Referat ADHD
-
Upload
bungaananda -
Category
Documents
-
view
61 -
download
10
description
Transcript of Referat ADHD
DEFINISI ADHD
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah
gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak
hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung
berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah,
tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu
meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang
berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka
meletup-letup, aktifitas berlebihan, dan suka membuat keributan.
KLASIFIKASI
Pada kriteria DSM-IV terdapat 9 gejala untuk gangguan pemusatan
perhatian, 6 gejala untuk hiperaktivitas dan 3 gejala untuk impulsif.
Menurut DSM-IV ada 3 subtipe GPPH, yaitu tipe predominan in-atensi,
tipe predominan hiperaktif impulsif dan tipe kombinasi.
EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat sedikitnya 4% remaja mengalami GPPH dan
hal tersebut berhubungan dengan tingginya tingkat morbiditas psikiatri
dan kerusakan fungsional. Oleh karena saat ini relatif baru kemunculan
dari diagnosis GPPH pada remaja mengakibatkan masih terjadi
Underdiagnosed dan Undertreated . Panduan diagnosis GPPH dari
American Academy of Pediatrics hanya melingkupi anak yang berusia 6
sampai 12 tahun.
Beberapa studi prevalensi GPPH pada anak sekitar 6%-9% telah
diketahui bahwa 40% - 70% dari anak tersebut akan menunjukkan gejala
berkelanjutan sampai dengan dewasa. Beberapa studi pada dewasa
dengan perilaku penyalahgunaan zat menunjukkan bahwa 15% sampai
dengan 25% diantaranya mempunyai ciri GPPH. Pada follow up jangka
panjang beberapa studi menunjukkan bahwa anak yang telah didiagnosis
GPPH akan memiliki risiko gangguan kepribadian antisosial,
penyalahgunaan obat dan depresi yang ditemukan pada fase remaja akhir
atau awal masa dewasa.
ETIOLOGI
Etiologi ADHD belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli
berpendapat faktor lingkungan dan genetik merupakan penyebab
terjadinya ADHD.
Faktor Lingkungan : Faktor psikososial yang berpengaruh adalah
konflik keluarga, sosial ekonomi keluarga tidak memadai, jumlah
keluarga terlalu besar, orang tua kriminal, orang tua dengan gangguan
jiwa (psikopat) dan anak yang diasuh pada tempat penitipan anak.
Sedangkan riwayat kehamilan yang berpengaruh adalah kehamilan
dengan eklamsia, perdarahan antepartum, fetal distress, bayi lahir dengan
berat badan lahir rendah, ibu merokok dan pecandu alkohol sewaktu
hamil. Trauma lahir atau hipoksi dapat berdampak injury pada otak lobus
frontalis dan menjadi penyebab ADHD. Diduga ADHD ada hubungannya
dengan mengkonsumsi gula secara berlebihan dan diet pengurangan gula
dapat mengurangi gejala ADHD 5%, sebaliknya mengkonsumsi gula
secara berlebihan dapat meningkatkan hiperaktif, tetapi hal ini tidak
signifikan.
Faktor Genetik:
Mutasi gen pengkode neurotransmiter dan reseptor Dopamin (D2 dan
D4) pada kromosom 11p memegang peranan terjadinya ADHD.Terdapat
lima reseptor Dopamin yaitu D1, D2, D3, D4 dan D5, sedangkan yang
berperan terhadap ADHD adalah reseptor D2 dan D4.
Neurotransmiter dan reseptor Dopamin pada korteks lobus frontalis dan
subkorteks (ganglia basalis) berperan terhadap sistem inhibisi dan
memori, sehingga apabila ada gangguan akan terjadi gangguan inhibisi
dan memori.
Di samping Dopamin, gen pengkode sistem noradrenergik dan
serotoninergik terkait dengan patofisiologi terjadinya ADHD. Dua Gen
reseptor dopamin dan gen DAT telah diidentifikasi kemungkinan
berperan dalam GPPH. Faktor neurologi terlihat berperan dalam onset
GPPH.
