Referat NIHL.doc

download Referat NIHL.doc

of 27

Transcript of Referat NIHL.doc

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    1/27

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Bising lingkungan kerja merupakan masalah utama pada kesehatan kerja di

    berbagai negara. Sedikitnya 7 juta orang (35 % dari total populasi industri di Amerika

    dan Eropa) terpajan bising 85 dB atau lebih. Ketulian yang terjadi dalam industri

    menempati urutan pertama dalam daftar penyakit akibat kerja di Amerika dan Eropa.

    Di Amerika lebih dari 5,1 juta pekerja terpajan bising dengan intensitas lebih dari 85

    dB. Barrs melaporkan pada 246 orang tenaga kerja yang memeriksakan telinga untuk

    keperluan ganti rugi asuransi, ditemukan 85 % menderita tuli saraf, dan dari jumlah

    tersebut 37 % didapatkan gambaran takik pada frekuensi 4000 Hz dan 6000 Hz. Di

    Polandia diperkirakan 600.000 dari 5 juta pekerja industri mempunyai risiko terpajan

    bising , dengan perkiraan 25 % dari jumlah yang terpajan terjadi gangguan

    pendengaran akibat bising. Dari seluruh penyakit akibat kerja dapat diidentifikasi

    penderita tuli akibat bising lebih dari 36 kasus baru dari 100.000 pekerja setiap

    tahun.1,3

    Di Indonesia penelitian tentang gangguan pendengaran akibat bising telah

    banyak dilakukan sejak lama. Hasil Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan

    Pendengaran tahun 1994-1996 yang dilaksanakan di 7 (tujuh) propinsi di Indonesia

    menunjukkan prevalensi ketulian 0,4 %, morbiditas telinga 18,5%. Penyakit telinga

    luar (6,8%), penyakit telinga tengah (3,9%), presbikusis (2,6%), Ototoksisitas (0,3%),

    1

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    2/27

    tuli mendadak (0,2%) dan tuna rungu (0,1%). Penyebab terbanyak dari morbiditas

    telinga luar adalah serumen prop (3,6%) dan penyebab terbanyak morbiditas telinga

    tengah adalah Otitis Media Supurativa Kronik (OMSK) tipe jinak (3,0%). Serumen

    prop mempunyai potensi menyebabkan gangguan pendengaran, hal ini dapat

    ditanggulangi dengan melibatkan dokter umum/dokter Puskesmas. OMSK tipe jinak

    umumnya juga disertai gangguan pendengaran, hal ini juga dapat ditanggulangi di

    Puskesmas agar tidak berlanjut menjadi tipe yang berbahaya atau menimbulkan

    komplikasi.2

    BAB II

    2

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    3/27

    PEMBAHASAN

    Secara umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan atau yang terlalu

    keras yang dialami oleh seseorang.3,5,6 Secara audiologik bising adalah campuran

    bunyi nada murni dengan berbagai frekuensi.

    Menurut Peraturan menkes.no.718/Men.Kes/Per XII/1997, tentang kebisingan

    yang berhubungan dengan kesehatan, maka di lakukan pembagian daerah sesuai

    kebisingan yang terdiri dari 4 zona (Tabel 2.1), yang terdiri dari:

    1. Zona A: Zona yang diperuntukkan bagi tempat penelitian, RS, tempat perawatan

    kesehatan/sosial & sejenisnya.

    2 Zona B: Zona yang diperuntukkan bagi perumahan, tempat pendidikan, rekreasi

    dan sejenisnya.

    3 Zona C: Zona yang diperuntukkan bagi perkantoran, perdagangan, pasar dan

    sejenisnya.

    4 Zona D: Zona yang diperuntukkan bagi industri, pabrik, stasiun KA, terminal

    bis, dan sejenisnya.4

    2.1 Klasifikasi

    Klasifikasi dibedakan menjadi jenis gangguan pendengaran dan efek auditori

    pemaparan bising terhadap pendengaran manusia. Berdasarkan gangguan

    pendengaran dibagi menjadi:

    3

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    4/27

    1. Gangguan Dengar Konduktif (Conductive Hearing Losss/CHL)

    Gangguan dengar konduktif adalah gangguan dengar dimana penyebab

    gangguan pendengaran terletak pada telinga luar, liang telinga atau telinga

    tengah. Penyebab ketulian konduktif adalah prnyumbatan CAE (cerumen),

    OMA, OMSK, dan penyumbatan tuba Eustachius.21

    2. Gangguan Dengar Sensorineural (Sensorineural Hearing Loss/SNHL)

    Gangguan dengar sensorineural adalah gangguan dengar yang terjadi pada

    kohlea, n.auditorius (N.VIII) sampai ke pusat pendengaran termasuk kelainan di

    daerah batang otak (brainstem). Istilah retrokohlear digunakan untuk sistem

    pendengaran sesudah kohlea, tetapi tidak termasuk cortex serebri. Sedangkan

    yang termasuk di dalamnya adalah N.VIII dan batang otak (brainstem). Contoh

    kelainan kohlea adalah tuli kongenital, penyakit Meniere, ketulian mendadak,

    ketulian akibat bising dan obat ototoksik. Sedangkan contoh kelainan

    retrokohlear adalah tumor N.VIII (neuroma akustik), trauma, infeksi, kelainan

    vaskuler yang mengenai saraf ini, penyalit multiple sklerosis, syphilis dan

    presbikusis.21

    3. Gangguan Dengar Campuran (Mix Hearing Loss/MHL)

    Gangguan dengar campuran adalah gangguan fungsi kohlea disertai

    sumbatan serumen yang padat. Dalam keadaan ini, level konduksi tulang

    menunjukan gangguan fungsi kohlea ditambah dengan penurunan pendengaran

    karena sumbatan konduksi udara.2

    4

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    5/27

    Secara umum, efek pemaparan bising pada auditori, dibagi atas 2 kategori yaitu:

