Referat radiologi pneumonia

55
REFERAT PNEUMONIA Oleh : DWI SETIAWAN H 09700232 RIKO APRIANTO 09700268 PEMBIMBING : dr. Budi Suhariyanto, Sp. Rad. SMF Ilmu Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Jawa Timur 2014

description

radiologis pneumonia

Transcript of Referat radiologi pneumonia

Page 1: Referat radiologi pneumonia

REFERAT

PNEUMONIA

Oleh :

DWI SETIAWAN H 09700232

RIKO APRIANTO 09700268

PEMBIMBING :

dr. Budi Suhariyanto, Sp. Rad.

SMF Ilmu Radiologi

Rumah Sakit Umum Daerah Bangil

Jawa Timur

2014

Page 2: Referat radiologi pneumonia

PENDAHULUAN

Infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) menimbulkan angka kesakitan dan

kematian yang tinggl serta kerugian produttivitas keda. ISNBA dapat di jumpai dalam berbagai

bentuk, tersering adalah dalam bentuk Pneumonia. Pneumonia ini dapat terjadi secara primer

atau merupakan tahap lanjutan manifestasi ISNBA lainnya misalnya sebagai perluasan

bronkiektasis yang terinfeksi.

Pneumonia sebenarnya bukanlah suatu penyakit baru. American lung associaton misalnya

menyebutkan hingga tahun 1936 pneumonia menjadi penyebab kematian nomor satu di Amerika.

Penggunaan antibotik membuat penyakit ini dapat di kontrol, beberapa tahun kemudian

pneumonia kembali menjadi penyebab kematian utama dikarenakan munculnya organisme

nosokomial yang resisten terhadap antibiotik, ditemukannya organisme- organisme baru seperti

legionella, bertambahnya jumlah pejamu yang lemah daya tahan tubuhnya, karena adanya

penyakit seperti AIDS, dan juga dikarenakan adanya kombinasi pneurnonia dan influenza.

Pneumonia juga merupakan masalah kesehatan didunia karena angka kematiannya tinggi,

tidak hanya di negara berkembang, tetapi juga di negara- negara maju seperti Amerika serikat,

Kanada dan di negara-negara Eropa. Di Indonesia sendiri pneumonia merupakan penyebab

kematian nomor tiga setelah penyakit - penyakit kardiovaskular dan tuberkulosis. Faktor sosial-

ekonomi yang rendah mempertinggi angka morbiditas dan mortalitas.

Page 3: Referat radiologi pneumonia

DEFINISI

Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru, bronkiolus terminalis

bagian distal yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, peradangan ini menimbulkan

konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat, disebut Pneumonia atau

Pneumonitis. Namun istilah pneumonitis seringkali digunakan untuk menyatakan peradangan

paru non spesifik yang etiologrnya belum di ketahui, sedangkan istilah pneumonia digunakan

untuk peradangan paru yang sudah diketahui penyebabnya. Pada pemeriksaan histologis terdapat

pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan eksudat yang ditimbulkan

oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka waktu yang bervariasi. Bila proses infeksi

dapat teratasi dengan baik maka akan terjadi perbaikan struktur paru ke arah normal, namun pada

pneumonia nekrotikans yang disebakan antara lain oleh Stapylococus atau kuman gram negatif

maka akan terbentuk jaringan parut atau fibrosis.

Secara klinis, diagnosis pneumonia didasarkan atas tanda-tanda kelainan fisik dan adanya

gambaran konsolidasi pada foto thorax.Namun diagnosis lengkap haruslah mencakup diagnosis

etiologi dan anatomi. Pendekatan diagnosis ini harus di dasarkan kepada pengertian patogenesis

penyakit hingga diagnosis yang dibuat mencakup bentuk manifestasi, beratnya proses penyakit

dan etiologi pneumonia. Cara ini akan mengarahkan dengan baik kepada terapi empiris dan

pemilihan antibiotik yang paling sesuai terhadap mikroorganisme penyebabnya.

