Referat Endokarditis New
-
Upload
muhammad-fiki-fauzan -
Category
Documents
-
view
48 -
download
2
Transcript of Referat Endokarditis New
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Jantung merupakan salah satu organ vital yang sangat penting bagi tubuh.
Jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Organ ini sangat penting
bagi tubh, jika terjadi kerusakan didalamnya sangat berbahaya, dan harus
dilakukan pengobatan dan penatalaksanaan lebih lanjut. Endokarditis infektif
adalah penyakit infeksi mikroba pada permukaan endotel jantung. Infeksi biasnya
paling banyak mengenai katup jantung, namun dapat juga terjadi pada lokasi
defek septal atau korda tendinea atau endokardium mural. Lesi yang khas berupa
vegetasi, yaitu masa yang terdiri platelet, fibrin, mikroorganisme dan sel-sel
inflamasi, dengan ukuran yang bervariasi. Banyak jenis bakteri dan jamur,
mycobaceria, rickesiae, chlamydiae dan mikoplasma menjadi penyebab infeksi
endokarditis, namun streptococci dan staphylococci merupakan penyebab
tersering.
Infeksi endokarditis diperkirakan angka kejadiannya 5-12 kasus dari per
100,000 orang di negara berkembang. Perbandingan laki-laki dan perempuan 2:1.
Kebanyakan penderita infeksi endokrditis pada observasi orang dengan prosthetic
valve, intracardiac device, kelainan jantung kongenital atau riwayat infeksi
endokarditis, walaupun 50 % kasus infeksi endokarditis pada pasien tidak
diketahui riwayat penyakit katup. Yang termasuk faktor resiko lainnya penyakit
jantung reumatik kronik (<10% kasus di negara berkembang), degeneratif lesi
pada katup, hemodialisis, diabetes, HIV, penylahgunaan narkoba intrvena.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan epidemiologi diatas maka penulis ingin
mengetahui definisi, faktor resiko, manifestasi klinik, diagnosis, komplikasi,
penatalaksanaan infeksi endokarditis.
I.3. Tujuan Penulis
1. Mengetahui definisi, faktor resiko, diagnosis, diagnosis banding, komplikasi,
penatalaksanaan dan pencegahan infeksi endokarditis.
2. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang kedokteran
2
3. Memenuhi salah satu persyaratan kelulusan kepaniteraan klinik di bagian ilmu
penyakit dalam RS. AK GANI Palembang Fakultas kedokteran Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
I.5. Metode Penulisan
Referat ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan dengan mengacu
kepada beberapa literatur.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi
Endokaditis infektif adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme dan menyerang pada permukaan endotel jantung, dan biasanya
paling banyak mengenai katup jantung.
II.2. Epidemiologi
Di negara maju bekisar 6 sampai 12 per 100.00 populasi. Lebih sering
terjadi pada pria dibandingakan perempuan denagan rasio 2:1
II.3. Faktor Presdisposisi
Faktor Jantung
1. penyakit jantung reumatik
2. penyakit jantung kongenital
3. polaps katup mitral
4. penyakit jantung degeneratif
5. tindakan-tindakan pada jantung : kateterisasi dan pemasangan peacemaker
Faktor Non Jantung
1. penyalahgunaan narkoba IV
2. tindakan-tindakan kebidanan
3. kateterisasi urin
4. pencabutan gigi
5. kronik hemodialis
6. infeksi nasokomial
II.4. Etiologi Endokarditis
Penyebab infeksi endokarditis 80% disebabkan Streptococci dan
Staphylococci, dimana lebih sering disebabkan oleh staphylococci. Pada pecandu
narkoba intraveva dan pasien dengan katup buatan/katup yang telah cacat,
insidennya lebih tinggi. Streptococcus viridan’s alpha hemolytic merupakan
organisme yang paling sering dan disusul dengan staphylococcus coagulase
positive. Golongan jamur yang tersering ialah candida dan aspergillus.
Streptococcus viridan merupakan normal flora pada oropharynx dan ini peka
4
terhadap penicilin. Enterococcus dan group A beta streptococcus hemolitikus,
staphilococcus sering menyerang katup jantung yang normal dan menyebabkan
kerusakan yang cepat. Pada staphylococcus sering diikuti dengan infeksi pada
organ yang lain. Masuknya kuman tersebut dapat melalui oropharynx, kulit,
saluran kencing, penyalahgunaan obat melalui parental nasokomial.
