Otitis Eksterna 3

133
RESUME TUTORIAL SKENARIO 1 BLOK 15 NEUROSENSORIS Oleh : Kelompok F 1. Falah Gemilang 082010101015 2. Deti Rosalina 082010101018 3. Yuyun Mawaddatur Rohmah 082010101034 4. Amin Kamaril Wahyudi 082010101051 5. Md Ngr Arya Pradnyantara 082010101079 6. I Gst Ngr Agung Darma Putra 092010101006 7. Aulia Ratu Pritari 092010101015 8. Muhammad Abdul Rozaq 0920101010- - 9. Rizky Imansari 092010101030 10. Hendri Prasetiyo 092010101043

description

joss

Transcript of Otitis Eksterna 3

Page 1: Otitis Eksterna 3

RESUME TUTORIAL SKENARIO 1

BLOK 15

NEUROSENSORIS

Oleh :

Kelompok F1. Falah Gemilang 082010101015

2. Deti Rosalina 082010101018

3. Yuyun Mawaddatur Rohmah 082010101034

4. Amin Kamaril Wahyudi 082010101051

5. Md Ngr Arya Pradnyantara 082010101079

6. I Gst Ngr Agung Darma Putra 092010101006

7. Aulia Ratu Pritari 092010101015

8. Muhammad Abdul Rozaq 0920101010- -

9. Rizky Imansari 092010101030

10. Hendri Prasetiyo 092010101043

11. Indira Yuli Harini 092010101050

12. Devy Ayu Wulandari 092010101053

13. Adhitya Wicaksono 092010101056

14. Meilani Y. Debora Br. P 092010101059

15. Alfina Hadid Firdiyansyah 092010101066

16. Reza Kurniawan 092010101078

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2011

Page 2: Otitis Eksterna 3

1. Otitis Eksterna

2. Miringitis

3. Mastoiditis

4. Otitis Media (akut, supuratif, non-supuratif)

5. Gangguan Fungsi Tuba

6. Barotrauma

7. BPPV

8. Meniere

9. Motion sickness

10. Trauma telinga

11. Tuli (geriatri, anak, akibat obat ototoksik, tuli mendadak, NIHL)

2

Page 3: Otitis Eksterna 3

OTITIS EKSTERNA

Pendahuluan

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan

oleh bakteri dapat terlogalisir atau difus, telinga rasa sakit. Faktor ini penyebab

timbulnya otitis eksterna ini, kelembaban, penyumbatan liang telinga, trauma

local dan alergi. Faktor ini menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang

menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma

local yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan

eksudat. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41 %),

strepokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%). Istilah

otitis eksterna akut meliputi adanya kondisi inflasi kulit dari liang telinga bagian

luar.

Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang

dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh

liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap

pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi

bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus

dan proteus, atau jamur.

Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab

dan jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari otitis eksterna

sangat komplek dan sejak tahun 1844 banyak peneliti mengemukakan faktor

pencetus dari penyakit ini seperti Branca (1953) mengatakan bahwa berenang

merupakan penyebab dan menimbulkan kekambuhan. Senturia dkk (1984)

menganggap bahwa keadaan panas, lembab dan trauma terhadap epitel dari liang

telinga luar merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna. Howke dkk

(1984) mengemukakan pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas dapat

menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun kronik.

Batasan

3

Page 4: Otitis Eksterna 3

Otitis eksterna adalah radang merata kulit liang telinga yang disebabkan

oleh kuman maupun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak

enak di liang telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk

kambuhan. Pengobatan amat sederhana tetapi membutuhkan kepatuhan penderita

terutama dalam menjaga kebersihan liang telinga.

Etiologi

Swimmer’s ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari 1000

orang, kebanyakan pada usia remaja dan dewasa muda. Terdiri dari inflamasi,

iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap

air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga. Berenang

dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya otitis eksterna

(swimmer’s ear). Bentuk yang paling umum adalah bentuk boil (Furunkulosis)

salah satu dari satu kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar.

Pada otitis eksterna difusa disini proses patologis membatasi kulit

sebagian kartilago dari otitis liang telinga luar, konka daun telinga penyebabnya

idiopatik, trauma, iritan, bakteri atau fungal, alergi dan lingkungan. Kebanyakan

disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga. Alergen yang paling sering

adalah antibiotik, contohnya: neomycin, framycetyn, gentamicin, polimixin, anti

bakteri (Holmes et al, 1982) dan anti histamin. Sensitifitas poten lainnya adalah

metal dan khususnya nikel yang sering muncul pada kertas dan klip rambut yang

mungkin digunakan untuk mengorek telinga. Infeksi merupakan penyakit yang

paling umum dari liang telinga luar seperti otitis eksterna difusa akut pada

lingkungan yang lembab.

Patofisiologi

Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang

sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga.

Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa

mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang

mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.

4

Page 5: Otitis Eksterna 3

Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan

penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit

yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri

atau jamur.

Klasifikasi Otitis Eksterna

A. Penyebab tidak diketahui :

Malfungsi kulit : dermatitis seboroita, hiperseruminosis, asteotosis

Eksema infantil : intertigo, dermatitis infantil.

Otitis eksterna membranosa.

Meningitis kronik idiopatik.

Lupus erimatosus, psoriasis.

B. Penyebab infeksi

Bakteri gram (+) : furunkulosis, impetigo, pioderma, ektima,

sellulitis, erisipelas.

Bakteri gram (-) : Otitis eksterna diffusa, otitis eksterna bullosa,

otitis eksterna granulosa, perikondritis.

Bakteri tahan asam : mikrobakterium TBC.

Jamur dan ragi (otomikosis) : saprofit atau patogen.

Meningitis bullosa, herpes simplek, herpes zoster, moluskum

kontangiosum, variola dan varicella.

Protozoa

Parasit

C. Erupsi neurogenik : proritus simpek, neurodermatitis

lokalisata/desiminata, ekskoriasi, neurogenik.

D. Dermatitis alergika, dermatitis kontakta (venenat), dermatis atopik, erupsi

karena obat, dermatitis eksamatoid infeksiosa, alergi fisik.

E. Lesi traumatika : kontusio dan laserasi, insisi bedah, hemorhagi (hematom

vesikel dan bulla), trauma (terbakar, frosbite, radiasi dan kimiawi).

F. Perubahan senilitas.

G. Deskrasia vitamin.

5

Page 6: Otitis Eksterna 3

H. Diskrasia endokrin.

Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel/ bisul)

Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel

rambut di liang telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan

menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada

seseorang yang menderita diabetes.

Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya

dari ringan sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat

bila mengunyah makanan). Keluhan kurang pendengaran, bila furunkel

menutup liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan.

Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga.

Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta :

1. Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi

dengan 10% ichthamol dalam glycerine, diganti setiap hari. Pada

stadium abses dilakukan insisi pada abses dan tampon larutan

rivanol 0,1%.

2. Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang

cukup berat. Diberikan pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid,

eritromisin 250 qid. Anak-anak diberikan dosis 40-50 mg per kg

BB.

3. Analgetik : Parasetamol 500 mg qid (dewasa). Antalgin 500 mg

qid (dewasa).

Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik

yaitu adanya penyakit diabetes mellitus.

Otitis Eksterna Difus

Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat

infeksi bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri

penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya.

Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas.

6

Page 7: Otitis Eksterna 3

Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna

sirkumskripta (furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang

berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan

sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis

media.

Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon

yang mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik

antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat

antibiotika sistemik.

Otomikosis

Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi

di daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang

ditemukan juga kandida albikans atau jamur lain.

Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga,

tetapi sering pula tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan

liang telinga. Larutan asam asetat 2-5% dalam alkohol yang diteteskan ke

liang telinga biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga

obat anti-jamur (sebagai salep) yang diberikan secara topikal.

Gejala Klinis

Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa

tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar

hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering

merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala sering

mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding dengan derajat

peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang

telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium,

sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit

yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung

dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja

7

Page 8: Otitis Eksterna 3

dari daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar

dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.

Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal

dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri

tekan daun telinga.

Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan

pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan

penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda

permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada otitis eksterna kronik

merupakan keluhan utama.

Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis

eksterna akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen,

penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat

lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang

deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam

telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.

Tanda-Tanda Klinis

Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi :

1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang

telinga menyempit.

2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan

eksudat positif

3. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak

4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema

positif.

Menurut Senturia HB (1980) :

Eritema kulit, sekret yang kehijau-hijauan dan edema kulit liang telinga

merupakan tanda-tanda klasik dari otitis diffusa akuta. Bau busuk dari sekret tidak

terjadi. Otitis eksterna diffusa dapat dibagi atas 3 stadium yaitu :

1. “Pre Inflammatory“

8

Page 9: Otitis Eksterna 3

2. Peradangan akut (ringan/ sedang/ berat)

3. Radang kronik

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna antara

lain meliputi :

1. Otitis eksterna nekrotik

2. Otitis eksterna bullosa

3. Otitis eksterna granulose

4. Perikondritis yang berulang

5. Kondritis

6. Furunkulosis dan karbunkulosis

7. Dermatitis, seperti psoriasis dan dermatitis seboroika.

8. Karsinoma liang telinga luar yang mungkin tampak seperti infeksi stadium

dini diragukan dengan proses infeksi, sering diobati kurang sempurna.

Tumor ganas yang paling sering adalah squamous sel karsinoma,

walaupun tumor primer seperti seruminoma, kista adenoid, metastase

karsinoma mamma, karsinoma prostat, small (oat) cell“ dan karsinoma sel

renal. Adanya rasa sakit pada daerah mastoid terutama dari tumor ganas

dan dapat disingkirkan dengan melakukan pemeriksaan biopsi.

9

Page 10: Otitis Eksterna 3

MIRINGITIS

DEFINISI

Miringitis Infeksiosa (Infectious Myringitis) adalah suatu peradangan pada

gendang telinga.

PENYEBAB

Penyebabnya adalah infeksi virus atau bakteri.

GEJALA

Pada gendang telinga ditemukan lepuhan-lepuhan berisi cairan (vesikel).

Nyeri timbul secara tiba-tiba dan berlangsung selama 24-48 jam.

Jika disertai demam dan hilangnya pendengaran kemungkinan penyebabnya

adalah infeksi bakteri.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan telinga dengan

otoskop.

PENGOBATAN

Infeksi diatasi dengan antibiotik.

Untuk mengurangi nyeri diberikan obat pereda nyeri atau dilakukan pemecahan

vesikel.

10

Page 11: Otitis Eksterna 3

MASTOIDITIS

Definisi

Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada  prosesus mastoideus

(tulang yang menonjol di belakang telinga) atau proses peradangan mastoideus

sel-sel udara dalam tulang temporal. Biasanya timbul pada anak-anak atau orang

dewasa . Penyebab penyakit ini biasanya terjadi jika otitis media akut yang tidak

diobati secara tuntas menyebar dari telinga tengah ke tulang di sekitarnya, yaitu

prosesus mastoideus Gejala-gejala awal yang timbul adalah gejala-gejala

peradangan pada telinga tengah, seperti demam, nyeri pada telinga, hilangnya

sensasi pendengaran, bahkan kadang timbul suara berdenging pada satu sisi

telinga (dapat juga pada sisi telinga yang lainnya)

Etiologi

a. S. Aureus adalah beberapa bakteri yang paling sering didapatkan pada

infeksi ini

b. S. Pnemonieae pada anak-anak

Patofisiologi

Mastoiditis adalah hasil dari infeksi yang lama pada telinga tengah, bakteri

yang didapat pada mastoiditis biasanya sama dengan bakteri yang didapat pada

infeksi telinga tengah.. Seperti telah disebutkan diatas, bahwa keadaan-keadaan

yang menyebabkan penurunan dari system imunologi dari seseorang juga dapat

menjadi faktor predisposisi mastoiditis. Pada beberapa penelitian terakhir, hampir

sebagian dari anak-anak yang menderita mastoiditis, tidak memiliki penyakit

infeksi telinga tengah sebelumnya.. Seperti semua penyakit infeksi, beberapa hal

yang mempengaruhi berat dan ringannya penyakit adalah faktor tubuh penderita

dan faktor dari bakteri itu sendiri. Dapat dilihat dari angka kejadian anak-anak

yang biasanya berumur di bawah dua tahun, pada usia inilah imunitas belum baik.

Beberapa faktor lainnya seperti bentuk tulang, dan jarak antar organ juga dapat

menyebabkan timbulnya penyakit.  Faktor-faktor dari bakteri sendiri adalah,

11

Page 12: Otitis Eksterna 3

lapisan pelindung pada dinding bakteri,  pertahanan terhadap antibiotic dan

kekuatan penetrasi bakteri terhadap jaringan keras dan lunak dapat berperan pada

berat dan ringannya penyakit.

Gejala

Biasanya gejala muncul dalam waktu 2 minggu atau lebih setelah otitis

media akut, dimana penyebaran infeksi telah merusak bagian dalam dari prosesus

mastoideus. Di dalam tulang juga bisa terbentuk abses (penimbunan nanah).Kulit

yang melapisi prosesus mastoideus menjadi merah, membengkak dan nyeri bila

ditekan. Daun telinga terdorong ke samping dan ke bawah.

Gejala lainnya adalah demam, nyeri di sekitar dan di dalam telinga serta

keluarnya cairan kental dari telinga yang selama lebih dari tiga minggu, hal ini

menandakan bahwa pada infeksi telinga tengah sudah melibatkan organ mastoid.

Nyeri cenderung menetap dan berdenyut dimana nyeri biasanya dirasakan

dibagian belakang telinga dan dirasakan lebih parah pada malam hari, tetapi hal

ini sulit didapatkan pada pasien-pasien yang masih bayi dan belum dapat

berkomunikasi. Pembengkakan di belakang telinga, dapat menyebabkan telinga

untuk tetap keluar Hilangnya pendengaran dapat timbul atau tidak bergantung

pada besarnya kompleks mastoid akibat infeksi

Diagnosis

12

Page 13: Otitis Eksterna 3

Dari pemeriksaan fisik didapatkan

Kemerahan pada kompleks mastoid

Keluarnya cairan baik bening maupun berupa lendir (warna bergantung

dari bakteri)

Matinya jaringan keras (tulang, tulang rawan)

Adanya abses (kumpulan jaringan mati dan nanah)

Proses peradangan yang tetap melebar ke bagian dan organ lainnya.

Riwayat infeksi pada telinga tengah sebelumnnya.

Pemeriksaan penunjang

Yang dapat diminta adalah, pemeriksaan kultur mikrobiologi, pengukuran

sel darah merah dan sel darah putih yang menandakan adanya infeksi,

pemeriksaan cairan sumsum untuk menyingkirkan adanya penyebaran ke dalam

ruangan di dalam kepala. Pemeriksaan lainnnya adalah CT-scan kepala

(didapatkan sel-sel udara dalam prosesus mastoideus terisi oleh cairan [dalam

keadaan normal terisi oleh udara] dan melebar), MRI-kepala dan foto polos

kepala.

Tatalaksana

Pengobatan dengan obat-obatan seperti antibiotik, anti nyeri, anti

peradangan dan lain-lainnya adalah lini pertama dalam pengobatan mastoiditis. 

Tetapi pemilihan anti bakteri harus tepat sesuai dengan hasil test kultur dan hasil

resistensi. Pengobatan yang lebih invasif adalah pembedahan untuk

pengangakatan sebagiam tulamg dan pembuangan nanah pada mastoid yang

disebut mastoidektomi. Bedah yang dilakukan berupa bedah terbuka, hal ini

dilakukan jika dengan pengobatan tidak dapat membantu mengembalikan ke

fungsi yang normal.

Pencegahan

Obati infeksi telinga secara tuntas

13

Page 14: Otitis Eksterna 3

OTITIS MEDIA AKUT

Telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba di nasofaring

dan faring. Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba

ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba eustachius, enzim dan antibodi.

Otitis media akut terjadi karena factor pertahanan tubuh ini terganggu.

Sumbatan tuba eustachius merupakan factor penyebab utama dari otitis media.

Karena fungsi tuba eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman ke dalam

telinga tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah

dan terjadi peradangan.

Dikatakan juga, bahwa pencetus terjadinya OMA ialah infeksi saluran

nafas atas. Pada anak, makin sering anak terserang infeksi saluran nafas, makin

besar kemungkinan terjadinya OMA. Pada bayi terjadinya OMA dipermudah oleh

karena tuba eustachiusnya pendek, lebar dam letaknya agak horizontal. Selain itu

juga disebabkan oleh:

Tonsilitis

Rhinitis dan sinusitis kronis

Nasal allergi

Tumor nasopharing

Deformitas (Cleft palate)

Prematuritas

Sosial ekonomi yang rendah.