Belum diketahui dan banyak kontradiksi :
**Faktor Genetik :
Orang tua dengan ADHD resiko anak ADHD 57%
↑ risiko pada anak kembar dan ↑ gejala ADHD pada audara
kandung.
Kelainan gen (“repeater gene) DRD4 (+) pada ADHD.
**Teori yang paling kuat :
Ketidakseimbangan / disfungsi NT katekolamin
Uptake dopamine & / atau norepinefrin kurang Respons
positif terhadap obat stimulan mendukung teori ini.
Gangguan otak dan metabolism
Trauma lahir atau hipoksia (Hipoksia yaitu kondisi simtoma
kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh
perbedaan ketinggian. Pada kasus yang fatal dapat berakibat koma,
bahkan sampai dengan kematian. Namun, bila sudah beberapa waktu,
tubuh akan segera dan berangsur-angsur kondisi tubuh normal kembali.)
yang berdampak injury pada lobus frontalis di otak.
Pengurangan volume serebrum.
Gangguan fungsi astrosit dalam pembentukan dan penyediaan
laktat serta gangguan fungsi oligodendrosit.
Beberapa teori yang sering dikemukakan adalah hubungan antara
neurotransmiter dopamin dan epinefrina. Teori faktor genetik, beberapa
penelitian dilakukan bahwa pada keluarga penderita, selalu disertai
dengan penyakit yang sama setidaknya satu orang dalam keluarga dekat.
Orang tua dan saudara penderita ADHD memiliki resiko hingga 2- 8 x
terdapat gangguan ADHD.
Teori lain menyebutkan adanya gangguan disfungsi sirkuit neuron
di otak yang dipengaruhi oleh berbagai gangguan neurotransmiter sebagai
pengatur gerakan dan control aktifitas diri.
Faktor resiko yang meningkatkan terjadinya ADHD
◦ Kurangnya deteksi dini
◦ Gangguan pada masa kehamilan (infeksi, genetic, keracunan obat,
alkohol, dan rokok, serta stress psikogenik)
◦ Gangguan pada masa persalinan (premature, postmatur, hambatan
persalinan, induksi, kelainan persalinan)
Gejala Klinis
Gejala yang timbul dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga
yang berat, gejala ADHD sudah dapat dilihat sejak usia bayi, gejala yang
harus dicermati adalah sensitif terhadap suara dan cahaya, menangis, suka
menjerit dan sulit tidur. Waktu tidur yang kurang sehingga bayi seringkali
terbangun. Sulit makan ASI dan minum ASI. Tidak senang digendong,
suka membenturkan kepala dan sering marah berlebihan.
Keluhan yang terlihat pada anak yang lebih besar adalah, tampak
canggung, sering mengalami kecelakaan, perilaku berubah-ubah, gerakan
konstan atau monoton, lebih ribut dibandingkan anak-anak lainnya,
kurang konsentrasi, tidak bisa diam, mudah marah, nafsu makan buruk,
koordinasi mata dan tangan tidak baik, suka menyakiti diri sendiri dan
gangguan tidur.
Untuk mempermudah diagnosis pada ADHD harus memiliki tiga gejala
utama yang nampak pada perilaku seorang anak.
3 Gejala Utama ADHD
1. Inatensi
Kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian.
Seperti,
Jarang menyelesaikan perintah sampai tuntas.
Mainan, dll sering tertinggal.
Sering membuat kesalahan.
Mudah beralih perhatian (terutama oleh
rangsang suara).
2. Hiperaktif
Perilaku yang tidak bisa diam. Seperti,
Banyak bicara.
Tidak dapat tenang/diam, mempunyai
kebutuhan untuk selalu bergerak.
Sering membuat gaduh suasana.
Selalu memegang apa yang dilihat.
Sulit untuk duduk diam.
Lebih gelisah dan impulsif dibandingkan dengan
mereka yang seusia.
3. Impulsive
Kesulitan untuk menunda respon (dorongan untuk
mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak sabar). Seperti,
Sering mengambil mainan teman dengan paksa.
Tidak sabaran.
Reaktif.
