Alkohol Acc

25
INTISARI Alkohol adalah senyawa yang diperlukan bagi kehidupan kita yang memiliki gugus hidroksil yang berikatan dengan gugus alkil. Tujuan dari percobaan ini adalah membuat alkohol dari sari buah nanas dengan membandingkan konversi hasil proses fermentasi sesuai variabel bebas pada percobaan yaitu jumlah ragi saat starter alkohol dan persentase volume starter saat fermentasi. Bahan yang digunakan untuk membuat alkohol adalah bahan yang mengandung glukosa, seperti nanas dengan kandungan total 12,1%. Variabel yang digunakan pada starter ialah banyaknya ragi dan pH, sedangkan pada fermentasi yaitu %V starter. Langkah pertama dalam praktikum adalah pembuatan starter dimana dihitung koloni mikroba dengan hemositometer. Selanjutnya dilakukan fermentasi media yang meliputi analisa glukosa standar, persiapan sari buah yang akan difermentasi, pengukuran kadar glukosa sari buah, penentuan kadar glukosa substrat, dan fermentasi media sari buah, dan menganalisa hasilnya. Dari percobaan, jumlah koloni starter semakin meningkat seiring bertambahnya waktu karena dalam fase eksponensial dan semakin banyak jumlah ragi, maka jumlah koloni juga semakin banyak karena banyak yang membelah. Densitasnya semakin menurun karena adanya perubahan sebagian glukosa menjadi etanol yang memiliki densitas rendah (<1). Pada tahap fermentasi, kadar glukosa semakin menurun karena glukosa dikonversi menjadi alkohol dan CO2. Sedangkan densitas hasil fermentasi semakin meningkat karena masih terjadi fase

description

Alkohol adalah senyawa yang diperlukan bagi kehidupan kita yang memiliki gugus hidroksil yang berikatan dengan gugus alkil. Tujuan dari percobaan ini adalah membuat alkohol dari sari buah nanas dengan membandingkan konversi hasil proses fermentasi sesuai variabel bebas pada percobaan yaitu jumlah ragi saat starter alkohol dan persentase volume starter saat fermentasi.Bahan yang digunakan untuk membuat alkohol adalah bahan yang mengandung glukosa, seperti nanas dengan kandungan total 12,1%. Variabel yang digunakan pada starter ialah banyaknya ragi dan pH, sedangkan pada fermentasi yaitu %V starter. Langkah pertama dalam praktikum adalah pembuatan starter dimana dihitung koloni mikroba dengan hemositometer. Selanjutnya dilakukan fermentasi media yang meliputi analisa glukosa standar, persiapan sari buah yang akan difermentasi, pengukuran kadar glukosa sari buah, penentuan kadar glukosa substrat, dan fermentasi media sari buah, dan menganalisa hasilnya.

Transcript of Alkohol Acc

Page 1: Alkohol Acc

INTISARI

Alkohol adalah senyawa yang diperlukan bagi kehidupan kita yang memiliki gugus

hidroksil yang berikatan dengan gugus alkil. Tujuan dari percobaan ini adalah membuat

alkohol dari sari buah nanas dengan membandingkan konversi hasil proses fermentasi sesuai

variabel bebas pada percobaan yaitu jumlah ragi saat starter alkohol dan persentase volume

starter saat fermentasi.

Bahan yang digunakan untuk membuat alkohol adalah bahan yang mengandung

glukosa, seperti nanas dengan kandungan total 12,1%. Variabel yang digunakan pada starter

ialah banyaknya ragi dan pH, sedangkan pada fermentasi yaitu %V starter. Langkah pertama

dalam praktikum adalah pembuatan starter dimana dihitung koloni mikroba dengan

hemositometer. Selanjutnya dilakukan fermentasi media yang meliputi analisa glukosa

standar, persiapan sari buah yang akan difermentasi, pengukuran kadar glukosa sari buah,

penentuan kadar glukosa substrat, dan fermentasi media sari buah, dan menganalisa hasilnya.

Dari percobaan, jumlah koloni starter semakin meningkat seiring bertambahnya waktu

karena dalam fase eksponensial dan semakin banyak jumlah ragi, maka jumlah koloni juga

semakin banyak karena banyak yang membelah. Densitasnya semakin menurun karena

adanya perubahan sebagian glukosa menjadi etanol yang memiliki densitas rendah (<1). Pada

tahap fermentasi, kadar glukosa semakin menurun karena glukosa dikonversi menjadi alkohol

dan CO2. Sedangkan densitas hasil fermentasi semakin meningkat karena masih terjadi fase

eksponensial. Semakin lama waktu proses, maka kesempatan selulosa melakukan

dekomposisi lebih panjang, sehingga kadar etanol naik.

