Referat Anestesi - syok

21
BAB I PENDAHULUAN Syok adalah sindroma klinik yang mempunyai ciri- ciri: hipotensi, takikardi, kulit yang dingin pucat basah, cyanosis perifer, hiperventilasi, perubahan status mental dan penurunan pembentukan urin. Syok dirumuskan sebagai hambatan didalam peredaran darah perifer yang menyebabkan perfusi jaringan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan zat makanan dan membuang sisa-sisa metabolisme. Dengan istilah yang sangat sederhana, maka kita dapat merumuskan bahwa syok adalah suatu perfusi jaringan yang kurang sempurna. Syok atau renjatan adalah suatu keadaan patofisiologik dinamik yang terjadi bila Oxygen Delivery (DO 2 ) ke mitokondria sel di seluruh tubuh manusia tidak mampu memenuhi kebutuhan Oxygen Consumption (VO 2 ). Sebagai respon terhadap pasokan oksigen yang tidak cukup ini, metabolisme sel menjadi anaerobik. Keadaan ini hanya dapat ditoleransi tubuh untuk waktu yang terbatas, lebih lanjut dapat timbul kerusakan yang irreversibel pada jaringan organ vital. Bila terjadi kondisi seperti ini, penderita dapat meninggal. Syok bukan merupakan penyakit dan tidak selalu disertai kegagalan perfusi jaringan. Pada syok cardiac output (CO) tidak selalu turun. Kadang CO masih normal, malahan meningkat tetapi jaringan tidak dapat oksigen yang cukup karena terjadi shunting, yang terbukti dengan adanya lactic asidosis. Syok dapat 1

description

gangguan syok

Transcript of Referat Anestesi - syok

Page 1: Referat Anestesi - syok

BAB I

PENDAHULUAN

Syok adalah sindroma klinik yang mempunyai ciri-ciri: hipotensi, takikardi,

kulit yang dingin pucat basah, cyanosis perifer, hiperventilasi, perubahan status

mental dan penurunan pembentukan urin. Syok dirumuskan sebagai hambatan

didalam peredaran darah perifer yang menyebabkan perfusi jaringan tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan sel akan zat makanan dan membuang sisa-sisa

metabolisme. Dengan istilah yang sangat sederhana, maka kita dapat merumuskan

bahwa syok adalah suatu perfusi jaringan yang kurang sempurna.

Syok atau renjatan adalah suatu keadaan patofisiologik dinamik yang terjadi

bila Oxygen Delivery (DO2) ke mitokondria sel di seluruh tubuh manusia tidak

mampu memenuhi kebutuhan Oxygen Consumption (VO2). Sebagai respon terhadap

pasokan oksigen yang tidak cukup ini, metabolisme sel menjadi anaerobik. Keadaan

ini hanya dapat ditoleransi tubuh untuk waktu yang terbatas, lebih lanjut dapat timbul

kerusakan yang irreversibel pada jaringan organ vital. Bila terjadi kondisi seperti ini,

penderita dapat meninggal. Syok bukan merupakan penyakit dan tidak selalu disertai

kegagalan perfusi jaringan. Pada syok cardiac output (CO) tidak selalu turun. Kadang

CO masih normal, malahan meningkat tetapi jaringan tidak dapat oksigen yang cukup

karena terjadi shunting, yang terbukti dengan adanya lactic asidosis. Syok dapat

terjadi setiap waktu pada penderita. Penanggulangan didasarkan pada diagnosa dini

yang tepat.

1

Page 2: Referat Anestesi - syok

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Syok atau renjatan adalah suatu keadaan patofisiologik dinamik yang

terjadi bila Oxygen Delivery (DO2) ke mitokondria sel di seluruh tubuh

manusia tidak mampu memenuhi kebutuhan Oxygen Consumption (VO2).

2.2 ETIOLOGI

Penyebab terjadinya syok antara lain :

1. Kehilangan cairan dalam waktu singkat dari ruang intravaskuler (syok

hipovolemik).

