Isi Referat Jiwa

28
BAB I PENDAHULUAN Penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun semakin bertambah. Sedikitnya 20% penduduk dewasa Indonesia saat ini menderita gangguan jiwa, dengan 4 jenis penyakit langsung yang ditimbulkannya yaitu depresi, penggunaan alkohol, gangguan bipolar, dan skizoprenia. Sementara WHO mengatakan gangguan jiwa di seluruh dunia telah menjadi masalah serius. Pada 2001 terdapat 450 juta orang dewasa yang mengalami gangguan jiwa. Pasien dengan ganguan jiwa dapat melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya ataupun orang lain disekitarnya, hal tersebut dikelompokkan dalam kegawatdaruratan psikiatrik, dimana gaduh gelisah merupakan salah satu bagiannya. Solomon (1971) menganggap bahwa pasien serupa ini harus segera ditolong, karena tindakan yang tepat ini akan sangat bermanfaat tidak saja bagi pasien karena ia menjadi lebih tenang, tapi juga akan memberikan suasana yang lebih baik bagi keluarga/teman terdekatnya. Keadaan gaduh gelisah bukanlah merupakan diagnosis tersendiri dalam psikiatri, dan keadaan ini dapat diakibatkan oleh bermacam-macam penyebab dan harus ditentukan tiap kali pada setiap pasien. Biasanya gaduh gelisah ini merupakan manifestasi dari Psikosa (baik psikosa yang disebabkan oleh gangguan otak organik, maupun psikosa fungsional seperti skizofrenia, psikosa afektif, psikosa paranoid maupun psikosa

Transcript of Isi Referat Jiwa

Page 1: Isi Referat Jiwa

BAB I

PENDAHULUAN

Penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun semakin bertambah. Sedikitnya 20%

penduduk dewasa Indonesia saat ini menderita gangguan jiwa, dengan 4 jenis penyakit

langsung yang ditimbulkannya yaitu depresi, penggunaan alkohol, gangguan bipolar, dan

skizoprenia. Sementara WHO mengatakan gangguan jiwa di seluruh dunia telah menjadi

masalah serius. Pada 2001 terdapat 450 juta orang dewasa yang mengalami gangguan jiwa.

Pasien dengan ganguan jiwa dapat melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya

ataupun orang lain disekitarnya, hal tersebut dikelompokkan dalam kegawatdaruratan

psikiatrik, dimana gaduh gelisah merupakan salah satu bagiannya.

Solomon (1971) menganggap bahwa pasien serupa ini harus segera ditolong, karena

tindakan yang tepat ini akan sangat bermanfaat tidak saja bagi pasien karena ia menjadi lebih

tenang, tapi juga akan memberikan suasana yang lebih baik bagi keluarga/teman terdekatnya.

Keadaan gaduh gelisah bukanlah merupakan diagnosis tersendiri dalam psikiatri, dan

keadaan ini dapat diakibatkan oleh bermacam-macam penyebab dan harus ditentukan tiap kali

pada setiap pasien. Biasanya gaduh gelisah ini merupakan manifestasi dari Psikosa (baik

psikosa yang disebabkan oleh gangguan otak organik, maupun psikosa fungsional seperti

skizofrenia, psikosa afektif, psikosa paranoid maupun psikosa reaktif), tapi tidak jarang

gangguan psikiatrik lainpun mempunyai gambaran yang serupa.

Gangguan psikiatrik lainnya yang dapat mengakibatkan gangguan ini antara lain panik

yang akut, psikopat berat, gejala lepas obat pada para pecandu, gangguan situasional

sementara, keadaan yang terikat pada kebudayaan setempat seperti AMOK. Demikian pula,

retardasi mental tertentu, tidak jarang disertai dengan gangguan/kelainan jenis ini, walaupun

hal ini umumnya dipresipitir oleh suatu keadaan yang mengakibatkan dekompensasi

mentalnya.

Page 2: Isi Referat Jiwa

BAB II

GANGGUAN JIWA

PPDGJ III, gangguan jiwa adalah pola perilaku atau psikologik yang secara klinis

bermakna dan secara khas berkaitan dengan gejala, penderitaan (distress) serta hendaya

(impairment) dalam fungsi psikososial.

