Refrat Alkohol

21
REFERAT PSIKIATRI Tatalaksana Gangguan Pada Penyalahgunaan Alkohol Dokter Pembimbing: Dokter Pemimbing: Dr. Carlamia Lusikooy, Sp.KJ Dr. Imelda Indriyani, Sp.KJ Disusun oleh: Kelompok 1 Jessica Gabrielle Idnani Juanita Liusiani Sandra D Que Reinhard Yefta Sharania

description

aaaaa

Transcript of Refrat Alkohol

REFERAT PSIKIATRITatalaksana Gangguan Pada Penyalahgunaan Alkohol

Dokter Pembimbing:Dokter Pemimbing:Dr. Carlamia Lusikooy, Sp.KJDr. Imelda Indriyani, Sp.KJDisusun oleh: Kelompok 1Jessica Gabrielle Idnani

Juanita Liusiani

Sandra D Que

Reinhard Yefta

SharaniaFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa

Rumah Sakit Ketergantungan Obat

20 April 2015 9 Mei 2015

Bab I

Pendahuluan1.1. Latar belakangPenyalahgunaan dan ketergantungan alkohol sejauh ini adalah termasuk gangguan berhubungan dengan zat yang paling sering dijumpai. Biaya langsung dan tidak langsung bagi masyarakat Amerika Serikat untuk gangguan yang berhubungan dengan alkohol (alkohol-related disorder) diperkirakan lebih dari 150 milyar dolar, kira-kira 600 dolar perkapita.1,2Penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol sering disebut sebagai alkoholisme, tetapi karena alkoholisme tidak mempunyai definisi yang persis, maka istilah ini tidak digunakan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV) atau pada sistem diagnostik lain yang dikenal secara resmi.Setelah penyakit jantung dan kanker, gangguan berhubungan dengan alkohol merupakan masalah kesehatan nomor 3 terbesar di Amerika Serikat.Penyebab kematian yang sering diantara orang dengan gangguan berhubungan dengan alkohol adalah bunuh diri, kanker, penyakit jantung, dan penyakit hati. Walaupun tidak selalu melibatkan orang yang memenuhi kriteria diagnostik untuk suatau gangguan berhubungan dengan alkohol, kira-kira setengah dari semua kecelakaan kendaraan bermotor yang mematikan melibatkan seorang pengemudi yang mabuk, dan persentasi tersebut meningkat sampai 75 persen jika hanya di hitung kecelakaan yang terjadi larut malam.1,3Penggunaan alkohol dan gangguan berhubungan dengan kira-kira 50 persen dari semua pembunuhan dan 25 persen dari semua bunuh diri.Penyalahgunaan alkohol menurunkan harapan hidup 10 tahun. Alkohol memimpin dari semua zat lain dalam kematian yang berhubungan dengan zat.4Bab II

