referat otitis eksterna

download referat otitis eksterna

of 33

description

lala yeyeye

Transcript of referat otitis eksterna

BAB IPENDAHULUAN

Otitis eksterna (OE) adalah suatu peradangan pada liang telinga luar, baik akut maupun kronis, yang biasanya dihubungkan dengan infeksi sekunder oleh bakteri dan atau jamur yang menyertai maserasi kulit dan jaringan subkutan, yang dapat terlokalisir ataupun difus. Otitis eksterna dapat dibagi menjadi otitis eksterna superfisialis dan otitis eksterna profunda atau otitis eksterna akut (OEA). Otitis eksterna profunda merupakan infeksi pada kanalis akustikus eksternus yang sering ditemukan pada instalasi rawat jalan. Insidensnya di Belanda ditemukan 12-14 / 1000 penduduk pertahun. Pada satu penelitian di Inggris, dilaporkan prevalensinya lebih dari 1% dalam setahun.1,2Selama periode musim panas terjadi peningkatan jumlah penderita otitis eksterna profunda dan insidensnya tinggi pada lingkungan yang lembab. Faktor faktor yang menyebabkan timbulnya otitis eksterna antara lain kelembaban, penyumbatan liang telinga, trauma lokal, dan alergi. Faktor faktor tersebut dapat menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflamasi, dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah Pseudomonas (41%), Streptococcus (22%), Staphylococcus aureus (15%), dan Bakterioides (11%). Umumnya penderita datang ke Rumah Sakit dengan keluhan rasa sakit pada telinga, terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah. Bila peradangan ini tidak segera diobati secara adekuat, maka keluhan-keluhan seperti rasa sakit, gatal dan mungkin sekret yang berbau akan menetap.1,3 Otitis eksterna profunda atau akut dapat berlanjut menjadi otitis eksterna kronik, dapat menyebar ke pinna, periaurikuler, ke tulang temporal, atau penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, dan yang paling berbahaya adalah otitis eksterna nekrotik. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difus merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, staphylococcus, dan proteus atau jamur.3Penyakit ini sering dijumpai pada daerah daerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim iklim sejuk dan kering. Dari beberapa penelitian, disebutkan bahwa terjadinya otitis eksterna banyak pada perenang dan juga rentan terjadi kekambuhan. Disebutkan pula bahwa faktor yang penting sebagai penyebab terjadinya otitis eksterna adalah keadaan panas, lembab, dan trauma terhadap sel epitel liang telinga bagian luar. Penelitian lainnya mengatakan bahwa pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas dapat menyebabkan terjadinya otitis eksterna baik akut maupun kronis.1,2Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan pada otitis eksterna ini bersifat komprehensif dengan pembersihan, terapi farmakologi, dan edukasi.4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi TelingaTelinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.5

Gambar 1. Bagian telinga6

Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.5

a. Telinga luar

Gambar 2. Telinga luar (Daun Telinga)7

Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani.5Meatus akustikus eksternus terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.5

Gambar 3. Struktur telinga luar8

Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran shrapnell.5,8

b. Telinga tengah Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan), dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran tympani sekunder.6Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.6Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius(tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.5,6

c. Telinga dalam (labirin) Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe,sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa).6Labirin tulang berisi cairan perilimfe. Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat. Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran). 5,6

Gambar 4. Telinga Dalam7 Vestibula merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi).6 Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh sel-sel penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.5,6Kanalis semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat Krista akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakanendolimfe. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.5-8Kokhlea membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan.6Tiga saluran tersebut adalah:6 Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong. Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat. Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe. Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris.6

Gambar 5. Struktur Tekinga Dalam6

Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.5-8Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga menekan membran tympani melintas melalui tulang-tulang pendengaran menekan tingkap jorong Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe menekan membran vestibularis dan skala basilaris merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf.6

Fisiologi MendengarGelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah.6Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.6

2.2. DefinisiOtitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah daerah yang panas dan lembab, dan jarang pada iklim iklim sejuk dan kering.5

Gambar 6. Otitis Eksterna9

Otitis Eksterna Difus yang juga biasa dikenal dengan sebutan Swimmers Ear mencakup peradangan difus yang terjadi di dalam kanalis auditorius eksternus yang dapat meluas ke arah distal ke pinna dan proksimal ke membran timpani. Pada keadaan yang sangat jarang, infeksi dapat menginvasi jaringan lunak dan tulang yang disebut sebagai otitis eksterna maligna (necrotizing), merupakan suatu kegawatdaruratan yang terjadi terutama pada pasien lanjut usia dengan diabetes melitus.9Otitis eksterna yang berlangsung selama 3 bulan atau lebih dikenal sebagai otitis eksterna kronik yang dapat terjadi akibat alergi, kondisi dermatologi kronis atau otitis eksterna akut yang tidak diterapi secara adekuat.9

