REFERAT JIWA

43
GANGGUAN TIDUR NON-ORGANIK Pembimbing dr. Kartidjo Sp. Kj Oleh Arip Septadi STASE JIWA RSUD TASIKMALAYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI 2013

Transcript of REFERAT JIWA

ANXIETAS BAUR DEPRESI Pembimbing dr. Kartidjo Sp. Kj

GANGGUAN TIDUR NON-ORGANIKPembimbing dr. Kartidjo Sp. KjOleh Arip Septadi

STASE JIWA RSUD TASIKMALAYA FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MALAHAYATI2013

PENDAHULUANSetiap manusia mebutuhkan tidur untuk kelangsungan hidupnya.fenomena dasarirama yang teratur1/3 umurRecoveryTidur didefinisikan*Keadaan bawah sadardapat dibangunkan.

*Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi KedokteranStresor HidupGangguan TidurGanguan TidurCommonlySemua kalanganPrevalensiAmerika : 50-70 juta, > 10%Indonesia : 28 juta, >11% (tahun 2004)

Keluhan*Tidak puasMemulai tidurSaat tidurMimpi burukTidur berjalanTidur berlebihan

Efekdaya tahan tubuhPrestasi kerjakonsentrasidepresiKelelahankecelakaan

Pengetahuan Penatalaksanaan*Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas Ppdgj-IIITINJAUAN PUSTAKATidur NormalRecovery 6-8 jam sehariIrama sirkadianVentral anterior hypothalamus

Substansia ventrikulo retikularis medula oblongata

Rostral medula oblongataPusat kontrol irama sirkadianPusat tidurAorosal state**Colten, Harvey R. Et A. Sleep Disorders And Sleep Deprivation: An Unmet Public Health ProblemKlasifikasi TidurRechtschaffen dan Kales

Tidur gelombang lambat (NREM)Tidur dengan pergerakan mata yang cepat (REM)Electroencephalography

Electrooculography

ElectromyographyNREM (90 menit) REM ; sebanyak 4-7 kali dalam semalam**Cheng, Ruey-Kuang. Neurophysiological Mechanism of Sleep Dependent Memory Consolidation and its facilitation by prenatal choline supplementationTidur Gelombang Lambat(NREM)Tahap tidur tenangFungsi vegetatif menurunStadium (gelombang otak)1. gelombang alfa, betha, kadang-kadang teta2. sleep spindle dan komplek K.3. gelombang delta simetris 25-50%4. sebagian besar gelombang deltaSelama 70-100 menit

Tidur REM (Tidur Paradoksal)Mimpi aktif disertai pergerakan otot aktifPergerakan mata yang cepatOtak menjadi aktif, metabolime meningkat 20%Denyut jantung dan pernapasan iregulerTerjadi setiap 90 menit setelah NREMSelama 5-30 menit.

Teori Dasar TidurTeori pasif (teori lama)Teori penghambatan aktifNuclei rafeNucleis tractus solitoriusSuprakiasma nucleus thalamus

Efek Fisiologir TidurHubungan Durasi Tidur dengan MortalitasCatatan : hazard ratio adalah risiko relatif individu untuk mengalami kematian dibandingkan dengan populasi umum, berdasarkan rata-rata jumlah jam tidur per malam.

Sistem saraf pusatSistem fungsional tubuh yang lain RecoveryGangguan Tidur Non-OrganikGejala umumInsomniaHipersomniaParasomnia

KlasifikasiDissomniaInsomniaHipersomniaGangguan jadwal tidur-jagaParasomniaSomnambulismeNight terrors (teror mimpi)Nightmares (mimpi buruk)InsomniaThe International Classification of Diseases

mendefinisikan Insomnia sebagai kesulitan memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi minimal 3 malam/minggu selama minimal satu bulanThe International Classification of SleepDisorders,

insomnia adalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak nyaman setelah episode tidur tersebutInsomnia didefinisikan sebagai kesulitan berulang untuk memulai tidur, mempertahankan tidur, atau kurangnya kualitas tidur meskipun memiliki kesempatan yang banyak untuk tidur namun menimbulkan penurunan fungsi hidup pada siang hariPatofisiologi InsomniaInsomniaFisikPsikologisLingkunganBiologisEtiologi InsomniaStress-khawatirCemas dan depresiKimiawiPerubahan lingkungan atau jadwal kerjaBelajar insomnia

