Jiwa 2 Makalah Adhd

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orangtua mempunyai pengertian terbatas mengenai proses tumbuh kembang anak, sehingga sering terjadi benturan-benturan yang menimbulkan masalah- masalah kesehatan jiwa pada anak dan remaja. Penelitian baru menunjukkan bahwa paparan pestisida yang digunakan pada makanan anak-anak seperti stroberi segar, seledri bisa meningkatkan risiko Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak. Attention Deficit Hyperaktivity Disorder (ADHD) dicirikan dengan tingkat gangguan perhatian, impulsivitas dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan dan gangguan ini dapat terjadi disekolag maupun di rumah (Isaac, 2005). Pada kira- kira sepertiga kasus, gejala-gejala menetap sampai dengan masa dewasa (Townsend, 1998). ADHD adalah salah satu alas an dan masalah kanak-kanak uyang paling umum mengapa anak-anak dibawa untuk diperiksa oleh para professional kesehatan mental. Konsensus oendapat professional menyatakan bahwa kira-kira 305% atau sekitar 2 juta anak-anak usia sekolah mengidap ADHD (Martin, 1998).

Transcript of Jiwa 2 Makalah Adhd

Page 1: Jiwa 2 Makalah Adhd

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak orangtua mempunyai pengertian terbatas mengenai proses

tumbuh kembang anak, sehingga sering terjadi benturan-benturan yang

menimbulkan masalah-masalah kesehatan jiwa pada anak dan remaja.

Penelitian baru menunjukkan bahwa paparan pestisida yang digunakan pada

makanan anak-anak seperti stroberi segar, seledri bisa meningkatkan risiko

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak.

Attention Deficit Hyperaktivity Disorder (ADHD) dicirikan dengan

tingkat gangguan perhatian, impulsivitas dan hiperaktivitas yang tidak sesuai

dengan tahap perkembangan dan gangguan ini dapat terjadi disekolag

maupun di rumah (Isaac, 2005). Pada kira-kira sepertiga kasus, gejala-gejala

menetap sampai dengan masa dewasa (Townsend, 1998). ADHD adalah salah

satu alas an dan masalah kanak-kanak uyang paling umum mengapa anak-

anak dibawa untuk diperiksa oleh para professional kesehatan mental.

Konsensus oendapat professional menyatakan bahwa kira-kira 305% atau

sekitar 2 juta anak-anak usia sekolah mengidap ADHD (Martin, 1998).

ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas

motorik anak-anak. Gangguan ini berdampak pada masalah mental seperti

cara berpikir, bertindak dan merasa. Anak-anak yang mengalaminya akan

bermasalah dengan konsentrasi dan pemusatan pikiran. Seperti memicu anak

hiperaktif. Ada beberapa gangguan jiwa pada anak dan remaja yang banyak

ditemukan di klinik tumbuh kembang anak dan remaja rumah sakit.

Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa 5% dari populasi usia

sekolah sampai tingkat tertentu dipengaruhi oleh ADHD, yaitu sekitar 1 %

sangat hiperaktif. Sekitar 30-40% dari semua anak-anak yang diacu untuk

mendapatkan bantuan professional karena masalah perilaku, datang dengan

keluhan yang berkaitan dengan ADHD (Baihaqi dan Sugiarmin, 2006). Di

Page 2: Jiwa 2 Makalah Adhd

beberapa negara lain, penderita ADHD jumlahnya lebih tinggi dibandingkan

dengan di Indonesia. Literatur mencatat, jumlah anak hiperaktif di beberapa

negara 1:1 juta. Sedangkan di Amerika Serikat jumlah anak hiperaktif 1:50.

Jumlah ini cukup fantastis karena bila dihitung dari 300 anak yang ada, 15 di

antaranya menderita hiperaktif. "Untuk Indonesia sendiri belum diketahui

jumlah pastinya. Namun, anak hiperaktif cenderung meningkat (Pikiran

rakyat, 2009).

