Myleografi Referat Radiologi New

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia kedokteran saat ini sangat maju dengan pesat terutama dengan pekembangan dan aplikasi komputer bidang kedokteran sehingga ilmu radiologi turut berkembang pesat mulai dari pencitraan organ sampai ke pencitraan selular atau molekular. Di Indonesia perkembangan kedokteran terutama dalam bidang radiologi masih banyak dilakukan serta perlu dukungan pemerintah. Pemeriksaan myleografi di negara maju perannya sudah semakin sempit dan diganti dengan teknologi CT scan serta perangkat digital lainnya termasuk USG dan MRI meskipun demikian, alat tersebut masih tetap dipakai karena murah, mudah dan cepat untuk kasus tertentu. Di Indonesia dengan pengembangan program pemerintah pusat dan daerah sudah banyak penempatan alat radiologi dasar di puskesmas besar sehingga dapat membantu dokter yang bertugas dan tidak perlu merujuk ke kota atau RS besar hanya untuk diagnosis penyakit tertentu. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah definisi Mielografi? 2. Bagaimana prinsip pemeriksaan Mielografi? 1

description

Myelograf

Transcript of Myleografi Referat Radiologi New

Page 1: Myleografi Referat Radiologi New

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia kedokteran saat ini sangat maju dengan pesat terutama dengan

pekembangan dan aplikasi komputer bidang kedokteran sehingga ilmu radiologi

turut berkembang pesat mulai dari pencitraan organ sampai ke pencitraan selular

atau molekular. Di Indonesia perkembangan kedokteran terutama dalam bidang

radiologi masih banyak dilakukan serta perlu dukungan pemerintah.

Pemeriksaan myleografi di negara maju perannya sudah semakin sempit

dan diganti dengan teknologi CT scan serta perangkat digital lainnya termasuk

USG dan MRI meskipun demikian, alat tersebut masih tetap dipakai karena

murah, mudah dan cepat untuk kasus tertentu. Di Indonesia dengan

pengembangan program pemerintah pusat dan daerah sudah banyak penempatan

alat radiologi dasar di puskesmas besar sehingga dapat membantu dokter yang

bertugas dan tidak perlu merujuk ke kota atau RS besar hanya untuk diagnosis

penyakit tertentu.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi Mielografi?

2. Bagaimana prinsip pemeriksaan Mielografi?

3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dilakukan Mielografi?

4. Bagaimana teknik pemeriksaan Mielografi?

5. Bagaimana prosedur pemeriksaan Mielografi?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui definisi Mielografi

2. Mengetahui prinsip pemeriksaan Mielografi

3. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi dilakukan Mielografi

4. Mengetahui teknik pemeriksaan Mielografi

5. Mengetahui prosedur pemeriksaan Mielografi

1

Page 2: Myleografi Referat Radiologi New

1.4. Manfaat

1. Memperluas wawasan mahasiswa kedokteran mengenai peran

dilakukannya pemeriksaan mielografi sebagai salah satu sarana

pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis adanya suatu penyakit

terutama di regio vertebrae.

2. Membantu mahasiswa kedokteran untuk mengintepretasi adanya suatu

kelainan pada mielografi.

2

Page 3: Myleografi Referat Radiologi New

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Tulang Belakang

Tulang belakang (vertebra) terdari dari 33 tulang : 7 buah tulang cervical,

12 buah tulang thoracal, 5 buah tulang lumbal, 5 buah tulang sacral dan 4 tulang

coccygeus. Tulang cervical, thoracal dan lumbal membentuk columna vertebralis,

sedangkan tulang sacral dan coccygeus satu sama lain menyatu membentuk dua

tulang yaitu tulang sacrum dan coccygeus. Discus intervertebralis merupakan

penghubung antara dua corpus vertebra.

Gambar 2.1 Tulang Belakang Manusia

Sistem otot ligamentum membentuk jajaran barisan (aligment) tulang

belakang dan memungkinkan mobilitas vertebra.

3

Page 4: Myleografi Referat Radiologi New

Fungsi columna vertebralis adalah menopang tubuh manusia dalam posisi

tegak, yang secara mekanik sebenarnya melawan pengaruh gaya gravitasi agar

tubuh secara seimbang tetap tegak.