Gangguan jiwa adalah gangguan dalam : cara berpikir (cognitive), kemauan (volition,

emosi (affective), tindakan (psychomotor). Dari berbagai penelitian dapat dikatakan bahwa

gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang

berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam

dua golongan yaitu : gangguan jiwa (Neurosa) dan Sakit jiwa (psikosa). Keabnormalan

terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting diantaranya adalah: ketegangan

(tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa

(Convulsive), hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran

buruk dsb.

Banyak sekali jenis gangguan dalam cara berpikir (cognitive). Untuk memudahkan

memahaminya para ahli mengelompokan kognisi menjadi 6 bagian seperti sensasi, persepsi,

perhatian, ingatan, asosiasi pikiran kesadaran. Masing-masing memiliki kelainan yang

beraneka ragam. Contoh gangguan kognisi pada persepsi: merasa mendengar

(mempersepsikan) sesuatu bisikan yang menyuruh membunuh, melempar, naik genting,

membakar rumah dsb. padahal orang di sekitarnya tidak mendengarnya dan suara tersebut

sebenarnya tidak ada hanya muncul dari dalam diri individu sebagai bentuk kecemasan yang

sangat berat diarasakan. Hal ini sering disebut halusinasi, pasien bisa mendengar sesuatu,

melihat sesuatu atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Contoh gangguan

kemauan: pasien memiliki kemauan yang lemah (abulia) susah membuat keputusan atau

memulai tingkah laku. Pasien susah sekali bangun pagi, mandi, merawat diri sendiri sehingga

terlihat kotor, bau dan acak-acakan. Banyak sekali jenis gangguan kemauan ini mulai dari

sering mencuri barang yang mempunyai arti simbolis sampai melakukan sesuatu yang

bertentangan dengan yang diperintahkan (negativime) Contoh gangguan emosi: pasien

merasa senang, gembira yang berlebihan (Waham kebesaran). Pasien merasa sebagai orang

penting, sebagai raja, pengusaha, orang kaya, titisan Bung karno dsb. Tetapi di lain waktu ia

bisa merasa sangat sedih, menangis, tak berdaya (depresi) sampai ada ide ingin mengakhiri

Page 3: Isi Referat Jiwa

hidupnya. Contoh gangguan psikomotor : Hiperaktivitas, pasien melakukan pergerakan yang

berlebihan naik ke atas genting berlari, berjalan maju mundur, meloncat-loncat, melakukan

apa-apa yang tidak disuruh atu menentang apa yang disuruh, diam lama tidak bergerak atau

melakukan gerakan aneh. Berdasarkan gejala-gejala yang muncul gangguan jiwa kemudian

dikelompokan menjadi beberapa jenis.

Definisi jiwa yang sehat (mental health)

Seseorang dinyatakan sehat jiwanya, apabila ia memiliki kepribadian sedemikian rupa

sehingga mampu mengadakan adaptasi dan re-adaptasi terhadap berbagai stress yang

dihadapi.

Sehat menurut WHO : the presence of physical and emosional well being.

Ciri – ciri seorang dewasa yang sehat jiwanya :

1. sadar akan diri/identitas dirinya

2. punya tujuan hidup

3. punya rasa mandiri

4. dapat menerima realita

5. mampu menjalin hubungan dengan orang lain

6. dapat memahami kebutuhan – kebutuhan orang lain

7. mampu menjalin hubungan heteroseksual dan mencapai kepuasan bersama

8. aktif dan produktif

9. mampu melaksanakan tugas dengan baik

10. mampu memberikan respon yang fleksibel terhadap stres yang dihadapi

11. mampu menikmati kesenangan dalam hidupnya

12. mampu menerima kekurangan – kekurangan dirinya secara realistik

Bagi seorang individu yang mengalami stres, akan timbul gejala gangguan jiwa atau tidak,

tergantung dari kemampuan adaptasinya.

Kemampuan adaptasi tidak sama pada setiap orang dan kemampuan ini ada batasnya.

