Proposal Sap Adhd

21
PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN MENGENAL LEBIH DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN PADA ANAK (ADHD) DI DESA SUMBERBENING, KECAMATAN BANTUR, KABUPATEN MALANG Oleh : Damar Dewangga NIM 105070200111036

description

jiwa

Transcript of Proposal Sap Adhd

Page 1: Proposal Sap Adhd

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN

MENGENAL LEBIH DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN PADA

ANAK (ADHD)

DI DESA SUMBERBENING, KECAMATAN BANTUR, KABUPATEN

MALANG

Oleh :

Damar Dewangga

NIM 105070200111036

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Proposal Sap Adhd

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN

MENGENAL LEBIH DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN PADA

ANAK (ADHD)

DI DESA SUMBERBENING, KECAMATAN BANTUR, KABUPATEN

MALANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Jiwa

di Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang

Oleh :

Damar Dewangga

NIM 105070200111036

Telah diperiksa kelengkapannya pada :

Hari :

Tanggal :

Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

(Ns. Retno Lestari S.Kep, MN) (Ns. Soebagijono, S.Kep,MKes)

NIP. 198009142005022001 NIP. 19681009 199003 1003

Page 3: Proposal Sap Adhd

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Mengenal Lebih Dini Penyimpangan Perkembangan

Pada Anak (ADHD)

Sasaran : Ibu-ibu Peserta Posyandu di Desa Bandung Rejo

Tempat : Posyandu Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur

Hari/Tanggal : Senin, 3 Agustus 2015

Waktu : 1 x 30 menit

Penyuluh : Damar Dewangga

A. Latar Belakang

Salah satu masalah yang dianggap sulit untuk ditangani pada anak-anak

adalah aktivitas anak yang berlebihan yang sering membuat orangtua atau guru

di sekolah kuwalahan. Pertanyaan mendasar sebenarnya adalah bagaimana

menghadapi perilau sulit anak-anak tersebut? Apakah kehidupan masa kanak-

kanak mereka akan terganggu dengan perilaku sulitnya itu? Fenomena aktivitas

berlebihan anak secara umum tidak terlalu menjadi problem bagi perkembangan

anak, bila aktivitas tersebut dianggap wajar meskipun menyulitkan orang tua.

Aktivitas berlebihan pada anak yang masih dalam batas wajar ini seringkali

distilahkan sebagai Overactive.

Perilaku lain yang dianggap bermasalah pada anak adalah sulit

menaruh perhatian atau sulit berkonsentrasi. Biasanya perilaku bermasalah ini

membuat khawatir orang tua saat anak mulai berusia pra-sekolah atau TK. Hal

ini karena anak lambat dalam memahami pembelajaran atau instruksi guru

karena selalu beralih perhatian dan kesulitan berkonsentrasi. Perilaku tersebut

sering dikenal dengan perilaku kurang perhatian atai Attention Deficit, atau

inatensi.

Masa anak-anak adalah masa mereka mngamati semua yang ada

disekelilingnya untuk belajar, mengalami dan tumbuh. Anak merupakan sumber

daya manusia yang harus sejak dini disiapkan untuk dapat berkembang secara

optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya. Namun, tidak semua anak terlahir

dalam kondisi normal. Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah ketika

anak memiliki karakter atau kepribadian yang berbeda dari anak-anak pada

Page 4: Proposal Sap Adhd

umumnya, anak tersebut dapat dikatakan telah memiliki gangguan jika telah

memenuhi kriteria gangguan itu sendiri. Gangguan pemusatan perhatian dan

hiperaktif yang sering disebut sebagai Attention Deficit Hypractive Disorder

(ADHD) yaitu suatu sindrom neuropsiatrik yang akhir-akhir ini banyak ditemukan

pada anak-anak, biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku

yang impulsif.

ADHD merupakan kelainan perilaku yang unik dan bervariasi kasusnya.

Data konkrit yang ada menyebutkan perkiraan ADHD akan menetap sekitar 15%

sampai dengan 20% saat dewasa. Sekitar 65% akan mengalami gejala sisa saat

usia dewasa atau kadang secara perlahan menghilang. Angka kejadian ADHD

saat usia dewasa sekitar 2% sampai dengan 7% (Widodo Judarwanto, 2009).