Vertebra cervical, thoracal, lumbal bila diperhatikan satu dengan yang

lainnya ada perbedaan dalam ukuran dan bentuk, tetapi bila ditinjau lebih lanjut

tulang tersebut mempunyai bentuk yang sama. Corpus vertebra merupakan

struktur yang terbesar karena mengingat fungsinya sebagai penyangga berat

badan.

Pada proses penuaan discus intervebralis, kadar cairan dan elastisitas

discus akan menurun. Keadaan ini mengakibatkan ruang discus intervebralis

makin menyempit, “facet join” makin merapat, kemampuan kerja discus menjadi

makin buruk, annulus menjadi lebih rapuh. Keadaan demikian menimbulkan

“locus minoris resistensi” atau titik lemah untuk terjadinya HNP (Hernia Nukleus

Pulposus). Ligamentum spinalis berjalan longitudinal sepanjang tulang vertebra.

Ligamentum ini berfungsi membatasi gerak pada arah tertentu dan mencegah

robekan.1,2,4

Gambar 2.2 Discus Intervebralis

4

Page 5: Myleografi Referat Radiologi New

Medula spinalis merupakan bagian susunan saraf pusat, berbentuk silinder

memanjang dan seluruhnya terletak didalam saluran tulang tulang belakang. Pada

orang dewasa membentang dari medulla oblongata sampai setinggi ruang antar

ruas lumbal I-II.

Medula spinalis dibungkus oleh tiga lapis selaput meningen. Selaput

paling dalam disebut pia meter berisi pembuluh darah yang memberi nutrisi.

Selaput meningen yang berada ditengah adalah arachnoid, membungkus akar

serabut saraf spinal dari tempat keluarnya dari kanalis vertebralis. Arakhnoid

dipisahkan dari pia meter oleh ruang sub arachnoid. Dura meter merupakan

selaput terluar meluas kebawah sampai setinggi ruas sakral II, untuk membungkus

saraf-saraf spinal, yang memanjang dari sumsum tulang belakang ke pintu keluar.

Medula spinalis ke bawah semakin mengecil membentuk kerucut yang

disebut conus medularis. Dari konus medularis sampai koksigeus I terdapat

serabut saraf yang disebut filum terminale.

Ada 31 pasang saraf spinal. Akar masing-masing saraf keluar dari saluran

tulang belakang setinggi permukaan antar ruas, mulai dari occipito-

atlantis sampai sakro-koksigis. Menurut tempatnya masing-masing lintasan akar

saraf berbeda-beda. Pada daerah cervikal akar saraf keluar hampir tegak lurus

medula spinalis, daerah thorakal keluarnya mulai miring ke bawah, di daerah

lumbal dan sakral keluarnya merupakan berkas serabut-serabut yang hampir

sejajar di sekitar filum terminalis membentuk cauda equina (ekor kuda).

Ruang sub arachnoid merupakan selubung dari medula spinalis dan

berakhir setinggi sakral II. Ruang sub arachnoid dibawah lumbal II disebut teka

lumbalis (sakus). Dari sinilah cairan cerbro spinalis dihasilkan

oleh plexsus khoroid yang kemudian akan disalurkan kedalam ventrikel-ventrikel

otak. Adapun peredaran dari saluran cerebrospinalis dimulai dari ventrikel-

ventrikel otak, cairan ini masuk ke dalam saluran pusat medula spinalis dan ruang

sub arakhnoid melalui celah-celah ventrikel ke empat. Cairan yang normal tampak

jernih tidak berwarna dan tidak berbau.

Tulang belakang mempunyai tiga lengkungan fisiologis yaitu lordosis

servikalis, kyphosis thorakalis dan lordosis lumbalis. Sudut lumbosakral adalah

5

Page 6: Myleografi Referat Radiologi New

sudut yang dibentuk oleh permukaan os. sakrum dengan garis horizontal. Normal

besar sudut lumbosakral (sudut Ferguson) 30 derajat.

2.2 Definisi

Myelografi adalah pemeriksaan secara radiologis dari medulla spinalis

dengan menyuntikan media kontras ke dalam ruang sub arakhnoid dengan tujuan

untuk melihat struktur kanalis spinalis.