Gangguan jiwa akan tampak pada :

1. ada fiksasi, yaitu adanya keterbatasan dalam aktualisasi diri

Page 4: Isi Referat Jiwa

2. hilang atau berkurangnya fungsi – fungsi kejiwaan yang telah ada

3. tingkah laku regresif yang berulang

4. adanya afek yang tidak semestinya

Gejala gangguan iwa merupakan proses yang punya tujuan untuk defensif protektif, dan

reparatif terhadap penyebab/akibat gangguan jiwa yang dapat mempengaruhi situasi

kepribadian dan menimbulkan gejala – gejala klinis.

Gejala klinis pada dasarnya merupakan :

1. kemampuan dalam penyesuaian terhadap penyebab gangguan jiwa yang berupa kondisi

fisiologis, psikologis atau sosial

2. ketidakefektivan dalam penyesuaian

Epidemiologi Gangguan Jiwa

The World Health Report 2001 : 25% penduduk di dunia pernah mengalami gangguan

jiwa pada suatu masa dalam hidupnya, 40% diantaranya didiagnosis secara tidak tepat. Hasil

penelitian Departemen Kesehatan dan Universitas Indonesia di Jawa Barat (2002): 36%

pasien yang berobat ke puskesmas mengalami gangguan kesehatan jiwa. Gangguan yang

umum terjadi adalah gangguan afektif atau gangguan mood, yaitu kecemasan, depresi dan

mania.

Penyebab umum gangguan jiwa

Manusia bereaksi secara keseluruhan : somato-psiko-sosial

Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia:

- keturunan dan konstitusi

- umur

- sex

- keadaan badaniah

- keadaan psikologik

- keluarga, adat-istiadat

- kebudayaan

Page 5: Isi Referat Jiwa

- kepercayaan

- pekerjaan

- pernikahan

- kehamilan

- kehilangan dan kematian orang yang dicintai

- agresi

- rasa permusuhan

- hubungan antar amanusia

- dan sebagainya.

Proses Perjalanan Penyakit

Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awalsampai dengan umu

r pertengahan dengan melalui beberapa faseantara lain :

1. Fase Prodomal Berlangsung antara 6 bulan sampai 1 tahun

Gangguan dapat berupa Selfcare, gangguan dalam akademik, gangguandalam pekerjaan,

gangguan fungsi sosial, gangguan pikiran dan persepsi

2. Fase Aktif Berlangsung kurang lebih 1 bulan

Gangguan dapat berupa gejala psikotik; Halusinasi, delusi,disorganisasi proses berfikir,

gangguan bicara, gangguan perilaku, disertai kelainan neurokimiawi

3. Fase Residual Mengalami minimal 2 gejala

gangguan afek dan gangguan peran, serangan biasanya berulang.

Tahapan halusinasi dan Delusi yang Biasa Menyerai Gangguan Jiwa

Menurut JaniceClack,1962 klien yang mengalami gangguan jiwasebagian besar disertai Hal

sinasi dan Delusi yang meliputi beberapa tahapan antara lain :

1. Tahap Comforting :

Page 6: Isi Referat Jiwa

Timbul kecemasan ringan disertai gejala kesepian, perasaanberdosa, klien biasanya mengkom

pensasikan stressornya dengancoping imajinasi sehingga merasa senang dan terhindar dari

ancaman

2. Tahap Condeming :

Timbul kecemasan moderate, cemas biasanya makin meninggiselanjutnya klien merasa mend

engarkan sesuatu, klien merasatakut apabila orang lain ikut mendengarkan apa yang dirasaka

n sehingga timbul perilaku menarik diri (With drawl)

3. Tahap Controling :

Timbul kecemasan berat, klien berusaha memerangi suara yang timbultetapi suara tersebut ter

us menerus mengikuti, sehingga menyebabkan klien susah berhubungan dengan orang lain.

Apabila suara tersebut hilang klien merasa sangatkesepian/sedih

4. Tahap Conquering :

Klien merasa panik , suara atau ide yang datang mengancam apabilatidak diikuti peril

aku klien dapat bersipat merusak atau dapat timbul perilaku suicide.

Penggolongan gangguan jiwa pada PPDGJ-III menggunakan pendekatan ateoretik dan

deskriptif.

