Intoksikasi Alkohol

36
PRESENTASI KASUS INTOKSIKASI ALKOHOL Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Disusun Oleh: Krisna Muhammad 20090310079 Diajukan Kepada: Dr. Waisul Choroni, Sp.PD 1

description

intoksikasi alkohol

Transcript of Intoksikasi Alkohol

Page 1: Intoksikasi Alkohol

PRESENTASI KASUS

INTOKSIKASI ALKOHOL

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul

Disusun Oleh:

Krisna Muhammad

20090310079

Diajukan Kepada:

Dr. Waisul Choroni, Sp.PD

ILMU PENYAKIT DALAM

RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

2014

1

Page 2: Intoksikasi Alkohol

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. A I

Umur : 28 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Ngasem RT06, Timbul Harjo, Sewon, Bantul

Pekerjaan : Buruh

No RM : 527231

II. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran

2. Keluhan Tambahan : Dengan muntah-muntah cairan bening.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan

Penurunan kesadaran sejak 2 jam SMRS,

Alloanamnesis : Pasien datang ke kos tempat tinggal mual (+) dan

muntah-muntah (+) 3x cairan bening 2,5 jam SMRS. Os tidak dapat

diajak berkomunikasi sebelumnya akhirnya pasien tidak sadarkan diri 2

jam SMRS. Os sebelumnya tidak pulang selama 3 hari dan tidak tahu

apa yang dimakan dan diminum OS sebelumnya. Dari gaya hidup, OS

pernah mengkonsumsi Alkohol dan perokok.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat tekanan darah tinggi : Tidak dapat dikaji

Riwayat penyakit gula : Tidak dapat dikaji

Riwayat stroke : Tidak dapat dikaji

Riwayat penyakit jantung : Tidak dapat dikaji

2

Page 3: Intoksikasi Alkohol

Riwayat penyakit ginjal : Tidak dapat dikaji

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama Tidak

dapat dikaji.

6. Anamnesis Sistem :

- Sistem cerebrospinal : Tidak dapat dikaji

- Sistem respirasi : Tidak dapat dikaji

- Sistem kardiovaskuler : Tidak dapat dikaji Sistem

- Sistem Gastrointestinal : Tidak dapat dikaji

- Sistem urogenital : Tidak dapat dikaji

- Sistem muskuloskeletal : Tidak dapat dikaji

- Sistem integumentum : Tidak dapat dikaji

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Lemah, Agitasi

Kesadaran : Somnolen

Tanda vital : TD : 140/90mmHg

Nadi : 90 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 36,7 °C

1. Pemeriksaan Kepala

a. Bentuk Kepala = Mesochepal, simetris

b. Wajah = Oedem (-)

c. Mata = Pupil isokor, CA (-/-) SI (-/-), Reflek pupil (+/+)

d. Hidung = Discharge (-/-),

e. Telinga = Deformitas (-/-)

f. Mulut = Bibir sianosis (-), bibir pucat (-), bibir kering (-)

2. Leher

Pembesaran kelenjar thyroid dan limfonodi (-), JVP ↑(-)

3. Pemeriksaan Thorax

3

Page 4: Intoksikasi Alkohol

Pulmo

- Inspeksi = Dada simetris, deformitas (-/-) retraksi intercostal

(-/-)

- Palpasi = Nyeri tekan (-/-), ketinggalan gerak (-/-)

- Perkusi = Sonor (+/+)

- Auskultasi = Suara dasar vesicular (+/+)

Suara tambahan : wheezing (-/-), RBB (-/-)

Cor

S1 S2 Reguler cepat, Bising jantung (-)

4. Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : distensi (-)

Auskultasi : Peristaltik (+) normal

Perkusi : Timpani

Palpasi : Supel, nyeri tekan (Tidak dapat dinilai), hepatomegali (-)

5. Pemeriksaan Ekstremitas

- Superior = Oedem (-/-)

- Inferior = Oedem (-/-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Pemeriksaan Laboratorium (24-03-2014)

Hb : 14,8 (12-16 g/dl)

AL : 16,00 (5 – 11 103/uL)

AE : 5.92 (4.00 – 5.00 106/uL)

AT : 356 (150 - 450 103/uL)

HMT : 43,7 (36-46 vol %)

Hitung Jenis : Eo: 0, Bas: 0, Bt: 0, Seg: 44, Lim: 46, Mo: 10

4

Page 5: Intoksikasi Alkohol

Kimia Darah Dan Urine Lengkap (25-03-2014)

SGOT : 48 (< 31)

SGPT : 83 (< 31)

Ureum : 13 (17 – 43)

Creatinin : 0.76 (0.60 – 1.10)