Sering bertindak tanpa dipikir dahulu.
Gejala-gejala Lain
4. Sikap menentang
Sering melanggar peraturan.
Bermasalah dengan orang-orang yang memiliki
otoritas.
Lebih mudah merasa terganggu, mudah marah
(dibandingkan dengan mereka yang seusia).
5. Cemas
Banyak mengalami rasa khawatir dan takut.
Cenderung emosional.
Sangat sensitif terhadap kritikan.
Mengalami kecemasan pada situasi yang baru
atau yang tidak familiar.
Terlihat sangat pemalu dan menarik diri.
6. Problem sosial
Hanya memiliki sedikit teman.
Sering memiliki rasa rendah diri dan tidak
percaya diri.
Kelainan yang Sering Menyertai ADHD (komorbiditas) :
a. Gangguan pola perilaku yang menentang peraturan
(Oppositional Defiant Disorder / ODD)
b. Gangguan kelakuan (Conduct disorder)
c. Ketidak-mampuan belajar dan berbahasa (Learning and language
disabilities)
d. Gangguan cemas (Anxiety disorder)
e. Gangguan depresi (Depressive disorder)
f. Gangguan bipolar (Bipolar disorder)
g. Penyakit Tourette (Tourette's Disorder)
a) Gangguan pola perilaku yang menentang peraturan (Oppositional
Defiant Disorder / ODD) – Gangguan kelakuan (Conduct disorder).
Anak dengan ODD sering tidak patuh kepada peraturan dan
punya kecenderungan untuk menyusahkan orang lain. Sejumlah
anak dengan ADHD yang menunjukkan masalah tingkah laku
dapat didiagnosa dengan gangguan perilaku. Gangguan perilaku
adalah kelainan psikiatrik yang serius dimana anak bersifat agresif
terhadap orang dan binatang, merusak barang, dan seringkali
melanggar aturan di masyarakat.
b) Ketidak-mampuan belajar dan berbahasa (Learning and language
disabilities).
25 sampai 30 persen anak dengan ADHD juga mengalami masalah
dalam bahasa atau belajar. Anak dengan kondisi penyerta ini dapat
mengambil manfaat dari terapi sekolah dan bahasa, juga bantuan
tambahan di sekolah.
c) Gangguan cemas (Anxiety disorder) dan Depresi (Depressive
disorder)
Tambahan pula, 33 persen anak dengan ADHD juga memiliki
kecemasan (anxietas) atau gangguan alam perasaan (seperti
depresi). Anak dengan masalah ini dapat ditolong dengan
pengobatan tambahan, termasuk terapi bicara, obat, atau keduanya.
d) Gangguan bipolar (Bipolar disorder)
Salah satu keadaan yang lebih serius yang mungkin terjadi
bersamaan dengan ADHD adalah gangguan bipolar. Sejumlah
tanda yang menunjukkan anak anda mempunyai gangguan bipolar
adalah rasa gembira yang berlebihan, pola pikir cepat, dan kurang
perlu tidur, sangat iritabel, sensitif dan reaktif secara berlebihan
serta emosinya sering dikatakan seperti “roller-coaster”.
Riwayat yang Diduga ADHD
1. Masa baby – infant
• Anak serba sulit
• Menjengkelkan
• Serakah
• Sulit tenang
• Sulit tidur
• Tidak ada nafsu makan
2. Masa prasekolah
• Terlalu aktif
• Keras kepala
• Tidak pernah merasa puas
• Suka menjengkelkan
• Tidak bisa diam
• Sulit beradaptasi dengan lingkungan
3. Usia sekolah
• Sulit berkonsentrasi
• Sulit memfokuskan perhatian
• Impulsif
4. Adolescent
• Tidak dapat tenang
• Sulit untuk berkonsentrasi dan mengingat
• Tidak konsisten dalam sikap dan penampilan
Diagnosis GPPH sering kali terlewat apabila remaja
menunjukkan secara predominan tipe in-atensi. GPPH tipe in-
atensi pada remaja mempunyai manifestasi adanya sedikit perilaku
mengacau selama proses belajar dengan guru, namum memiliki
tingkat kegagalan pergaulan sosial yang tinggi, tidak pernah
merasa bahagia dan cemas serta depresi dibandingkan dengan
GPPH tipe kombinasi. Adanya masalah tingkah laku mengacau
tidak nyata ditemukan pada remaja yang teridentifikasi sebagai
GPPH namun remaja tersebut secara signifikan akan menunjukkan
masalah seperti disorganisasi, ketidakmampuan mengikuti tugas
akademik dan kesulitan dalam mempertahankan perhatiannya pada
tugas akademis yang lama.