    1. Noise Induced Temporary Threshold Shift(TTS)

    Seseorang yang pertama sekali terpapar suara bising akan mengalami berbagai

    perubahan, yang mula-mula tampak adalah ambang pendengaran bertambah tinggi

    pada frekuensi tinggi. Pada gambaran audiometri tampak sebagai notch yang curam

    pada frekwensi 4000 Hz, yang disebut juga acoustic notch.17

    Pada tingkat awal terjadi pergeseran ambang pendengaran yang bersifat

    sementara, yang disebut juga NITTS. Apabila beristirahat diluar lingkungan bising

    biasanya pendengaran dapat kembali normal dalam menit, jam sampai hari

    bergantung pada durasinya.3

    Gejala pada TTS sering disertai bersama sejumlah gejala yang lain pada

    gangguan pendengaran termasuk tinitus, loundness recruitment, meredam suara dan

    diplakusis.

    Secara histopatologi, TTS berkaitan dengan penekukanpillar bodies di daerah

    frekuensi yang mendapat efek paparan maksimal.

    2. Noise Induced Permanent Threshold Shift( NIPTS )

    Didalam praktek sehari-hari sering ditemukan kasus kehilangan pendengaran

    akibat suara bising, dan hal ini disebut dengan occupational hearing loss atau

    kehilangan pendengaran karena pekerjaan atau nama lainnya ketulian akibat bising

    industri.17 Dalam PTS sudut elevasi pada batas pendengaran adalah menetap sebab

    5

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    6/27

    terjadi kerusakan struktur yang permanen dari bagian penting pada koklea. Hubungan

    yang lebih persis antara tahap TTS dan PTS akibat pajanan bising tidak diketahui.4

    Dikatakan bahwa untuk merubah NITTS menjadi NIPTS terjadi apabila TTS

    belum pulih sedangkan pajanan bising yang keras lagi dan tidak dicegah maka akan

    terjadi NIPTS. Pajanan bising (trauma akustik) yang berulang yang menstimulasi

    terjadinya awal TTS yang pada kondisi berikutnya mengakibatkan juga berhubungan

    perubahan halus padasensitive outer hair cell(OHC) yang tidak dapat dideteksi oleh

    cahaya mikroskop. Mofologi yang tidak normal, secara konsisten berhubungan

    dengan PTS adalah kehilangan fokal dari sel-sel rambut dan degenerasi yang komplit

    dari hubungan serat saraf terakhir.18 Hal ini dapat berupa hilang sel rambut secara

    permanen, dengan tampilan akar stereocillia tampak retak dan terjadi kerusakan dari

    sel sensoris dimana ditemukan scar tissue yang tidak dapat berfungsi.4,18 Secara

    histopatologis, apabila menggunakan kontras, terdapat abnormalitas morfologi

    berupa kehilanganfocus cellrambut dengan degenerasi lengkap dari bagian akhir dari

    saraf yang bersangkutan.5

    NIPTS dapat disebabkan oleh stimulai akustik yang berlebih yang dibedakan

    dalam dua kelompok:

    1. Trauma akustik: Disebabkan oleh pajanan yang terjadi secara singkat dan

    tunggal sampai ke pajanan suara yang berlanjut. Sebagai contoh berupa

    explosive blast. Biasanya sakit dan kehilangan pendengaran.18

    2. Biasanya ditunjukan pada NIHL dan dihasilkan dari pajanan kronik sampai level

    yang kurang intens.18 NIHL (noise induce hearing loss) adalah gangguan

    6

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    7/27

    pendengaran yang disebabkan akibat terpajan oleh bisisng yang cukup keras

    dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising

    lingkungan kerja.

    NIPTS biasanya terjadi disekitar frekuensi 4000 Hz dan perlahan-lahan

    meningkat dan menyebar ke frekuensi sekitarnya. NIPTS mula-mula tanpa keluhan

    tetapi apabila sudah menyebar sampai ke frekuensi yang lebih rendah (2000 dan 3000

    Hz) keluhan akan timbul. Pada mulanya seseorang akan mengalami kesulitan untuk

    mengadakan pembicaraan di tempat yang ramai, tetapi bila sudah menyebar ke

    frekuensi yang lebih rendah maka akan timbul kesulitan untuk mendengar suara yang

    sangat lemah. Notch bermula pada frekuensi 3000 6000 Hz, dan setelah beberapa

    waktu gambaran audiogram menjadi datar pada frekwensi yang lebih tinggi.