Warna : Kuning

Kekeruhan : Keruh

Reduksi : Negatif

Bilirubin : Negatif

Keton Urin : Negatif

BJ : 1.030

Darah Samar : Negatif

PH : 6.50

Protein : +2

Urobillinogen : 0.20

Nitrit : Negatif

Lekosit Ester : Negatif

Eritrosit : 0-1

Lekosit : 1-3

Sel Epitel : Positif

Ca Oksalat : Negatif

Asam Urat : Negatif

Amorf : Negatif

Eritrosit : Negatif

Leukosit : Negatif

Granular : Negatif

Bakteri : Negatif

AL ulang (26-03-2014)

AL : 10,8 (5 – 11 103/uL)

Elektrokardigram (EKG)

Normo Sinus Rythem

5

Page 6: Intoksikasi Alkohol

V. DIAGNOSIS KERJA

- Intoksikasi Alkohol

VI. DIAGNOSIS BANDING

- Intoksikasi Metanol

- Intoksikasi Organofosfat

- Intoksikasi Etlyn Glicol

- Vomitus Profus

- Dyspepsia

- Edema Cerebri

- Tumor Otak

VII. PENATALAKSANAAN DAN FOLLOW UP

- Infus NaCl Loading 1000 ml -> inf Nacl 20 tpm

- O2 3 lpm

- Inj. Ranitidine 50mg/12 jam/IV

- Inj. Metoclorpramide 8mg/8 jam /IV

Pasang NGT -> Bilas Lambung dengan Susu + NACL 1500 cc

VIII. FOLLOW UP PASIEN

Tanggal Anamnesis Pemeriksaan fisik

Assesment Terapi

25/03/2014 OS sudah sadar dengan keluhan kaku dan sakit pada dada dan leher. Os tidak menyatakan habis meminum alkohol campuran beli jadi yang tidak tahu dengan apa

KU: lemah, CMTD: 100/60N: 88R: 18T: 36,8Mata : CA -/-, SI -/-Leher : JVP ↑ (-)Thorax: vesikuler

+/+, RBB -/-, Cor: S1 S2 reguler,

- Intoksikasi Alkohol

- inf Nacl 15 tpm

- Diet TKTP lunak

- Inj. Ranitidine

50mg/12 jam/IV

- Cefixime 2x100 mg

- PL : Aff NGT

- Cek SGOT, SGPT,

UL

6

Page 7: Intoksikasi Alkohol

dicampur beberapa jam sebelum ual muntah. sesak (-Nyeri perut dan ulu hati (-) Pusing (+),mual (-), dan muntaH (-) diare (-).Riwayat: Minum alkohol (+), Perokok (+) DM (-), sakit jantung (-) HT (-), Asma (-), alergi (+)

Bising (-)Abdomen: NT (-),

supel (+), BU (+) NEkstremitas: akral

hangat, nadi kuat, udem tungkai (-/-).

26/03/2014 OS mengeluh sesak nafas berkurang hari ini, semalam sempat sesak dan nyeri dada, tetapi pagi ini sudah membaik, batuk sudah dirasa berkurang. Semalam pasien sedikit gelisah sehingga susah tidur. BAB dan BAK normal.

KU: lemah, CMTD: 110/70N: 78R: 22T: 36,5Mata : CA -/-, SI -/-Leher : JVP ↑ (-)Thorax: vesikuler

+/+, RBB -/-, Cor: S1 S2 reguler,

Bising (-)Abdomen: NT (-),

supel (+), BU (+) NEkstremitas: akral

hangat, nadi kuat, udem tungkai (-/-).

- Intoksikasi Alkohol

- inf Nacl 15 tpm

- Diet TKTP lunak

- Inj. Ranitidine

50mg/12 jam/IV

- Cefixime 2x100 mg

Pl Cek AL ulang

BLPL

7

Page 8: Intoksikasi Alkohol

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI

Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat ke dalam tubuh

yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bahkan dapat

menyebabkan kematian. Semua zat dapat menjadi racun bila diberikan

dalam dosis yang tidak seharusnya. Berbeda dengan alergi, keracunan

memiliki gejala yang bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan tepat