Urutan hierarki blok diagnosis (berdasarkan luasnya tanda dan gejala, dimana urutan hierarki

lebih tinggi memiliki tanda dan gejala yang semakin luas):

1. F00-09 dan F10-19

2. F20-29

3. F30-39

4. F40-49

5. F50-59

6. F60-69

7. F70-79

Page 7: Isi Referat Jiwa

8. F80-89

9. F90-98

10. Kondisi lain yang menjadi focus perhatian klinis (kode Z)

Klasifikasi Gangguan Jiwa

F Gangguan Mental Organik, termasuk Gangguan Mental Simtomatik

Gangguan mental organic = gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan

sistemik atau otak. Gangguan mental simtomatik = pengaruh terhadap otak merupakan akibat

sekunder penyakit/gangguuan sistemik di luar otak.

Gambaran utama:

Gangguan fungsi kongnitif

Gangguan sensorium – kesadaran, perhatian

Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi (halusinasi), isi

pikir (waham), mood dan emosi

Fl Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol dan Zat Psikoaktif

Lainnya

F2 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham

Skizofrenia ditandai dengan penyimpangan fundamental dan karakteristik dari pikiran dan

persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran jernih dan kemampuan

intelektual tetap, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang kemudian

F3 Gangguan Suasana Perasaan (Mood [Afektif])

Kelainan fundamental perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi

(dengan atau tanpa anxietas), atau kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat).

Perubahan afek biasanya disertai perubahan keseluruhan tingkat aktivitas dan kebanyakan

gejala lain adalah sekunder terhadap perubahan itu

F4 Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan Terkait Stres

Page 8: Isi Referat Jiwa

F5 Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik

F6 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa dewasa

Kondisi klinis bermakna dan pola perilaku cenderung menetap, dan merupakan ekspresi pola

hidup yang khas dari seseorang dan cara berhubungan dengan diri sendiri maupun orang lain.

Beberapa kondisi dan pola perilaku tersebut berkembang sejak dini dari masa pertumbuhan

dan perkembangan dirinya sebagai hasil interaksi faktor-faktor konstitusi dan pengalaman

hidup, sedangkan lainnya didapat pada masa kehidupan selanjutnya.

F7 Retardasi Mental

Keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh

terjadinya hendaya ketrampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada

tingkat kecerdasan secara menyeluruh. Dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau

gangguan fisik lain. Hendaya perilaku adaptif selalu ada.

F8 Gangguan Perkembangan Psikologis

Gambaran umum

Onset bervariasi selama masa bayi atau kanak-kanak

Adanya hendaya atau keterlambatan perkembangan fungsi-fungsi yang berhubungan

erat dengan kematangan biologis susunan saraf pusat

Berlangsung terus-menerus tanpa remisi dan kekambuhan yang khas bagi banyak

gangguan jiwa

Pada sebagian besar kasus, fungsi yang dipengaruji termasuk bahasa, ketrampilan visuo-

spasial, koordinasi motorik. Yang khas adalah hendayanya berkurang secara progresif

dengan bertambahnya usia

F9 Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Pada Masa Kanak dan

Remaja

Diagnosis Multiaksial

Aksis I

Page 9: Isi Referat Jiwa

Gangguan Klinis (F00-09, F10-29, F20-29, F30-39, F40-48, F50-59, F62-68, F80-89, F90-

98, F99)

Kondisi Lain yang Menjadi Focus Perhatian Klinis

(tidak ada diagnosis à Z03.2, diagnosis tertunda à R69)

Aksis II

Gangguan Kepribadian (F60-61, gambaran kepribadian maladaptive, mekanisme defensi

maladaptif)

Retardasi Mental (F70-79)

(tidak ada diagnosis à Z03.2, diagnosis tertunda à R46.8)

Aksis III

Kondisi Medik Umum

Aksis IV

Masalah Psikososial dan Lingkungan (keluarga, lingkungan social, pendidikan, pekerjaan,

perumahan, ekonomi, akses pelayanan kesehatan, hukum, psikososial)

Aksis V

Penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF Scale)

