Referat Dm Tipe 1 Pipit

download Referat Dm Tipe 1 Pipit

of 17

Transcript of Referat Dm Tipe 1 Pipit

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    1/17

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangPenyakit diabetes pertama kali dideskripsikan pada masa Mesir Kuno lebih

    dari 3500 tahun yang lalu. Saat itu penyakit ini digambarkan sebagai sangat

    banyak buang air kecil. Sekitar 2000 tahun yang lalu, terdapat laporan dari Turki

    yang menyebutkan penyakit ini sebagai kehausan yang sangatserta kencing yang

    banyak. Pada tahun 1900, Stobolev di Rusia dan Opie di USA, pada waktu yang

    hamper bersamaan menyebutkan bahwa diabetes mellitusterjadi akibat dari

    destruksi pulau-pulau Langerhans kelenjar pancreas (Brink SJ, dkk. 2010).

    Diabetes mellitus merupakan ganguan metabolik/endokrin yang paling

    umum pada masa kanak-kanak dengan konsekuensi penting terhadap

    perkembangan fisik dan emosi. Pengaruhnya terhadap kualitas hidup, serta

    morbiditas dan mortalitas, terutama diakibatkan komplikasi yang melibatkan

    pembuluh darah kecil dan besar, menimbulkan retinopati, nefropati, neuropati,

    penyakit jantung iskemik, serta obstruksi pembuluh darah besar.

    Angka kejadian diabetes mellitus di USA adalah sekitar 1 dari setiap 1500

    anak (pada anak usia 5 tahun) dan sekitar 1 dari 350 anak (pada anak usia 18

    tahun). Puncak kejadian diabetes adalah pada usia 5-7 tahun serta pada masa awal

    pubertas seorang anak. Kejadian pada laki-laki dan perempuan sama (Weinzimer

    SA, Maggae S. 2005).

    Insiden di Indonesia sampai saat ini belum diketahui. Namun dari data

    registry nasional untuk penyakit DM pada anak dari UKK Endokrinologi PP

    IDAI, terjadi peningkatan jumlah dari 200-anak dengan DM pada tahun 2008

    menjadi 580-an pasien pada tahun 2011. Sangat dimungkinkan angkanya lebih

    tinggi apabila kita merujuk pada kemungkinan anak dengan DM yang meninggal

    tanpa terdiagnosis sebagai ketoasidosis diabetikum ataupun belum semua pasien

    DM tipe 1 yang dilaporkan (Moelyo, AG. 2011).

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    2/17

    2

    1.2TujuanTujuan pembuatan referat ini adalah untuk mengetahui definisi, etiologi,

    patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis dari Diabetes

    Mellitus Tipe 1 pada anak.

    1.3Manfaat Penulisan Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang kedokteran. Memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan

    Anak RSUD Kanjuruhan Kepanjen.

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    3/17

    3

    BAB II

    TINAJUAN PUSTAKA

    2.1 DefinisiDiabetes mellitus secara definisi adalah keadaan hiperglikemia kronik.

    Hiperglikemia ini dapat disebabkan oleh beberapa keadaaan, di antaranya adalah

    gangguan sekresi hormon insulin, gangguan aksi/kerja dari hormon insulin atau

    gangguan kedua-duanya (Weinzimer SA, Maggae S. 2005).

    Diabetes mellitus tipe 1 terjadi disebabkan oleh karen kerusakan sel -

    pankreas. Kerusakan yang terjadi dapat disebabkan oleh proses autoimun maupun

    idiopatik. Pada DM tipe 1 sekresi insulin berkurang atau terhenti. Sedangkan DM

    tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin. Pada DM tipe 2 biasanya dikaitkan dengan

    sindrom resistensi insulin lainnya seperti obesitas, hiperlipidemia, akantosis

    nigrikans, hipertensi atau hiperandrogenisme ovarium (Rustama DS, dkk. 2010).

    2.2 EpidemiologiAngka kejadian diabetes mellitus di USA adalah sekitar 1 dari setiap 1500

    anak (pada anak usia 5 tahun) dan sekitar 1 dari 350 anak (pada anak usia 18tahun). Puncak kejadian diabetes adalah pada usia 5-7 tahun serta pada masa awal

    pubertas seorang anak. Kejadian pada laki-laki dan perempuan sama (Weinzimer

    SA, Maggae S. 2005).