2.3. KlasifikasiOtitis eksterna diklasifikasikan sebagai berikut:5,81. Otitis eksterna akut, yang terdiri dari otitis eksterna sirkumskripta dan otitis eksterna difus.2. Otomikosis, yang merupakan infeksi jamur di liang telinga, dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang tersering adalah jamur Pityrosporum, Aspergillus. Kadang ditemukan juga Candida albicans atau jamur lain.3. Herpes Zoster Otikus, yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster. Virus ini menyerang satu atau lebih dermatom saraf kranial.4. Infeksi kronis liang telinga 5. Keratosis obliterans, dan kolesteatoma eksternal6. Otitis eksterna maligna

2.4. Faktor ResikoBeberapa faktor menjadi predisposisi berkembangnya otitis eksterna akut seperti terlihat pada tabel 1.10-16 Satu dari faktor predisposisi tersering adalah berenang. Faktor lain diantaranya eksim, seboroik, trauma akibat pembersihan telinga, penggunaan alat bantu dengar. Berbagai faktor tersebut menyebabkan hilangnya serumen sebagai barier perlindungan, kerusakan epitel (termasuk maserasi akibat retensi air), inokulasi bakteri dan peningkatan pH di dalam kanalis auditoris.10-12Faktor yang mempermudah radang telinga luar ialah pH di liang telinga, yang biasanya normal atau asam, bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh. Hal lainnya ialah membersihkan telinga secara berlebihan, seperti dengan cotton bud ataupun benda lainnya yang menyebabkan trauma ringan atau ketika berenang, yang menyebabkan perubahan kulit karena kena air, kebiasaan memasukkan air ke dalam telinga, dan juga penyakit sistemik diabetes.5,8Pada orang tua dengan diabetes melitus, pH serumennya lebih tinggi dibandingkan dengan pH serumen non diabetes, yang menyebabkan penderita diabetes lebih mudah terjadi otitis eksterna. Akibat adanya faktor immunocompromize dan mikroangiopati, otitis eksterna berlanjut menjadi otitis eksterna maligna.5

Tabel 1. Faktor predisposisi Otitis Eksterna Akut

Abnormalitas anatomiStenosis kanalisEksostosisHairy eye canals

Obstruksi KanalObstuksi serumenBenda asingKista sebasea

Intergritas serumen/epitelPembersihan serumenEarplugsABDInstrumen/garukanDermatologiEksimPsoriasisSeboroikInflamasi lain

Air di dalam kanalKelembapanBerkeringatBerenang atau pajanan air dalam waktu lama

Lain-lainCairan purulen dari otitis mediaSabunStresGolongan darah A

2.5. EtiologiOtitis eksterna sirkumskripta biasanya disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus. Sedangkan pada otitis eksterna difus biasanya disebabkan oleh kuman golongan Pseudomonas. Kuman lainnya seperti Staphylococcus albus, Escherichia colli, dan sebagainya juga dapat menjadi penyebab otitis eksterna difus. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis.5Otomikosis paling sering disebabkan oleh Pityrosporum, Aspergillus, kadang kadang ditemukan juga Candida albicans atau jamur lain. Pityrosporum menyebabkan terbentuknya sisik yang menyerupai ketombe dan merupakan predisposisi otitis eksterna bakterialis. Pada herpes zoster otikus penyebabnya adalah virus varicella zoster. Virus ini menyerang satu atau lebih dermatom saraf kranial, dapat mengenai saraf trigeminus, ganglion genikulatum, dan radiks servikalis bagian atas, yang disebut juga sindroma Ramsay Hunt.5Infeksi bakteri maupun infeksi jamur yang tidak diobati dengan baik, iritasi kulit yang disebabkan cairan otitis media, trauma berulang, adanya benda asing, penggunaan cetakan (mould) pada alat bantu dengar (hearing aid) dapat menyebabkan radang kronis.5Keratosis obturans disebabkan oleh proses radang yang kronis serta sudah terjadi gangguan migrasi epitel. Dulu keratosis obturans dan kolesteatoma eksterna dianggap sebagai penyakit yang sama proses terjadinya, oleh karena itu sering tertukar penyebutannya. Keratosis obturans bilateral sering ditemukan pada usia muda, sering dikaitkan dengan sinusitis dan bronkiektasis. Sedangkan kolesteatoma eksterna ditemukan hanya pada satu sisi telinga dan lebih sering pada usia tua.5

Tabel 2. Perbedaan keratosis obturans dan kolesteatoma eksternaKeratosis obturansKolesteatoma eksterna

UmurDewasa mudaTua

Penyakit terkaitSinusitis, bronkiektasisTidak ada

NyeriAkut/ beratKronis/ tumpul

Gangguan pendengaranKonduktif/ sedangTidak ada/ ringan

Sisi telingaBilateralUnilateral

Erosi tulangSirkumferensialTerlokalisir

Kulit telingaUtuhUlserasi

OsteonekrosisTidak adaBisa ada

OtoreaJarangSering

Pada otitis eksterna maligna, kelainan patologik yang penting berupa osteomielitis progresif disebabkan oleh infeksi kuman Pseudomonas aeroginosa. Penebalan endotel yang mengiringi diabetes melitus yang berat, kadar gula darah yang tinggi yang diakibatkan infeksi yang sedang aktif, menimbulkan kesulita pengobatan yang adekuat. Otitis eksterna maligna merupakan tipe khusus dari infeksi akut yang difus di liang telinga.5

2.6. PatofisiologiSaluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengancottonbud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.1Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan airyang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur sehingga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur. Masalah inijuga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga.1,3Adanyafaktorpredisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri.3Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan/ nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran. Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.1,3Otalgia pada otitis eksterna disebabkan oleh:11. Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.2. Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.

