New Referat Jiwa Ragil

52
OBAT ANTIPSIKOTIK TIPIKAL I. PENDAHULUAN Antipsikotik merupakan salah satu obat golongan psikotropik. Obat psikotropik adalah obat yang mempengaruhi fungsi psikis, kelakukan atau pengalaman (WHO, 1966). Obat antipsikotik dapat juga disebut sebagai neuroleptics, major tranquillizers, ataractics, antipsycotics, antipsycotic drugs, neuroleptik. Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola pikir yang terjadi pada skizofrenia. 1 Psikotropik mulai diperkenalkan sejak lahirnya suatu cabang ilmu farmakologi yakni psikofarmakologi atau psikotropik. Sekarang psikofarmakologi menjadi titik pertemuan antara cabang ilmu klinik dan preklinik yaitu farmakologi, fisiologi, biokimia, genetika serta ilmu medik lainnya. Berbeda dengan antibiotik, pengobatan dengan psikotropik bersifat simtomatik dan didasarkan pada pengetahuan empirik. Hal ini dapat dipahami, karena patofisiologi penyakit jiwa sendiri belum jelas. Psikotropik hanya mengubah keadaan jiwa penderita sehingga lebih kooperatif dan dapat menerima psikoterapi dengan baik. 1,2 Penemuan obat antipsikotik yang pertama yaitu clorpromazine (CPZ), menjelma menjadi anti histamine super untuk bedah, seperti yang disebutkan swazey. 1

Transcript of New Referat Jiwa Ragil

Page 1: New Referat Jiwa Ragil

OBAT ANTIPSIKOTIK TIPIKAL

I. PENDAHULUAN

Antipsikotik merupakan salah satu obat golongan psikotropik. Obat

psikotropik adalah obat yang mempengaruhi fungsi psikis, kelakukan atau

pengalaman (WHO, 1966). Obat antipsikotik dapat juga disebut sebagai

neuroleptics, major tranquillizers, ataractics, antipsycotics, antipsycotic drugs,

neuroleptik. Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan

pola pikir yang terjadi pada skizofrenia.1

Psikotropik mulai diperkenalkan sejak lahirnya suatu cabang ilmu

farmakologi yakni psikofarmakologi atau psikotropik. Sekarang

psikofarmakologi menjadi titik pertemuan antara cabang ilmu klinik dan

preklinik yaitu farmakologi, fisiologi, biokimia, genetika serta ilmu medik

lainnya. Berbeda dengan antibiotik, pengobatan dengan psikotropik bersifat

simtomatik dan didasarkan pada pengetahuan empirik. Hal ini dapat dipahami,

karena patofisiologi penyakit jiwa sendiri belum jelas. Psikotropik hanya

mengubah keadaan jiwa penderita sehingga lebih kooperatif dan dapat

menerima psikoterapi dengan baik.1,2

Penemuan obat antipsikotik yang pertama yaitu clorpromazine (CPZ),

menjelma menjadi anti histamine super untuk bedah, seperti yang disebutkan

swazey. Efek obat tersebut secara dramatis mengubah tata laksana skizofrenia

seperti kesulitan obat dalam tata laksana pasien dibangsal psikiatri.1

Antipsikotik atipikal sekarang dianggap sebagai pengobatan garis pertama

untuk skizofrenia dan secara bertahap menggantikan antipsikotik tipikal.

Dimasa lalu sebagian besar peneliti sepakat bahwa karakteristik

mendefenisikan suatu antipsikotik atipikal adalah kecenderungan efek samping

ekstrapiramidal (EPS) (Farah A. 2005) dan tidak adanya elevasi prolaktin

berkelanjutan. (Seeman P. February 2002) terminologi tersebut dapat tepat.

Yang dimaksud dengan “atypicality” didasarkan atas tidak adanya efek

samping ektrapiramidal, tapi sekarang ada pemahaman yang jelas bahwa

antipsikotik atipikal masih dapat menyebabkan efek tersebut (meskipun pada

1

Page 2: New Referat Jiwa Ragil

tingkat yang lebih rendah daripada antipsikotik tipikal) (Seeman P. February

2002).2,3

Berdasarkan afinitas terhadap reseptor dopamin tipe 2 (D2) dan efek

samping yang ditimbulkannya, obat ini dibagi dalam kedua kelompok yakni

antipsikotik generasi pertama (tipikal) dan antipsikotik generasi kedua

(atipikal). Pada referat ini akan dibahas antipsikotik tipikal.

II. MEKANISME KERJA

Antipsikotik generasi pertama (APG 1) mempunyai cara kerja dengan

memblok reseptor D2 khususnya di mesolimbik dopamine pathways, oleh

karena itu sering disebut juga dengan antagonis reseptor dopamin (ARD) atau

antipsikotik konvensional atau antipsikotik tipikal. Kerja dari APG 1

menurunkan hiperaktivitas dopamine dijalur mesolimbik sehingga

menyebabkan gejala positif menurun tetapi ternyata APG 1 tidak hanya

memblok reseptor D2 di mesolimbik tetapi juga di tempat lain seperti dijalur

mesokortikal, nigrostriatal, dan tuberoinfundibular.4

Apabila APG 1 memblok reseptor D2 dijalur mesokortikal, dapat

memperberat gejala negatif dan gejala kognitif disebabkan penurunan dopamin

di jalur tersebut. Jika hal ini terjadi, maka merupakan sebuah tantangan terapi,

karena blokade reseptor dopamin di jalur ini secara teoritis akan menyebabkan

memburuknya gejala negatif dan kognitif. 4

Blokade reseptor D2 di nigrostriatal dapat menyebabkan timbulnya

gangguan dalam mobilitas seperti pada parkinson, bila pemakaian secara

kronik dapat menyebabkan gangguan pergerakan hiperkinetik (tardive

dyskinesia). Jalur nigrostriatal dopamin, sebagai bagian dari sistem saraf

ekstrapiramidal, mengontrol movements atau pergerakan.4

Blokade reseptor D2 di tuberoinfundibular oleh APG 1 menyebabkan

peningkatan kadar prolaktin sehingga dapat terjadi disfungsi seksual dan

peningkat berat badan. Fungsi normal jalur dopamin tuberoinfundibular

menghambat pelepasan prolaktin. Pada wanita postpartum, aktivitas di jalur ini

menurun, sehingga memungkinkan laktasi.4

2

Page 3: New Referat Jiwa Ragil

APG 1 selain menyebabkan terjadinya blokade reseptor D2 pada keempat

jalur dopamine, juga menyebabkan terjadinya blokade reseptor kolinergik

muskarinik sehingga timbul efek samping antikolinergik berupa mulut kering,

pandangan kabur, konstipasi dan kognitif tumpul. APG 1 juga memblok

reseptor histamin (H1) sehingga timbul efek samping mengantuk dan

meningkatkan berat badan. APG 1 juga memblok reseptor alfa1 adrenergik

sehingga dapat menimbulkan efek samping pada kardiovaskuler berupa

hipotensi ortostatic, mengantuk, pusing, dan tekanan darah menurun.4

III. JENIS-JENIS OBAT

Pembagian antipsikotik tipikal4,5

A. Berdasarkan Potensi

a) Potensi Tinggi

Potensi tinggi bila dosis APG 1 yang digunakan kurang atau sama dengan

10mg. APG 1 potensi tinggi diantaranya Haloperidol, Fluphenazine,

trifluoperazine, dan thiothixene. Potensi antidopaminergik tinggi, kemungkinan

efek samping tinggi seperti distonia, akatisia, dan parkinsonisme. Pengaruhnya

terhadap tekanan darah rendah.

b) Potensi Sedang

Potensi sedang bila dosis APG 1 yang digunakan antara 10-50mg. APG 1

potensi sedang diantaranya adalah perphenazine, loxapine dan molindone.