    Insiden tertinggi diabetes mellitus tipe 1 terjadi di Finlandia, Denmark

    serta Swedia yaitu sekitar 30 kasus baru setiap tahun dari setiap 100.000

    penduduk. Insiden di Amerika Serikat adalah 12-15/100 ribu penduduk/tahun, di

    Afrika 5/100.000 penduduk/tahun, di Asia Timur kurang dari 2/100.000

    penduduk/tahun (Weinzimer SA, Maggae S.2005).

    Insiden di Indonesia sampai saat ini belum diketahui. Namun dari data

    registry nasional untuk penyakit DM pada anak dari UKK Endokrinologi PP

    IDAI, terjadi peningkatan jumlah dari 200-anak dengan DM pada tahun 2008

    menjadi 580-an pasien pada tahun 2011. Sangat dimungkinkan angkanya lebih

    tinggi apabila kita merujuk pada kemungkinan anak dengan DM yang meninggal

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    4/17

    4

    tanpa terdiagnosis sebagai ketoasidosis diabetikum ataupun belum semua pasien

    DM tipe 1 yang dilaporkan (Moelyo, AG. 2011).

    2.3 KlasifikasiInternational Society of Pediatric and Adolecene Diabetes dan WHO

    merekomendasikan klasifikasi DM berdasarkan etiologi (Tabel 1).

    Tabel 1. Klasifikasi DM berdasarkan etiologi (ISPAD 2009)

    I. DM Tipe-1 (destruksi sel- )

    a. Immune mediated

    b. IdiopatikII. DM Tipe-2

    III. DM Tipe lain

    a. Defek genetik fungsi pankreas sel b. Defek genetic pada kerja insulinc. Kelainan eksokrin pancreas

    Pankratitis; Trauma/pankreatomi; Neoplasma; Kistik fibrosis;

    Haemokhromatosus; Fibrokalkulus pankreatopati; dan lain-lain.

    d. Gangguan endokrinAkromegali; Sindrom Cushing; Glukanoma; Feokromositoma;

    Hipertiroidisme; Somatostatinoma; Aldosteronoma; dan lain-lain.

    e. Terinduksi obat dan kimiaVakor; Pentamidin; Asam nikotinik; Glukokortikoid; Hormon

    tiroid; Diazoxid; Agonis -adrenergik; Tiazid; Dilantin; -

    interferon; dan lain-lain.

    IV. Diabetes Mellitus Kehamilan

    Sumber : ISPAD Clinical Practice Consensus Guidlines 2009

    2.4 PatofisiologiDM tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis yang berhubungan dengan

    kehancuran selektif sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Timbulnya

    penyakit klinis merupakan tahap akhir dari kerusakan sel beta yang mengarah ke

    tipe 1 DM. Berbagai lokus gen telah dipelajari untuk menentukan hubungan

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    5/17

    5

    mereka dengan DM tipe 1. Antigen yang terlibat dalam tipe 1 DM meliputi

    antigen 64kD, asam glutamat dekarboksilase (GAD) dan antigen sitoplasma sel

    islet. Antibodi sel islet (ICA) mengikat komponen sitoplasma sel islet pada bagian

    pankreas manusia dan endapan antibodi 64kDa merupakan protein 64kDa dari

    ekstrak sel islet. Sedangkan antibodi 64kDa yang ditampilkan untuk menjadi sel

    beta tertentu di dalam islet, beberapa sera ICA positif telah dijelaskan untuk

    bereaksi dengan semua sel islet. Antigen target dari Antibodi 64kDa diidentifikasi

    sebagai GAD enzim. Sel Islet tertentu pada baris sel beta memproduksi antibodi

    IgG yang terikat ke antigen sitoplasma sel islet yang ditemukan. Anehnya semua

    monoklonal antibodi yang diproduksi oleh baris, dikenali GAD target autoantigen.

    Dengan demikian, GAD mungkin target antigen utama pada DM tipe 1, makanya

    antibodi untuk GAD dijadikan penanda sensitif untuk perkembangan diabetes,

    walaupun antibodi GAD ada dalam individu yang rentan secara genetik tetapi

    yang tidak mungkin untuk mengembangkan disease.