Di tinjau dari insidensinya penyakit saluran napas menjadi penyebab angka kematian dan

kecacatan yang tinggi di seluruh dunia.Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum

berhubungan dengan infeksi saluran pemapasan yang terjadi di masyarakat (pneumonia

komunitas/PK) atau di dalam rumah sakit (pneumonia nosokomial/PN).Pneumonia yang

merupakan bentuk infeksi saluran napas bawah akut di parenkim paru yang serius dijumpai

sekitar 15-20%. Pneumonia nosokomial di ICU lebih sering dari pada PN diruangan umum yaitu

42% : 13%, dan sebagian besar yaitu sejumlah 47% terjadi pada pasien yang menggunakan alat

bantu mekanik. Kelompok pasien ini merupakan bagian terbesar dari pasien yang meninggal di

ICU akibat PN.

Page 4: Referat radiologi pneumonia
Page 5: Referat radiologi pneumonia

ETIOLOGI

Etiologi pneumonia yang tersering adalah bakteri. Cara penularan berkaitan dengan jenis

bakteri, misalnya infeksi melalui droplet sering di sebabkan Streptococus pneumonia, melalui

selang infus oleh Stapylococtts Aureus, sedangkan pemakaian ventilator oleh P.aeruginosa dan

Enterobacter. Akibat perubahan keadaan pasien seperti gangguan kekebalan dan penyakit kronik,

polusi lingkungan, dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat sehingga menimbulkan perubahan

karakteristik kuman, terjadilah peningkatan patogenitas jenis kuman, terutama S.aereus,

B.catanhalism, Haemophilus influenza, dan Enterobacter. Juga dijumpai adanya berbagai bakteri

enteric gram negatif.Respons yang ditimbulkan juga bergantung pada agen

penyebabnya.Sfieptococus, Pneumococus adalah penyebab yang paling sering dari pneumonia

bakteri, baik yang didapat dari masyarakat (kira-kira 75% dari semua kasus) maupun dari rumah

sakit.

Pneumonia oleh virus sering terjadi pada anak-anak, tetapi kasus pada anak-anak hanya

sebesar 10%.Gejala atau tanda yang khas pada pneumonia jenis ini adalah sakit kepala, demam,

nyeri otot menyeluruh, letih luar biasa, dan batuk kering.Kebanyakan pneumonia ini ringan,

tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit, dan tidak menyebabkan kerusakan paru yang

menetap.Penyebab tersering adalah virus influenza tipe A, B dan adenovirus.

Pneumonia juga dapat di sebabkan oleh protozoa parasit.Pnemocystis carinii adalah

penyebab dari PCP (pneumonia P.carinii).PCP yang berulang menyerang lebih dari separuh

penderita AIDS dan sering meirjadi penyebab kematian kelompok ini.PCP merupakan infeksi

oportunistik dan dapat juga terjadi pada pejamu dengan gangguan imunitas seperti pasien yang

mendapat terapi imunosupresif untuk pengobatan kanker atau transplantasi organ.

Pneumonia yang disebabkan oleh aspirasi dibedakan menjadi tiga sindrom berdasarkan

sifat bahan yang diaspirasi, tanda dan gejala serta patofisiologinya.Aspirasi mikroorganisme

patologik yang berkoloni pada orofaring adalah cara infeksi yang menyebabkan pneumonia

bakteri. Kebanyakan individu mengaspirasi sedikit sekret orofaringeal selama tidur, dan sekret

tersebut akan dibersihkan secara normal tanpa gejala sisa melalui mekanisme pertahanan secara

Page 6: Referat radiologi pneumonia

normal. Sindrom aspirasi tipe kedua yang disebut sindrom Mendelson berkaitan dengan

regurgitasi dan aspirasi isi asam lambung.Jenis sindrom ketiga aspirasi berkaiatan dengan bahan

yang diaspirasi (biasanya makanan) atau cairan bukan asam (misal tenggelam) menyebabkan

obstruksi mekanik.

Fungus juga menyebabkan pneumonia, walaupun tidak sesering bakteri, misalnya

histoplasmosis, koksidiomikosis, dan blastomikosis.Spora fungus ini di temukan dalam tanah

dan terinhalasi.Spora yang masuk ke dalam bagian paru-paru yang lebih dalam difagositosis dan

dapat menimbulkan alergi.Sesudah timbul alergi, terjadi reaksi peradangan yang disertai

pembentukan tuberkel, jaringan parut pekapuran, dan bahkan pembentukan kavitas.Hal ini

seringkali disalah tafsirkan sebagai tuberkulosis, sehingga dibutuhkan pembiakan jamur di

jaringan paru.Pneumonia oleh fungus tidak jarang menjadi komplikasi dari tahap akhir penyakit-

penyakit terminal seperti kanker atau leukimia.Candida albicans merupakan jamur yang sering

ditemukan pada sputum orang sehat dapat juga menyerang jaringan paru.Infeksi oleh candida

disebut Candidiasis.