Digunakan untuk penderita yang sulit terhadap toleransi efek samping APG 1

potensi tinggi dan potensi rendah.

c) Potensi Rendah

Potensi rendah bila dosis APG 1 yang digunakan lebih dari 50mg. APG 1

potensi rendah diantaranya adalah clorpromazine, thioridazine, dan

mesoridazine. Mempunyai efek samping sedasi, hipotensi ortostatic, letargi dan

simptom antikolinergik meningkat. Simptom antikolinergik berupa mulut

kering, retensi urine , pandangan kabur, dan konstipasi.

B. Berdasarkan Rumus Kimia2,5,7

3

Page 4: New Referat Jiwa Ragil

1. Phenothiazine

- Rantai aliphatic : Chlorpromazine, Levomepromazine

- Rantai piperazine : Perphenazine, Trifloperazine, Fluphenazine

- Rantai piperidine : Thioridazine

2. Non Phenothiazine

- Butyrophenone : Haloperidol

No Golongan Obat Sediaan Dosis Anjuran

1. Phenothiazine

ChorpromazineTablet 25 dan 100 mg

Injeksi 25 mg/ml150 – 600 mg/hari

Perphenazin Tablet 2,4,8 mg 12 – 24 mg/hari

Trifluoperazin Tablet 1 dan 5 mg 10 – 15 mg/hari

FluphenazineTablet 2,5 mg dan 5

mg10 – 15 mg/hari

ThioridazinTablet 50 mg dan 100

mg150 – 600 mg/hari

2. ButyrophenoneHaloperidol

Tablet 0,5 mg, 1,5 mg,

5 mg

Injeksi 5 mg/ml

5 – 15 mg/hari

Droperidol Ampul 2,5 mg/ml 7,5 – 15 mg/hari

3.Diphenyl-butyl-

piperidinePimozide Tablet 1 mg dan 4 mg

1 – 4

mg/hari

- Diphenylbutyl- piperidine : Pimozide

1. Chlorpromazin2,5

Farmakodinamik

4

Page 5: New Referat Jiwa Ragil

Susunan Saraf Pusat

Chlorpromazine (CPZ) menimbulkan efek Sedasi dan sikap acuh tak

acuh terhadap lingkungan. Pada pemakaian yang lama dapat menimbulkan

toleransi terhadap efek sedasi. Timbulnya efek sedasi amat tergantung dari

status emosional penderita sebelum minum obat.

Chlorpromazine berefek antipsikosis terlepas efek sedasinya. Pada

manusia, kepandaian pekerjaan tangan yang memerlukan cekatan dan daya

pemikiran berkurang. Aktivitas motorik terganggu antara lain terlihat sebgai

efek epileptik. Efek ini juga dimiliki obat lain misalnya barbiturat, narkotik,

dan klordiazepoksid.

Berbeda dengan barbiturat, CPZ tidak dapat mencegah timbulnya

konvulsi akibat rangsang oleh obat. Semua derivat fenotiazin mempengaruhi

ganglia basal, sehingga menimbulkan gejala parkinsonisme (efek

ektrapiramidal).

CPZ dapat mencegah atau mengurangi muntah yang disebabkan oleh

rangsangan pada trigger zone. Muntah yang disebabkan akibat kelainan saluran

cerna atau vestibuler, kurang mempengaruhi, tetapi fenotiazin potensi tinggi,

dapat berguna untuk keadaan tersebut.

Fenotiazin terutama yang potensinya rendah dapat menurunkan ambang

bangkitan sehingga penggunaannya pada pasien epilepsi harus sangat berhati-

hati. Derivat piperazin dapat digunakan pada penderita epilepsi bila dosis

diberikan bertahap dan bersama antikonvulsan.

Otot Rangka:

CPZ menimbulkan relaksasi otot skelet yang dalam keadaan spastik.

Cara kerja relaksasi ini diduga bersifat sentral, sebab sambungan saraf otot dan

medula spinalis tidak dipengaruhi CPZ.

Endokrin:

5

Page 6: New Referat Jiwa Ragil

CPZ menghambat ovulasi dan menstruasi. CPZ juga menghambat sekresi

ACTH. Efek terhadap sistem endokrin ini terjadi berdasarkan efeknya

terhadap hipotalamus.

Semua fenotiazin, kecuali klozapin menimbulkan hiperprolaktinemia

lewat penghambatan efek sentral dopamin.

Kardiovaskular:

CPZ dapat menimbulkan hipotensi berdasarkan beberapa hal, yaitu:

1) Refleks presor yang penting untuk mempertahankan tekanan darah

dihambat oleh CPZ.

2) CPZ berefek alfa bloker, dan

3) CPZ menimbulkan efek inotropik negatif pada jantung. Toleransi dapat

timbul terhadap efek hipotensi CPZ.

Farmakokinetik

Pada umumnya semua fenotiazin diabsorpsi dengan baik bila diberikan

peroral maupun parenteral. Penyebaran luas kesemua jaringan dengan kadar

tertinggi di paru-paru, hati, kelenjar suprarenal dan limpa. Sebagian

fenotiazin mengalami hidroksilasi dan konyugasi, sebagian lagi diubah

menjadi sulfoksid yang kemudian diekskresi bersama feses dan urin. Setelah

pemberian CPZ dosis besar, maka masih ditemukan ekskresi CPZ atau

metabolitnya selama 6-12 bulan.

Efek Samping

Batas keamanan CPZ cukup lebar, sehingga obat ini cukup aman. Efek

samping umumnya merupakan perluasan efek farmakodinamiknya. Gejala

idiosinkrasi mungkin timbul, berupa ikterus, dermatitis dan leukopenia.

Reaksi ini disertai eosinofilia dalam darah perifer.

Neurologik

Pada dosis berlebihan, semua derivat fenotiazin dapat menyebabkan gejala

ekstrapiramidal serupa dengan yang terlihat pada parkinsonisme. Dikenal 6

gejala sindrom neorologik yang karakteristik dari obat ini. Empat diantaranya

6

Page 7: New Referat Jiwa Ragil

terjadi sewaktu minum obat yaitu distonia akut (spasme otot lidah, wajah,

leher, dan punggung. Dapat menyerupai bangkitan, bukan histeria.), akatisia (

ketidaktenangan (restlessness) motorik, bukan ansietas atau agitasi),

parkinsonisme (bradikinesia, rigiditas, macam-macam tremor, wajah-topeng,

suffling gait) dan sindrom neuroleptik malignant (katatonik, stupor, dema,

tekanan darah tidak stabil, mioglobinemia) yang terakhir jarang terjadi.

Dua sindrom yang lain terjadi setelah pengobatan berbulan-bulan sampai

bertahun-tahun, berupa tremor perioral (sejenis parkinsonisme yang datang

terlambat) dan diskinesia tardif (diskinesia mulut-wajah, koreoatetosis atau

distonia meluas).

Indikasi

Indikasi utama ialah skizofrenia merupakan gangguan psikosis yang

sering ditemukan. Walaupun antipsikosis sangat bermanfaat untuk mengatasi

gejala psikosis akut, namun penggunaan antipsikosis saja tidak cukup untuk

merawat pasien psikotik. Perawatan dan dukungan mental-spritual terhadap

pasein sangatlah penting. CPZ juga diindikasikan pada mual dan muntah

karena merupakan antagonis dopamin. CPZ merupakan obat terpilih untuk

menghilangkan hiccup. Obat ini hanya diberikan pada hiccup yang

berlangsung berhari-hari sangat mengganggu.