    Gambar 1. Patomekanisme terjadi DM tipe 1

    Destruksi progresif sel-sel beta mengarah pada defisiensi insulin progresif.

    Insulin merupakan hormon anabolik utama. Sekresi normal sebagai respons

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    6/17

    6

    terhadap makanan secara istimewa dimodulasi oleh mekanisme neural, hormonal

    dan berkaitan substrat yang memungkinkan pengendalian penyusunan bahan

    makanan yang dikonsumsi sebagai energi unutuk penggunaan segera atau di masa

    mendatang; mobilisasi energi selama keadaaan puasa tergantung pada kadar

    insulin plasma yang rendah.

    Kendatipun defisiensi insulin merupakan cacat primer, beberapa

    perubahan sekunder yang melibatkan hormon stress (epinefrin, kortisol, hormon

    pertumbuhan dan glukagon) memperbesar kecepatan dan beratnya dekompensasi

    metabolik. Peningkatan konsentrasi plasma dari hormon kontra-regulasi ini

    memperberat kekacauan metabolik dengan mengganggu sekresi insulin

    selanjutnya (epinefrin), mengantagonisme kerja insulin (epinefrin, kortisol,

    hormon pertumbuhan), serta mempermudah glikogenolisis, glukoneogenesis,

    lipolisis dan ketogenesis sambil menurunkan penggunaan glukosa serta clearance

    ginjal. Semua perubahan normal ini kembali normal dengan terapi insulin yang

    adekuat. Namun dapat dilakukan supresi selektif beberapa hormon kontra-

    regulasi. Misalnya supresi glukagon, hormon pertumbuhan dan aliran darah organ

    dalam oleh diabetes, memperlambat kecepatan perkembangan ke arah

    ketoasidosis, serta mempermudah pengendalian metabolik.

    Defisiensi insulin bersama dengan kadar epinefrin, kortisol, hormon

    pertumbuhan dan glukagon plasma yang berlebihan, berakibat produksi glukosa

    yang tak terkendali serta gangguan penggunaanya; akibatnya timbul hiperglikemi

    dan peningkatan osmolalitas. Kombinasi defisiensi insulin dan peningkatan kadar

    plasma hormon kontraregulasi juga bertanggung jawab atas percepatan lipolisis

    dan ganguan sintesis lipid, yang berakibat peningkatan kadar plasma lipid total,

    kolesterol, trigliserid dan asam lemak bebas. Keadaan hormonal yang salingmempengaruhi antara defisiensi insulin dan kelebihan glukaakan menmbulkan

    jalan pintas bagi asam lemak bebas untuk membentuk keton; kecepatan

    pembentukan keton ini, terutama betahidroksibutirat dan asetoasetat, melampui

    kapasitas pengunaan perifer serta ekskresi ginjal. Akumulasi asam keton ini

    menimbulkan asidosis metabolik serta pernafasan kompensasi yang cepat sebagai

    usaha mengekskresi kelebihan CO2 (pernafasan kussmaul). Aseton yang dibentuk

    melalui konversi non-enzimatik asetoasetat, bertanggung jawab atas timbulnya

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    7/17

    7

    bau buah yang karakteristik pada pernafasan ini. Keton diekskresi ke dalam kemih

    bersama-sama dengan kation, yang selanjutnya meningkatkan kehilangan air dan

    elektrolit. Dengan dehidrasi progresif, asidosis, hiperosmolaritas dan

    berkurangnya penggunaan oksigen otak, maka terjadi gangguan kesadaran dan

    pasien akhirnya jatuh ke dalam koma. Dengan demikian, defisiensi insulin

    menimbulkan suatu stasus katabolik yang dalam-suatu kelaparan berat- dimana

    semua gambaran klinis awal dapat dijelaskan atas dasar perubahan metabolisme

    perantara yang talah diketahui. Keparahan dan lamanya gejala mencerminkan

    derajat insulinopenia. (Richard E.Behrman, 1992)

    Adanya gangguan dalam regulasi insulin, khususnya pada DM tipe 1 dapat

    cepat menjadi diabetik ketoasidosis manakala terjadi : 1). Diabetes tipe 1 yang

    tidak terdiagnosa 2). Ketidakseimbangan jumlah intake makanan dengan insulin

    3). Adolescen dan pubertas 4). Aktivitas yang tidak terkontrol pada diabetes 5).