100-91   gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi

90-81     gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa

80-71     gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social

70-61     beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum

baik

60-51     gejala dan disabilitas sedang

50-41     gejala dan disabilitas berat

Page 10: Isi Referat Jiwa

40-31     beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas

berat dalam beberapa fungsi

30-21     disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam

hampir semua bidang

20-11     bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan

mengurus diri

10-01     persisten dan  lebih serius

0              informasi tidak adekuat

Tujuan diagnosis multiaksial

Informasi komprehensif sehingga membantu perencanaan terapi dan meramalkan

outcome

Format mudah dan sistematik sehingga membantu menata dan mengkomunikasikan

informasi klinis, menangkap kompleksitas situasi klinis, dan menggambarkan

heterogenitas individu dengan diagnosis yang sama

Penggunaan model bio-psiko-sosial

KOORDINAT PSIKIATRI

Dalam bidang psikiatri, tugas seorang dokter adalah memeriksa pasien dan kemudian

menyimpulkan apakah pasien itu sehat atau terganggu jiwanya. Untuk itu, perlu dipelajari

tentang: metode, alat dan bahan yang harus diperiksa. Alat yang dibutuhkan untuk melakukan

pemeriksaan psikiatri adalah kepribadian si pemeriksa sendiri. Metode / cara yang digunakan

adalah : wawancara dan observasi. Dengan wawancara dan observasi dilakukan pemeriksaan

terhadap koordinat psikiatri yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar dalam kesimpulan

pemeriksaan

Koordinat psikiatri terdiri atas :

1. kesadaran

2. alam perasaan

Page 11: Isi Referat Jiwa

3. pikiran

4. perbuatan / tingkah laku

Penatalaksanaan gangguan jiwa

- Somatoterapi

o Medikamentosa

- Antidepresan

- Ansiolitik

- Mood stabilizer

- Antipsikotik

- Stimulan

- Leukotomy

- Bilateral cingulotomy

- Deep brain stimulation

- Psikoterapi

o Shock therapy

- Insulin shock therapy

- Electroconvulsive therapy

o Psychosurgery

o Cognitive Behavioral Therapy (CBT) : dilakukan pada gangguan jiwa secara luas.

Didasarkan pada modifikasi bentuk pikiran dan sikap pasien.

o Psikoanalisis : menilai penyebab konflik psikis dan defensi

o Interpersonal psychotherapy

o Gestalt therapy

Page 12: Isi Referat Jiwa

o EMDR (Eye movement desensitization and reprocessing)

o Behavior Therapy

Page 13: Isi Referat Jiwa

BAB III

HUBUNGAN ANTARA ORGANOBIOLOGIS, PSIKOPATOLOGIS DAN

SOSIOKULTURAL PADA GANGGUAN JIWA

Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga secara

organobioliologis, psychoeducative, sosiocultural. Dalam mencari penyebab gangguan jiwa,

maka ketiga unsur ini harus diperhatikan. Yang mengalami sakit dan menderita ialah manusia

seutuhnya dan bukan hanya badannya, jiwanya atau lingkungannya. Hal-hal yang dapat

mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan, umur, jenis kelamin, keadaan badaniah,

keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan,

pernikahan, kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang dicintai, agresi, rasa

permusuhan, hubungan antar amanusia, dan sebagainya.

Gangguan jiwa  dipengaruhi oleh banyak faktor. Dr. dr. Luh Ketut Suryani

mengungkapkan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi karena tiga faktor yang bekerja sama

yaitu faktor biologik, psikologik, dan sosiobudaya.

Biarpun gejala umum atau gejala yang menonjol itu terdapat pada unsur kejiwaan,

tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (organobiologis), di lingkungan sosial

(sociokultural) ataupun psikologis dan pendidikan (psychoeducative). Biasanya tidak terdapat

penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang

saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbulah gangguan badan

ataupun jiwa. Umpamanya seorang dengan depresi, karena kurang makan dan tidur daya

tahan badaniah seorang berkurang sehingga mengalami peradangan tenggorokan atau seorang

dengan mania yang berperilaku sangat aktip mendapat kecelakaan.

Sebaliknya seorang dengan penyakit badaniah umpamanya peradangan yang

melemahkan, maka daya tahan psikologiknya pun menurun sehingga ia mungkin mengalami

depresi. Sudah lama diketahui juga, bahwa penyakit pada otak sering mengakibatkan

gangguan jiwa. Contoh lain ialah seorang anak yang mengalami gangguan otak (karena

trauma kelahiran, peradangan) kemudian menjadi banyak tingkah (hiperkinetik) dan sukar

diasuh. Ia mempengaruhi lingkungannya, terutama orang tua dan anggota lain serumah.