II.5. Patogenesis
Terjadinya endokarditis karena menempelnya mikroorganisme dari
sirkulasi darah pada permukaan endokardial, kemudian mengadakan multiplikasi,
terutama pada katup-katup yang telah cacad. Penempelan bakteri-bakteri tersebut
akan membentuk koloni, dimana nutrisinya diambil dari darah. Adanya koloni
bakteri tersebut memudahkan terjadinya thrombosis, kejadian tersebut
dipermudah oleh thromboplastin, yang ditimbulkan oleh lekosit yang bereaksi
dengan fibrin. Jaringan fibrin yang baru akan menyelimuti koloni-koloni bakteri
dan menyebabkan vegetasi bertambah. Daerah endokardium yang sering terkena
yaitu katup mitral, aorta. Vegetasi juga terjadi pada tempat-tempat yang
mengalami jet lessions, sehingga endothelnya menajdi kasar dan terjadi fibrosis,
selain itu terjadi juga turbulensi yang akan mengenai endothelium. Bentuk
vegetasi dapat kecil sampai besar, berwarna putih sampai coklat, koloni dari
mikroorganisme tercampur dengan platelet fibrin dimana disekelilingnya akan
terjadi reaksi radang. Bila keadaan berlanjut akan terjadi absces yang akan
mengenai otot jantung yang berdekatan, dan secara hematogen akan menyebar ke
seluruh otot jantung. Bila abses mengenai sistim konduksi akan menyebabkan
arithmia dengan segala manifestasi kliniknya. Jaringan yang rusak tersebut akan
membentuk luka dan histiosit akan terkumpul pada dasar vegetasi. Sementara itu
endothelium mulai menutupi permukaan dari sisi perifer, proses ini akan berhasil
bila mendapat terapi secara baik. Makrofag akan memakan bakteri, kemudian
fibroblast akan terbentuk diikuti pembentukan jaringan ikat kolagen. Pada
jaringan baru akan terbentuk jaringan parut atau kadang-kadang terjadi ruptur dari
chordae tendinen, oto papillaris, septum ventrikel. Sehingga pada katup
menimbulkan bentuk katup yang abnormal, dan berpengaruh terahdap fungsinya.
Permukaan maupun bentuk katup yang abnormal/caca ini akan memudahkan
terjadinya infeksi ulang. Vegetasi tersebut dapat terlepas dan menimbulkan
5
emboli diberbagai organ. Pasien dengan endokarditis biasanya mempunyai titer
antibodi terhadap mikroorganisme penyebab, hal tersebut akan membentuk
immune complexes, yang menyebabkan gromerulonephritis, arthritis, dan
berbagai macam manifestasi kelainan mucocutaneus, juga vasculitis.
I.6. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik akan tampak pada 2 minggu setelah terjadi faktor
presipitasi. Onset biasanya gradual dengan gejala panas yang tak terlalu tinggi ini
terjadi bila patogenitas kuman rendah. Bila kuman mempunyai patogenitas tinggi
onsetnya akut dengan panas yang tinggi. Secara umum manifestasi klinik dari
infeksi endokarditis terbagi menjadi 4:
1. Kegagalan jantung kongestif, ini merupakan 50-70% dari kasus yang
disebabkan kerusakan katup jantung. Infeksi dapat menyebar ke bagian
jantung yang lain dan menimbulkan miokarditis, miokardial abses, kelainan
irama, perikarditis purulenta. Pada pemeriksaan didapatkan nadi yang cepat
karena panas atau penurunannya fungsi jantung. Irregularitas pada irama
menunjukkan terjadinya absces dekat dengan sistim konduksi. Adanya trias,
yang terdiri panas, anemia, bising pada jantung menunjukkan kecurigaan
adanya endokarditis. Bising tersebut karena adanya regurgitas dari katup
mitral atau aorta, yang tersering adanya mitral insuffisiensi ataupun aorta
insuffisiensi.
2. Phenomena emboli merupakan 30-40% kasus, ini merupakan akibat dari
terlepasnya vegetasi dari jantung, tergantung ukuran dan jumlah embolusnya
dapat mengenai pembuluh, darah besar atau menyebabkan mikro emboli yang
diffuse kesusunan syaraf pusat atau organ lain. Emboli kesusunan syaraf
50%, ke organ abdominal 40%, ke organ yang lain 10% antara lain
menyebabkan Janeway lession.