    Stres yang berhubungan dengan penyakit, trauma, atau tekanan emosional.

    Gangguan produksi atau gangguan reseptor insulin.

    Penurunan proses penyimpanan glukosa dalam hati.

    Penurunan kemampuan reseptor sel dalam uptake glukosa.

    Kadar glukosa >>, kelaparan tingkat selular.

    Hiperosmolar dalam, peningkatan proses glikolisis dan glukoneogenesis

    Proses pemekatan

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    8/17

    8

    Poliuria

    Dehidrasi

    Keseimbangan kalori negatif rangsang metabolisme anaerobic

    Polifagia dan tenaga 126 mg/dL atau3. Kadar gula darah postpandrial > 200 mg/dL

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    9/17

    9

    Untuk menegakkan diagnosis DM Tipe 1, maka perlu dilakukan

    pemeriksaan penujang, yaitu C-peptide 0.85 ng/ml. C-peptide ini merupakan salah

    satu penanda banyaknya sel -pankreas yang masih berfungsi. Pemeriksaan lain

    adalah adanya autoantibody, yaitu Islet cell autoantibodies (ICA), Glutamic acid

    decarboxylase autoantibodies (65K GAD), IA2 (dikenal sebagai ICA 512 atau

    tyrosine posphatase) autoantibodies dan Insuline autoantibodies (IAA). Adanya

    autoantibody mengkonfirmasi DM tipe 1 karena proses autoimun. Sayangnya

    autoantibody ini relatif mahal (Rustama DS, dkk. 2010; ISPAD Clinical Practice

    Consencus Guidelines 2009).

    2.6 Perjalanan PenyakitPerjalanan penyakit ini melalui beberapa periode menurut ISPAD Clinical

    Practice Consencus Guidelines tahun 2009.

    - Periode pra-diabetes- Periode manifestasi klinis- Periode honey moon- Periode ketergantungan insulin yang menetap

    Periode Pra-DiabetesPada periode ini, gejala-gejala klinis DM mulai muncul. Pada periode ini

    sudah terjadi sekitar 90% kerusakan sel -pankreas. Predisposisi genetik tertentu

    memungkinkan terjadinya proses destruksi ini. Sekresi insulin mulai berkurang

    ditandai dengan mulai berkurangnya sel -pankreas yang berfungsi. Kadar C-

    petide mulai menurun. Pada periode ini autoantibody mulai ditemukan apabila

    dilakukan pemeriksaan laboratorium.

    Periode Manifestasi Klinis

    Pada periode ini, gejala klinis DM mulai muncul. Pada periode ini sudah

    terjadi sekitar 90% kerusakan sel -pankreas. Karena sekresi insulin sangat

    kurang, maka kadar gu;a darah akan tinggi/meningkat. Kadar gula darah yang

    melebihi 180mg/dL akan menyebabkan dieresis osmotik. Keadaan ini

    menyebabkan terjadinya pengeluaran cairan dan elektrolit melalui urin (poliuri,

    dehidrasi, polidipsi). Karena gula darah tidak dapat di-uptake ke dalam sel,

    penderita akan merasa lapar (polifagi), tetapi berat badan akan semakin kurus.

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    10/17

    10

    Pada periode ini penderita memerlukan insulin dari luar agar gula darah di-uptake

    ke dalam sel.

    PeriodeHoney MoonPeriode ini disebut juga fase remisi parsial atau sementara. Pada periode

    ini sisa-sisa sel -pankreas akan bekerja optimal sehingga akan diproduksi insulin

    dari dalam tubuh sendiri. Pada saat ini kebutuhan insulin dari luar tubuh akan

    berkurang hingga kurang dari 0,5 U/kgBB/hari. Namun periode ini hanya

    berlangsung sementara, bisa dalam hitungan hari ataupun bulan, sehingga perlu

    adanya edukasi pada orang tua bahwa periode ini bukanlah fase remisi yang

    menetap.

    Periode Ketergantungan Insulin yang Menetap

    Periode ini merupakan periode terakhir dari penderita DM. pada periode

    ini penderita akan membutuhkan insulin kembali dari luar tubuh seumur

    hidupnya.