2.7. Gejala dan TandaPada otitis eksterna sirkumskripta, gejala yang timbul ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Rasa nyeri timbul pada penekanan di perikondrium, dapat juga timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain ini terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.5Pada otitis eksterna difus, gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadanga kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir/ musin seperti sekret yang keluar dari kavum timpani pada otitis media.5Pada otomikosis, gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering pula tanpa keluhan. Pada herpes zoster otikus akan tampak lesi kulit yang vesikuler pada kulit di daerah muka sekitar liang telinga, otalgia, dan terkadang disertai paralisis otot wajah. Pada keadaan yang berat ditemukan gangguan berupa tuli sensorineural.5Pada keratosis obturans ditemukan gumpalan epidermis di liang telinga yang disebabkan oleh terbentuknya sel epitel yang berlebihan yang tidak bermigrasi ke arah telinga luar. Terdapat tuli konduktif akut, nyeri yang hebat, liang telinga yang lebih lebar, membran timpani yang utuh tapi lebih tebal dan jarang ditemukan adanya sekresi telinga. Erosi tulang liang telinga ditemukan pada keratosis obturans dan pada kolesteatoma eksterna. Hanya saja pada keratosis obturans, erosi tulang yang terjadi menyeluruh sehingga tampak liang telinga menjadi lebih luas. Sementara pada kolesteatoma eksterna erosi tulang terjadi hanya di daerah posteroinferior. Pada kolesteatoma eksterna juga ditemukan otore dan nyeri tumpul menahun, pendengaran dan membran timpani biasanya normal.5Pada otitis eksterna maligna, peradangan meluas secara progresif ke lapisan subkutis, tulang rawan, dan tulang sekitarnya, sehingga timbul kondroitis, osteitis, dan osteomielitis yang menghancurkan tulang temporal. Gejalanya adalah rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat diikuti oleh nyeri, sekret yang banyak, serta pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri tersebut akan semakin hebat, liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi yang cepat tumbuhnya. Saraf fasial dapat terkena sehingga menimbulkan paresis atau paralisis fasial.5

2.8. DiagnosisOtitis eksterna akut didiagnosis secara klinis berdasarkan tanda-tanda dan gejala radang liang telinga (Tabel 3; Gambar 7 dan 8). Gambaran bervariasi mulai dari rasa nyeri yang ringan, gatal-gatal, dan edema minimal sampai rasa nyeri yang hebat, obstruksi lengkap liang telinga, serta deformitas pinna dan kulit liang telinga. Nyeri merupakan gejala utama yang berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit.13 Demam mungkin ada, tetapi jika suhu melebihi 101F (38,3C) menunjukkan adanya perluasan radang hingga ke luar liang telinga.Pasien datang dengan keluhan rasa sakit pada telinga, terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah. Namun pada pasien dengan otomikosis biasanya datang dengan keluhan rasa gatal yang hebat dan rasa penuh pada liang telinga. Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh di dalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna difus dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga. Kurang pendengaran mungkin terjadi pada otitis eksterna disebabkan edema kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama sehingga sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif.7Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada tragus, nyeri tarik daun telinga, kelenjar getah bening regional dapat membesar dan nyeri. Pada pemeriksaan liang telinga dapat terlihat furunkel atau bisul serta liang telinga sempit pada otitis eksterna sirkumskripta, sedangkan pada otitis eksterna difus liang telinga sempit, kulit liang telinga terlihat hiperemis dan edema yang batasnya tidak jelas serta sekret yang sedikit. Pada otomikosis dapat terlihat jamur seperti serabut kapas dengan warna yang bervariasi (putih kekuningan). Pada herpes zoster otikus akan tampak lesi kulit vesikuler di sekitar liang telinga. Pada pemeriksaan penala kadang didapatkan tuli konduktif.8

Tabel 3. Diagnosis Otitis EksternaGejala muncul 48 jam dalam 3 minggu terakhir dan Gejala peradangan liang telinga: nyeri telinga, gatal, rasa penuh dengan atau tanpa hilangnya pendengaran atau nyeri rahang danTanda peradangan liang telinga: nyeri tekan tragus/pinna atau edema/hiperemis liang telinga dengan atau tanpa otorea, membran timpani hiperemis, selulitis pada pinna, atau limfadenitis lokal

Sumber: Rosenfield RM, Brown L, Cannon CR, et al; American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery Foundation. Clinical practice guideline: acute otitis externa. Otolaryngol Head Neck Surg. 2006;134(4 suppl):S5.

Gambar 7. Gambaran otitis eksterna pada pemeriksaan otoskop diikuti dengan pengangkatan debris. Catatan: liang telinga tampak hiperemis dan edema.

