referat anes new banget.docx

29
BAB I PENDAHULUAN Transfusi darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (resipien) yang diberikan secara intravena melalui pembuluh darah (NIH, 2012). Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan utama berdasarkan sumbernya yaitu transfuse allogenic dan transfuse autologus. Transfusi darah allogenic adalah darah yang disimpan untuk transfusi berasal dari tubuh orang lain. Sedangkan transfusi autologus adalah darah yang disimpan berasal dari tubuh donor sendiri yang diambil 3 unit beberapa hari sebelumnya, dan setelah 3 hari ditansferkan kembali ke pasien (Adias dkk, 2010). Tujuan dari transfusi darah adalah meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen, memperbaiki volume darah, memperbaiki cukup kekebalan dan memperbaiki masalah pembekuan. Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern, karena dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kehilangan darah sebanyak 10-15% volume darah pada bayi dan anak, karena tidak memberatkan kompensasi badan, maka diberi dengan pengganti cairan berupa kristaloid dan koloid, 1

description

referat anes new banget.docx

Transcript of referat anes new banget.docx

BAB I PENDAHULUAN

Transfusi darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (resipien) yang diberikan secara intravena melalui pembuluh darah (NIH, 2012). Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan utama berdasarkan sumbernya yaitu transfuse allogenic dan transfuse autologus. Transfusi darah allogenic adalah darah yang disimpan untuk transfusi berasal dari tubuh orang lain. Sedangkan transfusi autologus adalah darah yang disimpan berasal dari tubuh donor sendiri yang diambil 3 unit beberapa hari sebelumnya, dan setelah 3 hari ditansferkan kembali ke pasien (Adias dkk, 2010). Tujuan dari transfusi darah adalah meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen, memperbaiki volume darah, memperbaiki cukup kekebalan dan memperbaiki masalah pembekuan.Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern, karena dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kehilangan darah sebanyak 10-15% volume darah pada bayi dan anak, karena tidak memberatkan kompensasi badan, maka diberi dengan pengganti cairan berupa kristaloid dan koloid, sedangkan di atas 15% perlu transfusi darah, karena ada gangguan pengangkutan okksigen. Sedangkan pada orang dewasa, transfusi mulai dilakukan ketika terjadi kehilangan darah di atas 20%, bahkan hal ini juga dapat menimbulkan gangguan faktor pembekuan darah. Transfusi darah dilakukan untuk mengatasi kondisi yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas, akan tetapi tentu saja diperlukan ketepatan penggunaan darah dan produk darah. Agar transfusi darah benar-benar mengatasi kondisi yang dapat membawa kepada morbiditas dan mortilitas yang signifikan yang tidak dapat dicegah atau diatasi dengan cara lain. Banyak hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan sehingga tranfusi dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu, salah satu tugas besar di masa yang akan datang adalah meningkatkan pemahaman akan penggunaan tranfusi darah sehingga penatalaksanaannya sesuai dengan indikasi.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Darah dan Komponen DarahDarah terdiri dari 2 komponen yaitu komponen korpuskuler dan komponen cairan. Komponen korpuskuler adalah unsur padat darah yaitu eritrosit, leukosit, trombosit. Ketiga jenis sel darah ini memiliki masa hidup terbatas dan secara berkala akan diperbarui dengan sel darah yang baru. Komponen cairan darah adalah plasma darah. Plasma menempati lebih dari 50% volume darah. Plasma terdiri dari air (90%), protein plasma dan elektrolit. Protein plasma yang penting diantaranya adalah albumin, berbagai fraksi globulin serta protein untuk faktor pembekuan dan fibrinolisis (NIH, 2012).

