, Referat New Fam

66
1 BAB I PENDAHULUAN Sel tumor adalah sel yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Perbedaan sifat sel tumor bergantung pada besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsinya, autonominya dalam pertumbuhan, dan kemampuannya mengadakan infiltrasi dan mengakibatkan metastasis. (7) Sel tumor berbentuk polimorfi dengan warna yang berbeda-beda (polikromasi) karena tingginya kadar asam nukleat dalam inti dan tidak meratanya distribusi kromatin inti. Inti sel relatif besar dengan rasio inti/sitoplasma yang lebih rendah. Insidensi mitosis lebih tinggi dan terdapat mitosis abnormal. Susunan sel tidak teratur (anaplastik). Sel tumor bersifat tumbuh terus tanpa batas sehingga makin lama makin besar dan

Transcript of , Referat New Fam

Page 1: , Referat New Fam

1

BAB I

PENDAHULUAN

Sel tumor adalah sel yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom

lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel

normal dalam bentuk dan strukturnya. Perbedaan sifat sel tumor bergantung pada

besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsinya, autonominya dalam

pertumbuhan, dan kemampuannya mengadakan infiltrasi dan mengakibatkan

metastasis.(7)

Sel tumor berbentuk polimorfi dengan warna yang berbeda-beda (polikromasi)

karena tingginya kadar asam nukleat dalam inti dan tidak meratanya distribusi

kromatin inti. Inti sel relatif besar dengan rasio inti/sitoplasma yang lebih rendah.

Insidensi mitosis lebih tinggi dan terdapat mitosis abnormal. Susunan sel tidak

teratur (anaplastik). Sel tumor bersifat tumbuh terus tanpa batas sehingga makin

lama makin besar dan mendesak jaringan sekitarnya. Pada neoplasma ganas,

selnya tumbuh sambil menyusup dan merembes ke jaringan sekitar. (9)

Selain bersifat menyusup, sel kanker dapat meninggalkan diri dari sel induknya

dan masuk ke pembuluh limfe atau pembuluh darah, terutama kapiler. Sehingga

terjadi penyebaran (metastasis) limfogen dan hematogen. (6)

Akhirnya sel ganas ini dapat merusak bentuk dan fungsi dari organ yang

bersangkutan. Tumor juga dapat menyumbat saluran tubuh dan mengakibatkan

obstruksi. Oleh karena kadang kecepatan tumbuh sel kanker tidak seimbang

Page 2: , Referat New Fam

2

dengan pasokan darah, sehingga terjadi nekrosis yang mengakibatkan ulkus di

permukaan tumor. (7,8)

Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab

sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh

hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae,

hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus

menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini adalah tumor

jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat

menjadi kanker atau tumor ganas. Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada

wanita usia muda, yaitupada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun.

Berdasarkan laporan dari NSWBreats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya

terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di

atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena

fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance,

fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih

dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya.

Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih

tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih

kecil dibanding pada usia muda. (9,10)

Di Amerika Serikat, fibroadenoma merupakan lesi payudara yang paling

umum, yang terjadi pada wanita dengan usia di bawah 40 tahun. Fibroadenoma

dapat terjadi pada wanita segala usia, selama masa reproduksi aktif dan mengecil

setelah menopause. Fibroadenoma jarang terjadi pada wanita postmenopause.

Page 3: , Referat New Fam

3

Prevalensi fibroadenoma pada wanita usia di atas 40 tahun kira-kira hanya 8 – 10

%. Sekitar 10 – 15 % kasus fibroadenoma merupakan multipel. Pada wanita

berkulit gelap, fibroadenoma lebih sering terjadi di usia lebih muda dibandingkan

wanita berkulit putih.(4,6)

Fibroadenoma merupakan hasil biopsi yang paling sering ditemukan di

Jamaica, yaitu sekitar 39,4% dari seluruh biopsi yang dilakukan, yang diikuti oleh

penyakit fibrokistik, sekitar 19, 3 %.(7)

Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini

menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui

pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara

terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat. Masih

menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker

payudara dan lebih dari 700.000 meninggal karenanya. Belum ada data statistik

yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit

menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama di antara

kanker lainnya pada wanita. (17)

BAB II

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: , Referat New Fam

4

A. Embriologi Payudara

Payudara merupakan modifikasi kelenjar keringat yang berkembang menjadi

susunan yang komplek pada wanita, tetapi rudimenter pada pria. Berasal dari

penebalan epidermis pada permukaan ventral tubuh pada mudigah berumur 6

minggu. Penebalan bilateral timbul antara kuncup-kuncup ekstremitas atas dan

bawah (17)

Penebalan ini menjadi atrofik, kecuali bagian yang kelak menjadi puting susu.

Pada trimester kedua kehidupan janin gencel-gencel sel dari stratum basalis

epidermis tumbuh ke bawah dan menjadi duktus utama. Mula-mula padat, lalu

berlumen sehingga terbentuk duktus-duktus yang rudimenter yang akan meluas

pada daerah puting dan areola. Pada wanita pertumbuhan payudara waktu lahir

belum selesai, dan pertumbuhan berjalan terus hingga masa pubertas. Pada pria

pertumbuhan berhenti pada waktu lahir (17)

Pada wanita menjelang menarche pertumbuhan bertambah dengan timbulnya

percabangan duktus dan proliferasi stroma di antara duktus. Pada pubertas stroma

bertambah dan duktus terminal yang kecil tumbuh menjadi penonjolan keluar

kecil-kecil, berbentuk kantung yang buntu, yaitu kuncup-kuncup kelenjar

rudimenter (17)