Patofisiologi

Kuman penyebab utama pada OMA ialah bakteri piogenik, seperti

Streptokokus hemolitikus, stafilokokus aureus, pneumokokus. Selain itu kadang-

kadang ditemukan juga hemofilus influenza, escherichia colli, streptokokus

anhemolitikus, proteus vulgaris dan pseudomonas aurugenosa. Hemofillus

influenza sering ditemukan pada anak yang berusia di bawah 5 tahun. Respon dari

infeksi tersebut adalah pembentukan reaksi inflamasi akut ditandai dengan

vasodilatasi yang khas, eksudasi, invasi leukosit, dan respon imunologi lokal

14

Page 15: Otitis Eksterna 3

didalam rongga telinga tengah, dimana hal tersebut menghasilkan gambaran klinis

dari otitis media akut. Selain diakibatkan oleh bakteri OMA juga bisa disebabkan

oleh infeksi virus, ataupun saling berkaitan. Dimana Infeksi virus yang menyerang

dan merusak lapisan mukosa saluran pernafasan dapat mempermudah bakteri

menjadi pathogen di nasofaring, tuba eustachius dan rongga telinga bagian tengah.

Stadium Otitis Media Akut

Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5

stadium. Keadaan ini berdasarkan pada gambaran membrane timpani yang

diamati melalui liang telinga luar.

1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius

Tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah gambaran retraksi membran

timpani akibat terjadinya tekanan negative di dalam telinga tengah, akibat

absorbs udara. Kadang-kadang membrane timpani tampak normal (tidak

ada kelainan) atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi,

tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis

media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi. Gejala klinisnya

berupa pendengaran yang berkurang, nyeri telinga.

2. Stadium Hiperemis (Stadium Pre-Supurasi)

Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di

membrane timpani atau seluruh membrane timpani tampak hiperemis serta

edem. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang

serosa sehingga sukar terlihat. Gejala klinisnya berupa nyeri telinga,

gangguan tidur, pendengaran berkurang, serta dapat disertai tinitus dan

demam.

3. Stadium Supurasi

Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel

superficial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani,

menyebabkan membrane timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga

luar.

15

Page 16: Otitis Eksterna 3

Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat,

serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat.

Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi

iskemia, akibat tekanan pada kepiler-kepiler, serta timbul tromboflebitis

pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini

pada membran timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan

berwarna kekuningan. Di tempat ini akan terjadi rupture.

Bila tidak dilakukan insisi membrane timpani (miringotomi) pada stadium

ini, maka kemungkinan besar membrane timpani akan rupture dan nanah

keluar ke liang telinga luar.

Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali,

sedangkan apabila terjadi rupture, maka lubang tempat rupture tidak

mudah tertutup kembali.

4. Stadium Perforasi

Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau

virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi rupture membrane timpani

dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anak

yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu badan turun dan anak

dapat tertidur nyenyak. Keadaan ini disebut dengan otitis media akut

stadium perforasi.

5. Stadium Resolusi

Bila membrane timpani tetap utuh, maka keadaan membrane timpani

perlahan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka

sekret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik

atau virulansi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa

pengobatan. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan

sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul. OMA dapat

menimbulkan gejala sisa berupa otitis media serosa bila secret menetap di

kavum timpani tanpa terjadinya perforasi.

Gejala Klinik OMA

16

Page 17: Otitis Eksterna 3

Gejala klinik OMA bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien.

Pada anak yang sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam

telinga, keluha di samping suhu tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat

batuk pilek sebelumnya.

Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa, selain rasa nyeri

terdapat pula gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang

dengar. Pada bayi dan anak kecil gejala khas OMA ialah suhu tubuh tinggi dapat

sampai 39.5ºC (pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba

anak menjerit waktu tidur, diare, kejang-kejang dan kadang-kadang anak

memegang telinga yang sakit. Bila terjadi rupture membrane timpani, maka secret

mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun dan anak tertidur tenang.

Terapi

Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya.

a. Pada stadium oklusi terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba

eustachius, sehingga tekanan negative di telinga tengah hilang. Untuk ini

diberikan obat tetes hidung, HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik

(anak<12 tahun) atau HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik yang

berumur di atas 12 tahun dan pada orang dewasa. Selain itu sumber infeksi

harus diobati. Antibiotika diberikan apabila penyebab penyakit adalah

kuman, bukan oleh virus atau alergi.

b. Terapi pada stadium pre-supurasi adalah antibiotika, obat tetes hidung dan

analgesika. Antibiotika yang dianjurkan ialah golongan penisilin atau

ampisilin. Terapi awal diberikan penisilin intramuscular agar didapatkan

konsentrasi yang adekuat di dalam darah, sehingga tidak terjadi mastoiditis

yang terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa, dan

kekambukan. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal selama 7 hari.

Bila pasien alergi terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin. Pada

anak, ampisilin diberikan dengan dosis 50-100 mg/kg BB perhari, dibagi

dalam 4 dosis,atau amoksisilin 40mg/kg BB/hari dibagi 3 dosis, atau

eritromisin 40 mg/kg BB/ hari.

17

Page 18: Otitis Eksterna 3

c. Pada stadium supurasi, selain diberikan antibiotika, idealnya harus disertai

dengan miringitomi, bila membrane timpani masih utuh. Dengan

miringotoni gejala-gejala klinis lebih cepat hilang dan rupture dapat

dihindari.

d. Pada stadium perforasi sering terlihat secret banyak keluar dan kadang

terlihat secret keluar secara berdenyut. Pengobatan yang diberikan adalah

obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotika yang adekuat.

Biasanya secret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam

waktu 7-10 hari.

e. Pada stadium resolusi, maka membrane timpani berangsur normal

kembali, secret tidak ada lagi dan perforasi membrane timpani menutup.

Bila tidak terjadi resulusi biasanya akan tampak secret mengalir di liang

telinga luar melalui perforasi di membrane timpani. Keadaan ini dapat

disebabkan karena berlatjutnya edema mukosa telinga tengah. Pada

keadaan demikian, antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila 3

minggu setelah pengobatan secret masih tetap banyak, kemungkinan telah

terjadi mastoiditis.

Empiric Therapy Regimens

The preferred antibacterial drugs should be effective against Streptococcus

pneumoniae, Haemophilus influenzae, and Moraxella catarrhalis.[1, 2, 3]

Uncomplicated acute otitis media in nonimmunocompromised adults

Amoxicillin 875 mg PO BID or  500 mg TID for 5-7d or

Cefuroxime 500 mg PO BID for 5-7d or

Cefpodoxime 200 mg PO BID for 5-7d or

Cefdinir 300 mg PO BID for 5-7d or

Ceftriaxone 2 g IM/IV once

Penicillin-allergic patients:

Levofloxacin 500 mg/day PO for 7-10d or

Moxifloxacin 400 mg/day PO for 7-10d or

Clindamycin 300 mg PO TID/QID for 7-10d

Uncomplicated acute otitis media in immunocompromised adults

18

Page 19: Otitis Eksterna 3

Amoxicillin-clavulanate 875 mg/125 mg PO BID or  500 mg PO TID for

10-14d or

Cefpodoxime 200 mg PO BID for 7-10d or

Cefdinir 300 mg PO BID for 7-10d or

Clindamycin 300 mg PO TID for 7-10d

Recurrent acute otitis media

No antibiotics within past month:

Amoxicillin-clavulanate 875 mg/125 mg PO BID for 7-10d or

Cefdinir 300 mg PO BID for 7-10d or

Cefpodoxime 200 mg PO BID for 7-10d or

Cefprozil 500 mg PO BID for 10d or

Cefuroxime 500 mg PO BID for 7-10d or

Ceftriaxone 1 g/day IM for 3d

Antibiotics within past month:

Ceftriaxone 1 g/day IM for 3d or

Clindamycin 300 mg PO TID for 7-10d

Specific Organisms and Therapeutic Regimens

Organism-specific therapeutic regimens for pediatric acute otitis media are

provided below, including those for Streptococcus pneumoniae, Haemophilus

influenzae, Moraxella catarrhalis, and viral or sterile effusion.

Streptococcus pneumoniae

Intermediate resistance or penicillin-susceptible:

Amoxicillin 80-90 mg/kg/day (maximum 3 g/24h) PO divided BID for 5-

10d or

Ceftriaxone 50 mg/kg (maximum 1 g) IM × 1 dose

Highly resistant and severe disease with complications:

Vancomycin 40 mg/kg/day (maximum 4 g/24h) IV divided q6-8h for 10d

Haemophilus influenzae

Amoxicillin-clavulanate 80-90 mg/kg/day (maximum 4 g/24h) PO divided

BID for 5-10d or

Ceftriaxone 50 mg/kg (maximum 1 g) IM × 1 dose or

19

Page 20: Otitis Eksterna 3

Cefdinir 14 mg/kg/day (maximum 600 mg/24h) PO daily or divided BID

for 5-10d or

Cefpodoxime 10 mg/kg/day (maximum 400 mg/24h) PO daily or divided

BID for 5-10d or

Cefuroxime 30 mg/kg/day (maximum 1 g/24h) PO divided BID for 5-10d

Moraxella catarrhalis

Amoxicillin-clavulanate 80-90 mg/kg/day (maximum 4 g/24h) PO divided

BID for 5-10d or

Ceftriaxone 50 mg/kg (maximum 1 g) IM × 1 dose or

Cefdinir 14 mg/kg/day (maximum 600 mg/24h) PO daily or divided BID

for 5-10d or

Cefpodoxime 10 mg/kg/day (maximum 400 mg/24h) PO daily or divided

BID for 5-10d or

Cefuroxime 30 mg/kg/day (maximum 1 g/24h) PO divided BID for 5-10d

20

Page 21: Otitis Eksterna 3

OTITIS MEDIA SUPURATIF

Telinga tengah biasanya steril meskipun terdapat mikroba di

nasofaring dan faring.S e c a r a f i s i o l o g i k t e r d a p a t m e k a n i s m e

p e n c e g a h a n m a s u k n y a m i k r o b a k e d a l a m telinga tengah oleh silia

mukosa dan tuba eustachius, enzim dan antibodi.

Otitis media terjadi karena faktor pertahanan tubuh ini terganggu.

Sumbatan tubaeustachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis

media. Karena fungsinya terganggu, pencegahan muasi hormon ke dalam

telinga tengah dan terjadi peradangan.Pencetus lain adalah infeksi saluran nafas

atas.

Otitis media supuratif terbagi 2 :

1 . O M S u p u r a t i f A k u t ( O M A )

2 . O M . S u p u r a t i f K r o n i s ( O M S K )

Penyebab keduanya adalah bakteri golongan coconus.

OTITIS MEDIA SUPURATIF AKUT

O t i t i s m e d i a a k u t t e r j a d i k a r e n a f a c t o r p e r t a h a n a n i n i

t e r g a n g g u . S u m b a t a n t u b a e u s t a c h i u s m e r u p a k a n p e n y e b a b

u t a m a d a r i o t i t i s m e d i a . K a r e n a f u n g s i t u b a t e r g a n g g u ,

p e n c e g a h a n i n v a s i k u m a n k e d a l a m t e l i n g a t e n g a h j u g a

t e r g a n g g u , sehingga kuman masuk ke telinga tengah dan terjadi peradangan.

Pencetus OMA ialah infeksi saluuran napas atas. Pada anak, makin sering anak

terserang infeksi saluran napas atas maka makin besar kemungkinan terjadinya

OMA. Pada bayi, terjadinya OMA dipermudah oleh karena tuba

eustachiusnya pendek, lebar, dan agak horizontal letaknya.

Patologi

K u m a n p e n y e b a b u t a m a a d a l a h s t e r p t o c o c u s h e m o l i t i c f u s ,

s t a p h i l o c o c u s a u r e u s ,   p n e u m o c o c u s . k a d a n g d i t e m u k a n

h a e m o f i l l u s i n f l u e n z a , e . c o l i , s t e r p t o c o c u s anhaemoliticus,

21

Page 22: Otitis Eksterna 3

proteus vulgaris, dan pseudomonas aeruginosa.H. Influenza sering ditemukan

pada anak yang berusia di bawah 5 tahun

Stadium OMA

Perubahan nukosa telinga tengah sebagai akibat infejsi dapat dibagi atas 5 stadium

:

1 . S t a d i u m O k l u s i T u b a E u s t a c h i u s

Adanya gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif di

dalam telinga tengah, karena adanya absorpsi udara.Kadang membran timpani

terlihat normal atau berwarmna keruh pucat.Efusi mungkin telah terjadi , tapi

tidak dapat dideteksiStadium ini sulit dibedakan dengan otitis media serosa yang

disebabkan olehvirus atau alergi

2 . S t a d i u m H i p e r e m i s

T a m p a k p e m b u l u h d a r a h m e l e b a r d i m e m b r a n t i m p a n i

s e h i n g g a m e m b r a n timpani tampak hipermeis serta edema.Sekret yang

terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehinggasuikar

dilihat

3 . S t a d i u m S u p u r a s i E d e m a

y a n g h e b a t p a d a m u k o s a t e l i n g a t e n a g h d a n h a n c u r n y a s e l

e p i t e l superficial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum

timpani yangmenyebakan membran timpani menonjol (bulging) ke arah telinga

luar Pasien tampak sangat sakit, dan suhu meningkat, serta rasa nyeri

di telinga bertambah hebat.Bila tidak dilakukan insisi (miringotomi) pada

stadium ini, kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan keluar

nanah ke liang telinga luar. Dann  b i l a r u p t u r , m a k a l u b a n g t e m p a t

r u p t u r ( p e r f o r a s i ) t i d a k a k a n m e n u t u p kembali

22

Page 23: Otitis Eksterna 3

4 . S t a d i u m P e r f o r a s i

K a r e n a b e b e r a p a s e b a b s e p e r t i t e r l a m b a t n y a p e m b e r i a n

a n t i b i o t i k a a t a u virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur

membran timpani

5 . S t a d i u m R e s o l u s i

Gejala Klinik OMA

Gejala tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien.

Pada anak yang sudah dapat berbicara keluhan utamanya adalah rasa

nyeri di dalam telinga dan panas yang tinggi, biasanya terdapat riwayat batuk

pilek sebelumnya,.P a d a a n a k y a n g l e b i h b e s a r / p a d a d e w a s a ,

d i s a m p i n g r a s a n y e r i j u g a t e r d a p a t gangguan pendengaran berupa rasa

penuh di telinga atau rasa kurang dengar.Pada bayi dan anak kecil, gejala

khas OMA adalah suhu tubuh tinggi dapat sampai39,5 C (pada stadium

supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba – tiba anak menjerit waktu tidur,

diare, kejang, dan kadang – kadang anak memegang telinga yang

sakit. Bila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir ke

liang telinga , suhu tubuh turun anak tertidur tenang

Terapi

Pengobatan OMA tergantung stadium penyakitnya. Pada stadium oklusi,

penggobatan terutama bertujuan untuk membuka kembali

tubaeustachius, sehingga tekanan negatif pada telinga tengah hilang,

sehingga diberikanobat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % dalam larutan

fisiologik untuk anak <12 tahun,atau HCl efedrin 1 % dalam larutan

fisiologik untuk anak > 12 tahun dan pada orangdewasa.

Sumber infeksi harus diobati

23

Page 24: Otitis Eksterna 3

Antibiotik diberikan jika penyebabnya kuman, bukan oleh virus atau alergi

Stadium Presupurasi

a d a l a h a n t i b i o t i k a , o b a t t e t e s h i d u n g d a n a n a l g e t i k a . B i l a

membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan

miringotomi. Antibiotik yang dianjurkan ialah golongan penisilin

(ampicillin)..Antibiotik yang dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau

ampicilin. Terapi awal diberikan penicillin intramuscular agar didapatkan

konsentrasi yang adekuat di dalam darah, sehingga tidak terjadi mastoiditis yang

terselubung,. Gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan.

Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 7hari . Bila pasien alergi terhadap

penisilin, maka diberikan eritromisin.Pada anak, ampisilin diberikan dengan dosis

50 – 100 mg/kgBB per hari, dibagidalam 4 dosis, atau amoksisilin 40 mb/kgBB

dibagi dalam 3 dosis, atau eritromisin 40mg/kgBB/hari

Pada stadium supurasi

disamping diberikan antibiotik, idealnya harus disertaidengan miringotomi, bila

membran timpani masih utuh. Dengan miringotomi gejal – gejala klinis lebih

cepat hilang dan ruptur dapat dihindari.

Pada stadium perforasi

sering terlihat sekret banyak keluar dan kadang terlihat keluarnya sekret secara

berdenyut (pulsasi). Pengobatan yang diberikan adalah obatcuci telinga H2O2 3%

selama 3 – 5 bhari serta antibiotik yang adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan

perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7 – 10 hari

Pada stadium resolusi

Maka membran timpani berangsur normal kembali, secret tidak ada lagi dan

perforasi membran timpani menutup. Bila tidak terjadi resolusi biasanya akan

tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui perforasi membran timpani.

Keadaan ini dapat disebabkan karena berlanjutnya edema mukosa teling tengah.

Pada keadaan demikian, antibiotika dapat dilajutkan sampai 3 minggu. Bila 3

minggu setrelah pengobatan sekret masih tetap banyak, kemungkinan telah terjadi

mastoiditis.