2. Haloperidol2,6

Haloperidol adalah antipsikotik yang kuat. Haloperidol adalah obat

yang dikategorikan ke dalam agen antipsikotik, antidiskinetik, dan antiemetik.

Obat ini digunakan sebagai terapi rumatan untuk psikotik akut dan kronik,

seperti skizofrenia, gangguan mania, dan psikosis yang diinduksi obat

misalnya psikosis karena steroid. Haloperidol juga berguna pada penanganan

pasien agresif dan teragitasi. Selain itu, obat ini dapat digunakan pada pasien

sindrom mental organik dan retardasi mental. Pada anak haloperidol sering

digunakan untuk mengatasi gangguan perilaku yang berat.

7

Page 8: New Referat Jiwa Ragil

Secara umum haloperidol menghasilkan efek selektif pada sistem saraf

pusat melalui penghambatan kompetitif reseptor dopamin (D2) postsinaptik

pada sistem dopaminergik mesolimbik. Selain itu, haloperidol bekerja sebagai

antipsikotik dengan meningkatkan siklus pertukaran dopamin otak. Pada

terapi subkronik, efek antipsikotik dihasilkan melalui penghambatan

depolarisasi saraf dopaminergik.

Farmakodinamik

Struktur haloperidol berbeda dengan fenotiazin, tetapi butirofenon

memperlihatkan bahan sifat fenotiazin. Pada orang normal, efek haloperidol

mirip fenotiazin piperazin. Haloperidol memperlihatkan antipsikosis yang

kuat dan efektif untuk fase mania penyakit manik depresif dan skizofrenia.

Efek fenotiazin piperazin dan butirofenon selain menghambat efek dopamin

juga meningkatkan efek turnover ratenya.

Susunan Saraf Pusat

Haloperidol menenangkan dan menyebabkan tidur pada orang yang

mengalami ekstasi. Efek sedatif haloperidol kurang kuat dibanding CPZ

yakni memperlambat dan menghambat jumlah gelombang teta. Haloperidol

dan CPZ sama kuat menurunkan ambang rangsang konvulsif. Haloperidol

menghambat sistem dopamin dan hipotalamus, juga menghambat muntah

yang ditimbulkan oleh apomorfin.

Sistem Saraf Otonom

Efek haloperidol terhadap sistem saraf otonom lebih kecil daripada efek

antipsikotik lainnya; walaupun demikian haloperidol dapat menyebabkan

pandangan kabur (blur-ring of vision). Obat ini menghambat aktivasi reseptor

alfa yang disebabkan oleh amin simpatometik, tetapi hambatannya tidak

sekuat hambatan CPZ.

Sistem Kardiovaskular dan Respirasi

Haloperidol menyebabkan hipotensi, tetapi tidak sesering dan sehebat akibat

CPZ. Haloperidol menyebabkan takikardia meskipun kelainan EKG belum

8

Page 9: New Referat Jiwa Ragil

pernah dilaporkan. CPZ atau haloperidol dapat menimbulkan potensiasi

dengan penghambat respirasi.

Farmakokinetik

Konsentrasi plasma terapi obat ini berkisar 4-20 nanogram per mL

(0.01-0.05 mikromol per L). Ikatan haloperidol dengan protein dalam darah

sangat tinggi yaitu mencapai 92%. Pada penggunaan secara oral, tingkat

absorpsi haloperidol adalah 60%. Haloperidol cepat diserap dari saluran

cerna. Kadar puncaknya dalam plasma tercapai dalam waktu 2-6jam sejak

menelan obat, menetap sampai 72 jam dan masih dapat ditemukan dalam

plasma sampai berminggu-minggu. Obat ini ditimbun dalam hati dan kira-

kira 1% dari dosis yang diberikan diekskresi melalui empedu. Ekskresi

haloperidol lambat melalui ginjal, kira-kira 40% obat dikeluarkan selama 5

hari sesudah pemberian dosis tunggal.

Tindakan untuk mengurangi gejala ekstrapiramidal adalah dengan tablet

trihexyphenidyl (artane) 3-4 x 2mg/hr, sulfas atropin 0,50-0,75 mg (IM).

Haloperidol selain antipsikotik dapat digunakan sebagai antianxietas dengan

dosis rendah dimana 100 CPZ setara dengan 1,5 – 2,5 mg haloperidol.

Rapid Neuroleptization

Haloperidol 5-10mg (IM) dapat diualngi setiap 30 menit, dosis

maksimum adalah 100mg dalam 24jam. Biasanya dalam 6 jam sudah dapat

mengatasi gejala-gejala akut sindrom psikosis.

Efek Samping dan Intoksikasi

Haloperidol menimbulkan reaksi ektrapiramidal dengan insidens yang

tinggi, terutama pada penderita usia muda. Pengobatan dengan haloperidol

9

Page 10: New Referat Jiwa Ragil

harus dimulai dengan hati-hati. Dapat terjadi depresi akibat reversi keadaan

mania atau sebagai efek samping yang sebenarnya. Perubahan hematologik

ringan dan selintas dapat terjadi, tetapi hanya leukopenia dan agranulositosis

sering dilaporkan. Frekuensi kejadian ikterus akibat haloperidol rendah.

Haloperidol sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil sampai terdapat

bukti bahwa obat ini tidak menimbulkan efek teratogenik.

Indikasi

Indikasi utama haloperidol ialah untuk psikosis. Butirofenon merupakan

obat pilihan untuk mengobati sindrom Gilles de la Tourette, suatu kelainan

neurologik yang aneh yang ditandai dengan kejang otot hebat, menyeringai

(grimacing) dan explosive utterances of foul expletive (coprolalia,

mengeluarkan kata-kata jorok)

3. Pimozide5,8

Pimozide adalah turunan diphenylbutylpiperidine dengan sifat neuroleptik

yang berguna dalam pengelolaan pasien skizofrenia kronis. Hal ini relatif

tidak menenangkan dan dapat diberikan dalam dosis tunggal harian.

Hal ini diasumsikan bahwa mekanisme pimozide adalah terkait dengan

reseptor dopaminergik pusat. Tampaknya memiliki kemampuan selektif

untuk memblokir reseptor dopaminergik sentral, meskipun mempengaruhi

omset norepinefrin pada dosis yang lebih tinggi. Efek ekstrapiramidal

neuroleptik lain terlihat juga pada pimozide, tetapi tampaknya memiliki efek

otonom lebih sedikit. Seperti neuroleptik lainnya, efek endokrin dan

perubahan EKG juga telah dilaporkan pada pimozide.

Farmakodinamik

Potensiasi efek obat yang bekerja pada SSP (anestesi, opiat, alkohol, dll)

serta atropin dan insektisida organophosphorous mungkin terjadi dengan

10

Page 11: New Referat Jiwa Ragil

penggunaan pimozide. Baik hewan dan manusia menunjukkan bahwa

pimozide dapat menghalangi aksi amfetamin. Oleh karena itu, penggunaan 2

obat secara bersamaan tidak dianjurkan.

Karena pimozide memperpanjang interval QT dari EKG, efek aditif pada

interval QT akan diantisipasi jika diberikan dengan obat lain, seperti

fenotiazin, antidepresan trisiklik atau agen antiarrhythmic, yang

memperpanjang interval QT. Administrasi bersamaan tersebut tidak boleh

dilakukan.

Farmakokinetik

Tingkat puncak dalam plasma manusia terjadi antara 3 dan 8 jam setelah

pemberian dan kadar plasma menurun perlahan-lahan menjadi sekitar 50%

dari tingkat puncak pada 48 sampai 72 jam setelah pemberian dosis. Dalam

studi dosis tunggal yang melibatkan sukarelawan sehat, plasma berarti paruh

pimozide tritiated (radioaktivitas total) ditemukan menjadi 29 + / -10 (SD)

jam. Dalam sebuah studi dosis ulangan durasi pendek yang melibatkan

penderita skizofrenia kronis plasma paruh berarti adalah 55 + / -20 (SD) jam.