Pembahasan

2.1. DefinisiAda dua bentuk berat dari penyalahgunaan alkohol, yaitu alkohol dependence dan alkohol abuse. Alkohol dependence ditandai dengan kecanduan alkohol, ketidakmampuan untuk memberhentikan minum alkohol, terjadinya withdrawal symptom setelah memberhentikan minum (ketergantungan secara fisik) dan toleransi. Alcohol abuse adalah apabila alcohol dapat menyebabkan gangguan fisik dan psikologis yang khas dalam 12 bulan.Intoksikasi alkohol akut (DSM-IV) adalah apabila seseorang meminum alkohol dalam waktu singkat, dan menimbulkan efek seperti perubahan tingkah laku, perubahan tanda vital, dan risiko untuk gangguan kesehatan dan kematian.Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat ke dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bahkan dapat menyebabkan kematian.Semua zat dapat menjadi racun bila diberikan dalam dosis yang tidak seharusnya. Berbeda dengan alergi, keracunan memiliki gejala yang bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan tepat karena penanganan yang kurang tepat tidak menutup kemungkinan hanya akan memperparah keracunan yang dialami penderita.Intoksikasi akut sering dikaitkan dengan tingkat dosis zat yang digunakan (dose-dependent), individu dengan kondisi organic tertentu yang mendasari (misalnya insufisiensi ginjal atau hati) yang dalam dosis kecil dapat menyebabkan efek intoksikasi berat yang tidak proporsional.Dalam ilmu kimia alkohol atau alkanol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon dimana atom karbon itu sendiri juga terikat pada atom hidrogen atau atom karbon yang lain. Etil alkohol juga disebut sebagai etanol merupakan bentuk alkohol yang umum, sering kali disebut alkohol minuman.Rumus kimia untuk etanol adalah CH3-CH2-OH. Dari semua jenis alkohol yang diketahui dalam ilmu kimia, etanol merupakan satu-satunya yang digunakan dalam batas tertentu oleh manusia untuk berbagai maksud dan tujuan (sebagian besar alkohol lainnya terlalu toksik untuk diminum).1,2,32.2. Etiologia. Faktor PsikoanalisisTeori psikoanalisis tentang gangguan berhubungan dengan alkohol telah dipusatkan pada hipotesis superego yang sangat bersifat menghukum dan fiksasi pada stadium oral dari perkembangan psikoseksual.Menurut teori psikoanalisis, orang dengan superego yang keras yang bersifat menghukum diri sendiri berpaling ke alkohol sebagai cara menghilangkan stres bawah sadar mereka. Kecemasan pada orang yang terfiksasi pada stadium oral mungkin diturunkan dengan menggunakan zat seperti alkohol melalui mulutnya.Pada tingkat yang kurang teoritis, alkohol dapat disalahgunakan oleh beberapa orang sebagai cara untuk menurunkan ketegangan, kecemasan, dan berbagai jenis penyakit psikis. Konsumsi alkohol pada beberapa orang juga menyebabkan rasa kekuatan dan meningkatnya harga diri.2,4,5b. Faktor Sosial dan KulturalBeberapa lingkungan sosial menyebabkan minum yang berlebihan.Asrama perguruan tinggi dan basis militer adalah dua contoh lingkungan dimana minum berlebihan dipandang normal dan prilaku yang diharapkan secara sosial. Sekarang ini, perguruan tinggi dan universitas mencoba mendidik mahasiswanya tentang resiko kesehatan dari minum alkohol yang berlebihan.2,5c. Faktor Prilaku dan PelajaranSama seperti faktor kultural, faktor prilaku dan pelajaran juga dapat mempengaruhi kebiasaan minum, demikian juga kebiasaan di dalam keluarga, khususnya kebiasaan minum pada orang tua dapat mempengaruhi kebiasaan minum. Tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa, walaupun kebiasaan minum pada keluarga memang mempengaruhi kebiasaan minum pada anak-anaknya, kebiasaan minum pada keluarga kurang langsung berhubungan dengan perkembangan gangguan berhubungan dengan alkohol seperti yang dianggap sebelumnya, walaupun hal tersebut memang memiliki peranan penting.Dari sudut pandang prilaku, ditekankan pada aspek pendorong positif dari alkohol, alkohol yang dapat menimbulkan perasaan sehat dan euforia pada seseorang. Selain itu, konsumsi alkohol dapat menurunkan rasa takut dan kecemasan yang dapat mendorong seseorang untuk minum lebih lanjut.2,6,7d. Faktor Genetika dan Biologi LainnyaData yang kuat menyatakan adanya suatu komponen genetika pada sekurangnya suatu bentuk gangguan berhubungan dengan alkohol.Laki-laki lebih banyak menggunakan alkohol daripada wanita. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan sanak saudara tingkat pertama yang terpengaruh oleh gangguan berhubungan dengan alkohol adalah 3-4 kali lebih mungkin memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol daripada orang yang tidak memiliki sanak saudara tingkat pertama yang terpengaruh dengan alkohol.2.6Beberapa faktor telah teridentifikasi dalam riwayat masa kanak-kanak dari seseorang yang memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol. Anak-anak beresiko yang memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol yaitu jika satu atau lebih orang tuanya adalah pengguna alkohol.Pada riwayat masa kanak-kanak terdapat gangguan defisit-atensi / hiperaktivitas atau gangguan konduksi atau keduanya yang meningkatkan resiko anak untuk memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol pada masa dewasanya. Gangguan kepribadian khususnya gangguan kepribadian antisosial juga merupakan predisposisi seseorang kepada suatu gangguan berhubungan dengan alkohol.2,52.3. Efek Fisiologi Dari AlkoholKarakteristik rasa dan bau berbagai minuman yang mengandung alkohol tergantung kepada metode pembuatannya, yang menghasilkan berbagai senyawa dalam hasil akhirnya.Senyawa tersebut termasuk metanol, butanol, aldehida, fenol, tannins, dan sejumlah kecil berbagai logam. Walaupun senyawa ini dapat menyebabkan suatu efek psikoaktif yang berbeda pada berbagai minuman yang mengandung alkohol, perbedaan tersebut dalam efeknya adalah minimal dibandingkan dengan efek etanol itu sendiri.AbsorpsiKira-kira 10% alkohol yang dikonsumsi diabsorpsi di lambung, dan sisanya di usus kecil. Konsentrasi puncak alkohol didalam darah dicapai dalam waktu 30-90 menit, biasanya dalam 45-60 menit, tergantung apakah alkohol diminum saat lambung kosong, yang meningkatkan absorbsi atau diminum bersama makanan yang memperlambat absorbsi.Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak dalam darah juga merupakan suatu faktor selama alkohol dikonsumsi, waktu yang singkat menurunkan waktu untuk mencapai konsentrasi puncak. Absorbsi paling cepat 15-30% (kemurnian -30 sampai -60).Tubuh memiliki alat pelindung terhadap masuknya alkohol. Sebagai contoh, jika konsentrasi alkohol menjadi terlalu tinggi didalam lambung, mukus akan disekresikan dan katup pilorik ditutup, hal tersebut akan memperlambat absorbsi dan menghalangi alkohol masuk ke usus kecil. Jadi, sejumlah besar alkohol dapat tetap tidak terabsorbsi didalam lambung selama berjam-jam. Selain itu, pilorospasme sering kali menyebabkan mual dan muntah.Jika alkohol telah diabsorbsi ke dalam aliran darah, alkohol didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh.Jaringan yang mengandung proporsi air yang tinggi memiliki konsentrasi alkohol yang tinggi. Efek intoksikasi menjadi lebih besar jika konsentrasi alkohol didalam darah tinggi.1,3,8MetabolismeKira-kira 90% alkohol yang diabsorbsi dimetabolisme di hati, sisanya dieksresikan tanpa diubah oleh ginjal dan paru-paru.Kecepatan oksidasi di hati konstan dan tidak tergantung pada kebutuhan energi tubuh. Tubuh mampu memetabolisme kira-kira 15 mg/dl setiap jam dengan rentan berkisar antara 10-34 mg/dl per jamnya.Alkohol dimetabolisme dengan bantuan 2 enzim yaitu alkohol dehidrogenase (ADH) dan aldehida dehidrogenase.ADH mengkatalisasi konversi alkohol menjadi asetilaldehida yang merupakan senyawa toksik.Aldehida dehidrogenase mengkatalisasi konversi asetaldehida menjadi asam asetat. Aldehida dehidrogenase diinhibisi oleh disulfiram ( An-tabuse), yang sering digunakan dalam pengobatan gangguan terkait alkohol.