karena penanganan yang kurang tepat tidak menutup kemungkinan hanya

akan memperparah keracunan yang dialami penderita.2

Intoksikasi akut sering dikaitkan dengan tingkat dosis zat yang

digunakan (dose-dependent), individu dengan kondisi organic tertentu

yang mendasari (misalnya insufisiensi ginjal atau hati) yang dalam dosis

kecil dapat menyebabkan efek intoksikasi berat yang tidak proporsional.3

Dalam ilmu kimia alkohol atau alkanol adalah istilah yang umum

untuk senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat

pada atom karbon dimana atom karbon itu sendiri juga terikat pada atom

hidrogen atau atom karbon yang lain. Etil alkohol juga disebut sebagai

etanol merupakan bentuk alkohol yang umum, sering kali disebut alkohol

minuman. Rumus kimia untuk etanol adalah CH3-CH2-OH. Dari semua

jenis alkohol yang diketahui dalam ilmu kimia, etanol merupakan satu-

satunya yang digunakan dalam batas tertentu oleh manusia untuk berbagai

maksud dan tujuan (sebagian besar alkohol lainnya terlalu toksik untuk

diminum).1,4,5

Intoksikasi alkohol akut dapat dikenali dengan gejala-gejala :6

ataksia dan bicara cadel/tak jelas

emosi labil dan disinhibisi

8

Page 9: Intoksikasi Alkohol

napas berbau alkohol

mood yang bervariasi

Komplikasi akut pada intoksikasi atau overdosis :6

paralisis pernapasan, biasanya bila muntahan masuk saluran

pernapasan

obstructive sleep apnoea

aritmia jantung fatal ketika kadar alkohol darah lebih dari 0,4

mg/ml

Gejala klinis sehubungan dengan overdosis alkohol dapat

meliputi:6

penurunan kesadaran, stupor atau koma

perubahan status mental

kulit dingin dan lembab, suhu tubuh rendah

2.2 EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan penelitian pria 4 kali lebih sering menjadi pecandu

alkohol dibandingkan wanita. Kira-kira 85% dari semua penduduk

Amerika Serikat pernah menggunakan minuman yang mengandung

alkohol sekurang-kurangnya satu kali dalam hidupnya. Dan kira-kira 51%

dari semua orang dewasa di Amerika Serikat merupakan pengguna alkohol

saat ini. Di Indonesia sendiri ada sekitar 3,4 juta orang pecandu alkohol

yang 80% diantaranya berusia 20-24 tahun dan hampir 8% orang

dewasa.1,5,7

2.3 ETIOLOGI

2.3.1 Riwayat Masa Kanak-kanak

Beberapa faktor telah teridentifikasi dalam riwayat masa kanak-

kanak dari seseorang yang memiliki gangguan berhubungan dengan

alkohol. Anak-anak beresiko yang memiliki gangguan berhubungan

dengan alkohol yaitu jika satu atau lebih orang tuanya adalah pengguna

alkohol.1

9

Page 10: Intoksikasi Alkohol

Pada riwayat masa kanak-kanak terdapat gangguan defisit-atensi /

hiperaktivitas atau gangguan konduksi atau keduanya yang meningkatkan

resiko anak untuk memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol pada

masa dewasanya. Gangguan kepribadian khususnya gangguan kepribadian

antisosial juga merupakan predisposisi seseorang kepada suatu gangguan

berhubungan dengan alkohol.1

2.3.2 Faktor Psikoanalisis

psikoanalisis tentang gangguan berhubungan dengan alkohol telah

dipusatkan pada hipotesis superego yang sangat bersifat menghukum dan

fiksasi pada stadium oral dari perkembangan psikoseksual.1

Menurut teori psikoanalisis, orang dengan superego yang keras

yang bersifat menghukum diri sendiri berpaling ke alkohol sebagai cara

menghilangkan stres bawah sadar mereka. Kecemasan pada orang yang

terfiksasi pada stadium oral mungkin diturunkan dengan menggunakan zat

seperti alkohol melalui mulutnya. Beberapa dokter psikiatrik

psikodinamika menggambarkan kepribadian umum dari seseorang dengan

gangguan berhubungan dengan alkohol adalah pemalu, terisolasi, tidak

sabar, iritabel, penuh kecemasan, hipersensitif, dan terrepresi secara

seksual.1

Aforisme psikoanalisis yang umum adalah bahwa superego dapat

larut dalam alkohol. Pada tingkat yang kurang teoritis, alkohol dapat

disalahgunakan oleh beberapa orang sebagai cara untuk menurunkan

ketegangan, kecemasan, dan berbagai jenis penyakit psikis. Konsumsi

alkohol pada beberapa orang juga menyebabkan rasa kekuatan dan

meningkatnya harga diri.1

2.3.3 Faktor Sosial dan Kultural

Beberapa lingkungan sosial menyebabkan minum yang berlebihan.