    Kehilangan pendengaran pada frekuensi 4000 Hz akan terus bertambah dan menetap

    setelah 10 tahun dan kemudian perkembangannya menjadi lebih lambat.3

    2.2 Diagnosis

    Diagnosis untuk NIHL dapat dibuat dengan cara :

    1. Anamnesis

    Anamnesis dilakukan baik untuk occupational maupun nonoccupational

    berdasarkan intensitas dan durasinya. Apabila tersedia, pengukuran terhadap

    bising dapat dilakukan di tempat kerja dan dijadikan dokumen untuk seluruh

    karyawan. Selain mencari intensitas dan durasi, harus ditanyakan juga mengenai

    7

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    8/27

    turunan, konsumsi obat yang menyebabkan ototoxicity, trauma kepala dan lain-

    lain.4

    2. Pemeriksaan Audiometri

    Gambaran audiologi hilang fungsi pendengaran akibat bising ditunjukan

    dengan hilang pendengaran sensorineural, yang merupakan tanda kerusakan pada

    cohlea, terjadi pada frekuensi tinggi antara 3 Khz dan 6 Khz.9,23 Hilang frekuensi

    pendengaran paling banyak terjadi pada 4 kHz yang disebut takik (notch). Dip

    pada frekuensi 4 Khz merupakan tanda khas dari hilang fungsi pendengaran

    akibat bising (NIHL). Takik (notch) ini terjadi karena bertambah parahnya

    selama bertahun-tahun dan karena penuaan yang dapat pula terjadi pada NIPTS.

    Dengan menggunakan audiometri pada sebelum kerja dan sesudah kerja dapat

    membantu para karyawan untuk mendignosis lebih awal.5

    3. Hasil Test dari pemeriksaan lain.

    a. Pada pemeriksaan audiologi, tes penala didapatkan hasil Rinne positif, Weber

    latelarisasi ke telinga yang lebih baik, dan Scwabah memendek. Kesan jenis

    ketuliannya sensorineural.

    b. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi tidak dapat digunakan untuk

    mendiagnosis NIHL.

    8

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    9/27

    2.3 Pemeriksaan Penunjang

    2.3.1 Audiometri

    Audiometri berasal dari kata audire dan metrios yang berarti mendengar dan

    mengukur (uji pendengaran). Audiometri tidak saja digunakan untuk pengukuran

    ketajaman pendengaran, tetapi juga dapat dipergunakan untuk menentukan lokasi

    kerusakan anatomis yang menimbulkan gangguan pendengaran. Ada tiga syarat yang

    diperlukan untuk keabsahan pemeriksaan audiometri, yaitu alat audiometer yang telah

    dikaliberasi, lingkungan yang cocok untuk pemeriksaan dan pemeriksa yang terampil.

    Lingkungan pemeriksaan yang baik ialah dengan menempatkan pasien di dalam bilik

    yang dibuat khusus untuk meredam transmisi suara melalui dindingnya. (Gambar 2.7)

    Gambar 2.1 Audiometri.

    Beberapa lembaga yang diakui, mengeluarkan standar untuk menilai derajat

    gangguan pendengaran misalnya International Standardization Organization (ISO)

    dan American Speech, Language and Hearing association (ASHA).21International

    9

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    10/27

    Standardization Organization (ISO) telah menetapkan nilai untuk pendengaran

    normal yang dinyatakan dengan frekuensi (Hertz) dan intensitas (desibel/dB).7

    Jenis audiometri terdiri dari Audiometri nada murni dan audiometri nada

    tutur:

    1. Audiometri nada murni (pure tone audiogram)

    Suatu sistem uji pendengaran dengan mempergunakan alat listrik yang dapat

    menghasilkan bunyi nada-nada mumi dari berbagai frekuensi 250-500-1000

    -2000-4000-8000 Hz dan dapat diatur intensitasnya dalam satuan (dB). Bunyi

    yang dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala dan vibrator tulang ke telinga

    orang yang diperiksa pendengarannya. Masing-masing untuk mengukur

    ketajaman pendengaran melalui hantaran udara dan hantaran tulang pada tingkat

    intensitas nilai ambang, sehingga akan didapatkan kurva hantaran tulang dan

    hantaran udara.4

    a. Hantaran Udara (air conduction): Kegunaan audiogram hantaran udara adalah

    untuk mengukur kepekaan seluruh mekanisme pedengaran, teling luar, dan

    telinga tengah serta mekanisme sensorineural koklea dan nervus auditori.25

    b. Hantaran Tulang (bone conduction): Kegunaan audiometri hantaran tulang

    adalah untuk mengukur kepekaan mekanisme sensorineural saja. Audiogram

    hantaran tulang diperoleh dengan memberikan bunyi penguji langsung ke

    tengkorak paasien menggunakan vibrator hantaran tulang.

    Dengan membaca audiogram ini kita dapat mengetahui jenis dan derajat

    kurang pendengaran seseorang. Gambaran audiogram rata-rata sejumlah orang yang

    10

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    11/27

    berpendengaran normal dan berusia sekitar 20-29 tahun merupakan nilai ambang

    baku pendengaran untuk nada murni.