3. Bakteriemia, menyebabkan gejala-gejala umum seperti panas berkeringat,
kehilangan nafsu makan, anemia, splenomegali, metastase infeksi ketempat
yang jauh. Gejala lain yang mencurigakan ialah: kelemahan umum, nyeri
kepala, punggung, artralgia
4. Reaksi immunologi menyebabkan terjadinya hypergamaglobulin, pembentukan
immune complex, rhematoid faktor (+), semakin lama infeksi endokarditisnya,
6
semakin tinggi kadar immune complexnya, ini menyebabkan terjadinya
petechiae. Pada pemeriksaan fisik pasen endokarditis akan didapatkan gejala-
gejala infeksi berupa panas, berkeringat, menggigil, pasen tampak lemah,
penurunan berat badan. Anemia sedang sampai berat sehingga pasen tampak
pucat. Vaskular phenomena akan tampak menyolok, dengan didapatkan
pethechide pada pembuluh adrah kulit dan pembrana mukosa, ataupun karena
fragilitas kapiler, ini dapat pula ditimbulkan dengan teyrniquet test. Bila
kumannya pathogen maka dapat pula terjadi DIC. Splinter haermorhage,
tampak sebagai garis-garis tipis kemeraham di bawah kuku tetapi tidak
mencapai ujung kuku, hal ini karena mikro emboli pada pembuluh darah
kapiler dibawah kuku. Osler’s node merupakan nodul lunak kemerahan yang
nyeri biasanya dijumpai jari-jari tangan, ini karena proses inflamasi disekitar
daerah distal arterial yang mengalami emboli, sehingga pada phase akut dapat
dijumpai kuman penyebab didaerah ini. Juga diduga karena immuologi,
terutama pada kasus sub akut.
5. Janeway lesions, merupakan bintik-bintik merah yang tak nyeri, pada
penekanan tampak pucat dengan ukuran < 5 mm. Biasanya terletak ditelapak
tangan atau kaki. Clubbing finger, ini terjadi 10% dari kasus emboli.
Penurunan / menghilangnya pulsus arteri di extremitas, ini menunjukkan
adanya penyumbatan daro arteri besar oleh fragment vegetasi. Gejala lain yang
dapat timbul yaitu infark lien, ginjal, usus, yang ditandai adanya rasa nyeri,
seperti akut abdominal, peritonitis. Myokard infark dapat terjadi karena
tersumbatnya arteri koronaria yang dapat menyebabkan payah jantung dan
kematian. Komplikasi neurologi akan memperberat lagi keadaan pasen
endokarditis. Manifestasi klinik lain yang mungkin terjadi: arthritis,
glomerulonephritis, tenosynevitis, clubbing finger, gejala-gejala uremia,
proteinuria, hematuria.
II.7. Klasifikasi
- akut
- subakut
- kronik
Klasifikasi berdasarkan kondisi jantung, lokasi intracardiac device.
7
II.8. Diagnosis
1. anamnesis : demam, menggigil, sesak napas, batuk, nyeri dada, mual, muntah,
penurunan berat badan dan nyeri sendi
2. pemeriksaan fisik
Murmur yang khas adalah blowing holosistolik pada garis sternal kiri
bawah dan terdengar lebih jelas pada saat inspirasi
Fenomena emboli, splenomegali, clubbing, ptekie, lesi retina (roth spots)
3. pemeriksaan laboratorium
Kultur darah yang positif merupakan kiteria diagnostik utama untuk memberikan
petunjuk sensitivitas antimikroba. Identifikasi mikroorganisme penyebab infeksi
endokarditis dan sebagai pedoman pengobatan. Kasus infeksi endokarditis yang
hasil kulturnya negatif kemungkinan adanya penggunaan antibiotik sebelum
terdiagnosis infeksi endokarditis. Pemeriksaan lainya dapat menggunakan tes
serologi, PCR, dan teknik khusus identifikasi mikroba patogen.
3. pemeriksaan ekokardiografi
Ekokardiografi sangat berguna dalam menegakan diagnosis terutama jika
kultur darah negatif.