2.3 Prinsip Kerja

Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan

gelombang radio, panas, cahaya dan ultra violet, tetapi dengan panjang gelombang

yang sangat pendek. Gelombang /sinar elektromagnetik terdiri atas : listrik, radio,

inframerah, cahaya, ultraviolet, sinar-X, sinar gamma, dan sinar kosmik. Sinar-X

bersifat heterogen, panjang gelombangnya bervariasi dan tidak terlihat. Perbedaan

antara Sinar-X dengan sinar elektomagnetik lainnya juga terletak pada panjang

gelombang, dimana panjang gelombang sinar-X sangat pendek, yaitu hanya

1/10.000 panjang gelombang cahaya yg kelihatan. Karena panjang gelombang yg

pendek itu, maka sinar-X dapat menembus benda-benda. Panjang gelombang

sinar elektromagnetik dinyatakan dalam satuan Angstrom. Gelombang yang

dipergunakan dalam dunia kedokteran antara 0,50 A-0,125 A.

1A = 10⁻⁸ cm ( 1/100.000.000 cm )

Sinar-X mempunyai beberapa sifat fisik, yaitu : daya tembus, pertebaran,

penyerapan efek fotografik, pendar fluor (fluoresensi), ionisasi, dan efek biologik.

1. Daya Tembus

Sinar-X dapat menembus bahan, dengan daya tembus sangat besar dan

digunakan dalam radiografi. Makin tinggi tegangan tabung (besaran KV)

yang digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom

atau kepadatan suatu benda, makin besar daya tembusnya.

2. Penyebaran

Apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas

tersebut akan bertebaran ke segala jurusan, menimbulkan radiasi sekunder

6

Page 7: Myleografi Referat Radiologi New

(radiasi hambur) pada bahan/ zat yang dilaluinya. Hal ini akan

menimbulkan gambar radiograf dan pada film akan tampak pengaburan

kelabu secara menyeluruh. Untuk mengurangi akibat radiasi hambur ini,

maka diantara subjek dengan film rontgen diletakkan grid.

3. Penyerapan

Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat

atom atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau

berat atomnya, makin besar penyerapannya.

4. Efek Fotografik

Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak –bromida) setelah

diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap.

5. Pendar fluor (Fluorensi)

Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium- tungstat atau

Zink- sulfid memendarkan cahaya (luminisensi), bila bahan tersebut

dikenai radiasi sinar-X. Luminisensi ada 2 jenis, yaitu :

a. Fluoresensi : memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar-X

saja.

b. Fosforisensi : pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat

walaupun radiasi sinar-X  sudah simatikan (after-glow)

2. Ionisasi

Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan

menimbulkan ionisasi partikel-partiel bahan atau zat tersebut.

3. Efek Biologik

Sinar-X akan menimbulkan perubahan- perubahan biologik pada jaringan.

Efek biologik ini digunakan dalam pengobatan radioterapi.

Untuk pembuatan sinar-X diperlukan sebuah tabung roentgen hampa udara

dimana terdapat elektron- elektron yng diarahkan dengan kecepatan tinggi pada

suatu sasaran (target). Dari proses  tersebut diatas terjadi suatu keadaan dimana

energi elektron sebagian besar diubah menjadi panas (99%) dan sebagian kecil

(1%) diubah menjadi sinar-X. Suatu tabung pesawat rontgen mempunyai beberapa

persyaratan, yaitu :

7

Page 8: Myleografi Referat Radiologi New

Mempunyai sumber elektron

Gaya yang mempercepat gerakan elektron

Lintasan elektron yang bebas dalam ruang hampa udara

Alat pemusat berkas elektron (focusing cup)

Penghenti gerakan elektron

Urutan proses terjadinya sinar X dari tabung roentgen adalah sebagai

berikut :

1. Katoda (filamen) dipanaskan (lebih dari 20.000˚C) sampai menyala

dengan menggunakan aliran listrik yang berasal dari transformator.

2. Karena panas, elektron- elektron dari katode (filamen) terlepas.

3. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektron-

elektron akan dipercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan ke alat

pemusat (focusing cup).

4. Filamen dibuat relatif negatif terhadap sasaran (target) dengan memilih

potensial tinggi.

5. Awan- awan elektron mendadak dihentikan pada sasaran (target) sehingga

terbentuk panas (>99%) dan sinar-X (<1%).

6. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluanya sinar-X dari tabung,

sehingga sinar-X yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.

7. Panas yang tinggi pada sasaran (terget) akibat benturan elektron ditiadakan

oleh radiator pendingin

Jumlah sinar-X yang dilepaskan setiap satuan waktu dapat dilihat dari alat

pengukur miliampere (MA), sedangkan jangka waktu pemotretan dikendalikan

oleh alat pengukur waktu.

Daya tembus sinar X berbeda-beda sesuai dengan benda yang dilaluinya.

Benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan memberi bayangan hitam

(radiolusen). Benda-benda yang sukar ditembus sinar X akan memberi bayangan

putih (radioopak). Diantaranya terdapat bayangan perantara yang tidak terlalu

hitam atau radiolusen sedang (moderately radiolucent) dan tidak terlalu putih atau

radioopak (moderately radio-opaque). Diantara radiolusen sedang dan radioopak

8

Page 9: Myleografi Referat Radiologi New

sedang bayangan keputih-putihan (intermediate)/ berdasarkan mudah tidaknya

ditembus sinar X, maka bagain tubuh dibedakan atas :

1. Radiolusen (hitam) : gas dan udara.

2. Radiolusen sedang : jaringan lemak.

3. Keputih-putihan : jaringan ikat, otot, darah, kartilago, epitel, batu

kolesterol, batu asam urat.

4. Radioopak sedang : tulang dan garam kalsium.

5. Radioopak (putih) : logam-logam berat.

2.4 Indikasi

Untuk memperlihatkan kelainan-kelainan pada :

Ruang sub arakhnoid

Syaraf perifer

Medulla spinalis

Adapun kelainan – kelainan yang sering terjadi pada daerah vertebrae,

antara lain:

1. Tumor :

- Ekstradural :

• Cervical spondylosis

• Spinal tuberculosis

• Herniated nucleus pulposus

• Metastatic tumors

– Intradural (ruang subarachnoid)

• Neurofibroma

• Meningioma

– Intramedullary (spinal cord)

• Ependymoma

• Astrocytoma

• Syringomyeloma

2. Kista

9

Page 10: Myleografi Referat Radiologi New

3. Arachnoiditis

4. Cedera Radiks saraf spinalis

5. Tumor pada fosa posterior tulang kepala

2.5 Kontra Indikasi

Adapun kontra indikasi dari Myelografi sebagai berikut :

Tekanan intra kranial meninggi

Infeksi pada daerah tusukan

Alergi terhadap bahan kontras

Kesadaran menurun

LCS bercampur darah

Pada wanita sampai akhir periode reproduksi dan wanita hamil untuk

mencegah paparan radiasi.

2.6 Pemeriksaan Mielografi

A. Persiapan Pasien

Jika pasien wanita, tanyakan apakah pasien hamil.

Tanyakan apakah pasien mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya.

Tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat asma atau alergi.

Penandatanganan informed consent.

Melepaskan benda-benda logam pada daerah yang akan diperiksa.

Pasien puasa: selama 5-8 jam sebelum pemeriksaan.

Pasien diberi penjelasan tentang prosedur pemeriksaan.

Dibuat plain foto posisi AP dan lateral pada daerah yang akan diperiksa.

Premedikasi : diberikan obat sedatif,  yaitu kombinasi dari 10 mg Drop

ridol & 0,15 mg

B. Persiapan Kamar / Ruang Pemeriksaan

Dikarenakan prosedur pemeriksaan mielografi harus aseptik, maka

meja pemeriksaan dan alat-alat harus bersih. Dipersiapkan juga tabuing

oksigen yang siap pakai, standart infus dan beberapa peralatan steril maupun

tidak steril yang diperlukan dan siletakkan pada tempatnya.

10

Page 11: Myleografi Referat Radiologi New

C.  Persiapan Alat :

Pesawat sinar X

Kaset yang berisi film

Marker L dan R

Baju penderita dan duk lobang steril

Spuit 10 ml dan 20 ml

Jarum spina beberapa ukuran

Kasa steril

Kapas steril

Alkohol

Yodium ( Betadine )

Media kontras yang digunakan

Media kontras yang digunakan bersifat water soluble non ionik.