B. Anatomi Payudara

Page 5: , Referat New Fam

5

Gambar.1. Anatomi Payudara

Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot

penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral

atas kelenjar payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya ke arah aksila,

disebut penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20

lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mamae, yang

disebut duktus lactiferous. Di antara kelenjar susu dan fasia pectoralis, juga di

antara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Di antara

Page 6: , Referat New Fam

6

lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang memberi

rangka untuk payudara (17)

Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari

a.mamaria interna, a.torakalis lateralis yang bercabang dari a.aksilaris, dan

beberapa a.interkostalis (17)

Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.

interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sediri diurus oleh saraf simpatik. Ada

beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan

mati rasa pasca bedah, yakni n.interkostobrakialis dan n.kutaneus brakius medialis

yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas. Pada

diseksi aksila, saraf ini sedapat mungkin disingkirkan sehingga tidak terjadi mati

rasa di daerah tersebut (17)

Saraf n.pektoralis yang mengurus m.pektoralis mayor dan minor, n.

torakodorsalis yang menguurus m.latisimus dorsi, dan n.torakalis longus yang

mengurus m.serratus anterior sedapat mungkin dipertahankan pada mastektomi

dengan diseksi aksila (17)

Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke

kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula

penyaliran yang ke kelenjar interpektoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50

(berkisar dari 10-90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri

dan vena brakialis. Saluran limfe dari seluruh payudara menyalir ke kelompok

anterior aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat

Page 7: , Referat New Fam

7

sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal bagian

kaudal dalam fosa supraklavikuler (17)

Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju

ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila

kontralateral, ke m.rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati,

pleura, dan payudara kontralateral (17)

C. Histologis dan Fisiologi Payudara

Payudara merupakan kelenjar tubuloalveoler yang bercabang-cabang, terdiri

atas 15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus mem-

punyai duktus ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu,

disebut duktus laktiferus, yang dilapisi epitel gepeng berlapis. Sekresi dilakukan

oleh kelenjar yang dilapisi oleh membrana basalis, mioepitel dan epitel kuboid

selapis/epitel torak selapis yang rendah, lalu ke duktus alveolaris yang dilapisi

epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir

pada puting susu (17)

Ada 3 hal flsiologik yang mempengaruhi payudara yaitu:

1. pertumbuhan dan involusi berhubung dengan usia

2. perubahan berhubung dengan siklus haid

3. perubahan karena kehamilan dan laktasi

Page 8: , Referat New Fam

8

1. Pertumbuhan dan involusi

Kelenjar payudara berasal dari penebalan epidermis. Menjelang menarche,

maka pertumbuhan bertambah dengan dibentuknya percabangan duktus dan

proliferasi stroma di antara duktus dan pada pubertas terjadi pertambahan

stroma dan duktus terminal yang kecil tumbuh menjadi alveolus-alveolus. Pada

saat menopause, payudara mengecil dan kurang padat. Pada usia ini tampak

pengurangan jumlah dan besarnya lobulus serta tampak pertambahan jaringan

elastik (17)

2. Perubahan karena siklus haid

Sama dengan endometrium maka payudara juga dipengaruhi siklus haid.

Pada masa proliferasi, setelah haid, pengaruh estrogen yang meningkat

mengakibatkan proliferasi duktus dan epitel alveolus, duktus melebar dan

hipertrofik. Setelah ovulasi, akibat pengaruh progesteron, stroma menjadi

sembab dan bertambah selnya. Pada masa haid, akibat kadar estrogen dan

progesteron yang menurun, terjadi kerusakan sel. epitel, atrofi jaringan ikat,

edema jaringan interstisium menghilang, pengecilan duktus dan kelenjar (17)

3. Perubahan karena kehamilan dan laktasi

Beberapa saat setelah konsepsi, akibat kehamilan akan tampak pada

payudara. Payudara akan menjadi penuh dan padat. Kelenjar payudara

membesar oleh karena lobulus ukuran dan jumlahnya bertambah. Jaringan

payudara seluruhnya terdiri atas unsur kelenjar, sehingga menyerupai pankreas,

sedangkan stroma hanya sedikit. Kelenjar dilapisi oleh epitel kuboid selapis

Page 9: , Referat New Fam

9

dan pada trimester ketiga tampak adanya sekret. Vakuol lemak tampak dalam

sel, dan segera setelah partus sekresi susu terjadi (17)

Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi oleh hormone,

perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa

fertilitas, masa klimacterium, sampai masa menopause. Sejak pubertas, pengaruh

estrogen dan progesterone yang diproduksi ovarium dan hormone hipofisis

menyebabkan duktus laktiferus berkembang. Perubahan kedua adalah perubahan

yang sesuai dengan siklus menstruasi, sekitar hari ke delapan menstruasi,

payudara menjadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi terjadi

pembesaran maksimal bahkan dapat timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.

Selama beberapa hari menjelang menstruasi ini payudara menjadi tegang dan

nyeri sehingga pada pemeriksaan fisik terutama palpasi, tidak dilakukan. Pada

waktu ini pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar

terlalu besar, tetapi setelah menstruasi pemeriksaan ini dapat dilakukan (Hidayat

S., 1997). penyaliran yang ke kelenjar interpektoralis. Pada aksila terdapat rata-

rata 50 (berkisar dari 10-90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang

arteri dan vena brakialis. Saluran limfe dari seluruh payudara menyalir ke

kelompok anterior aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam,

yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal

bagian kaudal dalam fosa supraklavikuler (17)

Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju

ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila

Page 10: , Referat New Fam

10

kontralateral, ke m.rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati,

pleura, dan payudara kontralateral (17)

4. Definisi Tumor Payudara

Secara onkologi (cabang ilmu kedokteran yang mempelajari perihal kanker),

tumor payudara atau neoplasma adalah suatu pertumbuhan jaringan atau sel secara

abnormal yang liar pada payudara (18)

5. Jenis Tumor

Tumor pada payudara, secara umum dibagi 2 yaitu :

1. Fibroadenoma Mammae (FAM)

2. Tumor Ganas (Ca Mammae)

Page 11: , Referat New Fam

11

1. FIBROADENOMA MAMMAE (FAM)

a. Definisi

Fibroadenoma merupakan tumor jinak pada payudara yang paling umum

ditemukan. Fibroadenoma terbentuk dari sel – sel epitel dan jaringan ikat, dimana

komponen epitelnya menunjukkan tanda – tanda aberasi yang sama dengan

komponen epitel normal. Etiologi penyakit ini belum diketahui secara pasti.

Namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitas estrogen. Fibroadenoma pertama

kali terbentuk setelah aktivitas ovarium dimulai dan terjadi terutama pada remaja

muda.(1,2,3,4,5,6)

Fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita muda, terutama dengan usia di

bawah 30 tahun dan relatif jarang ditemukan pada payudara wanita

postmenopause. Tumor ini dapat tumbuh di seluruh bagian payudara, namun

tersering pada quadran atas lateral. Penyakit ini bersifat asimptomatik atau hanya

menunjukkan gejala ringan berupa benjolan pada payudara yang dapat

digerakkan, sehingga pada beberapa kasus, penyakit ini terdeteksi secara tidak

sengaja pada saat pemeriksaan fisik. Penanganan fibroadenoma adalah melalui

pembedahan pengangkatan tumor. Fibroadenoma harus diekstirpasi karena tumor

jinak ini akan terus membesar.(2, 3, 5, 6)

Page 12: , Referat New Fam

12

Gambar 2. Juveline Fibroadenoma, pada remaja usia 13 tahun. Menstruasi dimulai sejak tiga bulan yang lalu. Sembilan bulan sebelumnya, ukuran kedua payudara relatif sama. Pembesaran yang cepat pada payudara kanan mengacu pada tumor halus tanpa kapsul dengan ukuran 20 x 15 x 15 cm. Pengangkatan tumor dengan curved incision (3)

b. Etiologi

Penyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui. Namun, terdapat beberapa

faktor yang dikaitkan dengan penyakit ini, antara lain peningkatan mutlak

aktivitas estrogen, yang diperkirakan berperan dalam pembentukannya. Selain itu,

diperkirakan terdapat prekursor embrional yang dormant di kelenjar mammaria

yang dapat memicu pembentukan fibroadenoma yang akan berkembang

mengikuti aktivitas ovarium.(2,3)

c. Patofisiologi

Fibroadenoma adalah tumor jinak yang menggambarkan suatu proses

hiperplasia dan proliferasi pada satu duktus terminal, perkembangannya

dihubungkan dengan suatu proses aberasi perkembangan normal. Penyebab

proliferasi duktus tidak diketahui, diperkirakan sel stroma neoplastik

mengeluarkan faktor pertumbuhan yang memengaruhi sel epitel. Peningkatan

mutlak aktivitas estrogen, diperkirakan berperan dalam pembentukannya. Kira –

kira 10% fibroadenoma akan menghilang secara spontan tiap tahunnya dan

Page 13: , Referat New Fam

13

kebanyakan perkembangan fibroadenoma berhenti setelah mencapai diameter 2 –

3 cm. Fibroadenoma hampir tidak pernah menjadi ganas.(2,4)

Fibroadenoma jarang ditemukan pada wanita yang telah mengalami

postmenopause dan dapat terbentuk gambaran kalsifikasi kasar. Sebaliknya,

fibroadenoma dapat berkembang dengan cepat selama proses kehamilan, pada

terapi pergantian hormon, dan pada orang – orang yang mengalami penurunan

kekebalan imunitas, bahkan pada beberapa kasus, dapat menyebabkan keganasan.

Pada pasien – pasien yang mengalami penurunan kekebalan tubuh, perkembangan

fibroadenoma berkaitan dengan infeksi virus Epstein-Barr.(4)

Fibroadenoma terbagi atas Juvelline Fibroadenoma, yang terjadi pada wanita

remaja dan Myxoid Fibroadenoma yang terjadi pada pasien dengan Carney

complex. Carney complex merupakan suatu sindrom neoplasma autosomal

dominan yang terdiri atas lesi pada kulit dan mukosa, myxomas dan kelainan

endokrin.(4)

d. Gejala Klinis

Fibroadenoma pada sebagian besar penderita tidak menunjukkan gejala dan

terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan fisik. Pertumbuhan fibroadenoma relatif

lambat dan hanya menunjukkan sedikit perubahan ukuran dan tekstur dalam

beberapa bulan. Fibroadenoma memiliki gejala berupa benjolan dengan

permukaan yang licin dan merah. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, tetapi

kadang dirasakan nyeri bila ditekan.(3,5)

e. Pemeriksaan Fisik

Page 14: , Referat New Fam

14

Secara klinik, fibroadenoma biasanya bermanifestasi sebagai massa soliter,

diskret, dan mudah digerakkan, selama tidak terbentuk jaringan fibroblast di

sekitar jaringan payudara, dengan diameter kira-kira 1 – 3 cm, tetapi ukurannya

dapat bertambah sehingga membentuk nodul dan lobus. Fibroadenoma dapat

ditemukan di seluruh bagian payudara, tetapi lokasi tersering adalah pada quadran

lateral atas payudara. Tidak terlihat perubahan kontur payudara. Penarikan kulit

dan axillary adenopathy yang signifikan pun tidak ditemukan.(2,3,11)

f. Pemeriksan Histopatologi

Secara makroskopis, semua tumor teraba padat dengan warna cokelat – putih

pada irisan, dengan bercak – bercak kuning – merah muda yang mencerminkan

daerah kelenjar.(2)

