referat diare

25
Pendahuluan Diare merupakan keluhan yang sering ditemukan pada dewasa. Diperkirakan pada orang dewasa setiap tahunnya mengalami diare akut atau gastroenteritis akut sebanyak 99.000.000 kasus. Di Amerika Serikat, diperkirakan 8.000.000 pasien berobat ke dokter dan lebih dari 250.000 pasien dirawat di rumah sakit setiap tahun (1,5% merupakan pasien dewasa) yang disebabkan karena diare atau gastroenteritis. Kematian yang terjadi, kebanyakan berhubungann dengan kejadian diare pada anak-anak atau lanjut usia, dimana kesehatan pada usia pasien tersebut rentan terhadap dehidrasi sedang-berat. Frekuensi kejadian diare pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia lebih banyak 2-3 kali dibandingkan negara maju. 1 Lebih dari 90% kasus diare akut disebabkan karena infeksi, kasus ini umumnya disertai dengan muntah, demam dan nyeri perut. 10% sisanya disebabkan oleh medikasi, toxic ingestion, iskemi, dan penyebab lainnya. 2 Definisi Menurut definisi WHO, diare adalah pasase feses dengan konsentrasi lebih encer dan frekuensi lebih sering (>2x dalam satu hari). Sedangkan menurut World Gastroenterology Organization Global Guideline 2005, diare akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal. 3 REFERAT DIARE AKUT KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015 1

description

ref

Transcript of referat diare

Page 1: referat diare

Pendahuluan

Diare merupakan keluhan yang sering ditemukan pada dewasa. Diperkirakan pada orang

dewasa setiap tahunnya mengalami diare akut atau gastroenteritis akut sebanyak 99.000.000

kasus. Di Amerika Serikat, diperkirakan 8.000.000 pasien berobat ke dokter dan lebih dari

250.000 pasien dirawat di rumah sakit setiap tahun (1,5% merupakan pasien dewasa) yang

disebabkan karena diare atau gastroenteritis. Kematian yang terjadi, kebanyakan berhubungann

dengan kejadian diare pada anak-anak atau lanjut usia, dimana kesehatan pada usia pasien

tersebut rentan terhadap dehidrasi sedang-berat. Frekuensi kejadian diare pada negara-negara

berkembang termasuk Indonesia lebih banyak 2-3 kali dibandingkan negara maju.1

Lebih dari 90% kasus diare akut disebabkan karena infeksi, kasus ini umumnya disertai

dengan muntah, demam dan nyeri perut. 10% sisanya disebabkan oleh medikasi, toxic ingestion,

iskemi, dan penyebab lainnya.2

Definisi

Menurut definisi WHO, diare adalah pasase feses dengan konsentrasi lebih encer dan

frekuensi lebih sering (>2x dalam satu hari). Sedangkan menurut World Gastroenterology

Organization Global Guideline 2005, diare akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang

cair/lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal.3

Sedangkan menurut definisi lain, diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja

berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari

biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam dan 10 mL/kg/hari pada bayi dan balita.1

Klasifikasi

Berdasarkan durasinya, diare diklasifasikan manjadi:

Diare yang berlangsung ≤ 14 hari disebut diare akut.

Diare yang berlangsung > 2 minggu disebut diare kronik3

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

1

Page 2: referat diare

Patofisiologi / Patomekanisme

Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologi/patomekanisme sebagai berikut:

1) Osmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut diare osmotic; 2) sekresi cairan dan elektrolit

meninggi, disebut diare sekretorik; 3) malabsorpsi asam empedu, malabsorpsi lemak; 4) defek

system pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit; 5) motilitas dan waktu transit usus

abnormal; 6) gangguan permeabilitas usus; 7) inflamasi dinding usus, disebut diare inflamatorik;

8) infeksi dinding usus, disebut diare infeksi.1,4

Diare osmotic

Jika bahan makanan tidak dapat diabsorpsi dengan baik di usus halus, maka tekanan

osmotic intralumen meningkat sehingga menarik cairan plasma ke lumen. Jumlah cairan

yang bertambah melebihi kemampuan reabsorpsi kolon menyebabkan terjadinya diare

yang cair. Diare akan berhenti bila pasien puasa. Penyebabnya bisa intoleransi laktosa,

konsumsi laksatif atau antasida yang mengandung magnesium. Diare osmotic ditegakkan

bila osmotic gap feses >125 mosmol/kg (normal <50 mosmol/kg). Osmotik gap dihitung

dengan cara Osmolaritas serum (290 mosmol/kg) – [2 x (konsentrasi natrium + kalium

feses)]3

Diare sekretorik

Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus,

menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare

dengan volume tinja yang banyak sekali, cair, tidak nyeri dan tidak ada mucus maupun

darah. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun dilakukan puasa makan/minum.