Contohnya : Ultravist, omnipaque, Iopamiero

Obat anti histamin

Sarung tangan

Bengkok dan plester

Tensimeter

D. Bahan Kontras

Secara garis besar, maka bahan kontras dibagi atas :

1. Kontras negatif, yaitu udara.

Pemeriksaan mielografi dengan kontras udara sudah banyak

ditinggalkan karena kesukaran teknis radiografi dan posisi pemeriksaan

yang sangat menggangu penderita.

2. Kontras positif

a. Yang larut dalam air (water soluble) :

Dimer – X Beresiko kejang jika mengenai otak (sudah tidak

dugunakan).

Amipaque

Conray 280

11

Page 12: Myleografi Referat Radiologi New

b. Yang larut dalam minyak (oil soluble) :

Pantopaque

Myodil

Durolipaque

E.   Teknik Pemeriksaan Mielografi

Beberapa teknik pemeriksaan yang dilakukan ialah :

1. Pungsi Lumbal

2. Pungsi Suboksipital

Pungsi Lumbal

Pasien diletakkan dalam posisi erect/ duduk atau lateral dekubitus

kiri/kanan.

Dilakukan di desinfektan (dari sentral ke luar ) dengan menggunakan

alkohol kemudian betadine.

Dilakukan pungsi dengan jarum spinal no.18 atau no.20 setinggi L III-IV

atau L IV-V, kadang-kadang dikerjakan pungsi setinggi L II-III, sampai

keluar liquor cerebru spinalis (LCS).

Dimasukkan kontras sebanyak 10-20 cc ke dalam ruangan subarakhnoid.

Yang harus diperhatikan : kesterilan alat tusuk, daerah yang ditusuk,

media kontras yang hendak dimasukkan.

Foto-foto diambil dalam posisi :

o Prone dengan sinar AP

o Lateral

o Oblique, jika perlu prone dengan sinar horizontal.

Pada penderita dengan kelainan di daerah lumbal, foto-foto dibuat

dalam posisi erect sampai trendelenberg sekitar 150, agar kontras terlihat

mengisi dural sac distal sampai daerah konus medularis. Untuk penderita

dengan kelainan di daerah torakal dan servikal, foto diambil dalam posisi

trendelenberg yang kadang-kadang mencapai 450-600.

12

Page 13: Myleografi Referat Radiologi New

Pungsi Suboksipital

Pasien diletakkan dalam posisi lateral dekubiotus kiri.

Dilakukan di desinfektan (dari sentral ke luar ) dengan menggunakan

alkohol kemudian betadine.

Dilakukan pungsi di daerah suboksipital dimana jarum pungsi akan masuk

ke dalam cisterna magna cerebri, sampai keluar liquor cerebru

spinalis (LCS).

Dimasukkan kontras sebanyak 10-20 cc.

Yang harus diperhatikan : kesterilan alat tusuk, daerah yang ditusuk,

media kontras yang hendak dimasukkan.

Foto-foto dibuat dalam posisi : prone dan lateral.

Cara ini dilakukan untuk melihat batas atas lesi yang diderita. Namun

pemeriksaan ini sangat jarang dilakukan. Adakalanya kontras yang

dimasukkan tidak sampai ke dalam ruang subarakhnoid, tetapi ke dalam ruang

subdural atau epidural. Dalam hal ini pemeriksaan harus diulang kembali.

Kontras yang larut dalam air/likuor serebrospinal mempunyai

viskositas yang lebih rendah, sehingga dapat memperlihatkan ruang

subarakhnoid sampai axillary pouch.

Myelografi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik radiografi

konvensional ataupun dengan fluoroskopi. Sebelum pemeriksaan myelografi

dilakukan dibuat terlebih dahulu foto pendahuluan ( polos ) dari vertebre dengan

proyeksi AP dan lateral. Apabila foto pendahuluan telah baik / informatif yang

dinyatakan oleh radiolog, pemeriksaan diteruskan dengan penyuntikkan

media kontras.

Gambar 2.3 Posisi Penyinaran

13

Page 14: Myleografi Referat Radiologi New

1.    Proyeksi Lateral

·         Tujuan : untuk melihat kedalaman jarum yang menusuk ke dalam diskus

intervertebralis menembus Medula Spinallis

·         Posisi Pasien : Pasien lateral recumbent, kepala di atas bantal, knee fleksi, di

bawah knee dan ankle diberi pengganjal.