Dewasa ini, anak ADHD semakin banyak. Sekarang prevalensi anak

ADHD di Indonesia meningkat menjadi sekitar 5% yang berarti 1 dari 20

anak menderita ADHD. Peningkatan ini disebabkan oleh berbagai faktor

seperti genetik ataupun pengaruh lingkungan yang lain, seperti pengaruh

alkohol pada kehamilan, kekurangan omega 3, alergi terhadap suatu

makanan, dll (Verajanti, 2008).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini antara

lain:

1. Bagaimana konsep dasar ADHD?

2. Bagaimanakah asuhan keperawatan klien dengan ADHD?

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini antara lain:

1. Mengetahui konsep dasar ADHD.

2. Mengetahui asuhan keperawatan klien dengan ADHD.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini antara lain:

1. Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dasar ADHD.

2. Menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan klien dengan

ADHD.

Page 3: Jiwa 2 Makalah Adhd

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Merupakan suatu metoda sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat

untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai/mempertahankan keadaan

biologi, psikologi, sosial dan spiritual yang optimal.

Kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO). Suatu keadaan yang di

tandai dengan fungsi intelektual berada di bawah normal, timbul pada masa

perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan

adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991). Kelemahan/ketidakmampuan kognitif

muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) ditandai dengan fungsi

kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 – 75 atau kurang ), dan disertai keterbatasan

lain seperti: berbicara dan berbahasa, keterampilan merawat diri, ADL,

keterampilan social, penggunaan sarana masyarakat, kesehtan dan keamanan,

akademik fungsional, bekerja dan rileks (AAMR,1992).

Banyak orangtua mempunyai pengertian terbatas mengenai proses tumbuh

kembang anak, sehingga sering terjadi benturan-benturan yang menimbulkan

masalah-masalah kesehatan jiwa pada anak dan remaja. Penelitian baru

menunjukkan bahwa paparan pestisida yang digunakan pada makanan anak-anak

seperti stroberi segar, seledri bisa meningkatkan risiko Attention Deficit

Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak.

Para ilmuwan di AS dan Kanada menemukan bahwa anak-anak dengan

tingkat residu pestisida yang tinggi dalam urin mereka, rentan mengalami ADHD.

ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik

anak-anak. Gangguan ini berdampak pada masalah mental seperti cara berpikir,

bertindak dan merasa. Anak-anak yang mengalaminya akan bermasalah dengan

konsentrasi dan pemusatan pikiran. Seperti memicu anak hiperaktif.

2.2 Masalah-Masalah / Gangguan Kejiwaan

1. Pada Anak

Ketidakberdayaan

Retradasi Mental

Page 4: Jiwa 2 Makalah Adhd

Gangguan perkembangan

Gangguan perilaku

Defisit perawatan diri

2. Pada Remaja

HDR

Perilaku kekerasan

Perilaku bunuh diri

Menarik diri

Halusinasi

Waham

Defisit perawatan diri

Masalah seksualitas

Narkoba

2.3 Klasifikasi

Retardasi mental menurut American Psychiatric Association, 1994 , dibagi

menjadi :

1) Retardasi mental ringan : tingkat IQ 50 - 55 sampai kira-kira 70.

Retardasi ringan misalnya: agak terlambat dalam belajar bahasa tapi

sebagian besar dapat berbicara untuk keperluan sehari-hari, bercakap-

cakap, dan diwawancarai; dapat mandiri (makan, mandi, berpakaian,

buang air besar, dan buang air kecil) dan terampil dalam pekerjaan rumah

tangga. Namun biasanya mereka mengalami kesulitan dalam pelajaran

sekolah, misalnya dalam membaca dan menulis, ini sering disebabkan oleh

kekurangan kronik stimulasi intelektual.

2) Retardasi mental sedang : tingkat IQ 35 – 40 sampai 50 – 55.

