Rekonsiliasi Fiskal
Transcript of Rekonsiliasi Fiskal
REKONSILIASI FISKAL
Harmonisasi SAKPengisian SPT Tahunan PPh oleh WP yang wajib melakukan pembukuan harus dilengkapi dengan LK berupa neraca dan LR serta keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya PKP. (Psl 4 ayat 4 UU No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan).
Dalam hal ketentuan peraturan UU perpajakan merupakan standar yang independen yang terpisah dari SAK maka LK dapat disusun berdasarkan SAK dan LK fiskal disusun secara terpisah di luar jaringan pembukuan melalui rekonsiliasi.
Keterangan dan atau dokumen lain yang harus dilampirkan pada SPT Tahunan PPh adalah :
1. Neraca dan LR beserta rekonsiliasi LR fiskal.2. Daftar perhitungan penyusutan dan amortisasi fiskal.3. Penghitungan kompensasi kerugian dalam hal
terdapat sisa kerugian tahun sebelumnya yang masih dapat dikompensasikan.
4. SSP PPh 29, kecuali ada izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran PPh 29.
5. Surat kuasa khusus, jika SPT Tahunan ditandatangani oleh bukan WP.
6. Lampiran lain yang dianggap perlu untuk menjelaskan perhitungan besarnya PKP atau besarnya PPh 25.
• Dengan menempatkan kegiatan akuntansi pajak di luar praktik SAK dan laporan fiskal merupakan produk sampingan (by product) dari akuntansi keuangan komersial, dapat dikatakan bahwa akuntansi pajak lebih cenderung mendekati akuntansi manajemen dengan konsep “different statements for different purposes”.
• LK fiskal diperoleh melalui rekonsiliasi dengan penyesuaian ketentuan peraturan UU perpajkan terhadap LK komersial.
• PKP dihitung berdasarkan ketentuan pajak, sedangkan Penghasilan Sebelum Pajak (PSP) dihitung berdasarkan SAK.
• PPh yang dihitung dengan basis PKP yang sesungguhnya dibayar kepada pemerintah, disebut ‘PPh Terutang’.
• PPh yang dihitung dengan basis PSP, disebut ‘Beban Pajak Penghasilan’.
• Selisih antara keduanya akan menimbulkan pajak tangguhan (deffered tax) yang akan dibahas pada slide berikutnya.
Penyebab Perbedaan PKP dan PSP
1. Perbedaan tetap (permanent difference), adalah perbedaan yang terjadi karena peraturan perpajakan menghitung laba fiskal berbeda dengan SAK.
2. Perbedaan waktu (timing difference), adalah perbedaan yang sifatnya sementara karena adanya ketidaksamaan waktu pengakuan penghasilan dan beban antara pajak dan SAK.
Perbedaan Permanen1. Penghasilan tertentu, baik sebagian atau
seluruhnya dikecualikan dari pengenaan pajak.
2. Kelompok WP tertentu, baik sebagian atau seluruhnya dibebaskan dari pembayaran pajak.
3. Pengenaan khusus yang diberikan kepada WP atau pengurangan secara selektif yang diberlakukan terhadap WP tertentu.
Dengan demikian akan terjadi perbedaan sbb. :
a. Bagi akuntansi merupakan penghasilan, tapi bagi pajak bukan penghasilan (tidak objek pajak) atau penghasilan yang ditangguhkan pengenaan pajaknya.
b. Bagi akuntansi sudah merupakan pengeluaran, tapi bagi pajak tidak dapat dikurangkan sebagai biaya.
c. Bagi akuntansi tidak/belum merupakan biaya, tapi bagi pajak dapat dikurangkan sebagai biaya.
d. Ketentuan penghitungan penghasilan dan biaya yang diatur secara khusus terutama transaksi yang dipengaruhi hubungan istimewa.