Gambar 8. Gambaran otitis eksterna akut pada pemeriksaan otoskop. Catatan: liang telinga tampak edema.

Otitis eksterna akut harus dibedakan dari penyakit radang saluran telinga lainnya (Tabel 4).11 Anamnesis termasuk riwayat penyakit dan gejala yang berhubungan, riwayat paparan air, trauma lokal atau pengangkatan serumen, riwayat peradangan kulit, diabetes, operasi telinga, dan radioterapi. Pemeriksaan fisik harus mencakup pemeriksaan daun telinga dan sekitarnya, kelenjar getah bening, pemeriksaan kulit sekitarnya, otoskop, dan verifikasi bahwa membran timpani masih utuh. Nyeri tekan pinna atau tragus merupakan tanda yang khas.

Tabel 4. Keadaan yang Menyerupai Otitis Eksterna AkutKeadaanKarakteristik PembedaKeterangan

Otitis media akutEfusi telinga tengah, tidak terdapat nyeri tragus atau pinnaMemerlukan pneumatic otoscopy atau timpanometri, obati dengan antibiotik sistemik

Otitis eksterna kronisGejala utama gatal, hiperemis liang telinga, terjadi lebih dari 3 bulanObati penyakit dasar

Otitis Media Supurativa KronisOtorea kronis, membran timpani tidak intakPerhatikan gejala otitis eksterna, lalu obati otitis media

Dermatitis kontakReaksi alergi dari kulit yang terpapar bahan-bahan tertentu (contohnya besi, sabun, plastik); gejala utama gatalHindari pemakaian anting, alat bantu dengar atau alat sumbat telinga, hindari paparan jika memungkinkan

EksimGejala utama gatal,; sering kronis; riwayat alergi, terdapat pula pada tubuh selain telingaPengobatan menggunaan kortikosteroid topikal

FurunkolosisInfeksi fokal, kadang terdapat pustul atau nodul, tersering di distal liang telingaPengobatan menggunakan pemanasan, insisi, dan drainase, atau antibiotik sistemik; dapat berkembang menjadi otitis eksterna difusa

Otitis Eksterna MalignaDemam tinggi, jaringan granulasi atau jaringan nekrotik pada liang telinga, dapat terjadi gangguan nervus kranialis; pasien dengan diabetes melitus atau immunocompromized, peningkatan jumlah sedimen eritrosit, ditemukan melalui pemeriksaan CTMerupakan kasus emergensi dengan angka kesakitan dan mungkin kematian yang tinggi; perlu konsultasi ke otolaryngologist, perawatan di Rumah Sakit, antibiotik intravena, debridemen

MiringitisInflamasi membran timpani, mungkin terdapat vesikel; nyeri hebat, tidak ada edema pada liang telingaBiasanya merupakan tahap lanjut dari otitis media akut atau infeksi virus

OtomikosisGejala utama gatal, rasa penuh di liang telinga, edema minimal; terlihat jamur pada otoskop (Gambar 3 dan 4)Dapat muncul bersama infeksi bakteri; terapi menggunakan asam asetat, setengah asam asetat/setengah alkohol, atau antijamur topikal; pembersihan liang telingan secara cermat

Ramsay Hunt syndromeUlkus herpetikus pada liang telinga, wajah terasa tebal atau lumpuh, nyeri hebat, kehilangan rasa pengecap Pengobatan meliputi antivirus, kortikosteroid sistemik

Nyeri alihPemeriksaan telinga normalPerhatikan penyebab yang lain terkait nyeri alih tersebut

SeboreaGatal pada kulit berambutPengobatan meliputi pemberian moisturizer di sekitar luar liang telinga

Sensitization to oticsGatal yang hebat, bintik-bintik makulopapular atau kemerahan pada liang telinga; luka pada pinna, vesikel mungkin adaHipersensitivitas tipe 4 akibat reaksi terhadap neomisin atau larutan obat mata lainnya; hentikan pemakaian, obati dengan kortikosteroid topikal

Karena otitis eksterna dapat mengakibatkan membran timpani menjadi hiperemis, maka pemeriksaan menggunakan Pneumatic Otoscopy atau timpanometri dapat digunakan untuk membedakannya dengan otitis media. Otomikosis biasanya memiliki gejala seperti rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, serta tidak membaik dengan pengobatan antibiotik topikal. Terkadang otomikosis dapat ditemukan pada pemeriksaan dengan otoskop (Gambar 9 dan 10), walaupun jamur saprofit non patogenik juga dapat ditemukan.

Gambar 9. Otomikosis yang disebabkan oleh Candida. Catatan: karakteristik jamur berwarna putih pada debris.

Gambar 10. Otomikosis yang disebabkan oleh Aspergillus. Catatan: karakterisik jamur berwarna abu-abu kehitaman pada debris.