Gambar 3. Makroskopik Fibroadenoma Payudara

Secara histologis, tumor terdiri atas jaringan ikat dan kelenjar dengan

berbagai proporsi dan variasi. Tampak storma fibroblastik longgar yang

mengandung rongga mirip duktus berlapis sel epitel dengan ukuran dan bentuk

yang beragam. Rongga yang mirip duktus atau kelenjar ini dilapisi oleh satu atau

Page 15: , Referat New Fam

15

lebih lapisan sel yang reguler dengan membran basal jelas dan utuh. Meskipun di

sebagian lesi duktus terbuka, bulat hingga oval dan cukup teratur (fibroadenoma

perikanalikularis), sebagian lainnya tertekan oleh proliferasi ekstensif stroma

sehingga pada potongan melintang rongga tersebut tampak sebagi celah atau

struktur ireguler mirip – bintang (fibroadenoma intrakanalikularis).(2, 11)

Gambar 4. Gambaran Mikroskopik Fibroadenoma

g. Pemeriksaan radiologik

1. Mammografi

Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma digambarkan sebagai massa

berbentuk bulat atau oval dengan batas yang halus dan berukuran sekitas 4 – 100

mm. Fibrodenoma biasanya memiliki densitas yang sama dengan jaringan

kelenjar sekitarnya, tetapi, pada fibroadenoma yang besar, dapat menunjukkan

densitas yang lebih tinggi. Kadang-kadang, tumor terdiri atas gambaran

kalisifikasi yang kasar, yang diduga sebagai infraksi atau involusi. Gambaran

kalsifikasi pada fibroadenoma biasanya di tepi atau di tengah berbentuk bulat,

oval atau berlobus – lobus. Pada wanita postmenopause, komponen fibroglandular

Page 16: , Referat New Fam

16

dari fibroadenoma akan berkurang dan hanya meninggalkan gambaran kalsifikasi

dengan sedikit atau tanpa komponen jaringan ikat.(4,11,12)

Gambar 5. Gambaran mamografi fibroadenoma. Tampak massa yang berbentuk bulat dan berbatas tegas (13)

Gambar 6. Gambaran Mamografi Fibroadenoma. Kalsifikasi pada degenerasi fibroadenoma, tampak gambaran kalsifikasi kasar pada 2 degenaerasi fibroadenoma, tanda panah menunjukkan komponen haringan lunak yang terlihat sebagai satu massa (14)

Gambar 7. Mamografi Fibroadenoma. Tampak gambaran kalsifikasi fibroadenoma yang yang kasar dan membentuk gambaran Pop-corn Appearence (14).

Page 17: , Referat New Fam

17

2. Ultrasonografi (USG)

Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas, berbentuk

bulat, oval atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar dibandingkan dengan

diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya homogen dan ditemukan

gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic. Gambaran echogenic kapsul yang

tipis, merupakan gambaran khas dari fibroadenoma dan mengindikasikan lesi

tersebut jinak. Fibroadenoma tidak memiliki kapsul, gambaran kapsul yang

terlihat pada pemeriksaan USG merupakan pseudocapsule yang disebabkan oleh

penekanan dari jaringan di sekitarnya.(4,11)

Gambar 8. Gambaran USG Fibroadenoma. Tampak massa hipoechoic yang rata, batas tegas pada sebagian lobus merupakan khas dari fibroadenoma. (4)

Page 18: , Referat New Fam

18

3. Magnetic Resonances Imaging (MRI)

Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma tampak sebagi massa bulat atau oval

yang rata dan dibandingkan dengan menggunakan kontras gadolinium-based.

Fibroadenoma digambarkan sebagai lesi yang hypointense atau isointense, jika

dibandingkan dengan jaringan sekitarnya dalam gambaran T1-weighted dan

hypointense and hyperintense dalam gambaran T2-weighted.(4)

Gambar 9. Seorang wanita 47 tahun, dengan lesi 1cm yang terohat dari mamografi. Dari pemeriksaan USG dan FNA, menujukkan gambaran fibroadenoma. Pemeriksaan dengan MRI post-contras, memperlihatkan penyerapan yang cepat tanpa pembersihan, yang merupakan ciri khas dari fibroadenoma (15)

h. Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari fibroadenoma, antara lain :

a) Cystosarcoma Phyllodes.

Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan diperkirakan berasal dari

stroma intralobulus. Tumor ini berdiameter kecil, sekitar 3 – 4 cm, tetapi

sebagian besar terus tumbuh dan membesar sehingga menyebabkan payudara

Page 19: , Referat New Fam

19

membesar. Tumor ini terdapat pada semua usia, namun kebanyakan

ditemukan pada usia 45 tahun. Gambaran radiologis (mammografi) dari

tumor ini berupa massa berbentuk bulat dan berbatas tegas.(2,5,13)

Gambar 10. Mamografi Cystosarcoma Phyllodes. Tampak massa berbatas tegas tanpa kalsifikasi (14)

Gambaran USG tumor ini, pada umumnya hipoechoic dengan batas yang

masih tegas, echo-internal dapat homogen atau sedikit inhomogen serta adanya

penyangatan akustik posterior lemah, hal ini mungkin disebabkan struktur kistik

pada tumor tersebut.(16)

Gambar 11. Gambaran USG Cystosarcoma Phylloides. Lesi hypoechoic tampak besar , berlobulasi dengan echo-internal inhomogen, sering ampak struktur anechoic yang menandakan adanya proses degeneresi kistik. (16)

Page 20: , Referat New Fam

20

b) Kista Payudara.