Mereka ini bereaksi terhadapnya dan mereka saling mempengaruhi. Sumber penyebab

Page 14: Isi Referat Jiwa

gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling

mempengaruhi, yaitu :

1. Faktor-faktor organobiologis

Untuk membuktikan bahwa gangguan jiwa adalah suatu penyakit seperti kriteria

penyakit dalam ilmu kedokteran, para psikiater mengadakan banyak penelitian di antaranya

mengenai kelainan-kelainan neurotransmitter, biokimia, anatomi otak, dan faktor genetik

yang ada hubungannya dengan gangguan jiwa.

Gangguan mental sebagian besar dihubungkan dengan keadaan neurotransmitter di

otak, misalnya seperti pendapat Brown et al, 1983, yaitu fungsi sosial yang kompleks seperti

agresi dan perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh impuls serotonergik ke dalam

hipokampus.

Demikian juga dengan pendapat Mackay, 1983, yang mengatakan noradrenalin yang

ke hipotalamus bagian dorsal melayani sistem monoamine di limbokortikal berfungsi sebagai

pemacu proses belajar, proses memusatkan perhatian pada rangsangan yang datangnya

relevan dan reaksi terhadap stres.

Pembuktian lainnya yang menyatakan bahwa gangguan jiwa merupakan suatu

penyakit adalah di dalam studi keluarga.

Pada penelitian ini didapatkan bahwa keluarga penderita gangguan afektif, lebih banyak

menderita gangguan afektif daripada skizofrenia (Kendell dan Brockington, 1980),  

skizofrenia erat hubungannya dengan faktor genetik (Kendler, 1983). Tetapi psikosis

paranoid tidak ada hubungannya dengan faktor genetik, demikian pendapat Kender, 1981).

Walaupun beberapa peneliti tidak dapat membuktikan hubungan darah mendukung

etiologi genetik, akan tetapi hal ini merupakan langkah pertama yang perlu dalam

membangun kemungkinan keterangan genetik. Bila salah satu orangtua mengalami

skizofrenia kemungkinan 15 persen anaknya mengalami skizofrenia.

Sementara bila kedua orangtua menderita, maka 35-68 persen anaknya menderita

skizofrenia, kemungkinan skizofrenia meningkat apabila orangtua, anak dan saudara kandung

menderita skizofrenia (Benyamin, 1976). Pendapat ini didukung Slater, 1966, yang

menyatakan angka prevalensi skizofrenia lebih tinggi pada anggota keluarga yang

individunya sakit dibandingkan dengan angka prevalensi penduduk umumnya.

Page 15: Isi Referat Jiwa

Genetik (heredity)

Adanya kromosom tertentu yang membawa sifat gangguan jiwa (khususnya

pada skizofrenia). Hal ini telah dipelajari pada penelitian anak kembar, dimana

pada anak kembar monozigot (satu sel telur) kemungkinan terjadinya

skizofrenia persentase tertinggi (86, 2 %), sedangkan pada anak kembar

dengan dua sel telur (heterozigot) kemungkinannya hanya 14, 5%.

Bentuk tubuh (konstitusi) Kretschmer (1925) dan Sheldon (1942), meneliti

tentang adanya hubungan antara bentuk tubuh dengan emosi, temperament,

dan kepribadian (personality). Contoh : Orang yang berbadan gemuk

emosinya cendrung meledak- ledak, ia bisa lompat kegirangan ketika

mendapat hal yang menyenangkan baginya dan sebaliknya.

Terganggunya otak secara organik Contoh : Tumor, trauma (bisa disebabkan

karena gagar otak yang pernah dialami karena kecelakaan), infeksi, gangguan

vaskuler, gangguan metabolisme, toksin dan gangguan cogenital dari otak

Pengaruh cacat congenital. Contoh: Down Syndrome (mongoloid)