Penyebab dari diare tipe ini antara lain karena efek enterotoksin pada infeksi Vibrio

cholerae atau Escherichia coli, penggunaan laksatif non-osmotik, reseksi usus, penyakit

mukosa usus, dan lainnya.3

Diare eksudatif / inflamatorik

Diare tipe ini disebabkan adanya kerusakan mukosa usus akibat proses inflamasi,

sehingga terjadi produksi mucus yang berlebihan dan eksudasi air dan elektrolit ke dalam

lumen, gangguan absorpsi air-elektrolit. Diare dapat disertai malabsorpsi lemak, cairan

dan elektrolit serta hipersekresi dan hipermotilitas akibat pelepasan sitokin pro-inflamasi.

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

2

Page 3: referat diare

Penyebabnya:

Infeksi bakteri yang bersifat invasive seperti Campylobacter jejuni, Shigella,

Salmonella Yersinia enterocolica, Enteroinvasive E.coli (EIEC),

Enterohemorrhagic E.coli (EHEC), Clostridium difficale atau infeksi amuba.

Non-infeksi, berupa gluten sensitive enterophaty, inflammatory bowel disease,

atau radiasi.

Karakteristik berupa feses dengan pus, mucus, atau darah karena kerusakan mukosa.

Analisis feses menunjukkan laukosit, fecal lactoferrin, dan calciprotein positif. Gejala

biasanya disertai tenesmus, nyeri dan demam.3

Diare dismotilitas

Disebabkan dismotilitas usus sehingga waktu transit di usus memendek dan absorpsi

berkurang, atau disebabkan neuromiopati yang menyebabkan stasis dan overgrowth

bakteri. Karakteristiknya mirip feses diare sekretorik, namun dapat disertai steatorrhea

ringan. Penyebab bisa hipertiroidisme, sindrom karsinoid, obat-obatan prokinetik,

diabetes mellitus, atau irritable bowel syndrome.3

Patogenesis

Yang berperan pada terjadinya diare akut terutama karena infeksi yaitu faktor kausal

(agent) dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan tubuh untuk

mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut, terdiri dari faktor-

faktor daya tangkis atau lingkungan internal saluran cerna antara lain: keasaaman lambung,

motilitas usus, imunitas dan juga lingkungan mikroflora usus. Faktor kausal yaitu daya penetrasi

yang dapat merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi

cairan usus halus serta daya lekat kuman. Pathogenesis diare karena infeksi bakteri/ parasite

terdiri atas:1,4

Diare karena bakteri non-invasif (enterotoksigenik).

Bakteri yang tidak merusak mukosa misal V. cholera eltor, Enterotoxigenic E.coli

(ETEC) dan C.perfingens. V. cholera eltor mengeluarkan toksin yang terikat pada

mukosa usus halus 15-30 menit sesudah diproduksi vibrio. Enterotoksin ini menyebabkan

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

3

Page 4: referat diare

kegiatan berlebihan nikotinamid adenine dinukleotid pada dinding sel usus, sehingga

meningkatkan kadar adenosine 3’, 5’-siklik monofosfat (siklik AMP) dalam sel yang

menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti oleh air, ion

bikarbonat, kation natrium dan kalium.

Diare karena bakteri/parasite invasive (enterovasif)

Bakteri yang merusak (invasive) antara lain Enteroinvasive E.coli (EIEC), Salmonella,

Shigella, Yersinia, C.perfingens tipe C. Diare disebabkan oleh kerusakan dinding usus

berupa nekrosis dan ulserasi. Sifat diarenya sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat

bercampur lendir dan darah. Walau demikian infeksi kuman-kuman ini dapat juga

bermanifestasi sebagai diare koleriformis. Kuman Salmonella yang sering menyebabkan

diare yaitu S.paratyphi B, styphimurium S enterriditis, S choleraesius. Penyebab parasite

yang sering yaitu E.histolitika dan G.lamblia.