Faktor ResikoWanita > laki-lakiUsia > 60 tahunGangguan emosiStressJet lag (perjalanan jauh)Penegakan Diagnosis(PPDGJ III)1. Hal tersebut dibawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti, yaitu :Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau kualitas tidur yang buruk;Gangguan terjadi minimal tiga kali dalam seminggu selama minimal satu bulan;Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur (sleeplessness) dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari;Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam social dan pekerjaan.

2. Adanya gejala gangguan jiwa lain seperti depresi, anxietas, atau obsesi tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan.Semua ko-morbiditas harus dicantumkan karena membutuhkan terapi sendiri.3. kriteria lama tidur (kuantitas) tidak digunakan untuk menentukan adanya gangguan, oleh karena luasnya variasi individual. Lama gangguan yang tidak memenuhi criteria diatas (seperti pada transient insomnia) tidak didiagnosis disini, dapat dimasukkan dalam reaksi stress akut atau gangguan penyesuaian.

TatalaksanaFarmakologisBenzodiazepinNon-benzodiazepinInitian insomniaShort acting benzodiazepine (anxietas)Delayed insomniaAntidepresan trisiklik (depresi)Broken insomniaLong acting phenobarbital atau benzodiazepin

Non-farmakologis (psikoterapi)Behavioural cognitive therapy (BCT)Hipersomnia The International Classification of Sleep Disorders (ICSD) menggambarkan hipersomnia non-organik sebagai gangguan idiopatik dari sistem saraf Pusat(SSP) yang menyebabkan rasa kantuk yang berlebihan (misalnya, episode berkepanjangan pada episode NREM). KlasifikasiMonosymptomaticPolysimptomatic

Berdasarkan hubungannya dengan SSP :Subkelompok ISubkelompok IISubkelompok III

Penegakan Diagnosis(PPDGJ III)1. Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti, yaitu :Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur / sleep attack (tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang kurang), dan atau transisi yang memanjang dri saat mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya (sleep drunkenness);Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari satu bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek, menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi dalam fungsi social dan pekerjaan.Tidak ada gejala tambahan narcolepsy (kataplexy, sleep paralysis, hypnagonic hallucination) atau bukti klinis untuk sleep apnoe (nocturnal breath cessation, typical intermittent snoring sound, etc);Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan gejala rasa kantuk pada siang hari.

2. Bila hipersomnia hanya merupakan salah satu gejala dari gangguan jiwa lain, misalnya gangguan afektif, maka diagnosis harus harus sesuai dengan gejala yang mendasarinya. Diagnosis hipersomnia psikogenik harus ditambahkan bila hipersomnia merupakan keluhan dominan dari penderita dengan gangguan jiwa lainnya.

TatalaksanaPsikoterapiedukasi

FarmakoterapiBenzodiazepin dan non-benzodiazepinGangguan Tidur-Jaga Non-OrganikGambaran KlinisGangguan ritmik sirkadianTerjaga pada malam hari, tertidur di siang hariKlasifikasiSementara menetap

Penegakan Diagnosis1 . Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti, yaitu :Pola tidur-jaga dari individu tidak seirama (out of synchrony) dengan pola tidur-jaga yang normal bagi masyarakat setempat;Insomnia pada waktu orang-orang tidur dan hipersomnia pada waktu kebanyakan orang jaga, yang dialami hampir setiap hari untuk sedikitnya satu bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek.Ketidakpusan dalam kuantitas, kualitas, dan waktu tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan.

