METAMORF Acc Acara

19
BAB III HASIL DESKRIPSI 3.1 Batuan No Peraga 229 Jenis Batuan : Batuan Metamorf Deskripsi Megaskopis Warna Batuan : hitam Struktur : foliasi – slaty cleavage Tekstur : - Ketahanan butir : relict - Ukuran kristal : afanitik - Hubungan antar kristal : xenoblastik - Bentuk kristal : nematoblastik Komposisi Mineral: Nama Mineral Sifat Fisik Khusus Mika Hitam, Kilap kaca, tembus cahaya Gambar 3.1 batuan peraga 229 a = mika b = mineral lempung a b

description

metamorf horas

Transcript of METAMORF Acc Acara

BAB IIIHASIL DESKRIPSI

3.1 Batuan No Peraga 229Jenis Batuan: Batuan MetamorfDeskripsi Megaskopis Warna Batuan: hitam Struktur: foliasi slaty cleavage Tekstur: Ketahanan butir: relict Ukuran kristal: afanitik Hubungan antar kristal: xenoblastik Bentuk kristal: nematoblastikKomposisi Mineral:Nama MineralSifat Fisik Khusus

Mika Hitam, Kilap kaca, tembus cahaya

baGambar 3.1 batuan peraga 229a = mikab = mineral lempung

Dimensi :

Petrogenesa: Batuan ini terbentuk dari batuan asal (protolith) yaitu Mudstone. Struktur batuan yaitu slaty diindikasikan terbentuk dari metamorfosa regional pada derajat rendah. Pada daerah ini tekanan tinggi dan suhu rendah. Diindikasikan berada pada fasies zeolitNama Batuan:Slate (WT. Huang, 1962)3.2 Batuan No Peraga 59Jenis Batuan: Batuan MetamorfDeskripsi Megaskopis Warna Batuan: abu-abu kehijauan Struktur: foliasi - Schistosic Tekstur: Ketahanan butir: kristaloblastik Ukuran kristal: faneritik Hubungan antar kristal: hipidioblastik Bentuk kristal: garnuloblastik

Komposisi Mineral:Nama MineralSifat Fisik Khusus

Klorit Hijau muda, berlembar, kilap non logam

Kuarsa Putih bening, kilap non logam, 7 SM

abGambar 3.2 batuan peraga 59Keterangan :a = Kloritb = Kuarsa

Dimensi : 12 X 10 X 9

Petrogenesa: Batuan ini teridentifikasi memiliki struktur schist berwarna hijau. Batuan ini diperkirakan terbentuk pada zona subduksi pada fasies sedang. Proses metamorfisme berada pada tekanan dan suhu menengah.Nama Batuan:greenschist (WT. Huang, 1962)3.3 Batuan No Peraga 203Jenis Batuan: Batuan MetamorfDeskripsi Megaskopis Warna Batuan: Putih keabuan Struktur: non foliasi - hornfelsic Tekstur: Ketahanan butir: kristaloblastik Ukuran kristal: afanit Hubungan antar kristal: xenoblastik Bentuk kristal: granoblastik Komposisi Mineral: Nama MineralSifat Fisik Khusus

Kalsit Putih susu, 2,5 3,5 SM, bereaksi dengan HCl

Silimanit Coklat, transparan, >7SM

abGambar 3.3 batuan peraga 203Keterangan :a = Kalsitb = Silimanit

Dimensi : 17 X 9 X 8

Petrogenesa: Batuan ini diindikasikan berasal dari protolith berupa batugamping. Batuan ini terbentuk pada metamorfosa lokal pada daerah kontak. Pengaruh kenaikan suhu lebih mendominasi dalam proses metamorfisme.