Page 7: Referat radiologi pneumonia

FAKTOR RESIKO

Adapun faktor-faktor resiko pneumonia yakni :

- Usia diatas 65 tahun

- Aspirasi sekret orofaringeal

- Infeksi pernapasan oleh virus

- Sakit yang parah yang menyebabkan imunodefisiensi seperti ( diabetes

mellitus)

- Penyakit pernapsan kronik (COPD, asma kistik fibrosis)

- Kanker( terutama kanker paru )

- Trakeostomi ataupemakaian endotrakeal

- Bedah abdominal atau toraks

- Fraktur tulang iga

- Pengobatan dengan imunosupresif

- AIDS

- Riwayat merokok

- Alkoholisme

- Malnutrisi

Page 8: Referat radiologi pneumonia

PATOGENESIS

Patogenesis pneumonia mencakup interaksi antara mikroorganisme penyebab yang masuk

melalui berbagai jalan, dengan daya tahan tubuh pasien, mikroorganisme penyebab pneumonia

memiliki tiga bentuk transmisi primer :

1.Aspirasi sekret yang berisi mikroorganisme patogen yang telah berkolonisasi di orofaring.

2.Inhalasi aerosol yang infeksius

3.Penyebaran hematoge'n dari bagian ekstrapulmonar

Asprasi dan inhalasi agen-agen infeksius adalah dua cara tersering yang menyebabkan

pneumonia, sementara penyebaran secara hematogen lebih jarang terjadi. Pada saluran nafas

bagan bawah, kuman menghadapi dayatahan tubuh berupa sistem pertahanan mukosilier, daya

tahan selular makrofag alveolar, limfosit bronkial, dan netrofil. Juga daya tahan humoral igA dan

igG dari sekresi bronkial.

Terjadinya pneumonia tergantung kepada virulensi MO, tingkatan kemudahan dan luasnya

daerah paru yang terkena serta penurunan daya tahan tubuh.Pneumonia dapat terjadi pada orang

normal tanpa kelainan imunitas yang jelas.Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang

menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih penyakit dasar yang mengganggu daya

tahan tubuh.

Respon yang di timbulkan juga bergantung dari agen penyebabnya.Streptococus

pneumonla (pneumococus), adalah penyebab yang paling sering dari pneumonia bakteri, baik

yang didapat di masyarakat maupun dari semua kasus rumah sakit.Di antara semua pneumonia

bakteri, pneumonia pneumokokus merupakan yang paling banyak diselidiki.Pneumokokus

umumnya mencapai alveoli lewat percikan mukus atau saliva.Lobus bagian bawah paling sering

terkena karena efek gravitasi. Setelah mencapai alveoli, maka pneumokokus menimbulkan

respon khas yang terdiri dari 4 tahap berurutan

1.kongesti (4 sampai 12 jam pertama):eksudat serosa masuk ke dalam alveoli melalui

pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor.

2.Hepatisasi merah (48 jam berikutnya): paru tampak merah dan bergranula (hepatisasi =

Page 9: Referat radiologi pneumonia

seperti hepar) karena sel-sel darah merah, fibrin, dan leukosit PMN mengisi alveoli.

3.Hepatisasi kelabu (3 sampai 8 hari) : paru tampak kelabu karena leukosit dan fibrin

mengalami konsolidasi di dalam alveoli yang terserang.

4.Resolusi (7 sanrpai 11 hari) : eksudat mengalami lisis dan direabsorbsi oleh makrofag

sehingga jaringan kembali pada struktur semula.

Awitan pneumonia pneumokokus bersifat mendadak disertai menggigil, demam, nyeri pleuritik,

batuk dan sputum yang berwarna seperti karat.Ronki basah dan gesekan pleura dapat terdengar

di atas jaringan yang terserang oleh karena eksudat dan fibrin dalam alveolus dan dapat pula

dalam permukaan pleura.Hampir selalu terdapat hipoksemia dalam tingkat tertentu, akibat pirau

darah melalui daerah paru yang tak mengalami ventilasi dan konsilodasi.Untuk membantu dalam

menegakkan diagnosis dan mengikuti perjalanan pneumonia dapat dilakukan radiogram dada,

hitung leukosit dan pemeriksaan sputum terdiri dari pemeriksaan dengan mata telanjang dan

mikroskopik serta biakan.