Ada perbedaan 13 kali lipat antarindividu di daerah di bawah kurva

konsentrasi-waktu pimozide serum dan gelar setara variasi dalam tingkat

serum puncak di antara pasien yang diteliti. Signifikansi hal ini tidak jelas

karena ada beberapa korelasi antara kadar plasma dan temuan klinis. Dalam

studi dosis tunggal, 19% (kisaran 8-32%) radioaktivitas itu diekskresikan

dalam urin dalam 24 jam. Sekitar 40 sampai 50% diekskresikan dalam urin

dan 20% dalam tinja dalam waktu 1 minggu. Metabolit utama dalam kedua

urin dan kotoran adalah 4-bis (p-fluorophenyl) asam butirat. Pimozide

berubah merupakan setidaknya 50% dari radioaktivitas tinja tetapi hanya

sebagian sangat kecil dari plasma dan urin radioaktivitas.

Efek Samping

Gejala ekstrapiramidal yang terdiri dari akatisia, distonia, dan parkinson

adalah efek samping yang paling sering diamati terapi pimozide.

11

Page 12: New Referat Jiwa Ragil

Perilaku:

Insomnia, gelisah, agitasi, mengantuk, penurunan perhatian, kelelahan dan

depresi telah paling umum diamati. Lekas marah, ketegangan, jitteriness,

kegembiraan, agresivitas, kecemasan, kebingungan, mimpi buruk dan

halusinasi juga telah direkam. Dalam beberapa kasus, kejengkelan gejala

psikotik pasien telah terjadi. Toxix confusional beracun dan euforia telah

dilaporkan dengan terapi antipsikotik lainnya.

Neurologis:

Reaksi yang paling sering dilaporkan merugikan neurologis ekstrapiramidal,

termasuk parkinson. Seperti kebanyakan neuroleptik, laporan efek samping

parkinsonian, seperti tremor, kekakuan dan sialorrhea, tidak biasa. Akatisia

terjadi relatif sering, tetapi biasanya dapat dikelola dengan mengurangi dosis

pimozide atau dengan administrasi seiring agen antiparkinson.

Dyskinesia dyskinesias:

Seperti dengan semua agen antipsikotik, tardive dyskinesia mungkin muncul

pada beberapa pasien pada terapi jangka panjang atau mungkin muncul

setelah terapi obat telah dihentikan. Risiko tampaknya lebih besar pada pasien

usia lanjut pada terapi dosis tinggi, terutama perempuan. Gejala pada

beberapa pasien tampaknya ireversibel.

Otonom:

Mulut kering, penglihatan kabur, kesulitan dengan akomodasi, retensi urin,

dan inkontinensia urin dan tinja telah terjadi dengan pimozide. Hidung

tersumbat, ileus paralitik dan efek epinefrin terbalik telah dilaporkan dengan

penggunaan antipsikotik lainnya.

Kardiovaskular:

Hipotensi, takikardia dan fluktuasi tekanan darah telah terjadi dengan

pimozide. Hipertensi telah sesekali terjadi. Perubahan pada EKG juga telah

diamati dan termasuk perpanjangan interval QT, serta menurunkan dan

inversi gelombang T dan perubahan ST.

Endokrin:

Ketidakteraturan menstruasi, seperti amenore dan dismenore, dan galaktorea

12

Page 13: New Referat Jiwa Ragil

ringan telah dilaporkan. Penurunan berat badan dengan pasien yang

menerima pimozide telah lebih sering diamati dari kenaikan berat badan.

Indikasi

Pengelolaan manifestasi skizofrenia kronis di mana manifestasi utama

tidak termasuk kegembiraan, agitasi atau hiperaktif. Pimozide memiliki

tindakan penenang relatif kecil dan dapat digunakan sebagai obat sehari-hari.

Pimozide tidak diindikasikan dalam manajemen pasien dengan mania atau

skizofrenia akut.

4. Fluphenazine 9

Fluphenazine adalah obat antipsikotik yang biasa digunakan untuk

pengobatan gangguan psikosis seperti skizofrenia dan fase mania akut pada

gangguan bipolar. Fluphenazine merupakan rantai aliphatic dari golongan

Phenothiazine

Kegunaan utamanya adalah sebagai injeksi kerja panjang1 kali setiap 2

atau 3 minggu untuk pasien dengan skizofrenia yang sering kambuh. Selain

itu, profil efeknya mirip dengan haloperidol, yaitu terutama efek memblokade

dopamin yang menimbulkan akatisia, parkinson dan tremor. Efek samping

jangka panjang termasuk tardive dyskinesia berpotensi ireversibel dan

berpotensi terjadinya sindrom neuroleptik Maligna (SNM). Bentuk sediaan

Injeksi Sebagai Dekanoat, 25 mg/ml, Tablet Sebagai HCl, 1 mg, 2,5 mg, 5

mg, 10 mg dengan nama dagang: Modecate, Permitil, Prolixin.

Farmakodinamik

Efek dari fluphenazine dekanoat adalah sama dengan fluphenazine HCl,

namun dengan efek lepas lambat memerlukan onset aktivitas obat yang

cukup panjang. Setelah dilepaskan dalam darah, fluphenazine dekanoat

dengan cepat dihidrolisa oleh darah. Umumnya muncul antara 24 sampai 72

jam setelah injeksi, dan efek dari obat untuk gejala psikotik menjadi

13

Page 14: New Referat Jiwa Ragil

signifikan dalam waktu 48 sampai 96 jam. Perbaikan gejala kemudian terus-

menerus selama 1 sampai 8 minggu dengan durasi rata-rata 3 sampai 4

minggu. Terdapat variasi yang berbeda pada respon individu, penggunaann

dan terapi pemeliharaan dari fluphenazine memerlukan pengawasan. Seperti

fenotiazin lainnya fluphenazine diberikan pada berbagai tingkat SSP seperti

halnya pada sistem organ perifer sesuai dengan tindakan antipsikotik dan efek

sampingnya. Bukti secara tidak langsung menunjukkan bahwa efek

antipsikoti fenotiazin terkait dengan blokade reseptor dopamine dan reseptor

katekolamin lainnya.

Fluphenazine berbeda dari beberapa derivatif fenotiazin lainnya dalam

beberapa hal seperti kurangnya efek potensial untuk terjadinya depresi SSP

dan efek anestesi tampaknya kurang menenangkan. Sementara hipotensi

dapat terjadi lebih jarang dibandingkan dengan fenotiazin lainnya, tindakan

pencegahan yang tepat harus diamati ketika menggunakan fluphenazine

dekanoat. Walau bagaimanapun fenotiazin tergolong dalam derivative

fenotiazin menunjukkan kecenderungan yang besar untuk menghasilkan

reaksi ekstrapiramidal.

Indikasi

Terapi parenteral injeksi untuk managemen dari manifestasi skizofrenia

untuk pasien yang tidak mau atau sulit teratur minum obat ataupun yang tidak

efektif terhadap medikasi oral. Pemberian obat anti-psikotik “long acting”

hanya untuk terapi stabilisasi dan pemeliharaan (mantainance therapy)

terhadap kasus Skizofrenia. 15-25% kasus menunjukkan toleransi yang baik

terhadap efek samping ekstrapiramidal.

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap flufenazin atau komponen formulasi lainnya.

Mungkin terjadi reaktivitas silang antara fenotiazin. Depresi SSP berat, koma,

kerusakan otak subkortikal, diskrasia darah, penyakit hati.