Mereka lambat dalam pengembangan pemahaman dan penggunaan bahasa,

keterampilan merawat diri dan keterampilan motorik terlambat. Penderita

juga memerlukan pengawasan seumur hidup dan program pendidikan

khusus demi mengembangkan potensi mereka yang terbatas agar

memperoleh beberapa keterampilan dasar.

Page 5: Jiwa 2 Makalah Adhd

3) Retardasi mental berat: tingkat IQ 20 – 25 sampai 35 – 40.

Keadaan mirip retardasi mental sedang tapi biasanya disertai kondisi fisik

yang berat. Kebanyakan dengan hendaya motorik yang berat dan hal ini

menunjukkan kerusakan perkembangan pada susunan saraf pusat.

4) Retardasi mental yang amat sangat berat : tingkat IQ di bawah 20 - 25.

Intelegensi diperkirakan kurang dari 20, yang berarti sangat terbatas

kemampuannya untuk memahami atau mematuhi permintaan atau

instruksi. Sebagian besar dari mereka tidak dapat bergerak (sangat terbatas

dalam gerakannya), ngompol, dan hanya mampu mengadakan komunikasi

isyarat yang belum sempurna. Mereka hanya mempunyai sedikit sekali

kemampuan mengurus sendiri kebutuhan dasar mereka. Mereka selalu

memerlukan bantuan dan pengawasan.

5) Retardasi mental dengan keparahan yang tidak disebutkan

Jika terdapat dugaan kuat adanya retardasi mental tetapi intelligence orang

tersebut tidak dapat diuji dengan tes standart.

2.4 Etiologi

1. Organik

Faktor prekonsepsi : kelainan kromosom (trisomi 21/down sindrom).

Faktor prenatal : kelainan pertumbuhan otak selama kehamilan

(infeksi, zat teratogenik dan toxin, disfungsi plasenta).

Faktor perinatal : prematuritas, perdarahan intra kranial, asphyksia

neonatorum dll).

Faktor post natal : infeksi, trauma, gangguan metabolik/hipoglikemia,

malnutrisi).

2. Anorganik

Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis.

Sosial kultural.

Interaksi anak kurang.

Penelantaran anak.

3. Faktor Biologik

Page 6: Jiwa 2 Makalah Adhd

Kelainan kromosom, kelainan metabolik, gangguan post natal / gangguan

perinatal

4. Faktor Psikososial

Deprivasi psikososial, misalnya : kurangnya stimulasi sosial, bahasa dan

intelektual, kehidupan keluarga yang tidak harmonis, sering berganti

pengasuh dan tidak adekwat.

5. Faktor – faktor lain : keturunan, pengaruh lingkungan dan kelainan mental

lainnya.

2.5 Patofisiologi

Retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti

atau tidak lengkap. Ini terutama ditandai hendaya keterampilan selama masa

perkembangan, sehingga berpengaruh pada semua tingkat intelegensia yaitu

kemampuan kognitif, bahasa, motorik,dan sosial.

Retardasi mental termasuk kelemahan atau ketidak mampuan kognitif

yang muncul pada masa kanak – kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai

dengn fungsi kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang) dan

disertai dengan keterbatasan – keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi

adaptif : berbahasa dan berbicara, keterampilan merawat diri, keterampilan sosial,

penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan diri, kesehatan dan keamanan,

akademik fungsional, bersantai dan bekerja.

Penyebab retardasi mental dapat digolongkan menjadi penyebab

prenatal,yaitu penyakit kromosom (trisomi 21/down sindrom, sindrom Fragile-X,

ganggunan sindrom (distrofi otot duchenne, neurofibromatosis (tipe1) ) dan

gangguan metabolisme sejak lahir (fenilketonuria),perinatal. Penyebab perinatal

yaitu yang berhubungan dengan masalah intrauterin seperti abrupti plasenta, DM,

prematur, serta kondisi neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intra cranial.