    Menurut Skurr,derajat ketulian adalah sebagai berikut:

    a. < 26 dB: Pendengaran Normal

    b. 26-40 dB: Gangguan Dengar Ringan

    c. 41-55 dB: Gangguan Dengar Sedang

    d. 56-70 dB: Gangguan Dengar Sedang Berat

    e. 71-90 dB: Gangguan Dengar Berat

    f. >90 dB: Gangguan Dengar Sangat Berat.3

    2. Audiometri nada Tutur(speech audiogram)

    Audiometri tutur adalah sistem uji pendengaran yang menggunakan kata-kata

    terpilih yang telah dibakukan, dituturkan melalui suatu alat yang telah dikalibrasi,

    untuk mengukur beberapa aspek kemampuan pendengaran. Prinsip audiometri tutur

    hampir sama dengan audiometri nada murni, hanya disini sebagai alat uji

    pendengaran digunakan daftar kata terpilih yang dituturkan pada penderita. Kata-kata

    tersebut dapat dituturkan langsung oleh pemeriksa melalui mikrofon yang

    dihubungkan dengan audiometer tutur, kemudian disalurkan melalui telpon kepala ke

    telinga yang diperiksa pendengarannya atau kata-kata direkam lebih dahulu pada

    piringan hitam atau pita rekaman, kemudian baru diputar kembali dan disalurkan

    melalui audiometer tutur. Si penderita diminta untuk menirukan dengan jelas setiap

    kata yang didengar, dan apabila kata-kata yang didengar makin tidak jelas karena

    intensitasnya makin dilemahkan, si pendengar diminta untuk menebaknya. Pemeriksa

    11

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    12/27

    mencatat persentasi kata-kata yang ditirukan dengan benar dari tiap denah pada tiap

    intensitas. Hasil ini dapat digambarkan pada suatu diagram yang absisnya adalah

    intensitas suara kata-kata yang didengar, sedangkan ordinatnya adalah presentasi

    kata-kata yang ditirukan dengan benar.4

    Dari gmbaran audiogram tutur ini dapat diketahui dua dimensi

    kemampuan pendengaran yaitu :

    a) Kemampuan pendengaran dalam menangkap 50% dari sejumlah kata-kata yang

    dituturkan pada suatu intensitas minimal dengan benar, yang lazimnya disebut

    nilai ambang persepsi tutur atau NPT, dan dinyatakan dengan satuan desibel

    (dB).

    b) Kemampuan maksimal pendengaran untuk mendiskriminasikan tiap satuan bunyi

    (fonem) dalam kata-kata yang dituturkan, yang dinyatakan dengan nilai

    diskriminasi tuturatau NDT.

    Dengan demikian berbeda dengan audiometri nada murni, pada audiometri

    tutur intensitas pengukuran pendengaran tidak saja pada tingkat nilai ambang (NPT),

    tetapi juga jauh di atasnya (NDT).

    2.4 Manifestasi Klinik

    Umumnya pasien NIHL melakukan konsultasi karena mengalami kesusahan

    dalam mendengar dan mengerti pembicaraan, khususnya pada tempat yang memiliki

    bising latar belakang. Bising latar belakang, dimana biasanya merupakan frekuensi

    tinggi yang membuatnya kehilangan pedengaran, perubahan suara ketika mereka

    12

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    13/27

    mendengar orang sedang berbicara dalam nada tinggi. Sehingga bila orang tersebut

    berkomunikasi di tempat yang ramai akan mendapat kesulitan mendengar dan

    mengerti pembicaraan. Keadaan ini di sebut dengan cocktail party deafness.

    ACOM (American College of Occupational medicine) memperkenalkan

    prinsip-prinsip karakteristik untuk tuli akibat bising (noise induced hearing loss)

    adalah:

    1. Bersifat sensorineural yang mengenai sel rambut pada telinga dalam

    2. Hasi audiogram biasanya selalu simetris bilateral

    3. Hampir tidak pernah menyebabkan tuli derajat sangat berat.Biasanya pada

    frekuensi rendah terbatas pada 40 dB dan frekuensi tinggi terbatas pada 75 dB.

    4. Apabila paparan bising berhenti, ketulian akibat bising tidak akan bertambah.

    5. Kerusakan paling dulu terlihat pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz, dimana

    kerusakan yang paling berat terjadi pada frekwensi 4000 Hz.

    6. Dengan kondisi pajanan menetap , ketulian pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000

    Hz akan mencapai tingkat yang maksimal dalam 10 15 tahun.

    7. Pajanan bising terus menerus selama bertahun-tahun adalah lebih merusak dari

    pajanan bising yang terputus-putus, dimana telinga mempunyai waktu untuk

    istirahat.

    Kriteria audiologi menurut Bashirudin mengenai gambaran audiologi hilang

    fungsi pendengaran akibat bising adalah :

    13

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    14/27

    1. Rata-rata ambang dengar pada frekuensi 500-4000 Hz lebih dari 25 dB, atau pada

    frekuensi 4000 Hz lebih dari 45 dB atau pada frekuensi 500-2000 Hz lebih dari 30

    dB.