5. Trifluopherazine10,11

Trifluopherazine adalah tipikal anti psikotik yang tergolong dalam rantai

piperidine dari kelas phenothiazine secara struktur mirip dengan perphenazine

14

Page 15: New Referat Jiwa Ragil

dan fluphenazine. Trifluoperazine digunakan secara primer untuk skizofrenia

dan dapat juga digunakan pada kasus agitasi dan pasien dengan gangguan

keperibadian, nausea berat dan vomitus yang sering terlihat pada kondisi

anxietas.

Farmakodinamik

Trifluoperazine memiliki efek antiadrenergik, antidopaminergik dan

antikolinergik yang minimal. Bekerja dengan memblokade reseptor dopamine

D1 dan D2 pada jalur mesokortikal dan mesolimbik, meredakan atau

meminimalkan gejala-gejala skizofrenia seperti halusinasi, delusi serta

disorganisasi pikiran dan verbalisasi.

Farmakokinetik

Trifluoperazine dapat cepat diserap setelah pemberian secara oral, tetapi

ada pasien dengan puncak konsentrasi plasma yang berbeda karena obat

mengalami metabolisme dalam mukosa lambung. Setelah pemberian IM, obat

yang tidak berubah mencapai sirkulasi sistemik dari dari rute oral karena

melewati metabolisme di hati. Dengan efek antipsikotik yang bertahap dan

variasi yang berbeda pada individu, kemungkinan efek puncak mungkin tidak

terjadi selama 6 minggu sampai 6 bulan.

Fenotiazin didistribusikan secara luas ke jaringan tubuh, cairan dan

melewati sawar darah otak. Trifluoperazine sangat terikat dengan protein

plasma (91-99%) terutama dengan suatu asam-glikoprotein. Obat dapat

melewati plasenta dan dapat di ekskresi melalui ASI meskipun belum ada

data spesifik yang ditemukan. Beberapa hasil metabolisme tidak aktif ada

yang terkonjugasi dengan glukoronid dan ada yang tidak. Sebagian besar

ditemukan dalam urin dan sejumlah kecil ditemuka dalam keadaan obat yang

tidak berubah. Kemungkinan ekskresi dapat melalui saluran empedu dan

feses.

Indikasi

Trifluoperazine diindikasikan untuk:

15

Page 16: New Referat Jiwa Ragil

1. Keadaan anxietas. Mengkontrol anxietas, keadaan tegang dan agitasi yang

dapat dilihat pada kasus berhubungan dengan kondisi somatic.

2. Sebagai terapi untuk mencegah nausea dan vomitus oleh beberapa

penyebab.

3. Sebagai managemen penyakit psikotik seperti katatonik akut atau kronik,

skizofrenia hebefrenik dan paranoi; gangguan psikotik yang disebabkan oleh

kerusakan otak, psikotik toksik, dan sindrom mania.

Kontraindikasi

Pada kondisi koma yang disebabkan oleh depresi SSP, penyakit diskrasia

darah, depresi SST dan gangguan pada hepar.

IV. KESIMPULAN

Antipsikotika adalah obat-obat yang dapat menekan fungsi-fungsi psikis

tertentu tanpa mempengaruhi fungsi-fungsi umum (berfikir dan kelakuan

normal). Antipsikotika dapat meredam agregasi maupun emosi serta dapat

pula menghilangkan atau mengurangi gangguan jiwa, seperti impian dan

pikiran khayal serta menormalkan perilaku tidak normal. Obat antipsikotik

sangat efektif untuk menghilangkan halusinasi dan konfusi dari suatu episode

skizofrenia akut serta membantu pemulihan proses berfikir yang rasional.

Obat ini tidak menyembuhkan skizofrenia, akan tetapi membantu pasien agar

dapat berfungsi diluar rumah sakit.

Antipsikotik dapat mempersingkat masa perawatan pasien dan mencegah

kekambuhan.

Antipsikotik generasi pertama (APG 1) mempunyai cara kerja dengan

memblok reseptor D2 khususnya di mesolimbik, namun tidak hanya

memblok reseptor D2 di mesolimbik tetapi juga di tempat lain seperti dijalur

mesokortikal, nigrostriatal, dan tuberoinfundibular.

Pada awal terapi, beberapa pasien merasakan distonia dan pseudoparkinson.

Tidak ada efek samping tersebut yang berbahaya, dan sekitar setengah pasien

tidak mengalaminya. Distonia, pseudoparkinson, dan akathisia secara umum

dapat dikurangi dengan menambahkan obat antiparkinson atau dengan

16

Page 17: New Referat Jiwa Ragil

mengurangi dosis. Efek inipenting untuk dicatat dan efek sedasi umumnya

hilang beberapa minggu.

Beberapa efek samping lain seperti konstipasi dan pandangan kabur

kejadiannya rendah. Agranulositosis sangat jarang dan terjadi terutama pada

usia tua dan minggu pertama terapi. Leukopeni lebih sering. Kuning jarang

terjadi pada penggunaan CPZ dan ringan.

Efek samping terburuk adalah tardive dyskinesia yaitu gerakan abnormal

yang lambat, biasanya bermanifestasi sebgai gerakan mengunyah, terkadang

protusi lidah, mengecapkan bibir, gerakan choreiformis minor dari jari dan

jempol dan kadang juga pda ekstremitas besar dan badan. Hampir semua

terjadi pada pasien yang menggunakan secara jangka panjang namun ringan.

Kondisi ini hilang dalam beberapa bulan atau tahun setelah menghentikan

obat. Sayangnya tidak ada cara menghindari kondisi ini sambil terapi

skizofrenia.

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 18: New Referat Jiwa Ragil

1. Malim, Rusdi, dr.,SpKJ. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat

Psikotropik – Edisi III. Jakarta: 2007.

2. Ganiswarna S G. Antipsikotik. Farmakologi dan Terapi Edisi 4, Bagian

Farmakologi FK-UI. Jakarta: 1995

3. Stern T. A, Herman J.B. Antiphsychotic Drugs in Massachusetts

General Hospital Psychiatry Update and Board Preparation Second

Edition. New York: 2003

4. Bennett, Brown. Clinical Pharmacology Ninth Edition. USA: 2003

5. Malim, Rusdi, dr.,SpKJ. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat

Psikotropik (Psychotropic Medication). Jakarta. 2007

6. Almazina, P. Haloperidol, Antipsikotik untuk Berbagai Usia. Stetoscop,

[online]. 2011. [cited 2011 October 17] available from:

http://myhealing.wordpress.com/2008/05/24/haloperidol-antipsikotik-untuk-

berbagai-usia/

7. Kevin Leehey,M D. Antypsychotic Medications (“Typicals”) Used for

Psychosis, Schizophrenia, Bipolar Disorder, Severe Impulsive

Aggression, Tourette's, Paranoia. [online]. 2011. [cited 2011 October 17]

available from: http://www.leeheymd.com/charts/typs1.html.