Pneumonia diharapkan sembuh setelah terapi mencapai 2-3 minggu. Bila lebih lama perlu

di curigai adanya infeksi kronik oleh bakteri anaerob atau non bakteri seperti oleh jamur,

mikobacterium atau parasit. Karena itu perlu penyelidikan lebih lanjut terhadap MO penyebab

pneumonia Pada umumnya pasien dengan gangguan imunitas yang berat mempunyai prognosis

yang lebihburuk dan kemungkinan rekurensi yang lebih besar.

Page 10: Referat radiologi pneumonia

GAMBARAN KLINIS DAN KLASIFIKASI

Gambaran klinis dan klasifikasi pneumonia didasarkan pada faktor lingkungan pasien,

keadaan pasien dan mikroorganisme, atau mengaitkannya dengan data-data klinis, epdemiologi

dan pemeriksaan penunjang.

- Klasifikasi tradisional berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas:

1.Pneumonia tipikal yang bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris klasik. Gambaran

radiologisnya berupa opasitas lobus atau lobaris yang disebabkan oleh kuman tipikal

terutama S.pneumonia, K.pneumonia, atau H.Influenza

2.Pneumonia Atipikal, ditandai oleh gangguan respirasi yang lambat dengan gambaran

infiltrate paru bilateral yang difus. Penyebabnya adalah Mycoplasma pneumonia, virus

Legionella pneumophila dan Clamidia psittae. Klasifikasi ini sudah tidak digunakan lagi

karena ditemukan bahwa gambaran radiologis atau laboratorium saling tumpang tindih

dan tidak mencakup pneumonia gambaran yang khas.

- Klasifikasi secara radiologis sesuai dengan lokasi anatomisnya:

1.Pneumonia alveolar. Misalnya Pneumonia pneumococal. Eksudat pada alveolar memberi

gambaran konsolidasi homogen pada perifer yang terbentang menuju hilus dan cenderung

memotong garis segmental. air-bronkogram biasanya di temukan pada pneumonia jenis

ini.

2.Pneumonia lobular (bronkopneumonia) sering ditemukan pada pneumonia yang

disebabkan oleh infeksi stapilococus pada paru, terlihat gambaran konsolidasi berdensitas

tinggi pada satu segmen atau lobus atau bercak yang mengikut sertakan alveoli yang

tersebar

3.Pneumonia interstisial yang dapat ditemukan pada infeksi virus dan mycoplasma. Terjadi

edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial peribronkial, kadang-

kadang alveoli terisi eksudat.

4.Pneumonia campuran, merupakan gabungan ketiganya.

Page 11: Referat radiologi pneumonia

- Klasifkasi berdasarkan inangnya dan lingkungan. Klasifikasi ini sering dipakai karena

membantu pelaksanaan pneumonia secara empirik. Klasifikasi ini terbagi atas:

1.Pneumonia komunitas bersifat sporadik dan endemik menyerang tua dan muda.

2.Pneumonia nosokomial didahului dengan riwayat perawatan dirumatl sakit.

3.Pneumonia rekure,ns terjadi berulang kali berdasarkan penyakit paru kronik.

4.Pneumonia aspirasi biasanya pada penderita alkoholik dan usia tua.

5.Pneumonia pada gangguan pada umum, pasien transplantasi,onkologi, AIDS.

Dari beberapa bagian diatas, hanya pneumonia komunitas dan nosokomial yang lazim

dipakai. Mengingat gambaran pneumonia nosokomial yang khas berbeda dtri pneumonia

komunitas, maka diagnosis pneumonia jenis ini menggunakan kriteria Centre for Disease and

Preventoin, USA.