    2. Perbedaan antar telinga kanan dan kiri pada frekuensi 500-2000 Hz lebih dari 15

    dB atau pada frekuensi 4000-8000 Hz lebih dari 30 dB.

    3. Perubahan data besar(Baseline) dalam 2 tahun terakhir yaitu pada frekuensi 500-

    2000 Hz lebih dari 15 dB, pada ferekuensi 3000 Hz lebih dari 20 dB, dan frekuensi

    4000-8000 Hz lebih dari 30 dB.

    Apabila dilakukan pemeriksaan audiologi khusus, hasil menunjukan adanya

    fenomena rekrutment (khususnya TTS). Fenomena Rekrutmen merupakan suatu

    fenomena pada sensorineural koklea, di mana telinga yang tuli menjadi lebih sensitif

    terhadap kenaikan intensitas bunyi yang kecil pada frekuensi tertentu setelah

    terlampaui ambang dengarnya. Sebagai contoh orang yang pendengarannya normal,

    tidak dapat mendeteksi kenaikan bunyi 1 dB bila sedang mendengarkan bunyi nada

    murni yang kontinyu, sedangkan bila ada rekruitmen dapat mendeteksi kenaikan

    bunyi tersebut. Contoh sehari-hari orang tua yang menderita tuli presbikusis (tuli

    sensorineural koklea akibat proses penuaan) bila kita berbicara dengan volume yang

    keras biasa dia mengatakan jangan berisik, tetapi bila kita berbicara agak keras dia

    mengatakan jangan berteriak, sedangkan orang yang pendengarannya normal tidak

    menganggap kita berteriak.5

    Gejala lain yang terdapat pada pasien NIHL biasanya berupa adanya suara

    yang teredam dan tinitus. Sering kali pasien menjelaskan frekuensi tinggi terdengar

    14

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    15/27

    seperti mendengung, memukul, dan suitan atau terkadang seperti bunyi klik.18 Jika

    pajanan bising terus berlangsung, maka akan terjadi penurunan kemampuan

    mendengar nada tinggi, seperti huruf S,T,K,C.

    2.5 Etiologi

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pemaparan kebisingan:

    1. Intensitas kebisingan

    Bising yang intensitasnya 85 desibel (dB) atau lebih dapat mengakibatkan

    kerusakan pada reseptor pendengaran Corti di telinga dalam. Yang sering

    mengalami kerusakan adalah alat Corti untuk reseptor bunyi yang berfrekuensi

    3000 Hz sampai 6000 Hz dan yang terberat kerusakan alat Corti untuk reseptor

    bunyi yang berfrekuensi 4000 Hz (Gambar 2.10).3

    Gambar 2.2 Sel rambut normal dan sel rambut yang mengalami kerusakan.

    15

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    16/27

    2. Tipe bising

    Berdasarkan sifat dan frekuensi bising (Gambar 2.11), bising dapat dibagi

    atas:

    a. Bising kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas (terus menerus) : Bising

    ini tetap dalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut-turut.

    Misalnya mesin kipas angin dan lampu pijar.

    b. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit (bising yang

    berfluktuasi): Bising ini juga relatif tetap, akan tetapi dia hanya mempunyai

    frekuensi tertentu saja (pada frekuensi 500, 1000, dan 4000). Misalnya gergaji

    seluler dan katup gas.

    c. Bising terputus-putus (intermitten): Bising di sini tidak terjadi secara terus-

    menerus, melainkan ada periode relatif tenang. Selain itu bising di sini

    mengganggu di berbagai periode. Misalnya lalu lintas dan lapangan terbang.2

    d. Bising impulsif (bising yang berbentuk dentuman): Bising jenis ini memiliki

    perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan

    biasanya mengejutkan pendengarannya. Misalnya tembakan, suara ledakan,

    meriam.12 Bising impusif memiliki karakteristik yang berubah dengan cepat

    tekanannya yang terdiri dari intensitas, gelombang pendek, diikuti oleh

    dengung jauh lebih kecil dan gema yang terjadi lebih banyak. Bising

    impulsif berulang: Sama dengan bising impulsif hanya saja di sini terjadi

    secara berulang-ulang. Misalnya mesin tempa.

    16

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    17/27

    3. Lamanya masa kerja

    Diperlukan waktu bekerja dilingkungan bising selama 10-15 tahun untuk

    dapat mengakibatkan menjadi NIPPTS.

    4. Periode pemaparan bising

    Menurut Hiperkes, lama pajanan yang diperkenankan dengan tingkat

    kebisingan 85 dB adalah 8 jam sehari dan 40 jam seminggu dan tidak boleh

    terpajan kebisingan lebih dari 140 dB walaupun hanya sesaat. Hal ini sesuai

    dengan KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR

    KEP.51/MEN/1999 di halaman lampiran.

    5. Kerentanan individu

    Setelah dilakukan penelitian, beberapa orang mampu mengadakan toleransi

    untuk bising frekuensi tinggi dalam jangka panjang, tetapi tidak untuk orang

    yang lainnya meskipun berada dalam ligkungan yang sama, bahkan bisa menjadi

    lebih cepat. Resiko itu seperti interaksi antara kerentanan genetik dengan

    intensitas paparan bising.