Etiologi

Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, virus),

keracunan makanan, efek obat-obatan dan lain-lain.

Menurut World Gastroenterology Organization Global Guidelines 2008, etiologi diare

akut dibagi atas tiga penyebab: bakteri, virus, dan parasit1

Etiologi Karakteristik diare

Infeksi Bakteri:

Vibrio cholera, Enterotoxigenic E.coli, dan

Enteropathogenic E.coli

Campylobacter jejuni, Shigella sp,

Salmonella sp, Yersinia enterocolica,

Enteroinvasive E.coli, Enterohemoragic

E.coli, Clostridium difficale, dll.

Menginfeksi usus halus. Diare sangat cair,

tanpa disertai inflamasi maupun invasi ke

mukosa.

Menginfeksi kolon, biasanya terdapat invasi

mukosa, mucus dan darah pada diare

Virus:

Rotavirus, Norwalk virus, Adenovirus,

Calcivirus, Astraovirus.

Meninvasi vili-vili usus halus. Diare sering

disertai muntah, menggigil, demam dan

malaise sehingga disebut stomach flu.

Parasit: Menginfeksi usus halus.

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

4

Page 5: referat diare

Giardia lambdia, Cryptosporodium

Entamoeba hystolitica

Diare cair, berbau busuk, disertai

malabsorpsi, nyeri perut, tanpa inflamasi

Menginfeksi kolon, menyebabkan diare

inflamatorik

Non-infeksi Irritable bowel syndrome (IBS) Diare dan konstipasi bergantian, gejala lain

bervariasi, berkaitan dengan stress. Gejala

berulang dalam waktu yang lama

Malabsorpsi (mis: intoleransi laktosa) Diare, kembung, flatulen, sendawa, nyeri

perut terutama bila mengkonsumsi makanan

tertentu

Fase akut Inflamatory bowel disease (IBD) Frekuensi BAB meningkat disertai mucus

dan darah pada feses, sudah berlangsung

dalam waktu yang lama, ada riwayat siklus

akut-remisi-kronik.

Kolitis iskemik Sering pada pasien >50 tahun. Diare disertai

nyeri perut hebat. Terutama pada pasien

lansia dan memiliki riwayat penyakit

vaskuler perifer.

Medikasi Konsumsi antibiotic jangka lama,

antihipertensif, kemo/radioterapi

Keracunan makanan Diare setelah konsumsi makanan tertentu,

terutama yang tidak dimasak dengan baik.

Tabel 1. Etiologi Diare dan Manifestasi Klinis

Pada penelitian diare akut pada 123 pasien di RS Persahabatan dari 1 November 1993 s.d

30 April 1994, Hendarwanto, Setiawan B dkk. mendapatkan etiologi infeksi seperti berikut:1

Etiologi Frekuensi (%)

E.coli 38,29

Vibrio cholera 18,29

Aeromonas sp 14,29

Shigella flexneri 6,29

Salmonella sp 5,71

Entamoeba histolytica 5,14

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

5

Page 6: referat diare

Ascaris lumbricoides 3,43

Rotavirus 2,86

Candida sp 1,71

Vibrio NAG 1,14

Trichuris trichiura 1,14

Plesiomonas shigelloides 0,57

Ancylostoma duodenalis 0,57

Blastocytis hominis 0,57

Tabel 2. Etiologi Diare Akut di RS Persahabatan Jakarta

Epidemiologi

Diare merupakan penyakit yang umum terjadi pada hampir semua kelompok usia dan

merupakan penyakit kedua tersering setelah influenza (common cold). Penyakit diare juga

merupakan suatu masalah yang kerap kali terjadi di dalam kesehatan masyarakat dan di dalam

bagian pelayanan kegawatdaruratan, terutama untuk anak-anak dibawah usia lima tahun.