Asrama perguruan tinggi dan basis militer adalah dua contoh lingkungan

dimana minum berlebihan dipandang normal dan prilaku yang diharapkan

secara sosial. Sekarang ini, perguruan tinggi dan universitas mencoba

10

Page 11: Intoksikasi Alkohol

mendidik mahasiswanya tentang resiko kesehatan dari minum alkohol

yang berlebihan.1

2.3.4 Faktor Prilaku dan Pelajaran

Sama seperti faktor kultural, faktor prilaku dan pelajaran juga

dapat mempengaruhi kebiasaan minum, demikian juga kebiasaan di dalam

keluarga, khususnya kebiasaan minum pada orang tua dapat

mempengaruhi kebiasaan minum. Tetapi beberapa bukti menunjukkan

bahwa, walaupun kebiasaan minum pada keluarga memang mempengaruhi

kebiasaan minum pada anak-anaknya, kebiasaan minum pada keluarga

kurang langsung berhubungan dengan perkembangan gangguan

berhubungan dengan alkohol seperti yang dianggap sebelumnya, walaupun

hal tersebut memang memiliki peranan penting.1

Dari sudut pandang prilaku, ditekankan pada aspek pendorong

positif dari alkohol, alkohol yang dapat menimbulkan perasaan sehat dan

euforia pada seseorang. Selain itu, konsumsi alkohol dapat menurunkan

rasa takut dan kecemasan yang dapat mendorong seseorang untuk minum

lebih lanjut.1

2.3.5 Faktor Genetika dan Biologi Lainnya

Data yang kuat menyatakan adanya suatu komponen genetika pada

sekurangnya suatu bentuk gangguan berhubungan dengan alkohol. Laki-

laki lebih banyak menggunakan alkohol daripada wanita. Banyak

penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan sanak saudara tingkat

pertama yang terpengaruh oleh gangguan berhubungan dengan alkohol

adalah 3-4 kali lebih mungkin memiliki gangguan berhubungan dengan

alkohol daripada orang yang tidak memiliki sanak saudara tingkat pertama

yang terpengaruh dengan alkohol.1

2.4 EFEK FISIOLOGI DARI ALKOHOL

Karakteristik rasa dan bau berbagai minuman yang mengandung

alkohol tergantung kepada metode pembuatannya, yang menghasilkan

berbagai senyawa dalam hasil akhirnya. Senyawa tersebut termasuk

11

Page 12: Intoksikasi Alkohol

metanol, butanol, aldehida, fenol, tannins, dan sejumlah kecil berbagai

logam. Walaupun senyawa ini dapat menyebabkan suatu efek psikoaktif

yang berbeda pada berbagai minuman yang mengandung alkohol,

perbedaan tersebut dalam efeknya adalah minimal dibandingkan dengan

efek etanol itu sendiri.1

a) Absorpsi

Kira-kira 10% alkohol yang dikonsumsi diabsorpsi di lambung,

dan sisanya di usus kecil. Konsentrasi puncak alkohol didalam darah

dicapai dalam waktu 30-90 menit, biasanya dalam 45-60 menit, tergantung

apakah alkohol diminum saat lambung kosong, yang meningkatkan

absorbsi atau diminum bersama makanan yang memperlambat absorbsi.1

Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak dalam darah juga

merupakan suatu faktor selama alkohol dikonsumsi, waktu yang singkat

menurunkan waktu untuk mencapai konsentrasi puncak. Absorbsi paling

cepat 15-30% (kemurnian -30 sampai -60).1

Tubuh memiliki alat pelindung terhadap masuknya alkohol.

Sebagai contoh, jika konsentrasi alkohol menjadi terlalu tinggi didalam

lambung, mukus akan disekresikan dan katup pilorik ditutup, hal tersebut

akan memperlambat absorbsi dan menghalangi alkohol masuk ke usus

kecil. Jadi, sejumlah besar alkohol dapat tetap tidak terabsorbsi didalam

lambung selama berjam-jam. Selain itu, pilorospasme sering kali

menyebabkan mual dan muntah.1

Jika alkohol telah diabsorbsi ke dalam aliran darah, alkohol

didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Jaringan yang mengandung

proporsi air yang tinggi memiliki konsentrasi alkohol yang tinggi. Efek

intoksikasi menjadi lebih besar jika konsentrasi alkohol didalam darah

tinggi.1

b) Metabolisme

Kira-kira 90% alkohol yang diabsorbsi dimetabolisme di hati,

sisanya dieksresikan tanpa diubah oleh ginjal dan paru-paru. Kecepatan

oksidasi di hati konstan dan tidak tergantung pada kebutuhan energi tubuh.

12

Page 13: Intoksikasi Alkohol

Tubuh mampu memetabolisme kira-kira 15 mg/dl setiap jam dengan

rentan berkisar antara 10-34 mg/dl per jamnya.1

Alkohol dimetabolisme dengan bantuan 2 enzim yaitu alkohol

dehidrogenase (ADH) dan aldehida dehidrogenase. ADH mengkatalisasi

konversi alkohol menjadi asetilaldehida yang merupakan senyawa toksik.