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada wanita memiliki ADH yang lebih rendah dari pada laki-laki, yang mungkin menyebabkan wanita cenderung menjadi lebih terintoksikasi dibanding laki-laki setelah minum alkohol dalam jumlah yang sama. Penurunan fungsi enzim yang memetabolisme alkohol akan menyebabkan mudahnya seseorang terjadi intoksikasi alkohol dan gejala toksik.4,5,9Efek pada otak BiokimiawiTeori yang telah lama menunjukkan bahwa efek biokimiawi alkohol terjadi pada membran neuron. Sejumlah hipotesis mendukung bahwa alkohol akan menimbulkan efek karena ikatannya dengan membran yang menyebabkan meningkatnya fluiditas membran pada penggunaan jangka pendek. Tetapi, pada penggunaan jangka panjang teori menyatakan bahwa membran akan menjadi kaku. Fluiditas membran penting untuk dapat berfungsi sebagai reseptor, saluran ion, dan protein fungsional pada membran lainnya secara normal. Secara spesifik, suatu penelitian menunjukkan bahwa efektivitas saluran alkohol yang berhubungan dengan reseptor asetilkolin nikotinik, serotonin (5-hydroxytryptamine) tipe 3 (5-HT3) dan GABA tipe A (GABA A) diperkuat oleh alkohol, sedangkan aktivitas saluran ion yang berhubungan dengan reseptor glutamat dan saluran kalsium gerbang voltasi (voltage-gated calcium channel) yang yang akan di inhibisi.2,7Efek prilakuHasil akhir aktivitas molekular adalah bahwa alkohol memiliki fungsi depresan yang sangat mirip dengan barbiturat dan benzodiazepin. Pada konsentrasi 0,05% alkohol didalam darah, maka pikiran, pertimbangan, dan pengendalian akan mengalami kemunduran dan sering kali terputus. Pada konsentrasi 0,1 aksi motorik akan canggung. Pada konsentrasi 0,2% fungsi seluruh daerah motorik menjadi terdepresi, bagian otak yang mengontrol prilaku emosional juga terpengaruhi. Pada konsentrasi 0,3% seseorang biasanya mengalami konfusi dan dapat menjadi stupor. Pada konsentrasi 0,4-0,5% dapat terjadi koma. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, pusat primitif diotak yang mengontrol pernapasan dan kecepatan denyut jantung akan terpengaruhi dan dapat terjadi kematian.2,4,6Efek fisiologis lain HatiEfek dari penggunaan alkohol yang utama adalah terjadinya kerusakan hati. Penggunaan alkohol walaupun dalam jangka waktu yang pendek dapat menyebabkan akumulasi lemak dan protein yang dapat menimbulkan perlemakan hati (fatty liver) yang pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya pembesaran hati. Sistem gastrointestinalMeminum alkohol dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya esofagitis, gastritis, aklorhidria, dan ulkus lambung.Perkembangan menjadi varises esofagus dapat menyertai pada seseorang dengan penyalahgunaan alkohol yang berat, pecahnya varises esofagus merupakan suatu kegawatdaruratan medis yang sering menyebabkan perdarahan bahkan kematian.Kadang-kadang juga dapat terjadi gangguan pada usus, pankreatitis, insufisiensi pankreas, dan kanker pankreas. Asupan alkohol yang banyak dapat mengganggu proses pencernaan dan absorbsi makanan yang normal. Sebagai akibatnya makanan yang dikonsumsi dalam penyerapannya menjadi tidak adekuat. Sistem tubuh lainAsupan alkohol yang signifikan dihubungkan dengan meningkatnya tekanan darah, disregulasi lipoprotein dan trigliserida serta meningkatkan terjadinya infark miokardium dan penyakit serebrovaskular.Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa alkohol dapat merugikan sistem hemopoetik dan dapat meningkatkan insidensi kanker, khususnya kanker otak, leher, esofagus, lambung, hati, kolon, dan paru-paru. Intoksikasi akut juga dapat menyebabkan hipoglikemia, yang jika tidak cepat terdeteksi akan menyebabkan kematian mendadak pada orang yang terintoksikasi.3,6,92. 4. Gangguan-GangguanKadar Alkohol Dalam Darah dan Hubungannya Dengan Gejala Pada Sistem Saraf Pusat.KONSENTRASI (g/dl)PEMINUM