Diperkirakan terdapat 100 juta kasus diare akut setiap tahunnya di Amerika Serikat. Kasus-kasus

tersebut merupakan 5% dari keseluruhan kunjungan ke praktek pribadi dan 10% dari pasien-

pasien yang dirawat inap (Frye, 2005).1

Keadaan risiko dan kelompok risiko tinggi yang mungkin mengalami diare infeksi:

Travelers. sering terkena traveler’s diarrhea, yang umumnya disebabkan oleh

enterotoxigenic E.coli serta Campylobacter, Shigella, Aeromonas, Norovirus,

Coronavirus, and Salmonella.

Konsumsi makanan tertentu yang tidak biasa: makanan laut, terutama yang

mentah, restoran dan rumah makan cepat saji, dan piknik.

Orang dengan immunodeficiency. Individual dengan resiko diare termasuk

mereka dengan immunodeficiency primer (IgA deficiency, penyakit

granulomatous kronik, dll) maupun immunodeficiency sekunder (AIDS,

farmakologi suppression).

Pasien yang tinggal di rumah penampungan atau perawatan (Shigella, Giardia,

Cryptosporidium, Rotavirus).

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

6

Page 7: referat diare

Nosokomial. Infeksi diare merupakan salah satu infeksi nosocomial tersering di

banyak rumah sakit. Pasien yang dirawat di rumah sakit dan menggunakan

antibiotic luas rentan terhadap infeksi oleh Clostridium difficale.3

Jenis Makanan Bakteri Kontaminan

Ayam Salmonella, Campylobacter, Shigella

Hamburger, daging yang tidak dimasak sampai matang Bacillus cereus

Seafood (terutama bila mentah) Vibrio, Salmonella, virus hepatitis A

Mayonais atau krim Staphylococcus aureus, Salmonella

Telur Salmonella

Keju, makanan yang tidak dimasak Listeria

Tabel 3. Bakteri kontaminan pada makanan

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis bergantung kepada lokasi anatomis dan agen penyebab. Infeksi di usus

halus biasanya tidak invasive, sementara infeksi di kolon bersifat invasive. Diare karena kelainan

usus halus biasanya banyak, cair, sering berhubungan dengan malabsorpsi, dan sering ditemukan

dehidrasi. Pemeriksaan penunjang mungkin menunjukkan pH <5,5 dengan substansi pereduksi

kemungkinan positif, leukosit serum normal, dan leukosit feses <5/lapang pandang kecil.

Di sisi lain, diare akibat kelainan kolon biasanya sedikit, frekuensinya sangat meningkat,

disertai mucus dan darah segar dan disertai nyeri perut dan sensasi ingin BAB. Pemeriksaan

penunjang akan menunjukkan pH >5,5, substansi pereduksi negative, leukosit serum sering

meningkat disertai leukosit feses >10/lapang pandang kecil.3

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Tanyakan konsistensi, volume, dan frekuensi BAB, adakah steatorrhea,pus, mucus atau

darah segar pada feses, atau melena. Eksplorasi gejala penyerta seperti mual, muntah, nyeri

perut, demam, dan tenesmus. Muntah paling sering ditemukan pada infeksi virus, sementara

demam >38,5oC menunjukkan proses inflamasi yang dapat disebabkan bakteri invasive,

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

7

Page 8: referat diare

sitotoksin, amuba, virus, colitis, diverticulitis atau IBD. Tiga penyebab terakhir biasanya disertai

nyeri perut yang dominan.1,2,3

Tanyakan pula mengenai awitan, durasi gejala dan apakah gejala seperti ini sering

berulang sebelumnya. Durasi lebih dari beberapa hari cenderung menyingkirkan infeksi virus,

karena infeksi virus biasanya berlangsung singkat. Nilai penurunan berat badan untuk

mengetahui derajat dehidrasi sekaligus adanya tanda bahaya. Indicator dehidrasi lain adalah rasa

haus, volume dan kapan terakhir kali buang air kecil, dan penurunan kesadaran. 1,2,3

Terakhir, tanyakan faktor resiko seperti konsumsi makanan yang tidak dimasak dengan

baik, riwayat bepergian ke daerah endemis, berenang di danau atau terminum airnya, keadaan

immunokompromis, penggunaan obat-obatan yang dapat memicu diare, riwayat kontak dengan

orang lain yang diare, serta tinggal di rumah penampungan atau perawatan di rumah sakit. 1,2,3