Aldehida dehidrogenase mengkatalisasi konversi asetaldehida menjadi

asam asetat. Aldehida dehidrogenase diinhibisi oleh disulfiram ( An-

tabuse), yang sering digunakan dalam pengobatan gangguan terkait

alkohol.1

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada wanita memiliki

ADH yang lebih rendah dari pada laki-laki, yang mungkin menyebabkan

wanita cenderung menjadi lebih terintoksikasi dibanding laki-laki setelah

minum alkohol dalam jumlah yang sama. Penurunan fungsi enzim yang

memetabolisme alkohol akan menyebabkan mudahnya seseorang terjadi

intoksikasi alkohol dan gejala toksik.1

c) Efek pada otak

Biokimiawi

Teori yang telah lama menunjukkan bahwa efek biokimiawi alkohol

terjadi pada membran neuron. Sejumlah hipotesis mendukung bahwa alkohol

akan menimbulkan efek karena ikatannya dengan membran yang

menyebabkan meningkatnya fluiditas membran pada penggunaan jangka

pendek. Tetapi, pada penggunaan jangka panjang teori menyatakan bahwa

membran akan menjadi kaku. Fluiditas membran penting untuk dapat

berfungsi sebagai reseptor, saluran ion, dan protein fungsional pada membran

lainnya secara normal. Secara spesifik, suatu penelitian menunjukkan bahwa

efektivitas saluran alkohol yang berhubungan dengan reseptor asetilkolin

nikotinik, serotonin (5-hydroxytryptamine) tipe 3 (5-HT3) dan GABA tipe A

(GABA A) diperkuat oleh alkohol, sedangkan aktivitas saluran ion yang

berhubungan dengan reseptor glutamat dan saluran kalsium gerbang voltasi

(voltage-gated calcium channel) yang yang akan di inhibisi.1

13

Page 14: Intoksikasi Alkohol

d) Efek prilaku

Hasil akhir aktivitas molekular adalah bahwa alkohol memiliki fungsi

depresan yang sangat mirip dengan barbiturat dan benzodiazepin. Pada

konsentrasi 0,05% alkohol didalam darah, maka pikiran, pertimbangan, dan

pengendalian akan mengalami kemunduran dan sering kali terputus. Pada

konsentrasi 0,1 aksi motorik akan canggung. Pada konsentrasi 0,2% fungsi

seluruh daerah motorik menjadi terdepresi, bagian otak yang mengontrol

prilaku emosional juga terpengaruhi. Pada konsentrasi 0,3% seseorang

biasanya mengalami konfusi dan dapat menjadi stupor. Pada konsentrasi 0,4-

0,5% dapat terjadi koma. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, pusat primitif di

otak yang mengontrol pernapasan dan kecepatan denyut jantung akan

terpengaruhi dan dapat terjadi kematian.1

e) Efek fisiologis lain

Hati

Efek dari penggunaan alkohol yang utama adalah terjadinya kerusakan

hati. Penggunaan alkohol walaupun dalam jangka waktu yang pendek dapat

menyebabkan akumulasi lemak dan protein yang dapat menimbulkan

perlemakan hati (fatty liver) yang pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

pembesaran hati.1

Sistem gastrointestinal

Meminum alkohol dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan

terjadinya esofagitis, gastritis, aklorhidria, dan ulkus lambung. Perkembangan

menjadi varises esofagus dapat menyertai pada seseorang dengan

penyalahgunaan alkohol yang berat, pecahnya varises esofagus merupakan

suatu kegawatdaruratan medis yang sering menyebabkan perdarahan bahkan

kematian. Kadang-kadang juga dapat terjadi gangguan pada usus, pankreatitis,

insufisiensi pankreas, dan kanker pankreas. Asupan alkohol yang banyak

dapat mengganggu proses pencernaan dan absorbsi makanan yang normal.