Saran untuk praktikum selanjutnya, pastikan semua alat dalam kondisi baik saat akan

digunakan, suhu mencapai 700 C pada saat titrasi, semua alat dan bahan dalam keadaan steril

dan timbangan yang dipakai telah distandarisasi sebelum digunakan.

Page 2: Alkohol Acc

BAB IVPEMBAHASAN

4.1. Pengaruh waktu vs %h

0 0.5 1 1.5 2 2.5 30.000000

2.000000

4.000000

6.000000

8.000000

10.000000

variabel 1variabel 2variabel 3variabel 4variabel 5variabel 6

Waktu (hari)

%h

Grafik 4.1 Hubungan antara waktu dan %h

Berdasarkan hasil praktikum didapat bahwa semakin lama variabel waktu fermentasi, kadar etanol (%h) yang terkandung juga semakin besar. Hal Ini dapat terllihat pada grafik kadar etanol yang semakin besar dengan bertambahnya waktu fermentasi. Hal ini juga berhubungan dengan jumlah pengurangan glukosa pada tiap waktu fermentasi. Dari hasil penelitian di dapat bahwa semakin lama waktu fermentasi, jumlah pengurangan glukosa juga semakin besar. Hal ini dikarenakan pada proses fermentasi terjadi pengurangan glukosa sebagai substrat. Glukosa digunakan sebagai makanan untuk mikroba dan pembentukan etanol sebagai produk.Menurut teori,  lama fermentasi berpengaruh terhadap aktivitas bakteri, karena semakin lama fermentasi, bakteri semakin aktif, semakin banyak jumlahnya, sehingga mempunyai kemampuan untuk memecah substrat semakin besar (Kunaepah, 2011). Selanjutnya setelah subtrat atau persenyawaan tertentu yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme dalam media biakan mendekati habis dan terjadi penumpukan produk-produk penghambat, maka terjadi penurunan laju pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Fase penurunan ditandai oleh berkurangnya jumlah sel hidup (viable) dalam media akibat terjadinya kematian (mortalitas) (Rahmat, 2011).

4.2. Pengaruh Penambahan Konsentrasi yeast terhadap %h

Page 3: Alkohol Acc

11.5 12 12.5 13 13.5 14 14.50

2

4

6

8

10

12

hari ke 0hari ke 1Hari ke 2Hari ke 3

Konsentrasi Gula (%V)

%h

(%)

Grafik 4.2 Hubungan antara konsentrasi gula dengan %hDimana penambahan konsentrasi yeast menyebabkan kadar glukosa yang dihasilkan lebih

rendah akibatnya waktu untuk fermentasi lebih panjang atau lebih lama. Hal ini terjadi karena semakin besar rasio glukosa substrat menyebabkan tumbukan moekul-molekul reaktan dengan mikroba meningkat , sehimgga penyusupan mikroba kedalam molekul substrat lebih sering terjadi. Namun konsentrasi gula awal yag terlalu tinggi mengakibatkan konsentrasi gula sisa juga tinggi sehingga kualitas alcohol pada wine kurang bagus.

4.3. Pengaruh Penambahan Nutrient terhadap %h

3 3.5 4 4.5 5 5.50

2

4

6

8

10

12

hari ke 0hari ke 1hari ke 2Hari ke 3

konsentrasi urea (g/L)

%h

(%)

Grafik 4.3 Hubungan antara konsentrasi nutrient dan %h

Mengenai pengaruh nutrien terhadap jumlah alkohol yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa penambahan nutrien dalam proses fermentasi berbanding lurus dengan banyaknya

Page 4: Alkohol Acc

volume kadar gluosa alkohol yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat dalam grafik . Terutama pada saat penambahan urea 5 gr/liter, 4 gr/liter dan 3 gr/liter(Sutriani, 2008).