Pengaruh neurotrasmiter Yaitu suatu zat kimia yang terdapat diotak yang

berfungsi sebagai pengantar implus antar neuron (sel saraf) yang sangat terkait

dengan penelitian berbagai macam obat-obatan yang bekerja pada susunan

saraf Contoh: Perubahan aktivitas mental, emosi, dan perilaku yang

disebabkan akibat pemakaian zat psikoaktif

Neroanatomi

Neurofisiologi

Neurokimia

Tingkat kematangan dan perkembangan organik

Faktor-faktor pre dan peri-natal

Page 16: Isi Referat Jiwa

2. Faktor-faktor psikopatologi

Psikopatologi adalah lapangan psikologi yang berhubungan kelainan atau hambatan

kepribadian yang menyangkut proses dan isi kejiwaan. Dalam psikopatologi dikenal tiga

golongan besar kelainan atau hambatan kepribadian yaitu:

1. Psikosa

Psikosa ialah gangguan kejiwaan yang meliputi keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga

orang yang mengalami tidak bisa lagi menyesuaikan diri dalam norma-norma yang wajar dan

berlaku umum. Psikosa umumnya terbagi dalam dua golongan besar yaitu:

a. Psikosa fungsional

i. Faktor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan karena sesuatu

yang berhubungan dengan bakat keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau

penglaman yang terjadi selama sejarah kehidupan seseorang.

b. Psikosa organik

Disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-sebab

dari suatu psikosa fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam jiwa seseorang.

2. Psikoneurosa

Psikoneurosa atau dengan singkat dapat disebutkan neurosa saja, adalah gangguan

yang terjadi hanya pada sebagian daripada kepribadian, sehingga orang-orang yang

mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa atau masih bisa belajar dan

jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.

3. Psikopat

Golongan ketiga ini merupakan hambatan kejiwaan yang menyebabkan kesulitan

penyesuaian diri atau timbul ketidakmauan untuk mengikuti norma-norma yang ada di

lingkungan. Karena itu istilah psikopati sering disinonimkan sosiopsikopati. Penderita

memperlihatkan adanya sikap egosentris yang besar, seolah-olah patokan untuk semua

perbuatan adalah dirinya sendiri saja. Ciri lain adalah keinginan untuk menguntungkan diri

sendiri tanpa memperdulikan oleh pihak lain. Dalam bentuk yang ringan, gangguan kejiwaan

seperti di atas disebut character disorder yang dapat kita lihat misalnya pada seseorang yang

Page 17: Isi Referat Jiwa

eksentrik yang berdandan sesuai dengan selerany sendiri tanpa memerlukan apakah

dandannya itu akan menjadi bahan tertawaan atau tidak.

Hubungan antara peristiwa hidup yang mengancam dan gangguan mental sangat

kompleks tergantung dari situasi, individu dan konstitusi orang itu. Hal ini sangat tergantung

pada bantuan teman, dan tetangga selama periode stres. Struktur sosial, perubahan sosial dan

tigkat sosial yang dicapai sangat bermakna dalam pengalaman hidup seseorang.

Kepribadian merupakan bentuk ketahanan relatif dari situasi interpersonal yang

berulang-ulang yang khas untuk kehidupan manusia. Perilaku yang sekarang bukan

merupakan ulangan impulsif dari riwayat waktu kecil, tetapi merupakan retensi pengumpulan

dan pengambilan kembali.

Setiap penderita yang mengalami gangguan jiwa fungsional memperlihatkan

kegagalan yang mencolok dalam satu atau beberapa fase perkembangan akibat tidak kuatnya

hubungan personal dengan keluarga, lingkungan sekolah atau dengan masyarakat sekitarnya.

Gejala yang diperlihatkan oleh seseorang merupakan perwujudan dari pengalaman yang

lampau yaitu pengalaman masa bayi sampai dewasa.

Faktor psikologik disini dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

Hubungan intrapersonal

Inteligensi

Keterampilan

Bakat dan minat

Kepribadian

Salah satu hal yang terpenting yang tidak jarang bereaksi secara

patologis disini adalah faktor dari kepribadian individu itu sendiri, hal

ini disebabkan karena pengaruh dalam perkembangannya berlaian bagi

setiap individu, sehingga terkadang pola penyesuaiannya berbeda

antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.