Nama Batuan:marmer (WT. Huang, 1962)3.4 Batuan No Peraga 204Jenis Batuan: Batuan MetamorfDeskripsi Megaskopis Warna Batuan: coklat kehijauan Struktur: foliasi - gneissic Tekstur: Ketahanan butir: kristaloblastik Ukuran kristal: faneritik Hubungan antar kristal: hipidioblastik Bentuk kristal: lepidoblastik

Komposisi Mineral: Nama MineralSifat Fisik Khusus

Klorit Hijau muda, berlembar, kilap non logam

Kuarsa Putih bening, kilap non logam, 7 SM

abGambar 3.2 batuan peraga 204Keterangan :a = Kloritb = Kuarsa

Dimensi : 12 X 10 X 9

Petrogenesa: Batuan ini terbentuk dari batuan asal atau protoliht berupa batupasir dengan komposisi kuarsa. Batuan ini mengalami proses metamorfisme pada daerah orogenik dan terjadi pada daerah yang luas sehingga diindikasikan pengaruh tekanan dominan.Nama Batuan:gneiss (berdasarkan struktur)

3.5 Batuan No Peraga BSK 08Jenis Batuan: Batuan MetamorfDeskripsi Megaskopis Warna Batuan: Abu-Abu Kehijauan Struktur: non foliasi - milonitik Tekstur: Ketahanan butir: relict Ukuran kristal: afanit Hubungan antar kristal: xenoblastik Bentuk kristal: garnoblastik Komposisi Mineral: Nama MineralSifat Fisik Khusus

zeolitPutih, halus, menyerap

tuffMudah hancur, putih

abGambar 3.2 batuan peraga BSK 08Keterangan :a = b =

Dimensi : 11,5 X 5 X 10

Petrogenesa: Batuan ini terbentuk dari batuan asal (protolith) berupa tuff yang mengalami metamorfisme sebagian. Terbentuk pada daerah metamorfosa regional dengan derajat terendah. Apabila suhu dan tekana berkurang akan mengalami diagenesa. Nama Batuan:Milonit (berdasarkan struktur)

BAB IVPEMBAHASAN

Pada praktikum petrologi acara batuan metamorf dijelaskan tentang jenis-jenis batuan metamorf, proses metamorfisme, tempat pembentukan dan fasies batuan metamorf itu sendiri. Setelah penjelasan selesai kami melakukan deskripsi batuan meliputi Deskripsi Megaskopis dan Deskripsi komposisi pada batuannnya. Dari hasil deskripsi itu kami dapat menentukan jenis batuan yang sedang dideskripsi, berikut merupakan pembahasan dari deskripsi batuan yang telah dilaksanakan.

4.1 BatuanPeraga 229Batuan dengan nomor peraga 229 memiliki warna hitam. Dilihat dari kenampakan batuan secara keseluruhan menunjukkan bahwastruktur yang dimilikinyayaitu foliasi karena menunjukkan adanya penjajaran mineral-mineral dan tergolong padaslatyclaviage dimana kenampakkannya berupa adanya bidang bidang belah planar yang sangatrapat, teratur dan sejajar. Dari teksturnya diamati bahwa ketahanan butir pada batuan ini yaitu relict karena teksturnya masih menunjukkan tekstur protolithnya, ukuran kristal yaitu afanitik karena kristal-kristaltidak dapat dibedakan oleh mata, hubungan antar kristal yaitu anhedral karena batas-batas antar kristalnya bukan merupakan batas dari kristal itu sendiri, sehingga digolongkan sebagai Xenoblastik. Bentuk kristalnya yaitu Nematoblastik karena mineral penyusunnya berbentuk prismatik. Komposisi mineral penyusun batuan ini yaitu berupa mineral dengan sifat fisik berupa warna bening, kilap kaca, dan berlembar,mineral ini yaitu mika.Batuan ini terbentuk dari batuan asal (protolith) yaitu Mudstone. Struktur batuan yaitu slaty diindikasikan terbentuk dari metamorfosa regional pada derajat rendah. Pada daerah ini tekanan tinggi dan suhu rendah. Diindikasikan berada pada fasies zeolitBerdasarkan deskripsi dan karateristik diatas, dapat disimpulkan bahwa menurut klasifikasi batuan metamorf oleh W.T Huang, batuan ini dapat digolongkan pada batuan dengan nama Slate(W.T Huang, 1962).