Kista payudara dapat berasal dari adenosis, ketika lamina duktus dan

acini mengalami dilatasi dan dibatasi oleh jaringan epitel. Gambaran

mamografinya berupa massa bulat atau oval yang berbatas tegas. Tepi kista

ini dapat berbatasan dengan jaringan fibroglandular, baik sebagian maupun

seluruhnya.(11)

Gambar 12. Gambaran Mamografi Kista Payudara. Tampak massa bulat atau oval dengan densitas yang lebih terang dibandingkan dengan parenkim payudara. (13)

Gambaran USG pada kista adalah lesi dengan bentuk bulat atau oval,

mempunyai batas tegas dan teratur, an-echoic dan adanya penyangatan akustik

posterior.(16)

Gambar 13. Gambaran USG Kista Payudara. Tumor ini akan tampak sebagai suatu lesi an-echoic dengan batas teratur serta tampak penyangatan akustik posterior. (16)

c) Papilloma.

Page 21: , Referat New Fam

21

Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di

bawah areola mamma. Papilloma memberikan gejala berupa sekresi cairan serous

atau berdarah, adanya tumor subareola kecil dengan diameter beberapa milimeter

atau retraksi puting payudara (jarang ditemukan). Biasanya, ukuran lesi papilloma

sangat kecil, hanya beberapa milimeter, sehingga pada mamografi, terlihat

gambaran sedikit pengembungan atau normal dari duktus retro-areolar. .(2,5,11)

Gambar 14. Mamografi Papilloma. Tampak gamabran heterogen dari payudara dengan kalsifikasi yang menyebar tanpa gambaran massa (14)

Gambaran USG kelainan ini adalah suatu lesi intraduktal dengan pelebaran

duktus laktiferus.(16)

Gambar 15. Gambaran USG Papiloma. Tampak lesi iso-echoic dengan pelebaran duktus laktiferus. (14)

i. Penatalaksanaan

Page 22: , Referat New Fam

22

Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk fibroadenoma.

Operasi dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk memelihara fungsi payudara

dan untuk menghindari bekas luka. Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan

ukuran dan lokasi dari lesi di payudara. terdapat 3 tipe insisi yang biasa

digunakan, yaitu (3)

1. Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.

2. Circumareolar Incision

3. Curve/Semicircular Incision

Tipe insisi yang paling sering digunakan adalag tipe radial. Tipe

circumareolar, hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi

hanya memberikan pembukaan yang terbatas. Tipe ini digunakan hanya untuk

fibroadenoma yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar 2 cm di sekitar batas

areola. Semicircular incision biasanya digunakan untuk mengangkat tumor yang

besar dan berada di daerah lateral payudara.(3)

j. Prognosis

Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun penderita mempunyai resiko yang

tinggi untuk menderita kanker payudara. bagian yang tidak diangkat harus

diperiksa secara teratur.(6)

2. TUMOR GANAS PAYUDARA

a. Definisi Tumor ganas (Ca Mammae)

Page 23: , Referat New Fam

23

Tumor ganas atau kanker adalah benjolan yang sifatnya ganas, merusak,

pertumbuhan sel sangat cepat dan dapat berpindah tempat (metastasis). Sel kanker

bersifat ganas karena sifatnya yang merusak jaringan dan organ disekitarnya

sehingga menimbulkan rasa nyeri bagi penderita. (17)

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan

mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,

cepat dan tidak terkendali. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae)

didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari

parenchyma.(18)

b. Faktor Resiko

Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat

banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker

payudara antara lain (Gani, 1995) :

1.  Faktor reproduksi.

Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker

payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur

lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker

payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya

haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of

initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional,

payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25%

Page 24: , Referat New Fam

24

kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan

awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.(19)

2.  Penggunaan hormon.

Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan

dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan

kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen

replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat

risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang

menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk

mengalami kanker payudara sebelum menopause. (19)

3.  Penyakit fibrokistik.

Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada

peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma,

risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik,

risiko meningkat hingga 5 kali. (19)

4.  Obesitas.

Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan.

Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker

payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita obes. (19)

5.  Konsumsi lemak.

Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker

payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang

Page 25: , Referat New Fam

25

konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara

pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.(19)

6.   Radiasi.

Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas

meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang

dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier

dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur. (19)

7.   Riwayat keluarga dan faktor genetik.

Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat

penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat

peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker

payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan

dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan

terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar

60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. (19)

c. Patofisiologi

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang

disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:

1. Fase Inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang

memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan

oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus,

radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan

Page 26: , Referat New Fam

26

yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan

lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu

karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih

peka untuk mengalami suatu keganasan. (20)

2. Fase Promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah

menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh

oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan

(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen). (20)

d. Klasifikasi, Stadium, Sistem TNM, dan Jalur Penyebarannya

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat

mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh

manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar

maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau

kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus

dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang

lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan

dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium,

namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan

klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union

Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint

Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer

Page 27: , Referat New Fam

27

Society dan American College of Surgeons). TNM merupakan singkatan dari "T"

yaitu tumor size atau ukuran tumor, "N" yaitu node atau kelenjar getah bening

regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan

M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan

dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA).(20)

Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :

T (tumor size), ukuran tumor:

T 0: tidak ditemukan tumor primer

T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm

T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm

T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau

dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau

bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di

luar tumor utama

N (node), kelenjar getah bening regional:

N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla

N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan

N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau

pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum

Page 28: , Referat New Fam

28

M (metastasis), penyebaran jauh:

M x: metastasis jauh belum dapat dinilai

M 0: tidak terdapat metastasis jauh

M 1: terdapat metastasis jauh

Klasifikasi kanker payudara menurut letak anatomisnya:

Karsinoma In Situ (20%) Karsinoma Invasif (80%) Karsinoma duktal in situ Karsinoma lobules in situ

In situ (hanya terlokalisis di tempat itu saja)

Karsinoma duktal Karsinoma lobulus Karsinoma papillaris Karsinoma tubulus Dll

Invasive (kanker telah menyebar ke daerah lain)

Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut

kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

Stadium 0

Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Non-invasive Cancer, yaitu kanker

tidak menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-kelenjar

(lobules) susu pada payudara.(20)

Stadium I

Tumor masih sangat kecil, diameter tumor terbesar kurang dari atau sama

dengan 2 cm dan tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional.(20)

Page 29: , Referat New Fam

29

Gambar 16. Stadium I Cancer

Stadium II A

Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tetapi terdapat metastasis

kelenjar limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral.

Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan

metastasis kelenjar limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral.

Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm dan tidak

ada metastasis ke kelenjar limfe regional.(17)

Gambar 17. Stadium II A

Stadium II B

Diameter tumor lebih dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm dan terdapat

metastasis kelenjar limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral.

Page 30: , Referat New Fam

30

Diameter tumor lebih dari 5 cm, tetapi tidak terdapat metastasis kelenjar

limfe regional.(17)

Gambar 18. Stadium II B

Stadium III A

Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan terdapat metastasis kelenjar

limfe di fosa aksilar ipsilateral yang terfiksasi dengan jaringan lain.

Diameter tumor lebih dari 5 cm dan terdapat metastasis kelenjar limfe di

fosa aksilar ipsilateral yang terfiksasi dengan jaringan lain.(17)

Gambar 19. Stadium III A

Page 31: , Referat New Fam

31

Stadium III B

Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan

bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast

Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di

ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.(17)

Gambar 20. Stadium III B

Stadium III C

Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe

infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis

kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau

metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral.(17)

Gambar 21. Stadium III C

Page 32: , Referat New Fam

32

Stadium IV

Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh,

yaitu: tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.(17)

Gambar 22. Stadium IV

e. Gejala Klinis

Karsinoma payudara biasanya mempunyai gambaran klinis sebagai berikut :

Terdapat benjolan keras yang lebih melekat atau terfiksir.

Tarikan pada kulit di atas tumor.

Ulserasi atau koreng.

Peau’d orange.

Discharge dari puting susu.

Asimetri payudara.

Retraksi puting susu.

Elovasi dari puting susu.

Pembesaran kelenjar getah bening ketiak.

Page 33: , Referat New Fam

33

Satelit tumor di kulit.

Eksim pada puting susu.

Edema.

Gambar 23. Gejala karsinoma payudara

Tanda dan Gejala Interpretasi

Nyeri

- Berubah dengan daur menstruasi Penyebab fisiologi seperti pada

tegangan pramenstruasi atau penyakit

fibrokistik

- Tidak tergantung daur menstruasi Tumor jinak, tumor ganas atau infeksi

Benjolan di payudara

- Keras Permukaan licin pada fibroadenoma

atau kista

Permukaan keras, berbenjol-benjol atau

melekat pada kanker atau inflamasi non-

enfektif

- Kenyal Kelainan fibrikistik

- Lunak Lipoma

Perubahan Kulit :

- Bercawak Sangat mencurigakan karsinoma

Page 34: , Referat New Fam

34

- Benjolan kelihatan Kista, karsinoma, fibroadenoma besar

- Kulit jeruk Di atas benjolan : kanker (tanda khas)

- Kemerahan Infeksi jika ganas

- Tukak Kanker lama (terutama pada orang tua)

Kelainan puting atau areola

Anamnesis merupakan wawancara lansung atau melalui perantara

sepengetahuan orang terdekat lain, tentang penyakit dan penderitanya (Andoko

Prawiro Atmodjo, 1987). Adanya benjolan pada payudara merupakan keluhan

utama dari penderita. Pada mulanya tidak merasa sakit, akan tetapi pada

pertumbuhan selanjutnya akan timbul keluhan sakit. Pertumbuhan cepat tumor

merupakan kemungkinan tumor ganas. Batuk atau sesak nafas dapat terjadi pada

keadaan dimana tumor metastasis pada paru. Tumor ganas pada payudara disertai

dengan rasa sakit di pinggang perlu dipikirkan kemungkinan metastasis pada

tulang vertebra. Pada kasus yang meragukan anamnesis lebih banyak diarahkan

pada indikasi golongan resiko (18)

Nyeri adalah fisiologis kalau timbul sebelum atau sesudah haid dan dirasakan

pada kedua payudara. Tumor-tumor jinak seperti kista retensi atau tumor jinak

lain, hampir tidak menimbulkan nyeri. Bahkan kanker payudara dalam tahap

permulaanpun tidak menimbulkan rasa nyeri. Nyeri baru terasa kalau infiltrasi ke

sekitar sudah mulai (18)

f. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik payudara harus dikerjakan secara halus, tidak boleh kasar

dan keras. Tidak jarang palpasi yang keras menimbulkan perdarahan atau nyeri

Page 35: , Referat New Fam

35

yang hebat dari penderita, tumor ganas tidak boleh dilakukan pemeriksaan fisik

yang berulang-ulang karena kemungkinan dapat mempercepat penyebaran.

a. Inspeksi

Pada inspeksi dapat dilihat dilatasi pembuluh-pembuluh balik di bawah kulit

akibat pembesaran tumor jinak atau ganas dibawah kulit (21)

Dapat dilihat juga :

- Puting susu tertarik ke dalam.

- Eksem pada puting susu.

- Edema.

- Peau d¡¦orange.

- Ulserasi, satelit tumor di kulit.

