TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

28
1. ATORVASTATIN a. Komposisi 1 Tiap tablet mengandung atorvastatin 10 mg, 20 mg dan 40 mg b. Indikasi 1 Tambahan pada diet untuk menurunkan kolesterol total, kolesterol LDL, apoliprotein B dan triglesrida pada hiperkolestrolemia primer, hiperlipidemia campuran, dan familial hiperkolesterolemia bila respons terhadap diet dan cara non farmakologik lain tidak adekuat. c. Farmakologi 3 Golongan statin seperti Atorvastatin merupakan senyawa penghambat- reduktase (HMG-CoA-reduktase-inhibitor) ini berdaya menurunkan sintesa kolesterol endogen dalam hati dan dengan demikian terjadi penurunan kolesterol total dengan kuat, LDL (dengan 30-40%), TG dan VLDL lebih

Transcript of TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

Page 1: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

1. ATORVASTATIN

a. Komposisi1

Tiap tablet mengandung atorvastatin 10 mg, 20 mg dan 40 mg

b. Indikasi1

Tambahan pada diet untuk menurunkan kolesterol total, kolesterol LDL, apoliprotein B dan triglesrida

pada hiperkolestrolemia primer, hiperlipidemia campuran, dan familial hiperkolesterolemia bila

respons terhadap diet dan cara non farmakologik lain tidak adekuat.

c. Farmakologi3

Golongan statin seperti Atorvastatin merupakan senyawa penghambat-reduktase (HMG-CoA-

reduktase-inhibitor) ini berdaya menurunkan sintesa kolesterol endogen dalam hati dan dengan

demikian terjadi penurunan kolesterol total dengan kuat, LDL (dengan 30-40%), TG dan VLDL lebih

ringan, sedangkan HDL dinaikkan. Dapat dikombinasi dengan damar untuk pengobatan

hiperlipidemia yang parah. Statin juga berkhasiat antitrombotis, anti-aritmia, dan antiradang dengan

jalan menghambat sitokin-sitokin tertentu.

Page 2: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

d. Kontraindikasi1

Penyakit hati aktif atau peninggian serum transaminase > 3x batas atas nilai normal, kehamilan,

laktasi.

e. Dosis1

10-80- mg sekali sehari

f. Efek samping1

Gangguan saluran cerna, sakit kepala, mialgia, astenia, insomnia, edema angioneurotik, kram otot,

miositis, miopatia, ikterus cholestatik, neuropatia perifer, pruritus.

g. Perhatian1,2

Monitor peninggian kreatinin pospokinase dan transaminase, hindari konsumsi alkohol.

Lakukan tes fungsi hati sebelum mulai pemberian obat dan 12 minggu sesudah terapi dimulai,

selama evaluasi dosis dan selanjutnya secara periodik. Konsumsi alkohol atau ada riwayat

penyakit hati. Laporkan segera bila terjadi nyeri, perlunakan atau kelemahan pada otot yang

tidak diketahui penyebabnya, terutama jika disertai kurang enak badan atau demam. Hentikan

penggunaan pada kasus dimana terjadi peningkatan kadar CPK yang jelas, didiagnosis atau

Page 3: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

diduga miopati atau dengan faktor risiko mengalami gagal ginjal sekunder sesudah

rabdomiolisis.

h. Interaksi obat1

Resiko miopatia bertambah bila diberikan bersama siklosporin, derivate asam fibrat, eritromisin,

niacin, azol anti-jamur. Konsentrasi atorvastatin dalam plasma akan menurun dengan suspensi

antasida yang mengandung Mg dan Al-hidroksida, kolestipol. Konsentrasi atorvastatin plasma akan

meninggi dengan eritromisin.

i. Penyimpanan

j. Nama obat dan produsen1,2

ATOFAR (Fahrenheit), ATORSAN (Sandoz), LIPITOR (Pfizer), STATOR (Dexa Medica), ACTALIPID

(Actavis).

k. Daftar pustaka

1. Hardjosaputra, PSL., Purwanto, L. Data Obat Indonesia. Ed XI PT Muliapurna Jaya Terbit.

Jakarta. 2008

Page 4: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

2. Santoso, A., Azwar, A., MIMS REFERENSI OBAT. Ed 2015. PT Lapi Laboratories. Serang.

2015

3. Obat-Obat Penting

2. FENOFIBRAT

3. VALSARTAN

a. Komposisi

b. Indikasi

c. Farmakologi

d. Kontraindikasi

e. Dosis

f. Efek samping

g. Perhatian dan peringatan

h. Interaksi obat

i. Nama sediaan yang beredar

j. Daftar Pustaka

Page 5: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

1. Sukandar E.Y, Retnosari A, Joseph I.S, Ketut A, Aji P.S. ISO Farmakoterapi. PT ISFI

Penerbitan. Jakarta. 2008.