4.4. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Gula terhadap Kadar EtanolKonsentrasi glukosa yang makin tinggi menyebabkan kadar etanol meningkat,

tetapi pada konsentrasi tertentu mengalami penurunan, kadar glukosa cenderung menurun seiring dengan waktu, meskipun pada beberapa titik sempat mengalami kenaikan. Hal ini diakibatkan oleh aktivitas S.cereviceae yang ada pada treatment, mengonsumsi glukosa menjadi ethanol (Rosa, dkk, 1996). Berikut adalah reaksinya:

C6H12O6 → 2 CH3CH2OH + 2 CO2

4.5. Pengaruh Penambahan Nutrient Terhadap Jumlah Koloni

3 3.5 4 4.5 5 5.52

3

4

5

6

7

8

9

10

Hari ke 1Hari ke 2

konsentreasi urea (g/L)

Jum

lah

kolo

ni (x

1010

)

Grafik 4.5 Hubugan antara konsentrasi nutrien dan jumlah koloni

Pada variable 1 kami menggunakan urea 3 gr/liter . sedangkan pada variable 2 kami

menggunakan urea sebanya 4 gr/liter dan pada variable 3 kami menggunakan urea sebanyak

5gr/liter. Semakin banyak yeast yang ditambahkan maka semakin banyak pula mikroba yang

membelah sehingga banyak koloni yang dapat dihitung jumlahnya(Duta, 2011).

Hal ini disebabkan Karena mikroba mengalami fase log(eksponensial) yaitu fase dimana

mikroba memperbanyak sel sehingga terjadi pertumbuhan yang meningkat. Akibatnya jumlah

koloni yang terlihat semakin banyak(Oktarina, 2011) Dari grafik tersebut terlihat jelas bahwa

terjadi kenaikan jumlah koloni yang sangat signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa

Saccharomyces cereviceae berkembang dengan sangat pesat, menunjukkan bahwa media

sangat cocok untuk pertumbuhan dan metabolisme Saccharomyces cereviceae (Rosa, dkk,

1996).

Page 5: Alkohol Acc

4.2. Pembahasan

4.2.5. Hubungan Konversi Glukosa Hasil Fermentasi vs Waktu

0 1 2 30

102030405060708090

100

Konversi Glukosa menjadi Etanol (X)

Variabel 1Variabel 2Variabel 3Variabel 4Variabel 5Variabel 6

Waktu (hari)

Konv

ersi

Gluk

osa

(%)

Gambar 4.5. Grafik hubungan konversi glukosa hasil fermentasi vs waktu

Dari grafik, dapat dilihat bahwa konversi glukosa selama proses fermentasi

etanol terus mengalami kenaikan dari hari ke hari. Hal ini dikarenakan karena adanya

pemecahan sumber gula sehingga sumber gula dalam medium fermentasi menurun

dan diikuti dengan peningkatan yield etanol (Agustin, 2013). Pada hari pertama,

mikroorganisme yang terdapat pada starter memasuki masa adaptasi, dimana belum

menghasilkan produk atau bisa mengasilkan produk tetapi hanya sedikit. Pada hari-

hari pengamatan berikutnya, mikroorganisme mengalami fase pertumbuhan cepat atau

yang disebut dengan fase eksponensial dimana mikroorganisme akan menghasilkan

produk secara maksimal. Pada saat inilah alkohol siap untuk dipanen.

Konversi glukosa dari selulosa sangat dipengaruhi oleh waktu hidrolisis.

Semakin lama waktu proses, maka kesempatan selulosa melakukan dekomposisi lebih

panjang, sehingga kadar etanol naik. Tetapi kenaikan itu sudah tidak begitu mencolok

setelah waktu hidrolisis mencapai 2-3 hari karena kadar etanol yang didapatkan tidak

begitu bertambah secara signifikan. Semakin banyak ragi yang ditambahkan maka

kadar etanol yang dihasilkan juga semakin besar karena dengan semakin banyak ragi

yang ditambahkan, maka bakteri yang mengurai glukosa menjadi etanol pun semakin

banyak. Tetapi pada penambahan ragi yang lebih lanjut cenderung turun, karena

Page 6: Alkohol Acc

disebabkan adanya ragi yang mati pada saat proses fermentasi berlangsung. (Metha,

2013)

Page 7: Alkohol Acc

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Jumlah koloni meningkat seiring pertambahan waktu. Peningkatan paling maksimum

terjadi saat hari ke-2 karena mikroorganisme mengalami fase eksponensial.

2. Semakin banyak yeast yang ditambahkan, maka semakin banyak pula

mikroorganisme yang membelah. Pembelahan yang terjadi pada fase eksponensial

ini mengakibatkan koloni bertambah banyak.

3. Kadar glukosa sisa setiap variabel ada yang mengalami peningkatan dan penurunan.

Kadar glukosa yang mengalami peningkatan disebabkan karena masih terjadi

pemecahan disakarida menjadi monosakarida. Sedangkan, kadar glukosa yang turun

disebabkan karena glukosa dikonversi menjadi alkohol.