8. Phillip W. Long, M.D. Pimozide. [online]. 2011. [cited 2011 October 17]

available from: www.mentalhealth.com/drug/p30-o01.html

9. Phillip W. Long, M.D. Fluphenazine Decanoate. [online]. 2011. [cited

2011 October 24] available from: www.mentalhealth.com/drug/p30- m03 .html

10. Phillip W. Long, M.D. Trifluophenazine. [online]. 2011. [cited 2011

October 24] available from: www.mentalhealth.com/drug/p30- s04 .html

11. John Cottingham. Trifluoperazine/ Stelazine TM, Vesprin TM.

[online]. 2011. [cited 2011 October 24] available

from:http://www.parkinsons-information-exchange-network-online.com/

drugdb/132.html

LAPORAN KASUS

18

Page 19: New Referat Jiwa Ragil

SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

AUTOANAMNESIS

Nama : Tn. T

Umur : 30 thn

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Status perkawinan : Sudah menikah

Agama : Islam

Suku bangsa : Mandari

Warga Negara : Indonesia

Alamat : Dusun Delua, Kecamatan Anreapi, Polmas, Sulawesi Barat

Pekerjaan : Peladang kelapa sawit

Pend. Terakhir : Tidak tamat SD

ALLOANAMNESIS

Diperoleh dari

1. Nama : Ny. Martinah

Alamat : Dusun Delua, Kecamatan Anreapi, Polmas, Sulawesi Barat

Pend. terakhir : SMP

Hub dgn pasien: saudara kandung (kakak) pasien

Tanggal MRS : 19 – 10 – 2011

LAPORAN PSIKIATRI

I. RIWAYAT PENYAKIT

A. Keluhan Utama

Mengamuk

B. Riwayat Gangguan Sekarang

19

Page 20: New Referat Jiwa Ragil

Dialami sejak setengah bulan yang lalu. Pasien mengamuk sendiri,

tidak bisa tidur dan terlihat ketakutan. Apabila mengamuk pasien hanya

berbicara sendiri sambil marah-marah pada keluarga ataupun tetangga.

Pasien merasa ketakutan karena selalu mendengar bisikan-bisikan seperti

banyak orang yang ingin memukul dan memboronginya. Disebabkan oleh

ketakutannya pasien selalu membawa parang tetapi tidak pernah

memukul orang lain ataupun menggunakan parang tersebut. Rasa cemas

menyebabkan pasien seperti mau jalan terus ke luar rumah tetapi apabila

di luar rumah pasien juga takut karena mendengar bisikan-bisikan seperti

orang banyak yang mau memukulnya. Pasien juga suka berbicara sendiri,

tertawa sendiri dan pernah menangis karena pasien mendengar suara-

suara yang membuat dirinya takut namun orang lain tidak mendengarnya.

Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien terlihat berubah semenjak

pulang dari Sarawak, Malaysia. Pasien bekerja di ladang kelapa sawit di

Malaysia selama 10 tahun sejak tahun 2005 dan kembali ke Polmas 7

bulan yang lalu karena banyak keluarga yang menasehati untuk pulang ke

kampung halaman. Selain itu keluarga menambahkan bahwa

kemungkinan juga disebabkan oleh masalah pasien dengan pacarnya

sekitar 1 bulan yang lalu. Pasien sudah cukup lama berpacaran sejak

sebelum bekerja di Malaysia tetapi pacarnya dalam waktu terdekat ini

akan menikah dengan orang lain.

Hendaya (disfungsi):

Hendaya sosial : (+)

Hendaya pekerjaan : (+)

Hendaya waktu senggang : (+)

Faktor stressor psikososial:

Pasien mempunyai masalah dengan pacar sejak 1 bulan yang lalu karena

pacar mau menikah dengan orang lain.

Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis

sebelumnya:

20

Page 21: New Referat Jiwa Ragil

Tidak pernah menderita gangguan seperti ini sebelumnya

C. Riwayat Gangguan sebelumnya

Riwayat penyakit terdahulu

Infeksi (-)

Trauma(-) :

Kejang(-)

NAPZA :

- Narkotik (-)

- Alkohol (-)

- Merokok (+) : Biasanya 2 bungkus rokok/hari

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

Riwayat Pranatal

Lahir normal, matur, dibantu oleh dukun

Ibu sehat selama kehamilan

Anak yang diharapkan dan direncanakan

Masa kanak-kanak awal (sejak lahir hingga usia 3 tahun)

Petumbuhan dan perkembangan seperti anak seusianya

Masa kanak-kanak pertengahan (usia 3-11 tahun)

Pendidikan SD tetapi tidak tamat

Masa kanak-kanak akhir (dari pubertas hingga remaja)

Tidak melanjutkan pendidikan karena salah satunya masalah

ekonomi dan bagi keluarga pasien itu merupakan hal yang biasa

pada kebanyakan orang pada waktu itu.

Masa dewasa

Riwayat pekerjaan

Pasien bekerja di ladang kelapa sawit di Sarawak, Malaysia selama

10 tahun sejak tahun 2004 kemudian kembali ke Polmas 7 bulan

yang lalu.

Aktivitas sosial

Pasien dapat bergaul dengan baik tetapi pasien cenderung pendiam,

sabar dan jenis orang yang memilih dalam pertemanan.

21

Page 22: New Referat Jiwa Ragil

Kehidupan seksual dan riwayat perkawinan

Status pernikahan pasien sekarang adalah duda. Pasien sudah

menduda cukup lama sekitar lebih dari 10 tahun. Sebelumnya

pasien pernah menikah 2x. Pasien cerai dengan isteri pertama,

kemudian menikah lagi dan cerai dengan isteri keduanya.

Dikatakan cerai karena faktor tidak cocok dan ada masalah

keuangan.

E. Riwayat Keluarga:

Anak ke-2 dari 2 bersaudara (P, L )

Pasien tidak memiliki anak

Hubungan dengan keluarga baik

Paman pasien dari sebelah bapak mengalami gangguan jiwa tetapi

tidak seberat kondisi pasien.

F. Situasi Sekarang:

Pasien tinggal serumah dengan tante yang dianggap sebagai ibu sendiri

dan kakak kandung.

G. Persepsi (tanggapan) pasien tentang diri dan kehidupannya:

Pasien merasa dirinya tidak sakit

AUTOANAMNESIS (19 – 10 – 2011)

DM : Assalamu alaikum, pak. Perkenalkan saya dokter muda, nama saya Ragil.

P : ....

DM : Boleh saya bicara sebentar sama bapak?

P : Iye.

DM : Siapa nama bapak?

P : Tasmin, dok.

22

Page 23: New Referat Jiwa Ragil

DM : Berapa umur bapak sekarang?

P : Tidak kutau,.. 30 tahun dok..

DM : Bapak tahu dimana bapak sekarang?

P : Di rumah sakit.

DM : Rumah sakit apa,pak?

P : ….

DM : Bapak tahu siapa yang bawa bapak kesini?

P : Tanteku seperti ibuku sendiri sama martinah,.eee kakak kandungku.

DM : Kenapa bisa sampai bapak dibawa kesini?

P : …(hanya diam)

DM : Pak Tasmin?...

P : ….(diam)….tidak tau

DM : Jadi pak Tasmin tidak tau kenapa pak Tasmin bisa sampai di sini?.

P : Saya takut-takut dok

DM : Oooo..jadi bapak di bawa kesini sama tante dan ibu karena bapak takut2?

P : iye…

DM : Apa yang kita’ takutkan pak Tasmin?

P : Saya takut-takut dok..(sambil memainkan jari tangannya)

DM: Kenapa pak Tasmin bisa sampai ketakutan?

P : Saya takut-takut…setan itu..

DM : Apakah pak Tasmin merasa seperti ada setan yang menakuti pak Tasmin?

23

Page 24: New Referat Jiwa Ragil

P : Iye..setan saya dengar. Takut-takut saya dok.

DM : Apakah bapak mendengar ada suara setan yang berbisik di telinga bapak?

P : Iye setan bicara di telingaku (sambil menunjuk di telinganya) saya takut-

takut ( Intonasi suara mulai meningkat)

DM: Apakah bapak hanya mendengar 1 suara yang bicara di telinga bapak atau

seperti ada banyak suara-suara yang bicara di telinga bapak?

P: Banyak suara-suara..saya takut-takut

DM: Apa yang suara-suara itu katakana sampai bapak ketakutan?

P : Itu setan selalu bilang “Mana Taru”..takut-takut saya, setan bicara di

telingaku.

DM: Apa itu artinya “Mana Taru” pak?