Hubungan interpersonal

Page 18: Isi Referat Jiwa

Interaksi antara kedua orang tua dengan anaknya

Orang tua yang overprotektif

Orang tua yang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri

Peran ayah dalam keluarga

Persaingan antar saudara kandung

Kelahiran anak yang tidak diharapkan

3. Faktor-faktor sosiokultural

Gangguan jiwa yang terjadi di berbagai negara mempunyai perbedaan terutama

mengenai pola perilakunya. Karakteristik suatu psikosis dalam suatu sosiobudaya tertentu

berbeda dengan budaya lainnya. Adanya perbedaan satu budaya dengan budaya yang lainnya,

menurut Zubin, 1969, merupakan salah satu faktor terjadinya perbedaan distribusi dan tipe

gangguan jiwa.

Begitu pula Maretzki dan Nelson, 1969, mengatakan bahwa alkulturasi dapat

menyebabkan pola kepribadian berubah dan terlihat pada psikopatologinya. Pendapat ini

didukung pernyataan Favazza (1980) yang menyatakan perubahan budaya yang cepat seperti

identifikasi, kompetisi, alkulturasi dan penyesuaian dapat menimbulkan gangguan jiwa.

Selain itu, status sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa

Goodman (1983) yang meneliti status ekonomi menyatakan bahwa penderita yang dengan

status ekonomi rendah erat hubungannya dengan prevalensi gangguan afektif dan

alkoholisma. (litbang)

- Pengaruh rasial Contoh: Adanya pengucilan pada warga berkulit hitam di negara Eropa

- Golongan minoritas Contoh: Pengucilan terhadap seseorang atau sekelompok orang yang

menderita penyakit HIV

- Masalah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat

- Masalah ekonomi Contoh: Karena selalu hidup dalam kekurangan seorang ibu menganiyaya

anaknya

- Masalah pekerjaan

Page 19: Isi Referat Jiwa

- Bencana alam

- Perang Contoh: karena perang yang berkepanjangan seorang anak menjadi stress

- Faktor agama atau religius baik masalah intra agama ataupun inter agama Con:

Perasaan bingung dalam keyakinan yang dialami seorang anak karena perbedaan keyakinan

dari orang tuanya

-          Kestabilan keluarga

Keluarga-keluarga dengan kondisi tertentu berpotensi untuk memilki anggota gangguan jiwa.

Sehingga dalam berkeluarga perlu mencari ilmu untuk menentukan strategi yang diterapkan

dalam mencapai visi atau tujuan keluarga. Potensi-potensi tersebut adalah :

1. Tidak ada nilai agama di rumah tangga

2. Orang tua pengangguran atau tidak ada penaggung jawab ekonomi

3. Kemiskinan

4. Ada anggota yang melakukan Kriminalitas

5. Kekerasan di rumah tangga

6. Lingkungan yang buruk

7. Sering ada pertengkaran

8. Tidak ada komunikasi

9. salah satu anggota menggunakan NAPZA

10. Tidak ada model Pola mengasuh anak

-          Tingkat ekonomi

Tingginya masyarakat miskin di Indonesia lebih dari 30 juta orang, ditambah dengan

pengangguran lebih dari 40 juta orang telah menyebabkan meningkatnya kriminalitas,

tingginya kekerasan di rumah tangga, banyaknya penggusuran, perebutan hak atas tanah,

penipuan dsb. Hal itu dilakukan sebagai cara bertahan untuk hidup. Sehingga masyarakat

menjadi mudah marah, gampang tersinggung dan sering menyelesaikan masalah dengan otot

bukan dengan otak atau tidak mampu untukmenggunakan cara bermusyawarah. Hal itu

meruapakan data adanya masalah psikologis dimana saat kebutuhan dasar manusia

Page 20: Isi Referat Jiwa

tidakterpenuhi maka orang menjadi panik dan tidak aman. Apabila dalam kondisi sebuah

rumah tangga tidak ada cadangan beras, genting bocor, anak sakit susah berobat, lingkungan

kotor , rumah sempit, rekening listrik belum terbayar, anak tidak sekolah dan menjadi

gelandangan di jalan, maka hampir dipastikan di rumah tangga tertsebut tidak akan lahir

generasi yang sehat jiwanya.

“Kemiskinan pangkal penyebab utama gangguan jiwa di Negara kita”

- Perumahan masalah di perkotaan atau pedesaan

- Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan,

- pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai

- Pengaruh rasial diskriminatif dan keagamaan

- Nilai-nilai