4. Semakin lama waktu proses, maka kesempatan selulosa melakukan dekomposisi

lebih panjang, sehingga kadar etanol naik.

5.2. Saran

1. Sterilkan bahan sebelum praktikum.

2. Pastikan mengatur pH dengan teliti sesuai prosedur.

3. Cermat dalam pengamatan jumlah koloni menggunakan mikroskop.

4. Tutup rapat erlenmeyer dengan alumunium foil.

5. Perhatikan perubahan warna titrasi saat TAT.

Page 8: Alkohol Acc

LEMBAR PERHITUNGAN

1. Startera. Perhitungan densitas

Hari ke-0 :Massa picnometer = 23,5 gramMassa picnometer + aquadest = 48,65 gramρaq = 0,99626 gram/ml

V = (48,65−23,5 ) gram0,99626 gram /ml

= 25,24 ml

Variabel 1Massa picnometer = 23,5 gramMassa picnometer + sari buah = 46,45 gram

ρlarutan = (51,9−23,5 ) gram

25,24 ml = 1,126 gram/ml

Variabel 2Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,8 gram

ρlarutan = (50.6−23,5 ) gram

25,24 ml = 1,072 gram/ml

Variabel 3Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,9 gram

ρlarutan = (49,93−23,5 ) gram

25,24 ml = 1,047 gram/ml

Hari ke-1 :Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + aquadest = 46,1 gramρaq = 0,99626 gram/ml

V = (46,1−20,77 ) gram0,99626 gram /ml

= 25,4 ml

Page 9: Alkohol Acc

Variabel 1Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,45 gram

ρlarutan = (46 , 45−20,77 ) gram

25,4 ml = 1,011 gram/ml

Variabel 2Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,8 gram

ρlarutan = (46 , 8−20,77 ) gram

25,4 ml = 1,026 gram/ml

Variabel 3Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,9 gram

ρlarutan = (46 , 9−20,77 ) gram

25,4 ml = 1,029 gram/ml

b. Perhitungan jumlah koloni

Jumlah mikroorganisme = 1

80 ×25. 10−5 ×10−3× fp ×total v starter ×∑ sel

Hari ke-1 :

Variabel 1 : 1

80 ×25. 10−5 ×10−3× 100 ×200 ×23=2,3 ×1010

Variabel 2 : 1

80 ×25. 10−5 ×10−3× 100 ×200 × 41=4,1× 1010

Variabel 3 : 1

80 ×25. 10−5 ×10−3× 100 ×200 ×52=5,2× 1010

Hari ke-2 :

Variabel 1 : 1

80 ×25. 10−5 ×10−3× 100 ×200 ×50=5 ×1010

Variabel 2 : 1

80 ×25. 10−5 ×10−3× 100 ×200 ×72=7,2× 1010

Page 10: Alkohol Acc

Variabel 3 : 1

80 ×25. 10−5 ×10−3× 100 ×200 × 91=9,1 ×1010

2. Fermentasia. Kadar glukosa nanas

F = 27,8 mlM = 18,1 mlρ = 1,012 gram/ml

%SB=(F−M )× V total

V titrasi×

V pengenceranV yang diambil

V total × ρ×100 %× 0,0025

b. Densitas dan kadar glukosa fermentasi variabel

ρlarutan = (massa picnometer+sampel )−(massa picnometer kosong)

volume picnometer

%h=(F−M )×

V totalV titrasi

×V pengenceranV yang diambil

V total × ρ×100 %× 0,002 5

Hari ke-0 :