Pemeriksaan Fisik

Kelainan-kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisis sangat berguna dalam

menentukan beratnya diare daripada menentukan penyebab diare. Status volume dinilai dengan

memperhatikan perubahan ortostatik pada tekanan darah dan nadi, temperature tubuh dan tanda

toksisitas. Keberadaan bercak-bercak pada kulit, ulserasi mulut, pembesaran tiroid, mengi,

artritis, asites, massa abdomen, tenderness, dan defens muscular abdomen serta bising usus harus

dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan menilai adanya komplikasi. Pemeriksaan

abdomen yang seksama merupakan hal yang penting. Adanya dan kualitas bunyi usus dan ada

atau tidaknya distensi abdomen dan nyeri tekan merupakan clue bagi penentuan etiologi. Bila

tidak yakin mengenai adanya darah di feses atau diare berdarah pada pasien >50 tahun, dapat

dilakukan pemeriksaan colok dubur. 1,2,3

Pemeriksaan dehidrasi juga perlu dinilai. Dehidrasi dapat timbul jika diare berat dan

asupan oral terbatas karena nausea dan muntah, terutama pada anak kecil dan lanjut usia.

Dehidrasi bermanifestasi sebagai rasa haus yang meningkat, berkurangnya jumlah buang air

kecil dengan warna urine gelap, tidak mampu berkeringat, dan perubahan ortostatik. Pada

keadaan berat, dapat mengarah ke gagal ginjal akut dan perubahan status jiwa seperti

kebingungan dan pusing kepala.

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

8

Page 9: referat diare

Gejala Minimal

(BB turun < 3%)

Ringan-Sedang

(BB turun 3-9%)

Berat

(BB turun > 9%)

Status mental Baik, sadar penuh Normal, lemas atau

gelisah, iritabel

Apatis, letargik, tidak

sadar

Rasa haus Minum normal, mungkin

menolak minum

Sangat haus, sangat ingin

minum

Tidak dapat minum

Denyut jantung Normal Normal sampai meningkat Takikardia, pada kasus

berat bradikardia

Kualitas denyut nadi Normal Normal sampai menurun Lemah atau tidak teraba

Pernapasan Normal Normal atau cepat Cepat dan dalam

Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung

Air mata Ada Menurun Tidak ada

Mukosa mulut dan lidah Basah Kering Pecah-pecah

Turgor kulit Baik < 2 detik > 2 detik

CRT Normal Memanjang Memanjang

Ekstremitas Hangat Dingin Dingin, sianosis

Output urin Normal sampai menurun Menurun Sangat minimal

Tabel 4. Derajat Dehidrasi

Pemeriksaan Penunjang

Untuk gastroenteritis akut dan colitis, mempertahankan volume intravaskular yang

adekuat dan koreksi gangguan cairan dan elektrolit lebih diprioritaskan dibandingkan identifikasi

agen penyebab.1,3

Analisis feses rutin pada setiap kasus bila sumber daya tersedia. Analisis feses pada diare

inflamatorik akan menunjukkan peningkatan jumlah laukosit feses, tes darah samar tinja positif,

laktoferin dan calciprotein positif. Pemeriksaan telur dan parasite diindikasikan pada diare >14

hari, refrakter terhadap terapi antibiotic, atau pasien immunokompramais. 1,3

Kultur feses perlu dilakukan pada pasien dengan dehidrasi, demam >38,5oC, diare

berdarah, nyeri abdomen pada pasien usia >50 tahun, pasien usia >70 tahun, immunodefisiensi,

atau setelah 3 hari pengobatan dengan antibiotic tidak terjadi perbaikan klinis. Pemeriksaan

terhadap shiga toxin harus dilakukan pada pasien dengan riwayat hospitalisasi dan penggunaan

antibiotic. 1,3

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

9

Page 10: referat diare

Pasien dengan dehidrasi juga memerlukan pemeriksaan darah, urin, kimia darah seperti

ureum, kreatinin, elektrolit, gula darah, serum transaminase dan bila diperlukan analisa gas

darah. Anemia mungkin disebabkan perdarahan akut, kronis, atau malabsorpsi besi, folat atau