Banyak diantara para orang tua yang tidak menyadari dan tidak

memperhatikan perkembangan dari anaknya. Bahkan mereka juga tidak dapat

mengenali gejala maupun tanda-tanda dari penyimpangan perkembangan yang

dialami oleh anaknya. ADHD sendiri juga biasanya baru menunjukkan gejala saat

anak berumur 6 tahun.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk memberikan

penyuluhan kepada Ibu-ibu PAUD di Desa Wonorejo dalam upaya mengenal

lebih dini penyimpangan perkembangan pada anak-anak. Sedangkan jenis

penyimpangan yang dibahas adalah ADHD (Attention Deficit Hyperactivity

Disorder). Dengan demikian, diharapkan para orang tua sadar akan pentingnya

mengenal gejala dan tanda dari ADHD, sehingga para orang tua dapat

memberikan perhatian yang lebih kepada anak dengan ADHD agar tetap dapat

beraktivitas seperti anak normal lainnya.

B. Tujuan Instruksional

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan sasaran

mampu mengetahui tentang deteksi dini penyimpangan perkembangan

pada anak-anak (ADHD)..

2. Tujuan khusus

Setelah mendapat penyuluhan tentang “Mengenal Lebih Dini

Penyimpangan Perkembangan pada Anak-anak (ADHD)”, diharapkan

peserta mampu:

a. Mengetahui pengertian ADHD

Page 5: Proposal Sap Adhd

b. Mengetahui penyebab ADHD

c. Mengetahui tanda dan gejala ADHD

d. Mengetahui penanganan ADHD

C. Materi Penyuluhan

1. Pengertian ADHD

2. Penyebab ADHD

3. Tanda dan gejala ADHD

4. Penanganan ADHD

D. Sasaran

Sasaran penyuluhan adalah Ibu-ibu Posyandu Desa Sumberbening,

Kecamatan Bantur

E. Metode

Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab.

F. Media

Media yang digunakan adalah leafleat dan lembar balik.

G. Pengorganisasian

Pukul Kegiatan

5 menit Orientasi, perkenalan, dan kontrak kegiatan

5 menit Validasi kondisi klien (Pre test dan pengukuran

tingkat kecemasan)

15 menit Penjelasan mengenai sehat jiwa

5 menit Diskusi tanya jawab

4 menit Post test

1 menit Terminasi

H. Kriteria Evaluasi

1. Struktur

a. Melakukan perizinan kepada kader desa dan perawat desa mengenai

kegiatan penyuluhan satu minggu sebelum acara

Page 6: Proposal Sap Adhd

b. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan

penyuluhan

c. Persiapan materi penyuluhan dan pemateri oleh Damar Dewangga

d. Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan yang dirumuskan di SAP

2. Proses :

a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta

b. Media yang digunakan adalah leaflet

c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit

d. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan

penyuluhan berlangsung

e. Peserta aktif dan antusias dalam megikuti kegiatan penyuluhan

3. Hasil

a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti

dan memahami tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,

serta penanganan ADHD

b. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mampu

mengenali ADHD pada anak-anak disekitarnya serta dapat

memberikan penanganan yang tepat, sehingga anak dengan ADHD

dapat beraktivitas normal.

I. Materi Penyuluhan (lampiran 1)

J. Daftar pustaka (lampiran 2)

K. Pretest dan Post-test penyuluhan (lampiran 3)

Page 7: Proposal Sap Adhd

Lampiran 1

Materi Penyuluhan

Konsep Tumbuh Kembang

A. Pengertian Tumbuh-Kembang

Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi

hingga dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti

bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak di dalam kandungan dan setelah

kelahiran merupakan suatu masa dimana mulai saat itu tumbuh kembang anak

dapat dengan mudah diamati. Sejak lahir hingga usia kurang lebih dua tahun

perkembangan anak sangat berkaitan dengan keadaan fisik dan kesehatannya.

Perkembangan kemampuan, terutama motorik, sangat pesat. Perbedaannya

sangat terlihat walau hanya dalam dua atau tiga bulan saja.

Ciri-ciri perkembangan antara lain :

a. Perkembangan melibatkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan disertai

dengan perubahan fungsi. Perkembangan sistem reproduksi

misalnya, disertai dengan perubahan pada organ kelamin.

Perubahan-perubahan ini meliputi perubahan ukuran tubuh secara

umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri baru sebagai

tanda kematangan suatu organ tubuh tertentu.

b. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya

Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan

sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Misalnya, seorang anak

tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Karena itu

perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan

menentukan perkembangan selanjutnya.

c. Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Perubahan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang

tetap, yaitu :

1) Perkembangan terjadi lebh dahulu di daerah kepala, kemudian

meuju ke arah kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal.