·         Posisi Obyek :

a)    Atur MSP (Mid Sagittal Plane) tegak lurus kaset/meja pemeriksaan.

b)    Pelvis dan tarsal true lateral

Gambar 2.4 Posisi Lateral

Letakkan pengganjal yang radiolussent di bawah pinggang agar vertebra

lumbal sejajar pada meja (palpasi prosessus spinosus).

Sinar

CR : Tegak lurus kaset.

CP : Setinggi L3 (4 cm di atas crista iliaka)

FFD : 100 cm

Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.

Kriteria :

a) Tampak gambaran jarum yang menusuk bagian diskus intervertebralcontras

dan menembus Medula Spinallis

b) Tampak gambaran Medula Spinallis telah terisi zat contras.

c) Tampak foramen intervertebralis L1 – L4, Corpus vertebrae, space

intervertebrae, prosessus spinosus.

14

Page 15: Myleografi Referat Radiologi New

2.    Proyeksi AP

1. Tujuan : Untuk melihat zat contas yang telah terisi contras media

2. Posisi Pasien : Pasien tidur supine, kepala di atas bantal, knee fleksi.

3. Posisi Obyek :

a. Atur MSP (Mid Sagittal Plane) tegak lurus kaset/meja pemeriksaan.

b. Letakkan kedua tangan diatas dada.

c. Tidak ada rotasi tarsal / pelvis.

4. Sinar

CR : Tegak lurus kaset

CP :

a. Setinggi Krista iliaka (interspace L4-L5) untuk memperlihatkan

lumbal sacrum dan posterior Cocygeus.

b. Setinggi L3 (palpasi lower costal margin/4 cm di atas crista

iliaka) untuk memperlihatkan lumbal.

FFD : 100 cm

Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.

Gambar 2.5 Gambaran foto dengan kontras

Kriteria : Tampak vertebra lumbal, space intervertebra, prosessus spinosus dalam

satu garis pada vertebra, prosessus transversus kanan dan kiri berjarak sama

15

Page 16: Myleografi Referat Radiologi New

2.7 Keuntungan dan Kerugian Mielografi

A. Keuntungan Mielografi

Mielografi relatif aman.

Ketika bahan kontras disuntikkan ke dalam ruang subarachnoid, daerah

sekitarnya seperti akar saraf dan sumsum tulang belakang akan dapat

dievaluasi yang biasanya tidak terlihat atau sulit dibedakan pada x-ray biasa

tanpa kontras.

Radiasi X-ray biasanya tidak memiliki efek samping bila digunakan dalam

kisaran diagnostik yang diperlukan untuk prosedur ini.

B. Kerugian Mielografi

Selalu ada kemungkinan kecil kanker akibat paparan yang berlebihan terhadap

radiasi.

Meskipun jarang, sakit kepala yang berhubungan dengan adanya kontras yang

meningkatkan TIK dapat terjadi. Sakit kepala biasanya meningkat ketika

pasien tiduran, biasanya dimulai dalam waktu 2-3 hari setelah tindakan.

Efek samping injeksi bahan kontras walaupun jarang, seperti gatal-gatal,

ruam, mual, bersin, atau kecemasan. Reaksi yang lebih parah yang melibatkan

jantung atau paru-paru tetapi sangat jarang terjadi.

Komplikasi yang lebih sering yaitu cedera saraf tulang belakang dari jarum

dan perdarahan di sekitar akar saraf di kanal tulang belakang. Selain itu,

meningen yang menutupi sumsum tulang belakang bisa menjadi meradang

atau terinfeksi. Kejang adalah komplikasi yang sangat jarang dari mielografi.

Keterbatasan yang paling signifikan dari mielografi adalah:

o Hanya mampu melihat daerah kanalis tulang belakang dan akar saraf

yang berdekatan dengan tulang belakang.

o Mielografi harus dihindari selama kehamilan karena risiko radiasi

terhadap janin.

o Mungkin sulit untuk menyuntikkan bahan kontras pada pasien dengan

cacat struktur tulang belakang atau beberapa bentuk cedera tulang

belakang.

o Mielografi tidak boleh dilakukan pada tempat suntikan yang terinfeksi.