vitamin B12. Leukositosis merupakan tanda inflamasi. 1,3

Bila hasil analisis feses tidak berhasil mengidentifikasi mikroorganisme penyebab,

penyebab non-infeksi harus dipertimbangkan. Adanya tanda-tanda inflamasi seperti analisis feses

tanpa infeksi yang mendasari sugestif terhadap IBD. Kolonoskopi harus dilakukan pada pasien

dengan diare berdarah namun analisis dan kultur feses tidak berhasil menemukan penyebabnya

untuk evaluasi neoplasma atau colitis. 1,3

Komplikasi

Kebanyakan penderita diare sembuh tanpa mengalami komplikasi, tetapi sebagian kecil

mengalami komplikasi dan dehidrasi, kelainan elektrolit atau pengobatan yang diberikan.

Adapun komplikasi yang dapat terjadi yaitu hiponatremia dapat terjadi path penderita diare yang

minum cairan sedikit tidak mengandung natrium. Penderita gizi buruk mempunyai kecendrungan

mengalami hiponatremia. Sedangkan hipernatremia sering terjadi pada bayi barn lahir sampai

usia 1 tahun (khususnya bayi berumur kurang dan 6 bulan). Biasanya terjadi path diare yang

disertai muntah dengan intake cairanlmakanan kurang, atau cairan yang di minum mengandung

terlalu banyak natrium.

Hipokalsemia terjadi jika penggantian kalium selama dehidrasi ldak cukup, akan terjadi

kekurangan kalium yang ditandai dengan kelemahan path tUngkai, ileus, kerusakan path ginjal

dan aritmia jantung. Asidosis metabolik ditandai dengan bertambahnya asam atau hilangnya basa

cairan ekstraseluler. Sebagai kompensasi terjadi alkalosis respiratorik, yang ditandai dengan

pemafasan yang dalam dan cepat.

Ileus paralitik merupakan komplikasi yang penting dan sering berakibat fatal, terutama

path anak kecil sebagai akibat penggunaan obat antimotilitas yang ditandai dengan distensi

abdomen, muntah, peristaltik usus berkurang atau tidak ada.

Penatalaksanaan

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

10

Page 11: referat diare

Pasien dengan diare bisa saja memerlukan rawat inap bila memenuhi indikasi sebagai

berikut:3

Dehidrasi sedang-berat

Vomitus persisten

Diare yang progresif dan makin berat dalam 48 jam

Lansia dan geriatric

Pasien immunokompomais

Diare akut disertai komplikasi seperti: dehidrasi, gagal ginjal dengan/tanpa asidosis

metabolic, sepsis, ileus paralitik

Penatalaksanaan pada diare akut antara lain:

1. Rehidrasi

Bila pasien keadaan umum baik, tidak dehidrasi, asupan cairan yang adekuat

dapat dicapai dengan minuman ringan, dll. Bila pasien kehilangan cairan yang banyak

dan dehidrasi, penatalaksanaan yang agresif seperti cairan intravena atau rehidrasi oral

dengan cairan isotonic mengandung elektrolit dan gula harus diberikan. Cairan oral

antara lain pedialit, oralit, dll. Sedangkan cairan infus pada pasien yang terus-menerus

muntah dan tidak dapat mentoleransi pemberian cairan per oral, cairan diberikan secara

enteral menggunakan pipa nasogastric. Sedangkan parenteral diberikan pada diare akut

dengan dehidrasi sedang-berat, dapat diberikan cairan seperti ringer laktat dll. Cairan

diberikan 50-200 ml/kgBB/24 jam tergantung kebutuhan dan status rehidrasi.1,2,5

Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi.

Dehidrasi terdiri dari dehidrasi ringan, sedang, dan berat. Ringan bila pasien mengalami

kekurangan cairan 2-5% dari berat badan. Sedang bila pasien kehilangan cairan 5-8%

dari berat badan. Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10% dari berat badan. 1,2,5

Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan

jumlah cairan yang keluar dari tubuh. Macam-macam pemberian cairan:1

BJ plasma dengan rumus:

kebutuhan cairan= BJ plasma−1,0250,001

x berat badan x 4 ml

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

11

Page 12: referat diare

Metode Pierce berdasarkan klinis:

Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5% x berat badan (kg)

Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan = 8% x berat badan (kg)

Dehidrasi berat, kebutuhan cairan = 10% x berat badan (kg)

Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis:

kebutuhan cairan= skor15

x10 % xkgBB x 1liter

Bila skor kurang dari 3 dan tidak ada syok, maka hanya diberikan cairan peroral

(sebanyak mungkin sedikit demi sedikit). Bila skor lebih atau sama dengan 3

disertai syok diberikan cairan intravena.