- Nodul pada axilla (Zwaveling, 1985).

b. Palpasi

Pemeriksaan dilakukan dengan tangan pasien di samping dan sesudah itu

tangan di atas dengan posisi pasien duduk. Palpasi harus meliputi seluruh

payudara, dari parasternal kearah garis aksila ke belakang, dari subklavikular

ke arah paling distal (21)

Gambar 24. Pemeriksaan Payudara.

Page 36: , Referat New Fam

36

Palpasi harus meliputi seluruh payudara, mulai dari parasternal ke arah garis aksila

ke belakang dan dari subklavikular ke arah paling distal. Palpasi dilakukan dengan

memakai 3-4 jari yang dirapatkan, palpasi payudara di antara dua jari harus

dihindarkan karena dengan cara ini kelenjar payudara normalpun teraba seperti massa

tumor. Palpasi dimulai dari bagian perifer sampai areola mammae dan papilla

mammae, apabila terdapat massa maka perlu dievaluasi tentang : 1) besar atau

diameter serta letak dan batas tumor dengan jaringan sekitarnya, 2) hubungan kulit

dengan tumor apakah masih bebas atau ada perlengketan, 3) hubungan tumor dengan

jaringan di bawahnya apakah bebas atau ada perlengketan, 4) kelenjar limfe di aksila,

infraklavikular, dan supraklavikular 5) adanya tumor satelit (20)

Gambar 25. Kelenjar Getah Bening (KGB) sekitar payudara.

g. Pemeriksaan sitologi

Pemeriksan sitologi dapat diperoleh sediaan dari pungsi jarum halus serta dapat

menentukan apakah akan segera disiapkan pembedahan dengan sediaan beku atau

akan dilakukan pemeriksaan yang lain atau akan langsung dilakukan ekstirpasi.

Hasil positif pada pemeriksaan sitologi bukan indikasi untuk bedah radikal sebab

Page 37: , Referat New Fam

37

hasil negatif palsu sering terjadi (18). Dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa

kanker payudara melalui tiga cara :

Pemeriksan sekret dari puting susu.

Pemeriksaan sediaan tekan (Sitologi Imprint).

Aspirasi jarum halus (Fine needle aspiration).

Biopsi

Biopsi insisi ataupun eksisi merupakan metoda klasik yang sering

dipergunakan untuk diagnosis berbagai tumor payudara. Biopsi dilakukan dengan

anestesi lokal ataupun umum tergantung pada kondisi pasien. Apabila

pemeriksaan histopatologi positif karsinoma, maka pada pasien kembali ke kamar

bedah untuk tindakan bedah terapetik (17)

Gambar 26. sel2nya vesikuler. Tidak ada stroma jaringan ikat. Muskularis --> sel tumor udah menembus membrana basalis, udah menginvasi

h. Pemeriksaan Radiologi

1. USG (Ultrasonografi)

USG ini sangat menguntungkan karena memiliki keuntungan yaitu tidak

mempergunakan sinar pengion sehingga tidak ada bahaya radiasi dan pemeriksaan

Page 38: , Referat New Fam

38

bersifat non invasif, relatif mudah dikerjakan, serta dapat dipakai berulang-ulang.

USG biasanya dapat untuk membedakan tumor padat dan kiste pada payudara

serta untuk menentukan metastasis di hati. USG ini berperan terutama untuk

payudara yang padat pada wanita muda, jenis payudara ini kadang-kadang sulit

dinilai dengan mammografi. (20)

Gambaran Ca mammae secara USG, ialah :

1. Lesi dengan batas tegas dan tidak teratur.

2. Struktur echo internal lemah dan heterogen.

3. Batas echo anterior lesi kuat, posterior lesi lemah sampai tak ada.

Gambar 27. USG Ca Mammae pada payudara kanan.

2. Mammografi

Mammografi adalah foto roentgen payudara yang menggunakan peralatan

khusus yang tidak menyebabkan rasa sakit dan tidak memerlukan bahan kontras serta

dapat menemukan benjolan yang kecil sekalipun. Tanda berupa makrokalsifikasi

tidak khas untuk karsinoma, bila secara klinis curiga terdapat tumor dan pada

mammografi tidak ditemukan apa-apa maka pemeriksaan dapat dicoba dengan cara

biopsi jaringan, demikian juga bila mammografi positif tetapi secara klinis tidak

Page 39: , Referat New Fam

39

dicuriga adanya tumor maka dapat dilanjutkan dengan biopsi di tempat yang

ditunjukkan oleh foto tersebut. Mammogram pada masa pramenopause kurang

bermanfaat karena gambaran kanker di antara jaringan kelenjar kurang tampak

(Hidayat S., 1997).

Gambar 28. Tampak lesi dengan densitas tinggi. Tampak penebalan dan retraksi kulit berdekatan dengan lesi tersebut.

i. Penatalaksanaan

1. Terapi bedah/Mastektomi

Pasien yang pada awal terpi termasuk stadium 0, I, II dan sebagian stadium III

disebut kanker mammae operable. Pola operasi yang sering dipakai adalah (21):

1) Mastektomi radikal

Tahun 1890 Halsted pertama kali merancang dan memopulerkan operasi

radikal kanker mammae, lingkup reseksinya mencakup kulit berjarak minimal 3

cm dari tumor, seluruh kelenjar mammae, m.pectoralis mayor, m.pectoralis minor,

dan jaringan limfatik dan lemak subskapular, aksilar secara kontinyu enblok

reseksi.

2) Mastektomi radikal modifikasi

Page 40: , Referat New Fam

40

Lingkup resseksi sama dengan teknik radikal, tapi mempertahankan

m.pektoralis mayor dan minor (model Auchincloss) atau mempertahankan

m.pektoralis mayor, mereseksi m.pektoralis minor (model Patey). Pola operasi ini

memiliki kelebihan antara lain memacu pemulihan fungsi pasca operasi, tapi sulit

membersihkan kelenjar limfe aksilar superior.