    6. Usia

    Usia juga ikut berpengaruh terhadap fungsi pendengaran. Usia lebih tua relatif

    akan mengalami penurunan kepekaan terhadap rangsangan suara karena adanya

    faktor presbikusis, yaitu proses degenerasi organ pendengaran yang dimulai pada

    usia 40 tahun ke atas. Presbikusis ditandai dengan adanya perubahan rentang

    frekuensi pendengaran dari 16-20000 Hz menjadi 50-10000 Hz, sedangkan pada

    NIHL terdapat notch pada 4000 Hz.2

    17

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    18/27

    NIHL dan presbikusis sering kali terjadi bersamaan pada populasi yang tua.

    Penelitian yang besar menyebutkan bahwa hal ini merupakan bahan penelitian

    dari waktu ke waktu dan sedang dibuat upaya dalam mengukur interaksi ini.4

    7. Kelainan di telinga tengah

    Penyalit telinga Otitis Media adalah infeksi telinga yang banyak terjadi pada

    anak-anak usia 25 tahun . Pada penyakit ini terjadi sekresi aktif dari kelenjar

    pada lapisan ruang telinga tengah sehingga mengakibatkan terjadinya tuli

    konduktif. Bila seorang anak mendapatkan penyakit ini dan tidak mendapatkan

    pengobatan secara adekuat maka penyakit ini akan menjadi kronis dan terus

    berlanjut sehingga anak menjadi otitis media kronik. Gejala otitis media kronik

    adalah keluarnya cairan berwarna kuning abu-abu disertai bau, nyeri, dan

    gangguan pendengaran yang bersifat konduktif.

    Trauma pada telinga dapat mengakibatkan perforasi dari membran telinga.

    Bentuk trauma dapat berupa ledakan, perubahan tekanan mendadak atau karena

    benda asing dalam liang telinga. Gejala yang timbul akibat trauma pada telinga

    antara lain nyeri, keluarnya sekret berdarah dan gangguan pendengaran (suara

    terasa bergema). Yang perlu diperhatikan adalah bisa terjadi perforasi yang

    menyebakan putusnya rantai osikula. Cedera ini dicurigai bila terdapat

    kehilangan pendengaran lebih dari 25 dB dan vertigo.10

    8. Sifat lingkungan

    18

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    19/27

    Lingkungan tempat pekerja terpapar bising tentu saja dianggap penting.

    Papan-papan yang berbunyi, ruang yang bergema dan dinding yang

    memantulkan akan memperkuat lagi bising yang keras.5

    9. Posisi telinga terhadap gelombang suara

    Posisi masing-masing telinga terhadap bunyi merupakan faktor yang penting

    pada anggota militer yang terpapar pada ledakkan dan tembakan pistol, dan

    kadang-kadang pada pekerja industri yang karena tugasnya yang khas

    memerlukan posisi kepala yang khusus dalam mengerjakan tugas tertentu.

    Karenanya salah satu telinga akan menderita pemaparan bising yang lebih besar,

    menyebabkan perbedaan ambang dengar antara kedua telinga.

    2.6 Patogenesis

    NIHL dihasilkan dari trauma pada Sensori epithelium dari koklea. Sensori

    epithelium dari koklea terdiri dari satu innerhair celldan tiga baris outer stereocillia

    hair celldalam organ Corti.4 Kepekaan terhadap stress pada sel rambut luar ini berada

    dalam kisaran 0-50 dB, sedangkan untuk sel rambut dalam diatas 50 dB. Sel rambut

    luar lebih mudah terangsang suara dan membutuhkan energi yang lebih besar

    sehingga menjadi lebih rentan terhadap cedera akibat iskemia.3

    1. Noise Induced Temporary Threshold Shift(NITTS)

    Pajanan suara yang keras dalam beberapa detik sampai jam dapat

    menyebabkan kehilangan pendengaran sementara. Besaran dari TTS dapat

    diperkirakan dari parameter akustik berupa intensitas, spektrum, dan bentuk temporal.

    19

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    20/27

    Kenyataannya semakin keras suara maka akan menyebabkan pergeseran semakin

    besar. Frekuensi nada tinggi (contohnya nada 4 kHz) biasanya lebih merusak

    daripada nada frekuensi rendah) dari intensitas yang sama. Suatu trauma akustik

    dengan frekuensi tinggi akan mengakibatkan rusaknya sel-sel rambut bagian basal,

    sedangkan trauma akustik dengan frekuensi rendah akan mengakibatkan rusaknya

    sel-sel rambut bagian apex. Resiko tidak dapat diprediksi dari level dB saja.3

    Daerah organ Corti sekitar 8-10 mm dari ujung basal (sesuai dengan daerah 4

    Khz pada audiogram) dianggap sebagai daerah yang secara khas rentan terhadap

    kebisingan. Hal ini dikarenakan insufisiensi vaskular akibat bentuk anatomis yang

    tidak biasa di daerah ini dan amplitudo pemindahan di dalam saluran kokhlea mulai

    terbentuk di daerah 4 Khz saat kecepatan perambatan gelombang yang berjalan masih

    cukup tinggi dan struktur anatomi koklea menyebabkan pergeseran cairan pada

    daerah 4 Khz.3

    Efek dari TTS lebih kompleks. Sampai pada suatu titik tertentu, pajanan yang

    panjang mengakibatkan TTS meningkat, tetapi pajanan yang dipotong menyebabkan

    berkurangnya TTS daripada pajanan berlanjut.