2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal

(gerakan kasar) lalu berkembang di daerah distal seperti jari-jari

Page 8: Proposal Sap Adhd

yang mempunyai kemampuan dalam gerakan halus. Pola ini

disebut proksimaldistal.

d. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan

berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya

anak terlebih daulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu

membuat gambar kotak, berdiri sebelum berjalan, dan lain-lain.

e. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

Perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-beda.

Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal masa remaja,

sedangkan bagian tubuh yang lain mungkin berkembang pesat

pada masa lainnya.

f. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun

demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi

dan lain-lain.

B. Penyimpangan Perkembangan

Penilaian perkembangan anak meliputi identifikas dini masalah-masalah

perkembangan anak dengan screening (skrining/penapisan/penjaringan) dan

surveillance ukuran standard atau non standard, yang juga digabungkan

dengan informasi tentang perkembangan sosial, riwayat keluarga, riwayat

medik dan hasil pemeriksaan mediknya.

Tolok ukur perkembangan meliputi motorik kasar, halus, berbahasa,

perilaku sosial dipakai dalam skrining pada Denver Developmental

Screening Test (DDST) dan Denver II misalnya. Sedangkan untuk IQ

(Intelligence Qotient), SQ (Social Qotient), EQ (Emotional Qotient) yang

dilakukan oleh para psikolog diperlukan untuk menetapkan batas-batas

kemampuan kurang, normal, atau berbakat (pada gifted children), pada tes

pemilihan sekolah/pendidikan yang tepat (placement test) atau semacam fit

and proper test pada orang dewasa. Dikatakan terdapat penyimpangan

perkembangan apabila kemampuan anak tidak sesuai dengan tolok ukur

(milestone) anak normal.

Page 9: Proposal Sap Adhd

Dalam survei diperoleh dari informasi kepedulian orang tua terhadap

perkembangan dan perilaku anaknya. Kategori kepedulian orang tua dalam

deteksi penyimpangan perkembangan anak adalah sebagai berikut :

a. Emosi dan perilaku

b. Berbicara dan berbahasa

c. Keterampilan sosial dan menolong diri sendiri

d. Motorik kasar

e. Motorik halus

f. Membandingkan dengan lingkungan

g. Masalah anak yang orang tuanya tidak mengeluh

Konsep ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

A. Pengertian ADHD

Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas atau gangguan

hiperkinetik atau “attention deficit/hyperactivity disorder” (ADHD) adalah

gangguan psikiatrik atau gangguan perilaku yang paling banyak dijumpai,

baik di sekolah ataupun di rumah. Gangguan ini merupakan salah satu

kelainan yang sering dijumpai pada gangguan perilaku anak. Dalam

tahun terakhir ini gangguan ADHD menjadi masalah yang mendapat

banyak sorotan dan perhatian utama dikalangan medis ataupun

masyarakat umum (Saputro, 2005).

Berikut adalah instrumen identifikasi yang diadaptasi dari kriteria

DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) IV untuk

rincian kriteria gangguan perilaku ADHD :

ADD (Attention Deficit Disorder) & ADHD (Attention Deficit Hyperactive

Disorder)

Inattention Hiperaktif-Impulsif

Gagal memperhatikan dengan detail

Sulit memperhatikan

Tidak mendengarkan

Tidak taat instruksi

Sulit mengorganisasi tugas-tugas

Tidak suka ditugasi

Tidak membawa peralatan sekolah

a. Hiperaktif

Gelisah

Tidak tahan di tempat duduk

Berlari atau memanjat berlebihan

Sulit diam

Menunjukkan keinginan untuk pergi

atau bergerak

Page 10: Proposal Sap Adhd

Beralih ke stimulus

Melupakan aktivitas

Bercakap-cakap berlebihan

b. Impulsif

Menjawab pertanyaan sebelum

selesai dibacakan

Tidak sabar menunggu giliran

Menyela, mengganggu,

memaksakan

Ketentuan :

Gejala hiperaktif impulsif, inattention ada pada anak sebelum usia 7

tahun.

Terjadi pada dua situasi-lokasi atau lebih.

Harus ada bukti klinis dan signifikansi kelemahan pada fungsi sosial,

akademik, atau pekerjaan.