Otitis eksterna maligna dapat dicurigai pada orang tua dengan penyakit diabetes melitus atau pasien dengan immunocompromise yang memiliki gejala otorea dengan sekret yang purulen serta otalgia hebat yang semakin memburuk saat malam hari. Temuan klinis yang dapat ditemukan yaitu berupa jaringan granulasi di luar liang telinga, khususnya di bone-cartilage junction. Perluasan infeksi di luar liang telinga dapat menyebabkan limfadenopati, trismus, kelumpuhan saraf fasialis dan saraf kranial lainnya. Pada otitis eksterna kronis, gejala dan tanda yang tercantum dalam Tabel 311 terjadi selama lebih dari tiga bulan. Gejala klasik berupa gatal, rasa yang tidak nyaman, juga terdapat likenifikasi pada pemeriksaan dengan otoskop.

2.9. Diagnosis BandingDiagnosis bandingnya antara lain sebagai berikut:81. Otitis eksterna nekrotik2. Perikondritis berulang3. Kondritis4. Dermatitis, seperti psoriasis dan dermatitis seboroika

2.10. PencegahanPenggunaan earplug ketika berenang, penggunaan hair dryers dan head titling untuk mengeluarkan air dari kanalis auditoris, hindari self-cleaning atau peregangan kanalis auditoris. Asam asetat 2% 2 tetes per hari atau 2-5 tetes setelah terpapar air. Tetapi belum ada pemeriksaan percobaan yang membuktikan efektivitas berbagai pencegahan diatas.12

2.11. KomplikasiKomplikasi yang dapat terjadi bila infeksi terjadi kronik pada liang telinga dengan pengobatan yang tidak adekuat adalah dapat terjadi stenosis atau penyempitan liang telinga karena terbentuk jaringan parut.17

2.12. Penatalaksanaan KomprehensifPenatalaksanaan komprehensif dilakukan dengan cara sebagai berikut:81. Membersihkan liang telinga dengan pengisap atau kapas dengan hati hati.2. Selama pengobatan sebaiknya pasien tidak berenang dan tidak mengorek telinga.3. Farmakologi:5a. TopikalOtitis eksterna sirkumskripta pada stadium infiltrat diberikan salep ikhtiol atau antibiotik dalam bentuk salep seperti polymixin B atau basitrasin. Pada otitis eksterna difus, pengobatannya ialah dengan memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Pilihan antibiotika yang dipakai adalah campuran polimiksin B, neomisin, hidrokortison, dan anestesi topikal. Pada otomikosis dilakukan pembersihkan liang telinga dari plak jamur dilanjutkan dengan mencuci liang telinga dengan larutan asam asetat 2 5% dalam alkohol 70% setiap hari selama 2 minggu. Irigasi ringan ini harus diikuti dengan pengeringan. Tetes telinga siap beli dapat digunakan seperti asetat-nonakueous 2% dan m-kresilasetat.b. Oral sistemikAntibiotik sistemik diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat. Analgetik paracetamol atau ibuprofen dapat diberikan. Pengobatan herpes zoster otikus sesuai dengan tatalaksana herpes zoster.c. Bila otitis eksterna sudah menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya.Pada infeksi kronis liang telinga, diperlukan operasi rekontruksi liang telinga. Pada keratosis obliterans biasanya dapat dikontrol dengan melakukan pembersihan debris akibat radang liang telinga secara berkala setelah gumpalan keratin dikeluarkan. Sedangkan pada kolesteatoma eksterna perlu dilakukan operasi agar kolesteatoma dan tulang yang nekrotik bisa diangkat sempurna. Tujuan operasi mencegah berlanjutnya penyakit yang mengerosi tulang. Indikasi operasi adalah bila destruksi tulang sudah meluas ke telinga tengah, erosi tulang pendengaran, kelumpuhan saraf fasialis, terjadi fistel labirin atau otore yang berkepanjangan. Pada operasi, liang telinga bagian luar diperluas agar mudah dibersihkan. Bila kolesteatoma masih kecil dan terbatas dapat dilakukan tindakan konservatif. Kolesteatoma dan jaringan nekrotik diangkat sampai bersih, diikuti pemberian antibiotik topikal secara berkala. Pemberian obat tetes telinga dari campuran alkohol atau gliserin dalam H2O2 3%, tiga kali seminggu seringkali dapat menolong.5Pada otitis eksterna maligna pengobatan harus cepat diberikan. Sesuai dengan hasil kultur dan resistensi. Mengingat kuman penyebab tersering Pseudomonas aerugenosa, diberikan antibiotika dosis tinggi yang sesuai dengan Pseudomonas aeruginosa. Sementara menunggu hasil kultur dan resistensi, diberikan golongan fluoroquinolon (ciprofloxacin) dosis tinggi per oral. Pada keadaan yang lebih berat diberikan antibiotika parenteral kombinasi dengan antibiotika golongan aminoglikosida yang diberikan selama 6 8 minggu. Antibiotika yang sering digunakan adalah ciprofloxacin, ticarcillin clavulanat, piperacillin (dikombinasi dengan aminoglikosida), ceftriaxone, ceftazidine, cefepime (maxipime), tobramicin (kombinasi dengan aminoglikosida), gentamicin (kombinasi dengan golongan penicilin). Disamping obat obatan, seringkali diperlukan juga tindakan membersihkan luka (debrideman) secara radikal. Tindakan debrideman yang kurang bersih akan dapat menyebabkan makin cepatnya penjalaran penyakit.5Pada kasus post herpetis zooster otikus, perlu dilakukan evaluasi pendengaran sebagai pemeriksaan penunjang lanjutan. Dalam rencana tindak lanjut, tiga hari pasca pengobatan untuk melihat hasil pengobatan. Khusus untuk otomikosis, tindak lanjut berlangsung sekurang kurangnya 2 minggu.7,8,9

