Referat Syok Kardiogenik New
-
Upload
jhelly-hariyati -
Category
Documents
-
view
344 -
download
16
Transcript of Referat Syok Kardiogenik New
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
1/28
1
BAB I
PENDAHULUAN
Syok merupakan suatu keadaan kegawat daruratan yang ditandai dengan
kegagalan perfusi darah ke jaringan, sehingga mengakibatkan gangguan
metabolisme sel. Dalam keadaan berat terjadi kerusakan sel yang tak dapat
dipulihkan kembali (syok irreversibel), oleh karena itu penting untuk mengenali
keadaan-keadaan tertentu yang dapat mengakibatkan syok, gejala dini yang
berguna untuk penegakan diagnosis yang cepat dan tepat untuk selanjutnya
dilakukan suatu penatalaksanaan yang sesuai.1,2,3
Salah satu bentuk syok yang amat berbahaya dan mengancam jiwa
penderitanya adalah syok kardiogenik. Pada syok kardiogenik ini terjadi suatu
keadaan yang diakibatkan oleh karena tidak cukupnya curah jantung untuk
mempertahankan fungsi alat-alat vital tubuh akibat disfungsi otot jantung. Hal ini
merupakan suatu keadaan gawat yang membutuhkan penanganan yang cepat dan
tepat, bahkan dengan penanganan yang agresif pun angka kematiannya tetap
tinggi yaitu antara 80-90%. Penanganan yang cepat dan tepat pada penderita syok
kardiogenik ini mengambil peranan penting di dalam
pengelolaan/penatalaksanaan pasien guna menyelamatkan jiwanya dari ancaman
kematian.4,5,6
Syok kardiogenik ini paling sering disebabkan oleh karena infark jantung
akut dan kemungkinan terjadinya pada infark akut 5-10%. Syok merupakan
komplikasi infark yang paling ditakuti karena mempunyai mortalitas yang sangat
tinggi. Walaupun akhir-akhir ini angka kematian dapat diturunkan sampai 56%
(GUSTO), syok kardiogenik masih merupakan penyebab kematian yang
terpenting pada pasien infark yang dirawat di rumah sakit.2,5
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
2/28
2
Syok kardiogenik merupakan penyebab kematian utama pada
pasien yang dirawat dengan infark miokard akut. Gagal ventrikel kiri
terjadi pada hampir 80% dari syok kardiogenik akibat infark miokard akut.
Sedangkan sisanya adalah akibat regurgitasi mitral berat akut, ruptur
septum ventrikular, gagal jantung kanan predominan dan ruputr dinding
atau tamponde.1
Terapi reperfusi segera (primary PCI) untuk kasus infark miokard
akut menurunkan insiden syok kardiogenik tersebut. Kejadian syok
kardiogenik sebagai komplikasi infark miokard menurun dari 20% pada
tahun 1960an kemudian menetap kurang lebih 8% selama 20 tahun. Syok
kardigenik kebanyakan terjadi pada infark miokard dengan elevasi segmen
ST dibandingkan dengan yang tanpa disertai elevasi segmen ST.10
Penelitian menunjukan strategi revaskularisasi dini menurunkan
mortalitas dalam 6 dan 12 bulan dan lebih superior dibandingkan terapi
agresif awal. Walaupun tindakanpercutaneus coronary intervention (PCI)
dini atau coronary artery bypass graft sugery (CABG) bermanfaat, sekali
di diagnosis ditegakan, laju mortalitas etap tinggi (kurang lebih 50%),
walau mendapat intervensi, dan separuh kematian terjadi dalam 48 jam
pertama. Hal ini mungkin disebabkan oleh kerusakan miokard luas yang
ireversible dan kerusakan organ vital.
Bukti baru menduga bahwa respon sitokin inflamasi sistemik,
aktivasi komplemen, pelepasan sitokin inflamasi, ekspresi induceble nitric
oxide synthesis (iNOS) dan vasodilatasi yang tak adequate mempunyai
peranan pentig, tidak hanya pada genesis syok terapi juga outcome setelah
syok.11
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
3/28
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Syok kardiogenik adalah gangguan yang disebabkan oleh
penurunan curah jantung sistemik pada keadaan volume
intravaskular yang cukup, dan dapat menyebabkan hipoksia
jaringan. Syok dapat terjadi karena disfungsi ventrikel kiri yang
berat, tetapi dapat pula terjadi pada keadaan di mana fungsi
ventrikel kiri cukup baik.
Syok sendiri merupakan suatu sindroma klinis kompleks
yang ditandai dengan berbagai manifestasi hemodinamik. Petunjuk
umum untuk syok adalah tidak memadainya perfusi jaringan. Syok
bersifat progresif dan terus memburuk bila tidak ditangani selagi
dini.2 syok dapat dibagi dalam empat golongan:
1. Syok hipovolrmik : di induksi oleh penurunan volume darah,yang terjadi secara langsung karena perdarahan hebat atau
karena hilangnya cairan yang berasal dari plasma ( misalnya
diare berat, pengeluaran urin berlebih, atau keringat berlebih).