24

Page 25: Otitis Eksterna 3

Bila OMA berlanjut dengan keluarnya sekret dari telinga tenagh lebih dari 3

minggu,maka keadaan ini disebut OMS subakut.

Bila perforasi menetap dan sekret tetap keluar lebih dari satu setengah bulan atau

dua bulan, maka keadaan ini disebut OMSK

Komplikasi

Sebelum adanya antibiotika, , OMA dapat menimbulkan yaitu abses

subperiosteal sampai komplikasi yang berat (meningitis dan abses otak )

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

Dulu disebut otitis media perforata atau dalam sebutan sehari – hari

adalah congek.otitis media supuratif kronis adalah infeksi kronis di telinga

tengah dengan perforasi

membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus –

menerus atauhilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau

berupa nanah.

Patofisiolosi

Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi otitis

media supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan.

Bila proses infeksi kurang dari 2 bulan disebut otitis media supuratif sub

akut.

Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK adalah :

1 . T e r a p i y a n g t e r l a m b a t d i b e r i k a n .

2 . T e r a p i y a n g t i d a k a d e k u a t .

3 . V i r u l e n s i k u m a n y a n g t i n g g i .

4 . D a y a t a h a n t u b u h p a s i e n r e n d a h ( k u r a n g g i z i ) .

5 . H i g i e n e b u r u k .

25

Page 26: Otitis Eksterna 3

Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan tipe OMSK.

Perforasi membrana timpani dapat ditemukan di daerah sentral, marginal atau

atik.

Jenis OMSK 

OMSK dibagi atas 2 jenis yaitu : 1. OMSK tipe “Benigna” (tipe aman), 2. OMSK

tipe“ M a l i g n a ” ( t i p e b a h a y a ) . B e r d a s a r k a n a k t i v i t a s s e k r e t y a n g

k e l u a r d i k e n a l j u g a O M S K a k t i f d a n O M S K t e n a n g , O M S K

a k t i f a d a l a h O M S K d e n g a n s e k r e t y a n g keluar dari capung cavum

timpani secara aktif, sedangkan OMSK tenang adalah yang keadaan cavum

timpani terlihat basah / kering.Proses peradangan pada OMSK tipe benigna

terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang, perforasi

terletak di sentral, umumnya tipe benigna jarang menimbulkan

komplikasi yang berbahaya, juga tidak terdapat kolestaetom. Yang dimaksud

OMSK tipe maligna adalah OMSK yang disertai oleh

kolestaetom, jenis ini dikenal dengan OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe

tulang, perforasi terletak di marginal atau atik, kadang –kadang terdapat juga

koleteatom pada OMSK dengan perforasi sub total, sebagian besar komplikasinya

berbahaya dan fatal.

Gejala Klinis

Mengingat OMSK tipe maligna seringkali menimbulkan komplikasi yang

berhahaya,m a k a p e r l u d i t e g a k k a n d i a g n o s i s d i n i .

W a l a u p u n d i a g n o s i s p a s t i b a r u d a p a t ditegakkan di kamar

operasi, namun beberapa tanda klinik dapat menjadi pedoman akan

adanya OMSK tipe maligna, yaitu :

1 . P e r f o r a s i p a d a m a r g i n a l a t a u p a d a a t i k , t a n d a i n i b i a s a n y a

t a n d a d i n i d a r i OMSK tipe maligna, sedangkan kasus yang sudah lanjut

dapat terlihat.

2.Abses atau fistel retro – auriguler (belakang telinga).

26

Page 27: Otitis Eksterna 3

3.Polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari

telinga tengah.

4.Sekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatom).

5.Terlihat bayangan kolesteatom pada poto rontgen mastoid.

Terapi OMSK 

T e r a p i O M S K t i d a k j a r a n g m e m e r l u k a n w a k t u l a m a s e r t a

h a r u s b e r u l a n g –   u l a n g . S e k r e t y a n g k e l u a r t i d a k c e p a t k e r i n g

a t a u s e l a l u k a m b u h l a g i . Keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau

beberapa keadaan, yaitu :

1.Adanya perforasi membran timpani yang permanen.

2.Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung dan sinus

paranasal.

3.Sudah terbentuk jaringan patologik yang irreversible dalam rongga

mastoid.

4 . G i z i d a n h i g i e n e y a n g k u r a n g

P r i n s i p t e r a p i O M S K t i p e b e n i g n a a d a l a h

k o n s e r v a t i f a t a u d e n g a n m e d i k a m e n t o s a . B i l a s e k r e t

y a n g k e l u a r t e r u s – m e n e r u s , m a k a d i b e r i k a n o b a t  pencuci

telinga, berupa larutan H202 3 % selama 3 – 5 hari. Setelah sekret

berkurang,maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang

mengandung AB d a n k o r t i k o s t e o r i d . O b a t t e t e s t e l i n g a s e b a i k n y a

j a n g a n d i b e r i k a n s e c a r a t e r u s menerus lebih dari 1 atau 2 Minggu

atau pada OMSK yang sudah terkena obat tetes sebanyak yang bersifat

ototoksik. Secara oral diberikan AB dari golongan ampisilin,atau eritromisin.

Pada infeksi yang dicurigai penyebabnya telah resisten terhadap

ampisilin dapat diberikan ampisilin as. Klavulanat.

Bila sekret telah kering, terapi perforasi masih ada setelah di observasi selama2

b u l a n , m a k a i d e a l n y a d i l a k u k a n m i r i n g o p l a s t i a t a u

t i m p a n o p l a s t i . O p e r a s i i n i  bertujuan menghentikan infeksi secara

27

Page 28: Otitis Eksterna 3

permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah

terjadinya perforasi atau perusakan pendengaran yang lebih berat, serta

memperbaiki pendengaran.

Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau

terjadi infeksi berulang, maka sumber infeksi itu harus diobati lebih

dahulu, mungkin juga perlu dilakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi

atau tonsilektomi.

P r i n s i p O M S K t i p e m a l i g n a y a i t u p e m b e d a h a n m a s t o i d e k t o m i .

T e r a p i k o n s e r v a t i f d e n g a n m e d i k a m e n t o s a h a n y a m e r u p a k a n

t e r a p i s e m e n t a r a s e b e l u m d i l a k u k a n p e m b e d a h a n . B i l a

t e r d a p a t a b s e s s u b p e r i o s t e a l r e t r o a u r i k u l e r , m a k a d i

l a k u k a n i n s i s i a b s e s , s e b a i k n y a d i l a k u k a n

t e r s e n d i r i s e b e l u m d i l a k u k a n mastoidektomi.

Rongga telinga tengah dan rongga mastoid berhubungan langsung

melalui aditus adantrum, oleh karenanya infeksi kronis telinga tengah

yang sudah berlangsung lama biasanya disertai infeksi kronis dari rongga

mastoid yang dikenal dengan mastoiditis. Beberapa ahli menggolongkan

mastoiditis ke dalam komplikasi OMSK.

Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat

dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau

maligna antara lain :1 . M a s t o i d e k t o m i s e d e r h a n a .

2 . M a s t o i d e k t o m i r a d i k a l .

3 . M a s t o i d e k t o m i r a d i k a l d e n g a n m o d i f i k a s i .

4 . M i r i n g o p l a s t i .

5 . T i m p a n o p l a s t i .

6 . P e n d e k a t a n g a n d a t i m p a n o p l a s t i .

Jenis operasi mastoid yang dilakukan tergantung pada luasnya infeksi

atau kolesteatom, sarana yang tersedia, serta pengalaman operator.

Kadang dilakukan kombinasi dari jenis operasi itu sesuai dengan luasnya

infeksi atau kerusakan.

Komplikasi

28

Page 29: Otitis Eksterna 3

Komplikasi otitis media terjadi bila sawar (barier) pertahanan telinga

tengah y a n g n o r m a l d i l e w a t i , s e h i n g g a m e m u n g k i n k a n

i n f e k s i m e n j a l a r k e s t r u k t u r   s e k i t a r n y a . P e r t a h a n a n

p e r t a m a i a l a h m u k o s a c a v u m t i m p a n i y a n g m e n y e r u p a i mukosa

saluran nafas yang mampu melokalisasi dan mengatasai infeksi. B i l a s a w a r

i n i r u n t u h , m a s i h a d a s a w a r y a n g k e d u a , y a i t u d i n d i n g t u l a n g

cavum timpani dan sel mastoid. Bila sawar ini masih runtuh, maka struktur lunak

di sekitarnya akan terkena. Runtuhnya periosteum akan menyebabkan terjadinya

abses sub periosteal, suatu komplikasi yang relatif tidak berbahaya.Tetapi bila

infeksi mengarah ke dalam, ke tulang temporal dan ke arah cranial relatif

berbahaya. Pada kebanyakan kasus, bila sawar tulang terlampaui, suatu

dinding pertahanan ketiga yaitu jaringan granulasi akan terbentuk. Pada kasus

akut atau suatu eksaserbasi akut, penyebaran biasanya melalui

osteotromboflebitis (hematogen).Pada kasus ini, terutama yang kronis

penyebaran biasanya melalui erosi tulang. Cara  p e n y e b a r a n y a n g l a i n n y a

i a l a h m e l a l u i j a l a n y a n g s u d a h a d a m i s a l n y a f e n e s t r a rotundum,

meatus akustikus interna, duktus perilimfatik atau duktus endolimfatik.

29

Page 30: Otitis Eksterna 3

OTITIS MEDIA NON SUPURATIF

N a m a l a i n n y a a d a l a h o t i t i s m e d i a m u s i n o s a , o t i t i s

m e d i a e f u s i , o t i t i s m e d i a sekretoria, otitis media mucoid (glue ear).

Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret yang non

purulen di telinga tengah , sedangkan membran timpani terlihat utuh.

Adanya cairan di telinga tengah dengan membran timpani yang utuh tanpa

adanya tanda – tanda infeksi disebut otitis media dengan efusi. A p a b i l a e f u s i

t e r s e b u t e n c e r d i s e b u t otitis media serosa danapabila kental seperti lem

disebut otitis media mukoid (glue ear)

.Ottis media efusi terbatas pada keadaan timpani utuh tanpa ada tanda

radang . Bila efusi tersebut berbentuk pus, membran timpani utuh dan disertai

tanda – tanda radangmaka disebut otitis media akut 

 

Otitis media serosa

t e r j a d i t e r u t a m a a k i b a t a d a n y a t r a n s u d a t a t a u p l a s m a

y a n g mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian

besar terjadi akibat adanya tekanan hidrostatik, sedangkan pada otitis media

mukoid , cairan yang ada dit e l i n g a t e n g a h t i m b u l a k i b a t s e k r e s i

a k t i f d a r i k e l e n j a r d a n k i s t a y a n g t e r d a p a t d i d a l a m m u k o s a

t e l i n g a t e n g a h , t u b a e u s t a c h i u s , d a n r o n g g a m a s t o i d . F a k t o r

y a n g  berperan utama adalah terganggunya fungsi tuba eustachius.

Faktor lainnya adalah adenoid hipertropi , adenoiditis, sumbing

palatum, tumor di nasofaring, barotrauma,s i n u s i t i s , r h i n i t i s ,

d e f i s i e n s i i m u n o l o g i k a t a u m e t a b o l i k . K e a d a a n a l e r g i

s e r i n g  berperan sebagai faktor tambahan dalam timbulnya cairan dalam telinga

tengah.

Pada dasarnya otitis media serosa dibagi atas dua jenis, yaitu :

30

Page 31: Otitis Eksterna 3

O t i t i s m e d i a s e r o s a a k u t ( B a r o t r a u m a )

Adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara t i b a -

t i b a yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba.Otitis media serosa akut lebih

sering terjadi pada orang dewasa.

Keadaan akut ini dapat disebabkan oleh :

sumbatan tuba, misalnya pada barotrauma

virus, biasanya infeksi virus saluran napas atas

alergi pada jalan napas atas

idiopatik 

Gejala dan tanda:

Gejala yang menonjol adalah pendengaran berkurang

Telinga terasa tersumbat

Suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda pada telinga

yangsakit (diplacusis binauralis)

Kadang terasa ada cairan yang bergerak pada telinga saat posisi kepala berubah.

Terdapat sedikit nyeri pada telinga saat awal tuba terganggu

dimanat i m b u l t e k a n a n n e g a t i f p a d a t e l i n g a t e n g a h

( m i s a l n y a p a d a b a r o t r a u m a ) . Setelah sekret terbentuk, tekanan ini

pelan – pelan menghilang.

Nyeri tidak ada jika penyebabnya virus atau alergi

Kadang terdapat vertigo, tinitus, pusing

P a d a o t o s k o p , m e m b r a n t i m p a n i t e r l i h a t r e t r a k s i .

K a d a n g t e r l i h a t gelembung udara atau permukaan cairan pada cavum

timpani

Tuli konduktif dapat terdeteksi dengan garpu tala

Pengobatan :

Medika mentosa:

31

Page 32: Otitis Eksterna 3

Yaitu : obat vasokostriktor lokal(tetes hidung), antihistamin

Pembedahan :

Dilakukan jika dalam 1 atau 2 minggu gejala masih menetap.

Dilakukan miringotomi, serta pemasangan pipa

ventilasi( grommettube)

Otitis media serosa kronik (glue ear)

Adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara bertahap tanpa

rasanyeri dengan gejala – gejala pada telinga yang berlangsung lama.Bila sekret

kental seperti lem maka disebut

 glue ear.

Otitis media serosa kronik sering terjadi pada anak – anak.

Otitis media serosa unilateral pada orang dewasa tanpa penyebab yang jelas harus

dipikirkan kemungkinan karsinoma nasofaring.

Otitis media serosa kronik dapat terjadi sebagai gejala sisa dari otitis

media akut y a n g t i d a k s e m b u h s e m p u r n a , i n f e k s i v i r u s ,

k e a d a a n a l e r g i , a t a u g a n g g u a n mekanis pada tuba.

Gejala dan tanda :

Tuli lebih menonjol daripada otitis media serosa akut, yaitu 40- 50 dB

Membran timpani terlihat utuh, retraksi,suram, kuning kemerahan atau

keabu-abuan

Pengobatan :

J i k a m a s i h b a r u , b i s a d i b e r i k a n d e k o n g e s t a n t e t e s

h i d u n g s e r t a kombinasi anti histamin – dekongestan per oral.

Pengobatan dilakukan selama 3 bulan.

32

Page 33: Otitis Eksterna 3

J i k a p e n g o b a t a n m e d i k a m e n t o s a t i d a k

b e r h a s i l , m a k a d i l a k u k a n   p e n g e l u a r k a n s e k r e t d e n g a n

m i r i n g o t o m i d a n m e m a s a n g p i p a v e n t i l a s i (grommet tube)

Atasi/obati faktor penyebab, seperti alergi, pembesaran adenoid

atautonsil, infeksi hidung atau sinus

33

Page 34: Otitis Eksterna 3

GANGGUAN FUNGSI TUBA EUSTACHIUS

Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah

dengan nasofaring. Fungsi tuba:

1. Ventilasi untuk menjaga agar tekanan udara dalam telinga tengah selalu sama

dengan tekanan udara luar.

2. Drainase secret

3. Proteksi menghalangi masuknya secret dari nasofaring ke telinga tengah.

Fungsi ventilasi dapat dibuktikan dengan :

a. Perasat Valsalva

Cara: meniupkan dengan keras dari hidung sambil hidung dipencet serta mulut

ditutup.

Hasil: Tuba Terbuka terasa udara masuk ke dalam rongga telinga tengah

yang menekan membrane timpani ke arah lateral.

KI: ada infeksi pada jalan napas atas.

b. Perasat Toynbee

Cara: menelan ludah sambil hidung dipencet serta mulut ditutup.

Hasil: Tuba Terbuka terasa membrane timpani tertarik ke medial.

Perasat ini lebih fisiologis.

Tuba Eustachius terdiri dari:

Cartilago Dua pertiga dalam (ke arah nasofaring)

Tulang Sepertiganya.

Pada anak, tuba lebih pendek, lebih lebar dan kedudukannya lebih horizontal dari

tuba orang dewasa. Panjang tuba orang dewasa 37,5 mm dan pada anak dibawah 9

bulan adalah 17,5 mm.

Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila oksigen

diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan, dan

34

Page 35: Otitis Eksterna 3

menguap. Pembukaan tuba dibantu oleh otot tensor veli palatine apabila

perbedaan antara 20-40 mmHg.

Gangguan fungsi tuba dapat terjadi oleh beberapa hal:

1. Tuba Terbuka Abnormal

Adalah tuba terus menerus terbuka, sehingga udara masuk ke telinga

tengah waktu respirasi. Dapat disebabkan oleh hilangnya jaringan lemak di sekitar

mulut tuba sebagai akibat turunnya berat badan yang hebat, penyakit kronis

(rhinitis atrofi dan faryngitis), gangguan fungsi otot seperti Myastenia Gravis,

penggunaan obat anti-hamil pada wanita dan penggunaan esterogen pada laki-laki.

Keluhan pasien biasanya berupa rasa penuh dalam telinga tengah atau

autofoni (gema suara sendiri terdengar lebih keras). Keluhan ini sangat

mengganggu sehingga pasien mengalami stress berat.