2. Adanya gangguan jiwa lain, seperti anxietas, depresi, hipomania, tidak menutup kemungkinan diagnosis gangguan tidur-jaga non-organik, yang penting adanya dominasi gambaran klinis gangguan ini pada penderita. Apabila gejala gangguan jiwa lain cukup jelas dan menetap harus dibuat diagnosis gangguan jiwa yang spesifik secara terpisah.

agnTatalaksanaFarmakologisNon-farmakologisParasomniaPresipitasiPeminum alkoholKurang tidurStress psikosialSomnambulisme(Sleepwalking)Berjalan saat tidurEpisode berulangNREM tahap 3 dan 4Selama < 10 menitAnak-anak > dewasa

Penegakan Diagnosis(PPDGJ III)1. Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti, yaitu :Gejala yang utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur, biasanya pada sepertiga awal tidur malam, dan terus berjalan-jalan; (kesadaran berubah)Selama satu episode, individu menunjukkan wajah bengong (blank, staring face), relatif tak member respons terhadap upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan atau untuk berkomunikasi dengan penderita, dan hanya dapat disadarkan/dibangunkan dari tidurnya dengan susah payah.Pada waktu sadar/bangun (setelah satu episode atau besok paginya), individu tidak ingat apa yang terjadi;Dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun dari episode tersebut, tidak ada gangguan aktivitas mental, walaupun dapat dimulai dengan sedikit bingung dan disorientasi dalam waktu singkat.Tidak ada bukti adanya gangguan mental organic.2. Somnambulisme harus dibedakan dari serangan epilepsy psikomotir dan fugue dissosiatifTatalaksanaFarmakoterapiBenzodiazepin : diazepamAntidepresan trisiklik : imipraminPsikoterapi

Night terror(Teror Tidur)Teriakan yang kerasKecemasan yang hebat : Auotnomic hyperousalTerjadi 2/3 masa tidurTidak progersifPenegakan Diagnosis(PPDGJ III)1. Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti, yaitu :Gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tidur, mulai dengan berteriak karena panik, disertai anxietas yang hebat, seluruh tubuh bergetar, dan aktivitas otonomik seperti jantung berdebar-debar, napas cepat, pupil melebar, dan berkeringat;Episode ini dapat berulang, setiap episode lamanya berkisar 1-10 menit, dan biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur malam;Secara relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan terror-tidurnya, dan kemudian dalam beberapa menit setelah bangun biasanya terjadi disorientasi dan gerakan-gerakan berulang.Ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada, sangat minimal (biasanya terbatas pada satu atau dua bayangan-bayangan yang terpilah-pilah);Tidak ada bukti adanya gangguan mental organic.

2. Teror tidur harus dibedakan dari mimpi buruk, yang biasanya terjadi setiap dalam tidur, mudah dibangunkan, dan teringat dengan jelas kejadiannya.3. Teror tidur dan somnambulisme sangat berhubungan erat, keduanya mempunyai karakteristik klinis dan patofisiologis yang sama.

TatalaksanaFarmakologiAntideprasan trisiklikPsikoterapiEdukasiNightmares(Mimpi Buruk)Takut dan cemas yang hebatREMDapat diingatSetengah jam keduaAnak-anak : prasekolah atau awal sekolahDapat berlangsung kronisPenegakan Diagnosis(PPDGJ III)1. Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti, yaitu :Terbangun dari tidur malam atau tidur siang berkaitan dengan mimpi yang menakutkan yang dapat diingat kembali dengan rinci dan jelas (vivid), biasanya perihal ancaman dan kelangsungan hidup, keamanan, atau harga diri; terbangunnya dapat terjadi kapan saja selama periode tidur, tetapi yang khas adalah pada parus kedua masa tidur;Setelah terbangun dari mimpi yang menakutkan, individu segera sadar penuh dan mampu mengenali lingkungannya;Pengalaman mimpi itu, dan akibat dari tidur yang terganggu, menyebabkan penderitaan cukup berat bagi individu.

2. Sangat penting untuk membedakan mimpi buruk dari teror tidur, dengan memperhatikan gambaran klinis yang khas untuk masing-masing gangguan.

TatalaksanaPsikoterapiFarmakoterapi ?Farmakologi Dasar Obat-obatan Hipnotik Sedatif

KesimpulanTidur merupakan suatu fenomena dasar yang penting untuk kehidupan. Pola tidur normal dipengaruhi oleh suatu irama yang seiring dengan rotasi bola dunia yang disebut dengan irama sirkadian. Gangguan tidur non-organik secara Umum dibedakan menjadi dissomnia dan parasomnia.