetap tidak dapat ditoleransi klien.

4) Diagnosa IV

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, dapat

menunjukkan kemampuan dalam melakukan komunikasi dengan orang

lain, dengan kriteria hasil:

a) Klien dapat berkomunikasi dengan cara yang dapat dimengerti oleh

orang lain.

b) Klien memulai interaksi dengan orang lain.

Tindakan:

a) Jika klien mampu atau tidak ingin bicara, gunakan teknik

mengatakan secara tidak langsung.

12

Page 13: Retardasi Mental

Rasional : Menolong untuk menyampaikan rasa empati,

mengembangkan rasa percaya.

b) Antisipasi dan penuhi kebutuhan klien sampai pola komunikasi

yang memusatkan kembali.

Rasional : Kenyamanan dan keamanan klien merupakan prioritas

keperawatan.

c) Gunakan pendekatan muka (berhadap-hadapan, bertatapan) untuk

menyampaikan ekspresi yang benar.

Rasional : kontak mata mengekspresikan minat yang murni dan

hormat kepada orang lain/seseorang.

D. Evaluasi

Hal-hal yang diharapkan:

1) Dx I

a) Klien tidak terlalu lama memperlihatkan tanda-tanda hiperaktifitas.

b) Klien tidak memperlihatkan tanda cidera fisik yang diperoleh

selama mengalami perilaku hiperaktif.

2) Dx II

a) Klien makan sendiri, meninggalkan tidak lebih dari beberapa suap

makanan di piring makannya.

b) Klien dapat menseleksi pakaian yang sesuai dan merawat diri

secara mandiri setiap hari.

c) Klien memperlihatkan keberhasilan diri pada tingkat optimal

dengan mandi setiap hari dan melakukan prosedur-prosedur

toileting yang pokok tanpa bantuan.

3) Dx III

a) Klien memperlihatkan tercapainya berat badan yang perlahan serta

kemajuan selama di rawat di Rumah Sakit.

b) Tanda-tanda vital dan hasil laboratorium serum berada dalam batas

normal.

c) Klien mengatakan secara verbal pentingnya nutrisi dan masukan

cairan.

13

Page 14: Retardasi Mental

4) Dx IV

a) Klien dapat berkomunikasi dengan cara yang dapat dimengerti oleh

orang lain.

b) Klien memulai interaksi dengan orang lain.

14

Page 15: Retardasi Mental

DAFTAR PUSTAKA

Ana K, Budi. (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Buku

Kedokteeran EGC.

Betz, Cecely L. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.

Doengoues, Marylin E. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Hamid, Achir Yani S. (1999). Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa pada Anak

dan Remaja. Jakarta: Widya Medica.

Harold I, dkk. (1997). Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jil. 1. Ed. 3. Jakarta: Media

Aesculapius.

Maramis, W. F. (1995). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Univesity

Press.

Pdiatri. Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.

Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Townsend, Mary C. (1998). Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri.

Jakarta: EGC.

http://www.google.com

http://www.republika_online.co.id.htm

15

Page 16: Retardasi Mental

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN RETARDASI MENTAL

Dosen Pengampu: Aris Fitriyani, Skp, Ns.

Disusun Oleh:

1) Danang Setyo Pambudi NIM. P 10220204005

2) Hernowo Budi Santoso NIM. P 10220204013

3) Nungki Septi H NIM. P 10220204022

4) Reni Martiyaningsih NIM. P 10220204028

5) Untari Enggar P NIM. P 10220204036

IA

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PRODI KEPERAWATAN

PURWOKERTO

2005

16

Page 17: Retardasi Mental

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN RETARDASI MENTAL” dapat penyusun selesaikan tanpa adanya suatu halangan yang berarti.

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dokumentasi Keperawatan yang diampu oleh Ibu Aris Fitriyani, Skp. Ns. Keberhasilan penyusun dalam menyusun makalah ini tidak lain berkat bantuan dari berbagai pihak, baik moral maupun spiritual. Untuk itu ijinkanlah penyusun sampaikan rasa terima kasih kepada:

a. Ibu Aris Fitriyani, Skp. Ns, selaku dosen mata kuliah Dokumentasi

Keperawatan yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan kepada

penyusun dalam menyusun serta menyelesaikan makalah ini dengan

sebaik-baiknya.

b. Petugas perpustakaan yang telah memberi kemudahan bagi penyusun

dalam memperoleh referensi.

c. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak yang bersifat membangun guna kesempurnaan penyusunan makalah di

masa yang akan datang.

Penyusun berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun

pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Purwokerto, 10 Desember 2005

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

17

Page 18: Retardasi Mental

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

RETARDASI MENTAL ........................................................................................ 1

Pengertian ............................................................................................................... 1

Etiologi ................................................................................................................... 3

Patofisiologi ........................................................................................................... 4

Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik ....................................................................... 5

Komplikasi ............................................................................................................. 5

Penatalaksanaan Medis .......................................................................................... 6

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

RETARDASI MENTAL ........................................................................................ 7

Pengkajian .............................................................................................................. 7

Diagnosa Keperawatan ......................................................................................... 10

Intervensi Keperawatan ........................................................................................ 10

Evaluasi ............................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

18