2. Syok vasogenik disebabkan oleh vasodilatasi luas yangdicetuskan oleh zat-zat vasodilator. Terdapat dua jenis syok
vasogenik: syok septik dan syok anafilaktik. Syok septik, yang
dapatmenyertai infeksi luas, ditimbulkan oleh zat vasodilator
yang dikeluarkan oleh penyebab infeksi. Demikian juga
pengeluaran zat histamin yang berlebih pada reaksi alergi berat
dapat menyebabkan vasodilatasi ( syok anafilaktik)
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
4/28
4
3. Syok neurogogenik juga melibatkan vasodilatasi luas, tetapibukan karena zat-zat vasodilatasi. Dalam hal ini, tonus vaskuler
simpatis yang hilang menyebabkan vasodilatasi umum, serupa
dengan hipotensi emosional tetapi lebih berat dan lama. Syok
ini terjadi pada cedera benturan hebat ( crushing injury).
4. Syok kardiogenik.3Hipotensi sistemik umumnya menjadi dasar diagnosis.
Nilai cut off untuk tekanan darah sistemik untuk tekanan darah
sistolik yang sering dipakai adalah kurang 90 mmHg. Dengan
menurunnya tekanan darah sistolik akan meningkatkan kadar
katekolamin yang mengakibatkan konstriksi arteri dan vena
sistemik. Manifestasi klinis dapat ditemukan tanda-tanda
hipoperfusi sistemik mencakup perubahan sstatus mental, kulit
dingin dan oliguria.
Syok kardiogenik di definisikan sebagai tekanan darah
sistolik kurang 90 mmHg selama lebih dari tiga puluh menit
dimana:
- Tidak responsif dengan pemberian cairan saja- Sekunder terhadap disfungsi jantung- Berkaitan dengan tanda-tanda hipoperfusi atau indeks
kardiak kurang 2,2 l/menit per m2 dengan tekanan baji paru
lebih 18 mmHg.
Termasuk dipertimbangkan dalam definisi ini adalah:
- pasien dengan tekanan darah sistolik meningkat lebih 90
mmHG dalam pemberian obat inotropik
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
5/28
5
- pasien yang meninggal dalam satu jam hipotensi, tetapi
memenuhi kriteria lain syok kardiogenik.
2.2 Epidemiologi
Menurut Wolfe RE dan Fischer CM (2007), mortalitas
(angka/rerata kematian) penderita syok kardiogenik sangat tinggi,
mencapai 50-80 persenMenurut Fauci AS, et al. (2008), syok
kardiogenik merupakan penyebab utama (leading cause) dari
kematian pasien dengan infark miokard (myocardial infarct; MI)
yang dirawat di rumah sakit. Terapi reperfusi dini untuk infark
miokard akut (acute MI) menurunkan insidens syok
kardiogenik.Penderita syok kardiogenik dengan komplikasi infark
miokard akut sekitar 20 persen pada tahun 1960-an, namun telah
berfluktuasi sekitar 8 persen selama lebih dari 20 tahun. Syok
terutama berhubungan dengan ST elevation MI (STEMI) dan
kurang umum berkaitan dengan non-ST elevation MI. Dua pertiga
penderita syok kardiogenik memiliki flow-limiting stenoses di
ketiga arteri koronaria mayor (major coronary arteries), dan 20%
meninggalkan (left) stenosis di arteri koronaria utama (main
coronary artery stenosis).
Penyebab syok kardiogenik terbanyak adalah pada pasien
infark miokard akut, dimana terjadi kehilangan sejumlah besar
miokardium akibat terjadinya nekrosis. Insiden syok kardiogenik
sebagai komplikasi sinderom koroner akut bervariasi. Hal ini
berhubungan dengan definisi syok kardiogenik dan kriteria
sindrom koroner akut yang dipakai sangat beragam pada berbagai
penelitian. Pria lebih sering terkena syok kardiogenik daripada
wanita dikarenakan angka kejadian infark miokard akut lebih
banyak pada pria dibangdingkan wanita.2
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
6/28
6
Syok kardiogenik terjadi pada 2,9% pasien angina pektoris
tak stabil dan 2,1% pasien infar miokard akut non elevasi ST.
Median waktu perkembangan menjadi syok pada pasien ini adalah
76 jam dan 94 jam, dimana yang sering dijumpai adalah
komplikasi infark miokard akut dengan elevasi ST daripada tipe
lain dari sindrom koroner akut. Pada studi besar di negara maju,
pasien infark miokard akut yang mendapat terapi trombolitik tetap
ditemukan syok kardiogenik yang berkisar antara 5% sampai 10 %
dengan rata-rata 7,2%. Dimana tingkat mortalitas tetap tinggi
sampai saat ini, berkisar antara 80-90%.
2.3 EtiologiSyok kardiogenik diakibatkan oleh kerusakan bermakna
pada miokardium ventrikel kiri yang ditandai oleh gangguan fungsi
ventrikel kiri, yang mengakibatkan gangguan berat pada perfusi
jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan.