Pada pemeriksaan klinis dapat dilihat membran timpani yang atrofi, tipis,

dan bergerak pada respirasi (a telltale diagnostic sign).

Pengobatan cukup dengan obat penenang, dan bila tidak berhasil digunakan

pemasangan pipa ventilasi (Grommet)

2. Myoklonus palatal

Ialah kontraksi ritmik dari otot-otot palatum yang terjadi secara periodic.

Hal ini menimbulkan bunyi klik dalam telinga pasien dan kadang-kadang dapat

didengar oleh pemeriksa. Keadaan ini jarang terjadi dan penyebab yang pasti

belum diketahui.

3. Palatoskisis

Terjadi gangguan otot tensor veli palatine dalam membuka tuba. Hal ini

menyebabkan terjadinya kelainan telinga tengah pada anak dengan palatoskisis

lebih besar dibandingkan dengan anak normal. Dianjurkan untuk melakukan

koreksi palatoskisis sedini mungkin.

4. Obstruksi tuba

Dapat terjadi oleh berbagai kondisi, seperti peradangan di nasofaring,

peradangan adenoid atau tumor nasofaring. Gejala klinik awal adalah

terbentuknya cairan pada telinga tengah (otitis media serosa). Oleh karena itu,

35

Page 36: Otitis Eksterna 3

setiap pasien dewasa dengan otitis media kronik unilateral harus dipikirkan

adanya ca nasofaring. Sumbatan mulut tuba di nasofaring juga bisa disebabkan

oleh tampon posterior hidung (Bellocq tempon) atau oleh sikatriks akibat trauma

operasi (adenoidektomi).

36

Page 37: Otitis Eksterna 3

BAROTRAUMA

Barotitis Media (Aerotitis, Barotrauma)

DEFINISI

Barotitis Media (Aerotitis, Barotrauma) adalah gangguan telinga yang terjadi

akibat perubahan tekanan udara di telinga luar dan telinga tengah yang dipisahkan

oleh gendang telinga.

Gendang telinga merupakan pemisah antara saluran telinga dan telinga tengah.

Jika tekanan udara di dalam saluran telinga dan tekanan udara di dalam telinga

tengah tidak sama, maka bisa terjadi kerusakan pada gendang telinga.

Dalam keadaan normal, tuba eustakius (yang merupakan penghubung antara

telinga tengah dan hidung bagian belakang) membantu menjaga agar tekanan di

kedua tempat tersebut tetap sama dengan cara membiarkan udara dari luar masuk

ke telinga tengah atau sebaliknya.

PENYEBAB

Penyebab terjadinya barotrauma adalah penyumbatan pada tuba eustakius.

Jika tuba eustakius mengalami penyumbatan sebagian maupun penyumbatan total

akibat adanya jaringan parut, infeksi atau alergi, maka udara tidak akan sampai ke

telinga tengah dan terjadilah perbedaan tekanan.

Faktor resiko terjadinya barotrauma adalah:

Perubahan ketinggian : misalnya penerbangan, menyelam atau bepergian ke

daerah pegunungan.

Hidung tersumbat akibat alergi, pilek atau infeksi saluran nafas atas.

GEJALA

Penderita akan merasakan nyeri pada salah satu atau kedua telinganya, yang

disertai dengan hilangnya pendengaran yang sifatnya ringan.

Penderita juga merasakan telinganya penuh dan pusing.

37

Page 38: Otitis Eksterna 3

Jika keadaannya berat atau berlangsung lama maka ketulian bisa bertambah berat,

penderita merasakan adanya tekanan di dalam telinganya dan mungkin akan

terjadi perdarahan hidung.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.

Pada pemeriksaan telinga dengan otoskop akan tampak penggembungan ringan

atau retraksi (tarikan ke dalam) pada gendang telinga.

PENGOBATAN

Jika selama mengikuti penerbangan perubahan tekanan yang terjadi secara tiba-

tiba menyebabkan rasa penuh atau nyeri di telinga, maka untuk menyamakan

tekanan di telinga tengah dan mengurangi rasa nyeri bisa diatasi dengan:

menguap

mengunyah permen karet

mengisap permen

menelan.

Mengunyah atau menelan bisa membantu membuka tuba eustakius sehingga

udara bisa keluar-masuk untuk menyamakan tekanan dengan udara luar.

Penderita infeksi atau alergi hidung dan tenggorokan bisa mengalami rasa nyeri

ketika bepergian dengan pesawat terbang atau menyelam.

Untuk meringankan penyumbatan dan membantu membuka tuba eustakius bisa

diberikan dekongestan, misalnya penilefrin dalam bentuk tetes hidung atau obat

semprot.

PENCEGAHAN

Gunakan dekongestan atau antihistamin sebelum mengalami perubahan

ketinggian.

Selama menderita infeksi saluran nafas atas atau selama serangan alergi

sebaiknya tidak mengikuti penerbangan, menyelam atau bepergian ke daerah

38

Page 39: Otitis Eksterna 3

dengan ketinggian yang berbeda.

39

Page 40: Otitis Eksterna 3

BENIGN PAROXYSMAL POSITION VERTIGO (BPPV)

Definisi

Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) merupakan vertigo yang

ditandai dengan episode berulang singkat yang dipicu oleh perubahan posisi

kepala. BPPV merupakan penyebab tersering dari vertigo berulang dan vertigo

ini disebabkan oleh stimulasi abnormal dari cupula karena adanya “free-

floating otoliths ( canalolithiasis)” atau otolith yang telah beradhesi dengan

cupula (cupulolithiasis) dalam satu dari tiga kanal semisirkular.

Epidemiologi

BPPV adalah gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai, kira-kira

107 kasus per 100.000 penduduk, dan lebih banyak pada perempuan serta usia

tua (51-57 tahun). Jarang ditemukan pada orang berusia dibawah 35 tahun

yang tidak memiliki riwayat cedera kepala. BPPV sangat jarang ditemukan

pada anak.

Etiologi

Pada sekitar 50% kasus penyebabnya tidak diketahui (idiopatik). Beberapa

kasus BPPV diketahui setelah mengalami jejas atau trauma kepala leher,

infeksi telinga tengah atau operasi stapedektomi. Banyak BPPV yang timbul

spontan, disebabkan kelainan di otokonial berupa deposit yang berada di

kupula bejana semisirkuler posterior. Deposit ini menyebabkan bejana

menjadi sensitif terhadap perubahan gravitasi yang menyertai keadaan posisi

kepala yang berubah. Penyebab utama BPPV pada orang di bawah umur 50

tahun adalah cedera kepala. Pada orang yang lebih tua, penyebab utamanya

adalah degenerasi sistem vestibuler pada telinga tengah. BPPV meningkat

dengan semakin meningkatnya usia. Selain itu disebutkan juga bahwa BPPV

dapat merupakan suatu komplikasi dari operasi implant maksilaris.

40

Page 41: Otitis Eksterna 3

Mekanisme Patologi

Lepasnya debris otolith dapat

menempel pada cupula (cupulolithiasis)

atau dapat mengambang bebas di kanal

semisirkular (canalolithiasis) (gambar 1).

Penelitian patologis telah menunjukkan

bahwa kedua kondisi tersebut dapat terjadi.

Debris otholith menyingkir dari cupula dan

memberikan sensasi berputar melalui efek

gravitasi langsung pada cupula atau dengan

menginduksi aliran endolymph selama

gerakan kepala di arah gravitasi (gambar 2).

Menurut teori cupulolithiasis, deposit

cupula (heavy cupula) akan memicu efek

gravitasi pada krista. Namun, gerakan

debris yang bebas mengambang adalah

mekanisme patofisiologi yang saat ini

diterima sebagai ciri khas BPPV. Menurut

teori canalolithiasis, partikel mengambang bebas bergerak di bawah pengaruh

gravitasi ketika merubah posisi kanal dalam bidang datar vertical. Tarikan

hidrodinamik partikel menginduksi aliran endolymph, menghasilkan perpindahan

cupular dan yang penting mengarah ke respon yang khas diamati.

Beberapa studi telah berusaha untuk mengidentifikasi utrikular (otolithic)

abnormalitas di BPPV, tetapi telah menghasilkan hasil yang tidak konsisten.

Pasien dengan BPPV dapat menunjukkan kelainan di vestibular yang

menimbulkan potensial myogenic, horizontal visual subjektif dan “gain during

off-vertical axis rotation”

Gejala

41

Page 42: Otitis Eksterna 3

Penderita BPPV biasanya akan menimbulkan keluhan jika terjadi

perubahan posisi kepala pada suatu keadaan tertentu. Pasien akan merasa

berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika akan ke tempat tidur,

berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi hari,

mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala ditengadahkan ke belakang.

Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10 detik.

Kadang-kadang pada penderita BPPV dapat disertai rasa mual dan

seringkali pasien merasa cemas. Penderita biasanya menyadari keadaan ini

dan berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan yang dapat

menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala dalam posisi

tegak lurus atau berputar secara aksial tanpa ekstensi. Pada hampir sebagian

besar pasien, vertigo akan berkurang dan akhirnya berhenti secara spontan

dalam jangka waktu beberapa hari sampai beberapa bulan, tetapi kadang-

kadang dapat juga sampai beberapa tahun. BPPV khususnya dapat dibedakan

dari Menière disease karena biasanya pada BPPV tidak terjadi gangguan

pendengaran atau telinga berdenging (tinnitus).

Diagnosis

Diagnosis BPPV dapat ditegakkan berdasarkan :

1. Anamnesis

Pasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut kurang dari 10-20

detik akibat perubahan posisi kepala. Posisi yang memicu adalah berbalik

di tempat tidur pada posisi lateral, bangun dari tempat tidur, melihat ke

atas dan belakang, dan membungkuk. Vertigo bisa diikuti dengan mual.

2. Pemeriksaan fisik

Pasien memiliki pendengaran yang normal, tidak ada nistagmus spontan,

dan pada evaluasi neurologis normal. Pemeriksaan fisis standar untuk

BPPV adalah : Dix-Hallpike dan Tes kalori.

a. Dix-Hallpike Tes ini tidak boleh dilakukan pada pasien yang memiliki

masalah dengan leher dan punggung. Tujuannya adalah untuk

42

Page 43: Otitis Eksterna 3

memprovokasi serangan vertigo dan untuk melihat adanya nistagmus.

Cara melakukannya sebagai berikut :

- Pertama-tama jelaskan pada penderita mengenai prosedur

pemeriksaan, dan vertigo mungkin akan timbul namun menghilang

setelah beberapa detik.

- Penderita didudukkan dekat bagian ujung tempat periksa, sehingga

ketika posisi terlentang kepala ekstensi ke belakang 30o–40o,

penderita diminta tetap membuka mata untuk melihat nistagmus

yang muncul.

- Kepala diputar menengok ke kanan 45o (kalau kanalis semisirkularis

posterior yang terlibat). Ini akan menghasilkan kemungkinan bagi

otolith untuk bergerak, kalau ia memang sedang berada di kanalis

semisirkularis posterior.

- Dengan tangan pemeriksa pada kedua sisi kepala penderita,

penderita direbahkan sampai kepala tergantung pada ujung tempat

periksa.

- Perhatikan munculnya nistagmus dan keluhan vertigo, posisi

tersebut dipertahankan selama 10-15 detik.

- Komponen cepat nistagmus harusnya “up-bet” (ke arah dahi) dan

ipsilateral.

- Kembalikan ke posisi duduk, nistagmus bisa terlihat dalam arah

yang berlawanan dan penderita mengeluhkan kamar berputar ke

arah berlawanan.

- Berikutnya manuver tersebut diulang dengan kepala menoleh ke sisi

kiri 45o dan seterusnya.

43

Page 44: Otitis Eksterna 3

Gambar Uji Dix-Hallpike

Pada orang normal nistagmus dapat timbul pada saat gerakan

provokasi ke belakang, namun saat gerakan selesai dilakukan tidak

tampak lagi nistagmus. Pada pasien BPPV setelah provokasi

ditemukan nistagmus yang timbulnya lambat, ± 40 detik, kemudian

nistagmus menghilang kurang dari satu menit bila sebabnya

kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari satu

menit, biasanya serangan vertigo berat dan timbul bersamaan dengan

nistagmus.

b. Tes kalori

Tes kalori ini dianjurkan oleh Dick dan Hallpike. Pada cara ini

dipakai 2 macam air, dingin dan panas. Suhu air dingin adalah 30oC,

sedangkan suhu air panas adalah 44oC. volume air yang dialirkan

kedalam liang telinga masing-masing 250 ml, dalam waktu 40 detik.

Setelah air dialirkan, dicatat lama nistagmus yang timbul. Setelah

telinga kiri diperiksa dengan air dingin, diperiksa telinga kanan dengan

air dingin juga. Kemudian telinga kiri dialirkan air panas, lalu telinga

44

Page 45: Otitis Eksterna 3

dalam. Pada tiap-tiap selesai pemeriksaan (telinga kiri atau kanan atau

air dingin atau air panas) pasien diistirahatkan selama 5 menit ( untuk

menghilangkan pusingnya).

Diagnosis Banding

1. Vestibular Neuritis

Vestibular neuronitis penyebabnya tidak diketahui, pada

hakikatnya merupakan suatu kelainan klinis di mana pasien mengeluhkan

pusing berat dengan mual, muntah yang hebat, serta tidak mampu berdiri

atau berjalan. Gejala-gejala ini menghilang dalam tiga hingga empat hari.

Sebagian pasien perlu dirawat di rumah sakit untuk mengatasi gejala dan

dehidrasi. Serangan menyebabkan pasien mengalami ketidakstabilan dan

ketidakseimbangan selama beberapa bulan, serangan episodik dapat

berulang. Pada fenomena ini biasanya tidak ada perubahan pendengaran.

2. Labirintitis

Labirintitis adalah suatu proses peradangan yang melibatkan

mekanisme telinga dalam. Terdapat beberapa klasifikasi klinis dan

patologik yang berbeda. Proses dapat akut atau kronik, serta toksik atau

supuratif. Labirintitis toksik akut disebabkan suatu infeksi pada struktur

didekatnya, dapat pada telinga tengah atau meningen tidak banyak

bedanya. Labirintitis toksik biasanya sembuh dengan gangguan

pendengaran dan fungsi vestibular. Hal ini diduga disebabkan oleh

produk-produk toksik dari suatu infeksi dan bukan disebabkan oleh

organisme hidup. Labirintitis supuratif akut terjadi pada infeksi bakteri

akut yang meluas ke dalam struktur-struktur telinga dalam. Kemungkinan

gangguan pendengaran dan fungsi vestibular cukup tinggi. Yang terakhir,

labirintitis kronik dapat timbul dari berbagai sumber dan dapat

menimbulkan suatu hidrops endolimfatik atau perubahan-perubahan

patologik yang akhirnya menyebabkan sklerosi labirin.

3. Penyakit Meniere

45

Page 46: Otitis Eksterna 3

Penyakit Meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya

belum diketahui, dan mempunyai trias gejala yang khas, yaitu gangguan

pendengaran, tinitus, dan serangan vertigo. Terutama terjadi pada wanita

dewasa.

Penatalaksanaan

BPPV dengan mudah diobati. Partikel dengan sederhana perlu

dikeluarkan dari kanal semisirkular posterior dan mengembalikannya ke mana

mereka berasal.

Beberapa manuver yang dapat dilakukan, antara lain :

1. Canalith Reposisi Prosedur (CRP)/Epley manuver :

CRP adalah pengobatan non-invasif untuk penyebab paling umum

dari vertigo, terutama BPPV, CRP pertama kali digambarkan sebagai

pengobatan untuk BPPV di tahun 1992. Saat ini CRP atau maneuver

Epley telah digunakan sebagai terapi BPPV karena dapat mengurangi

gejala BPPV pada 88% kasus. CRP membimbing pasien melalui

serangkaian posisi yang menyebabkan pergerakan canalit dari daerah di

mana dapat menyebabkan gejala (yaitu, saluran setengah lingkaran dalam

ruang cairan telinga dalam) ke daerah telinga bagian dalam dimana canalit

tidak menyebabkan gejala (yaitu, ruang depan). Canalit biasanya berada

pada organ telinga bagian dalam yang disebut organ otolith, partikel kristal

ini dapat bebas dari organ otolith dan kemudian menjadi mengambang

bebas di dalam ruang telinga dalam.

Dalam kebanyakan kasus BPPV canalit bergerak di kanal ketika

posisi kepala berubah sehubungan dengan gravitasi, dan gerakan dalam

kanal menyebabkan defleksi dari saraf berakhir dalam kanal (cupula itu).

Ketika saraf berhenti dirangsang, pasien mengalami serangan tiba-tiba

vertigo.