    Dalam TTS, beberapa efek potensial yaitu:

    a. Kekakuan dari stereocillia ke dua ketika akar akan berkontraksi.

    b. Terjadi perubahan intraseluler dalam sel rambut termasuk perubahan

    metabolik dan perubahan mikrovaskular.

    c. Edema pada saraf akhir pendengaran.

    d. Degenerasi dari sinapsis dalam nukleus koklearis.4

    20

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    21/27

    2. Noise Induced Permanent Threshold Shift(NIPTS)

    Terjadi perubahan menetap apabila terjadi patah dalam struktur akar,

    gangguan dari saluran koklea dan gangguan organ korti yang menyebabkan

    pencampuran endolimfe dan perilimfe, kehilangan sel sel rambut, dan degenerasi

    serat saraf kolea.

    Akustik trauma menyebabkan gangguan yang hebat, dan mengakibatkan

    kehilangan pendengaran yang menetap. Intensitas pajanan yang tinggi dapat

    menyebabkan kerusakan secara langsung pada membran timpani, ossicles, telinga

    dalam dan organ Corti.4

    2.7 Pencegahan

    Tidak ada penelitian yang membuktikan dengan baik yang keuntungan dari

    beberapa pengobatan, kecuali pada binatang dengan menggunakan antioksidan.23

    Kebisingan dapat dikendalikan dengan :

    1. Pengurangan kebisingan pada sumbernya

    Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan penempatan peredam pada sumber

    getaran (Gambar 2.12).

    21

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    22/27

    Gambar 2.3 Pemasangan Peredam Akustik

    Tetapi umumnya hal itu dilakukan dengan penelitian dan perencanaan mesin

    baru. Hal ini sangat bergantung pada permintaan para usahawan sebagai pembeli

    mesin-mesin kepada pabrik pembuatnya dengan memajukan persyaratan

    kebisingan dari mesin sebelumnya. Bukan saja tingkat bahaya yang diperhatikan,

    tetapi juga intensitasnya yang dapat diterima sebagai tidak mengganggu daya

    kerja dan kenikmatan kerja. Pengalaman menekankan, bahwa modifikasi mesin

    atau bangunan untuk maksud pengurangan kebisingan adalah sangat mahal dan

    kurang efektif, maka dari itu perencanaan sejak semula adalah paling utama.20

    2. Penempatan penghalang pada jalan transmisi

    Isolasi tenaga kerja atau mesin adalah usaha segera dan baik bagi usaha

    megurangi kebisingan. Untuk ini perencanaan harus sempurna dan bahan-bahan

    yang dipakai harus mampu menyerap suara. 2

    22

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    23/27

    3. Proteksi dengan sumbat atau tutup telinga

    Jika bising ditimbulkan oleh alat-alat seperti mesin tenun, mesin pengerolan

    baja, kilang minyak atau bising yang ditimbulkan sendiri oleh logam, maka

    pekerja tersebut harus dilindungi oleh alat pelindung bising, seperti sumbat

    telinga, tutup telinga, dan pelindung kepala (Gambar 2.13). Ketiga alat tersebut

    melindungi telinga terhadap bising yang berfrekuensi tinggi dan masing-masing

    mempunyai keuntungan dan kerugian. Tutup telinga memberikan proteksi lebih

    baik daripada sumbat telinga. Earmuff lebih efektif dan dapat memcegah

    frekuensi 500 Hz sampai 1 kHz dan dapat meredam sampai 30-40 dB sedangkan

    penggunaan earplug(sumbat telinga ) yang tepat, maka dapat mengurangi bising

    mencapai 15-30 dB dan mencegah sampai telinga tengah dari bising jenis tinggi.

    Sedangkan helm selain pelindung telinga terhadap bising juga sekaligus sebagai

    pelindung kepala. Kombinasi antara sumbat telinga dan tutup telinga

    memberikan proteksi yang terbaik.

    Harus diusahakan perbaikan komunikasi, sebagai akibat pemakaian alat- alat

    ini. Masalah utama pemakaian alat proteksi pendengaran adalah mendidik tenaga

    kerja agar selalu menggunakannya.2 Menyadarkan para pekerja untuk tetap

    menjaga kesehatan adalah sangat sulit. Faktor yang perlu dipertimbangkan,

    bukan hanya kehilangan derajat pendengaran, tetapi juga trauma akustik di

    lingkungan tempat kerja.

    23

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    24/27

    Gambar 2.4 Alat Pelindung Dengar

    Sebenarnya pencegahan yang ada sudah diketahui, tetapi untuk alasan teknik

    bahwa secara umum derajat pendengaran akan berkurang. Konsekuensinya deteksi

    tahap dini dari NIHL adalah penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dari

    reseptor sensori pada organ Corti.6

    Pasien juga harus dididik tentang bahaya dari bising dan melakukan

    pencegahan untuk melindungi dari sisa sisa pendengaran. Pada akhirnya dokter harus

    sensitif pada emosional dari pasien yang mungkin mempunyai gangguan

    pendengaran.