Penyebab dari syok kardiogenik dibagi dalam :
1. Gangguan ventrikular ejection
a. Infark miokard akut
b. Miokarditis akut
c. Komplikasi mekanik :
- Regurgitasi mitral akut akibat ruptur atau disfungsi otot papilaris
- Ruptur septum interventrikulorum
- Rupturfree wall
- Aneurisma ventrikel kiri
- Stenosis aorta yang berat
- Kardiomiopati
- Kontusio miokard
2. Gangguan ventrikular filling
a. Tamponade jantung
b. Stenosis mitral
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
7/28
7
c. Miksoma pada atrium kiri
d. Trombus ball valvepada atrium
e. Infark ventrikel kanan
Komplikasi mekanik akibat infark miokard akut dapat
menyebabkan terjadinya syok. Diantara komplikasi tersebut
adalah: ruptur septal ventrikel, ruptur atau disfungsi otot papilaris
dan ruptur miokard yang keseluruhan dapat mengakibatkan
timbulnya syok kardiogenik tersebut. Sedangkan infark ventrikel
kanan tanpa disertai infark atau disfungsi ventrikel kiri pun dapat
menyebabkan terjadinya syok.
Hal lain yang sering menyebabkan terjadinya syok
kardiogenik adalah takiaritmia atau bradiaritmia yang rekuren,
diamana biasanya terjadi akibat disfungsi ventrikel kiri, dan dapat
timbul bersamaan dengan aritmia supraventrikular atau ventrikular.
Syok kardiogenik juga dapat timbul sebagai manifestasi
akhir dari disfungsi miokard yang progresif, termasuk akibat
penyakit jantung iskemia, maupun kardiomiopati hipertrofik dan
restriktif. Ciri khas pada syok kardiogenik akut adalah hilangnya
40% atau lebih miokardium ventrikel kiri. Nekrosis fokal dapat
terjadi karena ketidak seimbangangan antara kebutuhan dan suplai
oksigen miokardium. Sebagai akibat dari proses infark,
kontraktilitas ventrikel kiri dan kinerjanya menjadi terganggu.
Ventrikel kiri tidak mampu menyediakan curah jantung yang
memadai untuk mempertahankan perfusi jaringan.
Picard MH et al, melaporkan, abnormalitas struktural dan
fungsional jantung dalam rentang lebar ditemukan pada pasien
syok kardiogenik akut. Mortalitas jangka pendek dan jangka
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
8/28
8
panjang dikaitkan dengan fungsi sistolik ventrikel kiri awal
regurgitasi mitral yang dinilai dengan ekokradiografi, dan tampak
manfaat revaskular dini tanpa dipengaruhi nilai fraksi ejeksi
ventrikel kiri pada awal (baseline) atau adanya regurgitasi mitral.
2.4PatofisiologiSyok kardiogenik dapat dipandang sebagai bentuk yang
berat dari kegagalan ventrikel kiri. Peristiwa patofisiologik dan
respon kompensatoriknya sesuai dengan gagal jantung, tetapi telah
berkembang ke bentuk yang lebih berat. Penurunan kontraktilitas
jantung mengurangi curah jantung dan meningkatkan volume dan
tekanan akhir diastolik ventrikel kiri, hingga mengakibatkan
kongesti paru-paru dan edema.
Dengan menurunnya tekanan arteria, maka terjadi
perangsangan terhadap baroreseptor pada aorta dan sinus karotikus.
Perangsangan simpatoadrenal menimbulkan refleks vasokonstriksi,
takikardia, dan meningkatkan kontraktilitas untuk menambah curah
jantung dan menstabilkan tekanan darah. Kontraktilitas akan terus
meningkat sesuai dengan hukum Starling melalui retensi natrium
dan air. Jadi, menurunnya kontraktilitas pada syok kardiogenik
akan memulai respon kompensatorik, yang meningkatkan beban
akhir dan beban awal. Meskipun mekanisme protektif ini pada
mulanya akan meningkatkan tekanan arteria darah dan perfusi
jaringan, namun efeknya terhadap miokardium justru buruk karena
meningkatkan beban kerja jantung dan kebutuhan miokardium
akan oksigen. Karena aliran darah koroner tidak memadai, terbukti
dengan adanya infark, maka ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan suplai oksigen terhadap miokardium semakin meningkat.
Gangguan miokardium juga terjadi akibat iskemia dan nekrosis
fokal, yang akan memperberat lingkaran setan dari kerusakan
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
9/28
9
miokardium. Dengan bertambah buruknya kinerja ventrikel kiri,
keadaan syok berkembang dengan cepat sampai akhirnya terjadi
gangguan sirkulasi hebat yang mengganggu sistem organ-organ
penting.
Beberapa organ terserang lebih cepat dan berat daripada
yang lain. Seperti telah diketahui, miokardium akan menderita
kerusakan yang paling dini pada keadaan syok. Selain dari
bertambahnya kerja miokardium dan kebutuhannya terhadap
oksigen, beberapa perubahan lain juga terjadi. Karena metabolisme
anaerobik dimulai pada keadaan syok, maka miokardium tidak
dapat mempertahankan cadangan fosfat berenergi tinggi (adenosin
trifosfat) dalam kadar normal, dan kontraktilitas ventrikel akan
makin terganggu. Hipoksia dan asidosis menghambat pembentukan
energi dan mendorong terjadinya kerusakan lebih lanjut dari sel-sel
miokardium. Kedua faktor ini juga menggeser kurva fungsi
ventrikel ke bawah dan ke kanan yang akan semakin menekankontraktilitas.