2.1.1 EritrositEritrosit dibentuk melaui suatu proses pematangan yang terdiri atas beberapa tahap, yaitu pembelahan dan perubahan-perubahan morfologi sel-sel berinti mulai dari proeritroblas sampai ortokromatik eritroblas, disusul kemudian oleh pembentukan eritrosit tidak berinti yang disebut retikulosit dan akhirnya menjadi eritrosit. aktivitas eritropoetik diatur oleh hormon eritropoetin, yang dihasilkan oleh gabungan faktor ginjal dengan protein plasma. Rangsangan untuk produksi eritropoetin adalah tekanan oksigen dalam jaringan ginjal. Kadar oksigen dalam jaringan ditentukan antara lain oleh aliran darah, kadar hemoglobin, saturasi oksigen hemoglobin, dan afinitas oksigen terhadap hemoglobin. Segala keadaan yang menurunkan oksigenasi ginjal, misalnya kadar hemoglobin yang rendah, gangguan pelepasan oksigen oleh hemoglobin, gangguan pertukaran oksigen pada pernapasan, dan hambatan aliran darah dapat meningkatkan kadar eritropoetin apabila fungsi ginjal adekuat.Zat yang dibutuhkan untuk eritropoesis adalah:1. Logam: besi, mangan, kobalt.2. Vitamin: B12, folat, C, E, B6, tiamin, riboflavin, asam pantotenat.3. Asam amino4. Hormon: eritropoetin, androgen, tiroksin.Fungsi utama eritrosit yaitu membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan transfer karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Transfer oksigen berlangsung melalui hemoglobin. Membran eritrosit merupakan lapisan lipid bipolar yang mengandung protein struktural, kontraktil dan enzim dalam jumlah banyak, serta antigen permukaan.Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta-6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta-5,4 juta sel/ul darah. Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK, gagal jantung kongestif, preeklamsi, dll. Sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukimia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti lupus, dll.

2.1.2 LeukositLeukosit dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu fagosit dan non fagosit. Granulosit yang mencakup tiga jenis sel, neutrofil, eosinofil, dan basofil, bersama-sama dengan monosit merupakan fagosit. Limfosit membentuk populasi imunosit. Normal hanya sel fagosit matang dan limfosit yang ditemukan dalam darah tepi.Fungsi umum leukosit sangat berbeda dengan eritrosit. Leukosit umumnya berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap benda asing yang selalu dipandang mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan bahaya bagi kelangsungan hidup individu. Pada orang dewasa darah tepi mempunyai jumlah leukosit berkisar antara 4500-11000 sel/mm3.

2.1.3 TrombositTrombosit disebut juga platelet atau keping darah. Trombosit berasal dari megakariosit yang berada dalam sumsum tulang. Dalam pematangannya, megakariosit ini pecah menjadi 3000-4000 serpihan sel, yang disebut sebagai trombosit. Regulasi trombosit di darah tepi dilakukan oleh mekanisme kontrol bahan humoral yang disebut trombopoetin yang menyebabkan konsentrasi trombosit di sirkulasi konstan. Bila jumlah trombosit menurun, tubuh akan mengeluarkan trombopoetin lebih banyak untuk merangsang trombopoesis.Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis selama respon hemostatik normal terhadap luka vaskular. Trombosit ikut serta dalam usasha menutup luka, sehingga tubuh tidak mengalami kehilangan darah dan terlindung dari penyusupan benda atau sel asing. Umur trombosit setelah pecah dari sel asalnya dan masuk ke dalam darah adalah antara 8-14 hari. Jumlah trombosit normal adalah 150000-450000/mm3 dengan rata-rata 250000/mm3.

2.1.4 Plasma DarahPada dasarnya plasma darah adalah larutan air yang mengandung albumin, bahan pembekuan darah, hormon, berbagai jenis protein, hormon, berbagai jenis garam.

2.2 Fungsi DarahPeran penting darah adalah:1. Sebagai organ transportasi, khususnya oksigen (O2), yang dibawa dari paru-paru dan diedarkan ke seluruh tubuh dan kemudian mengangkut sisa pembakaran (CO2) dari jaringan untuk dibuang keluar melalui paru-paru. Fungsi pertukaran O2 dan CO2 ini dilakukan oleh hemoglobin, yang terkandung dalam sel darah merah. Protein plasma ikut berfungsi sebagai sarana transportasi dengan mengikat berbagai materi yang bebas dalam plasma, untuk metabolisme organ-organ tubuh.2. Sebagai organ pertahanan tubuh (imunologik), khususnya dalam menahan invasi berbagai jenis mikroba pathogen dan antigen asing. Mekanisme pertahanan ini dilakukan oleh leukosit (granulosit dan limfosit) serta protein plasma khusus (immunoglobulin).3. Peranan darah dalam menghentikan perdarahan (mekanisme homeostasis) sebagai upaya untuk mempertahankan volume darah apabila terjadi kerusakan pada pembuluh darah. Fungsi ini dilakukan oleh mekanisme fibrinolisis, khususnya jika terjadi aktifitas homeostasis yang berlebihan.