2. kegagalan pompa jantung (syok kardiogenik).

3. Infeksi sistemik berat (syok septik).

4. Reaksi immune yang berlebihan (syok anafilaktik).

5. Reaksi vasovagal (syok neurogenik).

2.3 MACAM-MACAM SYOK

2.3.1 SYOK HIPOVOLEMIK

Syok hipovolemik juga disebut ‘syok dingin’. Syok ini ditandai oleh :

Hipotensi,

Denyut yang cepat dan halus,

Kulit yang pucat, dingin dan lembab,

Rasa haus yang hebat,

Pernafasan yang cepat, dan gelisah atau sebaliknya diam.

Hipotensi dapat bersifat relative misalnya pasien hipertensi yang biasa

tekanan darahnya 240/140 mmHg, mungkin mengalami syok berat apabila

tekanan darahnya 120/90 mmHg.

Syok hipovolemik disebabkan oleh perdarahan yang terlihat atau tidak

terlihat. Perdarahan yang terlihat, misalnya perdarahan dari luka dan

hematemesis tukak lambung. Perdarahan yang tidak terlihat, misalnya

perdarahan dari saluran cerna seperti perdarahan pada tukak duodenum,

2

Page 3: Referat Anestesi - syok

cedera limpa, kehamilan diluar uterus, patah tulang pelvis, dan patah

tulang besar atau majemuk.

Syok hipovolemik juga dapat terjadi karena kehilangan cairan tubuh

lainnya. Pada luka bakar luas terjadi kehilangan cairan melalui permukaan

kulit yang hangus atau terkumpul didalam lepuh. Muntah hebat atau diare

juga dapat mengakibatkan kehilangan banyak cairan intravaskuler. Pada

obstruksi ileus dapat terkumpul beberapa liter cairan di dalam usus. Pada

diabetes mellitus atau penggunaan diuretik kuat dapat terjadi kehilangan

cairan karena miksi yang berlebihan. Kehilangan cairan juga dapat

ditemukan pada sepsis berat, pankreatitis akut atau peritonitis purulenta

difus.

Pada syok hipovolemik, peredaran darah menjadi buruk karena jumlah

darah di dalam pembuluh darah kurang sekali. Ini akan mengurangi

tekanan pengisian jantung yang berlanjut dengan turunnya curah jantung

sehingga perfusi jaringanpun berkurang.

Perdarahan dapat dikelompokan berdasarkan banyaknya volume darah

yang keluar, tetapi perbedaan antar kelompok ini mungkin tidak jelas pada

penderita syok hemorhagik sehingga penggantian volume harus diarahkan

pada respons terhadap tindakan awal dan bukan hanya mengandalkan

klasifikasi awal saja. Pengelompokan awal ini berguna untuk memastikan

tanda dini dan patofisiologi keadaan syok.

Perdarahan disebut kelas 1 bila kehilangan darah sampai 15%.

Perdarahan kelas 2 meliputi volume darah 15-30% yaitu sekitar 750-1500

ml. Perdarahan kelas 3 yaitu kehilangan 30-40%, sekitar 2000 ml pada

orang dewasa, dapat berakibat buruk. Penderita perdarahan kelas 3 hampir

selalu menunjukan tanda klasik perfusi yang adekuat, termasuk takikardi

dan takipnea yang jelas, perubahan status mental, dan penurunan tekanan

darah sistolik. Penderita ini hampir selalu memerlukan transfusi darah.

Keputusan untuk memberi transfuse darah tergantung pada respons

penderita terhadap resusitasi. Kehilangan volume darah lebih dari 40%

tergolong perdarahan kelas 4 yang dapat berakibat fatal.

3

Page 4: Referat Anestesi - syok

TABEL 1. PENGGOLONGAN KLINIS SYOK HIPOVOLEMIK

A. GAMBARAN KLINIS

Penurunan tekanan darah sistolik dianggap tanda khas syok

hipovolemik. Sebelum terjadi penurunan tekanan darah terjadi reaksi

kompensasi tubuh untuk mempertahankan perfusi jaringan organ vital.