Otitis Eksterna Akuta. Membersihkan saluran telinga Otitis eksterna akut dapat dikaitkan dengan kelebihan kotoran dalam saluran telinga. Pedoman konsensus yang diterbitkan oleh American Academy of Otolaryngology merekomendasikan benda asing dalam kanaldapat dibersihkan dan untuk mencapai hasil optimal dibantu dengan antibiotic topikal Namun setelah diteliti, tidak ada uji coba terkontrol secara acak yang dapat membuktikan efektifitasnya pada kebersihan telinga, ini tidak biasanya dilakukan pada kebanyakan pengaturan perawatan primer. Pengobatan topical mengandalkan kontak langsung dengan dengan kulit yang terinfeksi pada saluran telinga maka menjaga kebersihan telinga sangatlah penting apalagi ketika volume atau ketebalan kotoran di liang telinga sangat banyak. Pedoman merekomendasikan menjaga kebersihan telinga dengan bilas sedot (lavage suction ) atau dengan cara membersihkan dengan cara mengeringkan dibawah otoskop atau visualisasi mikroskopis untuk menghilangkan materi yang menghalangi dan untuk memverifikasi keutuhan membran timpani . bilas telinga sebauknyadigunakan hanya jika membran timpani diketahui utuh, dan tidak boleh dilakukan pada pasien dengan diabetes karena memiliki resiko yang berpotensi menyebabkan otitis ganas externa.10 Obat nyeri mungkin diperlukan selama prosedur ini dijalankan.

b. Obat topikalAntibiotika topikal dengan atau tanpa kortikosteroid merupakan pengobatan andalan untuk otitis eksterna akut tanpa komplikasi. Antibiotika topikal sangat efektif apabila dikombinasikan dengan plasebo, hal ini ditunjukkan dari peningkatan tingkat angka kesembuhan klinis sekitar 46% 10,14-16 Antibiotika topikal terdapat dalam berbagai sediaan dan kombinasi; tinjauan sistematis terkini termasuk 26 intervensi topikal yang berbeda.15 Pada beberapa studi, sediaan untuk mata juga digunakan dalam pengobatan otitis eksterna.14,15 Sediaan untuk mata lebih bisa ditolerasi daripada sediaan untuk telinga, mungkin karena perbedaan kadar pH di antara dua sediaan tersebut, juga dapat membantu memfasilitasi pemenuhan rekomendasi pengobatan. Antibiotika yang umum dipelajari meliputi golongan aminoglikosida, Polymyxin B, kuinolon dan asam asetat. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa sediaan satu lebih efektif daripada yang lainnya.10,14-16 Terdapat bukti yang mengatakan bahwa dengan menggunakan asam asetat tunggal diperlukan waktu tambahan selama dua hari untuk mengurangi gejala dan digabung dengan golongan yang lainnya, namun pengobatan menjadi tidak efektif jika digunakan dalam waktu lebih dari tujuh hari.15 Pedoman yang digunakan saat ini memaparkan tentang risiko efek samping, tingkat kepatuhan, biaya, pilihan pasien, dan pengalaman ahli medis. Beberapa komponen yang ditemukan pada preparat mata dapat mengakibatkan dermatitis. Hipersensitifitas terhadap aminoglikosida, neomisin, dapat terjadi dalam 15% populasi dan sudah teridentifikasi sebanyak 30% pada pasien yang mengalami otitis eksterna kronis atau otitis eksterna eksematous.18 Kepatuhan terhadap pemakaian pengobatan topikal meningkat sesuai dengan mudahnya penyebaran atau adminitrasi obat, seperti pengurangan dosis.19 Penambahan terapi topikal kortikosteroid lebih cepat dalam menangani gejala seperti nyeri, edema liang telinga dan hiperemis.11,14-16 Harga obat berbeda sesuai dengan sediaan obat tersebut20,21 (Tabel 410,14-16,20,21).

c. Antibiotik oralAntibiotik sistemik meningkatkan risiko efek samping, generasi organisme yang resisten, dan kekambuhan. Antibiotik juga dapat meningkatkan waktu penyembuhan secara klinis dan hasilnya tidak mempengaruhi hasil dibandingkan dengan pemberian obat topical tanpa antibiotic pada otitis eksterna tanpa komplikasi.16,22 Antibitotik sitemik sebaiknya digunakan hanya ketika infeksi telah menyebar di luar saluran telinga atau ketika ada diabetes yang tidak terkontrol, gangguan imun, riwayat radioterapi lokal, atau ketidakmampuan untuk berespon terhadap antibiotik topical.10,14,16