2. Ganiswara, S.G, Sofiabudy, R, Suyatna, F.D, Purwantiastuti, Nafrialdi. Farmakologi dan Terapi.

Edisi 5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007.

3. Hardjosaputra, PSL., Purwanto, L. Data Obat Indonesia. Ed XI PT Muliapurna Jaya Terbit.

Jakarta. 2008

4. Swettman, Sean C. Martindale “The Complete Drug Reference 36th edition. London.

Pharmaceutical Press.2009

5. Baile, R. George. Medfact, Pocked Guide Of Drugs Interactions.second edition. Nephrologi

Pharmacy Associates.2004

6. Djuanda, A., Azwar, A. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Ed 10. PT Bhuana Ilmu Populer.

Jakarta .2011

Page 6: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

4. AMOXICILIN

a. Komposisi1

Amoxicillin

b. Indikasi1

Infeksi telinga, hidung dan tenggorokan seperti otitis media yang disebabkan oleh

Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus yang tidak memproduksi penisilinase dan

Haemophillus influenzae. Infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh Escherichia coli,

Proteus mirabilis dan Streptococcus faecalis. Infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan

oleh Streptococcus, Staphylococcus, dan Escherichia coli. Infeksi saluran nafas dan bronkitis

kronis yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus yang tidak

memproduksi penisi-linase, dan Haemophillus influenzae. Gonorhea, infeksi akut saluran

kencing yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Infeksi saluran percernaan yang

disebabkan oleh Shigella, Salmonella (termasuk S. Typosa).

Profilaksis endokarditis pada tindakan untuk gigi.

Page 7: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

c. Farmakologi

d. Kontraindikasi1

Hipersensitifitas trhadap penisilin.

e. Dosis1

Oral :

Dewasa : 250-500 mg tiap 8 jam. Bayi (< 6 kg): 25-50 mg tiap 8 jam. Bayi (6-8 kg): 50-100 mg

tiap 8 jam. Anak (< 20 kg): 20-40 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam. Anak (> 20 kg):

sama dengan dewasa.

Suntikan IM :

Dewasa : 500 mg tiap 8 jam. Anak : 50-100 mg/kg/hari.

Suntikan IV atau infus :

Dewasa : 1 gr tiap 6 jam. Anak : 50-100 mg/kg/hari.

Page 8: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

f. Perhatian1

Hipersensitif : Bila terjadi reaksi syok anafilaktik terutama pada penderita dengan riwayat peka

terhadap berbagai alergen. Urtikaria dapat diatasi dengan pemberian antihistamin dan bila

perlu, dengan kortikosteroid sistemik. Pemberian obat-obatan harus dihentikan. Reaksi yang

berat memerlukan tindakan segera dengan pemberian epinefrin, oksigen, kortikosteroid IV, dan

dengan menjaga saluran pernapasan,kalau perlu dilakukan intubasi. Pengobatan jangka

panjang: pemeriksaan darah, fungsi ginjal dan hati perlu dilakukan secara berkala.

Superinfeksi : Pertumuhan organisme non-patogen, termasuk jamur, dapat terjadi. Penyakit

kelamin: Bila ada dugaan sifilis, perlu dilakukan pemeriksaan terleih dahulu sebelum terapi

diberikan dan pemeriksaan serologi dilakukan tiap bulan selama sekurang-kurangnya 4 bulan.

Infeksi saluran kencing yang kronis : Memerlukan pemeriksaan bakteriologis dan klinis lebih

sering selama terapi diberikan dan mungkin beberapa bulan sesudahnya; jangan memberikan

dosis yng lebih kecil daripada yang dianjurkan di atas.