SPORADIKPEMINUM KRONIK

0,050-0,075 (taraf pesta)Euforia, Suka

berkumpul

(gregarious), suka

mengomel

(garroulous)-Tak tampak gejala

-Sering masih terlihat

Segar

0,100 (intoksikasi secara

hukum*)Tidak terkoordinasiGejala minimal

0,125-0,150 Perilaku tak

TerkontrolMenyenangkan, mulai

euforia, kurang

koordinasi

0,200-0,250Hilang

kewaspadaan,

lethargyMembutuhkan

usaha untuk mem-pertahankan

emosi/kontrol motorik

0,300-0,350Stupor sampai koma Mengantuk, lamban

Lebih dari 0,500Fatal, mungkin mem-butuhkan

HemodialysisKoma

*) Di beberapa Negara (atau negara bagian di AS seperti California) secara hukum kadar 0.080 sudah ditetapkan sebagai intoksikasi.2. Diagnosis

Blood Alcohol Concentration (BAC) merupakan panduan untuk mengetahui kadar dari intoksikasi alcohol. Blood Alcohol Concentration menunjukkan jumlah alcohol di peredaran darah dalam gram alcohol per 100ml darah. BAC 0.05 mengandung arti seseorang memiliki kadar 0.05 gram alcohol per 100ml darah (atau BAC 0.05% = 11 mmol/L).1.43. Manifestasi Klinis

Efek dari alcohol bervariasi tergantung individual.Hal ini yang menyebabkan tanda dan gejala intoksikasi dapat berbeda pada setiap orang. Beberapa factor yang menyebabkan variasi dalam tanda dan gejala intoksikasi: Riwayat meminum alcohol sebelumnya

Penggunaan obat-obatan secara bersamaan

Kondisi medis

Skala efek

Konsentrasi alcohol dalam darah

Intoksikasi etanol, etilen glikol,dietilen glikol,propilen glikol dan ketoasidosis alkoholik dapat menyebabkan hiperosmolalitas dan asidosis metabolik.Intoksikasi isopropanol biasanya berhubungan dengan hiperosmolal saja.Methanol memberikan efek peningkatan serum osmolal yang lebih hebat, diikuti oleh etanol, isopropanol, etilen glikol, propilen glikol dan dietilen glikol.Serum osomlalitas normal 285-290 mOsm/L. Osmolalitas dapat dihitung dengan persamaan : Serum osmolalitas (mOsm/L) = 2 x Na+ + blood urea nitrogen(mg/dL) / 2.8 + glukosa (mg/dL)/18. Osmolal Gap dapat ditentukan dengan mengurangi calculated serum osmolality dari measured serum osmolality. Osmolal gap dapat ditemukan pada beberapa gangguan lain yang dianggap sebagai diagnosis banding dari intoksikasi terkait alcohol, seperti ketoasidosis, asidosis laktat, gagal ginjal, dan pasien critically ill dengan hiponatremia, tetapi osmolal gap nya adalah 15-20 mOsm/L. Osmolal gap > 20 mOsm/L menunjukkan akumulasi salah satu jenis alcohol pada darah, tetapi tidak ditemukannya peningkatan osmolal gap tidak menyingkirkan intoksikasi terkait alcohol.1,3,7 2.5. Intoksikasi AlkoholDiagnosis dan gambaran klinis:DSM-IV mempunyai kriteria resmi tentang diagnosis intoksikasi alkohol. Kriteria menekankan sejumlah cukup konsumsi alkohol, perubahan prilaku maladaptif spesifik, tanda gangguan neurologis, dan tidak adanya diagnosis atau kondisi lain yang membaur.1Intoksikasi alkohol bukan merupakan kondisi yang ringan.Intoksikasi alkohol yang parah dapat menyebabkan koma, depresi pernapasan dan kematian, baik karena henti pernapasan atau karena aspirasi muntah.Pengobatan untuk intoksikasi berat berupa bantuan pernapasan mekanik diunit perawatan intensif, dengan perhatian pada keseimbangan asam basa pasien, elektrolit, dan temperatur. Beberapa penelitian aliran darah serebral selama intoksikasi alkohol mengalami peningkatan tetapi akan menurun pada minum alkohol selanjutnya.Beratnya gejala intoksikasi alkohol berhubungan secara kasar dengan konsentrasi alkohol dalam darah, yang mencerminkan intoksikasi alkohol didalam otak.Pada onset intoksikasi, beberapa orang menjadi suka bicara dan suka berkelompok, beberapa menjadi menarik diri dan cemberut, yang lainnya menjadi suka berkelahi.Beberapa pasien menunjukkan labilitas mood, dengan episode tertawa dan menangis yang saling bergantian (intermiten). Toleransi jangka pendek terhadap alkohol dapat terjadi, orang tersebut tampak kurang terintoksikasi setelah berjam-jam minum daripada setelah hanya beberapa jam.Komplikasi medis intoksikasi alkohol sering disebabkan karena terjatuh yang dapat menimbulkan hematoma subdural dan fraktur. Tanda yang menggambarkan intoksikasi akibat sering bertanding minum adalah hematoma wajah, khususnya disekitar mata, yang disebabkan terjatuh atau berkelahi saat mabuk.2,6,8Kriteria Diagnostik untuk Intoksikasi Alkohol