Perbedaan permanen antara SAK dengan Ketentuan Pajak :
• Pasal 4 ayat 3 tentang penghasilan yang bukan objek pajak
• Pasal 9 ayat 1 dan 2 tentang biaya yang boleh dan tidak boleh dikurangkan terhadap penghasilan
• Pasal 18 tentang hubungan istimewa
Penghasilan yang bukan objek pajak
• Bantuan / sumbangan termasuk zakat• Harta hibahan• Warisan• Harta / setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti
saham atau pengganti penyertaan modal• Penggantian / imbalan dalam bentuk natura / kenikmatan• Penerimaan dari perusahaan asuransi• Deviden yang diterima badan dari cadangan laba, kepemilikan
saham min 25%, memiliki usaha di luar kepemilikan saham tsb.• Iuran yang diterima dana pensiun• Bagian laba yang diterima atau diperoleh CV, Fa, Asosiasi, Kongsi
yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham• Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun• Bunga obligasi yang diterima perusahaan reksadana selama 5 tahun
pertama sejak pendirian usaha• Penghasilan berupa bagian laba yang diterima perusahaan modal
ventura
Pengeluaran / Biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto
• Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
• Penyusutan• Iuran kepada dana pensiun• Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta• Biaya penelitian dan pengembangan yang
mempunyai manfaat kurang dari 1 th• Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan• Penghapusan piutang tak tertagih
Pengeluaran / biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto
• Pembagian laba• Pembentukan dana cadangan• Premi asuransi yang dibayar OP• Imbalan yang diberikan dalam bentuk natura atau
kenikmatan• Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan
kepada pemegang saham• Harta hibah, sumbangan• Pajak penghasilan• Biaya untuk kepentingan pribadi• Gaji kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan• Sanksi adm dan pidana di bidang perpajakan
Perbedaan Waktu
1. Berdasarkan pajak merupakan penghasilan yang sudah dapat dikenakan pajak, tapi berdasarkan akuntasi merupakan penghasilan ymh diterima atau penghasilan yang diterima di muka.
2. Berdasarkan pajak sudah dapat dikurangkan sebagai biaya, tetapi berdasarkan akuntansi merupakan beban dibayar di muka atau beban ymh dibayar.
Perbedaan temporer antara SAK dan Ketentuan Pajak :
• Pasal 6 ayat 1 huruf h tentang piutang tak tertagih
• Pasal 10 ayat 6 tentang metode penilaian persediaan
• Pasal 11 dan 11A tentang metode penyusutan dan amortisasi
Piutang tak tertagih
Penghasilan boleh dikurangi dengan piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat :
a. Telah dibebankan sebagai biaya dalam LR komersial.b. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada
Pengadilan Negri atau BUPLN atau adanya perjanjian tertulis
c. Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum dan khusus
d. WP harus menyerahkan daftar piutang tak tertagih ke Dirjen Pajak
Metode Penilaian PersediaanPersediaan dan pemakaian persediaan untuk perhitungan harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan yang dilakukan secara rata-rata atau FIFO
Metode PenyusutanMetode penyusutan fiskal menggunakan metode ‘Modified Accelerated Cost Recovery System’. Metode amortisasi sama dengan metode penyusutan kelompok bukan bangunan.
Kelompok Harta Berwujud
Masa Manfaat
Tarif Penyusutan
Garis Lurus Saldo Menurun
Bukan Bangunan
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
4 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun
25%
12,5%
6,25%
5%
50%
25%
12,5%
10%
Bangunan
Permanen
Tidak Permanen
20 tahun
10 tahun
5%
10%
Pajak Tangguhan• Pajak tangguhan diatur dalam PSAK no. 46 tentang
Akuntansi Pajak Penghasilan. • Pajak tangguhan memerlukan bagian yang cukup
sulit untuk dipelajari dan dipahami, karena pengakuan pajak tangguhan bisa membawa akibat terhadap berkurangnya laba bersih jika ada pengakuan beban pajak tangguhan. Sebaliknya juga bisa berdampak terhadap berkurangnya rugi bersih jika ada pengakuan manfaat pajak tangguhan.
• Kebalikan dari pajak tangguhan disebut pajak kini.
• Pajak kini adalah beban pajak penghasilan yang dihitung berdasarkan tarif PPh dikalikan dengan laba fiskal, yaitu laba akuntansi yang telah dikoreksi agar sesuai dengan ketentuan perpajakan. (Mengenai koreksi telah dijelaskan pada slide sebelumnya)
Pengakuan Pajak Tangguhan
• Perbedaan temporer yang telah dijelaskan pada slide sebelumnya menimbulkan perbedaan antara LK komersial dengan fiskal.
• Bila pada masa mendatang akan terjadi pembayaran pajak yang lebih besar, maka akan menimbulkan kewajiban pajak tangguhan.
• Bila pada masa mendatang akan terjadi pembayaran pajak yang lebih kecil, maka akan menimbulkan aktiva pajak tangguhan.
• PSP > PKP Kewajiban Pajak Tangguhan
• PSP < PKP Aktiva Pajak Tangguhan
• Besarnya pengakuan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan dapat dihitung dengan mengalikan perbedaan temporer dengan tarif pajak yang berlaku (30%).