Page 12: Referat radiologi pneumonia

PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS

Penegakan diagnosis dibuat dengan maksud pengarahan kepada pemberi

terapi yaitu dengan cara mencakup bentuk luas penyakit, tingkat berat penyakit, dan perkiraan

jenis kuman penyakit, sering sekali bentuk pneumonia mirip, sekalipun mikroorganisme

penyebabnya berbeda. Oleh sebab itu, diagnosis pneumonia didasarkan kepada riwayat penyakit

yang lengkap, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang yang baik selain itu juga

diagnosis klinis pneumonia bergantung kepada penemuan kelainan fisis atau bukti radiologis

yang menunjukan konsolidasi. Adapun pemeriksaannya meliputi

1.Pemeriksaan anamnesis : ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab yang

berhubungan dengan faktor infeksi, dalam hal ini yang perlu digali adalah evaluasi faktor

pasien/presdiposisi, Iokasi infeksi, usia pasien dan awitan.

2.Pemeriksaan fisik presentasi bervariasi tergantung etiologi, usia dan keadaan kilinis.

Perhatikan gejala klinis yang mengarah pada tipe kuman penyebabnya dan tingkat

beratnya penyakit:

- Awitan akut misalnya S.pneurnonia, Streptococus sp, Stapilococcus.

Pneumonia virus ditandai dengan gejala seperti myalgia, malaise, batuk

kering dan non-produktif

- Sputum, contohnya red currant jelly, ciri khas dari pneumonia klebsiella.

3.Pemeriksaan laboratorium : umurnnya leukositosis menandai adanya

infeksi bakteri; leukosit normal/rendah dapat disebabkan oleh infeksi virus/mikoplasma

atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit, orang tua atau lemah.

Leukositopenia menunujukan depresi imunitas, misalnya neutropenia pada infeksi kuman

gram negatif atau s.aureus pada pasien dengan keganasan dan gangguan kekebalan.Faal

hati mungkin terganggu.

Page 13: Referat radiologi pneumonia

4.Pemeriksaan bakteriologis : bahan berasal dari spufum, darah, aspirasi

nasotrakea/transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosintesis, bronkoskopi, atau

biopsi, untuk tujuan terapi empiris dilakukan pemeriksaan apus gram, Burri Gin,

Quellung test dan Z.Nielsen. kuman yang predominan pada sputum yang disertai PMN

yang kemungkinan merupakan penyebab infeksi. Kultur kuman merupakan pemeriksaan

utama praterapi dan bermanfaat untuk evaluasi terapi selanjutnya.

5.Pemeriksaan khusus : titer antibodi terhadap virus, legionella dan mikoplasma. Nilai

diagnostik bila titer tinggi atau ada kenaikan titer 4 kali. Analisis gas darah dilakukan

untuk menilai tingakat hipoksia dan kebutuhan oksigen.

6.Pemeriksaan radiologis : pemeriksaan radiologis lengakap akan dibatras pada bab

berikutnya.

Page 14: Referat radiologi pneumonia

GAMBARAN RADIOLOGI PNEUMONIA

Suatu penilaian terhadap foto toraks memerlukan pengetatruan yang mendalam tentang

anatomi normal toraks. Dalam keadaan normal pun, setiap orang memiliki anatomi yang

berbeda-beda, sedangkan batas antara orang normal maupun sakit sedikit samar. Sehingga perlu

dimiliki pengetahuan dasar tentang apa yang masih termasuk batas-batas normal.

TORAKS NORMAL

Gambaran toraks orang dewasa maupun anak kecil akan memperlihatkan gambaran tulang-

tulang toraks (termasuk tulang rusuk), diafragma, jantung, paru-paru, klavikula, skapula dan

jaringan lunak dinding toraks. Toraks terbagi dua oleh mediatinum di tengah-tengah.Di sebelah

kiri dan kanan mediastinum terdapat paru-paru yang berisi udara yang karenanya memberikan

gambaran relatif radiolusen (hitam) bila dibandingkan dengan mediastinum, dinding toraks dan

bagian atas abdomen, yang relatif radioopak (putih). Pada anak kecil perlu diingat masih

terdapatnya Thymus di daerah mediastinum, yang akan hilang saat beranjak dewasa.

Page 15: Referat radiologi pneumonia

PNEUMONIA

Infeksi paru (Pneumonia) dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan beberapa

protozoa. Gambaran pneumonia akan terjadi peningkatan densitas dalam bagian paru yang

terkena. Paru yang memberi gambaran lusen, akan tampak lebih opak karena adanya proses

peradangan yang menggantikan udara. Gambaran opak yang diberikan pun berbeda-beda,

tergantung bentuk infeksi dan distribusinya.Salah satu gambaran khas pneumonia adanya air

bronkogram, yakni terperangkapnya udara dalan bronkus karena tiadanya pertukaran udara pada

alveolus.Namun, gambaran ini tidak muncul disemua pneumonia.