4.2 Batuan Peraga 59Pengamatan terhadap batuan dengan nomor peraga 59 menghasilkan warna berupa abu-abu kehijauan. Dilihat dari kenampakan batuan secara keseluruhan menunjukkan bahwa struktur yang dimilikinya yaitu foliasi karena menunjukkan adanya penjajaran mineral-mineral dan tergolong pada schistic dimana kenampakkannya berupa susunan parallel mineral-mineral pipih, prismatic atau lenticular yang berukuran butir sedang sampai kasar. Dari teksturnya diamati bahwa ketahanan butir pada batuan ini yaitu kristaloblastik karena teksturnya sudah tidak menunjukkan tekstur protolithnya, ukuran kristal yaitu faneritit karena kristal-kristaldapat dibedakan oleh mata, hubungan antar kristal yaitu subhedral karena batas-batas antar kristalnya ada yang dibatasi oleh mineral itu sendiri danada yang bukan merupakan batas dari kristal itu sendiri, sehingga digolongkan sebagai Hypidioblastik. Bentuk kristalnya yaitu Granoblastik karena mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batasmineralnyabersifat sutured (lebihteratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral. Komposisi mineral penyusun batuan ini yaitu berupa mineral dengan sifat fisik berupa warna hijaumuda, kilap non logam, danberlembar, mineral ini yaitu klorit.Kemudian terdapat mineral dengan warna bening, kilapkaca, kekerasan 7 skalamohs, dan bentuknya hexagonal, mineral ini yaitu kuarsa.Batuan ini terbentuk oleh proses metamorfisme dari batuan sebelumnya karena perubahan suhu dan tekanan sehingga mengakibatkan perubahan unsur kimia dan fisika dari batuan namun tetap dalam fase padatnya. Agen metamorfisme yaitu berupa panas dan tekanan karena batuan ini termasuk kedalam metamorfosa regional. Dilihat dari teksturnya yang foliasi maka dapat diprediksi bahwa faktor suhu dan tekanan yang sama sehingga mineral dapat mengalami perubahan atau pertumbuhan dengan membentuk penjajaran mineral. Batuan ini diprediksi mengalami tipe metamorfisme regional dengan batuan asal Slate. Berdasarkan deskripsi dan karateristik diatas, dapat disimpulkan bahwa menurut klasifikasi batuan metamorf oleh W.T Huang, batuan ini dapat digolongkan pada batuan dengan nama Schist(W.T Huang, 1962).4.1 BatuanPeraga 203Batuan dengan nomor peraga 203 memiliki warna putih kekuningan.Dilihat dari kenampakan batuan secara keseluruhan menunjukkan bahwa struktur yang dimilikinya itu nonfoliasi karena tidak menunjukkan adanya penjajaran mineral-mineral dan tergolong padahornfelsic dimana kenampakkannya berupa mineral equidimensional dan equigranular. Dari teksturnya diamati bahwa ketahanan butir pada batuan ini yaitu kristaloblastik karena teksturnya sudah tidak menunjukkan tekstur protolithnya, ukuran kristal yaitu afanit karena kristal-kristal tidak dapat dibedakan oleh mata, hubungan antar kristal yaitu anhedral karena batas-batas antar kristalnya bukan merupakan batas dari kristal itu sendiri, sehingga digolongkan sebagai Xenoblastik. Bentuk kristalnya yaitu Granoblastik karena mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional dan batas mineralnya bersifat sutured (tidak teratur). Komposisi mineral penyusun batuan ini yaitu berupa mineral dengan sifat fisik berupa warna putih, kilap lemak, anhedral dan bersifat karbonatan mineral ini yaitu Kalsit. Selanjutnya mineral penyusun batuan ini berupa warna coklat, kilapnya berupa transparan, dan memiliki kekerasan