Sebagai akibatnya makanan yang dikonsumsi dalam penyerapannya menjadi

tidak adekuat.1

14

Page 15: Intoksikasi Alkohol

Sistem tubuh lain

Asupan alkohol yang signifikan dihubungkan dengan meningkatnya

tekanan darah, disregulasi lipoprotein dan trigliserida serta meningkatkan

terjadinya infark miokardium dan penyakit serebrovaskular. Bukti-bukti telah

menunjukkan bahwa alkohol dapat merugikan sistem hemopoetik dan dapat

meningkatkan insidensi kanker, khususnya kanker otak, leher, esofagus,

lambung, hati, kolon, dan paru-paru. Intoksikasi akut juga dapat menyebabkan

hipoglikemia, yang jika tidak cepat terdeteksi akan menyebabkan kematian

mendadak pada orang yang terintoksikasi.1

Tes laboratorium

Kadar gamma-glutamiyl transpeptidase meningkat pada kira-kira 80%

dari semua pasien dengan gangguan berhubungan dengan alkohol, dan volume

korpuskular rata-rata (MCV; mean corpuscular volume) meningkat kira-kira

60%. Hasil tes laboratorium lain yang mungkin berhubungan dengan

gangguan berhubungan dengan alkohol adalah asam urat, trigliserida, glutamat

oksaloasetat transaminase serum (SGOT) atau aspartat aminotransferase

(AST), dan glutamatpiruvat transaminase (SGPT) atau alanin

aminotransferase (ALT).1

15

Page 16: Intoksikasi Alkohol

2.5 GANGGUAN-GANGGUAN

Kadar Alkohol Dalam Darah dan Hubungannya Dengan Gejala Pada Sistem Saraf

Pusat.6

KONSENTRASI (g/dl) PEMINUM

SPORADIK

PEMINUM KRONIK

0,050-0,075 (taraf pesta) Euforia, Suka

berkumpul

(gregarious), suka

mengomel

(garroulous)

-Tak tampak gejala

-Sering masih terlihat

segar

0,100 (intoksikasi secara

hukum*)

Tidak terkoordinasi Gejala minimal

0,125-0,150 Perilaku tak

Terkontrol

Menyenangkan, mulai

euforia, kurang

16

Page 17: Intoksikasi Alkohol

koordinasi

0,200-0,250 Hilang

kewaspadaan,

lethargy

Membutuhkan

usaha untuk mem-

pertahankan

emosi/kontrol motorik

0,300-0,350 Stupor sampai koma Mengantuk, lamban

Lebih dari 0,500 Fatal, mungkin mem-

butuhkan

Hemodialysis

Koma

*) Di beberapa Negara (atau negara bagian di AS seperti California) secara hukum

kadar 0.080 sudah ditetapkan sebagai intoksikasi.

2.6 Ketergantungan Alkohol dan Penyalahgunaan Alkohol

Diagnosis dan gambaran klinis:

Pola penggunaan alkohol sering kali disertai dengan prilaku berikut ini:1

a. Ketidak mampuan memutuskan atau berhenti minum

b. Usaha berulang untuk mengontrol atau menurunkan minum yang

berlebihan dengan tidak minum minuman keras (periode abstinensia

temporer) atau membatasi minum pada waktu tertentu

c. Pesta minuman keras (tetap terintoksikasi sepanjang hari untuk

sekurangnya dua hari)

d. Mengkonsumsi kadang-kadang 5 takaran minuman keras (atau

ekuivalennya pada bir atau anggur)

e. Periode amnestik untuk peristiwa yang terjadi selama terintoksikasi

(blackout)

f. Terus minum walaupun adanya suatu gangguan fisik serius yang telah

diketahuinya dieksaserbasi oleh penggunaan alkohol

g. Minum alkohol yang bukan minuman, seperti bahan bakar atau produk

komersial yang mengandung alkohol

Disamping itu orang dengan ketergantungan alkohol dan

penyalahgunaan alkohol menunjukkan gangguan fungsi sosial dan

pekerjaan karena penggunaan alkohol, seperti kekerasan saat

17

Page 18: Intoksikasi Alkohol

terintoksikasi, tidak hadir kerja, kehilangan pekerjaan, masalah hukum

(contoh: ditahan karena prilaku terintoksikasi atau kecelakaan lalu lintas

saat terintoksikasi), dan perdebatan atau kesulitan dengan keluarga atau

teman karena penggunaan alkohol yang berlebihan.1

2.7 Intoksikasi Alkohol

Diagnosis dan gambaran klinis:

Kriteria menekankan sejumlah cukup konsumsi alkohol, perubahan

prilaku maladaptif spesifik, tanda gangguan neurologis, dan tidak adanya

diagnosis atau kondisi lain yang membaur.1

Intoksikasi alkohol bukan merupakan kondisi yang ringan.