2.3 Definisi Transfusi DarahTransfusi darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (resipien) yang diberikan secara intravena melalui pembuluh darah. Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan utama berdasarkan sumbernya yaitu transfuse allogenic dan transfuse autologus. Transfusi darah allogenic adalah darah yang disimpan untuk transfusi berasal dari tubuh orang lain. Sedangkan transfusi autologus adalah darah yang disimpan berasal dari tubuh donor sendiri yang diambil 3 unit beberapa hari sebelumnya, dan setelah 3 hari ditansferkan kembali ke pasien.

2.4 Jenis Transfusi DarahTransfusi darah dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:3. Transfusi Autologus3. Transfusi AllogenicTransfusi autologus adalah transfusi darah dimana darah yang disimpan berasal dari tubuh donor sendiri yang diambil 3 unit beberapa hari sebelumnya.Transfusi autologus dapat menurunkan angka kejadian dari komplikasi transfusi darah seperti peningkatan infeksi pasca bedah, penurunan massa sel dan kegagalan multiorgan. Risiko terbesar yang dapat dialami pada transfusi autologus adalah kontaminasi bakteri dari unit autologus (Adias dkk, 2010). Transfusi autologus diindikasikan pada operasi elektif, pasien dengan golongan darah atau kompleks antibodi sel darah merah yang langka, dan pada beberapa paham agama yang mengharuskan transfusi darah berasal dari tubuh donor sendiri (Adias dkk, 2010).Terdapat 3 teknik utama pada transfusi autologus yaitu:1. Predeposit autologus donation (PAD)1. Acute Normovolaemic Haemodilution (ANH)1. Perioperative Cell Salvage (PCS)Predeposit autologus donation (PAD) dilakukan kepada pasien yang membutuhkan darah selama atau setelah pembedahan. Transfusi dilakukan selambat-lambatnya dua minggu sebelum pembedahan berlangsung. Darah kemudian disimpan pada suhu 4-6C (Adias dkk, 2010).Acute normovolemic hemodilution (ANH) biasanya dilakukan pada pasien yang akan menjalani operasi bypass jantung (kehilangan darah 3 unit). Sebelum operasi berlangsung pasien harus dipastikan tidak mengalami anemia. 48 jam sebelum operasi berlangsung, darah pasien akan dikeluarkan dan digantikan dengan cairan koloid. Salah satu tujuan ANH adalah mengurangi visikositas darah (peningkatan laju aliran darah, pengurangan beban kerja jantung dan peningkatan oksigenasi ke jaringan tubuh), penurunan risiko trobosis, peningkatan perfusi darah (Adias dkk, 2010).Perioperative Cell Salvage (PCS) dibagi menjadi 2 yaitu intra operative blood salvage dan post operative blood salvage.Pada intra operative blood salvage darah dikumpulan dan ditransfusikan kembali kepada pasien selama operasi berlangsung. Teknik ini banyak diaplikasikan pada pasien yang menjalani operasi jantung, orthopedik, transplantasi hepar. Kekurangan prosedur ini adalah dapat terjadi kontaminasi bakteri dari luka operasi. Sedangkan pada post operative blood salvage darah diambil dan ditransfusikan kembali kepada pasien segera setelah operasi berlangsung (Adias dkk, 2010).Transfusi Allogenic adalah transfusi darah dimana darah yang disimpan dan ditransfusikan berasal dari orang lain (Marcucci dkk, 2011). Beberapa risiko seperti reaksi imunologi dan infeksi dapat terjadi pada transfusi allogenic (Marcucci dkk, 2011).

2.4.1 Transfusi Whole BloodSetiap unit kantong Whole Blood mengandung 450ml darah dan 63ml larutan antikoagulan. Ini artinya setiap 1 unit whole blood berisi 510 mL. Mengandung hematocrit sebesar 36-40%. Dapat tahan hingga 21-49 hari jika disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 1-5oC. Namun apabila telah dikeluarkan dari lemari pendingin, darah tersebut harus digunakan dalam waktu 4 jam. Transfusi darah lengkap digunakan untuk penggantian volum kehilangan darah (>15-20%). Saat akan dilakukan transfusi, harus dilakukan pemeriksaan golongan darah ABO, cross match dan agen-agen infeksi, sebab transfusi darah lengkap ini ssangat memungkinkan terjadinya penularan penyakit, termasuk HIV dan Hepatitis. Pada resipien perlu diperhatikan adanya reaksi febriss dan hemolitik. Pemberian darah lengkap 10ml/kgBB akan meningkatkan hematokrit 5% (WHO).