    Konseling untuk mencegah kehilangan pendengaran lebih lanjut merupakan

    bagian yang sangat penting. Pekerja yang berada di lingkukangan kerja yang tidak

    menggunakan Program Konsevasi Pendengaran, perlu dijadwalkan secara periodik

    24

    EarmuffEarplu

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    25/27

    untuk dilakukan audiometri dan harus dikonsultasikan sehubungan dengan

    penggunaan APD (Alat Pelindung Dengar) yang tepat. Berikut dilampirkan Program

    Konservasi Pendengaran.(Lampiran 2)

    Bagaimanapun NIHL tidak dapat dilakukan pengobatan atau operasi tetapi

    lebih kepada masalah pencegahan. Tindakan pencegahan yang diperlukan adalah

    control engineering, pendidikan, juga penggunaan APD (Alat Pelindung Dengar)

    yang tepat.

    BAB III

    PENUTUP

    NIHL (noise induce hearing loss) adalah gangguan pendengaran yang

    disebabkan akibat terpajan oleh bisisng yang cukup keras dalam jangka waktu yang

    cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. NIHL dapat

    dicegah dengan penggunaan alat-alat keselamatan kerja seperti penutup telinga.

    25

  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    26/27

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Telinga Sehat Pendengaran Baik

    [internet]. 1999.Tersedia di:http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-

    release/840-telinga-sehat-pendengaran-baik.html

    2. Kimia, I. Nilai Ambang Batas Kebisingan Berdasarkan Keputusan Menteri

    Tenaga Kerja Nomor KEP. 51/MEN/1999. 2010. Tersedia di: http://nilai-

    26

    http://nilai-ambang-batas-kebisingan-berdasarkan-keputusan-menteri-tenaga-kerja-nomor-kep-51men1999.htm/http://nilai-ambang-batas-kebisingan-berdasarkan-keputusan-menteri-tenaga-kerja-nomor-kep-51men1999.htm/
  • 7/30/2019 Referat NIHL.doc

    27/27

    ambang-batas-kebisingan-berdasarkan-keputusan-menteri-tenaga-kerja-

    nomor-kep-51men1999.htm

    3. Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. keputusan menteri tenaga kerja

    nomor : kep51/men/i999 tentang nilai ambang batas faktor fisika di tempat

    kerja. 1999. Tersedia di: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_039_

    problema_dan_tatalaksana_kekurangan_pendengaran.pdf

    4. Bashiruddin, J., Soetiro, I. Noise-Induced Hearing Loss. In: Soepardi, A.E.,

    Iskandar, N., Bashiruddin, J., Restuti, D.R., Eds. Buku Ajar Ilmu Kesehatan

    Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 6th ed. Jakarta: Balai Penerbit FK

    UI; 2006. 16-20, 49-56.

    5. Buchari. Kebisingan Industri dan Haring Conversation Program [internet].

    2007. Tersedia di: http://repository.usu. ac. id/bitstream /

    123456789/1435/1/07002749.pdf

    6. Rambe, M.Y.A. gangguan pendengaran akibat bising. 2003. Tersedia di:

    http://library.usu.ac.id/download/fk/tht-andrina1.pdf

    7. Oginawati, K. Kebisingan (Noise) [internet]. [cited 20 Oktober 2011].

    Tersedia di: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/03RencanaPemeliharaan009.pdf/03RencanaPemeliharaan009.pdf

    http://nilai-ambang-batas-kebisingan-berdasarkan-keputusan-menteri-tenaga-kerja-nomor-kep-51men1999.htm/http://nilai-ambang-batas-kebisingan-berdasarkan-keputusan-menteri-tenaga-kerja-nomor-kep-51men1999.htm/http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_039_%20problema_dan_tatalaksana_kekurangan_pendengaran.pdfhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_039_%20problema_dan_tatalaksana_kekurangan_pendengaran.pdfhttp://library.usu.ac.id/download/fk/tht-andrina1.pdfhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/03Rencana%20Pemeliharaan009.pdf/03RencanaPemeliharaan009.pdfhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/03Rencana%20Pemeliharaan009.pdf/03RencanaPemeliharaan009.pdfhttp://nilai-ambang-batas-kebisingan-berdasarkan-keputusan-menteri-tenaga-kerja-nomor-kep-51men1999.htm/http://nilai-ambang-batas-kebisingan-berdasarkan-keputusan-menteri-tenaga-kerja-nomor-kep-51men1999.htm/http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_039_%20problema_dan_tatalaksana_kekurangan_pendengaran.pdfhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_039_%20problema_dan_tatalaksana_kekurangan_pendengaran.pdfhttp://library.usu.ac.id/download/fk/tht-andrina1.pdfhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/03Rencana%20Pemeliharaan009.pdf/03RencanaPemeliharaan009.pdfhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/03Rencana%20Pemeliharaan009.pdf/03RencanaPemeliharaan009.pdf