Remaja dengan GPPH sering memperlihatkan emosi yang
imatur dibandingkan dengan rekan sebayanya. Mereka seringkali
akan melakukan yang lebih baik ketika berinteraksi dengan anak
yang lebih muda maupun pada lingkungan dewasa yang
mentoleransi tingkah laku imaturnya. Remaja akan mudah frustasi
dan memiliki “short fuse” dengan ledakan emosi yang tiba-tiba.
Masalah fungsi kognitif semakin meningkat pada remaja dengan
GPPH. Selain itu dilaporkan pula adanya gangguan tidur yang
tidak berhubungan dengan status pengobatan dengan karakteristik
Dyssomnia, parasomnias dan gerakan involunter selama tidur.
Anak dan remaja dengan retardasi mental derajat ringan
sampai dengan sedang kemungkinan mempunyai gejala tingkah
laku sesuai dengan diagnosis GPPH dan kemungkinan akan
memberikan respon pengobatan terhadap terapi GPPH. Perilaku
menentang sering terjadi pada remaja dengan GPPH. Remaja
dengan perilaku menentang maka secara kronis akan menjadi
semakin argumentative, dan negativistic. Gangguan cemas pada
GPPH akan menunjukkan perilaku obsesif kompulsif dengan
karakteristik keberadaan ketakutan terhadap obsesi yang menetap
dan tidak terungkapkan serta pembatasan yang ketat dengan
perilaku kompulsif mengecek, mengulang, menghitung,
membersihkan, mengatur dan menimbun. Gejala Dysthymic ringan
sering terjadi pada remaja dengan pengobatan terhadap GPPH,
namun pada kasus yang persisten dan mempengaruhi efektivitas
terhadap intervensi GPPH maka dapat dilakukan konseling spesifik
untuk pengobatan gejala depresinya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang adekuat untuk ADHD diantara remaja
membutuhkan skrining guna mendokumentasi ada tidaknya gangguan
psikiatrik lain. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, individu
dengan ADHD memiliki risiko 2 hingga 5 kali lipat terkena ≥ 1 gangguan
psikiatrik lain di suatu titik dalam kehidupan mereka, dengan onset yang
bervariasi. Rating berskala luas seperti misalnya Child Behaviour Check
List atau Behavior Assessment System for Children merupakan skala
yang terstandarisasi guna men-skrining kemungkinan adanya gangguan
lain. Brown ADD Diagnostic Form for Adolescents-Revised dan garis
besar wawancara dalam buku karangan Robin memberikan daftar
pertanyaan penting yang dapat dijadikan indikator untuk kemungkinan
terjadinya gangguan lain.
DIAGNOSIS
Kriteria Diagnostik (GPPH) menurut DSM-IV :
A. Salah satu (1) atau (2)
1. Gangguan pemusatan perhatian (inattention) : enam (atau lebih)
gejala inatensi berikut telah menetap seama sekurang-kurangnya 6 bulan
bahkan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan
tingkat perkembangan.
Sering gagal dalam memberikan perhatian pada hal yang detail dan
tidak teliti dalam mengerjakan tugas sekolah, pekerjaan atau
aktivitas lainnya.
Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian
terhadap tugas atau aktivitas bermain.