2.4.2 Transfusi Sel Darah Merah (SDM) SDM diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma sekitar 250 mL dari whole blood. Satu unit SDM dapat meningkatkan kadar hemoglobin 1 g per dL (10 g per L) dan 3% hematokrit. Transfusi SDM digunakan untuk mengobati perdarahan dan meningkatkan penghantaran oksigen ke jaringan. Transfusi RBC harus didasarkan pada kondisi klinis pasien atau pada kehilangan darah akut yang lebih dari 1.500 mL atau 30% volume darah. Penelitian terbaru merekomendasikan transfusi RBC dilakukan pada saat tingkat hemoglobin antara 7-9 g per dL (Sharma, et.al, 2011).

2.4.3 Transfusi PlasmaPlasma mengandung semua faktor koagulasi. Sediaan plasma terdiri dari plasma cair, plasma kering, dan fresh frozen plasma. Plasma cair diperoleh dari pemisahan plasma dari whole blood pada pembuatan PRC. Plasma kering diperoleh dengan mengeringkan plasma beku. Fresh frozen plasma diperoleh dengan cara pemisahan plasma dari darah dan langsung dibekukan pada suhu -60C. Transfusi plasma dianjurkan pada pasien dengan perdarahan aktif dan sebelum prosedur invasif atau pada pembedahan bila pasien tidak mempunyai faktor pembekuan. Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan), terutama faktor V dan VII. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama dengan PRC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu tubuh (Sharma, et.al, 2011).

2.4.4 Transfusi TrombositTransfusi trombosit dapat diindikasikan untuk mencegah perdarahan pada pasien dengan trombositopenia atau pada pasien dengan gangguan fungsi trombosit. Kontraindikasi untuk transfusi trombosit meliputi trombotik trombositopenik purpura dan heparin-induced trombositopenia. Karena transfusi trombosit pada pasien dalam kondisi ini dapat mengakibatkan thrombosis lebih lanjut. Satu unit kantong trombosit dapat meningkatkan jumlah trombosit pada orang dewasa sebanyak 30-60x103 per microliter, sedangkan pada anak-anak dapat meningkatkan 50-100x103 per microliter (Sharma, et.al, 2011).

2.4.5 KriopresipitatKriopresipitat dibuat dengan mencairkan FFP dan kemudian dilakukan pengumpulan presipitan atau endapan seperti faktor VIII, faktor pembekuan XIII, faktor Von Willbrand, fibrinogen. Kriopresipitat digunakan dalam kasus-kasus hypofibrinogenemia. Setiap unit kriopresipitat akan meningkatkan tingkat fibrinogen 5-10 mg per dL (0,15-0,29 umol per L), Tujuan pemeberian kriopresipitat adalah untuk menjaga tingkat fibrinogen minimal (100 mg per dL) (Sharma, et.al, 2011).

2.5 Tujuan Transfusi DarahTujuan transfusi darah adalah sebagai berikut:2. Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen3. Memperbaiki volume darah4. Memperbaiki kekebalan5. Memperbaiki masalah pembekuan.

2.6 Indikasi Transfusi DarahTransfusi darah umumnya >50% diberikan pada saat perioperatif dengan tujuan untuk menaikkan kapasitas pengangkutan oksigen dan volume intravaskuler. Dalam pedoman WHO disebutkan bahwa transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat dan hanya boleh diberikan berupa komponen darah pengganti yang hilang/kurang. Maka saat ini, transfusi daraah cenderung diberikan sesuai dengan komponen darah yang dibutuhkan, misalnya kebutuhan akan sel darah merah, granulosit, trombosit, dan plasma darah yang mengandung protein dan faktor-faktor pembekuan. Indikasi transfusi darah dan komponen-konponennya adalah : 0. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan.0. Anemia kronis.0. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.0. Plasma loss atau hipoalbuminemia.0. Kehilangan sampai 30% EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan elektrolit saja. Kehilangan lebih daripada itu, setelah diberi cairan elektrolit perlu dilanjutkan dengan transfusi jika Hb