Page 9: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

g. Interaksi obat1

Probenesid meningkatkan waktu paruh amoksisilin dalam plasma. Dengan alopurinol timbul

ruam kulit. Kontrasepsi oral efektivitasnya diturunkan oleh amoksisilin.

h. Sediaan yang beredar1

AMOXILLIN (Pharos), AMOXICILLIN DANKOS (Dankos), AMOXIL/AMOXIL FORTE

(GlaxoSmithKline Indonesia), AMOKSAN/AMOKSAN FORTE (Sanbe), KIMOXIL (Kimia Farma),

DEXYMOX (Dexa Medica)

i. Daftar Pustaka

1. Hardjosaputra, PSL., Purwanto, L. Data Obat Indonesia. Ed XI PT Muliapurna Jaya Terbit.

Jakarta. 2008

2. Sukandar E.Y, Retnosari A, Joseph I.S, Ketut A, Aji P.S. ISO Farmakoterapi. PT ISFI Penerbitan.

Jakarta. 2008

3. Swettman, Sean C. Martindale “The Complete Drug Reference 36th edition. London. Pharmaceutical

Press.2009

Page 10: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

4. Ganiswara, S.G, Sofiabudy, R, Suyatna, F.D, Purwantiastuti, Nafrialdi. Farmakologi dan Terapi. Edisi

5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007.

5. Baile, R. George. Medfact, Pocked Guide Of Drugs Interactions.second edition. Nephrologi

Pharmacy Associates.2004

6. Djuanda, A., Azwar, A. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Ed 10. PT Bhuana Ilmu Populer.

Jakarta .2011

Page 11: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

5. GLIBENKLAMID

a. Komposisi

b. Indikasi dan Cara Penggunaan1

Kontrol hiperglikemia pada diabetes non-insulin dependen yang tidak dapat dikontrol dengan

diet saja atau diet dan biguanid.

Sebagai pengganti obat hipoglikemik oral yang lain (biguanid atau sulfonilurea) disebabkan

efek samping atau kegagalan respons.

Sebagai pengganti insulin pada pasien dengan NIDDM yang tidak memerlukan insulin untuk

jangka panjang.

c. Farmakologi1

Glibenklamid (gliburid) merupakan obat antidiabetika oral golongan sulfonilurea.

Glibenklamid mempunyai efek farmakologik jangka pendek dan panjang seperti golongan

sulfonilurea pada umumnya. Selama pengobatan jangka pendek, ia meningkatkan sekresi insulin

dari sel beta pulau Langerhans, sedangkan pada pengobatan jangka panjang efek utamanya adalah

meningkatkan efek insulin terhadap jaringan perifer dan penurunan pengeluaran glukosa dari hati

Page 12: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

(efek ekstra pankreatik). Pada pengobatan jangka pendek glibenklamid menyebabkan degranulasi

sel beta pulau Langerhans. Rangsangan pelepasan insulin tersebut bersifat sangat cepat dan

sulfonilurea tampaknya merangsang influks ion kalsium ke dalam sel-sel pulau Langerhans.

Glibenklamid juga meningkatkan kadar siklik AMP di dalam pulau Langerhans dan

mempengaruhi kontrol adrenergik dari pelepasan insulin. Selama terapi jangka panjang efek

glibenklamid dapat dilihat pada jaringan lemak, otot rangka dan hati, serta salah satu efeknya adalah

meningkatkan jumlah reseptor insulin. Glibenklamid oral menurunkan kadar glukosa darah pada

diabetes non insulin dependen, dan tidak pada diabetes insulin dependen mekanisme kerjanya

secara pasti tidak diketahui.

Meskipun secara kualitatif golongan sulfonilurea mempunyai efek farmakologik yang sama,

tetapi secara kuantitatif ada perbedaannya. Berdasarkan beratnya, glibenklamid lebih poten

ketimbang sulfonilurea yang lain, misalnya efek hipoglikemik glibenklamid 5 mg sama dengan

tolbutamid 1000 mg, klorpropamid 250 mg atau tolazamid 250 mg. Meskipun demikian, kemampuan

efek hipoglikemik maksimum dan efektivitas terapinya sebanding dengan sulfonilurea yang lain.

Page 13: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

d. Kontraindikasi1

Diabetes melitus insulin dependen (tipe I),

Hiperglikemia berat dan serius (ketotik atau non ketotik) pada semua jenis diabetes (misal:

pada penyakit akut atau coma),

Penyakit hati,

Gagal ginjal berat,

Kehamilan atau menyusui,

Gangguan fungsi adrenal,

Hipersensitivitas terhadap obat, dan

Operasi.

e. Dosis dan Cara 1

Pengobatan dengan glibenklamid umumnya dimulai dengan dosis tunggal 5 mg pagi hari, tetapi

pada pasien usia lanjut atau pasien dengan gangguan fungsi ginjal, dosis awalnya harus dikurangi

menjadi 2,5 mg atau bahkan 1,25 mg sehari. Jika kadar glukosa darah tidak dapat dikontrol secara

adekuat setelah 2-4 minggu, dosis dapat ditingkatkan 2,5-5 mg dengan interval sama sampai

Page 14: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

tercapai kontrol glikemia yang diingini atau tercapai kontrol glikemia yang diingini atau tercapai dosis

maksimum 15-20 mg sehari. Dosis total sehari dapat diminum bersama makan pagi atau setengah

jam sebelumnya. Dosis harian yang melebihi 10 mg dapat dibagi untuk pagi dan malam hari, yang

diminum bersamaan pada saat makan.