3) Mastektomi total

Hanya membuang seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar

limfe. Model operasi ini terutama untuk karsinoma in situ atau pasien lanjut usia.

4) Mastektomi segmental plus diseksi kelenjar limfe aksilar

Secara umum ini disebut dengan operasi konservasi mammae. Biasanya dibuat

dua insisi terpisah di mammae dan aksila. Mastektomi segmental bertujuan

mereseksi sebagian jaringan kelenjar mammae normal di tepi tumor, di bawah

mikroskop tak ada invasi tumor tempat irisan. Lingkup diseksi kelenjar limfe

aksilar biasanya juga mencakup jaringan aksila dan kelenjar limfe aksilar

kelompok tengah.

5) Mastektomi segmental plus biopsy kelenjar limfe sentinel

Metode reseksi segmental sama dengan di atas. kelenjar limfe sentinel adalah

terminal pertama metastasis limfogen dari karsinoma mammae, saat operasi

dilakukan insisi kecil di aksila dan secara tepat mengangkat kelenjar limfe

sentinel, dibiopsi, bila patologik negative maka operasi dihentikan, bila positif

maka dilakukan diseksi kelenjar limfe aksilar.

Untuk terapi kanker mammae terdapat banyak pilihan pola operasi, yang mana

yang terbaik masih controversial. Secara umum dikatakan harus berdasarkan

Page 41: , Referat New Fam

41

stadium penyakit dengan syarat dapat mereseksi tuntas tumor, kemudian baru

memikirkan sedapat mungkin konservasi fungsi dan kontur mammae.

2. Radiasi

Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker

dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel

kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini tubuh

menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi

hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil

cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kankerTidak

hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi

adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh

obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. Obat yang diberikan adalah

kombinasi Cyclophosphamide, Metotrexate dan 5-Fluorouracyl selama 6 bulan.

4. Terapi hormonal

Terapi hormonal diberikan jika penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh,

biasanya diberikan secara paliatif sebelum khemoterapi karena efek terapinya

lebih lama. Terapi hormonal paliatif dilakukan pada penderita pramenopause,

dengan cara ovarektomy bilateral atau dengan pemberian anti estrogen seperti

Tamoksifen atau Aminoglutetimid. Estrogen tidak dapat diberikan karena efek

sampingnya terlalu berat.

Page 42: , Referat New Fam

42

j. Pencegahan

Hampir setiap epidemiologi sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif

bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini.

Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:

1. Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk

promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya

menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan

melaksanakan pola hidup sehat.

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk

terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki

siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan

sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini

terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografidiklaim memiliki

akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-

menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor

risiko terjadinya kanker payudara.

Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan

beberapa pertimbangan antara lain:

Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer

risk assessement survey

Page 43: , Referat New Fam

43

Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk

dilakukan mammografi setiap tahun.

Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai

mencapai usia 50 tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara

lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan

Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI

untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan

dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.

3. Pencegahan tertier

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif

menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara

sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang

harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan

kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan

pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak

berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh

bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium

tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan

untuk mencari pengobatan alternatif.2     

k. Prognosis

Page 44: , Referat New Fam

44

Banyak faktor yang mempengaruhi prognosis, tapi yang jelas berpengaruh

adalah kondisi kelenjar limfe dan stadium. Survival 5 tahun pasca operasi pada

kasus kelenjar limfe negatif dan positif adalah masing-masing 80% dan 59%,

survival 5 tahun untuk stadium 0-I, II, dan III adalah masing-masing 92%, 73%,

dan 47%. Sedangkan pada yang non-operabel, survival 5 tahun kebanyakan

dilaporkan dalam batas 20%. Oleh karena itu dalam kondisi dewasa ini untuk

meningkatkan angka kesembuhan kanker mammae kuncinya adalah penemuan

dini, diagnosis dini, terapi dini dan tepat.1

BAB III

KESIMPULAN

1. Fibroadenoma terbentuk dari sel – sel epitel dan jaringan ikat, dimana

komponen epitelnya menunjukkan tanda – tanda aberasi yang sama dengan

komponen epitel normal. Etiologi penyakit ini belum diketahui secara pasti.

Namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitas estrogen.

Page 45: , Referat New Fam

45

2. Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas, berbentuk

bulat, oval atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar dibandingkan dengan

diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya homogen dan ditemukan

gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic. Gambaran echogenic kapsul yang

tipis, merupakan gambaran khas dari fibroadenoma dan mengindikasikan lesi

tersebut jinak.

3. Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit

neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma.

4. Kurva insidens karsinoma payudara berdasar usia angka tertinggi terdapat pada

usia 45-66 tahun atau bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang

sekali ditemukan pada wanita usia di bawah 20 tahun.

5. USG biasanya dapat untuk membedakan tumor padat dan kiste pada payudara

serta untuk menentukan metastasis di hati.

6. Untuk meningkatkan angka kesembuhan kanker mammae kuncinya adalah

penemuan dini, diagnosis dini, terapi dini dan tepat.

7. Perbedaan Tumor jinak dan tumor ganas

Tumor jinak Tumor ganas

Deferensiasi baik Tepi licin Menekan (ekspansif) Tumbuh perlahan Sedikit vaskuler Jarang timbul ulang Jarang nekrosis dan ulserasi

Diferensiasi buruk Tepi tidak rata Menyusup (invansif) Tumbuh cepat Vaskuler / sangat vaskuler Sering residif setelah dibuang Umumnya nekrosis dan

Page 46: , Referat New Fam

46

Jarang efek sistemik kecuali neoplasma endokrin

ulserasi Umumnya efek sistemik