16

Page 17: Myleografi Referat Radiologi New

2.8 Proteksi Radiasi

Proteksi radiasi adalah usaha dalam lingkungan kesehatan yang

bertujuan memperkecil penerimaan dosis radiasi yang diterima baik oleh

pihak-pihak yang terlibat selama pemeriksaan radiologi baik bagi pasien,

radiografer, dokter radiologi dan masyarakat umum dan lingkungan sekitar.

1. Proteksi radiasi bagi pasien

Mengatur luas lapangan sesuai lapangan objek yang diperlukan

dan menghindari pengulangan pemeriksaan (foto), karena akan

menambah dosis yang diterima

2. Proteksi Radiasi bagi petugas

Petugas berdiri di belakang tabir radiasi selama penyinaran

berlangsung. Apabila petugas harus berada di ruangan pemeriksaan

harus menggunakan apron. Menggunakan alat pencatat dosis personil

film badge. Petugas menggunakan sarung tangan timbal

3. Proteksi radiasi bagi masyarakat umum

Yang dimaksud masyarakat umum disini adalah orang yang

berada disekitar unit radiologi dan tidak mempunyai kepentingan

dengan pemeriksaan radiodiagnostik dan dikarenakan suatu hal maka

harus berada di dekat unit radiologi contoh dari masyarakat umum

adalah pengantar pasien (keluarga, perawat) pemberian proteksi

masyarakat umum sebagai berikut :

- Tembok ruangan pemeriksaan setebal setara dengan ketebalan

0,25 mm Pb dan pintu ruangan di unit radiologi di lapisi Pb.

- Memberikan peringatan berupa tulisan, maupun tanda-tanda

akan bahaya radiasi sinar-X.

17

Page 18: Myleografi Referat Radiologi New

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Myelografi adalah pemeriksaan secara radiologis dari medulla spinalis

dengan menyuntikan media kontras positif ke dalam ruang sub arakhnoid.

Indikasi yang bisa dilakukan dengan pemeriksaan ini adalah Untuk

memperlihatkan kelainan-kelainan pada ruang sub arakhnoid, syaraf perifer,

medulla spinalis. Kontra indikasi jika tekanan intra kranial meninggi, terdapat

infeksi, Alergi pada bahan kontras, kesadaran menurun, LCS bercampur darah,

dan pada wanita hamil.

Prosedur Pelaksanaan dapat dilakukan dengan persiapan pasien seperti

puasa, serta persiapan peralatan meliputi Pesawat sinar X, Kaset yang berisi film

beserta Marker, baju pasien, Spuit, Jarum spina, Kasa steril, Kapas steril, Alkohol,

Yodium ( Betadine ), Media kontras yang digunakan bersifat water soluble non

ionik. Contohnya : Ultravist, omnipaque, Iopamiero, Obat anti histamin, Sarung

tangan, Bengkok dan plester, Tensimeter

Proyeksi pemotretan pada pemeriksaan ini adalah Antero-Posterior dan

lateral. Kriteria gambar yang diharapkan adalah kontras dapat mengisi canalis

vertebralis dan memberikan gambaran daerah sekitarnya sehingga dapat

ditentukan letak kelainan.

3.2 Saran

Pemeriksaan mielografi merupakan pemeriksaan yang relatif aman, tetapi

setiap pemeriksaan dapat menyebabkan komplikasi tertentu seperti alergi terhadap

kontras, sehingga diperlukan persiapan yang baik dan diperlukan posisi dan teknik

pemeriksaan yang tepat untuk memperoleh hasil yang baik guna penegakkan

diagnosa.

18

Page 19: Myleografi Referat Radiologi New

DAFTAR PUSTAKA

1. Daffner, Richard. Clinical Radiology, The Essentials. Baltimore: Williams

and Wilkins, 1993.

2. Pagana, Kathleen Deska. Mosby's Manual of Diagnostic and Laboratory

Tests. St. Louis: Mosby, Inc., 1998.

3. Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. Balai Penerbit FK UI :

Jakarta, 2005.

4. Torres, Lillian. Basic Medical Techniques and Patient Care in Imaging

Technology. Philadelphia: Lippincott, 1997.

19