Kiteria dukeKiteria mayor1. kultur darah (+)
A. Mikroorganisme khas yang konsisten dari 2 kultur darah terpisahB. Mikroorganisme konsisten dengan dari kultur darah (+)
≥ 2 kultur dari sampel darah di ambil terpisah > 12 jam2. bukti keterlibatan endokardial
A. Ekokardiogram (+)(i) massa intrakardiak oscillating pada katup(ii) abses
B. Regurgitasi valvular yang baru terjadi
Kiteria minor1. predisposisi : kondisi jantung atau pengguna obat IV2. demam : suhun ≥ 38⁰C3. fenomena vaskular : emboli arteri besar, infark pulmonal septik, anuarisme, perdarahan intrakranial, perdarahan konjungtiva dan lesi jane way4. fenomena imunologis : glomerulonefritis, osler’ nodes. Roth spots5. bukti mikrobilogi : kultur darah (+) tetapi tidak memenuhi kiteria mayor6. bukti ekokardiografi: konsinten dengan RI tetapi tidak memenuhi kiteria
8
- 2 kiteria mayor- 1 kiteria mayor 3 kiteria minor- 5 kiteria minor
II.9. Penatalaksanaan
Pengobatan pada pasien infeksi endokarditis harus menyediakan team
yang disiplin dan ahli di bidang kardiologi, operasi cardiac dan penyakit infeksi.
Berhasilnya pengobatan tegantung eradikasi agen penyebabnya. Yang dimana
membutukan perpanjang pengobatan antibiotik baktersidal. Kontribusi operasi
bertujuan menghilangkan materi infeksi dan drainase abses.
1. Antibiotik
- Antibiotik yang diberikan pada terapi empiris berdasarkan pola kuman
serta resistensi obat pada daerah tertentu yang evidence based. Pada
endokarditis antibiotik yang dipilih harus spektrum luas. Terapi empiris ini
biasanya hanya diperlukan beberapa hari sambil menunggu hasil tes
sensitivitas yang akan menentukan memodifikasi terapi. Seftriakson 1x2
mg IV selama 4 minggu, Siprofloksasin 2x750 mg dan rimfapisin 2x30 mg
selama 4 minggu
2. Surgikal
Intervensi surgikal dianjurkan pada beberapa keadaan antara lain :
Vegetasi menetap dengan ukuran > 10 mm
Regurgitasi aorta atau mitral akut dengan tanda-tand gagal ventrikel
Gagal jantung kongestif yang tidak responsif terhadap terapi medis
Perforasi atau ruptur katup
Abses besar walaupun terapi antimikroba adekuat
Bakterimia menetap
II.10. Komplikasi
Komplikasi endokarditis infektif dapat terjadi pada setiap organ :
1. jantung : katup jantungregurgitasi, gagal jantung, abses
2. paru : emboli paru, pneumonia, pneumotoraks, empiema, abses
3. ginjal : glomerulonefritis
4. otak : perdarahan subaraknoid, stroke emboli, infark serebral
9
BAB III
KESIMPULAN
Endokaditis infektif adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme dan menyerang pada permukaan endotel jantung, dan biasanya
paling banyak mengenai katup jantung. Penyebab infeksi endokarditis 80%
disebabkan Streptococci dan Staphylococci, dimana lebih sering disebabkan oleh
staphylococci. Pada pecandu narkoba intraveva dan pasien dengan katup
buatan/katup yang telah cacat, insidennya lebih tinggi. Antibiotik yang diberikan
pada terapi empiris berdasarkan pola kuman serta resistensi obat pada daerah
tertentu yang evidence based. Pada endokarditis antibiotik yang dipilih harus
spektrum luas. Terapi empiris ini biasanya hanya diperlukan beberapa hari sambil
menunggu hasil tes sensitivitas yang akan menentukan memodifikasi terapi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Harrison’s. Principles of International Medicine. 12 ed. 1991, p. 508-513
Hurst JW. The Heart. 6th ed. New York : Mc Graw Hill. 1986, p. 1130-1153
Joseph SA. Manual of Cardiovascular diagnosis and therapy. 1st ed.. Boston : Little Brown. 1980, p. 277-283
Sherwood, Lauralee. Sistem Kemih. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG ; 2001. p. 463 – 503.
Sudoyo, A. W dkk. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi V. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FK UI ; 2009. p. 1035 – 1040.
Silbernagl, S dan Lang, F. Gagal Ginjal kronis. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Cetakan I. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2007. p. 110 – 115.