Berdasarkan penelitian meta analisis acak terkendali CRP memiliki

tingkat efektivitas yang sangat tinggi. CRP telah diuji dalam berbagai

percobaan terkontrol, dalam studi ini, 61-80% dari pasien yang diobati

46

Page 47: Otitis Eksterna 3

dengan CRP memiliki resolusi BPPV dibandingkan dengan hanya 10-20%

dari pasien dalam kelompok kontrol. Berdasarkan temuan dari tinjauan

sistematis literatur, American Academy of Neurology menyimpulkan

bahwa CRP adalah "merupakan terapi yang efektif dan aman yang

ditetapkan yang harus ditawarkan untuk pasien dari segala usia dengan

BPPV kanal posterior (Level rekomendasi A)". Selain itu, American

Academy of Otolaryngology - Bedah Kepala dan Leher Foundation,

membuat rekomendasi bahwa "dokter harus memperlakukan pasien

dengan BPPV kanal posterior dengan Manuver reposisi partikel"

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yoon Kyung Kim dan

teman-teman ditunjukkan bahwa untuk mengontrol gejala BPPV maka

diperlukan pelaksanaan maneuver Epley 1,97 kali. Hal ini membuktikan

bahwa maneuver Epley marupakan maneuver yang paling efektif pada

BPPV.

Terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ronald dengan

menggunakan subyek sebanyak 40 pasien dengan BPPV dirawat dengan

menggunakan prosedur reposisi canalith (maneuver Epley) dibandingkan

dengan pembiasaan latihan vestibular untuk menentukan pendekatan

pengobatan yang paling efektif. Dua puluh pasien tambahan dengan BPPV

tidak diobati dan menjadi kelompok kontrol. Intensitas dan durasi gejala

dimonitor selama periode 3 bulan. Semua pasien telah menunjukkan

pengurangan gejala-gejala di kelompok perlakuan. Prosedur reposisi

canalith tampaknya memberikan resolusi gejala dengan perlakuan yang

lebih sedikit, tetapi hasil jangka panjangnya bagus, efektif dalam

mengurangi BPPV. Sejumlah besar pasien dalam kelompok kontrol (75%)

terus punya vertigo.

- Indikasi Canalith Reposisi Prosedur (CRP)/Epley manuver :

1. Episode berulang pusing dipicu BPPV.

2. Positif menemukan gejala dan nistagmus dengan pengujian posisi

(misalnya, uji Dix-Hallpike).

- Keterbatasan Canalith Reposisi Prosedur (CRT)/Epley manuver :

47

Page 48: Otitis Eksterna 3

1. Penggunaan CRP pada pasien tidak memiliki BBPV (diagnosis

yang salah).

2. Salah kinerja masing-masing komponen CRP

Prosedur manuver Epley :

Gambar 1. Manuver Epley

- Pertama posisi duduk, kepala menoleh ke kiri ( pada gangguan

keseimbangan / vertigo telinga kiri ) (1)

- Kemudian langsung tidur sampai kepala menggantung di

pinggir tempat tidur (2), tunggu jika terasa berputar / vertigo

48

Page 49: Otitis Eksterna 3

sampai hilang, kemudian putar kepala  ke arah kanan

(sebaliknya) perlahan sampai muka menghadap ke lantai (3),

tunggu sampai hilang rasa vertigo.

- Kemudian duduk dengan kepala tetap pada posisi menoleh ke

kanan dan kemudian ke arah lantai (4), masing-masing gerakan

ditunggu lebih kurang 30 – 60 detik.    

- Dapat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang kali sampai

terasa vertigo hilang.

Operasi dilakukan pada sedikit kasus pada pasien dengan

BPPV berat. Pasien ini gagal berespon dengan manuver yang

diberikan dan tidak terdapat kelainan patologi intrakranial pada

pemeriksaan radiologi. Gangguan BPPV disebabkan oleh respon

stimulasi kanalis semisirkuler posterior, nervus ampullaris, nervus

vestibuler superior, atau cabang utama nervus vestibuler. Oleh

karena itu, terapi bedah tradisional dilakukan dengan transeksi

langsung nervus vestibuler dari fossa posterior atau fossa medialis

dengan menjaga fungsi pendengaran.

Prognosis setelah dilakukan CRP (canalith repositioning

procedure) biasanya bagus. Remisi dapat terjadi spontan dalam 6

minggu, meskipun beberapa kasus tidak terjadi. Dengan sekali

pengobatan tingkat rekurensi sekitar 10-25%. CRP/Epley maneuver

terbukti efektif dalam mengontrol gejala BPPV dalam waktu lama.

2. Latihan Semont Liberatory :

49

Page 50: Otitis Eksterna 3

Gambar 2. Manuver Semont Liberatory

Keterangan Gambar :

- Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepala

menoleh ke kiri.

- Kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur

(2) dengan posisi kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-6-

detik)

- Kemudian tanpa merubah posisi kepala berbalik arah ke sisi kiri (3),

tunggu 30-60 detik, baru kembali ke posisi semula.   Hal ini dapat

dilakukan dari arah sebaliknya, berulang kali.

Latihan ini dikontraindikasikan pada pasien ortopedi dengan kasus fraktur

tulang panggul ataupun replacement panggul.

3. Latihan Brandt Daroff

Latihan Brand Daroff merupakan suatu metode untuk mengobati

BPPV, biasanya digunakan jika penanganan di praktek dokter gagal.

Latihan ini 95% lebih berhasil dari pada penatalaksanaan di tempat

praktek. Latihan ini dilakukan dalam 3 set perhari selama 2 minggu.

Pada tiap-tiap set, sekali melakukan manuver dibuat dalam 5 kali. Satu

pengulangan yaitu manuver dilakukan pada masing-masing sisi berbeda

(membutuhkan waktu 2 menit).

Cara latihan Brand-Darroff :

50

Page 51: Otitis Eksterna 3

Gambar 3. Manuver Brand-Darroff

Hampir sama dengan Semont Liberatory, hanya posisi kepala

berbeda, pertama posisi duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan

ke posisi kanan, kemudian balik posisi duduk, arahkan kepala ke kanan

lalu jatuhkan badan ke sisi kiri, masing-masing gerakan ditunggu kira-

kira 1 menit, dapat dilakukan berulang kali, pertama cukup 1-2 kali kiri

kanan, besoknya makin bertambah.

TERAPI BEDAH

Dengan CRP berulang dan latihan Brandt-Daroff, pasien masih dapat

mengalami veritigo persisten akibat disabilitas posisi atau frekuensi kambuhan

yanga merupakan refrakter dari manuver reposisi. Terapi bedah dapat

dipertimbangkan dalam kesempatan yang jarang, yang disebut juga

“incratable BPPV”.

Transeksi nervus ampula posterior yang mempersarafi kanal posterior

(singular neurectomy) atau oklusi kanal semisirkular posterior (saluran

penutup) telah dilakukan untuk “incratable BPPV”.

Neurektomi tunggal, dijelaskan oleh Gacek pada tahun 1974, merupakan

prosedur yang efisien yang dibuat untuk mengontrol gejala “incratable

BPPV”., dengan risiko yang dapat diterima gangguan pendengaran pasca

51

Page 52: Otitis Eksterna 3

operasi. Penyumbatan dan oklusi kanal juga merupakan teknik yang efektif

dengan rendahnya resiko gangguan pendengaran.

Namun, intervensi bedah diterapkan jika seluruh CRMs/latihan telah

dicoba dan gagal.

TERAPI MEDIKAMENTOSA

Obat rutin seperti vestibular supresan (misalnya antihistamin dan

benzodiazepine) tidak dianjurkan pada pasien BPPV karena penggunaan obat

vestibulosuppresan yang berkepanjangan hingga lebih dari 2 minggu dapat

mengganggu mekanisme adaptasi susunan saraf pusat terhadap abnormalitas

vestibular perifer yang sudah terjadi. Selain itu, efek samping yang timbul bisa

berupa kantuk, letargi, dan perburukan keseimbangan. Dokter dapat

memberikan obat untuk 1) mengurangi sensasi berputar dari vertigo atau 2)

mengurangi gejala pusing yang menyertai. Namun, tidak ada vestibular

supresan yang efektif seperti CRMs untuk BPPV dan tidak dapat digunakan

sebagai pengganti untuk maneuver reposisi.

Obat anti vertigo, seperti dimenhydrinate (Dramamine®), belladonna

alkaloid scopolamine (Transderm-Scop®), dan benzodiazepine (Valium®),

diindikasikan untuk mengurangi gejala pusing dan mual sebelum melakukan

CRM.

Edukasi

Langkah-langkah berikut ini dapat meringankan atau mencegah gejala vertigo:

- Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi

- Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita berdiri

dari tempat tidur

- Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang

- Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya untuk mengambil suatu

benda dari ketinggian

- Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala kita dalam posisi datar

(horisontal) atau bila leher dalam posisi mendongak.

52

Page 53: Otitis Eksterna 3

53

Page 54: Otitis Eksterna 3

PENYAKIT MENIERE

DEFINISI

Penyakit Meniere adalah suatu penyakit yang ditandai oleh serangan berulang

vertigo (perasaan berputar), tuli dan tinnitus (telinga berdenging).

EPIDEMIOLOGI

Terjadi pada usia 30-60 tahun

Wanita lebih banyak dari pada pria

ETIOLOGI

Penyebabnya tidak diketahui.

PATOFLOW

54

Page 55: Otitis Eksterna 3

GEJALA

Gejalanya berupa seangan vertigo, mual dan muntah mendadak, yang

berlangsung selama 3-24 jam dan kemudian menghilang secara perlahan.

Secara periodik, penderita merasakan telinganya penuh atau merasakan adanya

tekanan di dalam telinga.

Pendengaran di telinga yang terkena berfluktuasi (kadang jelas, kadang kurang)

tetapi semakin lama semakin memburuk.

Tinnitus bisa menetap atau hilang-timbul dan semakin memburuk sebelum,

setelah maupun selama serangan vertigo.

Pada kebanyakan penderita, penyakit ini hanya menyerang 1 telinga dan pada

10-15% penderita, penyakit ini menyerang kedua telinga.

Pada salah satu bentuk penyakit Meniere, tuli dan tinnitus terjadi beberapa bulan

atau beberapa tahun sebelum seangan vertigo.

Setelah serangan vertigo mulai, bisa terjadi perbaikan fungsi pendengaran.

55

Page 56: Otitis Eksterna 3

KLASIFIKASI

a. Penyakit Meniere vestibular

Penyakit Meniere vestibular ditandai dengan adanya vertigo episodic

sehubungan dengan tekanan dalam telinga tanpa gejala koklear.

Tanda dan gejala:

Vertigo hanya bersifat episodic

Penurunan respons vestibuler atau tak ada respons total pada telinga yang

sakit

Tak ada gejala koklear

Tak ada kehilangan pendengaran objektif

Kelak dapat mengalami gejala dan tanda koklear

b. Penyakit Meniere klasik

Tanda dan gejala:

Mengeluh vertigo

Kehilangan pendengaran sensorineural berfluktuasi

tinitus

Penyakit Meniere koklea

c. Penyakit Meniere koklea

Penyakit Meniere koklea dikenali dengan adanya kehilangan pendengaran

sensorineural progresif sehubungan dengan tnitus dan tekanan dalam telinga

tanpa temuan atau gejala vestibuler.

Tanda dan gejala:

Kehilangan pendengaran berfluktuasi

Tekanan atau rasa penuh aural

Tinnitus

Kehilangan pendengaran terlihat pada hasil uji

Tak ada vertigo

Uji labirin vestibuler normal

Kelak akan menderita gejala dan tanda vestibuler

56

Page 57: Otitis Eksterna 3

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.

Pemeriksaan yang dilakukan unruk membedakan penyakit meniere dari

penyebab vertigo lainnya:

- CT scan atau MRI kepala

- Stimulasi kalorik

- Elektroensefalografi

- Elektronistagmografi

- Audiometri/audiologi.

PENGOBATAN

Untuk meringankan vertigo bisa diberikan scopolamin, antihistamin, barbiturat

atau diazepam.

Tindakan pembedahan untuk mengurangi vertigo adalah neurektomi vestibuler,

dimana dilakukan pemotongn saraf yang menuju ke kanalis semisirkularis

(bagian dari telinga tengah yang mengatur keseimbangan).

Jika vertigo sangat mengganggu dan terjadi gangguan pendengaran yang berat,

dilakukan labirintektomi, yaitu pengangkatan koklea (bagian dari telinga tengah

yang mengatur pendengaran) dan kanalis semisirkularis.

PENCEGAHAN

Taktik perawatan diri tertentu dapat membantu mengurangi dampak penyakit

Meniere. Pertimbangkan tips ini:

1. Duduk atau berbaring segera ketika Anda merasa pusing. Selama episode

vertigo, hindari hal-hal yang dapat membuat tanda-tanda dan gejala lebih

buruk, seperti gerakan tiba-tiba, lampu-lampu terang, menonton televisi atau

membaca.

2. Istirahat selama dan setelah serangan. Jangan terburu-buru untuk kembali ke

kegiatan normal.

3. Waspadalah terhadap kemungkinan kehilangan keseimbangan. Jatuh bisa

menyebabkan cedera serius. Gunakan pencahayaan yang baik jika Anda

57

Page 58: Otitis Eksterna 3

bangun di malam hari. Pertimbangkan berjalan dengan tongkat untuk

stabilitas jika Anda mengalami masalah keseimbangan kronis.

4. Hindari mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin-mesin berat jika

Anda sering mengalami episode vertigo. Melakukan hal itu dapat

menyebabkan kecelakaan dan cedera.

PROGNOSIS

Sindrom menier tidak dapat diprediksi,gejala dapat memburuk,menghilang

sama sekali atau kembali pada saat yang bersamaan

58

Page 59: Otitis Eksterna 3

MOTION SICKNESS

Definisi

Motion sickness atau kinetosis, juga dikenal sebagai mabuk perjalanan, adalah

suatu kondisi di mana ada perselisihan antara gerakan visual dirasakan dan rasa

sistem vestibular dari gerakan. Tergantung pada penyebabnya juga dapat disebut

sebagai mabuk laut, mobil, penyakit sakit atau mabuk udara simulasi.

Pusing, kelelahan, dan mual adalah gejala yang paling umum dari penyakit

gerakan. Sindrom Sopite di mana seseorang merasa lelah atau kelelahan juga

berhubungan dengan penyakit gerakan. Mual dalam bahasa Yunani berarti mabuk

laut (kapal Naus berarti). Jika gerak menyebabkan mual tidak diselesaikan,

penderita akan sering muntah. Tidak seperti penyakit biasa, muntah pada mabuk

cenderung tidak untuk meredakan rasa mual.

Kejadian

Sekitar 33% dari orang yang rentan terhadap mabuk bahkan dalam keadaan ringan

seperti berada di sebuah perahu di air tenang, meskipun hampir 66% dari orang

yang rentan dalam kondisi yang lebih berat. Individu dan hewan tanpa sistem

vestibular fungsional kebal terhadap penyakit gerakan.

Mabuk di laut dapat hasil dari berada di tempat tidur sebuah perahu bergulir tanpa

bisa melihat cakrawala. Dendeng gerakan tiba-tiba cenderung lebih buruk untuk

penyakit gerakan yang halus memprovokasi dari lambat, karena mereka

mengganggu keseimbangan cairan lebih. Sebuah "corkscrewing" perahu akan

marah orang lebih dari satu yang meluncur lancar di gelombang mendekat. Mobil

mengemudi cepat di seluruh berliku jalan atau naik dan turun serangkaian bukit

akan marah orang lebih dari mobil yang bergerak lebih halus, jalan lurus. Melihat

ke bawah ke pangkuan seseorang untuk berkonsultasi peta atau mencoba untuk

membaca buku sambil seorang penumpang di mobil juga dapat membawa pada

59

Page 60: Otitis Eksterna 3

penyakit gerakan. Mabuk adalah terbesar untuk gerak sinusoidal vertikal dalam

rentang frekuensi Hz dan 0,05-0,8 maksimal pada 0,167 Hz.

Penyebab

Hipotesis yang paling umum untuk penyebab penyakit gerakan adalah bahwa ia

berfungsi sebagai mekanisme pertahanan terhadap neurotoksin. Para postrema

daerah di otak yang bertanggung jawab untuk merangsang muntah saat racun

terdeteksi, dan untuk menyelesaikan konflik antara visi dan keseimbangan. Ketika

merasa gerak tetapi tidak melihat itu (misalnya, dalam sebuah kapal tanpa

jendela), telinga bagian dalam mengirimkan ke otak bahwa itu indra gerak, tapi

mata memberitahu otak bahwa semuanya masih. Sebagai hasil dari kejanggalan

tersebut, otak akan sampai pada kesimpulan bahwa salah satu dari mereka

berhalusinasi dan selanjutnya menyimpulkan bahwa halusinasi adalah karena

menelan racun. Otak merespon dengan muntah merangsang, untuk membersihkan

toksin seharusnya.

Jenis

Mabuk dapat dibagi menjadi tiga kategori:

Gerak penyakit yang disebabkan oleh gerakan yang dirasakan tetapi tidak

terlihat

Mabuk kendaraan disebabkan oleh gerakan yang terlihat tapi tidak merasa

Mabuk kendaraan disebabkan ketika kedua sistem mendeteksi gerakan,

tetapi mereka tidak sesuai.