Pasien yang mendapat glibenklamid atau obat antidiabetika oral lain harus berada di bawah

pengawasan medis. Harus dijelaskan bahwa ketaatan dalam menjalankan diet tidak boleh dihentikan

selama pengobatan dengan obat-obat ini. Pemeriksaan kadar glukosa darah urin bersifat kurang

informatif dan dapat mengecohkan, terutama pada pasien usia lanjut. Kadar glukosa darah

sebaiknya diukur pada saat puasa dan jika mungkin dilakukan pemeriksaan hemoglobin glikosilat

sebagai ukuran dari glukosa darah secara umum setiap 2-3 bulan.

f. Efek samping1

Glibenklamid secaraq relatif mempunyai efek samping yang rendah. Hal ini umum terjadi dengan

golongan

g. Peringatan dan perhatian1,2,3,5

Page 15: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

a. Hati-hati pemberian pada pasien yang pernah menderita penyakit gastrointestinal bagian atas dan

pada pasien yang sedang diterapi dengan antikoagulan. Bila terjadi ulkus peptikum atau pendarahan

gastrointestinal hentikan pemberian meloxicam.

b. Perhatian khusus harus diberikan pada pasien bila terjadi efek samping mukokutaneus dan

dipertimbangkan untuk menghentikan pemberian obat.

c. Volume diuresis dan fungsi ginjal harus dipantau secara hati-hati pada permulaan terapi pada pasien

dehidrasi, pasien dengan gagal jantung kongestif, sirosis hati, sindrom nefrotik dan penyakit ginjal,

termasuk pada pasien yang mendapat diuretik atau pasien yang baru saja menjalani operasi dimana

cenderung terjadi hipovolemia.

d. Lakukan pemeriksaan fungsi hati lebih lanjut dan hentikan pemberian meloxicam bila peningkatan

serum transaminase atau parameter lain dari fungsi hati berbeda nyata dan menetap.

e. Hati-hati penggunaan pada orang tua dengan gangguan fungsi ginjal, hati atau jantung.

f. Bila terjadi efek samping vertigo dan mengantuk, dianjurkan untuk menghentikan aktivitas.

Peringatan kardiovaskuler

Page 16: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

a. Uji klinis dengan berbagai COX-2 selektif dan AINS non selektif sampai dengan tiga tahun

menunjukkan peningkatan risiko trombotik kardiovaskuler (KV) serius, infark miokard, dan stroke

yang dapat berakibat fatal. Semua AINS, baik COX-2 selektif maupun non selektif, dapat

menyebabkan risiko yang sama. Risiko meningkat pada pasien dengan penyakit KV atau memiliki

faktor risiko penyakit KV. Untuk mengurangi risiko efek samping tersebut, AINS harus diberikan

dengan dosis efektif terendah dan lama pengobatan sesingkat mungkin. Dokter dan pasien harus

waspada terhadap terjadinya efek samping tersebut, walaupun tidak ada gejala KV sebelumnya.

Pasien harus diberi informasi mengenai tanda dan/ atau gejala KV serius dan langkah yang harus

dilakukan jika tanda dan/ atau gejala tersebut muncul.

b. Tidak ada bukti bahwa penggunaan bersama asetosal dapat mengurangi peningkatan risiko efek

samping trombotik KV serius oleh AINS. Penggunaan AINS bersama dengan asetosal justru

meningkatkan risiko efek samping serius pada saluran cerna (lihat peringatan saluran cerna)

c. Hipertensi

AINS, termasuk meloxicam, dapat menyebabkan munculnya hipertensi baru atau memperberat

hipertensi yang sudah ada yang dapat berakibat pada peningkatan efek samping KV. AINS dapat

Page 17: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

menurunkan efek antihipertensi tiazid atau diuretik kuat. AINS, termasuk meloxicam , harus

digunakan dengan hati-hati pada pasien hipertensi. Tekanan darah harus dimonitor sejak awal dan

selama terapi dengan AINS.

d. Gagal jantung kongestif dan edema , retensi cairan dan edema terlihat pada bebrapa pasien yang

menggunakan AINS, meloxicam harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan retensi cairan

atau gagal jantung.