Toole JF. Cerebro vascular disorders. New York : Raven Press. 1984, p. 172-173
Correa de Sa DD, Tleyjeh IM, Anavekar NS, et al. Epidemiological trends ofinfective endocarditis: a population-based study in Olmsted County, Minnesota. Mayo Clin Proc 2010;85:422-6. [Erratum,Mayo Clin Proc 2010;85:772.]
Duval X, Delahaye F, Alla F, et al. Temporal trends in infective endocarditis in the context of prophylaxis guidelinemodifications: three successive population- based surveys. J Am Coll Cardiol 2012;59:1968-76.
Fedeli U, Schievano E, Buonfrate D, Pellizzer G, Spolaore P. Increasing incidence and mortality of infective endocarditis: a population-based study through a record-linkage system. BMC Infect Dis 2011;11:48.
Federspiel JJ, Stearns SC, Peppercorn AF, Chu VH, Fowler VG Jr. Increasing US rates of endocarditis with Staphylococcusaureus: 1999-2008. Arch Intern Med 2012;172:363-5.
Sy RW, Kritharides L. Health care exposure and age in infective endocarditis: results of a contemporary populationbasedprofile of 1536 patients in Australia. Eur Heart J 2010;31:1890-7.
Murdoch DR, Corey GR, Hoen B, et al. Clinical presentation, etiology, and outcome of infective endocarditis in the 21st century: the International Collaboration on Endocarditis-Prospective Cohort Study. Arch Intern Med 2009;169:463-73.
11
Selton-Suty C, Célard M, Le Moing V, et al. Preeminence of Staphylococcus aureus in infective endocarditis: a 1-year population-based survey. Clin Infect Dis2012;54:1230-9.
Benito N, Miró JM, de Lazzari E, et al. Health care-associated native valve endocarditis: importance of non-nosocomial acquisition. Ann Intern Med 2009;150:586-94.
Tleyjeh IM, Abdel-Latif A, Rahbi H, et al. A systematic review of populationbased studies of infective endocarditis. Chest 2007;132:1025-35.
Fournier PE, Thuny F, Richet H, et al. Comprehensive diagnostic strategy for blood culture-negative endocarditis: a prospective study of 819 new cases. Clin Infect Dis 2010;51:131-40.
Houpikian P, Raoult D. Blood culturenegative endocarditis in a reference center: etiologic diagnosis of 348 cases. Medicine (Baltimore) 2005;84:162-73.
Stehbens WE, Delahunt B, Zuccollo JM. The histopathology of endocardial sclerosis. Cardiovasc Pathol 2000;9:161-73.
Brouqui P, Raoult D. Endocarditis due to are and fastidious bacteria. Clin Microbiol Rev 2001;14:177-207.
Bannay A, Hoen B, Duval X, et al. The impact of valve surgery on short- and longterm mortality in left-sided infective endocarditis: do differences in methodological approaches explain previous conflicting results? Eur Heart J 2011;32:2003-15.
Li JS, Sexton DJ, Mick N, et al. Proposed modifications to the Duke criteria for the diagnosis of infective endocarditis. Clin Infect Dis 2000;30:633-8.
Richet H, Casalta JP, Thuny F, et al. Development and assessment of a new early scoring system using non-specific clinical signs and biological results to identify children and adult patients with a high probability of infective endocarditis on admission. J Antimicrob Chemother 2008;62:1434-40.
Crawford MH, Durack DT. Clinical presentation of infective endocarditis. Cardiol Clin 2003;21:159-66.
Thuny F, Avierinos JF, Tribouilloy C, et al. Impact of cerebrovascular complications on mortality and neurologic outcome during infective endocarditis: a prospective multicentre study. Eur Heart J 2007;28:1155-61.
Sonneville R, Mirabel M, Hajage D, et al. Neurologic complications and outcomes of infective endocarditis in critically ill patients: the ENDOcardite en REAnimation prospective multicenter study. Crit Care Med 2011;39:1474-81.
12
Dickerman SA, Abrutyn E, Barsic B, et al. The relationship between the initiation of antimicrobial therapy and the incidence of stroke in infective endocarditis: an analysis from the ICE Prospective Cohort Study (ICE-PCS). Am Heart J 2007;154:1086-94.
Thuny F, Di Salvo G, Belliard O, et al. Risk of embolism and death in infective endocarditis: prognostic value of echocardiography:a prospective multicenter study. Circulation 2005;112:69-75. [Erratum, Circulation 2005;112(9):e125.]
Di Salvo G, Habib G, Pergola V, et al. Echocardiography predicts embolic events