Gerak yang dirasakan tetapi tidak terlihat

Dalam kasus ini, gerak dirasakan oleh sistem vestibular dan karenanya gerakan

dirasakan, tetapi tidak ada gerak atau gerak sedikit yang terdeteksi oleh sistem

visual.

Suatu bentuk khusus dari penyakit gerakan, penyakit mobil cukup umum dan

sering dibuktikan oleh ketidakmampuan untuk membaca peta atau buku selama

60

Page 61: Otitis Eksterna 3

perjalanan. Mobil penyakit hasil dari konflik sensorik yang timbul di otak dari

input sensorik yang berbeda. Sebagian besar mata melihat bagian dalam mobil

yang bergerak sedangkan sistem vestibular dari gerak indera telinga bagian dalam

sebagai kendaraan berjalan sekitar sudut atau di atas bukit dan bahkan gundukan

kecil. Oleh karena itu efeknya terburuk ketika melihat ke bawah, tetapi dapat

dikurangi dengan melihat luar kendaraan.

Mabuk udara

Mabuk udara adalah sensasi yang disebabkan oleh perjalanan udara. Ini adalah

bentuk khusus dari mabuk dan dianggap sebagai respon normal pada orang sehat.

Mabuk udara terjadi ketika sistem saraf pusat menerima pesan yang bertentangan

dari tubuh (termasuk mata telinga bagian dalam, dan otot) yang mempengaruhi

keseimbangan dan kesetimbangan. Ini adalah dasarnya sama dengan carsickness

tetapi terjadi di pesawat terbang. Namun, beberapa perbedaan yang signifikan

adalah bahwa pesawat mungkin bank dan kemiringan tajam dan karena ukuran

jendela kecil, penumpang cenderung hanya melihat interior pesawat stasioner.

Faktor lain adalah bahwa saat dalam penerbangan, ada sedikit yang bisa dilihat di

luar jendela yang akan menunjukkan gerakan ke sistem visual.

Mabuk laut

Mabuk laut adalah bentuk penyakit gerakan ditandai oleh perasaan mual dan,

dalam kasus yang ekstrim, vertigo dialami setelah menghabiskan waktu di

kerajinan di atas air. Hal ini, sekali lagi, pada dasarnya sama dengan carsickness,

meskipun gerak sebuah perahu cenderung lebih konstan. Hal ini biasanya

disebabkan oleh gerakan goyang dari kerajinan atau gerakan saat direndam dalam

air. Dengan mabuk udara, bisa sulit untuk visual mendeteksi gerakan bahkan jika

kita melihat di luar perahu karena air tidak menawarkan titik tetap yang dapat

digunakan untuk menilai visual gerak. Beberapa pengalaman orang mabuk

perjalanan namun mereka tidak mengalami mabuk laut. Juga cenderung menjadi

lebih buruk ketika itu berkabut.

61

Page 62: Otitis Eksterna 3

Sentrifugal

Perangkat berputar seperti sentrifus digunakan dalam pelatihan astronot dan

wahana taman hiburan seperti Rotor dan Gravitron dapat menyebabkan penyakit

gerakan pada banyak orang. Sementara interior centrifuge tidak muncul untuk

bergerak, satu akan mengalami rasa gerakan. Selain itu, gaya sentrifugal dapat

menyebabkan sistem vestibular memberikan satu arti bahwa ke bawah dalam arah

menjauh dari pusat centrifuge daripada arah ke bawah benar.

Karena berputar Pusing

Ketika satu berputar dan berhenti tiba-tiba, cairan di telinga bagian dalam terus

memutar menyebabkan rasa terus berputar, sementara sistem visual seseorang

tidak lagi mendeteksi gerakan.

Gerak yang terlihat tapi tidak merasa

Dalam kasus ini, gerakan terdeteksi oleh sistem visual dan karenanya gerakan

yang dilihat, tapi tidak ada gerakan atau gerak sedikit yang dirasakan oleh sistem

vestibular. Motion sickness yang timbul dari situasi tersebut telah disebut sebagai

Penyakit Gerak visual Terimbas (VIMS).

Gerak karena film dan video lainnya sakit

Jenis penyakit ini sangat lazim ketika orang yang rentan yang menonton film di

layar besar seperti Imax tetapi juga dapat terjadi di bioskop format yang biasa atau

bahkan saat menonton TV. Demi kebaruan, teater Imax dan lainnya jenis

panorama yang dramatis sering menunjukkan gerakan seperti terbang di atas

lanskap atau mengendarai roller coaster. Ada cara yang sedikit untuk mencegah

jenis penyakit gerakan kecuali untuk menutup mata seseorang selama adegan

tersebut atau untuk menghindari film tersebut.

Di bioskop Format biasa, contoh dari sebuah film yang menyebabkan mabuk pada

orang banyak adalah The Blair Witch Project. Teater pelanggan diperingatkan

efek yang mungkin memuakkan, memperingatkan wanita hamil pada khususnya.

62

Page 63: Otitis Eksterna 3

Dalam hal ini, camcorder digunakan untuk film film. Sebagai kamera adalah

tangan memegang, kamera menjadi sasaran gerak jauh lebih banyak daripada rata-

rata kamera film.

Rumah film, seringkali difilmkan dengan kamera genggam, juga cenderung

menyebabkan penyakit gerak pada mereka yang melihatnya. Kamera-orang jarang

pemberitahuan ini selama syuting sejak / nya rasa nya gerak sesuai dengan gerak

yang terlihat melalui jendela bidik kamera. Mereka yang melihat film sesudahnya

hanya melihat gerakan, yang mungkin cukup besar, tanpa rasa gerakan.

Menggunakan fungsi zoom tampaknya berkontribusi mabuk serta zoom tidak

fungsi normal dari mata. Penggunaan tripod atau camcorder dengan teknologi

stabilisasi gambar saat syuting dapat meminimalkan efek ini.

Simulasi penyakit

Simulasi penyakit, atau penyakit simulator, adalah suatu kondisi dimana

seseorang menunjukkan gejala yang mirip dengan mabuk yang disebabkan oleh

bermain komputer / simulasi / video game.

Teori yang paling umum penyebab penyakit simulasi adalah bahwa ilusi gerak

yang diciptakan oleh dunia maya, dikombinasikan dengan tidak adanya gerakan

terdeteksi oleh telinga dalam, menyebabkan postrema daerah dalam otak manusia

untuk menyimpulkan bahwa seseorang berhalusinasi dan selanjutnya

menyimpulkan bahwa halusinasi adalah karena menelan racun. Otak merespon

dengan mual dan muntah menginduksi massa, untuk membersihkan toksin

seharusnya. Menurut teori ini, penyakit simulasi hanyalah bentuk lain dari

penyakit gerakan.

Gejala-gejala ini sering digambarkan sebagai sangat mirip dengan mabuk, dan

dapat berkisar dari sakit kepala, mengantuk, mual, pusing, muntah dan

berkeringat. Penelitian yang dilakukan di University of Minnesota memiliki siswa

memainkan Halo untuk kurang dari satu jam, dan menemukan bahwa hingga 50

persen merasa sakit setelahnya.

63

Page 64: Otitis Eksterna 3

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh US Army Research Institut untuk Ilmu

Perilaku dan Sosial dalam laporan yang diterbitkan Mei 1995 berjudul "Laporan

Teknis 1027 - Penyakit Simulator di Lingkungan Virtual", dari 742 eksposur 11

pilot dari simulator penerbangan militer, "kira-kira setengah dari pilot (334)

melaporkan pasca-efek dari beberapa jenis: 250 (34%) melaporkan bahwa gejala

hilang dalam waktu kurang dari 1 jam, 44 (6%) melaporkan bahwa gejala

berlangsung lebih dari 4 jam, dan 28 (4%) melaporkan bahwa gejala berlangsung

lebih lama dari 6 jam. Ada juga 4 (1%) melaporkan kasus kilas balik spontan

terjadi “.

Fenomena ini dikenal dalam budaya populer sebelum itu dikenal sebagai penyakit

simulasi. Dalam film komedi 1983 Joystick, manajer arcade video lokal

mengatakan, "Alasan mengapa saya tidak pernah memainkan permainan ini, juga,

mereka membuat saya secara fisik sakit Maksudku,. Setiap kali saya melihat di

salah satu layar, mereka membuat saya pusing. "

Gerak karena sakit Virtual Reality

Mabuk karena virtual reality sangat mirip dengan penyakit simulasi dan mabuk

karena film. Dalam virtual reality, Namun, efeknya dibuat lebih akut sebagai

semua titik referensi eksternal diblokir dari visi, gambar simulasi 3-dimensi dan

dalam beberapa kasus suara stereo yang juga dapat memberikan rasa gerak.

Simulator dunia yang paling maju, NADS-1, yang terletak di Driving Simulator

Lanjutan Nasional yang mampu secara akurat merangsang sistem vestibular

dengan bidang 360 derajat horizontal dan 16 derajat pandangan dasar kebebasan

gerak. Penelitian telah menunjukkan bahwa paparan gerakan rotasi di lingkungan

sekitarnya virtual dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam mual

dan gejala lain dari penyakit gerakan.

Gerakan yang dilihat dan dirasakan tapi tidak sesuai

64

Page 65: Otitis Eksterna 3

Efek Coriolis

Ketika bergerak dalam kerangka acuan yang berputar seperti di centrifuge atau

lingkungan di mana gravitasi adalah simulasi dengan gaya sentrifugal, efek

Coriolis menyebabkan rasa gerak dalam sistem vestibular yang tidak cocok

dengan gerakan yang terlihat.

Kadang-kadang ketika mengendarai kendaraan untuk waktu yang lama di jalan

buruk dipertahankan pada kecepatan yang sangat lambat (10-20 km / jam) dua

indra gagal untuk berkorespondensi. Karena kualitas jalan yang buruk kendaraan

akan brengsek terlalu banyak memberikan rasa gerak parah pada telinga bagian

dalam. Namun karena kecepatan lambat mata tidak rasa gerak jumlah yang

proporsional.

Pengobatan

Banyak obat dan preventatives untuk mabuk telah diusulkan.

Aktivitas

Salah satu saran yang umum adalah untuk hanya melihat keluar dari jendela

kendaraan bergerak dan untuk menatap ke arah cakrawala di arah perjalanan. Hal

ini membantu untuk kembali mengarahkan perasaan batin keseimbangan dengan

memberikan penegasan kembali visual gerak.

Di malam hari, atau di sebuah kapal tanpa jendela, akan sangat membantu untuk

hanya menutup mata, atau jika mungkin, tidur siang. Ini menyelesaikan konflik

input antara mata dan telinga dalam. Tidur siang juga membantu mencegah efek

psikogenik (yaitu efek dari penyakit yang diperbesar dengan berpikir tentang hal

itu).

65

Page 66: Otitis Eksterna 3

Sebuah metode sederhana untuk meredakan mabuk perjalanan umum dan ringan

adalah mengunyah [kutipan diperlukan]. Mengunyah permen karet memiliki

efektifitas luar biasa untuk mengurangi penyakit mobil di terpengaruh mereka.

Permen karet, bagaimanapun, adalah bukan satu-satunya satu mungkin

mengunyah untuk meringankan efek ringan dari penyakit mobil, mengemil

permen atau hanya mengunyah secara umum tampaknya mengurangi efek buruk

dari konflik antara visi dan keseimbangan.

Segar, udara dingin juga dapat meredakan mabuk sedikit, meskipun kemungkinan

ini berhubungan untuk menghindari bau busuk yang dapat memperburuk mual.

Obat

Over-the-counter dan resep obat yang tersedia, seperti Dramamine

(dimenhydrinate), Stugeron (cinnarizine), dan Bonine / Antivert (meclozine).

Skopolamin efektif dan kadang-kadang digunakan dalam bentuk patch

transdermal (1,5 mg) atau sebagai bentuk tablet lebih baru (0,4 mg). Pemilihan

sebuah transdermal patch atau tablet skopolamin ditentukan oleh dokter setelah

mempertimbangkan usia pasien, berat, dan lamanya waktu pengobatan yang

diperlukan.

Menariknya, banyak pengobatan farmakologis yang efektif untuk mual dan

muntah pada beberapa kondisi medis mungkin tidak efektif untuk penyakit

gerakan. Sebagai contoh, metoclopramide dan proklorperazin, walaupun

digunakan secara luas untuk mual, tidak efektif untuk gerak-penyakit pencegahan

dan pengobatan. Hal ini disebabkan fisiologi pusat muntah SSP dan masukan dari

zona pemicu kemoreseptor versus telinga bagian dalam. Penenang obat anti

histamin seperti bekerja prometazin cukup baik untuk mabuk, meskipun mereka

dapat menyebabkan kantuk yang signifikan.

66

Page 67: Otitis Eksterna 3

Jahe umumnya dianggap anti emetik-efektif. Satu review percobaan menunjukkan

bahwa menghisap minum jahe atau teh jahe dapat membantu meredakan mual,

sementara studi sebelumnya menunjukkan bahwa itu hanya efek plasebo. Tes

yang dilakukan di televisi menunjukkan Mythbusters dan Detektif Makanan

dukungan. teori bahwa jahe adalah pengobatan yang efektif untuk mual yang

disebabkan oleh penyakit gerakan.

Jahe dilaporkan untuk menenangkan katup pilorus terletak di dasar perut. Ini

relaksasi katup memungkinkan perut untuk beroperasi secara normal dimana isi

akan memasuki usus kecil bukannya dipertahankan dalam perut. Ini adalah efek

yang tidak diinginkan dari retensi di lambung yang akhirnya menghasilkan

muntah. Muntah tidak mabuk laut tetapi hanya gejala atau efek samping;

meskipun efeknya paling sering dikaitkan dengan mabuk laut. Link ini dilaporkan

studi jahe, perhatikan komentar tentang muntah kurang saat mengambil jahe, tapi

tidak mual kurang.

Stugeron tidak tersedia di Amerika Serikat baik over-the-counter atau dengan

resep. Ini telah terlibat dalam memicu kelumpuhan dan telah dilarang oleh FDA.

Elektronik

Seperti astronot sering mengalami mabuk perjalanan, NASA telah melakukan

penelitian ekstensif mengenai penyebab dan pengobatan untuk penyakit gerakan.

Salah satu perawatan tampak sangat menjanjikan adalah untuk orang yang

menderita dari penyakit gerak untuk memakai kacamata rana LCD yang

menciptakan visi stroboskopik dari 4 Hz dengan berdiam dari 10 milidetik.

67

Page 68: Otitis Eksterna 3

TRAUMA TELINGA

Trauma Telinga Luar

Laserasi

Sering mengorek2 telinga dengan jari atau suatu jepit rambut atau klip

kertas laserasi dinding kanalis perdarahan sementara, pasien cemas

segera hubungi dokter

Tidak memerlukan pengobatan tapi hentikan perdarahan

Kalau ada laserasi hebat pada aurikula eksplorasi dulu apakah ada

kerusakan tulang rawan atau tidak. Tulang rawan perlu diperiksa sebelum

reparasi plastik pada kulit. Kalau ada luka infeksi pada perikondrium beri

antibiotik profilaktik

Frosbite

Frosbite pada aurikula→timbul cepat pada suhu rendah+angin

dingin yang kuat. Terjadi perubahan yang perlahan-lahan→tidak

terasa nyeri sampai telinga (tergantung pada dalamnya cedera dan

lamanya paparan). Cedera dianggap sebagai kerusakan selular dan

gangguan mikrovaskular. Yang mengarah pada iskemia lokal.

Terapi:

Pemanasan cepat dengan air hangat bersuhu anatar 100-108 derajat

sampai terlihat tanda-tanda pencairan.

Beri analgesik

Kalau ada infeksi beri antibiotik

 

Hematoma

Sering ditemukan pada pegulat atau petinju.

Kalau tidak diobati →terbentuknya telinga bunga kol

Terapi: insisi dan drainase kumpulan darah dalam kondisi

steril→pemasangan balut tekan pada konka

68

Page 69: Otitis Eksterna 3

Terapi paling baik dilakukan segera setelah cedera, sebelum terjadi

organisasi hematoma

*Para pegulat diingatkan untuk memakai pelindung kepala pada

saat berlatih

Trauma Telinga Tengah

Perforasi membran timpani : karena adanya tekanan mendadak (trauma

ledakan) atau adanya benda asing dalam liang telinga

Gejala :

nyeri, sekret berdarah, gangguan pendengaran

Perawatan :

Perforasi bersih tanpa komplikasi : melindungi telinga dari air dan

pemberian antibiotik sistemik

Perforasi terkontaminasi : tetes telinga antibiotik. Jangan menutup

perforasi sampai infeksi teratasi.

Trauma Telinga Dalam

Energi akustik

Energi mekanis

Pada cedera yang mengakibatkan trauma mekanis terhadap tulang

temporal, maka dapat terjadi fraktur pada tulang tersebut, yang

biasanya disertai dengan gangguan lainnya berupa gangguan

kesadaran, hematoma subdural atau epidural.