Saluran Cerna:

a. Risiko ulserasi, perdarahan dan perforasi. AINS, termasuk meloxicam dapat menyebabkan efek

samping saluran cerna serius termasuk inflamasi, perdarahan, ulserasi, dan perforasi lambung dan

usus yang dapat berakibat fatal. Efek samping serius ini dapat terjadi kapanpun, dengan atau tanpa

gejala peringatan. Hanya satu dari 5 pasien yang mengalami efek samping serius pada saluran cerna

atas menunjukkan gejala. Ulkus pada saluran cerna atas, perdarahan, atau perforasi yang

disebabkan AINS terjadi pada sekitar 1% pasien yang diobati selama 3-6 bulan, dan pada kira-kira 2-

4% pasien yang diobati selama satu tahun.

Page 18: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

b. Penggunaan yang lebih lama cenderung meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping

saluran cerna serius. Namun terapi jangka pendek bukan berarti tanpa risiko. AINS harus diresepkan

dengan sangat hati-hati pada pasien yang memiliki riwayat penyakit tukak atau perdarahan saluran

cerna. Pasien dengan riwayat tukak peptik dan atau perdarahan saluran cerna 10 kali lipat

dibandingkan dengan pasien tanpa faktor risiko tersebut. Faktor lain yang meningkatkan risiko

perdarahan saluran cerna adalah penggunaan bersama kortikosteroid atau antikoagulan oral,

penggunaan AINS yang lama, merokok, penggunaan alkohol, usia lanjut, dan status kesehatan yang

buruk. Sebagian besar laporan spontan efek samping saluran cerna fatal terjadi pada pasien usia

lanjut atau pasien yang sangat lemah. Oleh karena itu, perhatian khusus harus diberikan dalam

mengobati populasi ini.

c. Untuk mengurangi risiko efek samping saluran cerna pada pasien yang diobati dengan AINS, dosis

efektif terendah harus diberikan dengan lama pengobatan sesingkat mungkin.

d. Dokter dan pasien harus waspada terhadap tanda dan gejala ulserasi dan perdarahan saluran cerna

selama terapi dengan AINS. Jika dicurigai adanya efek samping saluran cerna yang serius, segera

dilakukan evaluasi serta pengobatan tambahan.

Page 19: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

e. Untuk pasien berisiko tinggi, terapi alternatif yang tidak melibatkan AINS dapat dipertimbangkan.

h. Interaksi obat1,,3,4,5

a. Bila diberikan bersama-sama dengan obat AINS lainnya, antikoagulan oral, heparin dan ticlopidin

akan meningkatkan risiko tukak dan pendarahan gastrointestinal.

b. AINS dapat meningkatkan kadar lithium dalam darah dan meningkatkan toksisitas methotrexate.

c. Obat-obat AINS akan menurunkan efektivitas alat KB IUD.

d. Selama pengobatan dengan AINS efek obat anti hipertensi akan menurun karena obat AINS akan

menghambat prostaglandin yang mempunyai efek vasodilatasi.

e. Cholestyramine akan mengikat meloxicam di saluran gastrointestinal sehingga akan mempercepat

proses eliminasi meloxicam. Bertambahnya nefrotoksisitas dari cyslosporin melalui efek

prostaglandin di ginjal.

i. Cara penyimpanan3

Simpan pada suhu kamar (25-30) ºC, kering dan terlindung dari cahaya

j. Nama sediaan yang beredar1,5

Page 20: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx

Meloxicam OGB Dexa (Dexa Medica), Mevilox (Bernofarm), Mexpharm (Kalbe farma), Meflam

(Mahakam beta Farma), Mecox (Ferron), Movicox (Boehringer ingelheim), Mobiflex (Soho), Atrilox

(Combhipar).

Daftar pustaka

1. Hardjosaputra, PSL., Purwanto, L. Data Obat Indonesia. Ed XI PT Muliapurna Jaya Terbit.

Jakarta. 2008

2. Ganiswara, S.G, Sofiabudy, R, Suyatna, F.D, Purwantiastuti, Nafrialdi. Farmakologi dan Terapi.

Edisi 5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007.

3. Swettman, Sean C. Martindale “The Complete Drug Reference 36th edition. London.

Pharmaceutical Press.2009

4. Baile, R. George. Medfact, Pocked Guide Of Drugs Interactions.second edition. Nephrologi

Pharmacy Associates.2004

5. Djuanda, A., Azwar, A. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Ed 10. PT Bhuana Ilmu Populer.

Jakarta .2011

Page 21: TUGAS FITROP URAIAN OBAT FIX BANGET.docx