Kompensasi tersebut adalah vasokonstriksi kapiler kulit sehingga kulit

menjadi pucat dan dingin. Oleh karena itu syok hipovolemik kadang

disebut syok dingin. Selain itu diuresis berkurang dan terjadi takikardi

untuk mempertahankan curah jantung dan peredaran darah. Karena

tindakan kompensasi ini, tekanan darah untuk beberapa waktu tidak

menurun. Metabolisme jaringan hipoksik menghasilkan asam laktat yang

menyebabkan asidosis metabolik sehingga terjadi takipnea. Akhirnya

karena kehilangan cairan intravaskuler terus-menerus, tindakan

kompensasi tidak dapat mempertahankan tekanan darah yang memaadai

sehingga terjadi dekompensasi dengan akibat penurunan tekanan darah

secara tiba-tiba.

4

SYOK RINGAN (kehilangan volume darah hingga 20%)

Rumusan : Penurunan perfusi organ tubuh dan jaringan yang tidak vital

(Kulit, lemak, otot rangka dan tulang.

Manifestasi : Pucat, kulit dingin

Penderita mengeluh merasa sakit

SYOK SEDANG (kehilangan volume darah hingga 20-40%)

Rumusan : Penurunan perfusi organ tubuh yang vital (hati, usus, ginjal)

Manifestasi : Oliguria hingga anuria dan penurunan tekanan darah ringan

hingga nyata.

SYOK BERAT (kehilangan volume darah hingga 40% atau lebih)

Rumusan : Penurunan perfusi jantung dan otak

Manifestasi : Gelisah, agitasi, koma detak jantuk yang tak beraturan. EKG

yang tidak normal dan jantung berhenti berdetak.

Page 5: Referat Anestesi - syok

B. PENATALAKSANAAN

Tata laksana syok dimulai dengan tindakan umum untuk memulihkan

perfusi jaringan dan oksigenasi sel. Untuk perfusi jaringan supaya

kebutuhan metabolic dan zat asam jaringan dapat dipenuhi diperlukan

tekanan darah sekurang-kurangnya 70-80 mmHg. Tekanan darah ini dapat

dicapai dengan memperhatikan prinsip resusitasi A B C. Jalan nafas

(airway) harus bebas, kalau perlu dengan intubasi. Pernafasan (Breathing)

harus terjamin, jika perlu dengan ventilasi buatan dan pemberian O2 100%.

Difisit volume peredaran darah (circulation) pada syok hipovolemik diatasi

dengan pemberian cairan intravena dan mempertahankan fungsi jantung.

Jumlah cairan yang diberikan harus seimbang dengan jumlah cairan

yang keluar. Pemberian dilakukan berdasarkan perkiraan banyaknya cairan

yang hilang. Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk mencegah

pemberian cairan yang berlebihan, sedangkan diuresis diperlukan untuk

mencegah pemberian yang kurang.

Sedapat mungkin diberikan jenis cairan yang sama dengan yang

keluar, darah pada perdarahan dan plasma pada luka bakar. Akan tetapi,

penanggulangan segera dengan cairan resisitasi dapat dimulai dengan

cairan ringer laktat atau kristaloid.

2.3.2 SYOK KARDIOGENIK

Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan faal pompa jantung

yang mengakibatkan curah jantung menjadi kecil atau berhenti sama

sekali. Infark Myokard yang luas yang disertai gangguan faal jantung atau

gangguan irama berupa aritmia ventrikel juga dapat menyebabkan syok

kardiogenik. Selain itu dapat disebabkan oleh defekseptum ventrikel,

aritmia (takikardi, fibrikasi, atau bradikardi) atau rupture otot papiler yang

semuanya dapat disebabkan oleh insufisiensi koroner. Hal tersebut

merupakan penyebab syok kardiogenik secara intrinsik.