Variabel 1Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,0 gram

ρlarutan = (46,0−20,77 ) gram

25,4 ml = 0,994 gram/ml

F = 27,8 mlM = 18,1 ml

%h=(27,8−18,1)×

2005

×1005

200 ×0,994× 100 %×0,002 5

= 9,76%

Variabel 2Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 45,35 gram

Page 11: Alkohol Acc

ρlarutan = (45,35−20,77 ) gram

25,4 ml = 0,968 gram/ml

F = 27,8 mlM = 18,1 ml

%h=(27,8−18,1)×

2005

×1005

200 ×0,968× 100 %×0,002 5

= 10,02%

Variabel 3Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,0 gram

ρlarutan = (46,0−20,77 ) gram

25,4 ml = 0,994 gram/ml

F = 27,8 mlM = 18,1 ml

%h=(27,8−18,1)×

2005

×1005

200 ×0,994× 100 %×0,002 5

= 9,76%

Variabel 4Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 45,3 gram

ρlarutan = (45,3−20,77 ) gram

25,4 ml = 0,965 gram/ml

F = 27,8 mlM = 18,1 ml

%h=(27,8−18,1)×

2005

×1005

200 ×0,965× 100 %×0,002 5

= 10,05%

Variabel 5Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 45,4 gram

Page 12: Alkohol Acc

ρlarutan = (45,4−20,77 ) gram

25,4 ml = 0,971 gram/ml

F = 27,8 mlM = 18,1 ml

%h=(27,8−18,1)×

2005

×1005

200 ×0,971× 100 %×0,002 5

= 9,98%

Variabel 6Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,1 gram

ρlarutan = (46,1−20,77 ) gram

25,4 ml = 0,997 gram/ml

F = 27,8 mlM = 18,1 ml

%h=(27,8−18,1)×

2005

×1005

200 ×0,997× 100 %×0,002 5

= 9,73%

Hari ke-1 :

Variabel 1Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 48,5 gram

ρlarutan = (48,5−20,5 ) gram

25,4ml = 1,101 gram/ml

F = 24 mlM = 21,6 ml

%h=(24−21,6)×

2005

×1005

200× 1,101×100% ×0,002 5

= 2,18%

Variabel 2Massa picnometer = 20,5 gram

Page 13: Alkohol Acc

Massa picnometer + sari buah = 45,8 gram

ρlarutan = (45,8−20,5 ) gram

25,4ml = 0,996 gram/ml

F = 24 mlM = 21,4 ml

%h=(24−21,4)×

2005

×1005

200 × 0,996× 100 %×0,002 5

= 2,61%

Variabel 3Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 45,8 gram

ρlarutan = (45,8−20,5 ) gram

25,4ml = 0,9964 gram/ml

F = 24 mlM = 20,8 ml

%h=(24−20,8)× 200

1005

200×0,9964×100%× 0,002 5

= 2,61%

Variabel 4Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 45,8 gram

ρlarutan = (45,8−20,5 ) gram

25,4ml = 0,9964 gram/ml

F = 24 mlM = 21,1 ml

%h=(24−21,1)× 200

1005

200×0,9964×100%× 0,0025

= 2,61%

Variabel 5Massa picnometer = 20,5 gram

Page 14: Alkohol Acc

Massa picnometer + sari buah = 45,9 gram

ρlarutan = (45,9−20,5 ) gram

25,4 ml = 0,999 gram/ml

F = 24 mlM = 21,7 ml

%h=(24−21,7)×

2005

×1005

200 × 0,999×100% ×0,002 5

= 2,30%

Variabel 6Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 45,9 gram

ρlarutan = (45,9−20,5 ) gram

25,4 ml = 1,003 gram/ml

F = 24 mlM = 21,8 ml

%h=(24−21,8)× 200

1005

200 × 1,003×100%× 0,002 5

= 2,193%

Hari ke-2 :

Variabel 1Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 51,0 gram

ρlarutan = (51,0−20,5 ) gram

25,4 ml = 1,20 gram/ml

F = 24 mlM = 21,6 ml

%h=(26,8−25,1)×

2005

×1005

200 ×1,2× 100 %×0,002 5

= 1,42%

Variabel 2

Page 15: Alkohol Acc

Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 46,1 gram

ρlarutan = (46,1−20,5 ) gram

25,4 ml = 1,008 gram/ml

F = 26,8 mlM = 25,7 ml

%h=(26,8−25,7)× 200

1005

200 ×1,008×100 %× 0,0025

= 2,61%

Variabel 3Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 52,25 gram

ρlarutan = (52,25−20,5 ) gram

25,4 ml = 1,25 gram/ml

F = 24 mlM = 20,8 ml

%h=(26,8−25,6)× 200

1005

200 ×1,008×100 %× 0,0025

= 2,61%

Variabel 4Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 45,9 gram

ρlarutan = (45,9−20,5 ) gram

25,4 ml = 0,999 gram/ml

F = 26,8 mlM = 25,8 ml

%h=(26,8−25,8)× 200

1005

200 × 0,999× 100 %× 0,0025

= 1,001%

Variabel 5

Page 16: Alkohol Acc

Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 46,7 gram

ρlarutan = (46,7−20,5 ) gram

25,4ml = 1,032 gram/ml

F = 26,8 mlM = 26 ml

%h=(26,8−26)× 200

1005

200 × 1,032×100%× 0,0025

= 0,775%

Variabel 6Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 46,23 gram

ρlarutan = (46,23−20,5 ) gram

25,4 ml = 1,013 gram/ml

F = 26,8 mlM = 25,8 ml

%h=(26,8−25,8)× 200

1005

200 ×1,013× 100 %× 0,0025

= 0,99%

Hari ke-3 :