Postnatal yaitu mencakup kondisi-kondisi yang terjadi karena cedera kepala,

infeksi dan gangguan degeneratif dan demielinisdasi. Sindrom Fragile X, sindrom

Down, dan sindrom alkohol fetal merupakan sepertiga individu-individu yang

menderita retardasi mental. Munculnya masalah-masalah seperti paralisis serebral,

defisit sensoris, gangguan psikiatrik dan kejang berhubungan dengan retardasi

Page 7: Jiwa 2 Makalah Adhd

mental yang lebih berat. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada

masa kanak-kanak, prognosis jangka panjang ditentukan seberapa jauh penderita

dapat berfungsi mandiri dalam masyarakat.

Penanganannya antara lain dengan mempersiapkan kemandirian,

pemeriksaan ke psikiater, tes psikologi/tes intelegensi, diberi farmakoterapi,

psikoterapi suportif individual, konseling keluarga, sekolah luar biasa.

2.6 Manifestasi Klinik

Menurut Townsend (1998) ada beberapa tanda dan gejala yang dapat dapat

ditemukan pada anak dengan ADHD antara lain :

1. Sering kali tangan atau kaki tidak dapat diam atau duduknya mengeliat-

geliat. 

2. Mengalami kesulitan untuk tetap duduk apabila diperlukan

3. Mudah bingung oleh dorongan-dorongan asing

4. Mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran dalam suatau permainan

atau keadaan di dalam suatu kelompok

5. Seringkali menjawab dengan kata-kata yang tidak dipikirkanterhadap

pertanyaan-pertanyaan yang belum selesai disampaikan

6. Mengalami kesulitan untuk mengikuti instruksi-instruksi dari orang lain

7. Mengalami kesulitan untuk tetap bertahan memperhatikan tugas-tugas atau

aktivitas-aktivitas bermain

8. Sering berpindah-pindah dari satu kegiatan yang belum selesai ke kegiatan

lainnya

9. Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang

10. Sering berbicara secara berlebihan. 

11. Sering menyela atau mengganggu orang lain

12. Sering tampaknya tidak mendengarkan terhadap apa yang sedang

dikatakan kepadanya

13. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas-tugas atau

kegiatan-kegiatan yang berbahaya secara fisik tanpa mempertimbangkan

kemungkinan-kemungkinan akibatnya (misalnya berlari-lari di jalan raya

tanpa melihat-lihat). 

Page 8: Jiwa 2 Makalah Adhd

2.7 Uji Laboratorium dan Diagnostic

Uji inteligensia standar (Stanford-binet, Weschler, Bayley Scale of Infan

Development).

Uji perkembangan seperti Denver II.

Pengukuran fungsi adaptif (Vineland Adaptive Behavior Scale,

Woodcock-Johnson Scale of Independen Behavior, School Edition of

Adaptive Behavior Scales).

2.8 Pemeriksaan

Anamnesa : riwayat kehamilan, kelahiran, keturunan, latar belakang

sosiokultur.

Pemeriksaan : psikiatrik, fisik, dan neurologik.

2.9 Komplikasi

Serebral palsi

Ganguan kejang

Gangguan kejiwaan

Gangguan konsentrasi/hiperaktif

Defisit komunikasi

Konstipasi (karena penurunan motilitas usus akibat obat-obatan

antikonvulsi, kurang mengkonsumsi makanan berserat dan cairan)

2.10 Pencegahan

Pencegahan primer : usaha - usaha untuk menghilangkan / mengurangi

kondisi yang dapat menimbulkan gangguan yang berhubungan dengan RM.

seperti: pendidikan kesehatan

2.11Penatalaksanaan Medis

Obat-obatan yang diberikan biasanya yaitu :

Obat-obatan psikotropika, untuk remaja yang mempunyai perilaku

membahayakan diri sendiri.

Psikostimulan untuk remaja yang mengalami gangguan

konsentrasi/hiperaktif.

Antidepresan.

Karbamazepin.