Persiapan pengobatan antibiotik topikal tanpa kultur adalah pendekatan pengobatan yang cukup beralasan untuk pasien yang memiliki gejala ringan dari otitis eksterna. Jika membran timpani masih utuh dan tidak ada kekhawatiran dari hipersensitivitas terhadap aminoglikosida, sebuah neomycin / polimiksin B / hidrokortison persiapan antibiotic akan menjadi terapi lini pertama karena efektivitasnya dan biaya rendah. Ofloxacin dan ciprofloxacin / deksametason (Ciprodex) telah disetujui untuk digunakan pada telinga tengah dan sebaiknya digunakan bila membran timpani tidak utuh atau statusnya tidak dapat ditentukan secara visual.11 Ini juga dapat berguna jika pasien hipersensitif terhadap neomisin, atau jika pasien tidak patuh terhadap pengobatan karena frekuensi dosis adalah sebuah permasalahan. Ketika gejala mulai muncul penggunaan pengobatan yang mengandung kortikosteroid dianjurkan untuk mempercepat penyembuhan. Pasien harus diajarkan dengan benar menjalankan pengobatan dengan antibiotik. Pasien sebaiknya berbaring dan dibantu oleh seseorang dengan sisi yang akan diobati menghadap ke atas, dengan seiring berjalannya persiapan sisi saluran telinga terasa penuh dan pinna bergerak lembut untuk menghilangkan kantong udara. Pasien harus tetap dalam posisi ini selama tiga sampai lima menit, setelah sal uran tidak terasa tersumbat, lagi melainkan sebelah kiri dibiarkan terbuka untuk pengeringan. Akan lebih baik apabila pasien dibantu oleh seseorang yang membantu memberikan tetes telinga karena 40 persen dari pasien yang meneteskan tanpa dibantu hasilnya kurang akurat.14 Pasien harus diinstruksikan untuk meminimlaisir trauma pada telinga dan menghindari paparan air, termasuk menghindari diri dari olahraga air selama seminggu atau, minimal, menghindari aktifitas menyelam. Ketika ada edema pada kanal, sebuah sumbu selulosa dikompresi atau kita dapat menempatkan pita kasa di kanal untuk memfasilitasi antimikroba atau tatalaksana penggunaan antibiotik. diperbolehkan tetes antibiotik pada sumbu untuk mencapai bagian-bagian dari saluran pendengaran eksternal yang tidak dapat diakses karena pembengkakan saluran. Sebagai sebuah respon saluranuntuk pengobatan dan pastinya kembali ke liang telinga, sumbu sering jatuh keluar.

d. AnalgesiaNyeri adalah gejala umum dari otitis eksterna akut, dan dapat dilemahkan.12 Analgesik oral adalah pengobatan pilihan utama. Lini pertama steroid melingkupi obat non steroid anti inflamasi (NSAID). Ketika pengobatan dalam dosis biasadigunakan dalam mengurangi nyeri, pengobatan sebaiknya diberikan sesuai dengan jadwal daripadi berdasarkan kebutuhan. Kombinasi pill opioid mungkin digunakan apabila gejala berat mulai timbul. Persiapan otic benzocaine mungkin dapat menurunkan keefektifan dari otic antibiotic tetes oleh karena pembatasan kontak antara tetesan dan salura telinga. Kekurangan pada yang di publikasi didukung oleh kefektifan persiapan topical benzocaine untuk otitis eksterna sebagai pembatasan peran pengobatan tersebut.

Otitis eksterna kronisPengobatan otitis eksterna kronis tergantung pada penyebab pokok penyakit ini. Karena sebagian besar kasus disebabkan oleh alergi atau kondisi dermatologi inflamasi, pengobatannya meliputi penghapusan yang menggunakan alat dan penggunaan kortikosteroid topikal atau sistemik. Otorrhea kronis atau intermiten lebih dari beberapa minggu hingga bulan, terutama dengan membran timpani yang terbuka, menunjukkan adanya otitis media supuratif kronis. Upaya pengobatan awal adalah sama dengan yang untuk otitis media akut. Dengan kontrol dari gejala otitis eksterna, perhatian bisa beralih ke pihak manajemen pengobatan otitis media supuratif kronis.

2.13. Tindak lanjut dan RujukanKebanyakan pasien akan mengalami peningkatan yang cukup besar dalam gejala setelah satu hari pengobatan. Jika tidak ada perbaikan dalam waktu 48 sampai 72 jam, dokter harus mengevaluasi kembali kepatuhan pengobatan,atau adakah kesalahan diagnosis dan dilakukan kepekaan terhadap tetes telinga, atauapakah adan gandgguan pada akuran telinga atau yang lainnya . Dokter harus mempertimbangkan bahan kultur dari kanal untuk mengidentifikasi patogen jamur dan pathogen antibiotic yang resistan dapat dilakukan jika pasien tidak membaik setelah dilakukan upaya pengobatan awal atau memiliki satu atau lebih faktor risiko predisposisi, atau jika ada kecurigaan bahwa infeksi telah melampaui saluran pendengaran eksternal. Ada kurangnya data mengenaisepanjang pengobatan ; sebagai aturan umum, otics antimikroba harus diberikan selama tujuh sampai 10 hari, meskipun dalam beberapa kasus resolusi lengkap gejala bisa memakan waktu hingga empat minggu.11,15 Konsultasi dengan subspecialist penyakit otolaryngologist atau infeksi dapat dibenarkan jika otitis externa dicurigai ganas atau dalam kasus-kasus penyakit yang berat, kurangnya perbaikan atau memburuknya gejala meskipun dalampengobatan, dan bilas telinga gagal; atau jika dokter perawatan primer memastikan pengaruh kebersihan telinga atau penyisipan sumbu telinga sebagai jaminan , tapi tidak familiar atau tidak serius dalam menjalankan prosedur.