B. Penyebab ADHD

1. Faktor Bawaan Fisik

a. Hereditas

Anak ADHD sering ditemukan pada keluarga yang memiliki

riwayat ADHD dan kelainan psikopatologis lainnya seperti mood

disorder, conduct disorder (perilaku menyimpang), anxiety

disorder, dan lain sebagainya (Faraone dkk. dalam Durand &

Barlow, 2006). Bahkan ditemukan 80% ADHD disebabkan oleh

faktor herediter (Rief, 2008).

b. Metabolisme Biologis

Aktivitas metabolisme tubuh juga berperan menjadi penyebab

ADHD. Metabolisme tubuh anak dengan ADHD secara umum

berbeda dengan anak normal. Metabolisme tubuh ini meliputi :

1) Terhambatnya aktivitas pada wilayah otak pada sebagian

besar wilayah frontal dan basal ganglia. Wilayah otak ini

berperan untuk mengontrol tingkat aktivitas, impulsifitas,

atensi, dan berfungsi sebagai pengendali perilaku.

2) Rendahnya metabolisme glukosa, sebagai sumber energi otak

di wilayah frontal otak.

Page 11: Proposal Sap Adhd

3) Kurangnya aliran darah pada wilayah otak tertentu yang

berhubungan dengan perilaku ADHD.

4) Kurangnya aktivitas elektrikal (hubungan antar simpul) pada

bagian-bagian otak yang berhubungan dengan ADHD (Rief,

2008).

c. Ketidakseimbangan Unsur Kimiawi Tubuh

Kondisi kekurangan, ketidakseimbangan, dan ketidakefektifan

kerja unsur kimiawi dalam otak (neurotransmitter) yang

berhubungan dengan kerja mengendalikan perilaku akan

menyebabkan ADHD (Rief, 2008). Neurotransmitter utama yang

berpengaruh adalah dopamine dan norepinephrine sebagai

pengatur atensi, menghalangi, mengendalikan, memotovasi, dan

melakukan aktivitas.

d. Struktur Otak dan Hambatan Perkembangan Otak

Struktur otak anak dengan ADHD memiliki volume otak lebih kecil

sekitar 3% sampai 4% dari anak normal. Anak dengan ADHD juga

mengalami keterlambatan di beberapa area otak, terutama di

wilayah cortex (Rief, 2008).

e. Komplikasi Pranatal, Natal, dan Postnatal

Pada saat hamil, ibu yang mengkonsumsi alkohol, nikotin dari

rokok, dan kontaminasi logam berat atau timah akan berpotensi

melahirkan anak dengan resiko ADHD (Rief, 2008). Pada saat

lahir, resiko ADHD ada pada bayi mengalami keracunan lahir, lahir

prematur, dan berat badan di bawah normal, mengalami trauma

pada bagian frontal otak, serta sakit yang berefek pada otak

seperti enchepalitis.

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dikatakan menjadi pemicu munculnya beberapa

symptom ADHD pada anak yang telah memiliki faktor bawaan fisik

ADHD. Hubungan antara faktor lingkungan sangat erat dengan faktor

kondisi fisik anak ADHD, sehingga seringkali terlihat overlapping.

Beberapa faktor lingkungan yang mencetuskan ADHD adalah : pola

asuh yang beresiko terhadap munculnya penyebab munculnya

symptom ADHD, seperti ibu perokok sehingga anak menghisap

racunnya; anak terlalu banyak makanan yang mengandung zat aditif

Page 12: Proposal Sap Adhd

seperti penyedap, pewarna, dan pengawet (Durand & Barlow, 2006);

serta keracunan logam berat pada anak yang sudah tidak bisa

ditolerir (Rief, 2008). Selain itu, secara psikologis dan sosial,

perlakuan lingkungan pada anak ADHD akan memperdalam kondisi

ADHD, seperti respon negatif lingkungan dan pemberian label anak

nakal paa mereka (Durand & Barlow, 2006).

C. Tanda dan Gejala ADHD

Ada 3 tanda utama anak yang menderita ADHD, yaitu :

1. Tidak ada perhatian

Ketidakmampuan memusatkan perhatian pada beberapa hal seperti

membaca, menyimak pelajaran, atau melakukan permainan.

Seseorang yang menderita ADHD akan mudah sekali teralih

perhatiannya karena bunyi-bunyian, gerakan, bebauan atau pikiran,

tetapi dapat memusatkan perhatian dengan baik jika ada yang

menarik minatnya.

2. Hiperaktif

Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus menerus,

tidak mampu duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur.

3. Impulsif

Bertindak tanpa berpikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan

raya, menabrak pot bunga pada waktu berlari di ruangan, atau

berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.