Fraktur temporal :

▪ Fraktur longitudinal : berawal dari foramen magnum dan

berjalan ke luar menuju ke liang telinga. Telinga biasanya

berdarah dan terjadi gangguan pendengaran yang

konduktif.

▪ Fraktur tranversal : sering menyebabkan cedera labirin dan

saraf fasialis karena garis frakturnya melintasi labirin.

69

Page 70: Otitis Eksterna 3

GANGGUAN PENDENGARAN PADA GERIATRI

Perubahan patologik pada organ auditorik akibat proses degenerasi pada

usia lanjut dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Jenis ketulian yang terjadi

pada kelompok geriatri umumnya tuli sensorineural, namun dapat juga tuli

konduktif atau tuli campuran.

Organ-organ pendengaran akan mengalami proses degeneratif. Pada

telinga luar terjadi perubahan pada berkurangnya elastisitas jaringan daun telinga

dan liang telinga. Kelenjar-kelenjar sebasea dan seruminosa mengalami gangguan

fungsi sehingga produksinya berkurang, juga terjadi penyusutan jaringan lemak

sebagai bantalan di sekitar liang telinga. Hal ini menyebabkan kulit daun telinga

maupun liang telinga menjadi kering dan mudah mengalami trauma. Serumen

cenderung mengumpul, mengeras, dan menempel dengan jaringan kulit liang

telinga.

Bagian liang telinga 2/3 dalam mudah luka saat mengeluarkan kotoran

karena kulit yang melapisinya lebih tipis.

Serumen cenderung menumpuk karena terjadi peningkatan produksi

serumen dari bagian 1/3 liang telinga, bertambah banyaknya rambut liang telinga,

yang tampak lebih tebal dan panjang.

Bagian telinga lain seperti membran timpani, tulang-tulang pendengaran,

otot-otot di telinga tengah juga mengalami perubahan walaupun tidak terlalu

bermakna.

Perubahan mikroskopis struktur telinga tengah menurut Etholm dan Belai

(1974) didapatkan:

1. Membran timpani menipis dan lebih kaku

2. Arthritis sendi sering terjadi pada antar tulang-tulang pendengaran

3. Atrofi dan degenerasi serabut-serabut otot pendengaran di telinga tengah

4. Proses penulangan dan perkapuran pada tulang rawan di sekitar Tuba

Eustachius.

Struktur telinga bagian dalam yaitu sensorik, saraf, pembuluh darah,

jaringan penunjang, maupun sinaps saraf, rentan terhadapat proses degeneratif.

70

Page 71: Otitis Eksterna 3

Organ corti paling rentan terhadap proses degeneratif. Perubahan pada sel-sel

rambut luar di bagian basal koklea sangat besar pengaruhnya dalam penurunan

ambang pendengaran pada usia lanjut.

TULI KONDUKTIF PADA GERIATRI

Pada telinga luar dan telinga tengah proses degeneratif dapat menyababkan

kelainan berupa;

1. Berkurangnya elastisitas dan bertambah besarnya ukuran pinna daun

telinga

2. Atrofi dan bertambah kakunya liang telinga

3. Penumpukan serumen

4. Membran timpani bertambah tebal dan kaku

5. Kekauan sendi tulang-tulang pendengaran

Kelenjar-kelenjar serumen mengalami atrofi, sehingga produksi kelenjar

serumen berkurang dan menyebabkan serumen menjadi lebih kering, sehingga

terjadi serumen prop, membran timapani bertambah kaku dan tebal , kekakuan

pada persendian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduksi.

TULI SARAF PADA GERIATRI

Presbikusis adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi, umumnya pada usia

65 tahun, simetris pada telinga kiri dan kanan, terjadi pada frekuensi 1000 Hz atau

lebih.

Etiologi

Presbikusis merupakan akibat proses degenerasi yang memiliki hubungan

dengan faktor-faktor herediter, pola makanan, arterioskerosis, infeksi, bising, gaya

hidup atau bersifat multifaktor. Progresifitas penurunan pendengaran dipengaruhi

oleh usia dan jenis kelamin, laki-laki lebih cepat dibandingkan perempuan.

Patologi

Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan N.VIII. Pada

koklea perubahan yang mencolok ialah atrofi dan degenerasi sel-sel rambut

penunjang pada organ Corti. Proses atrofi disertai dengan perubahan vaskular juga

71

Page 72: Otitis Eksterna 3

terjadi pada stria vaskularis. Ukuran sel-sel ganglion, saraf, dan myelin akson

saraf juga mengalami penurunan jumlah.

Klasifikasi

No. Jenis Patologi

1. Sensorik Lesi terbatas pada koklea. Atrofi organ Corti, jumlah sel-sel

rambut dan sel-sel penunjang berkurang.

2. Neural Sel-sel neuron pada koklea dan jaras auditorik berurang.

3. Metabolik

(Strial

presbycusis)

Atrofi stria vaskularis. Potensial mikrofonik menurun.

Fungsi sel dan keseimbangan bio-kimia/bioelektrik koklea

berkurang.

4. Mekanik

(Cochlear

presbycusis)

Terjadi perubahan gerakan mekanik duktus koklearis.

Atrofi ligamentum spiralis.

Membran basilaris lebih kaku.

Berdasrkan perubahan patologik yang trjadi, Schuknecht dkk

menggolongkan presbikusis menjadi 4 jenis yaitu,

Gejala Klinik

Keluhan utama presbukusis berupa berkurangnya pendengaran secara

perlahan-lahan dan progresif, simetris pada kedua telinag. Kapan berkurangnya

pendenngan tidak diketahui pasti.

Keluhan lainnya adalah telinga berdenging (tinitus nada tinggi). Pasien

dapat mendengar suara percakapan, tapi sulit untuk memahaminya, terutama bila

diucapkan dengan cepat di tempat dengan latar belakang bising (cocktail party

deafness). Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga, hal

ini disebabkan oleh faktor kelelahan saraf (recruitment).

Diagnosis

Dengan pemeriksaan otoskopik, tampak membran timpani suram,

mobilitasnya berkurang. Pada tes penala didapatkan tuli sensorineural.

Pemeriksaan audiometrik nada murni menunjukkan suatu tuli saraf nada tinggi,

bilateral, dan simetris.

72

Page 73: Otitis Eksterna 3

Pada tahap awal terdapat penurunan tajam (sloping) setelah frekuensi 2000

Hz. Ini khas pada presbikusis jenis sensorik dan neural.

Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih

mendatar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi penurunan.

Pada tahap lanjut terjadi penurunan pada frekuensi yang lebih rendah.

Pemeriksaan audiometrik tutur menunjukkan adanya gangguan

diskriminasi wicara (speech discrimination). Tampak pada presbikusis neural dan

koklear.

Penatalaksanaan

Rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi pendengaran dilakukan dengan

pemasangan alat bantu dengar (hearing aid). Perlu dikombinasikan dengan latihan

membaca ujaran (speech reading) dan latihan mendengar (audiotory training).

73

Page 74: Otitis Eksterna 3

TULI PADA ANAK

Tuli Sebagian (impaired hearing)

Keadaan fungsi pendengaran berkurang namun masih dapat dimanfaatkan utuk

berkomunikasi dengan atau tanpa bantuan alat bantu dengar

Tuli Total (deaf)

Keadaan fungsi pendengaran yang sedemikian terganggunya sehingga tidak dapat

berkomunikasi sekalipun mendapat perkerasan (amplified)

Etiologi

a. Prenatal

- Genetik herediter

- Non genetic : terjadi pada trimester pertama bisa disebabkan oleh infeksi,

kekurangan gizi, gangguan metabolik, dan obat ototoksik

b. Perinatal

- Prematuritas

- BBLR (< 2500 gram)

- Tindakan dengan alat (ekstraksi vakum atau forsep)

- Hiperbilirubinemia (> 20 mg/100 ml)

- Asfiksia

- Anoksia otak (APGAR < 5 dalam 5 menit pertama)

c. Postnatal

- Infeksi bakterial atau viral

- Perdarahan pada telinga tengah

- Trauma temporal

Faktor Resiko

Menurut Joint Committee on Infant Hearing (1990) :

1. Riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran bawaan

2. Riwayat infeksi prenatal (TORCHS)

74

Page 75: Otitis Eksterna 3

3. Kelainana anatomi telinga

4. Lahir premature

5. BBLR

6. Persalinan dengan tindakan

7. Hiperbilirubinemia

8. Asfiksia berat, APGAR rendah (0-3)

Pemeriksaan

1. Free Field Test

Di dalam ruang tenang, menggunakan sumber suara seperti baby reactometer,

Neometer, Viena tone, ataupun yang lainnya.

Kemudian dinilai kemampuan anak dalam memberi respon terhadap sumber

bunyi.

2. Behavioral Observation

Respon terhadap sumber bunyi berupa perubahan sikap atau reflex. Kalau tidak

berhasil dilakukan sekali lagi dan jika tidak berhasil, pemeriksaan ketiga

dilakukan 1 minggu setelahnya. Kemudian jika respon tidak ada maka

dilakukan pemeriksaan audiologik lanjutan yang lebih lengkap

3. Conditioned Test

Anak dilatih dulu sebelumnya kemudian dilakukan pemeriksaan memakai

audiometri.

4. Audiometri Nada Murni

Dilakukan pada anak dengan usia > 4 tahun. Menggunakan nada murni.

5. B.E.R.A (Brain Evoked Response Audiometry)

Rehabilitasi

Dilakukan secepat mungkin dimana masa proses belajar mendengar dan berbicara

sekitar 2-3 tahun.

Dapat memakai alat bantu dengar.

Implan koklea

75

Page 76: Otitis Eksterna 3

Implan koklea

Suatu perangkat elektronik yang berfungsi memperbaiki kemampuan

pendengaran.

Indikasi : tuli sara berat bilateral atau tuli total bilateral

Terdapat komponen dalam dan komponen luar.

1. Komponen luar : mikrofon, speech processor, kabel penghubung mikrofon

dengan speech processor, dan transmitter

2. Komponen dalam : receiver dan multi chanel electrode

76

Page 77: Otitis Eksterna 3

77

Page 78: Otitis Eksterna 3

GANGGUAN TELINGA AKIBAT OBAT OTOTOKSIK

DEFINISI

kerusakan karena efek toksik obat di telinga dalam, kokleal, dan atau

vestibuler.

ETIOLOGI

Agen-Agen Ototoksik

Antibiotik

Aminoglikosida

Streptomisin

Dihidrostreptomisin

Neomisin

Gentamisin

Diuretik

Furosemid

As. Etakrinat

Bumetamid

Manitol

Analgetik dan antipiretik

Salisilat

Kinin

klorokuin

Antineoplastik

bleomisin

nitrogen mustard

cis-platinum

Lain-lain

pentobarbital

heksadin

78

Page 79: Otitis Eksterna 3

mandelamin

praktolol

Zat kimia

karbon monoksida

minak chenopodium

nikotin

alcohol

kalium bromat

Logam Berat

Air raksa

Emas

Timbale

arsen

Obat-obat tertentu menyebabkan gangguan pendengaran dan keseimbangan,

tetapi sebagian besar obat lebih banyak menyebabkan gangguan pendengaran.

Hampir seluruh obat tersebut dibuang dari tubuh melalui ginjal. Karena itu setiap

kelainan fungsi ginjal akan meningkatkan kemungkinan penimbunan obat di

dalam darah dan mencapai kadar yang bisa menyebabkan kerusakan.

Dari semua jenis antibiotik, neomisin memiliki efek yang paling berbahaya

terhadap pendengaran, diikuti oleh kanamisin dan amikasin.

Viomisin, gentamisin dan tobramisin bisa mempengaruhi pendengaran dan

keseimbangan.

Antibiotik streptomisin lebih banyak mempengaruhi keseimbangan.

Vertigo (perasaan berputar) dan gangguan keseimbangan akibat streptomisin

cenderung bersifat sementara. Tetapi kadang bisa terjadi sindroma Dandy, dimana

gangguan keseimbangan bersifat menetap dan berat sehingga penderita

mengalami kesulitan jika berjalan dalam ruangan yang gelap.

79

Page 80: Otitis Eksterna 3

Jika diberikan suntikan asam etakrinat dan furosemid kepada penderita gagal

ginjal yang juga menjalani pengobatan dengan antibiotik, akan terjadi tuli

permanen atau tuli sementara.

Aspirin dalam dosis yang sangat tinggi yang digunakan dalam jangka panjang

bisa menyebabkan tuli dan tinnitus (telinga berdenging), yang biasanya bersifat

sementara.

Kuinin bisa menyebabkan tuli permanen.

Jika terjadi perforasi gendang telinga, obat-obat yang bisa menyebabkan

kerusakan telinga tidak dioleskan/diteteskan langsung ke dalam telinga karena

bisa diserap ke dalam cairan di telinga dalam.

Antibiotik yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran tidak diberikan

kepada:

- wanita hamil

- usia lanjut

- orang yang sebelumnya telah menderita ketulian.

Kepekaan setiap orang terhadap obat-obat tersebut bervarisi, tetapi biasanya

ketulian bisa dihindari jika kadar obat dalam darah berada dalam kisaran yang

dianjurkan. Karena itu biasanya dilakukan pemantauan terhadap kadar obat dalam

darah. Jika memungkinkan, sebelum dan selama menjalani pengobatan dilakukan

tes pendengaran.

Biasanya tanda awal dari kerusakan adalah ketidakmampuan untuk mendengarkan

suara dengan nada tinggi.

Bisa terjadi tinnitus (telinga berdenging) atau vertigo.

GEJALA KLINIS

tinitus, ketulian, dan vertigo

80

Page 81: Otitis Eksterna 3

PENATALAKSANAAN

Tuli yang diakibatkan oleh obat-obat ototoksik tidak dapat diobati. Bila pada

waktu pemberian obat-obat ototoksik terjadi pada gangguan telinga dalam (dapat

diketahui secara audiometrik), maka pengobatan dengan obat-obatan tersebut

harus segera dihentikan. Berat ringannya ketulian yang terjadi tergantung kepada

jenis obat, jumlah dan lamanya pengobatan. Kerentanan pasien termasuk yang

menderita insufisiensi ginjal dan sifat obat itu sendiri. Apabila ketulian sudah

terjadi dapat divoba melakukan rehabilitasi antara lain dengan alat bantu dengar

(ABD), psikoterapi, auditory trainining, termasuk cara menggunakan sisa

pendengaran dengan alat bantu dengar, belajar komunikasi total dengan belajar

membaca bahasa isyarat. Pada tuli total biilateral mungkin dapat dipertimbangkan

pemasangan implan koklea (Cochlear implant).

PROGNOSIS

Sangat tergantung kepada jenis obat, jumlah dan lamanya pengobatan, kerentanan

pasien. Pada umumnya prognois tidak begitu baik malah mungkin buruk.

81

Page 82: Otitis Eksterna 3

TULI MENDADAK

Definisi

Tuli yang terjadi secara tiba-tiba.

Jenis ketulian sensorineural.

Penurunan pendengaran sensorineural 30dB atau lebih, paling sedikit tiga

frekuensi berturut-turut pada pemeriksaan audiometric dan berlangsung kurang

dari 3 hari.

Etiologi

Iskemia koklea

Dapat disebabakan oleh spasme, thrombosis atau perdarahan arteri auditiva

interna.

Iskemia mengakibatkan degenerasi luas pada sel-sel ganglion stria vaskularis dan

ligaen spiralis pembentukan jaringan ikat dan penulangan.

Infeksi virus

Ex: virus parotis, virus campak, virus influenza B, dan mononucleosis

menyebabakn kerusakan pada organ corti, membrane tektoria, dan selubung

myelin saraf akustikus.

Trauma kepala

Trauma bising yang keras

Perubahan tekanan atmosfer

Autoimun

Obat ototoksin

Penyakit Meniere

Neuroma akustik

Gejala

Timbul mendadak atau menahun secara tidak jelas.

Dapat unilateral atau bilateral

Disertai tinitus dan vertigo

82

Page 83: Otitis Eksterna 3

Diagnosis

Anamnesis

Bagaimana proses terjadinya tuli, gejala yang menyertai serta factor predisposisi.

Pemeriksaan fisik dan THT

Audiologi

Tes penala: rinne positif, weber lateralisasi ke telinga yang sehat, Schwabach

memendek. (tuli sensorineural)

Laboratorium

Untuk memeriksa kemungkinana infeksi virus, bakteri, hiperlipidemia,

hiperfibrinogen, hipotiroid, penyakit autoimun, faal hemostatis.

Pemeriksaan penunjang lainnya.

Penatalaksanaan

Total bed rest selama dua minggu

Vasodialtasi complamin injeksi

Prednisone (kortikosteroid)

Vitamin C 500 mg 1x1 tablet/hari

Neurobion (neurotonik) 3x1 tablet/hari

Diet rendah garam dan rendah kolesterol

Inhalasi oksigen 4x15 menit (2liter/menit)

Obat anti virus sesuai penyebabnya

Hipertonik oksigen terapi (HB)

Pemasangan alat bantu dengar

Psikoterapi

Evaluasi pendengaran dilakukan setiap minggu dalam satu bulan (kallinen et

al,1997):

Sangat baik perbaikan lebih dari 30dB pada 5 frekuensi

Sembuh perbaikan ambang pendengaran kurang dari 30dB pada frekuensi

250Hz, 500Hz, 1000Hz, 2000Hz, dan di bawah 25dB pada frekuensi 4000Hz

83

Page 84: Otitis Eksterna 3

Baik bila rerata perbaiakn 10-30 dB pada 5 frekuensi

Tidak ada perbaikan terdapat perbaikan kurang dari 10 dB pada 5 frekuensi.