Sering tidak tampak mendengarkan apabila berbicara langsung
Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelessaikan tugas
sekolah, pekerjaan, atau kewajiban di tempat kerja (bukan karena
perilaku menentang atau tidak dapat mengikuti instruksi)
Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas
Sering menghindari, membenci atau enggan untuk terlibat dalam
tugas yang memiliki usaha mental yang lama ( seperti tugas
disekolah dan pekerjaan rumah)
Sering menghilangkan atau ketinggalan hal-hal yang perlu untuk
tugas atau aktivitas (misalnya tugas sekolah, pensil, buku ataupun
peralatan)
Sering mudah dialihkan perhatiannya oleh stimuladir dari luar.
Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari
2. Hiperaktivitas impulsivitas
enam (atau lebih) gejala hiperkativitas-implusivitas berikut
ini telah menetap selama sekurang-kurangnya enam bulan sampai
tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat
perkembangan.
Hiperaktivitas
Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau sering menggeliat-
geliat di tempat duduk
Sering meninggalkan tempat duduk dikelas atau di dalam situasi
yang diharapkan anak tetap duduk
Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi
yang tidak tepat (pada remaja mungkin terbatas pada perasaan
subyektif kegelisahan)
Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas
waktu luang secara tenang
Sering “siap-siap pergi” atau seakan-akan “didorong oleh sebuah
gerakan”
Sering berbicara berlebihan
Impusivitas
Sering menjawab pertanyaan tanpa berfikir lebih dahulu sebelum
pertanyaan selesai
Sering sulit menunggu gilirannya
Sering menyela atau mengganggu orang lain (misalnya :
memotong masuk ke percakapan atau permainan)
B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatentif yang menyebabkan
gangguan telah ada sebelum usia 7 tahun
C. Beberapa gangguan akibat gejala terdapat dalam 2 (dua) atau lebih
situasi (misalnya disekolah atau pekerjaan di rumah)
D. Harus terdapat bukti yang jelas adanya gangguan yang bermakna
secara klinis dalam fungsi sosial, akademik dan fungsi pekerjaan
E. Gejala tidak semata-mata selama gangguan perkembangan pervasif,
skizopfrenia atau gangguan psikotik lain dan bukan merupakan gangguan
mantal lain (gangguan mood, gangguan kecemasan, gangguan disosiatif
atau gangguan kepribadian)
Penatalaksanaan
Non Farmakologik
Edukasi pada pasien dan keluarganya
Perubahan perilaku pasien
Psikoterapi
Farmakologik
Stimulan
Antidepresan
Obat lain
Edukasi Keluarga Pasien ADHD
ADHD bukan kesalahan anak disengaja à gangguan fungsi otak (+)
Anak ADHD membutuhkan bantuan untuk tetap tenang dan
memusatkan perhatian.
Pemahaman dari orangtua dan guru.
Hasil pengobatan lebih baik + Arahan orangtua dan guru.
Anak ADHD dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik &
berhasil.
Pembelajaran satu-lawan-satu
Pemberian “reward”.
Hindari pemberian hukuman >> dan emosional.
Bantu anak berkonsentrasi lebih baik.
Aktivitas fisik dan olah raga.
Lingkungan rumah tenang.
Latih anak berekspresi dalam tulisan / gambar
Hindari konsumsi gula, salisilat, zat tambahan buatan.
Modifikasi penyusunan waktu non-akademis
Prognisis ADHD
Prognosis ADHD : dubia
ADHD biasanya berlanjut pada usia dewasa (gejala hiperaktif
kurang jelas).
Tanpa pemahaman diri, dewasa ADHD cenderung:
- Perilaku resiko tinggi : merugikan diri dan orang di lingkungan
- ↑ angka perceraian, PHK, pelanggaran lalin, kriminalitas, adiksi,
penghuni RSJ
Referensi :
1 Lazuardi S. Aspek Neurobiologik Gangguan Pemusatan
Perhatian/Hiperaktivitas. Dalam: Simposium Masalah Perilaku
pada Anak, Penanggulangan dan Dampaknya terhadap Masa
Depan. FK UI. 22 Oktober 1996.
2 http://www.klikdokter.com/illness/detail/47
http://netsains.com/2010/01/cara-cepat-membedakan-adhd-dan-
autisme/
Perhatian dengan Hiperaktivitas (GPPH).2008.
http://www.fk.uwks.ac.id.