Page 9: Jiwa 2 Makalah Adhd

Terapi

farmako terapi ( obat - obatan )

psiko terapi

terapi perilaku

bimbingan belajar

Page 10: Jiwa 2 Makalah Adhd

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Rencana Keperawatan

a. Pengkajian keperawatan

Pengkajian terutama ditujukan untuk menilai secara komprehensif

mengenai kekurangan dan kekuatan yang berhubungan dengan

ketrampilan adaptif : kominikasi, perawatan diri, interaksi sosial,

penggunaan sarana prasarana di masyarakat, pengarahan diri,

pemeliharaan kesehatan dan keamanan, akademik fingsional,

pembentukan ketrampilan rekreasi dan ketenangan dan bekerja.

1) Data Demografi

Meliputi nama, usia, tempat dan tanggal lahir anak; nama,

pendidikan, alamat orang tua; serta data lain yang dianggap perlu

diketahui.riwayat kelahiran, alergi, penyakit dan pengobatan yang

pernah diterima anak, juga perlu dikaji. Selain itu, aktivitas

kehidupan sehari-hari anak meliputi keadaan gizi termasuk berat

badan, jadwal makan dan minat terhadap makanan tertentu, tidur

termasuk kebiasaan dan kualitas tidur, eliminasi meliputi kebiasaan

dan masalah yang berkaitan dengan eliminasi, kecacatan dan

keterbatasan lainnya.

2) Fisik

Perlu diperiksa keadaan kulit, kepala, rambut, mata, telinga,

hidung, mulut, pernafasan, kardiovaskular, muskuloskeletal, dan

neurologis anak dan remaja. Pemeriksaan fisik lengkap sangat

diperlukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh gangguan

fisik terhadap perilaku anak dan remaja. Selain itu hasil

pemeriksaan fisik berguna sebagai dasar dalam menentukan

pengobatan yang diperlukan. Bahkan untuk mengetahui

Page 11: Jiwa 2 Makalah Adhd

kemungkinan bekas penganiayaan yang pernah dialami anak dan

remaja.

3) Status Mental

Pemeriksaan status mental bermanfaat untuk memberikan

gambaran mengenai fungsi ego anak dan remaja. Perawat

membandingkan perilaku dengan tingkat fungsi ego anak dan

remaja dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, status mental anak

dan remaja perlu dkaji setiap waktu dengan suasana yang santai

dan nyaman bagi anak maupun remaja.

Pemeriksaan atatus mental meliputi keadaan emosi, proses

berpikir, dan isi pikiran; halusinasi dan persepsi; cara bicara dan

orientasi; keinginan untuk bunuh diri atau membunuh. Pengkajian

terhadap hubungan interpesonal anak dan remaja dilihat dalam

hubungannya dengan anak sebayanya dan teman sebayanya, yang

penting untuk mengetahui kesesuaian perilaku dengan usia.

4) Riwayat Personal dan Keluarga

Meliputi faktor pencetus masalah, riwayat gejala, tumbuh

kembang anak dan remaja, biasanya dikumpulkan oleh tim

kesehatan. Data ini sangat diperlukan untuk mengerti perilaku anak

dan membantu menyusun tujuan asuhan keperawatan.

Pengumpulan data keluarga merupakan bagian penting dari

pengkajian melalui pengalihan fokus anak maupun remaja sebagai

indivdu ke sistem keluarga. Tiap anggota keluarga diberi

kesempatan untuk mengidentifikasi siapa yang bermasalah dan apa

yang telah dilakukan oleh keluarga untuk menyelesaikan masalah

tersebut.