84

Page 85: Otitis Eksterna 3

NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL)

PENDAHULUAN

Berdasarkan survei "Multi Center Study" di Asia Tenggara, Indonesia

termasuk 4 negara dengan prevalensi ketulian yang cukup tinggi yaitu 4,6%,

sedangkan 3 negara lainnya yakni Sri Lanka (8,8%), Myanmar (8,4%) dan India

6,3%). Angka prevalensi sebesar 4,6% tergolong cukup tinggi, sehingga dapat

menimbulkan masalah sosial di tengah masyarakat. Menurut Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 250 juta

penduduk dunia menderita gangguan pendengaran dan 75 juta - 140 juta

diantaranya terdapat di Asia Tenggara.

Kemajuan peradaban telah menggeser perkembangan industri ke arah

penggunaan mesin-mesin, alat-alat transportasi berat, dan lain sebagainya.

Akibatnya kebisingan makin dirasakan mengganggu dan dapat memberikan

dampak pada kesehatan. Biaya yang harus ditanggung akibat kebisingan ini sangat

besar. Misalnya, bila terjadi di tempat-tempat bisnis dan pendidikan, maka bising

dapat mengganggu komunikasi yang berakibat menurunnya kualitas bisnis dan

pendidikan. Sama halnya dengan akibat yang ditimbulkan pada masyarakat yang

lokasi tempat tinggalnya berdekatan dengan sumber bising. Trauma akustik

ataupun gangguan pendengaran lain yang timbul akibat bising, gangguan sistemik

yang timbul akibat kebisingan, penurunan kemampuan kerja, bila dihitung

kerugiannya secara nominal dapat mencapai milyaran rupiah.

Industri yang terutama membawa risiko kehilangan pendengaran antara lain

pertambangan, pembuatan terowongan, penggalian (peledakan, pengeboran),

mesin-mesin berat ( pencetakan besi, proses penempaan, dll), pekerjaan

mengemudikan mesin dengan mesin pembakaran yang kuat (pesawat terbang,

truk, bajaj, kenderaan konstruksi, dll), pekerjaan mesin tekstil dan uji coba mesin-

mesin jet. Pada umumnya gangguan pendengaran yang disebabkan bising timbul

setelah bertahun-tahun pajanan. Kecepatan kemunduran tergantung pada tingkat

bising, komponen impulsif dan lamanya pajanan, serta juga pada kepekaan

individual yang sifat-sifatnya tetap tidak diketahui.

85

Page 86: Otitis Eksterna 3

Salah satu bising industri yang dianggap perlu untuk diteliti adalah bising

pesawat terbang. Penelitian mengenai pengaruh bising pesawat terbang terhadap

kemampuan pendengaran pekerja telah banyak dilakukan. Diantarannya yaitu

penelitian yang dilakukan di London Inggris dimana peneliti membandingkan

antara subjek dengan tingkat kebisingan pesawat terbang yang tinggi dengan

tingkat kebisingan pesawat terbang yang rendah. Hasilnya adalah didapat kejadian

gangguan pendengaran lebih tinggi pada subjek dengan tingkat kebisingan

pesawat terbang yang tinggi. Penelitian lainnya juga menunjukkan hal yang sama,

dimana pada pekerja bandara laki-laki di Korea menunjukkan perbedaan yang

significant pada kejadian hilangnya pendengaran (lebih dari 25 dB) antara subjek

yang terpapar bising dengan yang tidak terpapar bising pesawat terbang (p< 0.5).

Hampir 60,8 % dari pekerja yang terpapar bising tersebut tercatat sebagai

pengguna HPDs (Hearing Protective Devices).

Mengingat besarnya masalah tersebut dan pentingnya kesehatan indera

pendengaran sebagai salah satu faktor penting dalam meningkatkan mutu sumber

daya manusia, maka diperlukan adanya perhatian yang lebih terhadap masalah

kesehatan indera pendengaran khususnya tuli akibat pemajanan bising

(TAB/NIHL).

BISING

Definisi

Kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya yang

merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang

menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup. Kebisingan yaitu

bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu

tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan

lingkungan atau semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-

alat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada tingkat tertentu dapat

menimbulkan gangguan pendengaran.

86

Page 87: Otitis Eksterna 3

Baku Tingkat Kebisingan

Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang

diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak

menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Baku

tingkat kebisingan (Nilai Ambang Batas, NAB) peruntukan kawasan/lingkungan

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Peruntukan kawasan / lingkungan

kegiatan

Tingkat kebisingan

(dB)

Peruntukan Kawasan

1. Perumahan dan pemukiman 55

2. Perdagangan dan jasa 70

3. Perkantoran dan perdagangan 65

4. Ruang terbuka hijau 50

5. Industri 70

6. Pemerintahan dan fasilitas umum 60

7. Rekreasi 70

8. Khusus :- Bandar udara- Stasiun

Kereta Api - Pelabuhan Laut- Cagar

Budaya 

70

Lingkungan Kegiatan

1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55

2. Sekolah dan sejenisnya 55

3. Tempat ibadah dan sejenisnya 55

TULI AKIBAT BISING

87

Tabel 2.1 Baku tingkat kebisingan (Nilai Ambang Batas, NAB) peruntukan kawasan/lingkungan

Page 88: Otitis Eksterna 3

Definisi

Tuli akibat bising (TAB) adalah tuli sensorineural yang terjadi akibat

terpapar oleh bising yang cukup keras dan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Faktor yang Mempengaruhi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemaparan kebisingan yaitu intensitas

kebisingan, frekwensi kebisingan, lamanya waktu pemaparan bising, kerentanan

individu, jenis kelamin, usia dan kelainan di telinga tengah. Tuli sensorineural

dapat disebabkan oleh toksin (seperti arsen dan quinine) dan antibiotika seperti

streptomisin yang dapat merusak koklea.

Patogenesis

Tuli akibat bising mempengaruhi organ Corti di koklea terutama sel-sel

rambut. Daerah yang pertama terkena adalah sel-sel rambut luar yang

menunjukkan adanya degenerasi yang meningkat sesuai dengan intensitas dan

lama paparan. Stereosilia pada sel-sel rambut luar menjadi kurang kaku sehingga

mengurangi respon terhadap stimulasi. Dengan bertambahnya intensitas dan

durasi paparan akan dijumpai lebih banyak kerusakan seperti hilangnya

stereosilia. Daerah yang pertama kali terkena adalah daerah basal. Dengan

hilangnya stereosilia, sel-sel rambut mati dan digantikan oleh jaringan parut.

Semakin tinggi intensitas paparan bunyi, sel-sel rambut dalam dan sel-sel

penunjang juga rusak. Dengan semakin luasnya kerusakan pada sel-sel rambut,

dapat timbul degenerasi pada saraf yang juga dapat dijumpai di nukleus

pendengaran pada batang otak.

Gambaran Klinis

Tuli akibat bising dapat mempengaruhi diskriminasi dalam berbicara (

speech discrimination ) dan fungsi sosial. Gangguan pada frekwensi tinggi dapat

menyebabkan kesulitan dalam menerima dan membedakan bunyi konsonan.

Bunyi dengan nada tinggi, seperti suara bayi menangis atau deringan telepon

88

Page 89: Otitis Eksterna 3

dapat tidak didengar sama sekali. Ketulian biasanya bilateral. Selain itu tinitus

merupakan gejala yang sering dikeluhkan dan akhirnya dapat mengganggu

ketajaman pendengaran dan konsentrasi.

Secara umum gambaran ketulian pada tuli akibat bising ( noise induced

hearing loss ) adalah bersifat sensorineural, hampir selalu bilateral, jarang

menyebabkan tuli derajat sangat berat ( profound hearing loss ).

Secara klinis pajanan bising pada organ pendengaran dapat menimbulkan

reaksi adaptasi, peningkatan ambang dengar sementara (temporary threshold shift)

dan peningkatan ambang dengar menetap ( permanent threshold shift). Reaksi

adaptasi merupakan respons kelelahan akibat rangsangan oleh bunyi dengan

intensitas 70 dB SPL atau kurang, keadaan ini merupakan fenomena fisiologis

pada saraf telinga yang terpajan bising. Peningkatan ambang dengar sementara,

merupakan keadaan terdapatnya peningkatan ambang dengar akibat pajanan

bising dengan intensitas yang cukup tinggi. Pemulihan dapat terjadi dalam

beberapa menit atau jam. Jarang terjadi pemulihan dalam satuan hari. Peningkatan

ambang dengar menetap, merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan ambang

dengar menetap akibat pajanan bising dengan intensitas sangat tinggi (explosif)

atau berlangsung lama yang menyebabkan kerusakan pada berbagai struktur

koklea, antara lain kerusakan organ Corti, sel-sel rambut, stria vaskularis, dan

lainnya.(7,8)

Derajat ketulian berkisar antara 40 s/d 75 dB. Apabila paparan bising

dihentikan, tidak dijumpai lagi penurunan pendengaran yang signifikan,

kerusakan telinga dalam mula-mula terjadi pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000

Hz, dimana kerusakan yang paling berat terjadi pada frekwensi 4000 Hz, dengan

paparan bising yang konstan, ketulian pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz

akan mencapai tingkat yang maksimal dalam 10 – 15 tahun.

Selain pengaruh terhadap pendengaran ( auditory ), bising yang berlebihan

juga mempunyai pengaruh non auditory seperti pengaruh terhadap komunikasi

wicara, gangguan konsentrasi, gangguan tidur sampai memicu stress akibat

gangguan pendengaran yang terjadi.

Diagnosis

89

Page 90: Otitis Eksterna 3

Gangguan pendengaran yang terjadi akibat bising ini berupa tuli saraf

koklea dan biasanya mengenai kedua telinga. Pada anamnesis biasanya mula-mula

pekerja mengalami kesulitan berbicara di lingkungan yang bising, jika berbicara

biasanya mendekatkan telinga ke orang yang berbicara, berbicara dengan suara

menggumam, biasanya marah atau merasa keberatan jika orang berbicara tidak

jelas, dan sering timbul tinitus. Biasanya pada proses yang berlangsung perlahan-

lahan ini, kesulitan komunikasi kurang dirasakan oleh pekerja bersangkutan;

untuk itu informasi mengenai kendala komunikasi perlu juga ditanyakan pada

pekerja lain atau pada pihak keluarga.

Pada pemeriksaan fisik, tidak tampak kelainan anatomis telinga luar sampai

gendang telinga. Pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorokan perlu dilakukan

secara lengkap dan seksama untuk menyingkirkan penyebab kelainan organik

yang menimbulkan gangguan pendengaran seperti infeksi telinga, trauma telinga

karena agen fisik lainnya, gangguan telinga karena agen toksik dan alergi. Selain

itu pemeriksaan saraf pusat perlu dilakukan untuk menyingkirkan adanya

masalah di susunan saraf pusat yang (dapat) menggangggu pendengaran

Penatalaksanaan

Sesuai dengan penyebab ketulian, penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya

dari lingkungan bising. Bila tidak mungkin dipindahkan dapt dipergunakan alat

pelindung telinga terhadap bising, seperti sumbat telinga (ear plug), tutup telinga

(ear muff) dan pelindung kepala (helmet).

Oleh karena itu akibat bising adalah tuli sensorineural yang bersifat

menetap, bila gangguan pendengaran sudah mengakibatkan kesulitan

berkomunikasi dengan volume percakapan biasa, dapat dicoba pemAsangan alat

bantu dengar/ ABD (hearing aid). Apabila pendengaran sudah sedemikian buruk,

sehingga dengan memakai ABD pun tidak dapat berkomunikasi denga adekuat

perlu dilakukan psikoterapiagar dapat menerima keadaannya. Latihan

pendengaran (auditory training) agar dapat menggunakan sisa pendengara dengan

ABD secara efisien dibantu dengan membaca ucapan bibir (lip reading), mimik

dan gerakan anggota badan, serta bahasa isyarat untuk dapat berkomunikasi. Di

90

Page 91: Otitis Eksterna 3

samping itu, oleh karena pasien mendengar suaranya sendiri sangat lemah,

rehabilitasi suara juga diperlukan agar dapat mengendalikan volume, tinggi

rendah dan irama percakapan. Pada pasien yang telah mengalami tuli total

bilateral dapat dipertimbangkan untuk pemasangan implan koklea (cochlear

implant).

PEMERIKSAAN

Sound Level Meter ( SLM )

SLM adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan,

yang terdiri dari mikrofon, amplifier, sirkuit “attenuator” dan beberapa alat

lainnya. Alat ini mengukur kebisingan antara 30 – 130 dB dan dari frekwensi 20 –

20.000 Hz. SLM dibuat berdasarkan standar ANSI ( American National Standard

Institute ) tahun 1977 dan dilengkapi dengan alat pengukur 3 macam frekwensi

yaitu A, B dan C yang menentukan secara kasar frekwensi bising tersebut.

Jaringan frekwensi A mendekati frekwensi karakteristik respon telinga

untuk suara rendah yang kira-kira dibawah 55 dB . Jaringan frekwensi B

dimaksudkan mendekati reaksi telinga untuk batas antara 55 – 85 dB. Sedangkan

jaringan frekwensi C berhubungan dengan reaksi telinga untuk batas diatas 85 dB.

Audiometri

Audiometri adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengetahui level

pendengaran seseorang. Dengan bantuan sebuah alat yang disebut dengan

audiometer, maka derajat ketajaman pendengaran seseorang dapat dinilai.

Alat yang dikenal sebagai audiometer, dikembangkan pada awal 1920-an,

mencontoh rangkaian oktaf dari skala C seperti pada garputala. Intensitas nada

dapat dipertahankan pada tingkat tertentu, tidak seperti garputala dimana

intensitas nada segera berkurang setelah dibunyikan. Nada dapat pula diinterupsi

sesuai kehendak, atau intensitas dapat dilemahkan pada interval tertentu dengan

hambatan elektris, dengan demikian intensitas bunyi dapat dihitung. Hanya

tinggal menambahkan satuan intensitas, suatu notasi decibel dan kontunuitas

intensitas, dan lahirlah suatu era modern audiometri nada murni.

91

Page 92: Otitis Eksterna 3

Pemeriksaan ini menghasilkan grafik nilai ambang pendengaran pasien

pada stimulus nada murni. Nilai ambang diukur dengan frekuensi yang berbeda-

beda. Secara kasar bahwa pendengaran yang normal grafik berada di atas.

Grafiknya terdiri atas skala desibel. Suara dipresentasikan dengan earphone (air

conduction) dan skull vibrator (Bone conduction). Bila terjadi air bone gap maka

diindikasikan adanya CHL (Conduction hearing Loss). Turunnya nilai ambang

pendengaran oleh bone conduction menggambarkan SNHL (Sensorineural

Hearing Loss).

Pada pemeriksaan audiometri, pasien menggunakan headphone sesuai

dengan telinga yang diperiksa (warna merah untuk telinga kanan dan biru untuk

telinga kiri). Pemeriksaan dimulai pada frekwensi 1000 Hz, selanjutnya 2000 Hz,

4000 Hz & 8000 Hz. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan pada 1000Hz dan

menurun (500 Hz, 250 Hz, 125 Hz). Pada masing-masing frekuensi pemeriksaan

ambang dengar dimulai dengan intensitas diatas perkiraan ambang dengarnya,

selanjutnya diturunkan sampai pasien tidak mendengar stimulus bunyinya (tidak

menunjuk jari). Ambang dengar pasien adalah intensitas terkecil yang dapat

didengar oleh pasien. Pemeriksaan audiometri dilakukan pada ruangan kedap

suara atau jika tidak ada dapat digunakan ruangan yang sunyi.

Prognosis

Tuli akibat terpapar bising adalah tuli sensorineural koklea yang sifatnya

menetap, dan tidak dapat diobati dengan obat maupun pembedahan. Penggunaan

alat bantu dengar hanya sedikit manfaatnya bagi pasien, bahkan alat tersebut

hanya memberikan rangsangan vibrotaktil dan bukannya perbaikan diskriminasi

bicara pada pasien tersebut. Untuk sebagian pasien dianjurkan pemakaian implan

koklearis. Implan koklearis dirancang untuk pasien-pasien dengan tuli

sensorineural.

92

Page 93: Otitis Eksterna 3

DAFTAR PUSTAKA

Adams L, George dkk. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC

Ganong WF. 1983. Fisiologi Kedokteran (Review of Medical Physiology) Edisi 10. Jakarta: EGC

Soetirto, I.,Hendarmin, H., Bashiruddin, J., 2007. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher Edisi VI. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

93