Gangguan pernafasan terjadi sekunder akibat syok.
Komplikasi yangmematikan adalah gangguan pernafasan yang
berat. Kongesti paru-paru dan edemaintra-alveolar akan
mengakibatkan hipoksia dan kemunduran gas-gas darah
arteria.Atelektasis dan infeksi paru-paru dapat pula terjadi. Faktor-
faktor ini memicuterjadinya syok paru-paru, yang sekarang sering
disebut sebagai sindrom distrespernafasan dewasa. Takipnea,
dispnea, dan ronki basah dapat ditemukan, demikian juga gejala-
gejala yang dijelaskan sebelumnya sebagai manifestasi gagal
jantung kebelakang. 3,7,8
Perfusi ginjal yang menurun mengakibatkan anuria dengan
keluaran kemihkurang dari 20 ml/jam. Dengan semakin
berkurangnya curah jantung, biasanyamenurunkan pula keluaran
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
10/28
10
kemih. Karena adanya respon kompensatorik retensi natrium dan
air, maka kadar natrium dalam kemih juga berkurang. Sejalan
dengan menurunya laju filtrasi glomerulus, terjadi peningkatan
BUN dan kreatinin. Bia hipotensi berat dan berkepanjanagan, dapat
terjadi nekrosis tubular akut yang kemudian disusul gagal ginjal
akut.1,5,10
Syok yang berkepanjangan dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati.
Kerusakan sel dapat terlokalisir pada zona-zona nekrosis yang
terisolasi, atau dapat berupa nekrosis hati yang masif pada syok
yang berat. Gangguan fungsi hati dapat nyata dan biasanya
bermanifestasi sebagai peningkatan enzim-enzim hati, glutamat-
oksaloasetat transaminase serum (SGOT), dan glutamat-piruvat
transaminase serum(SGPT). Hipoksia hati juga merupakan
mekanisme etiologi yang mengawalikomplikasi-komplikasi ini.2,4,13
Iskemia saluran cerna yang berkepanjangan umumnya mengakibatkan
nekrosis hemorhagik dari usus besar. Cedera usus besar dapat
mengeksaserbasi syok melalui penimbunan cairan pada usus dan
absorbsi bakteria dan endotoksin ke dalamsirkulasi. Penurunan
motilitas saluran cerna hampir selalu ditemukan pada
keadaansyok.5,14
Dalam keadaan normal, aliran darah serebral biasanya
menunjukanautoregulasi yang baik, yaitu dengan usaha dilatasi
sebagai respon terhadap berkurangnya aliran darah atau iskemia.
Namun, pengaturan aliran darah serebral ternyata tidak mampu
mempertahankan aliaran dan perfusi yang memadai pada tekanan
darah di bawah 60 mmHg. Selama hipotensi yang berat, gejala-
gejala defisit neurologik dapat ditemukan. Kelainan ini biasanya
tidak berlangsung terus jikapasien pulih dari keadaan syok, kecuali
jika disertai dengan gangguans erebrovaskular.8,9
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
11/28
11
Gambar 1. Skema patofisiologi syok kardiogenik
Selama syok yang berkelanjutan, dapat terjadi pengumpulan
komponen-komponen selular intravaskular dari sistem
hematologik, yang akan meningkatkantahanan vaskular perifer
lebih lanjut. Koagulasi intravaskular difus (DIC) dapat terjadi
selama syok berlangsung, yang akan memperburuk keadaan
klinis.5,11
Paradigma lama patofisiologi yang mendasari syok
kardiogenik adalah depresi kontraktilitas miokard yang
mengakibatkan lingkaran setan penurunan curah jantung, tekanan
darah rendah, insufisiensi koroner, dan selanjutnya terjadinya
penurunan kontraktilitas dan curah jantung. Paradigma klasik
memprediksi bahwa vasokonstriksi sistemik berkompensasi
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
12/28
12
dengan peningkatan resistensi vaskular sistemik yang terjadi
sebagai respon dari penurunan curah jantung.
Pada infark miokard akut terjadi pemotongan aliran darah.
Penyebab utama iskemi miokardium adalah penyakit
arterosklerosis pada arteri koroner besar. Pada penyakit
arterosklerosis, terdapat deposit lipid yang disebut plak yang
berkembang di dalam dinding pembuluh arteri.5 Makin beratnya
plak yang menjadi kalsifikasi dan membesar dan akan menutupi
lumen arteri (menjadi stenosis). Plak akan membuat resistensi
vaskular koroner meningkat dan membuat aliran ke koroner
menurun.2
Pada studi autopsi menunjukan syok kardiogenik dihubungkan
dengan kehilangan lebih dari 40% otot miokard ventrikel kiri yang
akan menyebabkan:
- Inhibisi langsung kontraktilitas miokard- Supresi respirasi mitokondria pada miokard non iskemik- Efek pada metabolisme glukosa- Efek proinflamasi- Penurunan responsivitas katekolamin- Merangsang vasoditasi sitemik
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
13/28
13
Gambar 2. Skema Patofisiologi syok kardiogenik
Faktor mekanis jantung Miopati (IMA)
Nekrosis miokard
Kerusakan otot jantung
Gangguan kontaktilitas
miokardium
Disfungsi ventrikel kiri
Cardiac Output
Hipotensi
Aliran darah koroner
Perfusi jaringan
Syok kardiogenik
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
14/28
14
Gambar 3. Skema Patofisiologi Syok kardiogenik
Koroner ( infark
miokard acut )Non Koroner (Kardiomiopati,
kerusakan Katub, Tamponade
jantung, disritmia))Cedera/Nekrosis
pada miokardial
Kardiak Output
Mekanisme kompensasi
pelepasan Katekolamin
Sistemik Vaskuler
resisten
Volume darahMekanisme
compensasi renin
aldosteron ADH
preload, stroke
volume &Hete Rate,
TD
Cardiak Output
Fraksi ejeksi
Perfusi Jaringan
kebutuhan oksigen
otot jantungDispnea
Systemic &
Pulmonary edema
Tek Darah
MK : Pola nafas
tidak efektif
Diaforesis
MK : Resiko
Volume
Cairan
Kurang dari
Keb. Tubuh
Kematian selular
Nyeri dada
Asam laktat merangsang
mediator nyeri
Menghasilkan 2
ATP + asam Laktat
MK : Kecemasan
Perubahan mental
(gelisah, cemas)
Metabolisme tubuh
menjadi an aerob
Berkurangnya Suplai
darah ke Otak
Kegagalan Organ
MK : Perfusi jaringan
tidak efektif
MK : Nyeri
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
15/28
15
2.5 Prediktor
Pengenalan pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk
berkembang menjadi syok dapat memfasilitasi pengiriman lebih
awal pasien risiko tinggi sebelum timbulnya awitan (onset)
instabilitas hemodinamik.
Sejumlah sistem skor menggunakan model prediktif
perkembangan syok telah dilaporkan untuk membantu strategi
dalam menggambil keputusan. Pada penelitian GUSTO I, usia,
tekanan darah sistolik, frekuensi jantung dan klas Kilip
memberikan lebih 85% informasi prediktif. Empat variable yang
sama, bermakna pada populasi GUSTO III dan memberikan lebih
95% informasi prediktif. Prediktor utama syok pada populasi
PURSUIT mencakup usia, tekanan darah sistolik, depresi ST,
frekuensi jantung, tinggi, infark miokard dan ronki pada
pemeriksaan fisis.
Studi awal pada infark miokard akut mengidentifikasi
indikator signifikan untuk prognosis pasien berdasarkan gambaran
klinis dan keadaan hemodinamik. Klasifikasi Killip dibuat
berdasarkan gambaran klinis ( tanda-tanda gagal jantung kongestif,
suara S3 gallop, ronki gambaran radiografik yang menunjukan
gagal jantung kongestif, edema paru dan syok kardiogenik).
Sedangkan klasifikasi Forrester dibuat berdasarkan keadaan
hemodinamik yaitu: angka PCWP ( pulmonary capilarry wedge
pressure) dan CI (cadiac index) yang dihubungkan dengan tingkat
mortalitas. Semakin tinggi PCWP dan semakin rendah CI maka
angka mortalitas akan meningkat.
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
16/28
16
Berdasarkan pemeriksaan klinis Berdasarkan monitoring
invasif
I Tidak ada ronki dan bunyi S3 I Normal hemodinamik
(PCWP < 18, CI >2,2
II Ronki kasar, S3 gallop, dan
peningkatan tekanan vena
jugular
II Kongesti pulmonal
PCWP > 18, CI> 2,2
III Frank pulmonary edema III Hipoperfusi perifer
PCWP < 18, CI 18, CI
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
17/28
17
Pemeriksaan FisikPada pemeriksaan awal hemodinamik akan ditemukan
sistolik akan menurun sampai kurang 90 mmHg, bahkan bisa turun
hingga kurang 80 mmHg pada pasien yang tidak mendapat
pengobatan adekuat. Denyut jantung biasanya meningkat akibat
stimulasi simpatis, demikian pula frekuensi pernafasan yang
biasanya meningkat akibat kongesti di paru.
Pemeriksaan dada akan menunjukan ronki. Pasien dengan
infark ventrikel kanan atau pasien dengan keadaan hipovolemik
yang menurun studi sangat kecil kemungkinnya menyebabkan
kongesti paru.
Sistem kardiovaskular yang dapat di evaluasi seperti vena-
vena dileher sering kali meningkat distensinya. Letak impuls apikal
dapat bergeser pada pasien kardiomiopati dilatas, dan intensitas
bunyi jantung akan jauh menurun pada efusi perikardial atautamponade. Irama gallop dapat timbul yang menunjukan adanya
disfungsi ventrikel kiri yang bermakna. Sedangkan regurgitasi
mitral atau septal defek ventrikel, bunyi bising atau murmur yang
timbu sangat membantu untuk menentukan kelainan atau
komplikai yang ada.7
Pasien dengan gagal jantung kanan yang bermakna akan
menunjukan beberapa tanda antara lain: pembesaran hati, pulsasi di
liver akibat regurgitasi trikuspid atau terjadinya asites akibat gagal
jantung kanan yang sulit diatasi. Pulsasi di perifer akan menurun
intensitasnya dan edema perifer dapat timbul pada gagal jantung
kanan. Sianosis dan ekstremitas yang teraba dingin, menunjukan
adanya penurunan perfusi ke jaringan.
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
18/28
18
2.7 Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiografi (EKG)Elektrokardiografi gambaran rekaman elektrokardiografi
dapat membantu untuk menunjukan etiologi dari syok kardiogenik.
Misalnya pada infark miokard akut akan terlihat dari gambaran
tersebut. Demikian pula lokasi infark terjadi pada ventrikel kanan
makan akan terlihat proses di sadapan jantung sebelah kanan (
elevasi ST di sadapan V4). Begitu pula bila gangguan irama
jantung, maka akan terlihat melalui rekaman aktivitas listrik
jantung tersebut.
Foto RontgenFoto roentgen pada dada akan terlihat kardiomegali dan
tanda-tanda kongesti paru atau edema paru pada gagal ventrikel
kiri yang berat. Bila terjadi komplikasi defek septal ventrikel atau
regurgitasi mitral akibat infark miokard akut, akan tampak
gambaran kongesti paru yang disertai kardiomegali, terutama pada
onset infark yang pertama kali. Gambaran kongesti paru
menunjukan kecil kemungkinan terdapat gagal jantung kanan yang
dominan disertai keadaan hipovolemia.
EkokardiografiEkokardiografi merupakan modalitas yang non-invasf
sangat banyak membantu dalam membuat diagnosis dan mencari
etiologi dari syok kardiogenik. Pemeriksaan ini sangat cepat dan
aman dan dapat dilakukan langsung di tempat tidur pasien.
Keterangan yang di dapat dalam pemeriksaan ini adalah: penilaian
fungsi ventrikel kanan dan kiri (global maupun segmental), fungsi
katup jantung (stenosis atau regurgitasi), tekanan ventrikel kanan
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
19/28
19
dan deteksi adanya shunt (misalnya defek septal ventrikel dengan
shunt dari kiri ke kanan), efusi perikardial atau tamponade.
Pemantapan HemodinamikPemantauan hemodinamik dengan mengunakan kateter
Swan-Ganz untuk mengukur tekanan arteri pulmonal dan tekanan
baji pembuluh kapiler paru, khususnya untuk memastikan
diagnosis dan etiologi syok kardiogenik, serta indikator evaluasi
yang diberikan. Pasien syok kardiogenik akibat gagal ventrikel kiri
yang berat, akan menyebabkan tekanan baji paru meningkat. Bila
pada pengukuran tekanan baji pembuluh paru lebih dari 18 mmHg
pada pasien infark miokard akut menunjukan volume intravaskular
pasien tersebut adekuat. Pasien dengan gagal ventrikel kanan atau
hipovolemia yang signifikan, akan menunjukan tekanan baji
pembuluh darah paru yang normal atau lebih rendah. Pemantauan
parameter hemodinamik juga membutuhkan perhitungan afterload
(resistensi vaskular sitemik). Minimalisasi afterload sangat
diperluka, karena bila terjadi peningkatan afterload akan
menunjukan efek penurunan kontraktilitas yang akan menurunkan
curah jantung.
Saturasi OksigenPemantauan saturasi oksigen sangat bermanfaat dan dapat
dilakukan pada saat pemasangan kateter Swan-Ganz, yang dapat
mendeteksi adanya septal defek ventrikel. Bila terdapat pintas
darah yang kaya oksigen dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan
maka akan terjadi saturasi oksigen yang step-up bila dibandingkan
saturasi oksigen vena dari vena cava dan arteri pulmonal.
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
20/28
20
2.8 PenatalaksanaanVolume pengisian ventrikel kiri harus diptimalkan, dan
pada keadaan tanpa adanya bendungan paru, pemberian cairan
sekurang-kurangnya 250 mL dapat dilakukan dalam 10 menit.
Oksigen adekuat penting, intubasi atau ventilasi harus dilakukan
segera jika ditemukan abnormalitas difusi oksigen. Hipotensi yang
berlangsung memicu kegagalan otot pernafasan dan dapat dicegah
dengan pemberian ventilasi mekanis.
Laporan adanya penurunan secara dramatis mortalitas syok
kardiogenik dengan melakukan revaskularisasi awla muncul pada
akhir tahun 1980. Uji klinis secara acak yang menguji superiotas
dan generalisabilitas strategi revaskularisasi awal telah dilakukan
di USA yaitu SHOCK trial. Pada penelitian SHOCK dilaporkan
peningkatan survival 30 hari dari 46,7% menjadi 56% dengan
strategi revaskularisasi awal, namun perbedaan 9% absolut tidak
bermakna (p=0,11). Pada pemantauan, perbedaan survival pada
strategi revaskularisasi awal menjadi lebih besar dan bermakna
setelah 6 bulan dan satu tahun untuk reduksi absolut. Manfaat
revaskularisasi awal didapatkan pada semua subkelompok kecuali
pada usia lanjut(kuran 75 tahun).
Langkah penatalaksanaan syok kardiogenik
Langkah I. Tindakan resusitasi segeraTujuannya adalah mencegah kerusakan organ sewaktu
pasien dibawa untuk definitif. Mempertahankan tekanan arteri rata-
rata yang adekuat untuk mencegah sekuele neurologi dan ginjal
adalah vital. Dopamin dan noradrenalin (norepinefrin). Tergantung
pada derajat hipotensi, harus diberikan secepatnya untuk
meningkatkan tekanan arteri rata-rata dan dipertahankan pada dosis
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
21/28
21
minimal yang dibutuhkan. Dobutamin dapat dikombinasikan
dengan dopamin dalam dosis sedang atau digunakan tanpa
kombinasi pada keadaan low output tanpa hipotensi yang nyata.
Intra-aortic ballon counterpulsation (IABP) harus
dikerjakan sebelum transportasi jika fasilitas tersedia. Analisa gas
darah dan saturasi oksigen harus dimonitor dengan memberikan
continuous positive airway pressure atau ventilasi mekanis jika ada
indikasi. EKG harus dimonitor secara terus-menerus, dan peralatan
defibrilator, obat antiartimia amiodaraon dan lidokain harus
tersedia ( 33% pasien revaskularisasi awal SHOCK trial menjalani
resusitasi kardiopulmoner, takikardi ventrikular menetap atau
fibrilasi ventrikel sebelum randomisasi).11
Terapi fibrinolitik harus dimulai pada pasien dengan ST
elevasi jika antisipasi ketelambatan angiografi lebih dari 2 jam.
Mortalitas 35 hari pada pasien dengan tekanan darah sistolik
kurang 100 mmHg yang mendapat rombolitik pada metaanalisis
FTT adalah 28,9% dibandingkan 35,1% dengan plasebo (95% CI
26 sampai 98, p < 0,001) meningkatkan tekanan darah dengan
IABP pada keadaan ini dapat menfasilitasi trombolisis dengan
meningkatkan tekanan perfusi koroner. Pada syok kardiogenik
karena infark miokard non elevasi ST yang menunggu katetrisasi,
inhibitor glikoprotein Iib/IIIa dapat diberikan.
Langkah 2. Menentukan secara dini anatomi koronerHal ini merupakan langkah penting dalam tatalaksana syok
kardiogenik yang berasal dari kegagalan pompa iskemik yang
dominan. Hipotensi diatasi segera dengan IABP. Syok mempunyai
ciri penyakit 2 pembuluh darah yang tinggi, penyakit left main, dan
penurunan fungsi ventrikel kiri. Tingkat disfungsi ventrikel dan
instabilitas hemodinamik mempunyai korelasi dengan anatomi
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
22/28
22
koroner. Suatu lesi circumflex atau lesi koroner kanan jarang
mempunyai manifestasi syok pada keadaantanpa infark ventrikel
kanan, underfilling ventrikel kiri, bradiaritmia, infark miokard
sebelumnya atau kardiomiopati.
Langkah 3. Melakukan revaskularisasi diniSetelah menentukan anatomi koroner, harus diikuti dengan
pemulihan modalitas terapi secepatnya. Tidak ada trial acak yang
membandingkan PCI dengan CABG pada syok kardiogenik. Trial
SHOCK merekomendasikan CABG emergensi pada pasien left
main atau penyakit 3 pembuluh besar. Laju mortalitas dirumah
sakit dengan CABG pada penelitian SHOCK dan registr adalah
sama dengan outcome dengan PCI, wlaupun lebih banyak penyakit
arteri berat dan diabetes yaitu 2 kali pada pasien yang menjalani
CABG.
Rekomendasi PCI pada penyakit jantung koroner
5
- Tanda objektif iskemik luas- Oklusi total kronis- Risiko operatif tinggi, termasuk ejeksi fraksi < 35%- Unprotected left main tanpa opsi tindakan revaskularisasi lain.- Stent rutin pada lesi pembuluh darah koroner asli
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
23/28
23
Tanda klinis: hipoperfusi, CHF, edema paru akut penyakit dasar yang paling mungkin
Edema paru akut hipovolemi Low Output: syok
kardiogenik
Aritmia
TakikardiBradikardi
Periksa tekanan darah
TDS> 100mmHg TDS 70-
100mmHg
dan tanda
syok (-)
TDS 70-
100mmHg
dan tanda
syok (+)
TDS 100mmHg atau tidakkurang dari 30 mmHg
dari TDS sebelumnya
ACE-inhibitor golongan
pendek misalnya: captopril
6,25 mg
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
24/28
24
Gambar 4. Skema penatalaksanaan syok kardiogenik
Peranan intraaortic baloon pump
Sesuai dengan guidelines terakhir ACC/AHA,
direkomendasi pemasangan IABP dini pada pasien syok
kardiogenik yang merupakan kandidat strategi agresif. Penggunaan
IABP menurunkan afterload, meningkatkan tekanan diastolik
untuk perfusi koroner dan meningkatkan curah jantung.
Balon intra-aorta ditempatkan pada aorta toraksika
desenden yang terletak di distal arteri subklavia sinistra. Balon
dimasukan perkutan atau melalui arteriotomi femoralis dan
disusupkan retrogard melalui aorta abdominalis desenden. Balon
kemudian mengembang dan mengempis sesuai dengan peristiwa
mekanis dari siklus jantung2
2.9 Komplikasi
1. Cardiopulmonary arrest
2. Disritmi
3. Gagal multisistem organ
4. Stroke
5. Tromboemboli
2.10 Prognosis
Prognosis syok kardiogenik secara umum sangat buruk
meskipun insidennya telah menurun. Pada penderita syok akibat
IMA, prognosis tergantung pada luasnya infark miokard. Mortalitas
rata-rata dari berbagai pusat perawatan jantung sekitar 60-70%.
Mortalitas tinggi bagi mereka yang menunjukkan tekanan pengisisan
ventrikel kiri sangat tinggi dan penurunan indeks jantung. Bila
http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemorrhagic/http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemorrhagic/ -
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
25/28
25
tekanan tersebut normal atau sedikit dan hipovolemia relative,
prognosis lebih baik. Sekitar 30% penderita menunjukkan respon
terhadap ekspansi volume darah dengan dekstran atau albumin.
Penderita dengan perubahan tekanan pengisisan ventrikel kiri dan
indeks jantung ringan biasanya menunjukkan hasil yang baik dengan
obat-obatan vasopresor.
Prognosis menurut pembagian KILLIP adalah sebagai
berikut:
Kelas I : Tidak ada tanda kongesti paru atau vena, mortalitas 0-5
persen.
Kelas II: Gagal jantung kanan, kongesti hepar dan paru, gagal
jantung kiri sedang, ronki pada basis paru, mortalitas 10-20 persen.
Kelas III : Gagal jantung berat, edema paru, mortalitas 35-45 persen.
Kelas IV : Syok, tekanan sistolik < 80-90 mmHg, sianosis perifer,
gangguan mental, oliguri, mortalitas 85-95 persen.
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
26/28
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Syok kardiogenik adalah gangguan yang disebabkan oleh
penurunan curah jantung sistemik pada keadaan volume
intravaskular yang cukup, dan dapat menyebabkan hipoksia
jaringan. Syok kardiogenik merupakan penyebab kematian utama
pada pasien yang dirawat dengan infark miokard akut. Etiologi dari
syok kardiogenik adalah komplikasi infark miokard akut.
Komplikasi infark miokard akut antara lain: ruptur septal ventrikel,
ruptur atau disfungsi otot papilaris dan ruptur miokard yang
keseluruhan dapat mengakibatkan timbulnya syok kardiogenik
tersebut. Sedangkan infark ventrikel kanan tanpa disertai infark
atau disfungsi ventrikel kiri pun dapat menyebabkan terjadinya
syok.
Pengenalan pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk
berkembang menjadi syok dapat memfasilitasi pengiriman lebihawal pasien risiko tinggi sebelum timbulnya awitan (onset)
instabilitas hemodinamik. Penelitian menunjukan strategi
revaskularisasi dini menurunkan mortalitas dalam 6 dan 12 bulan
dan lebih superior dibandingkan terapi agresif awal. Walaupun
tindakan percutaneus coronary intervention (PCI) dini atau
coronary artery bypass graft sugery (CABG) bermanfaat, sekali di
diagnosis ditegakan, laju mortalitas etap tinggi (kurang lebih 50%),
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
27/28
27
walau mendapat intervensi, dan separuh kematian terjadi dalam 48
jam pertama. Hal ini mungkin disebabkan oleh kerusakan miokard
luasyang ireversible dan kerusakan organ vital.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwi Idrus, 2007, Syok Kardiogenik, Buku Ajar Ilmu PenyakitDalam, Jilid I, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Hal. 182-186
2. Price Sylvia, 2007, Disfungsi Mekanis Jantung dan BantuanSrikulasi: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
EGC. Hal 641.
3. Sherwood Lauralee, 2007, Pembuluh Darah dan TekananDarah: fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. EGC.Hal 338
4. Sabatine Marc. 2011. Acute coronary syndrome: PocketMedicine 4th edition. Lippincott williams and Wilkins. Hal 1-7
5. Santoso T, 2007, Intervensi Koroner Percutan: Buku Ajar IlmuPenyakit Dalam, jilid III, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Hal
1505-1509
6. Rackley CE. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular. Edisi 3.EGC. Jakarta.1995. Hal. 243-2492.
7. Trisnohadi HB. Penatalaksanaan Kedaruratan di Bidang IlmuPenyakit Dalam
8. .Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FakultasKedoteranUniversitas Indonesia. 2000. Hal: 11-163.
9. Purwadianto A, Sampurna B.Kedaruratan Medik PedomanPenatalaksanaanPraktis. Binarupa Aksara. Jakarta. 2000. Hal: 47-
574.
10. Kaligis RWM.Buku Ajar Kardiologi .Balai Penerbit FakultasKedokteranIndonesia. Jakarta. 2002. Hal: 90-935.
-
7/28/2019 Referat Syok Kardiogenik New
28/28
11. Braunwald, Fauci, Isseibacher, Martin, Petersdorf,Wilson. Harrisons Principlesof Internal Medicine vol.1. 13th
ed. EGC. Jakarta. 1999. Hal. 218-223