P : …(hanya diam)

DM: Pak Tasmin..apa itu artinya “Mana Taru” pak?

P : Tidak kutau dok.Tapi saya rasa seperti mau dipukul.

DM: apakah suara-suara itu menyuruh atau memerintah bapak yang membuat

bapak jadi mengamuk?

P : Itu suara-suara saya dengar buatkan saya takut-takut dok, saya mau

dipukul itu saya mengamuk.

DM: Apakah bapak rasa ketakutan sampai bapak harus pegang parang?.

P : Iye saya takut-takut dok, tapi itu setan suruh saya simpan kembali

parangnya. Jadi saya kasih kembali itu parang di bawah tempat duduk.

(sambil memperagakan seolah-olah memegang parang). Takut-takut dok.

DM: Sejak kapan bapak dengar suara-suara itu?

24

Page 25: New Referat Jiwa Ragil

P : Tidak kuingat,.Takut-takut.

DM: Apakah bapak pernah bekerja di Malaysia?

P : …(diam)…iye (sambil menganggukkan kepala).

Dm: Apakah bapak sudah pernah mendengar suara-suara seperti ini sejak bapak

kerja di Malaysia?

P: Iye pernah dok.

DM: Bapak masih ingat tidak kapan suara itu mulai muncul di telinga bapak

sewaktu bapak di Malaysia?

P: …(diam sejenak). Tidak kutau dok.

DM : Biasanya waktu-waktu kapan saja bapak dengar lagi itu suara?

P : Dengar terus dok, pagi, siang, malam biar tidur.

DM: Kalau sekarang, siang hari seperti ini apa dengar juga pak Tasmin?

P : Iye dengar terus dok tidak pernah berhenti. Saya takut-takut dok.

Dm : Apakah bapak pernah melihat setan-setan yang selalu bisikan di telinga

bapak itu?

P : …tidak

Dm: Atau mungkin bapak pernah melihat sesuatu yang orang lain tidak lihat

dan membuat bapak ketakutan?

P : Tidak kutau. Tidak pernah barangkali dok. Tidak. Cuma suara-suara bicara

ditelinga buat saya takut-takut.

DM : Pak ada yang mau saya tanyakan, apakah bapak masih ingat bapak sekolah

dimana waktu SD?

P : Dusun Delua, Polmas

25

Page 26: New Referat Jiwa Ragil

DM : Kalau bapak temukan dompet di jalan bagaimana pak?

P : Biarkan saja dok, kuliat-liati trus saya kembalikan nanti di cari orangnya

DM : Di kembalikan kemana pak?

P : di kembalikan ke situ…eee..eee..jalan. Nanti dicari itu.

DM: Bapak tau tidak peribahasa yang biasa orang bilang “panjang tangan”. Bapak

tau artinya?

P : Suka mencuri.

DM : Coba kita ulang nomor yang saya sebut,. 126975!

P : ….(Hanya diam)

DM: Bapak merokok tidak?

P : …( diam hanya menganggukkan kepala)

DM: Berapa harga rokok satu batang pak Tasmin?

P : 500

DM: Kalau ada orang mau beli rokok persis rokok ta, harganya juga persis.

Orang itu mau beli 3 batang jadi berapa harus di bayar pak Tasmin?

P : 1500

DM : Pak Tasmin masih ingat tidak siapa nama saya?

P : …( diam sejenak) eee..ar..argil.dr. Argil?

DM : Ragil pak. Oh iya, kalau begitu sekarang bapak istirahat. Nanti kita cerita-

cerita lagi Pak Tasmin.

P : Iye, dok.

DM : Terima kasih ya pak Tasmin

26

Page 27: New Referat Jiwa Ragil

P : … Iye Sama-sama.

II. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

Penampilan:

Tampak seorang laki – laki, memakai baju kemeja kotak-kotak warna

hitam dan celana jeans panjang memakai sepatu. Rambut pendek dan

sedikit beruban. Cukup rapi, sesuai umur.

Kesadaran:

Berubah

Perilaku dan aktivitas psikomotor:

Tenang namun terlihat agak cemas

Pembicaraan:

Intonasi kecil dan agak cadel namun masih dapat berkomunikasi

dengan baik dan dapat dimengerti.

Sikap terhadap pemeriksa

Cukup kooperatif

B. Kelainan Afektif (Mood), Perasaa, Empati, Perhatian

Mood : Takut

Afek : Inapropriate

Empati : Tidak dapat dirabarasakan

Keserasian : Tidak serasi

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)

Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan

Sesuai tingkat pendidikan

Daya konsentrasi

Kurang

Orientasi (waktu, tempat, orang)

Baik

Daya ingat (jangka panjang, pendek, segera)

Baik

27

Page 28: New Referat Jiwa Ragil

Pikiran abstrak

Baik

Bakat kreatif

Tidak Ada

Kemampuan menolong diri sendiri

Cukup

Gangguan Persepsi

Halusinasi : Auditorik (+): berupa suara-suara setan secara

terus-menerus mengatakan “Mana Taru” yang membuat pasien

ketakutan dan pasien merasa seperti ingin dipukul.

Ilusi : Tidak ada

Depersonalisasi : Tidak ada

Derealisasi : Tidak ada

D. Proses Pikir

Arus pikiran

Produktifitas

Kurang

Kontinuitas

Relevan, Koheren

Hendaya berbahasa:

Tidak ada

Isi pikiran

Preokupasi:

Takut-takut karena mendengar suara-suara setan

Gangguan isi pikiran:

Waham kejaran (+): Pasien ketakutan karena mendengar suara-suara

setan sampai pasien keluar dari rumah sambil membawa parang.

Waham dikendalikan (+): Sewaktu membawa parang pasien

mendengar suara-suara setan yang menyuruhnya untuk

28

Page 29: New Referat Jiwa Ragil

mengembalikan parang kemudian pasien mengikuti dan

mengembalikan parang tersebut di bawah kursi.

E. Pengendalian Impuls:

Terganggu

F. Daya Nilai:

1. Norma Sosial : Terganggu

2. Uji Daya Nilai : Terganggu

3. Penilaian Realitas : Terganggu

G. Tilikan (Insight):

Derajat 1

H. Taraf dapat dipercaya:

Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PASIENS LEBIH LANJUT

A. Status Internus

Tensi : 120/80 mmHg

Nadi : 96 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 37,0 °C

B. Status Neurologis

GCS : E4M6V5

Pupil bulat, isokor

Refleks cahaya +/+

Fungsi motorik dan sensorik dalam batas normal

Refleks patologis -/-

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke Rumah Sakit Dadi

dengan keluhan mengamuk yang dialami sejak setengah bulan yang lalu.

Pasien mengamuk sendiri, tidak bisa tidur dan terlihat ketakutan. Apabila

mengamuk pasien hanya berbicara sendiri sambil marah-marah pada keluarga

29

Page 30: New Referat Jiwa Ragil

ataupun tetangga. Pasien merasa ketakutan karena selalu mendengar bisikan-

bisikan seperti banyak orang yang ingin memukul dan memboronginya.

Disebabkan oleh ketakutannya pasien selalu membawa parang tetapi tidak

pernah memukul orang lain ataupun menggunakan parang tersebut. Rasa

cemas menyebabkan pasien seperti mau jalan terus ke luar rumah tetapi

apabila di luar rumah pasien juga takut karena mendengar bisikan-bisikan

seperti orang banyak yang mau memukulnya. Pasien juga suka berbicara

sendiri, tertawa sendiri dan pernah menangis karena pasien mendengar suara-

suara yang membuat dirinya takut namun orang lain tidak mendengarnya.

Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien terlihat berubah semenjak

pulang dari Sarawak, Malaysia. Pasien bekerja di ladang kelapa sawit di

Malaysia selama 10 tahun sejak tahun 2005 dan kembali ke Polmas 7 bulan

yang lalu karena banyak keluarga yang menasehati untuk pulang ke kampung

halaman. Selain itu keluarga menambahkan bahwa kemungkinan juga

disebabkan oleh masalah pasien dengan pacarnya sekitar 1 bulan yang lalu.

Pasien sudah cukup lama berpacaran sejak sebelum bekerja di Malaysia tetapi

pacarnya dalam waktu terdekat ini akan menikah dengan orang lain.

Dari pemeriksaan status mental didapatkan seorang laki - laki dengan

perawakan sesuai usia, kulit sawo matang, kuku agak panjang, rambut pendek

dan agak beruban. Memakai baju kemeja kotak-kotak warna hitam dan celana

jeans panjang memakai sepatu, cukup rapi. Tinggi badan tinggi dan kurus.

Perilaku dan aktivitas psikomotor tenang, pembicaraan Intonasi kecil dan agak

cadel namun masih dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat dimengerti,

cukup kooperatif. Mood takut, afek inapropriate, empati tidak dapat

dirabarasakan. Fungsi intelektual sesuai taraf pendidikan, produktivitas

kurang, kontinutas koheren dan relevan, terdapat gangguan persepsi berupa

halusinasi auditorik yang terus menerus. Terdapat gangguan isi pikir yaitu

waham kejaran dan waham dikendalikan. Pengendalian impuls, norma sosial,

uji daya nilai, dan penilaian realitas terganggu. Tilikan 1, dapat dipercaya.

V. EVALUASI MULTI AKSIAL

30

Page 31: New Referat Jiwa Ragil

A. Aksis I

Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis, dan penilaian status mental,

didapatkan gejala klinis yang bermakna berupa perilaku mengamuk. Keadaan

ini menimbulkan penderitaan (distress) kepada pasien dan orang sekitar dan

terdapat hendaya berat dalam fungsi pekerjaan dan waktu senggang sehingga

pasien dapat disimpulkan mengalami gangguan jiwa. Pada pemeriksaan

status mental ditemukan hendaya berat dalam menilai realita, yaitu adanya

halusinasi sehingga didiagnosis gangguan jiwa psikotik. Pada pemeriksaan

status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan maka dapat

didiagnosis gangguan jiwa psikotik non-organik.

Dari autoanamnesa dan pemeriksaan status mental didapatkan gangguan

persepsi berupa halusinasi auditorik yang dialami sejak lebih dari satu bulan

yang lalu, kemungkinan adanya halusinasi visual dan afek tumpul sehingga

berdasarkan PPDGJ-III dapat didiagnosis sebagai skizofrenia (F20). Dari

autoanamnesa dan pemeriksaan status mental didapatkan gangguan persepsi

berupa halusinasi auditorik berupa pasien selalu mendengar suara-suara setan

yang menakutinya, adanya waham kejaran berupa ketakutan karena

mendengar suara-suara setan sampai pasien keluar dari rumah sambil

membawa parang dan adanya waham dikendalikan berupa pasien mendengar

suara-suara setan yang menyuruhnya untuk mengembalikan parang kemudian

pasien mengikuti dan mengembalikan parang tersebut di bawah kursi

sehingga berdasarkan PPDGJ-III dapat didiagnosis sebagai Skizofrenia

Paranoid (F20.0).

B. Aksis II

Pasien dapat bergaul dengan baik tetapi pasien cenderung pendiam, sabar

dan jenis orang yang memilih dalam pertemanan

C. Aksis III

Tidak ada

D. Aksis IV

31

Page 32: New Referat Jiwa Ragil

Pasien mempunyai masalah dengan pacar sejak 1 bulan yang lalu karena

pacar mau menikah dengan orang lain.

E. Aksis V

GAF Scale 50 - 41. Gejala berat (serious), disabilitas berat.

VI. DAFTAR MASALAH

A. Organobiologik

Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi diduga terdapat

ketidakseimbangan neurotransmitter, sehingga memerlukan farmakoterapi.

B. Psikologik

Ditemukan hendaya berat dalam menilai realita berupa halusinasi auditorik

dan waham, sehingga diperlukan psikoterapi.

C. Sosiologik

Ditemukan hendaya berat dalam bidang sosial, pekerjaan, dan penggunaan

waktu senggang, sehingga diperlukan sosioterapi.

VII.PROGNOSIS PASIEN

Prognosis pasien : Jelek

Faktor pendukung

Tidak ada kelainan organobiologik

Gejala positif

Pasien agak cemas disebabkan oleh hubungannya dengan pacar

Faktor penghambat

Terdapat riwayat gangguan jiwa dalam keluarga.

Status pernikahan saat ini duda dan pernah menikah 2 kali

sebelumnya.

Usia muda

Adanya dukungan keluarga yang baik

VIII. RENCANA TERAPI

32

Page 33: New Referat Jiwa Ragil

Psikofarmaka

Haloperidol 1,5 mg 3x1

Chlorpromazine 100 mg 0-0-1

Psikoterapi

- Konseling : Memberikan penjelasan dan pengertian tentang penyakitnya

dengan sebaik-baiknya dan cara untuk menghilangkan gejalanya sampai

menyembuhkan penyakitnya secara tuntas.

- Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan

keluhan dan isi hati sehingga perasaan pasien memnjadi lega.

Sosioterapi

Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien dan orang sekitarnya

tentang penyakit pasien sehingga tercipta dukungan social dalam

lingkungan yang kondusif sehingga dapat membantu proses penyembuhan

pasien.

IX. FOLLOW UP

Memantau keadaan umum dan perkembangan penyakit pasien serta efektivitas

terapi dan efek samping obat yang diberikan.

X. PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKA

Gangguan skizofrenia umumnya ditandai oleh adanya distorsi pikiran dan

persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh adanya afek yang tidak wajar.

Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab dan

perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada

perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.

Pada kasus ini, didiagnosa Skizofrenia Paranoid karena berdasarkan PPDGJ

III, seseorang didiagnosa Skizofrenia Paranoid bila memenuhi kriteria

tambahan sebagai berikut:

Halusinasi dan/atau waham harus menonjol

33

Page 34: New Referat Jiwa Ragil

a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,

atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit

(whistling) mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).

b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau

lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang

menonjol.

c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan

(delusion of control), dipengaruhi (dilusion of influence), atau

‘passivity’ (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar.

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala

katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol.

Dari autoanamnesa dan pemeriksaan status mental didapatkan

perilaku dan aktivitas psikomotor tenang, pembicaraan kurang, intonasi

kecil dan selalu mengatakan “takut-takut” serta cukup kooperatif. Mood

sulit dinilai, afek tumpul, empati tidak dapat dirabarasakan. Fungsi

intelektual sesuai taraf pendidikan, produktivitas kurang, kontinutas

koheren dan relevan, terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi

auditorik yang terus menerus dan kemungkinan adanya halusinasi visual.

Terdapat gangguan isi pikir yaitu waham yang dikendalikan dapat

didiagnosis sebagai skizofrenia (F20). Dari autoanamnesa dan

pemeriksaan status mental didapatkan gangguan persepsi berupa halusinasi

auditorik berupa pasien selalu mendengar suara-suara setan yang

menakutinya, adanya waham yang dikendalikan berupa pasien mengikuti

suara-suara setan untuk menyimpan kembali parang yang dipegang oleh

pasien,dan kemungkinan adanya halusinasi visual karena pasien cukup

ragu-ragu untuk menyatakan ada tidaknya halusinasi visual tersebut

sehingga dapat didiagnosis sebagai Skizofrenia Paranoid (F20.0).

34