Variabel 1Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 52,3 gram

ρlarutan = (52,3−20,5 ) gram

25,4 ml = 1,251 gram/ml

F = 21,3 mlM = 20,6 ml

%h=(21,3−20,6)× 200

1005

200 × 1,251×100 %× 0,0025

= 0,56%

Page 17: Alkohol Acc

Variabel 2Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 47,4 gram

ρlarutan = (47,4−20,5 ) gram

25,4ml = 1,058 gram/ml

F = 21,3 mlM = 20,2 ml

%h=(21,3−20,2)×

2005

×1005

200 ×1,058× 100 %×0,002 5

= 1,04%

Variabel 3Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 53,4 gram

ρlarutan = (53,4−20,5 ) gram

25,4 ml = 1,293 gram/ml

F = 21,3 mlM = 20,1 ml

%h=(21,3−20,1)×

2005

×1005

200 ×1,293× 100 %×0,002 5

= 0,93%

Variabel 4Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 46,25 gram

ρlarutan = (46,25−20,5 ) gram

25,4 ml = 1,014 gram/ml

F = 21,3 mlM = 20,5 ml

%h=(21,3−20,5)× 200

1005

200 ×1,014× 100 %× 0,0025

= 0,79%

Page 18: Alkohol Acc

Variabel 5Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 48,6 gram

ρlarutan = (48,6−20,5 ) gram

25,4ml = 1,105 gram/ml

F = 21,3 mlM = 20,6 ml

%h=(21,3−20,6)× 200

1005

200 ×1,105×100 %× 0,0025

= 063%

Variabel 6Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 48,4 gram

ρlarutan = (46,23−20,5 ) gram

25,4 ml = 1,098 gram/ml

F = 21,3 mlM = 20,5 ml

%h=(21,3−20,5)× 200

1005

200 ×1,098× 100 %× 0,0025

= 0,73%

Page 19: Alkohol Acc

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Pelatihan Membuat Etanol dari Ubi Kayu. http://www.indobioethanol.com.Diakses tanggal 17 September 2015.

Anonim. 2010. Saccharomyces cerevisiae.

https://id.wikipedia.org/wiki/Saccharomyces_cerev- isiae. Diakses tanggal 17 September 2015.

Anonim. 2013. Apa itu Bioetanol

http://ellachemicalengineering.blogspot.co.id/2013/01/bio- etanol-apa-si-bioetanolitu.html. Diakses tanggal 17 September 2015.

Harjana, Dadan. 2013. Kandungan Nutrisi dan Manfaat Buah Nanas untuk Kesehatan http://manfaatnyasehat.blogspot.com/2013/10/manfaat-buah-nanas.html. Diakses tanggal 17 September 2015.

Krisno, Agus. 2011. Peranan Jamur Ragi Saccharomyces cerevisiae sebagai Fermentasi Roti.https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/27/peranan-jamur-ragisaccharomyces-cerevisiae-sebagai-fermentasi-roti/. Diakses tanggal 17 September 2015.

Ikmawati. 2011. Variasi Penambahan Ragi Pada Pembuatan Alkohol dari Kulit Umbi Kayu (Monihot esculenta) secara fermentasi. Skripsi. Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo: Gorontalo

Nurcholis, Ma’mun. 2012. Manfaat dan Kandungan Buah Nanas.http://manfaatdankandungan.blogspot.co.id/2012/11/manfaat-buah-nanas.html.Diakses tanggal 17 September 2015.

Prihandana, R. K. Noerwijari , P.G.Adinuraini , D. Setyianingsih. Setiadi, S. dan R. Hendroko. 2007. Bioetanol Ubi Kayu Bahan bakar Masa Depan. Agromedia: Jakarta. Siahaan, AS. 2010. Fermentasi Alkohol dari Buah Nanas.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20009/4/Chapter%20II.pdf.Diaksestanggal 17 September 2015.

Soeprijanto. (2010). Biokonversi lignoselulosa dari residu limbah pertanian menjadi biofuel melalui hidrolisis enzim dan fermentasi. Pidato Pengukuhan untuk Jabatan Guru Besar. Kementrian Pendidikan Nasioanal Institut Teknologi Sepuluh November: Surabaya

Page 20: Alkohol Acc