    2.7 Pitfalldalam diagnosisDiagnosis diabetes seringkali salah, disebabkan gejala-gejala awalnya

    tidak terlalu khas dan mirip dengan penyakit lain, terkadang tenaga medis juga

    tidak menyadari kemungkinan penyakit ini karena jarangnya kejadian DM tipe 1

    yang ditemui ataupun belum pernah menemui kasus DM tipe 1 pada anak.

    Beberapa gejala yang sering menjadipitfalldalam diagnosis DM tipe 1 pada anak

    di antaranya adalah :

    1. Sering Kencing : Kemungkinan diagnosisnya adalah infeksi salurankencing atau terlalu banyak minum (selain DM). Variasi dari keluhan

    ini adalah adanya enuresis (mengompol) setelah sebelumnya anak

    tidak pernah enuresis lagi.

    2. Berat badan turun atau tidak mau naik lagi : Kemungkinan diagnosisadalah asupan nutrisi yang kurang atau adanya penyebab organik lain.

    Hal ini disebbkan karena masih tingginya kejadian malnutrisi di negara

    kita. Sering pula dianggap sebagai salah satu gejala tuberculosis pada

    anak.

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    11/17

    11

    3. Sesak nafas : Kemungkinan diagnosanya dalah bronkopneumonia.Apabila disertai gejala lemas, kadang juga didiagnosis sebagai malaria.

    Padahal gejala sesak nafasnya apabila diamati pola nafasnya adalah

    tipe Kusmaull (nafas cepat dan dalam) yang sangat berbeda dengan

    tipe nafas pada bronkopneumonia. Nafas Kusmaull adalah tanda dari

    ketoasidosis.

    4. Nyeri perut : Seringkali dikira sebagai peritonitis atau appendicitis.Pada penderita DM tipe 1, nyeri perut ditemui pada keadaan

    ketoasidosis.

    5. Tidak sadar : Keadaan ketoasidosis dapat dipikirkan padakemungkinan diagnosis seperti malaria serebral, meningitis,

    ensefalitis, ataupun cedera kepala (Brink SJ, dkk. 2010)

    2.8 Penatalaksanaan DM Tipe 1Tatalaksana pasien dengan DM tipe 1 tidak hanya meliputi pengobatan

    berupa pemberian insulin. Ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam

    tatalaksana agar penderita mendapatkan kualitas hidup yang optimal dalam jangka

    pendek maupun jangka panjang (Rustama DS, dkk. 2010; ISPAD Clinical

    Practice Concencus Guidelines. 2009).

    Terdapat 5 pilar manajemen DM tipe 1, yaitu :

    1. Insulin2. Diet3. Aktivitis / exercise4. Edukasi5.

    Monitoring kontrol glikemik

    1. InsulinInsulin merupakan terapi yang mutlak harus diberikan pada penderita

    DM tipe 1. Dalam pemberian insulin harus diperhatikan jenis insulin, dosis

    insulin, regimen yang digunakan, cara menyuntik serta penyesuaian dosis

    yang diperlukan.

    a. Jenis insulin : Kita mengenal beberapa jenis insulin, yaitu insulin kerjacepat, kerja pendek, kerja menengah, kerja panjang, maupun insulin

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    12/17

    12

    campuran (campuran kerja cepat/pendek dengan kerja menengah).

    Penggunaan jenis insulin ini tergantung regimen yang digunakan.

    b. Dosis Insulin : Dosis total harian pada anak berkisar antara 0,5-1Unit/KgBB pada awal diagnosis ditegakkan. Dosis ini selanjutnya

    akan diatur disesuaikan dengan faktor-faktor yang ada, baik pada

    penyakitnya maupun pada penderitanya.

    c. Regimen : Kita mengenal dua macam regimen, yaitu regimenkonvensional, serta regimen intensif. Regimen konvensional/mix split

    regimen dapat berupa pemberian dua kali suntik/hari atau tiga kali

    suntik/hari. Sedangkan regimen intensif berupa pemberian regimen

    basal bolus. Pada regimen basal bolus dibedakan antara insulin yang

    diberikan untuk memberikan dosis basal maupun dosis bolus.

    d. Cara menyuntik : Terdapat beberapa tempat penyuntikan yang baikdalam hal absorpsinya yaitu di daerah abdomen, lengan atas, lateral

    paha. Daerah bokong tidak dianjurkan karena paling buruk

    absorpsinya.

    e. Penyesuain Dosis : Kebutuhan insulin akan berubah tergantung daribeberapa hal, seperti hasil monitor gula darah, diet, olahraga, maupun

    usia pubertas (terkadang kebutuhan meningkat hingga 2

    unit/KgBB/hari), kondisi stress maupun saat sakit.