Intoksikasi alkohol yang parah dapat menyebabkan koma, depresi

pernapasan dan kematian, baik karena henti pernapasan atau karena

aspirasi muntah. Pengobatan untuk intoksikasi berat berupa bantuan

pernapasan mekanik diunit perawatan intensif, dengan perhatian pada

keseimbangan asam basa pasien, elektrolit, dan temperatur. Beberapa

penelitian aliran darah serebral selama intoksikasi alkohol mengalami

peningkatan tetapi akan menurun pada minum alkohol selanjutnya.1

Beratnya gejala intoksikasi alkohol berhubungan secara kasar

dengan konsentrasi alkohol dalam darah, yang mencerminkan intoksikasi

alkohol didalam otak. Pada onset intoksikasi, beberapa orang menjadi suka

bicara dan suka berkelompok, beberapa menjadi menarik diri dan

cemberut, yang lainnya menjadi suka berkelahi. Beberapa pasien

menunjukkan labilitas mood, dengan episode tertawa dan menangis yang

saling bergantian (intermiten). Toleransi jangka pendek terhadap alkohol

dapat terjadi, orang tersebut tampak kurang terintoksikasi setelah berjam-

jam minum daripada setelah hanya beberapa jam.1

Komplikasi medis intoksikasi alkohol sering disebabkan karena

terjatuh yang dapat menimbulkan hematoma subdural dan fraktur. Tanda

yang menggambarkan intoksikasi akibat sering bertanding minum adalah

hematoma wajah, khususnya disekitar mata, yang disebabkan terjatuh atau

berkelahi saat mabuk.1

18

Page 19: Intoksikasi Alkohol

Kriteria Diagnostik untuk Intoksikasi Alkohol

A. Baru saja menggunakan alkohol

B. Prilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis

(misalnya, prilaku seksual atau agresif yang tidak tepat, labilitas mood,

gangguan pertimbangan, gangguan fungsi sosial atau pekerjaan) yang

berkembang selama atau segera setelah ingesti alkohol

C. Satu (atau lebih) tanda berikut ini, yang berkembang selama atau segera

setelah pemakaian alkohol

1) Bicara cadel

2) Inkoordinasi

3) Gaya berjalan tidak mantap

4) Nistagmus

5) Gangguan atensi atau daya ingat

6) Stupor atau koma

D. Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik

diterangkan oleh gangguan mental lain

Tabel didasarkan dari DSM-IV, Dignostic and Statistical Manual of Mental

Disorders, ed 4. Hak cipta American Psyciatric Association, Washington 1994.1

2.8 Pengobatan

Penatalaksanaan intoksikasi secara umum2

1. Stabilisasi

Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan

resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa

pembebasan jalan  napas, perbaikan fungsi pernapasan, dan perbaikan sistem

sirkulasi darah.

2. Dekontaminasi

Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk

menurunkan pemaparan terhadap racun, mengurangi absorpsi dan mencegah

kerusakan.

3. Dekontaminasi pulmonal

19

Page 20: Intoksikasi Alkohol

Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari

pemaparan inhalasi zat racun, monitor kemungkinan gawat napas dan berikan

oksigen lembab 100% dan jika  perlu beri ventilator.

4. Dekontaminasi mata

Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari

racun yaitu posisi kepala pasien ditengadahkan dan miring ke posisi mata

yang terburuk kondisinya. Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan

aquades atau NaCL 0,9% perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah

hilang.

5. Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)

Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian,

arloji, sepatu dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik

yang kedap air dan tutup rapat, cuci bagian kulit yang terkena dengan air

mengalir dan disabun minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan

handuk kering dan lembut.

6. Dekontaminasi gastrointestinal

Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering, sehingga

tindakan pemberian bahan pengikat (karbon aktif), pengenceran atau

mengeluarkan isi kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan

kumbah lambung dapat mengurangi jumlah paparan bahan toksik.

7. Eliminasi

Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran

racun yang sedang beredar dalam darah, atau dalam saluran gastrointestinal

setelah lebih dari 4 jam

8. Antidotum

Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada

obat antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial

sangat sedikit jumlahnya.

20

Page 21: Intoksikasi Alkohol

Medikasi

Terapi obat untuk intoksikasi dan putus alkohol

Masalah

klinis

Obat Jalur Dosis Keterangan

Gemetaran

dan agitasi

ringan sampai

sedang

chlordiazepoxid

e

Oral 25-100 mg tiap

4-6 jam

Dosis awal dapat

diulangi tiap 2 jam

sampai pasien

tenang; dosis

selanjutnya harus

ditentukan secara

individual dan

dititrasi

Halusinosis

Agitasi parah

Diazepam

Lorazepam

chlordiazepoxid

e

Oral

Oral

Intravena

5-20 mg tiap 4-6

jam

2-10 mg tiap 4-6

jam

0,5 mg/kg pada

12,5 mg/mnt

Berikan sampai

pasien tenang;

dosis selanjutnya

harus ditentukan

secara indivisual

dan dititrasi

Kejang putus Diazepam Intravena 0,15 mg/kg pada

2,5 mg/mnt

Delirium

tremens

Lorazepam Intravena 0,1 mg/kg pada

2,0 mg/mnt

Protap tatalaksana intoksikasi alcohol dari Kepmenkes RI 2010 yaitu:6

Bila terdapat kondisi Hipoglikemia injeksi 50 mg Dextrose 50%

Bila keadaan Koma :