2.14. Konseling dan EdukasiPasien dan keluarga perlu diberitahu tentang:8,91. Tidak mengorek telinga baik dengan cotton bud atau lainnya.2. Selama pengobatan pasien tidak boleh berenang.3. Penyakit dapat berulang sehingga harus menjaga liang telinga agar dalam kondisi kering dan tidak lembab.

2.15. PrognosisPrognosis tergantung dari perjalanan penyakit, ada/ tidaknya komplikasi, penyakit yang mendasarinya, serta pengobatan lanjutannya.8,9

BAB IIISIMPULAN

1. Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus.2. Otitis eksterna dapat dibagi menjadi otitis eksterna superfisialis dan otitis eksterna profunda atau otitis eksterna akut. Otitis eksterna profunda merupakan infeksi pada kanalis akustikus eksternus yang sering ditemukan pada instalasi rawat jalan.3. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah Pseudomonas (41%), Streptococcus (22%), Staphylococcus aureus (15%), dan Bakterioides (11%).4. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.5. Penatalaksanaan pada otitis eksterna ini bersifat komprehensif dengan pembersihan, terapi farmakologi, dan edukasi.6. Prognosis tergantung dari perjalanan penyakit, ada/ tidaknya komplikasi, penyakit yang mendasarinya, serta pengobatan lanjutannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Adam GL., Boies LR. Penyakit Telinga Luar. Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1997; (6):73-87.2. Amri E., Kadir A., Djufri NI. Perbandingan Efektifitas Klinis Ofloksasin Topikal Dengan Ofloksasin Kombinasi Steroid Topikal Pada Otitis Eksterna Profunda Di Makassar. Makasar: Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, 2013.3. Cody DT. Otalgia (Nyeri Telinga). Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1997; Hal 104-118.4. Sander R. Otitis Externa: A Practical Guide to Treatment and Prevention. Am Fam Physician, Mar 2001; 63(5):927 37.5. Soepardi EA., Iskandar N., Bashiruddin J., Restuti RD. Otitis Eksterna. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011; (6):60 63.6. Sherwood7. Netter8. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Telinga dan Hidung. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia, 2013;205 8.9. Otitis eksterna. Didownload dari http://m.rsud-waluyojati.com pada tanggal 12 September 2014 pukul 17.21 WIB. 10. Ninkovic G, Dullo V, Saunders NC. Microbiology of otitis externa in the secondary care in United Kingdom and antimicrobial sensitivity. Auris Nasus Larynx. 2008;35(4):480-484.11. Roland PS, Stroman DW. Microbiology of acute otitis externa. Laryngoscope. 2002;112(7 pt 1):1166-1177.12. Martin TJ, Kerschner JE, Flanary VA. Fungal causes of otitis externa and tympanostomy tube otorrhea. Int J Pediatr Otorhinolaryngol. 2005;69(11):1503-1508.13. Pontes ZB, Silva AD, Lima Ede O, et al. Otomycosis: a retrospective study. Braz J Otorhinolaryngol. 2009; 75(3):367-370.14. Ahmad N, Etheridge C, Farrington M, Baguley DM. Prospective study of the microbiological flora of hearing aid moulds and the efficacy of current cleaning techniques. J Laryngol Otol. 20 07;121(2):110 -113.15. Russell JD, Donnelly M, McShane DP, Alun-Jones T, Walsh M. What causes acute otitis externa? J Laryngol Otol. 1993;107(10):898-901.16. Kim JK, Cho JH. Change of external auditory canal pH in acute otitis externa. Ann Otol Rhinol Laryngol. 2009;118(11):769-772.17. Van Asperen IA, de Rover CM, Schijven JF, et al. Risk of otitis externa after swimming in recreational fresh water lakes containing Pseudomonas aeruginosa. BMJ. 1995;311(7017):1407-1410.18. Halpern MT, Palmer CS, Seidlin M. Treatment patterns for otitis externa. J Am Board Fam Pract. 1999;12(1):1-7.19. Rosenfeld RM, Singer M, Wasserman JM, Stinnett SS. Systematic review of topical antimicrobial therapy for acute otitis externa. Otolaryngol Head Neck Surg. 2006;134(4 suppl):S24-S48.20. Kaushik V, Malik T, Saeed SR. Interventions for acute otitis externa. Cochrane Database Syst Rev. 2010; (1):CD004740.21. Hajioff D, Mackeith S. Otitis externa. Clin Evid(Online). 2010.

33