    Tabel 2. Jenis-jenis insulin

    Jenis insulin Awitan Puncak kerja Lama kerja

    Meal Time Insulin

    Insulin Lispro (Rapidacting)

    Regular (Short acting)

    5-15 menit

    30-60 menit

    1 jam

    2-4 jam

    4 jam

    5-8 jam

    Background Insulin

    NPH dan Lente

    (Intermediate acting)

    Ultra Lente (Long

    acting)

    1-2 jam

    2 jam

    4-12 jam

    6-20 jam

    8-24 jam

    18-36 jam

    Insulin Glargine

    (Peakless Long acting)

    2-4 jam 4 jam 24-30 jam

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    13/17

    13

    2. DietSecara umum diet pada anak DM tipe 1 tetap mengacu pada upaya

    untuk mengoptimalkan proses pertumbuhan. Untuk itu pemberian diet terdiri

    dari 5055% karbohidrat, 15-20% protein dan 30% lemak. Pada anak DM

    tipe 1 asupan kalori perhari harus dipantau ketat karena terkait dengan dosis

    insulin yang diberikan selain monitoring pertumbuhannya. Kebutuhan kalori

    perhari sebagaimana kebutuhan pada anak sehat/normal. Pemberian diet ini

    juga memperhatikan regimen yang digunakan. Pada regimen basal bolus,

    pasien harus mengetahui rasio insulin:karbohidrat untuk menentukan dosis

    pemberian insulin.

    Jumlah kebutuhan kalori untuk anak usia 1 tahun sampai dengan usia

    pubertas dapat juga ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

    1000 + (usia dalam tahun x 100) = ....... Kalori/hari

    Komposisi sumber kalori per hari sebaiknya terdiri atas : 50-55%

    karbohidrat, 10-15% protein (semakin menurun dengan bertambahnya umur),

    dan 30-35% lemak.

    Pembagian kalori per 24 jam diberikan 3 kali makanan utama dan 3 kali

    makanan kecil sebagai berikut :

    3. Aktivitas / exerciseAnak DM bukannya tidak boleh berolahraga. Justru dengan

    berolahraga akan membantu mempertahankan berat badan ideal, menurunkan

    berat badan apabila menjadi obes serta meningkatkan percaya diri. Olahraga

    akan membantu menurunkan kadar gula darah serta meningkatkan sensitivitas

    tubuh terhadap insulin. Namun perlu diketahui pula bahwa olahraga dapat

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    14/17

    14

    meningkatkan risiko hipoglikemia maupun hiperglikemia (bahkan

    ketoasidosis). Sehingga pada anak DM memiliki beberapa persyaratan yang

    harus dipenuhi untuk menjalankan olahraga, di antaranya adalah target gula

    darah yang diperbolehkan untuk olahraga, penyesuaian diet, insulin serta

    monitoring gula darah yang aman. Apabila gula darah sebelum olahraga di

    atas 250 mg/dl serta didapatkan adanya ketonemia maka dilarang

    berolahraga. Apabila kadar gula darah di bawah 90 mg/dl, maka sebelum

    berolahraga perlu menambahkan diet karbohidrat untuk mencegah

    hipoglikemia.

    4. EdukasiLangkah yang tidak kalah penting adalah edukasi baik untuk penderita

    maupun orang tuanya. Keluarga perlu diedukasi tentang penyakitnya,

    patofisiologi, apa yang boleh dan tidak boleh pada penderita DM, insulin

    (regimen, dosis, cara menyuntik, lokasi menyuntik serta efek samping

    penyuntikan), monitor gula darah dan juga target gula darah ataupun HbA1c

    yang diinginkan.