Posisi face down untuk cegah aspirasi

Observasi ketat tanda vital setiap 15 menit

Injeksi Tiamine 100 mg i.v untuk profilaksis terjadinya Wernicke

Encephalopathy.lalu 50 ml Dekstrose 50% iv (urutan jangan sampai

terbalik)

Problem Perilaku (gaduh/gelisah):

21

Page 22: Intoksikasi Alkohol

Petugas keamanan dan perawat siap bila pasien agresif

Terapis harus toleran dan tidak membuat pasien takut atau merasa

terancam

Buat suasana tenang dan bila perlu tawarkan makan

Beri dosis rendah sadatif: Lorazepam 1-2 mg atau Haloperidol 5

mg oral, bila gaduh gelisah berikan sacara parenteral (I.m)

Psikoterapi

Psikoterapi memusatkan pada alasan seseorang mengapa minum. Fokus

spesifik adalah dimana pasien minum, dorongan premotivasi dibelakang minum,

hasil yang diharapkan dari minum, dan cara alternatif untuk mengatasi situasi

tersebut. Melibatkan pasangan yang tertarik dan bekerja sama dalam terapi

bersama (conjoint therapy) untuk sekurangnya satu sesion adalah sangat efektif.1

Medikasi

Disulfiram

Disulfiram (antabuse) menghambat secara kompetitif enzim aldehida

dehidrogenase, sehingga biasanya minuman segelaspun biasanya menyebabkan

reaksi toksik karena akumulasi asetaldehida didalam darah. Pemberian obat tidak

boleh dimulai sampai 24 jam setelah minuman terakhir pasien. Pasien harus dalam

kesehatan yang baik, sangat termotivasi, dan bekerja sama. Dokter harus

memberitahukan pasien akibat meminum alkohol saat menggunakan obat dan

selama 2 minggu setelahnya.1

Mereka yang menggunakan alkohol sambil meminum disulfiram 250 mg

setiap harinya akan mengalami kemerahan dan perasaan panas pada wajah, sklera,

anggota gerak atas dan dada. Mereka akan menjadi pucat, hipotensif dan mual

juga mengalami malaise yang serius. Pasien juga akan mengalami rasa pusing,

pandangan kabur, palpitasi, sesak dan mati rasa pada anggota gerak. Dengan dosis

lebih dari 250 mg maka dapat terjadi gangguan daya ingat dan konfusi.1

Psikotropika

Obat antiansietas dan antidepresan dapat mengobati gejala kecemasan

pada pasien dengan gangguan terkait alkohol.

22

Page 23: Intoksikasi Alkohol

Terapi Prilaku

Terapi prilaku mengajarkan seseorang dengan gangguan berhubungan

alkohol untuk menurunkan kecemasan. Latihan ditekankan pada latihan relaksasi,

latihan ketegasan, keterampilan mengendalikan diri, dan strategi baru untuk

menguasai lingkungan. Sejumlah program pembiasaan prilaku (operant

conditioning) membiasakan orang dengan gangguan berhubungan alkohol untuk

memodifikasi prilaku minum mereka atau untuk berhenti minum. Dorongan

berupa hadiah keuangan, kesempatan untuk tinggal dalam lingkungan rawat inap

yang baik, dan jalur untuk memasuki interaksi sosial yang menyenangkan.1

Halfway House

Pemulangan seorang pasien dari rumah sakit sering kali memiliki masalah

penempatan yang serius. Rumah dan lingkungan keluarga lainnya mungkin

menghalangi, tidak mendukung, atau terlalu tidak berstruktur. Halfway house

adalah suatu sarana pengobatan yang penting yang memberikan bantuan

emosional, konseling, dan pengembalian progresif ke dalam masyarakat.1

23

Page 24: Intoksikasi Alkohol

BAB III

PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis pada pasien intoksikasi alkohol dengan melalui

anamnesis.

24

Page 25: Intoksikasi Alkohol

DAFTAR PUSTAKA

DSM-IV, Dignostic and Statistical Manual of Mental Disorders, ed 4. Hak cipta

American Psyciatric Association, Washington 1994.1

Katz K D, Sakamoto K M, Pinsky M R. Organophosphate Toxicity. Medscape

eMedicine, 2011. Available on:

http://emedicine.medscape.com/article/167726-overview. Accessed: 4th

May 2011.

Sudoyo A W, Setiyohadi B, Alwi I et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I,

edisi IV. 2006. Pusat Penerbitan ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Page 214-16

Ooi S, Manning P. Guide to Essentials in Emergency Medicine. Singapore:

McGrawHill, 2004. Page: 369-71

25