Gambaran Radiologis

Berdasarkan letak anatomis dibagi menjadi 3 yaitu pneumonia lobaris, pneumonia lobularis

(bronchopneumonia) dan pneumonia interstitialis (bronkiolitis).

Page 16: Referat radiologi pneumonia

1. AIR SPACE PNEUMONIA/PNEUMONIA LOBARIS

Gambaran Radiologis pada foto thorax pada perryakit pneumonia antara lain:

Perselubungan paru Lobus kanan atas.

Batasnya tegas, walaupun pada mulanya kurang jelas

Volume paru tidak berubah, tidak seperti atelektasis dimana paru mengecil.

Tidak tampak deviasi trachea / septum / flssure / seperti pada atelektasis.

Sumber: www.medcyclopedia.com

Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura.

Bila terjadinya pada lobus inferior, maka sinus phrenicocostalis yang paling

akhir terkena.

Pada masa resolusi sering tampk Air Bronchogram Sign.

Air space pneumonia lobaris/ pneumonia lobaris sering dikenal juga dengan pneumonia

pneumococcus karena seiring waktu infeksi dapat menyebar dan melibatkan seluruh lobus,

sering juga menempati satu lobus penuh/konsolidasi pada seluruh lobus dimulai dalam ruang

distal dan menyebar melalui pori-pori.

Page 17: Referat radiologi pneumonia

Sumber: www.radiologi-thorax-ekspertise.com

Sinuses dan diafragma normal, cor tidak membesar

Pulmo:

Hilus kanan tertutup bayangan jantung, hilus kiri kabur

Corak bronkovaskuler normal

Tampak perselubungan opak inhomogen berbatas tegas di lapang atas

paru kanan dengan air bronchogram

Kesan:

Tidak tampak kardiomegali

Pneumonia lobaris

Page 18: Referat radiologi pneumonia

Gambar. Pneumonia lobaris foto AP tampak perselubungan pada lobus kanan paru.

Sumber: www.emedicine.medscape.com

Gambar. Pneumonia lobaris foto PA dan lateral (kanan) tampak perselubungan pada lobus kanan

paru.

Sumber: www.emedicine.medscape.com

Page 19: Referat radiologi pneumonia

Kesan: tampak perselubungan pneumonia lobus tengah paru kanan

2. BRONKHOPNEUMONIA/PNEUMONIA LOBARIS

Gambar. Pneumonia (kanan), broncopneumonia (kiri)

Sumber: www.wikipedia.com

Kesan: tampak adanya perselubungan diparu kanan, corakan bronkovaskuler yang meningkat.

Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai pola

Page 20: Referat radiologi pneumonia

penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronki dan meluas ke

parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya.Pada bronkopneumonia terjadi konsolidasi area

berbercak. Bronkopneumonia adalah proses multi fokal yang dimulai pada bronkiolus terminalis

dan respiratorius dan cenderung menyebar secara segmental. dapat juga disebut pneumonia

lobularis dan menghasilkan konsolidasi yang tidak homogen. Pada foto thoraks tampak infiltrat

peribronkhial yang semiopak dan tidak homogen didaerah hillus yang menyebabkan batas

jantung menghilang, penyebab paling sering oleh S.aureus dan organisme gram negatif.

3. PNEUMONIA INTERSTITIAL

Umumnya jenis pneumonia intersisial ini disebabkan oleh virus.infeksi oleh virus berawal

dari permukaan dengan terjadinya kerusakan silia sel goblet dan kelenjar mukus bronkioli

sehingga dinding brokioli menjadi edematous. juga terjadi edema jaringan interstisial

peribronkial, kadang alveolus terisi cairan.

Page 21: Referat radiologi pneumonia

Kesan: pada foto thoraks PA, tampak adanya perselubungan inhomogen pada kedua lapangan

paru, silhoute sign (+), densitas corakan bronkovaskuler meningkat, bercakan bercakan infi ltrat

(+), bronkogram (+).