Untuk menegakkan diagnosa keperawatan, data yang telah

dikumpulkan kemudian dianalisa sebagai dasar perencanaan asuhan

keperawatan selanjutnya.dalam keperawatan psikiatri dapat

digunakan PND (Psychiatric Nursing Diagnosis), NANDA (North

Page 12: Jiwa 2 Makalah Adhd

American Nursing Diagnosis Association) dan DSM-III R

(Diagnosis and Statistical Manual of Mental Disorders)

b. Diagnosa Keperawatan 

1) Defisit perawatan diri : mandi/kebersihan, berhias, toileting

2) Kerusakan komunikasi verbal

3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4) Risiko untuk keterlambatan perkembangan

c. Perencanaan

Tujuan asuhan keperawatan disusun sesuai dengan kebutuhan anak

dan remaja, seperti modifikasi penyesuaian anak sekolah maupun remaja,

dan perubahan lingkungan anak maupun remaja. Untuk anak dan remaja

yang dirawat di unit perawatan jiwa, tujuan umumnya adalah sebagai

berikut:

Memenuhi kebutuhan emosi anak, remaja dan kebutuhan untuk

dihargai

Mengurangi ketegangan pada anak, remaja dan kebutuhan untuk

berperilaku defensive

Membantu anak menjalin hubungan positif dengan orang lain

Membantu mengembangkan identitas diri

Memberikan anak dan remaja kesempatan untuk menjalani

kembali tahapan perkembangan terdahulu yang belum

terselelsaikan secara tuntas

Membantu anak dan remaja berkomunikasi secara efektif

Mencegah anak dan remaja untuk tidak menyakiti baik dirinya

maupun diri orang lain

Membantu anak maupun remaja dalammemelihara kesehatan

fisiknya

Meningkatkan uji coba realitas yang tepat

Page 13: Jiwa 2 Makalah Adhd

d. Implementasi

Berbagai bentuk terapi pada anak dan kelurga dapat diterapkan, yang

terdiri dari :

a) Terapi bermain

Pada umumnya merupakan media yang tepat bagi anak

dan remaja untuk mengekspresikan konflik yang belum

terselesaikan, selain juga berfungsi untuk :

Menguasai dan mengasimilasi kembali pengalaman lalu

yang tidak dapat dikendalikan sebelumnya.

Berkomunikasi dengan kebutuhan yang tidak disadari

Berkomunikasi dengan orang lain

Menggali dan mencoba belajar bagaimana berhubungan

dengandiri sendiri, dunia luar, dan orang lain

Mencocokkkan tuntutan dan dorongan dari dalam diri

dengan realitas

b) Terapi Keluarga

Semua anggota keluarga perlu diikutsertakan dalam terapi

keluarga. Orangtua perlu belajar secara bertahap tentang peran

mereka dalam permasalahan yang dihadapi dan bertanggung

jawab terhadap perubahan yang terjadi pada anak dan keluarga.

Biasanya cukup sulit bagi keluarga untuk menyadari bahwa

keadaan dalam keluarga turut meninbulkan gangguan pada

anak. Oleh karena itu perawat perlu berhati-hati dalam

meningkatkan kesadaran keluarga.

c) Terapi Kelompok

Terapi kelompok dapat berupa suatu kelompok yang

melakukan kegiatan atau berbicara. Terapi kelompok ini sangat

bermanfaat untuk meningkatkan uji realitas, mengendalikan

impuls (dorongan internal), meningkatkan harga diri,

memfasilitasi pertumbuhan, kematangan dan keterampilan

sosial anak. Kelompok dengan lingkungan yang terapeutik

Page 14: Jiwa 2 Makalah Adhd

memungkinkan anggotanya untuk menjalin hubungan dan

pengalaman sosial yang positif dalam suatu lingkungan yang

terkendali.

d) Psikofarmakologi

Walaupun terapi obat belum sepenuhnya diterima dalm

psikiatri anak dan remaja, tetap bermanfaat untuk mengurangi

gejala (hiperaktif, depresi, impulsif, dan ansietas) dan

membantu agar pengobatan lain lebih efektif. Pemberian obat

ini tetap diawasi oleh dokter dan menggunakan pedoman yang

tepat.