A. Baru saja menggunakan alkohol

B. Prilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis (misalnya, prilaku seksual atau agresif yang tidak tepat, labilitas mood, gangguan pertimbangan, gangguan fungsi sosial atau pekerjaan) yang berkembang selama atau segera setelah ingesti alkohol

C. Satu (atau lebih) tanda berikut ini, yang berkembang selama atau segera setelah pemakaian alkohol

1) Bicara cadel

2) Inkoordinasi

3) Gaya berjalan tidak mantap

4) Nistagmus

5) Gangguan atensi atau daya ingat

6) Stupor atau koma

D. Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain

Tabel didasarkan dari DSM-IV, Dignostic and Statistical Manual of Mental Disorders, ed 4. Hak cipta American Psyciatric Association, Washington 1994.2.6. PenatalaksanaanPenatalaksanaan MedisTerapiobatuntukintoksikasidanputusalkohol

MasalahklinisObatJalurDosisKeterangan

GemetarandanagitasiringansampaisedangchlordiazepoxideOral 25-100 mg tiap 4-6 jamDosisawaldapatdiulangitiap 2 jam sampaipasientenang; dosisselanjutnyaharusditentukansecara individual dandititrasi

Halusinosis

AgitasiparahDiazepam

Lorazepam

chlordiazepoxideOral

Oral

IV5-20 mg tiap 4-6 jam

2-10 mg tiap 4-6 jam

0,5 mg/kg pada 12,5 mg/mntBerikansampaipasientenang; dosisselanjutnyaharusditentukansecaraindivisualdandititrasi

KejangputusDiazepam IV0,15 mg/kg pada 2,5 mg/mnt

Delirium tremensLorazepamIV0,1 mg/kg pada 2,0 mg/mnt

Protaptatalaksanaintoksikasi alcohol dariKepmenkes RI 2010 yaitu:6

BilaterdapatkondisiHipoglikemiainjeksi 50 mg Dextrose 50%

BilakeadaanKoma :

Posisi face down untukcegahaspirasi

Observasiketattanda vital setiap 15 menit

InjeksiTiamine 100 mg i.vuntukprofilaksisterjadinya Wernicke Encephalopathy.lalu 50 ml Dekstrose 50% iv (urutanjangansampaiterbalik)

Problem Perilaku (gaduh/gelisah):

Petugaskeamanandanperawatsiapbilapasienagresif

Terapisharustolerandantidakmembuatpasientakutataumerasaterancam

Buatsuasanatenangdanbilaperlutawarkanmakan

Beridosisrendahsadatif: Lorazepam 1-2 mg atau Haloperidol 5 mg oral, bilagaduh gelisahberikansacara parenteral (I.m)

Disulfiram

Disulfiram (antabuse) menghambat secara kompetitif enzimal dehidadehidrogenase, sehingga biasanya minuman segelas pun biasanya menyebabkan reaksi toksik karena akumulasi asetaldehidadi dalam darah. Pemberi anobat tidak boleh di mulai sampai 24 jam setelah minuman terakhir pasien. Pasien harus dalam kesehatan yang baik, sangat termotivasi, dan bekerjasama. Dokter harus memberitahukan pasien akibat meminum alcohol saat menggunakan obat dan selama 2 minggu setelahnya.1Mereka yang menggunakan alcohol sambil meminum disulfiram 250 mg setiap harinya akan mengalami kemerahan dan perasaan panas pada wajah, sklera, anggota gerak atas dan dada. Mereka akan menjadi pucat, hipotensif dan mual juga mengalami malaise yang serius. Pasien juga akan mengalami rasa pusing, pandangan kabur, palpitasi, sesak dan mati rasa pada anggota gerak. Dengan dosis lebih dari 250 mg maka dapat terjadi gangguan daya ingat dan konfusi.Psikotropika

Obat antiansietas dan anti depresan dapat mengobati gejala kecemasan pada pasien dengan gangguan terkait alkohol.2.3.7.8Penatalaksanaan Non Medis

TerapiPrilaku

Terapi prilaku mengajarkan seseorang dengan gangguan berhubungan alcohol untuk menurunkan kecemasan. Latihan ditekankan pada latihan relaksasi, latihan ketegasan, keterampilan mengendalikan diri, dan strategi baru untuk menguasai lingkungan. Sejumlah program pembiasaan perilaku (operant conditioning) membiasakan orang dengan gangguan berhubungan alcohol untuk memodifikasi perilaku minum mereka atau untuk berhenti minum. Dorongan berupa hadiah keuangan, kesempatan untuk tinggal dalam lingkungan rawat inap yang baik, dan jalur untuk memasuki interaksi sosial yang menyenangkan.3.4.6Psikoterapi

Psikoterapi memusatkan pada alasan seseorang mengapa minum alkohol Fokus spesifik adalah dimana pasien minum, dorongan premotivasi dibelakang minum alkohol, hasil yang diharapkan dari minum, dan cara alternative untuk mengatasi situasi tersebut. Melibatkan pasangan yang tertarik dan bekerja sama dalam terapi bersama untuk sekurangnya satu session adalah sangat efektif.3.7Halfway House

Pemulangan seorang pasien dari rumah sakit sering kali memiliki masalah penempatan yang serius. Rumah dan lingkungan keluarga lainnya mungkin menghalangi, tidak mendukung, atau terlalu tidak berstruktur. Halfway house adalah suatu sarana pengobatan yang penting yang memberikan bantuan emosional, konseling, dan pengembalian progresif kedalam masyarakat.3,8DAFTAR PUSTAKA1. Sadock BJ.Sadock VA. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry 10thed. Lippincott Williams and Wilkins: Philadelphia. 2007.

2. ABC of Mental Health by Teifion Davies and TKJ Craig : alih bahasa,Alifa Dimanti, Editor Edisi bahasa Indonesia Husny Muttaqin, Jakarta:EGC, 2009.3. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual ofMental Disorders Text Revision, 5th edition. Division and Publicationand Marketing, Washington DC: 2013.4. Rujukan Cepat Psikiatri by Hibbert Allison, dkk: alih bahasa Rini Candika, Editor Edisi bahasa Indonesia Husny Muttaqin, Jakarta: EGC,2009.

5. Joewana, Satya, MD. Gangguan Mental dan Prilaku Akibat PenggunaanZat Psikoaktif. EGC. Jakarta. 2005.6. Kalara N, Siswanto Y, Pranowowati P. Gambaran perilaku konsumsi alkohol pada mahasiswa. Semarang, 2011.7. Andhiyah, Firal. Determinan perilaku penyalahgunaan alkohol pada mahasiswa. Jakarta,2014.

8. Rini S, Harjanti. Perilaku kriminal pada Pecandu Alkohol. Yogyakarta, Universitas Gunadarma, 2012.9. Berliani AC. Gambaran pengetahuan dan sikap tentang alkohol pada lakilaki usia dewasa muda pengguna alkohol di kelurahan babakan sari kiaracondong bandung. Bandung, 2012.10. Lubis STF, Mardianto. Intoksikasi Alkohol Akut dan penatalaksanaannya di intensive care unit.