Klinis Skor

Rasa haus / muntah 1

TD sistolik 60-90 mmHg 1

TD sistolik <60 mmHg 2

Nadi >120 kali/menit 1

Kesadaran apatis 1

Kesadaran somnolen, sopor, atau coma 2

Napas >30 kali/menit 1

Facies cholerica 2

Vax cholerica 2

Turgor kulit menurun 1

Washer woman’s hand 1

Ekstremitas dingin 1

Sianosis 2

Umur 50-60 tahun -1

Umur >60 tahun -2

Tabel 5. Skoring menurut Daldiyono

Cairan rehidrasi dapat diberikan melalui oral, enteral melalui selang

nasogastric atau intravena. Bila rehidrasi sedang/berat sebaiknya pasien diberikan

cairan melalui infus. Sedangkan dehidrasi ringan/sedang pada pasien masih dapat

diberikan cairan per oral.

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

12

Page 13: referat diare

Pemberian cairan rehidrasi terbagi atas:1

a. dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total kebutuhan cairan

menurut BJ plasma atau skor Daldiyono diberikan langsung dalam 2 jam.

Hal ini agar tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin.

b. satu jam berikut/jam ke-3 (tahap kedua) pemberian diberikan berdasarkan

kehilangan cairan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial

sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor Daldiyono kurang dari 3 dapat

diganti cairan per oral.

c. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan

melalui tinja dan Insensible water loss (IWL).

2. Nutrisi

Pamberian makanan harus langusng dimulai 4 jam setelah rehidrasi. Makanan

diberikan dalam bentuk kecil dan sering, dibagi menjadi 6x makan sehari. Diet terdiri

dari menu tinggi kalori dan mikronutrien, seperti nasi, gandum, daging, buah dan sayur-

sayuran. Susu sapi, kafein, alcohol dan buah-buahan kaleng sebaiknya dihindari dulu

karena dapat memicu diare.3

3. Simtomatik

Antimotilitas

Loperamide paling disukai karena tidak adiktif dan memiliki efek samping paling

kecil. Dapat diberikan loperamid 4 mg dosis awal lalu dilanjutkan 2 mg tiap diare,

maksimal 16 mg/hari. Obat antimotilitas penggunaannya harus hati-hati pada

pasien disentri yang panas (termasuk infeksi Shigella) bila tanpa disertai anti

mikroba, karena dapat memperlama penyembuhan penyakit.1,2,5

Antisekretorik

Bismuth subsalisilat merupakan obat yang dapat digunakan tetapi kontraindikasi

pada pasien HIV karena dapat menimbulkan ensefalopati bismuth. Bismuth

subsalisilat dan agen terbaru Racecadotril aman digunakan pada anak-anak,

namun tidak menunjukkan manfaat pada dewasa dengan kolera. 1,2,5

Antispasmodic

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

13

Page 14: referat diare

Dapat diberikan:

Hyoscien-n-butilbromid 10 mg, 2-3x sehari, maks 100 mg/hari

Ekstrak belladonna 5-10 mg, 3x sehari

Papaverin 30-60 mg, 3x sehari

Mebeverin 35-100 mg, 3x sehari

Antispasmodik tidak boleh digunakan pada ileus paralitik1,2,5

Pengeras feses

Atapulgit 2 tablet @630 mg tiap diare, maks 12 tablet/hari.

Smektit 9g/24 jam dibagi dalam 3 dosis

Kaolin-pektin 2,5 tablet @550mg/20 mg tiap diare, maks 15

tablet/24jam1,2,5

4. Terapi definitive

Sebagian besar kasus diare akut disebabkan oleh virus atau bakteri non-invasif

self-limited sehingga pemberian antibiotic tidak rutin diberikan.