4. PNEUMONIAL BACTERIAL

STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE

Sering pada orang muda, paling sering terjadi pada semua umur, konsolidasi bentuk lobar,

sering berada dibasal paru, tetapi juga sering diseluruh bagian paru, gambaran volume paru

normal, air bronkogram +, edema diseptum interlobular menyebabkan garis septum.

Page 22: Referat radiologi pneumonia

STAPHYTOCOCCUS AUREUS

Disebabkan pemakaian narkoba gambarannya ada nodul bulat yang tersebar selama

beberapa hari.Terkadang kavitas dapat ditemukan pada pemeriksaan keadaan lanjutpada

pneumonia yang muncul adalah gambaran brokopneumonia dengan bercak-bercak konsolidasi

banyak kadang terdapat kavitas juga.

Page 23: Referat radiologi pneumonia

KLEBSIELLA PNEUMONIA

Terdapat pada laki-laki yang sudah tua dengan kondisi kesehatan yang lemah,gambarannya

adalah lobar pneumonia yang sering pada bagian kanan dan bagian lobus atas paru, volume dari

paru yang terinfeksi dapat dipertahankan atau dapat sedikit meningkat yang disebabkan oleh

fissure yang menonjol,bisa terdapat kavitas.

MICOPTASMA PNEUMONIA

Gambaran nodular dan reticular (seperti jala) yang diikuti dengan bayangan konsolidasi,

dapat terjadi pada pembagian paru atau perlobus paru dan biasanya unilateral.kavitas dan efusi

pleura sangat jarang didapat.

Page 24: Referat radiologi pneumonia

VIRAL PNEUMONIA

Dimulai dari distal bronkus dan bronkioulus sebagai proses penghancuran intertstitial.

Gambarannya sangat bervariasi:

Bayangan pada peribronchial, bayangan retikulonodular, bercak-bercak konsolidasi atau

kosolidasi luas.

Page 25: Referat radiologi pneumonia

INFLUENZA VIRUS

Gambaran radiologi:adanya bercak bercak konsolidasi

HERPEZ VARICEIA ZOOSTER

Pada fase akut didapatkan penyebaran bayangan nodular yang luas sampai berdiameter 1

cm, didukung dan ditemukan kemerahan pada kulit.

Page 26: Referat radiologi pneumonia
Page 27: Referat radiologi pneumonia
Page 28: Referat radiologi pneumonia
Page 29: Referat radiologi pneumonia

PEMERIKSAAN RADIOLOGI LAINNYA :

CT SCAN

Dalam beberapa kasus CT scan dapat mendeteksi pneumonia yang tidak terlihat pada foto

toraks. Terkadang pada foto thoraks bisa terjadi kesalahpahaman apakah ini jaringan parut pada

paru atau gagal jantung kongesti.Kedua kelainan di atas dapat memberikan gambaran

menyerupai pneumonia di foto thoraks.

Dalam beberapa kasus ct-scan dapat mendeteksi pneumonia yang tidak terlihat pada foto thorak.

lndikasi Pemeriksaan:

Tumor, massa

Page 30: Referat radiologi pneumonia

Aneurisma

Abses

Lesi pada hilus atau mediastinal

www.emedicine.medscape.com

Page 31: Referat radiologi pneumonia

Lobar Pneumonia RML Sagital CT Scan

MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING )

Magnetic Resonance Imaging Angiography thorax

Sumber: www.radiographics.rsna.org

Page 32: Referat radiologi pneumonia

DIAGNOSIS BANDING

1. Efusi pleura : memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia, tanpa air-bronkogram.

Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung, trakea dan mediastinum ke

arah yang sehat.Rongga toraks membesar. Pada efusi pleura sebagian akan tampak meniscus

sign, tanda khas pada efusi pleura.

Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara

permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer iarang terjadi tetapi biasanya merupakan

penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah

kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural

bergerak

2. Atelektasis : memberi gambaran yang mirip dengan pneumoni4\a tanpa air-bronkagram.

Namun terdapat penarikan jantung, trakea dan mediastinum ke arah yang sakit karena adanya

pengurangan volume.Interkostal space menjadi lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau

sebagian paru-paru yang sakit.sehingga akan tampak toraks asimetris.