Setiap anak yang seringkali bertindak seperti contoh-contoh diatas

selama lebih ari 6 bulan berturut-turut, dibandingkan dengan anak seusianya,

dapat didiagnosa menderita ADHD. Gejala ini biasanya muncul sebelum si anak

berusia 6 tahun.

D. Penanganan ADHD

Penanganan gangguan ADHD dapat dilakukan dengan 2

pendekatan yaitu medis an perilaku. Pendekatan medis dilakukan dengan

mempertimbangkan faktor penyebab perilaku yang pada umumnya

berhubungan dengan kondisi fisik berupa kerusakan otak dan kondisi

kimiawi tubuh. Pendekatan medis hanya berhak diberikan oleh psikiater

atau dokter jiwa anak.

Page 13: Proposal Sap Adhd

Adapun pendekatan tingakah laku dilakukan dengan melihat

simptom perilaku ADHD dan kemungkinan untuk mengatur, mengurangi,

bahkan mengeliminir dengan penatalaksanaan perilaku. Pendekatan

yang digunakan adalah modifikasi perilaku dengan berbagai tekniknya.

Penanganan ADHD secara ideal dilaksanakan secara multidislipin

(medis, psikologis, pendidikan) dan berlangsung simultan untuk jangka

waktu yang panjang, bahkan sampai anak menjadi dewasa. Penanganan

bisa dilakukan oleh dokter jiwa berhubungan dengan kondisi medis,

psikolog untuk intervensi psikologis an perilaku, guru untuk penyesuaian

akademik, an orangtua sebagai tokoh kunci dalam membantu

keberhasilan proses simultan pengobatan di rumah. Proses pengobatan

juga memerlukan evaluasi untuk menilai efektifitas pengobatan an

mengientifikasi aa atau tidaknya masalah baru, baik berupa symptom

perilaku baru, maupun masalah gangguan sekunder.

Page 14: Proposal Sap Adhd

Lampiran 2

Daftar Pustaka

Chase C. Hearing Loss and Development : A Neuropsychologic Perspective.

Dalam : Eavey RD, Klein JO. Ed. Hearing Loss in Chilhoo : A Primer.

Ross Conference on Pediatric Research ke 102. Ohio, Ross lab; 1992:

88-94.

Durant, V.M. & Barlow, H.M. 2006. Essentials of Psychology. Terj. Helly Prajitno

2007. Intisari Psikologi Abnormal. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Irwanto dkk. 2006. Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak. FK Unair : Kapita

Selekta Ilmu Kesehatan Anak VI.

Needlman RD. Developmental Assessment. Dalam : Behrman, Kliegman, Jenson

Ed. Nelson’s Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia, Saunders

co; 2004: 62-6.

Rief, S.F. 2008. The ADD/ADHD Checlist A Practical Reference for Parent and

Teachers 2nd. Jossey Bass : USA.

Saputro, Dwidjo, 2009. ADHD (Attention Deficit /Hiperactivity Disorder) : Cetakan

I. Jakarta: CV.Sagung Seto.

Page 15: Proposal Sap Adhd

Lampiran 3

Evaluasi PreTest Penyuluhan

1. Kepanjangan ADHD adalah ...

a. Attention Deficit Hyperactivty Disorder

b. Attention Defisiency Hyperactivity Disorder

2. Ciri-ciri ADHD adalah ...

a. Perhatian, pendiam, dan impulsif

b. Tidak ada perhatian, hiperaktif, dan impulsif

3. Apa saja penyebab ADHD?

a. Virus, bakteri dan jamur

b. Keturunan, komplikasi kehamilan dan kelahiran, faktor lingkungan

4. Apa salah satu penanganan tingkah laku yang dapat dilakukan pada

penderita ADHD?

a. Terapi bermain

b. Minum obat

Page 16: Proposal Sap Adhd

Evaluasi Post-test Penyuluhan

1. Kepanjangan ADHD adalah ...

a. Attention Deficit Hyperactivty Disorder

b. Attention Defisiency Hyperactivity Disorder

2. Ciri-ciri ADHD adalah ...

a. Perhatian, pendiam, dan impulsif

b. Tidak ada perhatian, hiperaktif, dan impulsif

3. Apa saja penyebab ADHD?

a. Virus, bakteri dan jamur

b. Keturunan, komplikasi kehamilan dan kelahiran, faktor lingkungan

4. Apa salah satu penanganan tingkah laku yang dapat dilakukan pada penderita

ADHD?

a. Terapi bermain

b. Minum obat