Indikasi pemberian antibiotic adalah 1) Traveler’s diare 2) diare sekretorik

community acquired dengan pathogen yang telah diketahui 3) analisis feses menunjukkan

tanda-tanda inflamasi 4) sindrom disentri 5) pasien usia lanjut 6) imunokompromais 7)

sepsis 8) penggunaan prosthesis.

Lini pertama pada orang dewasa adalah kuinolon (misal siprofloksasin 2x500 mg

selama 5-7 hari), lini kedua kotrimoksazol 2x160/800 mg selama 5-7 hari. Bila curiga

infeksi parasite, terapi pilihan adalah metronidazole 3x250-500 mg selama 7-14 hari.

Untuk turis yang bepergian ke daerah resiko tinggi, dapat diberikan siprofloksasin

500 mg/hari sebagai profilaksis yang dapat memberikan perlindungan sekitar 90%. Obat

profilaksis lain termasuk trimethoprim, sulfametoksazol dan bismuth subsalisilat. 1,2,5

Pencegahan

Pencegahan diare merupakan salah satu upaya yang baik dilakukan untuk menghindari

gejala diare secara efektif. Cuci tangan terutama saat ingin makan atau aktivitas lain merupakan

upaya pencegahan diare yang penting. Untuk pencegahan diare yang disebabkan oleh makanan

yang tercemar dapat dilakukan beberapa cara, antara lain :

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

14

Page 15: referat diare

Sajikan makanan dimasak atau dipanaskan. Jika belum diolah dinginkan makanan dalam

kulkas. Membiarkan makanan pada suhu kamar dapat mendorong pertumbuhan bakteri

sehingga dapat dilakukan pencegahan diare.

Cuci permukaan alat atau perkakas untuk menghindari penyebaran kuman dari satu

tempat ke tempat yang lain.

Banyak kasus diare tersebar dari orang-ke-orang. Tindakan pencegahan diare berikut

dapat membantu seorang individu menghindari diare dan infeksi virus atau bakteri lainnya:

1. merawat anak yang sakit atau orang dewasa dengan hati-hati, mencuci tangan setelah

mengganti popok bayi, membantu penggunaan individu kamar mandi, atau membantu

individu di sekitar rumah.

2. Anak-anak harus diinstruksikan untuk mencuci tangan mereka, terutama setelah

menggunakan kamar mandi dan ketika ingin makan.

3. Gunakan perawatan ketika mempersiapkan unggas mentah atau daging. Makanan harus

dimasak sampai suhu yang direkomendasikan.

4. Buah-buahan dan sayuran dikonsumsi mentah harus dibilas dengan air bersih.

5. Pasteurisasi (mentah) susu yang dapat terkontaminasi dengan bakteri dan selalu harus

dihindari. Jus atau sari buah yang tidak di pasteurisasi harus dihindari bahkan jika sumber

tersebut tidak diketahui karena buah mungkin telah datang dalam kontak dengan kotoran

hewan yang terkontaminasi di kebun.

6. Hati-hati saat bepergian, terutama ke luar negeri. Seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya, selektiflah memilih makanan dan minuman guna pencegahan diare.

Jika Anda perhatikan dan laksanakan tindakan tindakan pencegahan diare diatas maka akan

meminimalkan anda terkontaminasi dengan bakteri atau virus penyebab diare.

Kesimpulan

Pada diare akut harus dilakukan anamnesis dan pemeriksaan klinis yang baik untuk

menentukan diagnosis penyebab diare akut dan ada/tidaknya dehidrasi. Penatalaksanaan diare

akut terdiri dari rehidrasi, diet, obat anti diare dan obat anti mikroba bila penyebabnya infeksi.

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

15

Page 16: referat diare

Daftar Pustaka

1. Sudoyo AW, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Departemen

Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2014.h.308-12.

2. Longo DL, et al. Harrisons’s principles of internal medicine. Edisi 18. United States of

America: The McGraw-Hill Companies; 2012.h.1901-15.

3. Tanto C, et al. Kapita selekta kedokteran essentials medicine. Edisi 4. Jakarta: Media

Aesculapius; 2014.h.584-9.

4. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6.

Jakarta: EGC; 2005.

5. Syarif A, et al. Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta: Penerbit FKUI; 2012.

REFERAT DIARE AKUTKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM 2015

16