Page 33: Referat radiologi pneumonia
Page 34: Referat radiologi pneumonia

TERAPI

Pada prinsipnya terapi utama pneumonia adalah pemberian antibiotic tertentu terhadap

kuman tertentu.Pada pasien rawat inap antibiotik harus diberikan dalam 8 jarn pertama di rawat

di RS.Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih antibiotik, yakni faktor pasien,

antibiotik, dan farmakologis.Berikut adalah tabel empirik antibiotik awal untuk pneumonia

bakteri.

Pasien dengan riwayat kebiasaan merokok, alkohol, dan dengan umur lebih dari 60 tahun sadari

infeksi H.lnfluenza dengan tambahan sefalosporin generasi kedua:

a.Cefurazine (ceftin) 500 mg

b.Cefpodoxime (vantin) 200mg

c.Augmentin 500 mg

d.Septra

Jika pasien memerlukan hospitalisasi, gunakan antibiotik yang sama dengan Sefalosporin

generasi kedua dan ketiga seperti, Ceftriaron (Rocepin 2mg IV), atau Cefuroxime 1,5 mg IV

setiap 8 jam.

Page 35: Referat radiologi pneumonia

SPESIFIK TERAPI

- Pneumococus : Penisitin G IV 600.000 – 1,2 million units setiap 4 jam. Jika ada resistensi

penisilin sebaiknya gunakan IV Rocepin dengan Vancomicin (l gm IV setiap 12 jam). Generasi

Quinolon baru seperti levofloxanin atau tovofloxacin mempunyai aktivitas melawan PCN

resisten Pneumococus dan dapat digunakan .Ciprofloxaxin sebaiknya tidak di gunakan.

- H. Inffuenza : Cefuroxime oral atau IV.

- S. Aureus : Oxacilin atau Nafcilin 2 gm IV setiap 6 jam atau Vancomycin 1 gram setiap 12

jam IV

- Legionella : Eritromicin 1 gram IV setiap 6 jam dengan atau tanpa Azitromicin 500 mg IV

- PCP : Septra atau Klindamicin 600 mg di tambah Primaqune atau Dapson 100 mg dengan

Trimetropim 20 mg/kg

Page 36: Referat radiologi pneumonia

KESIMPULAN

Pemeriksaan radiologi toraks merupakan pemeriksaan yang sangat penting.Kemajuan pesat

selama dasawarsa terkhir dalam teknik pemeriksaan radiologik toraks dan pengetahuan untuk

menilai suatu keharusan rutin.Pemeriksaan paru tanpa pemeriksaan roentgen saat ini dianggap

tidak lengkap.Suatu penyakit paru belum dapat disingkirkan dengan pasti sebelum dilakukan

pemeriksaan radiologik. Koordinasi antara pemeriksaan klinis, laboratorium dan radiologi akan

dapat menunjang penegakan diagnosis yang tepat.

Gambaran khas pada pneumonia adalah adanya air-bronkogram. Namun tidak semua

pneumonia membedakan antara pneumonia atelektasis, dan efusi pleura dilihat adanya

penarikan, atau pendorongan jantung, trakea dan mediastinum ke arah yang sakit atau sehat, jadi

dalam penegakkan pneumonia sangat dipertukan gambaran radiologis untuk penegakan

diagnosis disamping pemeriksaan laboratorium.

Page 37: Referat radiologi pneumonia

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostilc Balai Penerbit FK UI. Jakarta 2005.

2. Forrest, John V. Yang Penting pada Radiologi Thoraks. Widya Medika. Jakarta 1990.

3.Burgener, X'rancis A, dan Kormano, Martti. Differential Diagnosis in Conventional Radiology.

Thieme.Strafton, Inc. New York 1985

4. Dahlan,Zul.Buku Ajar ilmu penyakit dalam.Ed 4 vol ll.Jakarta.2007.

5. Paul and Juhl. Essential of Radiologic Imagiog, 5th edition. J.B. Lippincott Company.

Philadelpia

6. Persatuan Ahli Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid II, Edisi Ketiga. Balai

Penerbit FK UI. Jakarta 2001.

7. Price, Sylvia A, Wilson, Loraine M. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit,

buku II, Edisi Keempat Penerbit Buku Kedokderan, EGC. 1995.

8. Dahhn, Zul. Pandangan Baru Pneumonia Atipik dan Terapinya. Cermin Dunia Kedokteran,

Masalah Saluran Nafas, vol. 128. Jakarta 2000.

9. www.medicinenet.com

10. www.e-radiography.net