Syok kardiogenik juga dapat disebabkan secara ekstrinsik. Penyebab

tersebut antara lain embolus pulmonal, tamponade jantung karena darah

atau eksudat di perikard, gagal nafas, hepertensi pulmonal, dan tension

pneumothorak (pneumothorak tekan).

5

Page 6: Referat Anestesi - syok

A. GAMBARAN KLINIS

Tanda karakteristik syok kardiogenik adalah penurunan curah

jantung dengan kenaikan tekanan vena sentral yang nyata dan takikardi.

Tahanan vaskuler sistemik umumnya juga meningkat. Bila perangsangan

vagus meningkat misalnya pada infark myokard inferior, dapat terjadi

bradikardi.Menurut Scheidt kriteria syok kardigenik adalah: Tekanan

sistolik arteri < 80 mmHg (ditentukan dengan pengukuran intra arteri).

Produksi urin < 20 ml/hari atau gangguan status mental. Tekanan

pengisian vetrikel kiri < 12 mmHg. Tekanan vena sentral >10 mm H2O

Keadaan ini disertai dengan manifestasi peningkatan katekolamin,

yaitu: gelisah, kerigat dingin, akral dingin, takikardi.

Tiga komponen utama syok kardiogenik, yaitu adanya: ganguan

fungsi ventrikel, bukti kegagalan organ akibat kurangnya perfusi jaringan,

tidak adanya hipovolemi.

B. PENATALAKSANAAN

Penyumbatan pembuluh darah koroner mengakibatkan iskemia

sehingga daya kontraksi myokard menurun yang merupakan penyebab

utama syok. Biasanya terjadi vasokonstriksi sehingga kulit dan bagian

akral teraba dingin, tetapi tidak selalu terjadi vasokonstriksi tersebut

sehingga kulit dan akral tetap hangat.

Pada penanggulangan infark myokard harus dicegah pemberian

cairan berlebihan yang akan membebani jantung. Selain itu harus

memperhatikan juga oksigenasi darah yang memadai dan tindakan untuk

menghilangkan nyeri.

Penatalaksanaan lain yang sering dilakukan adalah :

Pedekatan pengobatan

Kematian karena syok kardiogenik masih tetap tinggi walopun dengan

pengobatan. Obat-obat seperti simpatomimetik belum dapat

memperbaiki angka kematian. Tujuan pengobatan adalah membatasi

luas infark myokard akut, pengenalan gangguan mekanis sekunder atau

hipovolemi yang dapat menuju terjadinya curah jantung rendah da

renjatan.

6

Page 7: Referat Anestesi - syok

Monitoring Hemodinamik

Bila fasilitas tersedia dipasang oitoring hemodinamik. Pengukuran

tekanan pengisian ventrikel dan curah jantung dapat memberi

gambaran beratnya masalah, prognosis dan adaya hipovolemi.

Pompa Balon Intra Aorta

Indikasinya adalah perbururkan daripada status hemodinamik karena

kegagalan pompa jantung atau karena gangguan mekanis, yaitu bila

hipotensi.

Kateterisasi Jantung

Penderita dengan sakit dada berulang atau berkepanjangan harus

segera dilakukan angiografi koroner untuk eastikan ada tidaknya otot

jantung yang dapat diselamatkan dengan reperfusi.

Reperfusi Dini

Penderita dengan infark myokard akut dengan syok kardiogenik yang

mengancam atau telah terjadi (pada infark transmural dinding anterior,

telah ada infark sebelumnya, takikardi atau hipotensi) dapat menerima

manfaaat dari reperfusi bila dilakukan dini oleh ahlinya dan dalam 2-4

jam sejak mulainya sakit dada.

2.3.3 SYOK SEPTIK

Diartikan secara luas sebagai infeksi bakteri yang menyebar luas ke

banyak bagian tubuh, dimana infeksi disebarkan lewat darah dari satu

jaringan ke jaringan lainnya, dan menyebabkan kerusakan yang luas. Syok

septik lebih sering terjadi daripada jenis syok lainnya di samping syok

kardiogenik. Menimbulkan kematian di rumah sakit modern

Syok septik disebabkan oleh septikemia. Infeksi sistemik ini

biasanya disebabkan oleh kuman gram negatif dan menyebabkan kolaps

kardiovaskuler. Endotoksin hasil gram negative ini menyebabkan

vasodilatsi kapiler dan terbukanya hubungan pintas arterio vena perifer.

Selain itu, terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan kapasitas

vaskuler karena vasodilitasi perifer menyebabkan hipovelmia relative,

sedangkan peningkatan permeabilitasi kapiler menyebabkan kehilangan

cairan intravaskuler yang terlihat sebagai oedema.

7

Page 8: Referat Anestesi - syok

Pada syok septik, peredaran darah dipercepat dan curah jantung

meningkat kadang-kadang sampai tiga kali normal yang menghasilkan

perfusi berlebihan. Selain itu, volume dara beredar bertambah banyak, oleh

karena itu syok septik tersebut juga syok hiperdinamik. Hipoksia sel disini

tidak disebabkan oleh penurunan perfusi jaringan melainkan karena

ketidakmampuan sel untuk menggunakan zat asam karena toksin akibat

kuman.

A. ETIOLOGI

Infeksi luka atau jaringan lunak.

Abses.

Peritonitis

Infeksi traktus urogenitalis :

Sistitis (kateter buli-buli)

Infeksi organ pelvis (PID)

Abortus terinfeksi

Infeksi paru atau pneumonia

Luka baker terinfeksi.

B. GAMBARAN KLINIS

Beberapa gejala antara lain:

1. Demam tinggi

2. Vasodilatasi nyata di seluruh tubuh, terutama pada jaringan yang

terinfeksi.

3. Curah jantung yang tinggi. Disebabkan oleh vasodilatasi jaringan

yang terinfeksi dan di tempat lain dalam tubuh serta derajat

metabolik yang tinggi.

4. Melambatnya aliran darah. Disebabkan oleh aglutinasi sel darah

merah sebagai respon terhadap jaringan yang mengalami degenerasi

5. Pembentukan bekuan kecil di daerah yang luas dalam tubuh

(koagulasi intravaskuler menyebar = DIC)

Pada syok septik vasodilatasi perifer tidak dipengaruhi oleh

katekolamin. Kulit penderita hangat sehingga syoknya disebut juga syok

panas. Kulit menjadi merah karena vasodilatasi, sedangkan peredaran

8

Page 9: Referat Anestesi - syok

darah meningkat pesat untuk mengompensasi ruang vaskuler yang

meluas. Denyut nadi menjadi sebagai tanda curah jantung meningkat.

Tekanan nadi yaitu perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan

diastolik meningkat. Hipoksia otak menyebabkan kegelisahan dan

akhirnya koma. Perfusi ginjal yang tidak mencukupi menyebabkan

oliguri dan mungkin nekrosis tuubulus. Pada syok lanjut, myokard

mengalami hipoksia sehingga mengakibatkan kematian.

C. PENATALAKSANAAN

Untuk menanggulangi syok septik, sumber sepsis harus dicari.

Biakan darah harus dilakukan berulang-ulang untuk menentukan kuman

penyebab dan memastikan kerentanan serta resitennya terhadap berbagai

antibiotik.

Antibiotik diberikan berdasarkan hasil biakan. Pemberian cairan

berdasarkan hasil pemantauan. Karena biasanya terjadi gagal organ

majemuk (sindrom MOF), penderita harus dipantau secara seksama,

khususnya system saraf pusat karena mungkin terjadi ensefalopati,

penyulit paru karena ARDS, jantung karena ancaman miokarditis, hati

karena mungkin terjadi gangguan faal atau hepatitis, ginjal karena

mungkin terjadi gagal ginjal, system hemopoitik karena mungkin terjadi

koagulasi intravaskuler tersebar (DIC), dan jalan cerna karena ancaman

tukak peptik strees dengan perdarahan atau perforasi.

Pemantauan dengan alat canggih, pemberian cairan secara

sempurna, pemberian antibiotik menurut hasil biakan, dan perawatan

optimal tidak dapat menyelamatkan penderita jika sumber sepsis tidak

diberantas secara radikal umpamanya dengan tindakan bedah dan

penyaliran.

TABEL 2. PENANGANAN SYOK SESUAI JENISNYA

++ utama

+ umumnya diperlukan

0 tidak ada indikasi dan tidak diperlukan

Tindakan Hipovolemik Kardiogenik Septik

9

Page 10: Referat Anestesi - syok

Jalan napas & ventilasi

Kontrol Pendarahan

Kontrol nyeri & cemas

Oksigen

Jaga suhu tubuh normal

Pengembalian & jaga

EV

Koreksi asidosis &

cegah alkalosis.

Kristaloid

Plasma ekspander

Darah (whole blood)

Obat inotropik

Vasodilator

Antibiotika

Steroid

++

++

++

++

++

++

++

++

+-

++ (perdarahan)

+-

+-

+-

+-

++

0

++

++

++

++

++

+-

+-

0

++

+-

+-

+-

0

++

++

+

++

++

++

+

+-

+-

+

+-

++

++

2.3.4 SYOK NEUROGENIK

Syok tidak selalu timbul karena kehilangan volume

darah.Sebaliknya, kapasitas vaskuler meningkat begitu besar sehingga

jumlah normal darah menjadi tidak mampu untuk mengisi sistem sirkulasi.

Penyebabnya adalah hilangnya tonus vasomotor secara tiba-tiba diseluruh

tubuh, terutama yang menyebabkan dilatasi luar biasa pada vena.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hilangnya tonus vasomotor

adalah :

1. Anestesi umum yang dalam, sering kali menekan pusat vasomotor

sehingga meimbulkan kolaps vasomotor.

2. Anestesi spinal, terutama bila menyeluruh ke atas sepanjang medula

spinalis sehingga menghambat aliran impuls simpatis keluar dari

sistem saraf.

3. Kerusakan otak sering kali menyebabkan kolaps vasomotor.

10

Page 11: Referat Anestesi - syok

Syok neurogenik juga disebut sebagai sinkope. Syok neurogenik

terjadi karena reaksi vasovagal berlebihan yang mengakibatkan

vasodilatasi menyeluruh di regio splanknikus sehingga perdarahan otak

berkurang. Reaksi vasovagal umumnya disebabkan oleh suhu lingkungan

yang panas, terkejut, takut atau nyeri. Syok neurogenik pada trauma terjadi

karena hilangnya symphatetik tone, misalnya pada cedera tulang belakang

atau yang sangat jarang, cedera pada batang otak. Hipotensi pada pasien

dengan cedera tulang belakang disertai dengan Oxygen Delivery yang

cukup karena curah jantung tinggi meskipun tekanan darahnya rendah.

Diagnosis banding syok neurogenik adalah vasovagal. Kedua kondisi

sama-sama menyebabkan hipotensi karena kegagalan pusat pengaturan

vasomotor tetapi pada sinkope vasovagal hal ini tidak sampai

menyebabkan iskemia jaringan menyeluruh dan menimbulkan gejala syok.

A. ETIOLOGI

Suhu panas dengan banyak orang.

Terkejut, takut, atau nyeri.

Anestesia lumbal/spinal.

Trauma tulang belakang.

B. GAMBARAN KLINIS

Tanda dan gejala syok neurogenik sama dengan gejala syok

hipovolemik. Kelainan neurogenik seperti quadriplegia atau paraplegia

harus ada.

C. PENATALAKSANAAN

Pertama-tama letakan pasien pada posisi terlentang dan berikan

oksigen. Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih,

berikan vasopressor (agonis alfa), antara lain dopamine dengan dosis

diatas 10-20 ug/kgbb/menit atau fenileferin 10 ug/menit atau 0,25

ml/menit IV (larutkan fenileferin 10 mg ke dalam 250 mg larutan garam

berimbang). Perdarahan seperti rupture lien merupakan kontraindikasi

untuk pemberian vasopressor agonis alfa.

11

Page 12: Referat Anestesi - syok

2.3.5 SYOK ANAFILAKTIK

Anafilaksis merupakan kondisi alergi dimana curah jantung dan

tekanan arteri sering kali menurun denagan hebat. Terutama disebabkan

oleh suatu reaksi antigen-atibodi yang timbul segera setelah suatu antigaen

yang sensitif untuk seseorang masuk ke dalam sirkulasi. Efek utamanya

menyebabkan basofil dan sel mast melepaskan antihistamin atau bahan

seperti histamin. Selanjutnya histamin menyebabkan:

1. Kenaikan kapasitas vaskuler akibat dilatasi vena.

2. Dilatasi arteriol yang mengakibatkan tekanan arteri manjadi sangat

turun.

3. Kenaikan luar biasa pada permeabilitas kapiler dengan hilangnya

cairan dan protein ke dalam ruang jaringan secara cepat.

Jika seseorang sensitive terhadap suatu antigen dan kemudian

terpajang lagi pada antigen tersebut, akan timbul reaksi hipersensitivitas

umumnya tipe 1. Antigen yang bersangkutan terikat pada antibody

dipermukaan sel mast sehingga terjadi degranulasi, pengeluaran histamine

dan zat vasoaktif lain. Keadaan ini menyebabkan peningkatan

permeabilitas dan dilatasi kapiler menyeluruh. Hipovolemik relative

karena vasodilatasi mengakibatkan syok sedangkan peningkatan

permeabilitasi kapiler menyebabkan oedema. Pada syok anafilaktik terjadi

bronkospasme yang menurunkan ventilasi.

Syok anafilaktik sering disebabkan oleh obat, terutama yang

diberikan intravena seperti antibiotic atau media kontras. Sengatan lebah

juga dapat menimbulkan syok pada orang yang rentan.

PENATALAKSANAAN

Syok anafilaktik merupakan tindakan cepat karena penderita berada

pada keadaan gawat. Segera berikan 1 ml larutan adrenalin 1/1000 secara

subkutan untuk menimbulkan vasokonstriksi. Hidrokortison 200-500 mg

diberikan intra vena untuk menstabilkan sel mast, dan sediaan antihistamin

intra vena untuk menghambat reseptor histamine. Infus diberikan untuk

mengatasi hipovolemia.

Tindakan pencegahan syok anafilaktik harus diperhatikan sebelum

melakukan penyunyikan. Bila tidak ada kepastian mengenai kemungkinan

12

Page 13: Referat Anestesi - syok

akan terjadi sok anafilaktik, sebaiknya dilakukan tes kulit dan selalu harus

disiapkan sediaan adrenalin, hidrokortison, dan antihistamin.

TABEL 3. GEJALA DAN TANDA SYOK

Tipe Syok Septik Hipovolemik Anafilaktik Kardiogenik Vasovagal

Tekanan

darahN/-/- - -/- - -/- - -/- - N

Tekanan

nadiN/+/++ -/- - -/- - -/- - N

Denyut

nadi +/++ +/++ +/++ + N

Isi nadi Besar Kecil N/kecil N/kecil N

Vasokonstr

iksi perifer- + + +(-) N/+

Suhu kulit Hangat Dingin Dingin Dingin N/pucat

Warna Merah Pucat N/pucat N/pucat N

Tekanan

vena

sentral

N/

rendahN/rendah N/rendah Tinggi N

Diuresis -/- - - - - -/- - N

EKG N N N Abn N

Foto Paru Oedem

infiltratN N Oedem N

N=Normal, +=Meningkat, ++=Sangat Meningkat, - =Menurun, -- =Sangat Menurun, Abn=abnormal

13

Page 14: Referat Anestesi - syok

14