    5. Monitoring kontrol glikemikMonitoring ini menjadi evaluasi apakah tatalaksana yang diberikan

    sudah baik atau belum. Kontrol glikemik yang baik akan memperbaiki

    kualitas hidup pasien, termasuk mencegah komplikasi baik jangka pendek

    maupun jangka panjang. Pasien harus melakukan pemeriksaan gula darah

    berkala dalam sehari. Setiap 3 bulan memeriksa HbA1c. Di samping itu, efek

    samping pemberian insulin, komplikasi yang terjadi, serta pertumbuhan danperkembangan perlu dipantau.

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    15/17

    15

    2.9KomplikasiKomplikasi jangka pendek (akut) yang sering terjadi : hipoglikemia dan

    ketoasidosis. Komplikasi jangka panjang biasanya terjadi setelah tahun ke-5,

    berupa : nefropati, neuropati, dan retinopati. Nefropati diabetik dijumpai pada 1

    diantara 3 penderita DM tipe 1.

    Diagnosis dini dan pengobatan dini penting sekali untuk :

    1. mengurangi terjadinya gagal ginjal berat, yang memerlukan dialisis.

    2. menunda end stage renal disease dan dengan ini memperpanjang umur

    penderita.Adanya mikroalbuminuria merupakan parameter yang paling sensitif

    untuk identifikasi penderita resiko tinggi untuk nefropati diabetik.

    Mikroalbuminuria mendahului makroalbuminuria. Pada anak dengan DM tipe-1

    selama > 5 tahun, dianjurkan skrining mikroalbuminuria 1x/tahun. Bila tes

    positif, maka dianjurkan lebih sering dilakukan pemeriksaan. Bila didapatkan

    hipertensi pada penderita DM tipe-1, biasanya disertai terjadinya nefropati

    diabetik.

    Tindakan : pengobatan hiperglikemia dan hipertensi (bila ada).

    3

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    16/17

    16

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Penderita terbanyak diabetes mellitus tipe 1 adalah usia anak dan remaja.

    Perlu kewaspadaan pada tenaga medis mengenai penyakit ini maupun komplikasi

    yang mungkin terjadi yang seringkali salah diagnosis. Keterlambatan dalam

    diagnosis akan berakibat fatal bagi keselamatan jiwa penderita DM tipe 1.

  • 7/23/2019 Referat Dm Tipe 1 Pipit

    17/17

    17

    DAFTAR PUSTAKA

    Al Homsi MF, Lukic ML. An Update on the pathogenesis of Diabetes Mellitus.

    Faculty of Medicine and Health Sciences, UAE University, Al Ain, United Arab

    Emirates; 2000

    Brink SJ, Lee WRW, Pillay K, Kleinebreil (2010). Diabetes in children and

    adolescents, basic training manual for healthcare professionals in developing

    countries, 1st ed. Argentina: ISPAD, h 20-21.

    Irland NB. The story of type 1 diabetes. Nursing for womens health, volume 14,

    2010; 327-338

    ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines 2009. Pediatric Diabetes 2009: 10.

    Mortensen HB, et al. Multinational study in children and adolescents with newly

    diagnosed type 1 diabetes: association of age, ketoacidosis, HLA status, and

    autoantibodies on residual beta-cell function and glycemic control 12 months

    after diagnosis. Pediatric Diabetes 2010: 11: 218226.

    Netty EP. Diabetes Mellitus Tipe I dan Penerapan Terapi Insulin Flexibel pada

    Anak dan Remaja. Diajukan pada Forum Komunikasi Ilmiah (FKI) Lab./SMF

    Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/RSUD Dr. Soetomo Surabaya. February 13,

    2002.

    Rustama DS, Subardja D, Oentario MC, Yati NP, Satriono, Harjantien N (2010).

    Diabetes Melitus. Dalam: Jose RL Batubara Bambang Tridjaja AAP Aman B.

    Pulungan, editor. Buku Ajar Endokrinologi Anak, Jakarta: Sagung Seto 2010, h

    124-161.

    Thomas RC, et al.Autoimmunity and the Pathogenesis of type 1 Diabetes. McGill

    University Medical School, Montreal, Canada; 2010; 47(2): 5171

    Weinzimer SA, Magge S (2005). Type 1 diabetes mellitus in children. Dalam:

    Moshang T Jr. Pediatric endocrinology. Philadelphia: Mosby Inc, h 3-18.