e) Terapi Individu

Ada berbagai terapi individu, terapi bermain psikoanalitis,

psikoanalitis berdasarkan psikoterapi, dan terapi bermain

pengalaman. Hubungan antara anak maupun remaja dengan

therapist memberikan kesempatan apda anak untuk medapatkan

pengalaman mengenai hubungan positif dengan orang dewasa

dengan penuh kasih sayang dan uji realitas.

f) Pendidikan pada Orang Tua

Pendidikan terhadap orang tua merupkan hal yang penting

untuk mencegah gangguan kesehatan jiwa anak dan remaja,

begitu pula untuk meningkatkan kembali penyembuhan setelah

dirawat. Orang tua diajarkan tentang tahap tumbuh kembang

anak, sehingga orang tua dapat mengetahui perilaku yang

sesuai dengan usia anak dan remaja. Keterampilan

berkomunikasi juga meningkatkan pengertian dan empati

antara orangtua dan anak. Teknik yang tepat dalam mengasuh

anak juga diperlukan untuk mengembangkan disiplin diri anak.

Hal-hal lain seperti psikodinamika keluarga, konsep kesehatan

jiwa, dan penggunaan pengobatan, juga diajarkan.

Page 15: Jiwa 2 Makalah Adhd

g) Terapi Lingkungan

Konsep terapi lingkungan dilandaskan pada kejadian

dalam kehidupan sehari-hari yang dialami anak dan remaja.

Lingkungan yang aman dan kegiatan yang teratur dan

terprogram, memungkinkan anak dan remaja untuk mencapai

tugas terapeutik dari rencana penyembuhan dengan berfokus

pada modifikasi perilaku. Program yang berfokus pada

perilaku, memungkinkan staf keperawatan untuk memberikan

umpan balik terus menerus kepada anak-anak dan remaja

tentang perilaku mereka sesuai jadwal kegiatan. Untuk perilaku

yang baik, mereka menerima pujian, stiker atau nilai,

tergantung pada tingkat perkembangannya. Sebaliknya,

perilaku negatif tidak ditoleransi.

e. Evaluasi

Pada umumnya fasilitas penyembuhan bagi anak dan remaja dengan

gangguan jiwa mempunyai program yang dirancang untuk jangka waktu

tertentu. Waktu perawatan jangka pendek biasanya berkisar antara 2

sampai 4 minggu, dan direncanakan untuk diagnosa dan evaluasi,

intervensi krisis, serta perencanaan yang komprehensif.

Pada umunya pengamatan perawat berfokus pada perubahan

perilaku anak maupun remaja. Apakah anak dan remaja menunjukkan

kesadaran dan pengertian tentang dirinya sendiri melalui refleksi diri dan

meningkatnya kemampuan untuk membuat keputusan secara rasional?

Anak dan remaja harus mulai beradaptasi dengan lingkungannya dan tidak

impulsif.

Aspek yang perlu dievaluasi antara lain:

Keefektifan intervensi penanggulangan perilaku

Kemampuan untukberhubungan dengan teman sebaya, orang

dewasa dan orang tua secara wajar

Page 16: Jiwa 2 Makalah Adhd

Kemampuan untuk melakukan asuhan mandiri

Kemampuan untuk menggunakan kegiatan program sebagai

rekreasi dan proses belajar

Respons terhadap peraturan dan rutinitas.

3.2 Peranan Keperawatan

1. Pelaksana keperawatan (care giver)

Perawat memberikan bantuan secara langsung pada klien dengan masalah

ADHD seperti dalam pemenuhan kebutuhan dasar klien, serta pelaksanaan

ADL klien.

2. Pendidik

Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan

keluarga agar klien dan keluarganya dapat memahami cara mengatasi

masalah penyakit, tindakan pencegahan maupun penanganan yang

dilakukan oleh petugas kesehatan.

3. Pengawas Kesehatan

Perawat harus melakukan home visit atau kunjungan ke rumah klien secara

teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang proses

rehabilitasi klien dengan ADHD.

4. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah

kenyamanan maupun keamanan. Keluarga dapat meminta nasehat pada

perawat sehingga terjalin hubungan antara perawat dan keluarga yang

baik. Perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya.

5. Kolaborasi

Perawat juga harus bekerja sama dengan lintas program maupun secara

lintas sektoral dalam pemenuhan kebutuhan dasar serta penyembuhan

penyakit yang dialami klien.

Page 17: Jiwa 2 Makalah Adhd

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan

aktifitas motorik anak-anak. Gangguan ini berdampak pada masalah

mental seperti cara berpikir, bertindak dan merasa. Anak-anak yang

mengalaminya akan bermasalah dengan konsentrasi dan pemusatan

pikiran. Seperti memicu anak hiperaktif.

Pada umumnya fasilitas penyembuhan bagi anak dengan gangguan

jiwa mempunyai program yang dirancang untuk jangka waktu tertentu.

Waktu perawatan jangka pendek biasanya berkisar antara 2 sampai 4

minggu, dan direncanakan untuk diagnosa dan evaluasi, intervensi krisis,

serta perencanaan yang komprehensif.

4.2 Saran

Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan

ADHD dapat melibatkan anak dalam brain Gym untik memfokuskan

perhatian anak. Anak ADHD mengalami kesulitan untuk fokus dan

berlaku berlebihan (hiperaktif) yang dapat mengganggu teman-temannya.

Melihat dari permasalahan tersebut, maka pada proyek tugas akhir ini,

penulis ingin memberikan solusi dalam penyembuhan anak ADHD

melalui metode Brain Gym yang dipercaya dapat memberikan efek baik

kepada anak ADHD. Metode yang digunakan dari Brain Gym adalah

metode untuk latihan koordinasi otak. Latihan koordinasi otak ini

ditujukan untuk melatih fokus anak ADHD.

Sekolah dapat bekerja sama dengan keluarga dan para dokter untuk

membantu anak ADHD di sekolah. Komunikasi terbuka antara orangtua

dan staf sekolah dapat merupakan kunci keberhasilan anak. Para guru

seringkali merupakan pihak yang pertama dalam mengenali perilaku

seperti ADHD serta dapat memberikan informasi yang berguna kepada

Page 18: Jiwa 2 Makalah Adhd

orangtua, penanggung-jawab, dan dokter yang dapat membantu diagnosa

dan pengobatan. Para guru dan orangtua juga dapat bekerja-sama untuk

pemecahan masalah dan merencanakan cara-cara untuk membantu

pelajaran anak baik di rumah maupun di sekolah.

Keluarga atau orang tua dalam membantu anak yang menderita

ADHD harus memberikan perawatan anak dengan metode yang berbeda

dengan anak yang normal. Oleh karena itu hendaknya orang tua atau

keluarga menyusun kegiatan sehingga anak mempunyai rutinitas yang

sama tiap hari, mengatur kegiatan harian, menggunakan jadwal untuk

pekerjaan rumah, dan memperpertahankan aturan secara konsisten dan

berimbang.

Page 19: Jiwa 2 Makalah Adhd

DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi, MIF, Sugiarmin, M. (2006). Memahami Anak ADHD. Cetakan I.

Bandung : Penerbit PT Refika Aditama

Cecily L.Betz Linda A. Sowden. 2001. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta:

EGC

Doengoes, M.E. Townsend, M.C. Moorhouse, M.F. (2007). Rencana asuhan

keperawatan Psikiatri (terjemahan). Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Isaac, A. (2005). Panduan Keperawatan Kesehatan Jiwa &

Psikiatrik(terjemahan). Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran

EGC

McCloskey J.C & Bulechek G.M. 1996. Nursing Intervention Classification

(NIC)

Nanda. 2001. Nursing Diagnoses : Definition and Classification 2001-2002.

Philadelphia

Townsend, M.C. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan

Psikiatri pedoman Untuk Pembuatan rencana Perawatan(terjemahan).

Edisi 3. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC